bab ii tinjauan pustakadigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · bab...

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja 1. Definisi citra diri Citra diri ( self-image, body image, citra tubuh, gambaran tubuh ) adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Pada remaja fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan yang lain. Bentuk tubuh, tinggi badan dan tanda-tanda pertumbuhan sekunder ( Widiyatun, 1999 ). Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara sadar maupun tidak sadar ( Stuart dan Sudden, 1991, hal.374 ). Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu ( Keliat, 1992 ). 2. Proses terbentuknya citra diri Citra diri tebentuk dari persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain. Sikap, nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi pada perkembangn citra tubuh ( Perry & Potter, 2005 ). Citra diri adalah sebuah komponen vital konsep diri, citra diri mengacu pada konsep dan sikap subjektif yang dimiliki individu terhadap tubuh mereka sendiri. citra diri terdiri atas sifat fisiologis ( persepsi tentang karakteristik fisik seseorang ), psikologi ( nilai nilai sikap terhadap 9

Upload: ngonhi

Post on 27-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Citra Diri Pada Remaja

1. Definisi citra diri

Citra diri ( self-image, body image, citra tubuh, gambaran tubuh ) adalah

sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini

mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi

penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Pada remaja fokus

individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan yang lain.

Bentuk tubuh, tinggi badan dan tanda-tanda pertumbuhan sekunder

( Widiyatun, 1999 ).

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya baik secara

sadar maupun tidak sadar ( Stuart dan Sudden, 1991, hal.374 ). Sikap ini

mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi,

penampilan, dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu ( Keliat, 1992 ).

2. Proses terbentuknya citra diri

Citra diri tebentuk dari persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara

internal maupun eksternal persepsi ini mencakup perasaan dan sikap

yang ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan

pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari

pandangan orang lain. Sikap, nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi

pada perkembangn citra tubuh ( Perry & Potter, 2005 ).

Citra diri adalah sebuah komponen vital konsep diri, citra diri mengacu

pada konsep dan sikap subjektif yang dimiliki individu terhadap tubuh

mereka sendiri. citra diri terdiri atas sifat fisiologis ( persepsi tentang

karakteristik fisik seseorang ), psikologi ( nilai – nilai sikap terhadap

9

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

10

tubuh, kemampuan dan ideal diri ). ketiga komponen ini saling berkaitan.

Orang terdekat dalam kehidupan memberikan dampak paling penting dan

bermakna pada citra diri seseorang. Label yang dilekatkan pada mereka

( seperti : “ Si kerempeng”, “ Si cantik “, atau “Si gendut” ) atau pada

bagian tubuh ( seperti; “ Si muka jerawat”, “ Si mata belok” atau “ Si

kulit buluk” ) ikut mempengaruhi citra diri mereka.

Masa remaja adalah masa usia ketika anak menjadi lebih berkonsentrasi

pada fisik diri. perubahan tubuh yang tidak familier dan fisik yang baru

harus terintegrasi ke dalam konsep diri. Remaja menghadapi konflik

tentang apa yang mereka lihat dan apa yang mereka pandang sebagai

struktur tubuh ideal. Pembentukan citra diri selama masa remaja adalah

elemen penting dalam pembentukan identitas, krisis psikologis dimasa

remaja ( Wong, 2008 ).

3. Respon citra diri

Respon citra diri terdiri dari citra diri positif dan citra diri negatif.

a. Citra diri positif

Citra diri positif adalah anggapan atau gambaran seseorang tentang

dirinya sendiri yang bersifat positif. Umumnya sejak anak anak

orang tua mereka telah menanamkan nilai-nilai positif kedalam

pikiran anak. Tidak semua orang yang hidup dari kalangan rakyat

miskin mempunyai citra diri negatif. Diantara mereka ada orang

yang ditanamkan oleh orang tuanya nilai-nilai positif dengan ucapan

:“…Kalian harus meraih kemenangan,… kalian harus menjadi orang

kaya….kalian harus memperbaiki keadaan kita…kalian harus

membangkitkan batang terendam…” dan lain sebagainya. Inilah

yang menyebabkan munculnya orang orang besar dan sukses dari

kalangan petani , buruh atau orang miskin didesa maupun kota.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

11

Orang yang mempunyai citra diri positif mempunyai semangat

hidup dan semangat juang yang tinggi. Ia mempunyai cita cita dan

gambaran yang jelas tentang masa depannya. Ia yakin dan optimis

apa yang dicita citakannya itu akan tercapai. Ia tidak takut gagal

atau ditertawakan orang dalam mencoba hal hal yang baru.

Ia merasakan dirinya penuh semangat, optimis dan yakin pada

setiap yang dikerjakan. Ia merasa lingkungkan dan semua orang

berpihak padanya. Ia tidak gentar menghadapi berbagai halangan

dan rintangan. Ia yakin kemenangan berpihak padanya. Citra diri

positif menjadi blueprint kehidupannya, dunia seolah olah tunduk

padanya, sukses demi sukses diraihnya seiring dengan berjalannya

waktu. Masalah dan kesulitan tidak pernah bisa mengalahkannya.

Inilah tipe pemimpin dunia dan orang orang yang meraih sukses.

Dasar dari citra diri positif adalah adanya penerimaan diri. Hal ini

disebabkan orang yang memiliki citra diri yang positif berarti dapat

mengenal dirinya dengan baik. Pada remaja yang memiliki citra

diri yang positif dapat menerima segala informasi yang positif

ataupun negatif tentang dirinya, juga dapat menerima atau

memahami kenyataan yang bermacam – macam tentang dirinya

sendiri ( Tadabbur, 2008 ).

b. Citra diri negatif

Citra diri negatif adalah gambaran serta anggapan seseorang

tentang dirinya sendiri yang bersifat negatif .Citra diri negatif

tertanan didalam diri seseorang akibat pangaruh lingkungan , orang

lain atau pengalaman masa lalu yang membekas dalam dirinya. Di

daerah yang lingkungan hidupnya miskin para orang tua sering

menamkan fikiran negatif kepada putra putrinya.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

12

Ketika seorang anak menyampaikan cita - cita atau keinginannya

kepada orang tuanya maka orang tuanya mengatakan: “ Kita ini

orang susah, orang melarat, kita tidak mungkin mendapatkan apa

yang kau inginkan itu. Kita tidak pantas mendapatkan semua itu.

