bab ii tinjauan pustaka a.1....

13
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika. Bentuk penyakit ini yang paling serius disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, tetapi spesies berkait yang lain seperti (Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan kadang-kala Plasmodium knowlesi) turut mampu menjangkiti manusia. Kumpulan pathogenik manusia spesies Plasmodium ini dirujuk sebagai parasit malaria (Pinardi Hadijaja, 1994). Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia famili plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu: a. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria yang berat. b. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina. c. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana. d. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.

Upload: hakhuong

Post on 07-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.1. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa

parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya

melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali

tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika. Bentuk

penyakit ini yang paling serius disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan

Plasmodium vivax, tetapi spesies berkait yang lain seperti (Plasmodium

ovale, Plasmodium malariae, dan kadang-kala Plasmodium knowlesi) turut

mampu menjangkiti manusia. Kumpulan pathogenik manusia spesies

Plasmodium ini dirujuk sebagai parasit malaria (Pinardi Hadijaja, 1994).

Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia famili

plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4

macam parasit malaria yaitu:

a. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering

menyebabkan malaria yang berat.

b. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina.

c. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana.

d. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena

umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

5

Parasit Malaria disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina inaktif.

Sebagian besar nyamuk Anopheles menggigit pada malam hari, puncak

gigitan nyamuk dari malam sampai fajar. (Pinardi Hadijaja, 1994)

Parasit membiak dalam sel darah merah, menyebabkan simptom

termasuk anemia (kepala rasa ringan, sesak nafas), termasuk juga simptom

umum lain seperti demam, sejuk, mual, koma dan kematian. Penyebaran

Malaria dapat dikurangi dengan menghalang gigitan nyamuk melalui

kelambu nyamuk dan penghalang serangga, atau melalui langkah

pengawalan nyamuk seperti menyembur racun serangga dalam rumah dan

mengeringkan kawasan air bertakung di mana nyamuk bertelur. (Celestinus

Eigya Munthe,2001).

Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi lebih dari

satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed

infection). Dari kejadian infeksi campuran ini biasanya paling banyak dua

jenis parasit, yakni campuran antara Plasmodium falcifarum dengan

Plasmodium vivax atau Plasmodium malaria. (Widoyono. 2008)

Masa inkubasi malaria sekitar 7-30 hari, tergantung spesiesnya.

Plasmodium falciparum melakukan waktu 7-14 hari, Plasmodium vivax dan

Plasmodium ovale 8-14 hari , sedangkan Plasmodium malaria melakukan

waktu 7-30 hari. Masa inkubasi ini dapat memanjang karena berbagai faktor

seperti pengobatan dan pemberian profilaksis dengan dosis yang tidak

adekuat.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

6

A.2. Siklus Hidup Malaria

Proses masuknya Plasmodium kedalam tubuh yaitu nyamuk muda

mula-mula menelan parasit malaria dari makan manusia yang telah

terkontaminasi dan nyamuk Anopheles yang dijangkiti membawa sporozoid

Plasmodium dalam kelenjar liur mereka. Nyamuk dijangkiti apabila ia

menghisap darah dari manusia yang telah terinfeksi, apabila ditelan

(gametocytes) parasit yang dihisap dalam darah akan berubah menjadi

gamet jantan dan betina dan kemudian bersatu dengan perut nyamuk. Ia

kemudian menghasilkan ookinete yang menembus lapisan perut dan

menghasilkan oocyst pada dinding perut. Apabila oocyst pecah, ia

membebaskan (sporozoite) yang bergerak melalui tubuh nyamuk kepada

kelenjar liur, di mana ia bersedia untuk menjangkiti manusia baru.

Penyebaran ini kadang kala dikenali sebagai pemindahan stesyen anterior.

