bab ii tinjauan pustaka a. 1. -...

31
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan & Dewi, 2010). Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai pengetahuan tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor Pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa denagn pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

Upload: ngoxuyen

Post on 12-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan

& Dewi, 2010). Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan

ini ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui

panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai

pengetahuan tersebut sangat dipengarui oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor

Pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

pendidikan, dimana diharapkan bahwa denagn pendidikan yang

tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan

rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

9

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,semakin

banyak aspek positif dan obyek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tertentu.

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau koknitif merupakan dominan yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup di

dalam domain koknitif mempunyai 6 tingkatan yaitu (Notoatmodjo,

2003) :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recal) terhadap suatu

yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu “ tahu “ ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan

dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi teru dapat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

10

menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap suatu obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemempuan untuk mengguanakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartiakan aplikasi atau

penggunaan hokum- hokum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks ataupun situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5) Sitesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesi

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

11

Penilaian-penilaian itu berdasarkan keriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoadmodjo (2003) yang

dikutip oleh Wawan & Dewi, 2010) adalah sebagai berikut:

Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adsanya peradaban. Cara coba salah ini

dilakukan dengan cara menggunakan kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebu dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin pimpinan

masyarakat baik folmal maupun informal,ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prisip orang lain yang

menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebi dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik fakta emnpiris maupun

penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

12

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi masa lalu.

4) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

popularnya metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561–1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Deven. Akhirnya lahir suatu

cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

dengan penelitian ilmiah.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju

kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. (YB Mantra yang dikutip

oleh Notoadmodjo (2003) dan ditulis kembali oleh Wawan

& Dewi (2010) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama

dalam memotivasi untuk berperan serta dalam

pembangunan (Nursalam (2003) yang dikutip oleh Wawan

& Dewi , 2010).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

13

Pendidikan bisa formal, non formal, dan informal

sebagai sebuah sistem. Pendidikan formal yang disebut

adalah pendidikan prasekolah, berupa rangakain jenjang

pendidkan yang telah baku. Misalnya SD, SMP, SMA dan

PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskanpada pemberian

keahlian atau skil yang berguna untuk terjun ke masyarakat.

Sedangkan pendidikan informal suatu fase pendidikan yang

berada disamping formal dan nonformal. Jenjang

pendidikan menurut UU RI No. 2 Tahun 1989 ada tiga

yaitu jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi

(Umar & S.L La Sulo. 2005).

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam

(2003) dan ditulis kembali oleh Wawan & Dewi (2010),

pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

14

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip oleh

Nursalam (2003) dan ditulis kembali oleh Wawan & Dewi

(2010), usia adalah individu yang terhitung mulai

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok. (Nursalam (2003) yang dikutip oleh Wawan &

Dewi , 2010)

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

15

2. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puer purium) dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu

atau 42 hari, namun secara menyeluruh akan pulih dalam waktu 3

bulan (Anggraini, 2010).

Masa nifas (puer purium) adalah masa pulih kembali,

mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali

seperti sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.

(Bahiyatun, 2009).

Masa nifas (puer perium), berasal dari bahasa latin yaitu

puer yang artnya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau

sesudah melahirkan (Saleha, 2009).

Masa nifas (puer perium) dimulai setelah partus selesai

dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi alat genitalia

baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3

bulan (Sarwono, 2007).

Menurut Bennet V.R dan Brown L.K (1996) yang dikutip

oleh Anggraini (2010) puer perium adalah waktu mengenai

perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak

pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan

tanggung jawab dalam keluarga.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

16

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Anggraini (2010) :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologi

2) Melaksanakan skrining yang komperhensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi

pada bayi dan merawat bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB

c. Tahapan Dalam Masa Nifas

1) Puerperium Dini (Immedieate puerperium) : waktu 0–24 jam

post partum yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berbiri dan jalan-jalan. Dalam agama islam telah bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari

2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1–7 hari

post partum. Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang

lamanya 6–8 minggu

3) Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 1–6 minggu

post partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

17

mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat bias berminggu-

minggu, bulan, atau tahun.

