bab ii tinjauan teori a. tinjauan pustaka 1. remaja a...

27
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. Pengertian Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin “adolescere” artinya “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence berasal dari bahasa inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Proverawati & Misaroh 2009, p.1) Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan , biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki mulai mampu menghasilkan sperma (Proverawati & Misaroh, 2009, p.2) b. Pembagian Masa Remaja Menurut Widyastuti, (2009, p.8) masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1) Masa remaja awal (10-12 tahun) a) Cenderung tampak dan memang dekat dengan teman sebaya b) Tampak dan merasa ingin lebih bebas

Upload: lamkhue

Post on 03-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Remaja

a. Pengertian

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin “adolescere”

artinya “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence

berasal dari bahasa inggris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Proverawati

& Misaroh 2009, p.1)

Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak

dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas

sampai tercapainya kematangan , biasanya mulai dari usia 14 tahun pada

pria dan usia 12 tahun pada wanita. Pada masa pubertas organ-organ

reproduksi telah mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas adalah

mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki

mulai mampu menghasilkan sperma (Proverawati & Misaroh, 2009, p.2)

b. Pembagian Masa Remaja

Menurut Widyastuti, (2009, p.8) masa remaja dibagi menjadi tiga tahap

yaitu:

1) Masa remaja awal (10-12 tahun)

a) Cenderung tampak dan memang dekat dengan teman sebaya

b) Tampak dan merasa ingin lebih bebas

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

9

c) Cenderung lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan

mulai berfikir yang khayal (abstrak)

2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis

c) Tumbuh perasaan cinta yang mendalam

d) Kemampuan untuk berfikir abstrak (berkhayal) semakin

berkembang

e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual

3) Masa remaja akhir (16-19 tahun)

a) Merupakan pengaruh kebebasan diri

b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

c) Memiliki gambaran, keadaan, peran terhadap dirinya

d) Dapat mewujudkan perasaan cinta

e) Memiliki kemampuan berfikir yang khayal atau abstrak.

2. Menstruasi

a. Pengertian

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan

siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Menstruasi terjadi karena sel telur yang di keluarkan oleh salah satu

ovarium tidak mengalami pembuahan (Proverawati & Misaroh, 2009,

p.35). Sedangkan menurut Prawirohardjo (2007, p.103) menstruasi atau

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

10

haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai

pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Menurut Kinanti (2009, p.21) menstruasi atau haid adalah

pengacau kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh

dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Biasnya menstruasi

dimulai antara usia 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor,

termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat badan relatif terhadap

tinggi badan.

Pada umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap

28 hari (ada pula yang setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut :

pada hari pertama sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan

perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH

(Proverawati & Misaroh, 2009, p.38)

b. Siklus menstruasi

Menurut Prawirohardjo (2007, p.112) pada masa reproduksi

dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami

perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas

ovarium. Siklus menstruasi dapat dibedakan menjadi 4 fase endometrium

dalam siklus menstruasi.

1) Fase menstruasi atau deskuamasi

Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus

disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

11

haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah

dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang

mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterrus, serviks,

dan kelenjar-kelenjar vulva. Vase ini berlangsung 3-4 hari.

2) Fase pascahaid atau fase regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar

berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru

yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal

endometrium ± 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak menstruasi dan

berlangsung ± 4 hari.

3) Fase intermenstruum atau fase proliferasi

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm. Fase ini

berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase

poliferasi dapat dibagi menjadi 3 subfase, yaitu:

a) Fase proliferasi dini

Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Dapat dikenali dari

epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama

dari mulut kelenjar.

b) Fase proliferasi madya

Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel

permukaan yang berbentuk torak dan tinggi, berlangsung antara

hari ke-8 sampai hari ke-10.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

12

c) Fase proliferasi akhir

Fase ini dikenali dari permukaan kelenjaryang tidak rata dan

dengan banyak mitosis, berlangsung pada hari ke-11 sampai hari

ke-14.

4) Fase prahaid atau fase sekresi

Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai

ke 28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi

bentuk kelenjar berubah menjadi panjang.