Cukup saja kita hidup seperti ini”. Jika ucapan orang tuanya yang

berulang –ulang itu terekam dan tertanam dalam fikiran bawah

sadar remaja secara mendalam.maka ucapan itu telah membentuk

citra diri remaja.

Ia telah membuat gambaran dan batasan batasan tentang dirinya

bahwa ia adalah orang miskin, susah dan melarat , tidak mungkin

mencapai sukses atau keberhasilan dalam hidup. Batasan batasan

ini akan menjadi blueprint kehidupannya untuk selanjutnya. Ia

tidak akan pernah mampu melampaui batasan itu. Jika ada orang

yang memberinya modal usaha , atau mengajaknya berbisnis pasti

akan selalu mengalami kegagalan. Apapun usaha dan bisnis yang

digelutinya akan mengalami kehancuran selama citra diri negatif

itu masih tertanam dalam fikiran bawah sadarnya. Untuk mencapai

sukses dan keberhasilan dalam hidup ia harus mengubah citra

dirinya , dan ini bukan pekerjaan mudah. Mengubah citra diri yang

telah tertanam dalam diri seseorang membutuhkan usaha yang

gigih dan sungguh sungguh ( Tadabbur, 2008 ).

4. Ciri – ciri citra diri

Ciri – ciri citra diri menurut Tadabbur, 2008 meliputi citra diri positif dan

negatif.

a. Ciri – ciri citra diri positif

1) Mempunyai gambaran diri yang jelas mengenai masa depannya.

2) Optimis mengarungi kehidupan.

3) Yakin dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

13

4) Penuh harapan dan yakin dapat meraih kehidupan yang lebih

baik.

5) Segera bangkit dari kegagalan dan tidak larut dalam duka

berkepanjangan.

6) Tidak ada hal yang tidak mungkin.

7) Penuh percaya diri.

b. Ciri – ciri citra diri negatif

1) Merasa rendah diri, menganggap dirinya tidak berguna dan tidak

berarti ditengah masyarakat.

2) Merasa keberadaannya tidak dibutuhkan oleh masyarakat dan

lingkungan.

3) Merasa tidak pantas atau tidak berhak memiliki atau

mendapatkan sesuatu.

4) Merasa terlalu muda atau terlalu tua untuk melakukan sesuatu.

5) Merasa dibenci dan tidak disukai oleh lingkungan dan orang

sekitar.

6) Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapatkan

kegagalan dan cemoohan dari orang disekelilingnya.

7) Merasa kurang pendidikan disbanding orang lain.

8) Kurang memiliki dorongan dan semangat hidup, tidak berani

memulai sesuatu hal yang baru, selalu khawatir berbuat

kesalahan dan ditertawakan orang.

5. Faktor – faktor yang mempengaruhi citra diri

Menurut Linda Smolak dalam Body Image Development in Children,

faktor-faktor yang mempengaruhi citra diri adalah sebagai berikut ;

a. Jenis kelamin ( Gender )

Pria cenderung menggunakan tubuhnya dengan aktif agar dpat

menunjang aktivitasnya, sedangkan perempuan lebih memandang

tubuhnya dari segi estetika dan bersifat evaluatif. Akibatnya,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

14

perempuan memiliki kepuasan citra diri yang lebih rendah

disbanding dengan kaum pria. Kelompok remaja putri lebih

memperhatikan perkembangan tubuhnya dibandingkan remaja putra

karena lebih terkait pada nilai – nilai yang ada pada kehidupan.

Perubahan perkembangan tubuh semakin intensitas ketika adanya

steriotipe budaya dan remaja putri ingin memiliki bentuk tubuh yang

ideal ( Hurlock,2003 ).

b. Berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan

Konsep citra diri berkaitan denagn derajat kekurusan ataupun

kegemukan tubuh individu. Remaja putri dengan berat badan

berlebih akan merasa tidak puas dengan citra tubuhnyadan

sebagaimana pula sebalikknya. Bagi remaja dengan normal akan

lebih merasa puas dengan citra dirinya. Ketidakpuasan yang timbul

tidak hanya dikarenakan berat badan yang berlebih tetapi juga

harapan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal. Dalam hal ini,

berat badan dan ukuran badan disebutkan memiliki peranan penting

dalam kepuasan citra tubuh pada remaja, terutama yang tumbuh

dalam budaya yang mementingkan penampilan.

c. Teman sebaya

Teman sepergaulan memiliki peranan besar dalam terbentuknya citra

diri remaja dan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Sekolah adalah

tempat pertama remaj untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.

Menurut Oliver & Thelen (1996 ), persepsi akan bentuk tubuh yang

kurus berhubungan dengan popularitas antara teman sepergaulan dan

ini menjadi prediksi kuat adanya kepuasan dan ketidakpuasan

terhadap tubuhnya. Hal ini berarti, jika remaja tersebut bertubuh

kurus dan mendekati bentuk tubuh ideal akan popular, begitu pula

sebaliknya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

15

d. Konsep diri

Konsep diri berpengaruh terhadap kepuasan citra tubuh yang

dipersepsikan. Mereka yang memiliki harga diri positif tidak rentan

terhadap penghinaan fisik yang dilakukan pada lingkungannya.

e. Media masa

Media masa juga mengambil peran dalam pembentukan citra diri

yang positif maupun negatif. Remaja putri banyak menghabiskan

waktu mereka untuk melihat televisi maupun membaca majalah, hal

ini secara tidak langsung juga akan mempengaruhi pandangan

gambaran penampilan yang ideal, sehingga banyak dari remaja putri

tersebut melakukan diet dan olahraga untuk pembentukan badan

yang ideal, sesuai dengan apa yang mereka lihat di televisi maupaun

yang mereka baca dimajalah.

