bismillah citra diri

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005). Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004). Sejak lahir individu mengeksplorasikan bagian tubuhnya, menerima reaksi tubuhnya dan menerima stimulus orang lain. Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain dilingkungan pasien terhadap tubuh pasien turut mempengaruhi penerimaan pasien pada dirinya (Keliat, 1998). 1 | Makalah Kebutuhan Harga Diri

Upload: ebta-fianfi

Post on 10-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Citra Diri

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangCitra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005). Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004). Sejak lahir individu mengeksplorasikan bagian tubuhnya, menerima reaksi tubuhnya dan menerima stimulus orang lain. Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain dilingkungan pasien terhadap tubuh pasien turut mempengaruhi penerimaan pasien pada dirinya (Keliat, 1998).Jika terjadi perubahan pada tubuh, misalnya akibat amputasi kaki, maka umumnya klien akan mengalami tahap sebagai berikut: syok, menarik diri, mengakui, menerima dan rehabilitasi. Dengan kata lain seseorang tidak hanya berubah secara fisik namun secara psikis juga akan mengalami perubahan. Jika seseorang tidak bisa mengontrol psikisnya maka akan terjadi hal yang buruk. Sebagai perawat maka merupakan kewajibannya untuk mencegah hal- hal yang tidak diharapkan. Maka penulis tertarik ingin mencari ancaman dan gangguan yang dapat menjadi gangguan citra tubuh.B. Tujuan1. Apa saja yang termasuk dalam kegagalan perkembangan normalC. Rumusan masalah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh Citra tubuh yang dimiliki seseorang disebabkan oleh berbagai faktor sehingga terbentuk citra tubuh yang berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa penelitian menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi distorsi citra tubuh seseorang, diantaranya :A. Karakteristik responden1. Usia Rentang usia remaja dapat dibedakan menjadi tiga bagian dimana pada masing-masing rentang terjadi perbedaan perkembangan, hal ini disebut dengan tahap perkembangan. Setiap tahap perkembangan memiliki respon yang berbeda-beda tentang sesuatu. Tahap perkembangan sangat penting dalam kehidupan seseorang karena pada tahap ini terjadi pembentukan kepribadian (Irwanto, 2002). Menurut Thomson (1998) ketika seseorang mencapai tahap perkembangan pada usia pubertas, sebagai individu remaja mulai memperhatikan penampilannya sehingga biasanya remaja akan melakukan berbagai cara untuk memperbaiki penampilannya terutama penampilan fisik. Tidak jarang remaja berpandangan ekstrim mengenai bentuk tubuhnya, hal ini dapat menimbulkan kemungkinan remaja untuk mengalami distorsi citra tubuh. Thomas 1995 yang dikutip dalam Puri (2003) yang menyatakan bahwa definisi dari distorsi citra tubuh sendiri adalah presepsi, kognisi dari ukuran tubuh seseorang yang merupakan respon emosional atau dipengaruhi oleh orang tersebut. 2. Jenis kelaminPria cenderung memandang tubuhnya secara fungsional untuk dapat menunjang aktifitas, sedangkan wanita lebih memandang tubuhnya dari segi estetika dan evaluatif. Akibatnya wanita memiliki kepuasaan yang lebih rendah dari laki-laki (Thomson, 1998).Remaja perempuan lebih rentan untuk mengalami ketidakpuasan terhadap citra tubuh sehingga membangun citra tubuh yang salah.Hal ini dikarenakan, remaja perempuan memiliki pandangan ekstrim yang tidak real tentang bagaimana mereka terlihat dan bagaimana mereka dapat merubah bentuk tubuh dengan menurunkan berat badan walaupun sering kali tidak berdasarkan alasan kesehatan untuk melakukan hal itu (Garrow dalam fasli, 2005). B. Pengetahuan gizi Pengetahuan membuat seseorang berfikir dan memberikan landasan kita dalam bersikap terhadap citra tubuh. Menurut Karnaeni (2005) Pengetahuan gizi yang kurang akan berpengaruh terhadap perilaku dalam penilaian makan, penilaian makan yang tidak baik akan menyebabkan kurangnya satu atau lebih asupan zat gizi pada seseorang yang kemudian akan mempengaruhi keadaan gizi remaja yang bersangkutan. Menurut Ricket dalam Bakhtiani (2005) pengetahuan gizi yang kurang juga dapat mempengaruhi pemahaman seseorang mengenai bentuk tubuh yang kurus, normal ataupun gemuk. Hal ini memungkinkan seseorang memiliki presepsi yang salah mengenai ukuran tubuhnya. C. Konsep diriKonsep diri seseorang dapat mempengaruhi besarnya kepuasan citra tubuh yang dirasakan individu. Aspek lain dari konsep diri yang tak kalah penting adalah kepercayaan diri dan harga diri (Thomson, 1998). Menurut Kohmsan (2003) remaja merupakan golongan individu yang sedang mencari identitas diri, pedoman hidup, cita-cita dan pendirian. Mereka suka mengikuti dan mengagumi idola yang berpenampilan menarik, sehingga pada remaja yang memiliki keperyaan diri dan harga diri yang kurang akan merasa kurang puas dengan penampilannya sendiri. Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia (2006) menyatakan bahwa citra tubuh akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Konsep diri ini akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Bila seseorang menilai diri sendiri positif, maka seseorang akan memasuki dunia dengan harga diri yang positif dan penuh percaya diri. Harga diri positif, terciri oleh perasaan bahwa seseorang itu mempunyai kemampuan, dicintai orang lain, menghargai etika dan bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Bila terjadi distorsi atau perubahan dalam citra tubuh seseorang, maka konsep dirinya dapat berubah.D. Aktifitas fisikMenurut Karnaeni (2005) aktifitas fisik memiliki kaitan erat dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Aktifitas fisik merupakan penentu penting berat badan. Tubuh sehat akan mampu melakukan aktivitas fisik secara optimal, sebaliknya aktifitas fisik yang rutin dalam porsi cukup akan berdampak terhadap kebugaran fisik (WHO, 2003).Aktifitas fisik seperti olah raga dapat meningkatkan kepercayaan diri. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang aktif berolah raga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman - teman mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima, bukan semata giat berolah raga karena terobsesi dengan figur fisik para model di sampul majalah (Sakul, 2008). E. Pengaruh temanAnak-anak secara alamiah memang membutuhkan teman. Sekurang-kurangnya ada 3 peranan yang penting sekali, yang dimainkan oleh teman dalam kehidupan remaja, terutama dalam hal pembentukan jati dirinya. Teman berfungsi sebagai pembanding, pemantul atau reflektor, yang merefleksikan siapa diri kita, dan teman ini akan memberikan tantangan pada si remaja (Gunadi 2008). Pada masa remaja teman memiliki peran penuh dalam membentuk citra tubuh. Reaksi yang diperlihatkan oleh teman sebaya terhadap ukuran tubuhnya mempunyai makna yang sangat penting dibandingkan dengan reaksi yang diperlihatkan oleh orang dewasa (Sadarjoen dalam bakhtiani, 2005). Levine, Smolak, Moodey, Shuman, dan Hessen tahun 1994 (McCabe, Marita Pdan Lina A. Ricciardelli, 2001) menyatakan bahwa sebagian besar gadis remaja berbicara dengan teman wanita mereka tentang berat, bentuk, dan berdiet. Teman laki-laki maupun perempuan yang sebaya dapat memberikan pengaruh yang lebih besar kepada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. (McCabe, Marita P dan Lina A. Ricciardelli, 2001). F. Pengaruh keluargaKeluarga berfungsi dalam menjalankan fungsi kontrol, penanaman nilai moral dan keterbukaan komunikasi. Keluarga yang mampu dengan normal dan nilai yang berlaku serta menyalurkan energi psikis secara produktif. berfungsi secara optimal membantu remaja untuk menciptakan citra tubuh yang baik bagi remaja (Wahyurini, 2004). Penanaman nilai tersebut dapat terjadi melalui komunikasi dalam bentuk pendapat. Pendapat orang tua dan anggota keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap citra tubuh anak. Sejak kecil anak disosialisasikan dengan nilai dan penampilan, terutama dari orang tuanya (Cash dalam Thomson, 1996). bahwa orang-tua memainkan tugas penting dalam mengirimkan pesan sosial budaya yang memandang badan ideal kepada remaja. Pengaruh ibu lewat komentar positif, sedangkan pengaruh bapak lewat kritik Marita P. McCabe dan Lina A. Ricciardelli (2001) . G. Media Media massa merupakan salah satu sarana yang menginformasikan trend terbaru. Media massa memainkan peranan yang kuat dalam mengkomunikasikan standar akan tubuh kurus kepada wanita yang bertubuh rata-rata (Mazur dalam Thomson, 1996).Media selalu menampilkan seseorang yang dianggap cantik adalah mempunyai bentuk yang bagus, kulit mulus rumbut hitam lurus dan seseorang yang dianggap tampan adalah laki-laki yang macho, berotot, dan klimis. Kehadiran media tidak dipungkiri semakin mendorong pribadi untuk melakukan standar ideal seperti yang dikehendaki oleh masyarakat (Rini, 2004).

