bab ii tinjauan pustaka a. pengertian malaria

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit tersebut secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar dibeberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat yang rawan malaria terdapat pada Negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampuan atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur. World malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di dunia. Komitmen global pada millennium Development Goals (MDGs) menempatkan upaya pemberantasan malaria ke dalam satu tujuan bersama yang harus di capai sampai dengan tahun 2015 melalui tujuan ketujuh yaitu pemberantas penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis. Dengan Development goals (SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantas malaria tertuang dalam tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemis AIDS, tuberkulosis, malaria, penyakit neglected-tropical sampai dengan tahun 2030. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak dan ibu yang melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama dikawasan timur Indonesia. Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi terutama didaerah yang terjadi perubahan lingkungan, 5

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan

golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.

Penyakit tersebut secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan

salah satu penyakit yang tersebar dibeberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat yang rawan

malaria terdapat pada Negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampuan atau

pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan

sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.

World malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di

dunia. Komitmen global pada millennium Development Goals (MDGs) menempatkan upaya

pemberantasan malaria ke dalam satu tujuan bersama yang harus di capai sampai dengan tahun

2015 melalui tujuan ketujuh yaitu pemberantas penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis.

Dengan Development goals (SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantas malaria tertuang dalam

tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi

semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemis AIDS, tuberkulosis, malaria,

penyakit neglected-tropical sampai dengan tahun 2030.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian

bayi, anak dan ibu yang melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Angka

kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama dikawasan timur Indonesia. Kejadian Luar

Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi terutama didaerah yang terjadi perubahan lingkungan,

5

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

misalnya tambak udang atau ikan yang tak terpelihara, penebangan pohon bakau sebagai bahan

bakar dan arang, muara sungai yang tersumbat yang akan menjadi tempat perindukan nyamuk

malaria (Zulkoni H Akhsin,2010).

B. Epidemiologi Malaria

Epidemiologi yang diberikan dingin sudah tidak ditemukan lagi di daerah endemic

malaria. Namun demikian, malaria masih merupakan kesehtaan yang besar di daerah tropis dan

subtropics dibrash, asia tenggara, dan seluruh sub-sahara afrika. WHO,2002 mengembangkan

suatu program satu respons terpadu untuk mengatasi masalah endemis malaria di Negara

berkembang. Respons tersebut berupa roll back malaria (rbm) yang diartikan sebagai” gerak

malaria” yang merupakan gerakan bersama, terpadu antara pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, lembaga donor dan masyarakat. Gerakan malaria bertujuan untuk mengurangi

beban malaria sebanyak 50% yang dimulai sejak tahun 2006.

The world malaria report (2010) menjelaskan, sebanyak lebih dari 1 juta orang termasuk

anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria di mana 80% kematian terjadi afrika, dan 15%

di asia (termasuk eropa timur). Secara keseluruhan terdapat 3,2 miliar penderita malaria di dunia

yang terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di afrika yaitu sebelah

selatan sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul kembali

di asia tengah, eropa timur dan asia tenggara (WHO,2011).

C. Siklus hidup plasmodium

1. Siklus pada manusia

Pada saat nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia sporozoit yang berada di

kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam perederan darah selama kurang lebih1/2 jam. Setelah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang

menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus

ini disebut siklus eksoerritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.

Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagai tropozoit hati tidak berkembang

menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dormant yang

disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam hati selama berbulan-bulan bahkan

bertahun-tahun. Pada suatu saat imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat

menimbulkan relaps (kambuh ).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk keperedaran darah dan

menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasite tersebut berkembang dari

stadium sporozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan

aseksusal ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit

yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus

eritrositer.Setelah sampai 2-3 siklus skizogoni darah, sebagai merozoit yang menginfeksi sel

darah merah akan membentuk stadium seksual (genosit jantan dan betina).

2. Siklus dalam tubuh Nyamuk Anopheles betina

Nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit di dalam tubuh

nyamuk, gamet jantan dan gamet malakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot tersebut

berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding

lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya

bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh

manusia sampai timbulnya gejala klinis yang di tandai dengan demam bervariasi, tergantung

dari spesies plasmodium, sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai sporozoit masuk

sampai parasite dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.

Siklus hidup nyamuk diawali dari telur, larva kepompong dan nyamuk berikut dapat

dijelaskan masing masing siklus hidup nyamuk, yaitu:

a. Telur

1) Diletakan di permukaan air atau benda- benda lain di permukaan air.