6. Pengukuran citra diri

Dalam pengukuran citra diri, penulis menggunakan kuesioner baku

Multidimensional Body Self Relations Questionnaire oleh Thomas F

Cash, yang berisi 60 pertanyaan dan meliputi beberapa dimensi yaitu :

a. Appearance Orientation ( Orientasi Penampilan ) mengukur tingkat

perhatian individu terhadap penampilannya.

b. Appearance Evaluation ( Evaluasi Penampilan ) menggukur

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan seseorang.

c. Fitness Orientation ( Orientasi Kebugaran Fisik ) mengukur derajat

perhatian individu terhadap kebugaran fisik .

d. Fitness Evaluation ( Evaluasi Kebugaran Fisik ) mengukur derajat

kebugaran yang dirasakan individu terhadap tubuhnya.

e. Health Evaluation ( Evaluasi Kesehatan ) mengukur penilaian

individu terhadap tubuhnya.

f. Health Orientation ( Orientasi Kesehatan ) mengukur derajat

pengetahuan dan kesadaran individu terhadap kesehatan fisiknya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

16

g. Illness Orientation ( Orientasi tentang penyakit ) mengukur

kesadaran individu terhadap masalah penyakit yang dialami

tubuhnya.

h. Weight Preoccupation ( Kecemasan Terhadap Kegemukan )

mengambarkan kecemasan menjadi gemuk, kewaspadaan terhadap

berat badan, kecenderungan untuk melakukan diit penurunan berat

badan dan membentuk pola makan yang dibatasi.

i. Subjective Weight ( Pengkategorian Ukuran Tubuh

)menggambarkan bagaimana seseorang mempresepsikan dan

melabel berat badannya sendiri.

Pertanyaan yang dikembangkan dalam 60 pertanyaan diatas memiliki

nilai skor, favorable : Sangat Tidak Setuju ( 1 ), Tidak Setuju ( 2 ), Setuju

( 3 ), Sangat Setuju ( 4 ). Unfavorable : Sangat Tidak Setuju ( 4 ), Tidak

Setuju ( 3 ), Setuju ( 2 ), Sangat Setuju (1). Dengan interpretasi nilai, jika

jumlah nilai skor ≤ 174,74 maka maka memiliki citra diri yang negatif,

dan jumlah nilai skor ≥ 174,74 maka dapat disimpulkan jika responden

memiliki citra diri yang positif.

B. Harga Diri Remaja

1. Definisi harga diri

Harga diri (self-esteem) adalah bagian yang meliputi suatu penilaian,

suatu perkiraan mengenai pantas diri. Harga diri adalah penilaian pribadi

terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak

kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya ( Suliswati, 2005 ). Harga

diri adalah penilaian pribadi terhadap hal yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku mengenai diri. Harga diri diperoleh

dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama dalam harga diri adalah

dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain, manusia cenderung

bersifat negatif walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain

namun jarang mengekspresikan. Harga diri akan bermakana dan berhasil

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

17

jika diterima dan diakui orang lain merasa mampu menghadapi

kehidupan merasa dapat mengontrol dirinya ( Widiyatun, 1999 ).

Coopersmith ( 1967 ) dalam Harris Clemes, menyatakan harga diri

sebagai penilaian diri yang dilakukan oleh seorang individu dan biasanya

berkaitan dengan dirinya sendiri. Penilaian tersebut mencerminkan sikap

penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu

percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil, serta berharga.

Menurut Kohlberg, harga diri adalah bagian seseorang merasakan dirinya

sendiri ( Dikutip dari Kenrick & Seamon,1990 ).

2. Proses terbentuknya harga diri

Harga diri adalah nilai yang ditempatkan individu pada diri sendiri dan

mengacu pada evaluasi diri secara menyeluruh terhadap diri sendiri

( Willoughby, King dan Polatajka 1996 ). Harga diri digambarkan

sebagai komponen afektif diri, sedangkan konsep diri adalah komponen

kognitif. Namun, dua istilah ini hampir tidak dapat dibedakan dan sering

digunakan secara bergantian.

Istilah harga diri mengacu pada penilaian pribadi dan subjektif tentang

makna seseorang yang didapat dan dipengaruhi oleh kelompok sosial

dalam lingkungannya saat ini dan persepsi individu tentang bagaimana

mereka dihargai oleh orang lain. Harga diri berubah sesuai

perkembangan, todler yang sangat egosentris tidak menyadari adanya

kemampuan dan pengakuan sosial. Dilain pihak, anak usia prasekolah

dan usia sekolah semakin sangat menyadari perbedaan antara

kemampuan mereka dan kemampuan anak yang lebih besar.

Merasa diterima oleh orang dewasa dan teman sebaya diluar kelompok

keluarga menjadai lebih penting bagi mereka. Umpan balik positif

meningkatkan harga diri mereka. Saat kemampuan mereka meningkat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

18

dan mereka mengembangkan hubungan yang bermakna, maka harga diri

mereka akan meningkat ( Wong,2008 ).

Harga diri mulai terbentuk dari masa kanak – kanak dengan mulai

mengembangkan rasa berguna untuk bertindak pada inisiatif mereka

sendiri ( Erikson, 1963 dalam Potter,2005 ). Harga diri dapat dipahami

dengan memikirkan hubungan antara konsep diri seseorang dan diri

ideal. Diri ideal terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku

yang dianggap ideal dan diupayakan untuk dicapai.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi harga diri

a. Perkembangan individu

Pada saat anak berkembang anak mungkin merasa tidak dicintai,

kurang pengakuan dari lingkungan sekitar dan pujian atau motivasi

yang positif dari orang tua sangat membantu dalam perkembangan

anak tersebut.

b. Ideal diri yang tidak realistis

Seseorang yang selalu dituntut untuk berhasil dan tidak boleh berbuat

kesalahan, akan membuat standart yang tidak bisa mereka dicapai.