B. Gagal tumbuh kembangGagal berkembang adalah suatu keadaan dimana berat badan anak atau pertambahan berat badan anak secara signifikan berada dibawah berat badan anak lainnya yang sama umur dan jenis kelaminnya.Gagal berkembang biasanya ditemukan pada anak kecil, terutama yang berumur dibawah 2 tahun. Gagal berkembang pada bayi dan anak-anak biasanya ditandai dengan kegagalan dalam menambah berat badan dan tinggi badan. Pada remaja, tubuhnya terlihat pendek dan perkembangan seksualnya kurang.Penyebabnya bisa berupa faktor intrinsik (berasal dari dalam diri anak, biasanya merupakan masalah kesehatan) atau faktor ekstrinsik (berasal dari lingkungan diluar anak, biasanya merupakan masalah psikososial).1. Faktor intrinsik: Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner) Pada cacat jenis tersebut terbagi menjadi dua yakni cacat bawaan terpaut dengan kromosom tubuh yang resesif dan cacat bawaan terpaut kromosom tubuh yang dominan.Yang termasuk cacat bawaan terpaut dengan kromosom tubuh yang resesif ini meliputi albino, hemophilia, sistis fibrosis, kebotakan, fenilketunaria (fku), schizofreni, anemia sel sabit, dan juga thalasemia.Sedangkan pada cacat bawaan yang terpaut kromosom tubuh yang dominan meliputi polidaktili, sindaktili, hipertensi, Huntington, dan brakidaktili. Defek (ketidaksempurnaan) pada sistem organ utama Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh Anemia atau penyakit darah lainnya Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi Beberapa penyakit (misalnya cerebral palsy, gastroenteritis menahun dan refluks gastroesofageal).

2. Faktor ekstrinsik: Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orang tua). Beberapa orangtua dengan tidak tepat membatasi jumlah kalori yang mereka berikan pada bayi mereka. Mereka mungkin takut akan anak menjadi gemuk atau menerapkan diet yang mirip dengan yang mereka ikuti. Atau mereka tidak memberi makanan cukup pada anak karena kurangnya minat atau karena terlalu banyak gangguan dalam rumah tangga, sehingga mengabaikan anak.Depresi (faktor psikis) bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Hidup dalam kemiskinandiperkirakan dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk memberikan anak-anak nutrisi yang tepat Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).Parasit, infeksi saluran kemih, TB, dll dapat meningkatkan kebutuhan energi yang besar pada tubuh dan memaksa tubuh untuk menggunakan zat gizi dengan cepat (dan dapat mengurangi nafsu makan), terkadang menyebabkan gagal tumbuh dalam jangka pendek atau panjang.

Faktor resiko terjadinya gagal berkembang: Penyakit yang diderita anak tetapi tidak terdiagnosis Kemiskinan Lingkungan emosional yang negatif Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh.