2) Ukuran telur ± 0,5mm, dengan jumlah telur (sekali bertelur) 100-300 butir, rata-

rata 150 butir, dan frekuensi bertelur dua atau tiga hari

3) Lama menetas dapat beberapa saat setelah kena air, hingga dua sampai tiga hari

setelah berada di air, dan menetas menjadi larva (larva).

b. Larva

1) Larva terletak di air dan mengalami empat masa pertumbuhan ( stadium) yaitu:

stadium 1 (±1 hari), stadium II (±1-2hari), stadium III (±2hari), dan stadium IV

(±2-3hari).

2) Masing-masing stadium ukurannya berbeda-beda dan juga bulu-bulunya, dan tiap

pergantian stadium disertai dengan pergantian kulit dan belm ada perbedaan

jantan dan betina

3) Pergantian kulit terakhir berubah menjadi kepompong dengan umur rata-rata

antara 8-14hari

c. Kepompong

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Kepompong terdapat di air, tidak memerlukan makanan tetapi memerlukan udara,

untuk menetas 1-2 hari menjadi nyamuk, dan umunya nyamuk jantan menetas lebih dahulu

daripada nyamuk betina.

d. Nyamuk dewasa

Nyamuk anopheles dewasa bentuk badannya lebih besar kalau di bandingkan dengan

rata-rata nyamuk lain, mempunyai urat sayap bersisik, mempunyai prombosis panjang,

mempunyai sirip penutup tubuh , sisik pada pinggir sayap berubah menjadi jumbai, dan sayap

terdiri dari 6 urat sayap, yaitu urat sayap 2,4,dan 5 bercabang. Jumlah nyamuk jantan dan betina

menetas dari sekelompok telur pada umumnya sama banyak(1:1), nyamuk jantan umurnya lebih

pendek dari nyamuk betina± seminggu, nyamuk betina lebih panjang daripada nyamuk jantan

dan nyamuk betina dapat terbang jauh antara 0,5-5km.

1. Gejala Malaria

Gejala umum penyakit malaria yaitu demam. Di duga terjadinya hubungan dengan

proses skizogoni (pecahnya merozoit/skizon). Gambaran karakteristik dari malaria adalah demam

periodik, anemia dan splenomegali. Berat ringannya manifestasi malaria tergantung jenis

plasmodium yang menyebabkan infeksi. Untuk P. falciparum demam tiap 2448 jam, P. vivax

demam tiap hari ke-3, P. malariae demam tiap hari ke-4, dan P. ovale memberikan infeksi yang

paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan. Sebelum timbulnya demam,

biasanya penderita mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di hulu hati,

atau muntah (semua gejala awal ini disebut gejala prodromal), (Kurniawan,2008).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Menurut berat-ringannya tanda-tanda dan gejalanya, gejala malaria dapat dibagi

menjadi 2 jenis:

a. Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi)

Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya

cukup menyiksa. Gejala malaria yang utama yaitu: demam dan menggigil, juga dapat disertai

sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat

bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit berasal.

Gejala malaria ini terdiri dari tiga stadium berurutan yang disebut trias malaria,yaitu:

1) Stadium dingin (cold stage)

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi penderita cepat,

tetapi lemah. Bibir dan jari – jari pucat kebiru – biruan (sianotik). Kulitnya kering dan pucat,

penderita mungkin muntah dan pada penderita anak sering terjadi kejang. Stadium ini

berlangsung selama 15 menit – 60 menit, (Arsin,2012:64).

2) Stadium demam (hot stage)

Setelah menggigil/merasa dingin, pada stadium ini penderita mengalami serangan

demam. Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperi

terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah-

muntah. Nadi penderita menjadi kuat kembali. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu

badan bisa meningkat sampai 410C. Stadium ini berlangsung selama 2–4 jam, (Arsin,2012:64).

3) Stadium berkeringat (sweating stage)

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat

tidur. Namun suhu badan pada fase ini turun dengan cepat, kadang–kadang sampai di bawah

normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah, tetapi tanpa

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

gejala lain. Stadium ini berlangsung selama 2-4 jam. Sesudah serangan panas pertama terlewati,

terjadi interval bebas panas selama antara 48-72 jam, lalu diikuti dengan serangan panas

berikutnya seperti yang pertama dan demikian selanjutnya. Gejala–gejala malaria “klasik” seperti

diuraikan di atasa tidak selalu ditemukan pada setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies

parasit, umur, dan tingkat imunitas penderita, (Arsin,2012:64).

Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. Pada infeksi

P. falciparum dapat menimbulkan malaria berat dengan komplikasi umumnya digolongkan

sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium

aseksual dengan satu atau lebih komplikasi, (Harijanto P. N,2000).

b. Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)

Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit

malaria melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test

(RDT) dan disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:

1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan

kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja,

tingkah laku berubah).

2) Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri).

3) Kejang-kejang.

4) Panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning.

5) Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir

kering, produksi air seni berkurang), Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan.

6) Nafas cepat atau sesak nafas.

D. Pengendalian

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

1. Pengendalian malaria

Penanggulangan malaria seharusnya ditunjukan untuk memutuskan rantai penularan

antara host, agent, dan environment, pemutusan rantai penularan ini harus di tunjukan kepada

sasaran yang tepat, yaitu:

Penangulangan vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan

rumah dengan insektisida), dengan dibunuhnya nyamuk tersebut maka dapat memutus

penyebaran/ transmisi penyakit malaria. Kegiatan anti jentik dan mengurangi atau

menghilangkan tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah (density) nyamuk dapat

dikurangi dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria.

Marwoto(1989) menyebutkan bahwa penanggulangan vector dapat dilakukan dengan

memanfaatkan ikan pemakan jentik, penelitian biologik yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa prospek terbaik adalah ikan, karena mudah dikembangbiakkan, ikan suka memakan

jentik, dan sebagai sumber protein bagi masyarakat. menjelaskan bahwa ikan nila memiliki daya

adaptasi tinggi berbagai jenis air, Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan di laut (Arsin A.

Arsunan, 2012).

E. Cara pencegahan

Cara pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain:

1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakai

kelambu, tidak berada di luar rumah pada malam hari mengolesi badan dengan lotion anti

nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.

2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak- semak di

sekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahkan di dalam rumah tidak

gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

F. Karakteristik

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian malaria ditinjau dari sisi epidemiologi:

1. Host (manusia dan nyamuk)

a. Manusia

1) Umur

Usia anak-anak lebih rentan terkena malaria. Anak yang bergizi baik justru lebih sering

mendapatkan kejang dan demam malaria dibandingkan dengan anak yang bergizi buruk, namun

anak yang bergizi baik lebih baik maupun untuk mengatasi malaria berat daripada anak bergizi

buruk.

2) Jenis kelamin

Perempuan memiliki respons yang lebih baik dibandingkan laki-laki, namun apabila

menginfeksi wanita hamil maka akan terjadi anemia berat.

3) Pendidikan

Menurut Kawatu (2011), menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara

pendidikan dengan kejadian malaria dan orang yang berpendidikan rendah mempunyai risiko

2,02 kali untuk menderita malaria dibandingkan dengan orang yang pendidikan tinggi.

Menurut yuwarni (2012), menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara

orang yang berpendidikan tinggi dengan orang yang pendidikan rendah dengan kejadian malaria

4) Pekerjaan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Suharmasto (2000), menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara perkerjaan

dengan kejadian malaria dan orang yang pekerjaan berisiko mempunyai risiko 2,82 kali untuk

terserang malaria dibandingkan dengan orang yang pekerjaannya tidak berisiko.

G. Faktor Kejadian Malaria

1. Teori BLUM

Blum dari hasil penelitiannya di amerika menyatakan bahwa statsus kesehatan seseorang

itu di pengaruhi oleh 4 faktor, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehataan, dan herditas atau

keturunan.H.L.Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar

terhadap status kesehatan; kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku, pelayanan kesehatan,

dan keturunan yang mempunyai andil paling kecil terhadap statsus kesehatan. Keempat faktor

tersebut selain beerpengaruh langsung kepada kesehatan juga saling berpengaruh satu sama lain.

Status kesehatan akan tercapai secara optimal jika keempat faktor tersebut secara bersama-sama

mempunyai kondisi yang optimal pula. Jika salah satu faktor berada dalam keadaan yang tidak

optimal, maka status kesehatan akan bergeser kea rah dibawah optimal.

Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi

sehat secara holistic bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spititual dan sosial

dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan kondisi sehat seperti di perlukan suatu keharmonisan

dalam menjaga kesehatan tubuh.H.L.Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut merupakan faktor

determinan timbulnya masalah kesehatan.

Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor lingkungan(sosial,ekonomi, politik, budaya),

faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

kualitasnya) dan faktor genitik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang

mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarkat.

Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang

paling besar dan paling sukar di tanggulamgi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini

disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan

karena lingkungan hidup manusia juga sangat berpengaruhi oleh perilaku masyarakat.

Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita terhadap

kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma sakit

yakni kesehatan hanya dipandang sebagi upaya memyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin

hubungan dokter dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai

adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang suatu tindakan untuk menjaga dan

meningkatan derjat kesehatan individu ataupun masyarakat.

Munculnya penyakit malaria disebabkan oleh berbagai faktor yang menunjang vektor

nyamuk anhopeles bisa tetap survival karena penyesuaian terhadap lingkungan yang ada

sehingga faktor yang pertama adalah lingkungan kemudia perilaku, pelayanan kesehatan, dan

hereditas. Hal ini serupa yang di ungkapkan oleh Hendrick L. Blum (1974) bahwa faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarkat adalah:

a. Lingkungan

b. Perilaku

c. Pelayanan kesehatan

d. Hereditas

Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan, hereditas.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

a. Lingkungan

Berbicara mengenai lingkungan serimg kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan

yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini

jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak

dapat dikelola dengan baik, populasi, udara, air dan tanah juga menjadi penyebab. Upaya

menjaga lingkungan menjadi tangung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua

pihak.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda hidup,

benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya.Termasuk suasana yang

terbentuk, maka terjadi interaksi di antara elemen-elemen di alam tersebut.Faktor lingkungan

menempati urutan ke 3 dalam indicator kunci status kesehata masyarkat.Ketinggian,

kelembaban, curah huja, kondisi satwa maupun tumbuhan memainkan peranan di sini.Tetapi

bagaimanapun juga, kondisi lingkungan dapat dimodifikasi dan dapat dipekirakan dampak atau

ekses buruknya sehingga dapat dicarikan solusi ataupun kondisi yang paling optimal bagi

kesehatan manusia.

Indikator lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya kondisi rumah

sehat, ketersediaan air bersih, saranan buangan air limbah (SPAL), sampah dan jamban sehat.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk

social kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interkasi individu satu dengan yang

lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan social yang buruk dapat menimbulkan

masalah kejiwaan.

b. Perilaku Masyarakat

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Menurut sekijo Notoatmojo (1997), pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan

jiwa (berpendapat berpikir, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respons terhadap situasi

di luar subyek tersebut. Response ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) dan juga dapat bersifat

aktif (dengan tindakan atau action).

Perilaku yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat mencakup perilaku

terhadap sakit dan penyakit perilaku terhadap system pelayanan kesehatan, perilaku terhadap

makanan, dan perilaku terhadap lingkungan.

1) Perilaku dalam bentuk pengetahuan.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya penyakit

termasuk penyakit malaria.Hal ini didukung oleh penelitian Husin. Alamsyah, dkk (2001), yang

menyatakan bahwa masyarkat yang berpengetahuan rendah terhadap penyakit malria menjadi

salah satu penyab tingginya insiden malaria di gugus Kepulauan Aceh.

2) Perilaku dalam bentuk sikap.

Sikap yang positif akan cenderung membawa masyrakat untuk bertindak dalam

mencegah terjadi penularan penyakit termasuk penyakt malaria. Hal ini didukung oleh soetanto,

dkk (1980) dalam husin, Alamsyah dkk (2001) menyatakan bahwa buruknya kebiasanya dan

sikap masyarkat merupakan salah satu faktor pendukung penyebaran malaria.

3) Perilaku dalam bentuk tindakan.

Tindakan adalah suatu respon terhadap rangsangan atau stimulus dalam bentuk nyata

yang dapat di observasi secara langsung melalui kegiatan wawancara dam kegiatan responden,

merupakan bentuk tindakan nyata/ tindakan seseorang (overt behavior). Terwujudnya sikap agar

menjadi suatu perbuatan (tindakan) nyata diperlukan penduduk atau kondisi yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

memungkinkan, misalnya faktor dukungan dari pihak keluarga, teman dekat ataupun masyarakat

sekitar.

4) Perilaku hidup bersih dan sehat

Kebiasaan hidup yang tidak bersih dan sehat mempermudah penularan penyakit

malaria. Perilaku manusia sering ditentukan oleh alas an social dan ekonomi, dapat

mempengaruhi resiko malaria bagi individu dan masyarakat. Sebagai contoh : ketidakmampuan

untuk memiliki rumah layak huni dan membeli kelambu serta pengetahuan yang minim tentang

malaria; wisatwan dari daerah yang bukan endemik tidak menggunakan obat nyamuk atau lation

atau minum obat-obatan untuk mencegah malaria; kegiatan malaria dapat membuat situs

perkembangbiakan larva (genangan air saluran irigasi) pekerjaan petani seperti panen (juga di

pengaruhi oleh iklim) meningkatkan paparan terhadap gigitan nyamuk pada malam hari (Najmah

2016:188).