Sporozoid ditusuk masuk kedalam kulit, bersama-sama air liur, apabila

nyamuk menghisap darah yang berikutnya. (Widoyono. 2008)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

7

Malaria tidak dapat ditularkan secara kontak langsung dari satu

manusia ke manusia lainnya. Tetapi penyakit ini dapat menular malalui

transfusi donor yang darahnya mengandung parasit malaria. Malaria yang

klasik disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi

parasit malaria. Tidak semua nyamuk dapat menularkan malaria. Seseorang

menjadi terinfeksi malaria setelah digigit nyamuk Anopheles betina yang

sudah terinfeksi parasit malaria.

Pada saat nyamuk betina menggigit, dia memasukkan air liurnya yang

mengandung parasit ke dalam peredaran darah di dalam tubuh manusia.

Selanjutnya parasit masuk ke dalam sel-sel hati manusia. Sekitar 1 hingga 2

minggu setelah digigt, parasit kembali masuk ke dalam darah. Pada saat ini

manusia tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda atau gejala malaria.

Parasit tersebut selanjutnya menyerang sel darah merah dan mulai memakan

hemaglobin, bagian darah yang membawa oksigen. Pecahnya sel darah

merah yang terinfeksi Plasmodium ini dapat menyebabkan timbulnya gejala

demam disertai menggigil. Karena banyak sel darah merah yang pecah,

maka menyebabkan anemia. (Widoyono. 2008)

Apabila seseorang telah terinfeksi Plasmodium gejalanya mulai timbul

dalam waktu 10-35 hari setelah parasit masuk ke dalam tubuh manusia

melalui gigitan nyamuk. Gejala awalnya seringkali berupa demam ringan

yang hilang-timbul, sakit kepala, sakit otot dan menggigil, bersamaan

dengan perasaan tidak enak badan (malaise). Kadang gejalanya diawali

dengan menggigil yang diikuti oleh demam. Gejala ini berlangsung selama

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

8

2-3 hari dan sering diduga sebagai gejala flu. Pola penyakitnya pada

keempat jenis malaria ini berbeda. (Riyanto, PN. 2000).

Pada malaria falciparum bisa terjadi kelainan fungsi otak, yaitu suatu

komplikasi yang disebut malaria serebral. Gejalanya adalah demam

minimal 40 OC, sakit kepala hebat, mengantuk, delirium (mengigau) dan

linglung. Malaria serebral bisa berakibat fatal. Paling sering terjadi pada

bayi, wanita hamil dan pelancong yang baru datang dari daerah malaria.

Pada malaria vivax, mengigau bisa terjadi jika demamnya tinggi, sedangkan

gejala otak lainnya tidak ada. Pada semua jenis malaria, jumlah sel darah

putih total biasanya normal tetapi jumlah limfosit dan monosit meningkat.

Jika tidak diobati, biasanya akan timbul jaundice ringan (sakit kuning) serta

pembesaran hati dan limpa. Kadar gula darah bahkan bisa turun lebih rendah

pada penderita yang diobati dengan kuinin. Jika sejumlah kecil parasit

menetap di dalam darah, kadang malaria bersifat menetap.

Gejalanya adalah apati, sakit kepala yang timbul secara periodik,

merasa tidak enak badan, nafsu makan berkurang, lelah disertai serangan

menggigil dan demam. Gejala tersebut sifatnya lebih ringan dan

serangannya berlangsung lebih pendek dari serangan pertama. Blackwater

fever adalah suatu komplikasi malaria yang jarang terjadi. Demam ini

timbul akibat pecahnya sejumlah sel darah merah. Sel yang pecah

melepaskan pigmen merah (hemoglobin) ke dalam aliran darah. Hemoglobin

ini dibuang melalui air kemih dan merubah warna air kemih menjadi gelap.

Blackwater fever hampir selalu terjadi pada penderita malaria falciparum

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

9

menahun, terutama yang mendapatkan pengobatan kuinin. (Riyanto, PN.

2000).

Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh

tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium

(khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan

diagnosa yang akan diberikan kepada penderita. Pemeriksaan yang sering

dilakukan adalah pemeriksaan dengan menggunakan sediaan darah.