Gejalanya berupa: Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secar normal berdasarkan tabel pertumbuhan standar (tinggi badan kurang dari 3 persentil, berat badan 20% dibawah berat badan ideal terhadap tinggi badan atau kurva pertumbuhannya menurun dari sebelumnya) Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berkembang secara lambat Kemampuan mental dan sosial tertunda Perkembangan ciri seksual sekunder tertunda (pada remaja). Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil pengukuran ini dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kunjungan yang lalu dan dengan grafik standar. Jika laju pertumbuhannya cukup, maka dikatakan normal meskipun anaknya kecil. Untuk mengetahui mengapa anak ini kecil, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan ditanyakan mengenai kebiasaan makan, masalah sosial dan penyakit yang pernah diderita anak maupun anggota keluarga lainnya. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah lengkap (untuk melihat adanya anemia) Elektrolit Analisa air kemih Tes fungsi tiroid Pemeriksaan hormon lainnya Elektroforesa hemoglobin untuk menentukan adanya penyakit sel sabit Rontgen untuk menentukan usia tulang. Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Setiap penyakit yang diduga menjadi penyebab terjadinya gagal berkembang, harus diobati. Kegagalan pertumbuhan akibat faktor gizi dapat diatasi dengan menerapkan pola makan seimbang dan memberikan pendidikan kepada orang tua. Jika melibatkan faktor psikososial, pengobatan sebaiknya meliputi perbaikan dinamika keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Sikap dan perilaku orang tua bisa berpengaruh terhadap masalah anak dan perlu dievaluasi. Pada beberapa kasus, anak perlu dirawat di rumah sakit agar bisa diterapkan suatu rencana pengobatan yang menyeluruh dari segi medis, perilaku dan psikososial.Jika keadaan ini belum berlangsung lama dan penyebabnya diketahui serta dapat diperbaiki, maka anak akan kembali mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Jika keadaannya telah berlangsung lama, maka efeknya mungkin juga akan berlangsung lama dan pertumbuhan serta perkembangan yang normal mungkin tidak dapat dicapai.

C. Perubahan dalam penampilan tubuh eksternal 1. Usia a. Balita Pada balita, perkembangan tubuh memegang peran yang sangat penting. Dan pada balita yang mendapatkan imunisasi cenderung lebih tinggi dari anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Dan anak yang tidak diberi imunisasi akan lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya akan terhambat. Akan tetapi jika antara tinggi badan dan berat badan tidak proporsional, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu adalah anak yang mengalami tubuh tinggi dan badan kurus atau anak yang mengalami tubuh pendek dan badan gemuk.b. RemajaDi masa remaja ini, remaja mengalami banyak perubahan fisik. Terdapat tiga keanekaragaman perubahan proporsi tubuh, pertama endomorfik (banyak lemak, sedikit otot), mesomorfik (banyak otot, sedikit lemak) dan yang terakhir etomorfik (sedikit lemak dan sedikit otot). Perubahan fisik pada remaja putri dan putra :PutriPutra

Pertumbuhan dominan usia 13 tahun dan kecepatan pertumbuhan akan berkurang antara umur 16-18 tahun.Pertumbuhan dominan usia 15 tahun dan pertumbuhan berkurang antara 17-18 tahun

Tumbuh rambut di daerah ketiak dan kemaluanTumbuh rambut di daerah kemaluan, jenggot, kumis, ketiak dan jambang