Pembuatan peraturan tentang perilaku sehat juga harus di barengi dengan pembinaan

untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat.Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan

sanksi hanya bersifat jangka pendek.Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah,

dan masyarakat.Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam

menyukseskan program-program kesehatan.

c. Pelayanan Kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan

kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyakarat membutuhkan posyandu,

puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan untuk membantu dalam mendapatakan

pengobatan dan perawatan kesehatan. terutama untuk pelayanan keshetan dasar yang memang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan

juga mesti di tingkatkan.

Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar

peranan. Sebab di puskesmaslah akan di tangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan

perawatan primer. Peranan sarjana kesehatan masyarakat sebagai manager yang memiliki

kompetensi di bidang manajemen kesehatan. Dibutuhkan dalam menyusun program-program

kesehatan.Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga

masyarakat tidak banyak yang jatuh sakit.

Faktor pelayanan kesehatan lebih berkait dengan kinerja pemerintahan yang sedang

berkuasa. Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mengelola pelayanan kesehatan

menjadi penentu susksesnya faktor pelayanan kesehatan.Kader desa, puskesmas, dan posyandu

menjadi ujung tombak dalam peningkatan status kesehatan masyarakat.

d. Genetik

Faktor genetik atau keturunan merupakan faktor yang sulit diintervensi karena bersifat

bawaan dari orang tua. Penyakit atau kelainan-kelainan tertentu seperti diabetes mellitus, buta

warna, albino, atau yang lainnya. Bias diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya atau dari

generasi ke generasi. Pencegahannya cukup sulit karena menyakut masalah gen atau DNA.

Pencegahan yang paling efektif adalah dengan menghindari genpembawa sifatnya.

Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita

harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan

memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.

H. Faktor agent ( plasmodium)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Agent tau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup

dimana dalam kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan

menjadi stimulasi untuk memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Penyebab penyakit

malaria dari genus plasmodium, family plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Hingga saat ini

parasite malaria yang dikenal ada empat macam, yaitu :

1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria topika yang sering menyebabkan malaria otak/

berat dengan risiko kematian yang tinggi.

2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertian

3. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana

4. Plasmodium ovale, jarang dijumpai terbanyak ditemukan di afrika dan pasifik barat. Pada

penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis

plasmodium. Infeksi demikian disebutkan infeksi campuran (mixed infection).

I. Penyebab Penyakit Malaria

1. Parasit Malaria

Malaria disebabkan oleh Parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitang

nyamuk Anopheles yang merupakan vektor malaria, yang terutama menggigit manusia malam

hari mulai magrib (dusk) sampai fajar (dawn).

Terdapat empat parasit penyebab malaria pada manusia yaitu :

a. Plasmodium Falciparum

b. Plasmodium Vivax

c. Plasmodium Malariae

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

d. Plasmodium Ovale

Plasmodium falciparum dan plasmodium vivax merupakan penyebab malaria terbanyak,

plasmodium falciparum adalah penyebab kematian paling utama, (Soedarto,2011 : 2).

2. Ciri Genus Plasmodium

Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu siklus hidup

seksual dalam tubuh nyamuk serta siklus hidup aseksual dalam tubuh manusia.

a. Fase seksual

Fase ini terjadi pada tubuh nyamuk, fase ini dimulai sejak nyamuk menghisap darah

manusia yang sudah terinfeksi plasmodium, maka plasmodium dalam bentuk gametosit masuk

seiring dengan darah yang dihisap dari tubuh manusia. Darah tersebut sudah mengandung

gametosit jantan dan gametosit betina, kemudian kedua gametosit ini mengalami pembuahan

yang mengahasilkan zygot dalam waktu antara 12-24 jam sesudah nyamuk menghisap darah,

setelah zygot terbentuk, maka zygot berubah menjadi oocynet, yang dapat menembus dinding

lambung nyamuk, kemudian berubah menjadi oocysta yang didalamnya mengandung ribuan

sporozoit, oocysta pecah maka lepaslah sporozoit, dengan lepasnya sporozoit ini nyamuk siap

menularkan sporozoit kemanusia melalui gigitan saat menghisap darah manusia. Fase ini hasil

akhirnya berupa sporozoit sehingga disebut juga fase sporogoni, (Soedarto dalam Santjaka Aris,

2013 : 13).