d. Perubahan Sistem Reproduksi Ibu Masa Nifas

Secara fisiologis seorang wanita yang telah melahirkan

akan perlahan-lahan kembali seperti semula. Alat reproduksi

sendiri akan pulih setelah enam minggu. Pada kondisi ini, ibu dapat

hamil kembali. Yang perlu diketahui ibu hamil, keluarnya

menstruasi bukanlah pertanda kembalinya kesuburan, karena

sebelum mens datang, pada saat habis masa nifas orang bisa saja

hamil (Anggraini, 2010). Adapun perubahan-perubahan dalam

masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Involusio uterus

Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat

sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

a) Proses involusio uterus

Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah,

kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus

bersandar pada promotorium sakralis. Pada saat besar

uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia

kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram.

Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

18

jawab untuk masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan

uterus pada masa prenatal tergantung pada hyperplasia,

peningkatan jumlah sel-sel otot hipertropi, yaitu

pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa post partum

penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan

autolisis. Uterus akan mengalami involusi, yaitu proses

kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan, dimulai setelah plasenta lahir akibat kontraksi

otot-otot polos uterus. Proses involusio uterus adalah

sebagai berikut :

(1) Autolysis

Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang

terjadi di dalam otot uterin. Enzim proteolitik akan

memendekan jaringan otot yang telah sempat

mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula

dan 5 kali lebih lebar dari semula selama kehamilan.

(2) Atrofi jaringan

Jaringan yang berproliferasi deangan adanya

estrogen dalam jumlah besar,kemudian mengalami

atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi

estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selain

perubah atrofi pada otot-otot uterus,lapisan desidua

akan mengalami atrofi dan terlepas dengan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

19

meninggalkan lapisan basal yang akan beregenerasi

menjadi endometrium yang baru.

(3) Efek oksitosin (kontraksi)

Intensitas kontrkasi uterus meningkat secara

bermakna segera setelah bayi lahir,diduga terjadi

sebagai respon terhadap penurunan volume intra

uterin yang sangat besar.Hormon oksitosin yang

dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan

mengatur kontraksi uterus,mengompresi pembuluh

darah dan membabntu proses hemostatis.proses ini

akan membantu mengurangi bekas luka tempat

implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.

Luka bekas perlekatan plasenta memerlukan waktu

8 minggu untuk sembuh total. Oksitosin biasanya

diberikan secara intravena atau intramuskular segera

setelah kepala bayi lahir.

2) Perubahan-perubahan hormon pada uterus selama postpartum.

Involusi uteri diluar dapat diamati yaitu dengan memeriksa

fundus uteri dengan cara :

(a) Segera setelah persalinan, TFU 2 cm dibawah pusat, 12 jam

kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-kira

1cm setiap hari.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

20

(b) Pada hari kedua setelah persalinan TFU 1 cm dibawah

pusat. Pada hari ke-3 sampai ke-4 TFU 2 cm dibawah pusat.

Pada hari ke-5 sampai ke-7 TFU ½ pusat sympisis.Pada hari

ke-10 TFU tidak teraba.

3) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari

dalam uterus.

4) Serviks

Segera postpartum bentuk servik agak menganga seperti

corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak

berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antaran

korpus dan servik uteri terbentuk semacam cincin.

5) Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini

tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva

dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae

dalam vagina secara berangsur-angsur akan mncul kembali

sementara labia menjadi menonjol. Ukuran vagina akan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

21

selalulebih besar dibandingkan keadaan sebelum persalinan

pertama.

6) Perineum

Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan

mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan

penjahitan, namun akan pulih kembali setelah 2–3 pekan

(tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan). Pada

post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari

keadaan sebelum melahirkan.

7) Rahim

Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi untuk merapatkan

dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan kontraksi

inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.

Berangsur-angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil,

sesaat setelah melahirkan normalnya rahim teraba keras

setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan sudah

tidak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula.

e. Perubahan Sistem Percernaan

Kerap kali diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus

kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah

melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

22

selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang hingga dan usus

bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan

enema. Rasa sakit di daerah perineum dapat menghalangi

keinginan ke belakang.