Yang pada akhirnya hal tersebut justru akan membuat seseorang

menghukum dirinya sendiri dan akan menyebabkan hilangnya rasa

percaya diri.

c. Keluarga

Orang tua yang mempunyai harga diri rendah akan tidak dapat

membangun rasa harga diri anak yang baik. Harga diri anak akan

terganggu, akhirnya anak akan memandang negatif terhadap

pengalaman dan kemampuan di lingkungannya.

d. Pengalaman traumatik yang berulang

Pengalaman traumatik dapat berupa penganiayaan secara fisik, emosi,

korban peperangan, korban pasca bencana alam, kecelakaan,

perampokan ataupun pemerkosaan. Respon untuk menghadapi trauma

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

19

tersebut umumnya dengan mengingkari trauma , mengubah arti

trauma. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan

denial pada trauma.

4. Karakteristik harga diri tinggi dan harga diri rendah Menurut Clemes

harris,2006 meliputi :

a. Remaja dengan harga diri tinggi

1) Bertindak mandiri

2) Menerima tanggung jawab

3) Merasa bangga dengan prestasinya

4) Mendekati tantangan baru dengan penuh antusias

5) Menunjukan sederet perasaan dan emosi yang luas

6) Menoleransi frustasi dengan baik

7) Merasa mampu mempengaruhi orang lain

b. Remaja dengan harga diri rendah

1) Meremehkan bakatnya sendiri

2) Merasa bahwa orang lain tidak menghargainya

3) Merasa tidak berdaya

4) Mudah dipengaruhi orang lain

5) Menunjukkan deretan emosi dan perasaan yang sempit

6) Menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan

7) Menjadi defensive dan mudah frustasi

8) Menyalahkan orang lain karena kesalahannya sendiri

5. Pengukuran harga diri

Dalam pengukuran harga diri penulis menggunakan kuesioner baku Self

Esteem Scale oleh Rosenberg, yang terdiri dari 10 pertanyaan yang

mengulas tentang diri sendiri. Memliki nilai skor favorable Sangat Setuju

( 3 ), Setuju ( 2 ), Tidak Setuju ( 1 ), Sangat Tidak Setuju ( 0 ). Skor

unfavorable Sangat Setuju ( 0 ), Setuju ( 1 ), Tidak Setuju ( 2 ), Sangat

Tidak Setuju ( 1 ). Dengan interpretasi nilai, jika jumlah nilai skor

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

20

≤ 20,85 maka memiliki harga diri yang negatif, jika jumlah nilai skor

≥ 20,85 maka memiliki harga diri yang positif.

C. Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja

1. Pertumbuhan remaja

Pertumbuhan ( growth ) adalah yang berkaitan dengan masalah

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ

maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, pound,

kilogram ), ukuran panjang ( cm, meter ), umur tulang dan keseimbangan

metabolic ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh ) ( Soetjiningsih, 1995 ).

Menurut Al–Migwar Muhammad ( 2006 ) pertumbuhan pada remaja

dapat ditandai dengan :

a. Pertumbuhan tinggi badan

Anak perempuan rata – rata mencapai tingi badan yang matang pada

usia 17 dan 18 tahun, sedangkan pada anak laki – laki setahun

setelahnya.

b. Pertumbuhan berat badan

Perubahan berat badan biasanya seiring dengan perkembangan tinggi

badan namun, berat badan tersebar pada bagian – bagian tubuh yang

sebelumnya kurang atau sama sekali tidak mengandung lemak.

c. Perubahan proporsi tubuh

Secara perlahan berbagai anggota tubuh mencapai proporsi yang

sebanding.

2. Perkembangna remaja

Perkembangan ( development ) adalah bertambahnya kemampuan ( skill )

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai dari proses kematangan. Disini

menyangkut adanya proses difrensiasi dari sel – sel tubuh, organ –organ

dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing –

masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

21

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya (Soetjiningsih, 1995 ).

Menurut Al-Mighwar Muhammad ( 2006 ) perkembangan pada remaja

dapat ditandai dengan :

a. Organ seks

Pada akhir masa remaja orga seks pada laki- laki dan perempuan

mencapai ukuran yang sama matang.

b. Ciri – ciri seks sekunder

Pada akhir masa remaja, cirri-ciri seks sekunder yang utama berada

pada tingkat perkembangan yang matang.

c. Sistem pencernaan

Secara umum, perut menjadi semakin panjang dan tidak lagi

terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah

besar, otot-otot di perut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan

lebih kuat, hati bertambah berat dan rongkongan bertambah panjang.

d. Sitem peredaran darah

Secara umum, perut menjadi semakin panjang dan tidak lagi

terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah

besar, otot-otot di perut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan

lebih kuat, hati bertambah berat dan rongkongan bertambah panjang.

e. Sistem pernafasan

Jantung bertamnah pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas

atau delapan belas tahun beratnya sua belas kali berat pada waktu

lahir. Panjang dan tebal pembuluh darah meningkat dan mencapai

tingkat kematangan bila mana jantung sudah matang.

f. Sistem endokrin

Akibat aktivitas gonad yang meningkat pada masa puber adalah

ketidakseimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada

awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan

berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai

akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

22

g. Jaringan tubuh

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan

mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan

pada remaja berkaitan dengan pematangna fungsi organ.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa pertumbuhan

mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan pada

remaja berkaitan dengan pematangan fungsi organ (Soetjiningsih,1995).