A.3. Pengobatan

Berdasarkan hasil pemeriksaan pengobatan yang biasa diberikan adalah :

1. Klorokuin

Kerja obat ini terhadap skizon darah: sangat efektif terhadap semua

jenis parasit malaria dengan menekan gejala klinis dan

menyembuhkan secara klinis dan radikal, obat pilihan terhadap

serangan akut, demam hilang dalam 24 jam dan parasitemia hilang

dalam 48-72 jam; bila penyembuhan lambat dapat dicurigai terjadi

resistensi (gagal obat) terhadap Plasmudium falciparum yang resisten

klorokuin masih dapat mencegah kematian dan mengurangi

penderitaan. Gametosit tidak evektif terhadap gamet dewasa tetapi

masih efektif terhadap gamet muda. Efek sampingnya gangguan

gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut dalam

keadaan kosong pandangan kabur, sakit kepala, pusing (vertigo)

gangguan pendengaran (Nuraini Widjajanti,v.1988)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

10

2. Primakuin

Kerja obat ini bagi skizon jaringan sangat efektif terhadap

Plasmudium falciparum dan Plasmudium vivax, terhadap Plasmudium

malaria tidak diketahui, skizon darah: aktif terhadap Plasmudium

falciparum dan Plasmudium vivax tetapi memerlukan dosis tinggi

sehingga perlu hati-hati, gametosit sangat efektif terhadap semua

spesies parasit, hipnosoit dapat memberikan kesembuhan radikal pada

Plasmudium vivax dan Plasmudium ovale. Efek sampingnya:

gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, anoreksia, sakit perut

terutama bila dalam keadaan kosong, Kejang-kejang atau gangguan

kesadaran, gangguan sistem haemopoitik. (Nuraini Widjajanti,v.1988)

3. Kina

Kerja obat ini adalah skizon darah sangat efektif terhadap

penyembuhan secara klinis dan radikal Gametosit: tidak berefek

terhadap semua gamet dewasa Plasmudium falciparum dan terhadap

spesies lain cukup efektif. Efek sampingnya adalah chinchonisme

Syndrom dengan keluhan pusing, sakit kepala, gangguan pendengaran

telinga berdenging (tinuitis dll), mual dan muntah, tremor dan

penglihatan kabur. (Nuraini Widjajanti,v.1988)

4. Sulfadoksin Pirimetamin (SP), Kerja obat ini adalah skizon darah

sangat efektif terhadap semua Plasmudium falciparum dan kuang

efektif terhadap parasit lain dan menyembuhkan secara radikal.

Efeknya bisa lambat bila dipakai dosis tunggal sehingga harus

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

11

dikombinasikan dengan obat lain (Pirimakuin) .Gametosit: tidak

efektif terhadap gametosit tetapi pirimetamin dapat mensterilkan

gametosit. Efek sampingnya gangguan gastro-intestinal seperti mual,

muntah pandangan kabur sakit kepala, pusing (vertigo) ,haemolisis,

anemia aplastik. (Nuraini Widjajanti,v.1988)

B. Jenais – jenis Plasmodium

Plasmodium adalah protozoa parasit, yang menyebabkan penyakit

malaria pada manusia. Protozoa ini masuk pada tubuh manusia melalui

nyamuk Anopheles betina. Ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan

penyakit malaria, yaitu :

a. Plasmodium falciparum, yang menyebabkan malaria tropika.

Plasmodium falciparum berbeda dengan plasmodium lain pada

manusia, hanya ditemukan bentuk-bentuk cincin dan gametosit dalam

darah tepi, kecuali pada infeksi berat, ada bentuk yang khas pada

cincin halus, seringkali dengan titik kromatin rangkap walaupun tidak

ada gametosit. Bentuk skizon lonjong atau bulat jarang sekali

ditemukan dalam darah tepi. Skizon ini menyerupai skizon

Plasmodium vivax, tetapi tidak mengisi seluruh eritrosit. Gametosit

yang muda mempunyai bentuk lonjong sehingga memanjang dinding

sel darah merah, setelah mencapai perkembangan akhir parasit ini

menjadi bentuk pisang yang khas, yang disebut dengan bentuk sabit.