3. Dismenorea

a. Pengertian

Dismenore adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi

dan produksi prostaglandin (Proverawati & Misaroh, 2009, p.83).

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kontraksi uterus

berlebih dan terjadi selama menstruasi (Saraswati, 2010, p.27).

Dismenorea adalah rasa nyeri menyertai menstruasi, yang dapat

mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari (Manuaba, 2010, p.57).

Dismenorea merupakan keluhan yang sering dirasakan di

masyarakat sehingga menjadi penyebab yang paling banyak hilangnya

waktu kerja atau absen masuk sekolah (Manuaba, 2010, p.631). Menurut

Nugroho & Setiawan (2010, p.47) Dismenorea ialah nyeri sebelum,

selama atau sesudah haid.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

13

Dismenorea menurut Prawirohardjo (2007, p.229) adalah rasa

tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan selama haid dan seringkali

rasa mual, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan

pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau

beberapa hari. Sedangkan menurut Baradero, Wilfrid dan Siswadi (2007,

p.107) Dismenore adalah nyeri uteri pada saat menstruasi.

b. Klasifikasi Dismenorea

1) Dismenorea Primer

Dismenorea primer disebut juga dismenorea idiopatik, esensial,

intrinsik, adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan reproduksi atau

ginekologik, tapi murni karena kontraksi uterus yang berlebih. Terjadi

sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.

Nyeri ini dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha,

terkadang disertai mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi

juga menjadi labil (Proverawati & Misaroh, 2009, p.85).

2) Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder, (disebut juga sebagai dismenorea ekstrinsik)

adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik,

misalnya endometriosis, fibroids dan adenomyosis. Terjadi pada

wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenorea (Proverawati &

Misaroh, 2009, p.88).

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

14

c. Penyebab Dismenorea

Penyebab dismenorea dibedakan berdasarkan jenis dismenoreanya.

1) Penyebab dismenorea primer

Menurut Sarwono (2006), ada beberapa faktor peranan sebagai

penyebab dismenorea primer, antara lain :

a) Faktor kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika

mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses

haid, mudah timbul dismenorea.

b) Faktor konstitusi (kebiasaan fungsional dari tubuh)

Faktor ini erat kaitannya dengan faktor kejiwaan, dapat juga

menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti

anemia, penyakit menahun dapat mempengaruhi timbulnya

dismenorea.

c) Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya

dismenore primer ialah stenosis kanalis servikalis.

d) Faktor endokrin

Faktor ini mempunyai hubungan dengan tonus dan kontraksi otot

usus.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

15

e) Faktor alergi

Teori ini dikemukakansetelah memperhatikan adanya asosiasi

antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale

bahwa sebab alergi ialah toksin haid.

2) Penyebab dismenore sekunder

Menurut Prawiroharjo (2007, 229), dismenorea sekunder (ekstrinsik,

yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelainan ginekologik

(salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis

servisis uteri, dan lain-lain).

a) Endometriosis yaitu pertumbuhan jaringan dan dinding rahim

pada daerah diluar rahim seperti tuba fallopi atau ovarium.

b) Peradangan tuba fallopi

c) Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut.

d) Pemakaian kontrasepsi dalam rahim (IUD)

e) Penyakit rongga dalam daerah kemaluan.

d. Faktor Resiko

Menurut Proverawati & Misaroh (2009, p.87-88) faktor resiko dari

dismenorea sebagai berikut:

1) Menarche atau menstruasi petama di usia dini (kurang dari 12 tahun)

2) Wanita belum pernah melahirkan anak hidup (nullipara)

3) Darah menstruasi berjumlah banyak, atau masa menstruasi yang

panjang.

4) Wanita perokok (smooking)

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

16

5) Adanya riwayat nyeri menstruasi pada keluarga.

