a. remaja 1. pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4298/3/wahyu azizah bab...
TRANSCRIPT
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti lebih
luas lagi yang mencangkup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 2008). Hal yang sama diungkapkan oleh Suntrock (2007)
bahwa remaja daiartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional. Hurlock 2008 mengatakan secara
psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintergrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat
orang lebih tua. Sedangkan menurut teori Erikson, remaja adalah tahapan
ke lima yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18-20
tahun.
2. Tahap perkembangan remaja
Dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa, Sarwono (2006)
mengungkapkan ada 3 tahap perkembangan remaja:
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih
terheran–heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
19
tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi
erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan teman-teman. Ia senang kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu
sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan
dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode
dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
20
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri
sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum (the public).
Dalam Penelitian ini peneliti akan lebih fokus pada remaja dengan
tahap remaja awal.
3. Remaja awal
Remaja awal merupakan fase lanjutan dari praremaja. pada fase
ini remaja mulai nampak mengalami ketertarikan pada lawan jenis.
Sehingga, remaja mulai mencari suatu perilaku untuk memuaskan
dorongan genitalnya. Menurut (Santrock, 2002) mengemukakan bahwa
masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua
meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.
Menurut Aryani (2010) Masa remaja awal ditandai dengan
peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik,
sehingga sebagian besar energi intelektual dan emosional pada masa
remaja awal ini ditargetkan pada penilaian kembali dan restrukturisasi
dari jati diri. Selain itu penerimaan kelompok sebaya sangatlah penting.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
21
Dapat berjalan bersama dan tidak dipandang beda adalah motif yang
mendominasi banyak perilaku sosial remaja awal ini.
Menurut Sarwono (2006) bahwa Seorang remaja pada tahap ini
berusia 10-12 tahun masih terheran–heran akan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-
pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang
secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah
berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja
awal sulit dimengerti orang dewasa.
4. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut
Hurlock (2003), antara lain:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-
perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak
langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya
2. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan
masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang
dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
22
padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan
pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi
perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri),
perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan
kebebasan.
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya
dalam masyarakat.
5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan
demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang
baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung
memandang kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu,
melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan
dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
7. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan
atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia
sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir
atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
23
Dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan fisik maupun psikis
pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja
dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh
tanggung jawab.
5. Tugas Perkembangan Remaja
1. Perkembangan Biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat
masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta
kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang berpengaruh
besar pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh
(badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Sehingga, mulai
berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita
dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder
yang tumbuh (Sarwono, 2006).
2. Perkembangan Kognitif
Menurut (Santrock, 2002) pemikiran operasional formal
berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional
formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran
operasional konkret. Piaget menekankan bahwa remaja terdorong
untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya
penyesuaian diri biologis. Secara lebih nyata mereka lebih
menyatukan pendapat diri sendiri dengan pendapat orang lain .
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
24
Mereka bukan hanya menyatukan pengamatan dan pengalaman akan
tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan
gagasan baru karena informasi yang didapatkan membuat
pemahamannya lebih mendalam.
Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari
lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial
dan budaya dalam perkembangan kognitif pada remaja.
3. Perkembangan Sosial
Potter&Perry (2005) mengatakan bahwa perubahan emosi
selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya seperti
perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai oleh
mulainya tanggung jawab dan mulai berinteraksi dengan masyarakat.