b. Fase aseksual

Fase ini dimulai sejak nyamuk menghisap darah manusia, maka serta merta nyamuk

menularkan sporozoit yang berada pada kelenjar ludahnya kedalam tubuh manusia, sekitar 30

menit sporozoit masuk ke sel hati dan menjadi tropozoit hati, kemudian berkembang menjadi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

skizon hati yang mengandung 10.000-30.000 merozoit, hal ini disebut siklus eksoeritrisiter yang

berlangsung kurang lebih dua minggu, (Aris Santjaka, 2013 : 14).

c. Nyamuk Anopheles

Nyamuk betina memerlukan darah untuk perkembangan telurnya. Sesudah

menghisap darah penuh, nyamuk betina beristirahat beberapa hari selama darah dicerna dan telur

mengalami perkembangan. Didaerah tropis waktu istirahat ini berlangsung antara 2-3 hari.

Segera sesudah telurnya berkembang sempurna, induk nyamuk akan mengeluarkan telurnya

dengan meletakkan di permukaan air, lalu akan aktif lagi mencari darah hospes. Di daerah

dingin, nyamuk betina dapat bertahan hidup dengan cara meminimalkan metabolismenya

(hibernasi). Siklus ini akan berlangsung terus sampai nyamuk betina mati. Di alam umur

nyamuk betina sekitar 1-2 minggu (tergantung pada suhu udara, kelembaban dan jumlah darah

yang didapatnya) sedangkan nyamuk yang dipelihara di laboratorium dapat hidup lebih dari satu

bulan lamanya, (Soedarto, 2011: 97)

J. Cara Penularan

Penularan malaria sangat terkait dengan iklim yang bersifat local spesifik.Pergantian

musim berpengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap vector

pembawa penyakit. Kondisi lingkungan mempunyai dampak langsung terhadap reporduksi

vector, perkembangan, umur relative populasi dan perkembangan vegetasi pola tanam pertanian

juga mempengaruhi kepadatan populasi vector ( Saputro, 2015; Raza kandrainibe et al., 2009).

Malaria dapat ditularkan dengan berbagaicara yang pada umumnya dibagi atas alamiah dan

tidak alamiah.

1. Penularan secara alamiah (natural infection) yaitu melalui gigitan nyamuk Anopheles.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang telah

terinfeksi oleh Plasmodium, cara penularan malaria (nyamuk malaria) mengigit penderita

malaria dan menghisap darah penderita yang mengandung parasite sehingga parasite malaria

masuk ketubuh nyamuk anopheles. Sebagian besar spesies menggigit pada senja dan menjelang

malam hari. Beberapa vektor mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan

menjelang fajar. Setelah nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit

pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut

nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan

luar dimana ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-sporozoit tersebut siap untuk ditularkan. Pada

saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah

manusia sehingga manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.

2. Penularan yang tidak alamiah dibagi atas :

a. Malaria bawaan (congenital)

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya menderita malaria.Penularan

terjadi melalui tali pusat atau plasenta.

b. Secara mekanik

Terjadi melalui tranfusi darah atau jarum suntik.

c. Secara oral (melalui mulut)

Cara penularan ini pernah dibuktikan kepada ayam (plasmodium gallinasium),

burung dara (plasmodium relection) dan monyet (plasmodium knowlesi), (Arsin, 2012 : 51).

K. Faktor Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktiftas organisme ( mahluk hidup) yang bersangkutan.

Boleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena meraka mempunyai aktifitas

masing-masing.

Pada hakikatnya faktor perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang

menghasilkan ketidakseimbangan antara agent, host dan lingkungan yang berpengaruh terhadap

status kesehatan manusia.Kejadian malaria disebabkan oleh salah satu faktor yaitu

perilaku.perilaku manusia dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati dari luar.

1. Perilaku Dalam Bentuk Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2007)

2. Perilaku Dalam Bentuk Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap

stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yangdalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial (Notoadmodjo, 2007)

3. Perilaku Dalam Bentuk Tindakan

Tindakan adalah suatu respon terhadap rangsangan atau stimulasi dalam bentuk nyata

yang dapat di observasi secara langsung melalui kegiatan wawancara dan kegiatan responden,

merupakan bentuk tindakan nyata/ tindakan seseorang (overt behavior) misalnya: pemakaian

kelambu, kebiasaan keluar malam, pemakaian obat anti nyamuk dll. Terwujudnya sikap agar

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

menjadi suatu perbuatan (tindakan) nyata diperlukan pendukung atau kondisi yang

memungkinkan, misalnya faktor dukungan dari pihak keluarga, teman dekat ataupu masyarakat

sekitarnya.