6) Obesitas atau kegemukan/kelebihan berat badan.

e. Tanda Gejala Dismenorea

Gejala yang ditimbulkan yang paling umum ditemukan adalah

nyeri perut seperti kram bagian bawah yang kemudian menyebar ke

bagian punggung dan kaki. Gejala lain yang ditimbulkan diantaranya

mual, muntah, diare, sakit kepala, cemas, lelah, pusing, dan rasa

kembung. Biasanya timbul sebelum dan berlangsung beberapa hari

selama menstruasi, adapila yang merasa lebih baik setelah perdarahan

menstruasi yang berupa gumpalan jaringan telah keluar, ada pula yang

terasa hilang setelah satu atau dua hari menstruasi (Prawirohardjo, 2007,

p.31)

Menurut Proferawati & Misaroh (2010, p.87) ciri-ciri

dismenorea antara lain yaitu :

1) Terjadi beberapa waktu 6-12 bulan sejak menstruasi pertama

(menache)

2) Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi, atau diawal menstruasi

berlangsung beberapa jam adapula yang beberapa hari.

3) Datangnya nyeri : hilang-timbul, menusuk-nusuk, pada umumnya

diperut bagian bawah, kadang menyebar sampai ke pinggang paha

depan.

4) Nyeri ini juga kadang disertai mual, muntah, diare, dan sakit kepala.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

17

f. Penanganan Dismenorea

Dismenorea bukanlah gangguan tidak berbahaya untuk

kesehatan, sehingga penderita hanya perlu di berikan nasihat mengenai

makanan sehat, istirahat cukup, dan olahraga teratur. Kadang-kadang

juga perlu psikoterapi (Prawirohardjo, 2007, p.231).

Obat-obat yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri

menstruasi, diantaranya : pereda nyeri (analgesik) golongan Non Steroid

Anti Inflamasi (NSAI), misalnya: paracetamol atau asetamonofen

(sumagesic, panadol, dll), asam mefenamat, (Ponstelax, Nichostan, dll)

ibuprofen (Ribunal, Ostarin, dll), metamizon atau metampiron (Pyronal,

Novalgin, dll), obat yang dikombinasikan dengan coffeine dan obat-obat

pereda nyeri lain. Obat hormonal ditujukan untuk menekan ovulasi dan

penggunaanya hanya atas saran dari dokter. Selain itu jika nyeri dirasa

sangat mngganggu sebaiknya istirahat dan dapat juga menambahkan

kompres air hangat untuk mengutangi nyeri.

Adapula tips untuk mencegah nyeri saat menstruasi

diantaranya : olahraga teratur terutama jalan kaki, hindari konsumsi

alkohol kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar esterogen

yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin, es krim, konsumsi

vitamin E, vitamin B6, atau minyak ikan, dan hindari konsumsi makanan

berlemmak. Sebaiknya banyak minum air putih, konsumsi sayuran dan

buah-buahan serta makanan rendah lemak (Proverawati & Misaroh,

2009, p.90).

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

18

4. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan terjadi setelah manusia memperoleh sesuatu dari

hasil penginderaannyaa seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya,

atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2007, p.139).

Padawaktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek,

(Dewi & Wawan, 2010, p.11).

Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007,

p.79), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh

pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang

melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya

baik secara formal maupun informal.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi, (2010, p.12-14) ada 6 tingkatan

pengetahuan, antara lain yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu adalalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Atau dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

19

2) Memahami (Comprehention)

Memahami atau kemampuan sesorang untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Dengan cara menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu

objek yang telah dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi juga dapat diartikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu materi atau

suatu objek kedalam komponen–komponen, tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dapat diartikan juga suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada. Penilaian ini itu berdasarkan

suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang sudah ada.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

20

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang menurut Wawan & Dewi (2010, p.16-18), yaitu :

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan merupakan pelatihan atau bimbingan yang diberikan

seseorang untuk mencapai sebuah tujuan atau mimpi dan cita-cita

sesorang untuk kehidupan yang lebih baik dan mencapai

kebahagiaan dan keselamatan. Menurut YB mantra yang dikutip

oleh Notoatmojo (2003, p.43), pendidikan seseorang dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam pola hidup

terutama dalam memotivasi diri untuk bersikap dan berperan serta

dalam pembangunan. Menurut Nursalam yang dikutip oleh

Wawan dan Dewi (2010, p.16) pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah pula seseorang dalam

menerima informasi.

b) Mass media / informasi.