3. Perkembangan psikologis remaja

Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangan

psikososial adolesens. Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang

dekat atau tetap terisolasi secara sosial. Erikson memandang bingung

identitas (atau peran) sebagai bahaya utama pada tahap ini dengan

menyarankan pengelompokkan dan intoleransi perbedaan yang terlihat

pada perilaku adolesens dipertahankan terhadap bingung identitas

(Erikson, 1968 dalam Potter, 2005).

Adolesens bekerja mandiri secara emosional dari orang tua, sambil

mempertahankan ikatan keluarga. Selain itu, mereka perlu

mengembangkan sistem etisnya sendiri berdasarkan nilai – nilai personal.

Pilihan tentang pekerjaan, pendidikan masa depan, dan gaya hidup harus

dibuat. Beragam komponen identitas total disusun dari tugas – tugas ini

dan terdiri dari identitas personal dewasa yang unik bagi individu.

Perilaku yang menunjukkan resolusi negatif pada tugas perkembangan

pada usia ini adalah kebimbangan dan ketidakmampuan menentukkan

pilihan bekerja ( Potter, 2005 ).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

23

4. Definisi remaja

Remaja berasal dari bahasa Latin Adolescence yang berarti tumbuh

menjadi dewasa. Istilah Adolescence mempunyai arti yang lebih luas

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja

merupakan masa perubahan salah satu periode perkembangan manusia.

Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak –

kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan

psikologik dan perubahan sosial ( Hurlokc, 2003).

Menurut Pigaet secara psikologis masa remaja adalah saat individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa

dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan dalam tingkatan

yang sama terutama dalam masalah hak. Transformasi intelektual yang

khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai

integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataanya

merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini

( Mighwar, 2006 ).

Menurut WHO tahun 1974 memberikan devinisi remaja yang lebih

konseptual. Dalam devinisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu

biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi

tersebut berbunyi sebagai berikut. Remaja adalah suatu masa dimana

individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda –

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksualnya. Individu mengalami perkembanganpsikologis dan pola

identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari

ketergantungan sosial – ekonomi yang penuh kepada keadaan yang

relative lebih mandiri ( Sarwono, 2003 ).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

24

5. Batasan usia remaja

Rentang usia pada remaja adalah antara 13 sampai 21 tahun yang dibagi

dalam masa remaja awal, antara usia 13 sampai 17 tahun dan remaja

akhir 17 sampai 21 tahun. Literature Amerika menentukan masa pubertas

11 – 12 atau 15 – 16 tahun, kemudian menentukan usia 13 – 17 tahun

sebagai remaja awal dan 17 – 21 tahun sebagai remaja akhir ( Mighwar,

2006 ).

Dari beberapa penggolongan remaja diatas dapat disimpulkan bahwa

secara teoritis dari segi psikologi rentang usia remaja berada dalam usia

12 sampai 21 tahun bagi perempuan, dan 13 sampai 22 tahun bagi laki-

laki ( Hurlock, 2003 ). Batasan usia remaja menurut WHO, remaja awal

yaitu 10 – 14 tahun, remaja akhir yaitu 15 – 20 tahun ( Sarwono, 2011 ).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan batasan usia remaja mulai

dari 15 – 21 tahun, karena berdasarkan batasan usia menurut Thomas F

Cash dalam Multidimensional Body Self Relation Questionaire

( MBRSQ) yang merupakan kuesioner baku untuk pengukuran citra diri.

6. Tugas perkembangan

Banyak tuntutan dan faktor-faktor sosial, religious, serta nilai dan norma

yang mendorong remaja memikul beban tugas dan tanggung jawab.

Harapan. Menurut R.J.Havighurst tugas perkembangan adalah petunjuk

yang memungkinkan seseorang untuk mengerti dan memahami harapan

atau tuntutan masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam

usia tertentu.

Arti ini mengandung makna; pertama, dari segi orang dewasa, dia dapat

menetahui hal-hal yang harus diajarkan kepada anak-anak sesuai dengan

yang diharapkan oleh lingkungannya (khusus bagi masa anak-anak) dan

mengetahui hal-hal yang harus ditanamkan dan dikuatkan dalam

membimbing seorang anak dalam masa remaja. Kedua, dari segi anak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

25

yang sadar menuju kedewasaanya, dia dapat mengetahui hal-hal yang

harus dipelajari dan dikuasai dalam masa kehidupan tertentu yang sesuai

dengan tuntutan masyarakat dan lingkungannya yang lebih luas

( Hurlock, 2003 ).

Karl C.Garrison ( dalam Mighwar, 2006 ) membagi tugas perkembangan

sebagai menjadi enam kelompok berikut :

a. Menerima kondisi jasmani

Pada masa remaja ini, anak menjadi tumbuh cepat yang

mengarahkannya pada bentuk orang dewasa, pertumbuhan ini juga

diiringi dengan perkembangan sikap dan citra diri. Remaja putri

sering mendambakan bintang pujaannya yang memiliki wajah cantik

dan bertubuh langsing. Mereka sering membandingkan dirinya

dengan teman sebayanya, sehingga akan cemas bila kondisinya tidak

seperti bintang pujaannya atau teman sebanyanya.

b. Mendapatkan hubungan baru dengan teman – teman sebayanya yang

berlainan jenis

Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja

mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial terutama dengan

lawan jenisnya. Mereka ingin mendapat penerimaan dari kelompok

teman sebaya lawan jenis ataupun sesama jenis agar merasa

dibutuhkan dan dihargai.

c. Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenisnya

Pada masa ini, perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan

tampak jelas lalu berkembang matang pada masa dewasa. Apabila

remaja memiliki bentuk tubuh yang tidak memuaskan mereka akan

menyesali dirinya sendiri. Padahal mereka seharusnya menerima

kondisinya dengan penuh tanggung jawab.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

26

d. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya

Bebas dari ketergantungan emosional merupakan tugas

perkembangan penting yang dihadapi oleh setiap remaja. Apabila

remaja tidak memiliki kebebasan emosional mereka akan menemui

berbagai kesulitan dalam mas selanjutnya, tidak bisa membuat

keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang

ditempuhnya.