(pribadi wita,Saleha sungkar,1994)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

12

b. Plasmodium vivax, yang menyebabkan malaria tersiana.

Eritrosit yang dihinggapi plasmodium vivax membesar dan

menjadi pucat, karena kekurangan hemoglobin. Tropozoit muda

tampak seperti cincin dengan inti satu sisi, bila tropozoit tumbuh

maka bentuknya menjadi tidak teratur, berpigmen halus dan

menunjukkan gerakan ameboid yang jelas. Gametosit berbentuk

lonjong, hampir mengisi seluruh eritrosit. Mikrogametosit

mempunyai inti besar yang berwarna merah muda pucat dan

sitoplasma berwarna biru pucat. Makrogametosit mempunyai

sitoplasma yang berwarna lebih biru dengan inti yang padat

berwarna merah dan letaknya dibagian pinggir parasit. (pribadi wita,

Saleha sungkar,1994)

c. Plasmodium malaria, yang menyebabkan malaria quartana

Plasmodium malaria mempunyai ukuran lebih kecil dan

memerlukan sedikit hemoglobin dibanding dengan plasmodium

vivax. Bentuk cincin mirip dengan plasmodium vivax hanya

sitoplasmanya lebih biru dan parasitnya lebih kecil, lebih teratur dan

lebih padat. Tropozoit yang sedang tumbuh mempunyai butir-butir

pigmen yang kasar dan berwarna tengguli tua atau hitam, Parasit ini

berbentuk seperti pita yang melintang pada sel darah merah dan

pigman kasar menggumpul dipinggir parasit. ( pribadi wita, Saleha

sungkar,1994)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

13

d. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale

Semua stadium dari parasit ini dapat ditemukan di darah tepi.

Bentuk eritrosit menjadi lonjong atau oval dan agak pucat. Bentuk

tropozoit tua tidak amoeboid vokuolanya tidak jelas dan pigmen

malarianya kasar. Pada skizon matang hampir mengisi seluruh

eritrosit dan mempunyai pigmen yang padat. (sandjaja,2007).

Morfologi dari parasit malaria dengan membuat sediaan darah

tipis dan tetes darah tebal pada waktu siklus schizogoni. Marfologi

ini perlu diperhatikan pada eritrosit yang terinfeksi dan bentuk setiap

stadium dari parasitnya sendiri.

Bentuk dan ukuran eritrosit yang terinfeksi oleh plasmodium

falciparum dan tidak mengalami perubahan, sedangkan eritrosit

yang terinfeksi oleh plasmudiun vivax akan mengalami pembesaran,

bahkan eritrosit yang diinfeksi oleh plasmodium ovale selain

membesar juga mengalami distrosi berupa pemanjangan hingga

pembentukan ovale. (sandjaja,2007)

C. Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan mikroskopis

a. Cara pembuatan sediaan darah tebal (untuk microfilaria)

1-2 tetes darah segar yang diambil dari tusukan jari diteteskan

pada slide yang bersih, tetesan darah dilebarkan sambil menggerakkan

kaca secara berputar, sampai menjadi sediaan darah dengan diameter 2

cm, tanpa terjadi pembentukan fibrin. Kemudian kering udara dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

14

bebas dari debu. Sediaan darah tebal tidak boleh dipanaskan karena

akan menfiksasi sel darah merah. Sebelum dipulas sediaan darah tebal

harus dihemolisis terlebih dahulu dengan aquades sampai hemoglobin

hilang, kemudian langsung dipulas. (Hadidjaja, 1994)

b. Cara pembuatan sediaan darah apus

Jari tangan yang akan ditusuk dengan lanset dibersihkan

terlebih dahulu dengan kapas alcohol 70%. Darah yang keluar dari

luka tusukan diteteskan pada ujung kaca yang sudah bersih dan bebas

lemak (kaca benda I).