Payudara membesarBahu membesar

Pinggul membesarJakun membesar

Terjadi menstruasiPita suara memanjang

Mulai timbul jerawatMimpi basah

Timbul jerawat

Perbedaan gender menandai persepsi remaja mengenai tubuh mereka. Pada umumnya remaja putri kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak citra tubuh yang negatif, dibandingkan dengan remaja putra selama masa pubertas (Brooks-Gunn & Paikoff, 1993). Remaja putri seringkali menjadi lebih tidak puas dengan keadaan tubuhnya, mungkin karena lemak tubuhnya bertambah, sedangkan remaja putra menjadi lebih puas dengan memasuki masa pubertas, mungkin karena massa otot mereka meningkat (Gross, 1984)c. DewasaPada masa puncak reproduksi (20-45 tahun) fungsi anatomis, fisiologis, dan psikologis berkembang optimal dan pada usia 35-45 tahun prestasi fisiologis mulai berkurang. Pada masa perlihan (45-60 tahun) kemampuan semua organ berkurang terutama organ neuromoskular (saraf dan otot) dan muncul penyakit tua (geriatif).d. Manula Dalam usia manula (65 tahun ke atas) biasanya terjadi gangguan yang berkaitan dengan degenerasi jaringan dan organ, menurunnya kekuatan fisik, menurunnya fungsi kognitif, menurunnya kegiatan sosial.Pada manula juga terjadi menurunnya kekuatan fisik, dkekuatan otot saat lansia akan berkurang setengahnya dibandingkan pada usia 20 tahun. Pada lansia juga akan terjadi peningkatan jumlah lemak apalagi bila peningkatan jumlah lemak tidak diimbangi dengan olahraga. Peningkatan jumlah lemak akan berimplikasi pada timbulnya penyakit. Perubahan fisik lainnya yang sering dialami adalah gangguan pada gigi seperti kerusakan gigi, karies, dan tanggal. Kemampuan indra penciuman dan perasa akan menurun , kondisi ini dapat menurunkan selera makan. Sehingga kondisi pencernaan pun akan mengalami penurunan karena produksi asam lambung dan beberapa enzim akan berkurang. 2. PenyakitAda beberapa penyakit yang yang dapat mempengaruhi citra tubuh, yaitu :a. MastektomiPengangkatan seluruh atau sebagian payudara disebabkan oleh kanker payudara stadium I dan stadium II.b. Deformitas muskuloskeletal.Deformitas muskuloskeletal adalah kelainan yang terjadi pada tulang yang menyebabkan perubahan bentuk tubuh seperti penyakit skoliosis, lordosis dan kifosis.c. Penyakit kulit seperti panu, kadas dan kurapd. Penyakit yang pengobatannya membutuhkan kemoterapi Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut dan kulit menjadi kering. Itu dapat menjadi stressor cinta tubuh.3. Kecelakaan Cacat akibat kecelakaan lalu lintas dapat menjadi stressor citra tubuh. Apalagi cacat dialami oleh seseorang yang normal sebelum terjadinya kecelakaan, itu dapat membuat seseorang mengalami stres.

D. Perubahan fungsi tubuhSemua orang pasti ingin sehat sampai akhir hayat. Tapi secara alamiah,dengan bertambahnya usia,pasti akan terjadi berbagai perubahan dalam tubuh. Perubahan itu akan menajdi cukup signifikan ketika orang mulai menginjak usia paruh baya. Yang dimaksudkan usia paruh baya adalah usia 50 sampai 65 tahun,sedangkan usia di atas 65 tahun sudah tergolong lansia. Pada usia paruh baya,manusia mulai mengalami beberapa perubahan degeneratif fiologis yang berkaitan dengan kemunduran fungsi tubuh. Perubahan ini dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap penyakit atau terhadap penggunaan obat,sehingga perlu mendapat perhatian. Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi berkaitan dengan meningkatnya usia adalah antara lain perubahan penampilan fisik dan fungsi organ,perubahan farmakokinetik, serta perubahan khusus pada pria dan wanita. Perubahan penampilan fisik dan fungsi organ secara umum: Terjadi perubahan komposisi antara massa otot dan lemak, dimana volume otot akan berkurang dan akan digantikan oleh jaringan lemak, sehingga fungsi dan kekuatan otot akan menurun. Rambut mulai memutih karena berkurangnya pigmen melanin rambut dan juga rambut rontok Cairan tubuh juga berkurang, sering kali diikuti dengan berkurangnya elektriloit tubuh seperti kalium Massa tulang juga berkurang kira-kira 1% diikuti dengan berkurangnya kalsium sehingga meningkatkan kemungkinan osteoporosis (tulang kropos) dan mudah patah Kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 40 tahun, dan kemudian terjadi penipisan secara bertahap pada pria dan wanita. Penipisan terjadi lebih besar pada wanita menopause, sehingga menyebabkan tulang kropos. Penipisan tulang meningkatkan resiko patah tulang terutama pada tulang belakang,pergelangan tangan dan pinggul. Perubahan kemampuan lensa mata untuk fokus pada jarak yang berbeda-beda, terjadi presbiopi sehingga perlu kacamata. Sistem jantung-pembuluh darah (kardiovaskuler) juga berubah. Kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Tekanan darah meningkat, peningkatan sistolik dan diastolik. Terjadi pengapuran pembuluh darah akibat meningkatnya kadar kalsium pada pembuluh darah dan penebalan jaringan kolagen pembuluh darah,sehingga pembuluh darah menjadi tebal dan kurang elastic (arteriosklerosis), yang dapat meningkatkan tekanan darah. Jika kadar kolesterol tinggi atau mengidap diabetes mellitus,maka akan mudah timbul penggumpalan darah(trombosis) yang dapat memicu terjadinya stroke. Lemak juga dapat menempel pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis)sehingga menyumbat pembuluh darah,yang juga dapat menyebabkan stroke. Terjadi penurunan reflek baroreseptor,sehingga menyebabkan hipotensi postural, yaitu turunnya tekanan darah secara cukup drastis ketika terjadi perubahan posisi tubuh, terutama dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40-49 dan pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun, sehingga perlu pengaturan diet yang baik. Sebaiknya perbanyak protein nabati, kurangi lemak, perbanyak karbohidrat berserat tinggi, tambah dengan vitamin A, D, E untuk mencegah penyakit degeneratif (antioksidan), vitamin B12, asam folat, dan B1 untuk mencegah penyakit jantung, konsumsi makanan yang kaya besi(Fe), Zn, Selenium dan kalsium untuk mencegah anemia dan osteoporosis Terjadi penurunan fungsi hepar atau hati dan ginjal, sehingga proses metabolisme dan pembuangan obat menjadi lebih lambat, efek obat dapat meningkat, sehingga perlu hati-hati dalam penggunaan obat. Umumnya dosis untuk lanjut usia lebih rendah daripada dosis obat untuk dewasa muda.