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Ini

disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

mandapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi),

kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air

besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang

mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini

tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan

pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan

yang lain.

f. Perubahan Sistem Perkemihan

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air

kecil, selain itu khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan

saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses

melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang

rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu

penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi

perdarahan. Perubahan semasa hamil (kadar steroid yang tinggi)

turut menyebabkan peingkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

23

kadar steroidsetelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan

sebab penurunan fungsi ginjal selama pasca posca partum. Fungsi

ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita

melahirkan (Cunningham,dkk 1993).

g. Perubahan Sistem Musculoskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4–8 jam post partum.

Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat involusi. Adaptasi sistem musculoskeletal ibu yang

terjadi selama hamil berlangsung terbalik pada masa post partum.

Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan

hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat

pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6

sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan.

h. Perubahan Tanda-Tanda Vital

Satu hari (24 jam) post partum suhu badan akan naik

sedikit (37,50C–380C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan

kehilangan cairan dan kelelahan. Denyut nadi juga akan lebih cepat

setelah melahirkan sedangkan tekanan darah biasanya tidak

berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah inu

melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada

postpartum dapat menandakan terjadi preeklamsi post partum.

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan

denyut nadi. Bila suhu dan denyut tidak normal, pernafasan juga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

24

akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saluran nafas (Anggraini, 2010).

i. Perubahan Sistem Kardiovasculer

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan

kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.

Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari

ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat

besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi

daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan

dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah

harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan

pada ambulasi dini (Anggraini, 2010).

j. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

1) Nutrisi dan cairan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada

pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh

minum dan makan seperti biasa bila ingin. Namun perlu

diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus

lebih besar dari pada ibu hamil kecuali apabila ibu tidak

menyusi bayinya. Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui

meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi

kebutuhan cairan yang meningkat 3 kali dari biasanya.

(Anggraini, 2010).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

25

2) Eliminasi

a) Buang air kecil (BAK)

Dalam waktu 6 jam ibu sudah harus bisa BAK spontan,

kebanyakan ibu dapat berkemih spontan dalam waktu 8

jam. Urine dalam jumlah yang banyak diproduksi dalam

waktu 12–36 jam setelah melahirkan. Ureter yang

berdilatasi akan kembali dalam waktu 6 minggu.

b) Buang Air Besar (BAB)

BAB biasanya tertunda selama 2–3 hari, karena enema

persalinan, diit cairan, obat-obatan analgetik, dan perineum

yang sangat sakit. Bila lebih dari 3 hari belum BAB bisa

diberikan obat laksantia. Ambulasi secara dini dan teratur

akan membantu dalam regulasi BAB. Dan asupan cairan

yang adekuat serta diit tinggi serat sangat dianjurkan.

(Suhermi & Rahmawati, 2009).

3) Kebersihan Diri Masa Nifas

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari

infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit (Anggraini, 2010).

a) Kebersihan alat genetalia

Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak

bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas

robekan atau episiotomi. Anjuran (Anggraini, 2010) :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

26

(1) Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya

menggunakan sabu dan air,kemudian daerah vulva

sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut

wanita, setiap kali selesai buang air besar atau kecil,

pembalut diganti minimal 3 kali sehari.

(2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum

dan sesudah membersihkan daerah genetalia.

(3) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan

cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih

dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian

membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva

setiap kali buang air kecil atau besar.

(4) Sasaran ibu untuk mengganti pembalut atau kain

pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat

digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan

dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.

(5) Sasaran ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah

kelaminnya.

(6) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi,

sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh

luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan

sabun.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

27

b) Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah

menyerap keringat karena produksi keringat menjadi

banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk

menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya

pakaian agak longgar didaerah dada sehingga payudara

tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian

dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya

akibat lochea.

c) Kebersihan Rambut

Setelah bayi lahir, biasanya akan mengalami kerontokan

rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga

rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal.

Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali

setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu

diperhatikanoleh ibu yaitu mencuci rambut dengan

condisioner yang cukup, lalu menggunakan sisir lembut dan

hindari penggunaan pengering rambut.

d) Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan

saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan

keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah,

kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

28

minggu pertama setelah melahirkan, ibu merasa jumlah

keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi

lebih sering dan menjaga agar kulit tetap keadaan kering.

Vulva harus dibersihakan dari depan ke belakang. Apabila

ada pembengkakan dapat dikompres dengan es untuk

mengurangi rasa tidak nyaman.