Informasi yang dapatkan baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Kemajuan teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

21

media massa sebagai media informasi seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan pendapat dan kepercayan orang (Wawan dan Dewi,

2010, p.17). Menurut Wied yang dikutip Notoatmojo (2007,

p.146), informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka hal itu akan

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

c) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang disukai maupun tidak tetapi harus

tetap dilakukan untuk menunjang kehidupan baik dirinya sendiri

maupun keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan

tetapi suatu cara atau kegiatan yang membosankan dan banyak

tantangan untuk mencari nafkah. Bekerja secara umum adalah

kegiatan yang menyita waktu banyak.

d) Umur

Menurut Elisabeth BH usia adalah umur individu yang dihitung

mulai dari saat lahir sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Huclok yangdikutip Wawan & Dewi (2010, p.17), semakin cukup

umur, kekuatan, dan tingkat kematangan seseorang maka

kemampuan befikir nya makin matang dan kulitas pekerjaanya

makin tinggi. Kemudian dari penilaian dan kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih tua akan lebih dipercaya oleh

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

22

masyarakat karena masyarakat menilai dari segi pengalaman dan

kematangan jiwa sesorang.

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip Wawan dan Dewi (2010, p.18)

lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

maka pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang

atau kelompok.

b) Sosial budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

d. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Nursalam (2008, p.123-124). Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut :

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

23

1) Tingkat pengetahuan dikategorikan baik bila responden menjawab

pertanyaan dengan benar > 75% - 100% maka skornya ≥ 91.

2) Tingkat pengetahuan dikategorikan cukup bila responden

menjawab pertanyaan dengan benar 56% - 75% maka skor

pengetahuannya 14-18.

3) Tingkat pengetahuan kurang bila responden menjawab pertanyaan

benar < 56% maka skornya < 14.

5. Sikap

a. Pengertian

Menurut Eagly & Chaiken yang dikutip oleh Wawan dan Dewi

(2010, p.20), sikap merupakan hasil evalusi terhadap objek sikap, yang

diekspresikan kedalam proses-proses kognitif, afektif, dan perilaku.

Melalui sikap maka seseorang dapat memahami proses kesadaran yang

menetukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan

individu dalam kehidupan sosialnya. Sedangkan menurut Notoatmojo

(2005, p.142), adalah respon tertutup terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang – tidak senang, setuju – tidak setuju, baik – tidak

baik, dan sebagainya). Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan

tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan faktor

predisposisi perilaku (reaksi tertutup).

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

24

b. Komponen Pokok Sikap :

Baron & Byrne juga Myers dan Gerungan yang dikutip oleh Wawan dan

Dewi (2010, p.32) mengemukakan sikap itu terdiri dari 3 komponen,

yaitu :

1) Komponen kognitif (perseptual)

Merupakan komponen yang ada kaitanya dengan pengetahuan

seseorang, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana orang memiliki persepsi terhadap suatu sikap.

2) Komponen afektif (emosional)

Adalah komponen yang berkaitan dengan rasa senang atau tidak

senang terhadap objek sikap. Rasa senang atau tidak senang pada

suatu objek sikap. Rasa senang merupakan suatu hal yang bernilai

positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan suatu hal yang berarti

negatif.sehingga komponen ini menunjukan arah dari suatu sikap yang

bermakna positif dan negatif.

3) Komponen konatif (komponen perilaku atau action component)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan seseorang

untuk menentukan sebuah tindakan terhadap objek sikap. Komponen

ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar atau kecilnya

kecenderungan seseorang untuk bertindak atau berperilaku terhadap

suatu objek sikap.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

25

c. Tingkatan sikap

Menurut Notoatmojo (2007, p.144), seperti halnya pengetahuan, sikap

juga memiliki tingkatan berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :

1) Menerima (Receiving)

Diartikan bahwa seseorang atau subyek menerima stimulus yang

diberikan (objek). Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil

dapat diketahui dan diukur dari kehadiran si ibu untuk mendengarkan

penyuluhan di lingkungannya. Menurut Notoatmojo yang dikutip

Wawan dan Dewi (2010, p.33) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan.