BAB IIIKESIMPULAN & SARAN

A. KesimpulanCitra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).B. SaranKetika terjadi perubahan pada tubuh, seseorang tidak hanya berubah secara fisik namun secara psikis juga akan mengalami perubahan. Jika seseorang tidak bisa mengontrol psikisnya maka akan terjadi hal-hal yang buruk. Menerapkan pola makan seimbang, memberikan pendidikan kepada orang tua, perbaikan dinamika keluarga dan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya hal-hal buruk tersebut. Tetapi kembali pada individu tersebut bagaimana menanamkan persepsi positive yang terjadi dalam dirinya sehingga mampu menerima segala kondisi apapun pada dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyuni, Leni Sri. 1998.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Citra Tubuh Mahasiswa AkademiPerawatan Raflesia Bogor Tahun 1998, Skripsi Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok.2. Sakul, Charley. 2008. Pola Hidup Sehat. Artikel dari www. charleysakul.net pada tanggal 2 Juni 2009.3. Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. UI Press. Jakarta.4. Bakhtiani, R. 2007. Hubungan karakteristik Siswa, Sosek dan Faktor Lainnya Dengan Citra Tubuh pada Siswa Kelas X dan XI di SMA Lab School Jakarta Tahun 2007. Skripsi Mahasiswa Fakulatas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok.5. Karnaeni, Heny.2005. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji Modern (Fast Food), Pola Aktifitas Fisik Dan Faktor Lainnya Dengan Status Gizi Pada Remaja SMA Cakra Buana Depok Tahun 2005. [Skripsi] Mahasiswa Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia. Depok.6. Fasli, Fitra Ifana. 2005. Kepuasan Citra Tubuh Remaja. [Skripsi] Mahasiswa Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia. Depok.7. Thomson, J.K, dkk. 1998. Exacting Beauty Theory, Assesment, and Treatment of Body Image 8. Puri, Rita Ratna. 2003. Gambaran Citra Tubuh Remaja dan Faktor Yang Berhubungan Pada Siswa Kelas 2 SMUN I Bekasi Tahun 2003. Skripsi Mahasiswa Fakulatas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok.9. Irwanto. 2002. Psikologi Umum. PT. Prenhallindo. Jakarta10. Handayani,Miratna.2009.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distorsi Citra Tubuh Siswa Sman 1 Pamulang Tahun 2009.Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.11. Ikawati, Zullies. 2010. Resep Hidup Sehat. Yogyakarta; Kanisus.12. Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar. Jakarta. Salemba Medika13. Ikawati,Sullies.2010.Resep Hidup Sehat.Yogyakarta:kanisius14. Wong, Dona L, et al.2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Jakarta:EGC15. Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga16. http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=928 (diunduh 6 Oktober 2013, 15.00)17. http://milissehat.web.id/?p=1379 (diunduh 6 Oktober 2013, 15.00)18. http://www.deherba.com/cacat-dan-aneka-penyakit-bawaan-yang-harus-diketahui.html#ixzz2h2I5qSbP (diunduh 6 Oktober 2013, 15.00)2 | Page

18 | Makalah Kebutuhan Harga Diri