Santrock (2003) mengungkapkan bahwa perubahan sosial
pada remaja dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu
dalam emosi, kepribadian, dan peran dari konteks sosial dalam
perkembangan. Membantah orang tua, perilaku agresif pada teman
sebaya, berkembangannya sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam
peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat
merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan
remaja. (Santrock, 2003) juga menyebutkan bahwa kemampuan
remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif
merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan
kompetensi sosial mereka.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
25
B. Komunikasi
1. Pengertian
Suprapto (2011) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses interaksi yang mempunyai arti yang dilakukan terhadap sesama
manusia. Komunikasi adalah hubungan antar kontak dan antar manusia
baik dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sehari-hari adalah
bagian dari kehidupan manusia. Manusia sejak lahir sudah
berkomunikasi dengna lingkungannya. Widjaja (2008). Menurut arni
muhammad (2005) komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran
informasi secara verbal ataupun non verbal yang dapat mengubah
perilaku.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan informasi yang diberikan secara verbal ataupun non verbal
kepada sesama manusia yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut (Armiati,2009), pentingnya komunikasi karena beberapa
hal yaitu untuk mengungkapkan ide melalui percakapan, tulisan,
demonstrasi, dan melukiskan secara visual dalam tipe yang berbeda
untuk dapat memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide yang
diberikan dalam tulisan atau dalam bentuk visual. Bahkan banyak siswa
yang cerdas tetapi tidak bisa mengungkapkan pendapat atau pengetahuan
yang dipunyainya, bukan karna tidak ingin memberitahu akan tetapi
mereka merasa tidak mampu untuk mengungkapkan.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
26
2. Hambatan dalam berkomunikasi
Jika ditinjau secara umum, maka hambatan komunikasi ini pada
dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tujuh macam gangguan dan
rintangan. Macam gangguan komunikasi menurut Cangara, (2004)yakni :
a. Gangguan teknis
Gangguan teknis ini misalnya seperti gangguan yang terjadi
pada jaringan telepon, saluran radio, akses internet, kerusakan alat
komunikasi dan lainnya.
b. Gangguan semantik
Gangguan semantik ini disebabkan oleh kesalahan pada bahasa
yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya, bila kata –kata yang
digunakan terlalu banyak menggunakan jargon asing yang tidak
dimengerti, penggunaan bahasa yang berbeda, atau pun penggunaan
struktur bahasa yang tidak sebagaimana mestinya.
c. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis ini adalah rintangan yang terjadi lantaran
ada persoalan dalam diri individu. Misalnya seperti adanya rasa
kecewa, curita, situasi berduka, ketidak percayaan diri atau adanya
gangguan kejiwaan tertentu.
d. Rintangan fisik
Rintangan fisik atau organik adalah rintangan yang terjadi
karena letak geografis. Misalnya, karena jarak yang jauh sehingga sulit
dicapai alat komunikasi dan transportasi.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
27
e. Rintangan status
Rintangan status ini terjadi karena adanya perbedaan status
sosial serta senioritas. Contoh yang dapat terjadi seperti antara raja dan
rakyat, antara atasan dan bawahan, serta antara dosen dengan
mahasiswanya.
f. Rintangan kerangka pikir
Rintangan kerangka pikir ini adalah hambatan komunikasi
yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan pola pikir. Perbedaan pola
pikir ini bisa disebabkan adanya pengalaman serta latar belakang
pendidikan yang berlainan.
g. Rintangan budaya
Rintangan budaya adalah bentuk hambatan komunikasi yang
disebabkan oleh perbedaan norma, kebiasaan serta nilai –nilai yang
dianut oleh para individu
3. Ciri-ciri kepercayaan diri
Ciri-Ciri Kepercayaan Diri ada beberapa macam. Menurut hakim
(2002) orang yang percaya diri mampu menjalankan tugas-tugas dengan
baik dan bertanggung jawab serta mempunyai rencana terhadap masa
depannya, kreatif, toleransi, dalam pekerjaannya dan biasanya orang
tersebut mempunyai keyakinan pada diri sendiri.
Selanjutnya hakim mengatakan bahwa orang yang memiliki
kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
28
1. Selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu
2. Mempunyai potensi dan kemampuan memadai
3. Mandiri, yaitu orang yang memandang segala sesuatu sendiri tanpa
menunggu perintah orang lain
4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi
5. Memiliki keahlian atau keterampilan
6. Memiliki kemampuan bersosialisasi
7. Optimis, yaitu orang yang memandang segala sesuatu dari segi yang
mengandung harapan baik dan bereaksi positif dalam menghadapi
masalah
8. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan memikul bagian terhadap urusan
dirisendiri sehingga dapat memikul kepercayaan dengan baik
9. Tidak mementingkan diri sendiri yaitu merupakan suatu tindakan
untuk memikirkan orang lain bukan untuk memusatkan perhatian
terhadap kepentingan sendiri
10. Tidak memerlukan dukungan orang lain yaitu seseorang yang
memiliki pribadi yang matang ialah orang yang dapat menguasai
lingkungan secara aktif dan mandiri tanpa menuntut banyak dari orang
lain.