4) Kebersihan Vagina

Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina yang benar

adalah (Anggraini, 2010) :

a) Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali

habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tidak perlu

matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang

hingga tidak ada sisa kotoran yang menempel disekitar

vagina baik itu dari air seni maupun feases yang

mengandung kuman dan bias menimbulkan infeksi luka

jahitan.

b) Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan

antiseptik karena dapat berfungsi sebagai penghilang

kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah

tersebut dengan seksama.

c) Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan,

upayakan menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

29

dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptic

selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.

d) Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan,

pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya maka

akan percuma saja karena vagina akan tetap lembab dan

kotor.

e) Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk

lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat pembalut harus

diganti setiap setelah BAK atau BAB atau minimal 3 jam

sekali atau bila sudah merasa tidak nyaman.

f) Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat

diolesi salep antibiotic yang diresepkan oleh dokter.

5) Istirahat

Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam

setelah persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah

perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring ke kiri dan ke

kanan untuk mencegah thrombosis dan trombo emboli

(Anggraini, 2010).

6) Seksual

Setelah persalinan pada masa ini ibu mengalami peran baru

sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai

pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya diri

dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

30

sekelilingnya serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek

lain dalam kehidupannya yang penting juga. Anjuran

(Anggraini, 2010) :

a) Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri

begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu

atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.

b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda

hubungan suami istri sampai waktu tertentu setelah 40 hari

atau 6 minggu pasca persalinan.

c) Kerjasa dengan pasangan dalam merawat dan memberikan

kasih sayang pada bayi sangat dianjurkan.

d) Kebutuhan yang satu ini memang agak sensitif. Tidak heran

jika Anda dan suami jadi serba salah.

7) Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya

2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus

menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin

merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan

dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan

kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak

diinginkan (Saifudin, 2008). Pemilihan kontrasepsi harus

dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila hendak memakai

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

31

kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat

yang tidak mengganggu produksi ASI (Anggraini, 2010).

3. Ambulasi Dini

a. Pengertian

Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan

agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun

dari tempat tidurnya dan mambimbing ibu secepat mungkin untuk

berjalan (Saleha, 2009).

Ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan,

segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan

lebih baik (Anggraini, 2010).

Ambulasi dini disebut juga early ambulation. Early

ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin

membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya selekas mungkin berjalan (Ambarwati &

Wulandari, 2010). Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari

ambulasi dini yang merupakan pengambilan secara berangsur-

angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah

komplikasi (Roper, 1996)

b. Macam Mobilisasi Dini (Uliyah M & Alimul A, 2008)

1) Mobilisasi penuh

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

32

Yaitu seluruh anggota dapat melakukan mobilisasi secara

normal. Mobilisasi penuh mempunyai peranan penting dalam

menjaga kesehatan baik secara fisiologis maupun psikologis.

2) Mobilisasi sebagian

Yaitu sebagian dari anggota badan yang dapat melakukan

mobilisasi secara normal. Terjadi pada pasien dengan

gangguan saraf motorik dan sensorik, terdiri dari :

a) Mobilisasi sebagian dengan temporer, disebabkan oleh

trauma yang reversible pada sistem muskuloskeletal

b) Mobilisasi sebagian permanen disebabkan karena

rusaknya sistem saraf yang reversibel (hemiplagi karena

kecelakaan).

c. Keuntungan Ambulasi dini

Keuntungan amulasi dini menurut adalah sebagi berikut (Saleha,

2009) :

1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini

2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik

3) Ambulasi dini memungkinkan kita mengajarkan ibu cara

merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya

memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan

4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).

Menurut penelitian-penelitian yang seksama, ambulasi dini

tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

33

perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi

penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, serta tidak

memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.

Menurut Rambey, 2008 manfaat mobilisasi dini adalah :

1. Melancarkan sirkulasi darah

2. Membantu proses pemulihan

3. Mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan

pembuluh darah balik serta menjaga pedarahan lebih lanjut

d. Kerugian tidak melakukan Ambulasi dini

1) Peningkatan suhu tubuh

Karena adanya involusio uterus yang tidak baik sehingga sisa

darah tidak dapat dikeluarkan dan mengalami penyempitan

pembuluh darah yang terbuka

2) Involusi uterus yang tidak baik

Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat

pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan

terganggunya kontraksi uterus.