a. Kebiasaan Berada Di Luar Rumah Pada Malam Hari

Pada umumnya nyamuk anopheles lebih mengigit pada malam hari.perilaku nayamuk

anopheles dalam mencari darah (feeding Places) terbagi berdasarkan spesies yaitu ada nyamuk

yang aktif mengigit mulai senja hari hingga menjelang tengah malam dan ada nyamuk yang aktif

menggit tengah malam sampai pagi sepanjang malam sejak matahari terbenam yaitu pukul

18.30-22.00 (pranoto dkk, 1980).

b.Pemakaian lotion Anti Nyamuk

Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi kejadia malaria diantaranya yaitu

dengan mengunakan obat anti nyamuk. Jenis dari obat anti nyamuk yang banyak beredar di

masyarakat yaitu obat nyamuk bakar (fumigant), obat nyamuk semprot (aerosol), obat nyamuk

listrik (electrik) dan zat penolak nyamuk (repellent).

a. Kebiasaan Memakai Kelambu

Kelambu merupakan alat untuk mengurangi atau menghindari kontak dengan nyamuk

sejak dahulu kala, jumlah lubang per centimeter kelambu sebaiknya 6 – 8 dengan diameter 1,5 –

2,5 mm. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan penggunaan kelambu pada

masyarakat bervariasi. Namun penggunaan kelambu dewasa ini sudah jauh berkurang disamping

di anggap kurang praktis, banyak penduduk yang merasa bahwa penggunaan kelambu

menyebabkan suhu dalam kamar menjadi agak lebih panas, dan masih banyak penggunaan

kelambu yang tidak tepat sehingga nyamuk masih dapat masuk untuk menggigit pada saat tidur.

Pemakaian kelambu yang benar, jika kelambu tersebut digantung dibagian luar pada tiang, dan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

menggantung bebas dan lubang tidak ditambal, sedangkan pemakaian kelambu dikatakan salah

jika kelambu digantung dibagian dalam pada tiang, disisipkan dibagian bawah kasur dan jika ada

lubang harus ditambal, (Harijanto,2000)

L. Faktor lingkungan

1. Lingkungan fisik

a) Suhu udara.

b) Kelembaban udara

c) Ketinggian

d) AnginHujan

e) Kawat kasa

Kawat kasa di pasang pada setiap lubang angin agar nyamuk tidak dapat masuk

kedalam rumah, kasa harus dipasang pada setiap lubang angin yang ada pada rumah, jumlah

lubang yang dianggap optimal adalah 14 – 16 per inchi (2,3 cm). Bahannya bermacam-macam

mulai dari tembaga, aluminium, dan plastic, (Prabowo,2004)

2. Lingkungan kimia

Lingkungan kimia yang baru diketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat

perkembangbiakan. Sebagai contoh, An. Sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar

garamnya berkisar antara 12-18% dan tidak dapat berkembang biak pada kadar garam 40% ke

atas, meskipun di beberapa tempat di sumatera utara an. Sundaicus sudah ditemukan pula dalam

air tawar, an. Letifer terdapat hidup di tempat yang asam/PH rendah.

3. Lingkungan biologi

Tumbuhan bakau, lumut, ganggang, dan berbagai tumbuhan lain dapat mempengaruhi

kehidupan larva karena ia dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi dari serangan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

makhluk hidup lainnya. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala

timah,gambusia, nila, mujair dll akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah. Selain itu

adanya ternak besar seperti sapi, kerbau, dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada

manusia, apabila ternak tersebut dikandangkan tidak jauh dari rumah.

Comberan adalah genangan air kotor yang mengendap hasil buangan air limbah rumah

tangga, seperti buangan air dari kamar mandi dan dapur.Air comberan indentik dengan air kotor,

keruh dan bau serta tempat berkembang biaknya nyamuk.

4. Lingkungan sosial ekonomi dan budaya

Lingkungan sosial budaya merupakan bentuk kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik,

sistem organisasi serta peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat

tersebut. Lingkungan ini meliputi sistem hukum, administrasi dan kehidupan sosial politik serta

ekonomi, bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat, sistem pelayanan kesehatan serta

kebiasaan hidup sehat pada masyarakat setempat, kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga,

dan berbagai sistem kehidupan sosial lainnya (Noor Nasry. 2000).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

K. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjuan pustaka yang ada, maka dapat dibuat kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Teori

Faktor agent ( parasite malaria)

Protozoa dari genus plasmodium

Faktor host ( pejamu)

a. Manusia (host intermediate)