e. Mendapatkan kesanggupan untuk berdiri sendiri dalam hal-hal yang

berkaitan dengan masalah ekonomi

Kelak para remaja akan hidup sebagai orang dewasa, kesanggupan

disini mencakup dua tugas yaitu; pertama, mencari sumber keuangan

atau pemasukan. Dalam hal ini remaja diharapkan belajar untuk

lepas dari bantuan orang tua dengan mendapatkan pekerjaan. Kedua,

pengelolaan keuangan, dalam hal ini remaja diharapkan mampu

mengatur pengeluarannya.

f. Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup

Remaja seringkali sulit menerima kondisi fisiknya bila sejak kanak-

kanak mereka telah mengagungkan konsep tentang penampilan diri

pada waktu dewasa. Tugas untuk mengembangkan perilaku sosial

yang bertanggung jawab berkaitan erat dengan masalah

perkembangan nilai-nilai yang selaras dengan dunia orang dewasa

yang akan dimasuki. Kebanyakan remaja ingin diterima oleh teman-

teman sebayanya tetapi orang dewasa menganggap perilaku remaja

ini diartikan bahwa mereka belum bisa bertanggung jawab.

7. Remaja dan permasalahannya

Remaja masa kini menghadapi tuntutan dan harapan, demikian juga

bahaya dan godaan, yang tampaknya lebih banyak dan lebih kompleks

ketimbang yang dihadapi remaja pada generasi yang lalu ( Feldman &

Elliot, 1990; Hamburgh, 1993; Hechinger, 1992 ). Remaja saat ini

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

27

dihadapkan pada lingkungan yang tidak begitu stabil. Melalui media,

remaja masa kini dihadapkan pada pilihan gaya hidup yang kompleks.

Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang timbul pada masa remaja,

yaitu :

a. Penggunaan obat terlarang dan alkohol

Beberapa remaja memiliki rasa tertarik pada obat – obatan terlarang,

karena obat – obatan tersebut dapat membantu mereka untuk

beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Merokok,

minum minuman keras , dan mengkonsumsi obat – obatan terlarang

dapat mengurangi ketegangan dan frustasi, menghilangkan

kebosanan dan rasa lelah, dan dalam beberapa kasus dapat

membantu remaja untuk melarikan diri dari kenyataan hidup yang

keras. Obat terlarang memberikan kesenangan dengan cara

emmberikan kedamaian di dalam dirinya, kegembiraan, relaksasi,

persepsi yang berubah dengan cepat, dan sensasi yang kuat. Obat

terlarang juga memuaskan keingintahuan remaja dan karena alasan

sosial, memungkinkan remaja lebih nyaman dan menikmati

pertemanannya dengan orang lain ( Field, 1992 dalam Santrock,

2003 ).

b. Alkohol

Alkohol adalah obat – obatan yang sangat keras, didalam tubuh

alkohol bereaksi terutama sebagai penenang ( depresant ) dan dapat

memperlambat aktifitas otak. Namun, jika dikonsumsi dalam dosis

rendah, alkohol dapat bekerja sebagai stimulan ( Prunell,dkk, 1987 ).

Pada awalnya, remaja akan merasa lebih banyak bicara atau merasa

lebih percaya diri ketika mereka mengkonsumsi alkohol. Secara

bertahap para peminum akan mengantuk dan tertidur, bahkan dalam

keadaan mabuk yang berlebihan peminum bisa mengalami koma.

Setiap pengaruh terhadap tingkah laku ini berbeda – beda setiap

orangnya tergantung pada bagaimana tubuh remaja melakukan

metabolisme alkohol, berat badan individu, jumlah alkohol yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

28

dikonsumsi dan apakah kebiasaan minum sebelumnya telah

menimbulkan toleransi.

c. Merokok pada remaja

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dpat memberikan

kenikamatan bagi si perokok., namun dilain pihak merokok juga

dapat menimbulakan dampak buruk bagi si perokok itu sendiri

maupun orang – orang sekitarnya. Angka kejadian merokok pada

remaja lebih besar pada remaja laki – laki dan remaja perempuan

jumlahnya lebih kecil ( Subanada, 2004 ).

d. Stresor citra diri dan harga diri

Stresor menantang kapasitas seseorang , ( Selye, 1956 dalam Perry

& Potter, 2004 ) menyatakan bahwa stres adalah kehilangan dan

kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil psesifik tindakan

seseorang atau respons khas terhadap sesuatu . proses normal dari

kematangan itu adalah stresor. Setiap individu memiliki reaksi yang

berbeda terhadap situasi yang sama dengan tingkat stres yang

beragam. Semua orang mengetahui pola perilaku yang biasanya

memberikan cara untuk menghadapi dan mengadaptasi stresor,

dengan demikian dapat memberikan metoda untuk koping terhadap

stresor lainnya. Stresor citra diri dapat terjdi ketika seseorang

mengalami perubahan dalam penampilan tubuh, seperti amputasi,

perubahan penampilan wajah, obesitas merupakan stresor yang

mempwngaruhi citra tubuh. Meskipun tidak terlihat oleh orang lain

perubahan penampilan ini mempunyai efek yang signifikan tingkah

laku terhadap remaja. Sedangkan harga diri adalah rasa

dihormati,diterima, kompeten, dan bernilai. Rremaja yang memiliki

harga diri rendah sering merasa tidak dihargai, tidak dicintaidan

sering mengalami depresi dan ansietas. Banyak stresor yang dapat

mempengaruhi harga diri seseorang, seperti ketidakmampuan untuk

memenuhi harapan orang tua, teman – teman sepermainan dan lain –

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

29

lain. Beberapa keadaan ynag dapat mempengaruhi citra diri dan

harga diri remaja adalah :