Pada tepi tetesan darah tersebut diletakkan tepi kaca benda

lainnya (kaca benda II) dengan membentuk sudut 30-40oC, sehingga

darah akan menyebar disepanjang tepi kaca benda II. Bila darah telah

menyebar rata, maka kaca benda II didorong sepanjang kaca benda I,

sehingga terbentuk apusan darah tipis dan rata dengan ujungnya

berbentuk lidah. Apusan darah dikeringkan, kemudian difiksasi

dengan metilalkohol 100% selama 1 menit.

c. Cara pembuatan sediaan darah kombinasi apus dan tebal

Untuk surfai di lapangan, ternyata lebih praktis bila dibuat

sediaan darah apus dan tebal pada satu kaca benda. Yang perlu

diperhatikan dalam sediaan kombonasi ini adalah

a. Sediaan darah tebal harus sudah kering sebelum dipulas

b. Hanya bagian sediaan darah apus yang difiksasi dengan

metilalkohol 100% sebelum dipulas.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

15

Cara memulas sediaan darah dengan pulasan giemsa

Sediaan darah apus yang sudah difiksasi kemudian ditetesi

larutan giemsa yang sudah dilarutkan dengan larutan buffer pH 7,2

sampai larutan menutupi seluruh permukaan sediaan darah. Lama

pemulasan adalah 25-30 menit. Kemudian darah dicuci dengan air

keran yang mengalir sehingga larutan giemsa turut mengalir dengan

air. Dengan demikian tidak ada sisa zat warna yang mengendap pada

sediaan darah. Cara mencuci sediaan darah ini penting demi

memperoleh sediaan darah yang bersih tanpa ada kotoran dan endapan

giemsa yang menganggu pemeriksaan. (Hadidjaja, 1994)

d. Teknik mikroskopis lain

Berbagai jenis upaya telah dilakukan untuk meningkatkan

sensitivitas teknik mikroskopis yang konvensional, diantaranya

Teknik QBC (Quantitavie Buffy Coat) dengan pulasan jingga akridin

(acridine orange) yang berfluoresensi dengan pemeriksaan mikroskop

fluoresen merupakan salah satu hasil usaha ini, tetapi masih belum

dapat digunakan secara luas seperti pemeriksaan sediaan darah tebal

dengan pulasan Giemsa menggunakan mikroskop cahaya biasa.

Teknik Kawamoto, merupakan modifikasi teknik pulasan jingga

akridin yang memulas sediaan darah bukan dengan giemsa tetapi

dengan akridin dan diperiksa dengan mikroskop cahaya yang diberi

lampu halogen.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malariadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sitihaniah... · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang

16

2. Metode lain tanpa mikroskop.

Beberapa metode untuk mendeteksi parasit malaria tanpa

mengguankan mikroskop telah dikembangkan dengan maksud untuk

mndeteksi parasit lebih baik daripada dengan mikroskop cahaya. Metode

ini mendeteksi protein atau asam nukleat yang berasal dari parasit. Teknik

dip-stick: mendeteksi secara imuno-enzimatik suatu protein kaya histidine

II yang spesifik parasit (immuno enzymatic detection of the parasite

spesific histidine rich protein II). Tes spesifik untuk plasmodium

falciparum telah dicoba pada beberapa negara, antara lain di Indonesia.

Tes ini sederhana dan cepat karena dapat dilakukan dalam waktu 10 menit

dan dapat dilakukan secara massal. Selain itu, tes ini dapat dilakukan oleh

petugas yang tidak terampil dan memerlukan sedikit latihan. Alatnya

sederhana, kecil dan tidak memerlukan aliran listrik. (Sandjaja, 2007)

Tes diagnostik cepat (RDT, Rapid diagnostic test)

Seringkali pada KLB, diperlukan tes yang cepat untuk

menanggulangi malaria dilapangan dengan cepat. Metode ini mendeteksi

adanya antigen malaria dalam darah dengan cara imunokromatografi,

dibandingkan uji mikroskopis, test ini mempunyai kelebihan yaitu hasil

pengujian dengan cepat dapat diperoleh, tetapi lemah dalam hal

spesifisitas dan sensitifitasnya (Riyanto, PN. 2000).