2) Menanggapi (Responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu

yang mengikuti penyuluhan tersebut ditanya atau diminta menanggapi

oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapainya.

3) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan

orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespons.

4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

26

sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus beranni

mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya

risiko lain.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap

antara lain (Wawan & Dewi, 2010, p.35-36) :

1) Pengalaman pribadi

Agar dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, sesorang harus

mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek (Azwar, 2011,

p.30).Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional(Wawan &

Dewi, 2010, p.35).

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang diangap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafilisasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang di anggap penting tersebut(Wawan & Dewi, 2010,

p.35).seseorang saat mengalami kebimbangan dalam bersikap, maka

biasanya peniruan sikap atasan jalan yang dianggap terbaik (Azwar,

2011, p.33).

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

27

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan disuatu tempat dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan sikap

kita (Azwar, 2011, p.33).Tanpa disadari kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaanlahyang memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya (Wawan & Dewi, 2010, p.36).

4) Media massa

Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang

yang kemudian juga akan membentuk suatu sukap tertentu (Azwar,

2011, p.33). Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap(Wawan & Dewi, 2010, p.36).

5) Lembaga Pendidikan dan agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral pada jati diri

seseorang (Azwar, 2011, p.35-36). Konsep moral dan ajaran dari

lembaga pendidikan dan agama sangat menentukan sitem

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

28

kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya

konsep tersebut mempengaruhi sikap (Wawan & Dewi, 2010, p.36).

6) Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego(Wawan & Dewi, 2010, p.36).

Prasangka seseorang yang timbul dari sebuah emosi merupakan

bentuk sikap negatif yang didasari oleh kelainan kepribadian pada

orang-orang yang frustasi (Azwar, 2011, p.37).

e. Pengukuran sikap

Menurut Notoatmojo (2005, p.57)Pengukuran sikap dapat dilakukan

secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung

dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan tentang

stimulus atau objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga

dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunkana

kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyataan - pernyataan objek

tertentu, dengan menggunakan skala lickert, misalnya dengan

mengajukan pernyataan-pernyataan kemudian diberi penilaian dengan

kriteria sebagai berikut:

Nilai 4 bila sangat setuju, nilai 3 bila setuju, nilai 2 bila tidak setuju, nilai

1 bila sangat tidak setuju.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

29

6. Penyuluhan Kesehatan

a. Pengertian

Menurut WHO yang dikutip oleh Ircham, Eko, Sutrisno, dan Santosa

(2005, p.45), penyuluhan kesehatan adalah suatu kegiatan positif yang

berkesinambungan (sustainable), dalam hal ini perilaku sehat yang

terjadi sebagai hasil promosi kesehatan harus berlangsung terus menerus

sambung menyambung, dari orang, kelompok atau masyarakat pertama,

kedua, ketiga dan seterusnya karena peserta didik yang telah berhasil

mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat yang kemudian

menularkan pendidikan kesehatannya kepada orang lain, kelompok lain

atau masyarakat lain. Pada penyuluhan, maka bila pendidikan masyarakat

telah berhasil mengubah perilaku pesertadidik menjadi perilaku sehat,

maka tugas seorang petugas kesehatan selesai. Dan pendidikan kesehatan

ini akan diulang lagi pada tempat lain yang berbeda.

b. Penyuluhan di lapangan dan di sekolah-sekolah

Penyuluhan kesehatan menurut Azwar yang dikutip oleh

Ircham, dkk (2005, p.46-47), adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan-pesan, menananmkan keyakinan,

sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga

mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan.

Untuk teknik pendidikan kesehatan bagi siswa dengan teori

penyuluhan kesehatan seperti cara yang telah bisa dilakukan melalui

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

30

UKS, atau pelajaran kesehatan disekolah oleh guru ilmu kesehatan,

sebenarnya telah cukup. Akan tetapi beberapa kasus siswa yang belum

dapat mengubah perilaku sehatnya melalui cara-cara yang bisa bisa

dilakukan seperti diatas, termasuk siswa bermasalah, tentunya akan

menggunakan sistem bimbingan dan konseling, yaitu suatu sistem

pendidikan untuk siswa di sekolah yang lebih kuat. (Ircham, dkk, 2010,

p.47).