1) Obesitas pada remaja

2) Akne vulgaris pada remaja

D. Obesitas Pada Remaja

1. Definisi obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah kelebihan berat badan karena

terdapatnya timbunan lemak berlebihan dalam tubuh. Perbandingan yang

normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30%

pada perempuan dan 18-23% pada laki-laki. Perempuan dengan lemak

tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25%

dikatakan mengalami obesitas. Seseorang dikatakan obesitas dengan

kriteria memiliki barat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran

berat badan yang normal ( Mustofa, 2006 ). Menurut kriteria ini obesitas

digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

a) Obesitas ringan

IMT > 27,0 – 30,0

b) Obesitas sedang

IMT > 30.0 – 34,0

c) Obesitas berat

IMT > 34,0 – 39,0

2. Faktor – faktor penyebab obesitas

Faktor resiko yang berperan terjadinya obesitas ( Atikah, 2010 ) antara

lain adalah sebagai berikut :

a. Faktor genetik

Obesitas cenderung untuk diturunkan, anggota keluarga tidak hanya

berbagi gen tetapi juga berbagi makanan dan gaya hidup yang bisa

mendorong terjadinya obesitas.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

30

b. Faktor lingkungan

Lingkungan seseorang juga mengambil peranan penting terhadap

terjadinya obesitas. Yang termasuk factor lingkungan dalam hal atau

pola hidup seseorang.

c. Faktor psikososial

Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi

kebiasaan makan orang tersebut. Contohnya ada sebagian orang

memberikan reaksi emosinya dengan makan. Gangguan emosi ini

merupakan masalah serius pada wanita muda penderita obesitas dan

dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukan serta rasa

tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

d. Faktor kesehatan

Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan obesitas seperti;

hipotiroidisme, sindroma chusing dan beberapa penyakit syaraf lain

yang dapat menyebabkan seseorang menjadi banyak makan.

e. Faktor perkembangan

Penambanhan ukuran atau jumlah sel-sel lemak menyebabkan

bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita

obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,

dapat memiliki sel lemak lima kali lebih banyak dibandingkan

dengan orang dengan jumlah berat badan normal.

f. Aktifitas fisik

Seseorang dengan aktifitas fisik yang kurang dapat meningkatkan

prevalensi terjadinya obesitas. Orang-orang yang kurang aktif

memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan

aktivitas tinggi. Seseorang yang kurang melakukan aktifitas fisik

yang seimbang dan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan

cenderung mengalami obesitas.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

31

3. Pengukuran obesitas dan klasifikasi berat badan

Menurut Atikah,2010 pengukuran obesitas dapat dilakukan meliputi :

a. Mengukur lemak tubuh

a) Underwater Weight

Pengukuran berat badan yang dilakukan didalam air dan

kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang

tersisa.

b) BOD POD

Yaitu sebuah ruangan yang berbentuk telur yang telah

dikomputerisasi. Pada saat seseorang telah memasuki BOD

POD, maka jumlah udara yang tersisa akan digunakan untuk

mengukur lemak tubuh.

c) Dual Energy X-ray Absorbtiometry ( DEXA )

Yang menyerupai scaning tulang. Sinar X digunakan untuk

menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

d) Jangka tubuh

Ketebalan kulit dibeberapa bagian tubuh diukur dengan

menggunakan jangka, yaitu suatu alat yang terbuat dari logam

yang menyerupai forceps.

b. Mengukur lingkar pinggang

Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur

dari titik yang terlebar, kemudian ukuran pinggang dibagi dengan

ukuran pinggul. Untuk membaca hasilnya, jika pada laki-laki ≥

90cm dan ≥ 80 pada perempuan maka akan menunjukkan tanda

bahaya obesitas.

c. Mengukur indeks masa tubuh ( IMT )

Suatu pengukuran yang membandingkan antara berat badan dengan

tinggi badan, dengan rumus :

IMT = BB ( Kg )

TB ( m )²

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

32

Keterangan :

IMT : Indeks Masa Tubuh

BB : Berat badan ( dalam kilogram )

TB : Tinggi Badan ( dalam meter )²

Satuan : Dalam kg/m²

d. Klasifikasi berat badan

Keteranagan Kategori Batas ambang

Kurus Kekurangan BB tingkat

berat

< 17,0

Kekurangan BB tingkat

ringan

17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 24,9

Gemuk

>25,0 – 27,0

Obesitas Obesitas Ringan >27,0 – 30,0

Obesitas Sedang >30,0 – 34,0

Obesitas Berat >34,0 – 39,0

4. Penatalaksanaan obesitas

Menurut Atikah ( 2010 ) penatalaksanaan obesitas dapat dibagi dalam

beberapa kategori, meliputi :

a. Edukasi

Memberikan pengajaran kepada penderita obesitas bahwa cara

paling efektif untuk menurunkan berat badan adalah dengan

meningkatkan aktifitas fisik dan mengurangi asupan energi.

b. Pengobatan

Memberikan motifasi pada penderita obesitas untuk membuat suatu

rencana dalam rangka menurunkan asupan energy dan

meningkatkan aktifitas fisik. Melakukan pembatasan kalori dan

modifikasi diet seharusnya dilakukan sehingga penderita obesitas

dapat mencapai dan menjaga berat badan yang ideal.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

33

c. Program penurunan berat badan

1) Diit harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang

dianjurkan ( vitamin, mineral, dan protein ). Diit untuk

menurunkan berat badan harus rendah kalori.

2) Programm penurunan berat badan harus diarahkan kepada

penurunan berat badan yang perlahan dan stabil.

3) Sebelum melakukan program penuruna berat badan, harus

dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

d. Modifikasi perilaku

Modifikasi perilaku merupakan teknik yang sering digunakan

dalam terapi psikologis untuk mengurangi atau menghilangkan

perilaku yang dapat menyebabkan munculnya masalah kelebihan

berat badan. Dengan teknik ini, remaja ditanamkan motifasi dan

disiplin diri yang kuat untuk mengubah kebiasaan yang salah

( Wirakusumah, 1994 ). Modifikasi perilaku dapat dilakukan

dengan cara antara lain :

1) Memonitor diri sendiri

Pencatatan olah raga, makanan yang dimakan dan emosi serta

lingkungan yang mempengaruhi pada waktu mengkonsumsi

makanan untuk memberikan dasar perencanaan untuk

perubahan.