3) Perdarahan yang abnormal.

Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga

fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal

dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan

pembuluh darah yang terbuka.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

34

e. Tahapan Ambulasi Dini

Ambulasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis

vena, setelah persalinan normal. Jika gerakan tidak terhalang oleh

pemasangan infus atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga

memungkinkan, biasanya diperbolehkan untuk mandi dan pergi

ke WC dengan dibantu pada satu atau dua jam setelah melahirkan

normal. Sebelumnya ibu harus melakukan latihan menarik nafas

yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk

serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang (Asih Y, 1999).

Jika dokter tidak secara khusus meminita ibu nifas

menunggu hingga 8 jam setelah bersalin atau jika ibu nifas

merasa sudah cukup kuat dan tidak pening sebaiknya ibu nifas

bangun dari tempat tidur agar ibu cepat pulih dan dilakukan

dengan hati-hati. Berikut langkah-langkah turun dari tempat tidur

setelah melahirkan (Danuatmaja, 2003) :

1) Pertama-tama duduk terlebih dahulu

2) Tangan ditahan dengan tubuh, geserkan kaki kesisi ranjang

dan biarkan kaki menggantung sebentar.

3) Setelah itu perlahan-lahan ibu berdiri dengan bantuan orang

lain dan tangan masih perpegangan pada ranjang

4) Jika pening, duduklah kembali. Stabilkan diri beberapa

menit sebelum melangkah

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

35

f. Rentang Gerak Dalam Ambulasi Dini

Menurut Carpenito (2000) yang di kutip oleh (Ambarwati &

Sunarsih, 2009) dalam mobilisasi dini ada 3 rentang gerak yaitu :

1) Rentang gerak pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan

otot-otot dan persendian dengan menggerakan otot orang lain

secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakan

kaki pasien.

2) Rentang gerak aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta

sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif

misalnya berbaring, pasien menggerakkan kakinya.

3) Rentang gerak fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan

melakukan aktifas yang diperlukan.

g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini (Uliyah M &

Alimul A, 2008)

1) Penyakit tertentu dan cidera

Penyakit-penyakit tertentu dan cidera berpengaruh terhadap

mobilitas misalnya penderita multipel aklerosis dan cidera

pada urat saraf tulang belakang. Demikian juga pada pasien

post operasi atau yang mengalami nyeri, cenderung

membatasi gerakan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

36

2) Energi

Tingkat energi bervariasi pada setiap individu. Terkadang

seseorang membatasi aktivitas tanpa mengetahui

penyebabnya. Selain itu tingkat usia juga berpengaruh

terhadap aktivitas. Misalnya orang pada usia pertengahan

cenderung mengalami penurunan aktivitas yang berlanjut

sampai usia tua.

h. Resiko Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini

Berbagai masalah dapat terjadi bila tidak melakukan mobilisasi

dini (Ambarwati & Sunarsih, 2009) :

1) Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada

saluran pernafasan yang akan berakibat klien sulit batuk dan

mengalami gangguan bernafas.

2) Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang

disebabkan oleh sistem syaraf otonom tidak dapat menjaga

keseimbangan suplai darah sewaktu berdiri dari dalam waktu

yang lama.

3) Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis

urin yang disebabkan karena pasien pada posisi berbaring

tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara sempurna.

4) Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi.

Anoreksia disebabkan oleh adanya gangguan katabolisme

yang mengakibatkan ketidakseimbangan nitrogen karena

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

37

adanya kelemahan otot serta kemunduran reflek deteksi,

maka pasien dapat mengalami konstipasi.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-martininim... · TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

38

B. Kerangka Teori

Gambar : 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Nursalam (2003) dalam (Wawan & Dewi (2010))

Keterangan : Cetak tebal yang diteliti

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan

Faktor internal :

Pendidikan

Pekerjaan

umur

Faktor eksternal :

lingkungan

sosial budaya

Pendidikan, Pekerjaan, Umur Ibu Nifas Tentang Ambulasi

Dini Dalam Masa NIfas