Disini diharapkan siswa yang bermasalah, dengan perilaku

yang tidak sehat, setelah mengikuti penyuluhan dapat mengubah

perilakunya menjadi perilaku yang sehat dan memperoleh konsep diri

dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki perilaku pada saat ini

dan mungki pada masa yang akan datang. Menurut Natawijaya yang

dikutip Ircham, dkk, (2010, p.48) Sementara bimbingan dapat diartikan

sebagai suatu proses pemberi bantuan kepada individu yang dilakukan

secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami

dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan

sekolah, keluarga dan masyarakat juga kehidupan pada umumnya.

Dengan demikian dia dapat menikmati kebahagiaan dalam

kehidupannya dan memberikan sumbangan yang berarti kepada

kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu

mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial

(Ircham, dkk, 2010, p.49).

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

31

c. Metode penyuluhan kesehatan

Menurut Machfoedz (2005, p.45), metode yang digunakan pada aplikasi

pendidikan kesehatan adalah belajar-mengajar. Pada garis besarnya

metode tersebut dibagi 2 macam, antara lain :

1) Metode didaktik

Metode ini didasarkan pada cara satu atau one way method. Pendidik

aktif dan peserta didik pasif. Kelemahannya, sulit dievaluasi

keberhasilannya. Contohnya siaran radio, tulisan dimedia cetak, tv,

film.

2) Metode sokratik

Metode ini adalah metode dua arah atau two-way trafic method.

Dengan demikian peserta didik dapat aktif dan kreatif. Contohnya

diskusi kelompok, diskusi panel, role playing, demonstrasi dan lain-

lain.

d. Media pendidikan kesehatan

Menurut Machfoedz (2005, p.45), media pendidikan kesehatan adalah

alat bantu pendidikan untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat

tersebut dapat digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya media pendidikan

kesehatan dibagi menjadi 3, antara lain :

1) Media cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi kesehatan sangat bervariasi antara lain booklet, leaflet, flyer

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

32

(selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik (tulisan pada surat kabar

atau majalah), poster, foto.

2) Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan

atau informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara lain : televisi,

radio, video dan slide.

3) Media papan (Bill board)

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi

dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan

diisi juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng

yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum.

e. Langkah-langkah merencanakan penyuluhan

Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI,

menyusun model langkah-langkah merencanakan penyuluhan tujuannya

adalah agar dapat membandingkan dan apakah tehnik yang telah

digunakan tersebut masih relevan untuk dilaksanakan saat ini tau

tidak.(Ircham, dkk, 2010, p.49)

1) Menyusun program sebelum perencanaan penyuluhan,

2) Melibatkan beberapa orang atau kelompok (team) dan penyusunsn

tingkatan pengurus seperti dalam struktur organisasi,

3) Perencanaan didasarkan atas pengetahuan yang cukup,

4) Penilaian penyuluhan termasuk sebagai evaluasi tehnik yang

digunakan.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

33

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan

kesehatan.

Sumber : Pendidikan dan perilaku kesehatan dalam Notoatmojo (2003)

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Predisposisi factor :

pengetahuan dasar,

kepercayaan pada pengajar, sikap

Enabling factor :

Ketersediaan sarana

dan prasarana/fasilitas

Reinforcing factor :

Dukungan, pengetahuan,

sikap dari keluarga,

petugas kesehatan dan

tokoh masyarakat

Perilaku

Proses perubahan

Penyuluhan tentang

dismenorea

1. Sebelum

2. sesudah

Sikap terhadap

dismenorea

Pengetahuan terhadap

dismenorea

Training

Pemberdayaan

masyarakat,

pemberdayaan sosial

Pendidikan kesehatan

(promosi kesehatan)

Komunikasi /

penyuluhan

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-husnipriya... · A. Tinjauan Pustaka 1. Remaja a. ... mereka tidak mendapat

34

D. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan remaja putri tentang dismenorea

sebelum dan sesudah diberi penyuluhan

2. Ada perbedaan sikap remaja putri terhadap dismenorea sebelum

dan sesudah penyuluhan.