1) Karakteristik

a) Umur

b) Jenis kelamin

c) Pekerjan

d) Pendidikan

e) Tempat tinggal

2) Perilaku

a) penggunaan lotion

anti nyamuk

b) pemakaian

kelambukebiasaan

keluar rumah

c) kelambu

Faktor environment ( lingkungan)

a) Lingkungan fisik

-suhu

-kelembaban

- kawat kasa

b) Lingkungan biologi

-Budidaya ikan pemakan larva

- pemelihara hewan ternak

c) Lingkungan sosial budaya

kejadian

malaria

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

L. Kerangka konsep

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Kejadian malaria

Karakteristik orang

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Tempat

Perilaku

1. Kebiasaan keluar

rumah pada malam

hari

2. Kebiasaan pemakaian

obat anti nyamuk

3. kelambu

Lingkungan

1. Kawat kasa

2. Rawa-rawa (genangan

air)

3. Pelihara hewan ternak

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

M. Definisi Operasional

Table 1

Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Cara ukur Skala Hasil Ukur

a. A. KARAKTERISTIK

1 Umur

Usia responden yang

terhitung sejak lahir

hingga ulang tahun

terakhir

Wawancara Nominal 1= anak-anak 0-

12th

2=remaja 13-25

th

3= dewasa 26-

45 th

4= lansia 46-65

th

2 Jenis kelamin Ciri fisik yang di

miliki seseorang sejak

lahir pada penduduk

yang tinggal di

wilayah kerja

puskesmas sukamaju

Wawancara Ordinal 1. laki- laki

2. perempuan

3 Pekerjaan Kegiatan yang

dilakukan responden

untuk memperoleh

penghasilan

Wawancara Ordinal 1= buruh/

wiraswata

2=nelayan/petan

i

3=pelajar/mahas

iswa

4=pns/polri/tni

5=tidak berkerja

4 Pendidikan Jenjang pendidikan

yang telah dicapai

responden.

Wawancara Ordinal 0= tidak tamat

sekolah

1= SD

2= SMP

3= SMA

4=

PERGURUAN

TINGGI

5 Tempat Tinggal Daerah/tempat yang

merupakan tempat

tinggal responden di

yang di bagi atas

kelurahan keteguhan,

sukamaju, dan way

tataan

Wawancara Ordinal 1= keteguhan

2= sukamaju

3= way tataan

B. PERILAKU

6 Keluar rumah pada

malam hari

Kegiatan responden

yang dilakukan pada

malam hari yang dapat

memungkinkan kontak

langsung dengan

Wawancara Ordinal 1. Ya,tidak

berada di luar

rumah

2. Tidak ,berada

diluar rumah

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria

nyamuk secara intensif

7 Pemakaian lotion anti

nyamuk

Kegiatan responden

menggunakan obat

anti nyamuk( semprot,

bakar, oles, dan

elektrik) pada saat

tidur di malam hari

diwilayah kerja

puskesmas sukamaju

Wawancara Ordinal 1. Ya, memakai

2. Tidak

memakai lotion

nyamuk

8 Kelambu

Sebuah tirai tipis,

tembus pandang

dengan jarring -jarring

yang dapat menahan

berbagai serangga

mengigit. Dipasang

pada tempat tidur.

kegiatan responden

menggunakan

kelambu pada malam

hari, diwilayah kerja

puskesmas sukamaju

Wawancara

dan

observasi

Ordinal 1. ya, jika setiap

malam

mengunakan

kelambu

2. tidak, jika

tidak setiap

malam atau

tidak

mengunakan

kelambu

C. LINGKUNGAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK

9 Kawat Kasa

Anyaman kawat halus

yang berguna untuk

menutup lubang angin

pada rumah. Fungsi

nya untuk mencegah

serangga masuk ke

dalam rumah. Di

wilayah kerja

puskesmas sukamaju

Observasi Ordinal 1.Ya, jika kasa

dipasang pada

semua ventilasi

2. tidak, jika

kasa tidak

terpasang pada

semua ventilasi

10 Genangan air Ada tidak genangan

air, di area lingkungan

rumah penderita

malaria di wilayah

kerja puskesmas

observasi Nominal 1. ya, jika ada

genangan air

2. tidak, jika

tidak ada

genagan air

11 Kandang hewan Ada tidaknya tempat

pemeliharaan ternak,

di sekitar rumah

penderita malaria

diwilayah kerja

puskesmas sukamaju

observasi Nominal 1. ya, jika

terdapat

kandang ternak

disekitar rumah

2. tidak, jika

tidak terdapat

kandang ternak

disekitar rumah

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malaria