2) Dorongan positif

3) Modifikasi perilaku untuk mempromosikan penurunan atau

mempertahankan berat badan

4) Kunyah makanan secara berlahan

5) Makanlah dengan porsi yang kecil

E. Hubungan Obesitas dengan Citra Diri

Citra diri tebentuk dari persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal

maupun eksternal persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang

ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

34

tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan

orang lain. Sikap, nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi pada

perkembangn citra tubuh ( Perry & Potter, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi ( tanpa tahun ) terkait citra tubuh

remaja putri melakukan suntik kurus, menyatakan bahwa perhatian terhadap

citra tubuh lebih besar pada remaja putri. Karena pada masa remaja menarik

tidaknya seseorang diidentikkan dengan bentuk tubuh ideal atau langsing.

Faktor – faktor interpersonal yang dapat mempengaruhi citra diri pada remaja

putri adalah sikap ibu terhadap tubuhnya sendiri dan tubuh remaja putri

tersebut, teman sebaya seperti teman – teman yang memiliki bentuk tubuh

yang ideal, tokoh idola dan ketidakpuasan terhadap tubuh remaja putri juga

dipengaruhi oleh media masa seperti televise, internet, ataupun majalah

remaja.

Bagi remaja putri yang mengalami masalah obesitas dia akan merasa bahwa

dirinya aneh, tidak sempuna, tidak disukai sehingga orang lain akan

memandangnya dengan negatif. Bagi remaja putri yang mengalami obesitas

akan cenderung mengalami krisis percaya diri seperti menarik diri dari

lingkungannya, sukar bergaul dengan teman sebaya dan kurang aktif dalam

kegiatan – kegiatan disekolahnya.

Dengan demikian, citra tubuh merupakan persepsi dan perasaan tentang

ukuran dan bentuk, fungsi dan penampilan, dapat menjadi faktor penentu

yang dapat mempengaruhi perkembangan harga diri seseorang. Seiring

dengan pertumbuhan fisik yang pesat, berat badan akan mengalami

pertambahan dan akan rentan mengalami obesitas. Remaja yang memiliki

kelebihan berat badan dapat berefek negatif pada citra diri mereka.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

35

F. Hubungan Obesitas dengan Harga Diri

Harga diri mulai terbentuk dari masa kanak – kanak dengan mulai

mengembangkan rasa berguna untuk bertindak pada inisiatif mereka sendiri(

Erikson, 1963 dalam Potter, 2005 ). Harga diri dapat dipahami dengan

memikirkan hubungan antara konsep diri seseorang dan diri ideal. Harga diri

memiliki pengaruh besar terhadap perasaan dan penilaian dari konsep diri

individu. Salah satu komponen penting dalam harga diri adalah penilaian

individu terhadap tubuhnya yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

penilaiannya tentang diri sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati ( 2008 ) tentang harga diri pada

remaja obesitas, menyatakan bahwa harga diri sangat erat kaitannya terhadap

berat badan ideal seorang remaja. Remaja yang memiliki berat badan ideal

cenderung dapat diterima oleh lingkungannya, sehingga remaja tersebut

memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. Begitu juga sebaliknya,

apabila remaja tersebut memiliki berat badan yang kurang ideal, maka dapat

membuat remaja tersebut tidak percaya diri dan pada akhirnya merasa harga

dirinya rendah. Rasa tidak puas terhadap konsisi bentuk tubuh sering

dirasakan oleh remaja. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab timbulnya

gangguan harga diri rendah pada remaja.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

36

G. Kerangka Teori

Dari tinjauan teori diatas maka dapat disimpulkan kerangka teori sebagai

berikut :

Skema 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Wirakusumah ( 1994 ), Widiyatun ( 1996 ), Clemes Harris ( 2010 ),

Mustofa ( 2010 ), Linda Smolak ( tanpa tahun )

Faktor yang

mempengaruhi citra diri :

d. Teman sebaya

e. Teman sebaya

a. Jenis kelamin

b. Berat badan

c. Konsep diri

Faktor yang

mempengaruhi harga

diri:

a. Perkembangan

harga diri

b. Ideal diri yang tidak

realistis

c. Keluarga

d. Pengalaman

traumatik yang

berulang

Citra Diri Positif

Citra Diri Negatif

Harga Diri Rendah

Harga Diri Tinggi

Obesitas

Faktor penyebab

obesitas :

a. Faktor genetik

c. Faktor

psikososial

d. Faktor kesehatan

e. Faktor

perkembangan

f. Faktor aktifitas

fisik

b. Faktor

lingkungan

Penatalaksanaan Obesitas:

a. Edukasi

d. Modifikasi perilaku

b. Pengobatan

c. Program penurunan berat badan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sorgaperuc-6580-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Pada Remaja ... 2. Proses terbentuknya citra diri

37

H. Kerangka Konsep

Dari kerangka teori tersebut, maka dapat dirumuskan kerangka konsep

sebagai berikut :

Skema 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independent : Variabel Dependent :

I. Variabel Penelitian

Variable dalam penelitian ini adalah :

1. Variable independent ( variable bebas ) adalah obesitas

2. Variabel dependent ( variable terikat ) adalah citra diri dan harga diri

pada remaja putri.

J. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan obesitas dengan citra diri pada remaja putri di Kelurahan

Jomblang Kecamatan Candisari Semarang.

2. Ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja putri di

Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang

3. Tidak ada hubungan obesitas dengan citra diri pada remaja putri di

Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang

4. Tidak ada hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja putri di

Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang

Obesitas

Harga Diri

Citra Diri