(Susyanti, 2010) mengelompokkan beberapa ciri-ciri orang yang
percaya diri dengan yang tidak percaya diri, yaitu:
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
29
Tabel. 2.1
N
O
Orang Yang Percaya Diri
Orang Yang Tidak Percaya Diri
1 Bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat sendiri
Kurang berprestasi dalam studi
2 Mudah menyesuaikan diri deng
an lingkungan
Malu dan canggung
3 Mau bekerja keras untuk menca
pai kemajuan
Tidak bisa menunjukkan kema
mpuan diri
4 Pegangan hidup cukup kuat dan
mampu mengembangkan motivasi
Tidak berani mengungkapkan
ide-ide
5 Yakin atas peran yang
dihadapinya
Cenderung hanya melihat dan
menunggu kesempatan
6 Berani bertindak dan mengambil
setiap kesempatan yang
dihadapinya
Membuang-buang waktu dalam
mengambil keputusan
7 Menerima diri secara realistik Rendah diri bahkan takut dan
merasa tidak aman
8 Menghargai diri secara positif Apabila gagal cenderung untuk
menyalahkan orang lain
9 Yakin atas kemampuannya send
iri dan tidak terpengaruh orang
lain
Suka mencari pengakuan dari
orang lain
10 Optimisme, tenang, dan tidak
mudah cemas
11 Mengerti akan kekurangan orang
lain
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepercayaan
diri adalah suatu keyakinan akan kemampuan diri sendiri sehingga tidak
terpengaruh orang lain dengan mengetahui hal yang mampu dilakukan untuk
mengambil keputusan sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan, serta
memiliki ciri-ciri seperti bertanggung jawab, mampu menyesuaikan diri dan
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
30
berkomunikasi diberbagai situasi, memiliki pegangan hidup yang kuat, yakin
atas peran yang dihadapinya, selalu bersikap tenang, memiliki kecerdasan dan
menerima diri secara realistik. Hal ini merupakan modal utama bagi
seseorang untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk
mencapai yang terbaik dengan tujuan kehidupannya.
4. Pentingnya Komunikasi
Ruben & Stewart (2006) mengungkapkan alasan pentingnya
mempelajari komunikasi, yaitu:
a) Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan
kita.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi memegang peranan
yang sangat penting. Tidak ada aktifitas yang bisa dilakukan tanpa
berkomunikasi, bahkan komunikasi merupakan sesuatu yang selalu
kita lakukan selayaknya kita bernafas. Dalam melakukan komunikasi
dan bagaimana cara kita melakukannya akan mempengaruhi
bagaimana cara kita berpikir tentang komunikasi tersebut serta
tentang bagaimana reaksi orang lain terhadap kita. Hal tersebut akan
berpengaruh dengan terbentuknya hubungan dengan orang lain, baik
dalam keluarga, kelompok, komunitas, organisasi, maupun
masyarakat dimana kita tinggal.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
31
b) Komunikasi merupakan suatu aktifitas yang kompleks
Komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang gampang untuk
dimengerti atau dikontrol, sebaliknya komunikasi merupakan
aktifitas yang sangat kompleks dan memiliki banyak sisi. Dalam hal
ini, kompetensi komunikasi sangat diperlukan untuk dapat mencapai
komunikasi yang efektif dan sesuai dengan situasinya.
c) Komunikasi sangat penting dalam efektifitas pekerjaan
Pekerjaan dalam bidang apapun, baik dalam bisnis,
pemerintahan, maupun pendidikan, memerlukan kemampuan dalam
memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi
efektif, bekerja sama dengan orang lain secara efektif, serta dapat
menerima dan memberikan ide-ide yang efektif melalui berbagai
jenis komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan tersebut diperlukan
kemampuan dalam berkomunikasi, baik kemampuan secara personal
dan sikap, kemampuan interpersonal, maupun kemampuan dalam
melakukan komunikasi lisan serta tulisan dan lain sebagainya.
d) Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang
baik
Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi belum tentu
memiliki kompetensi komunikasi yang baik. Banyak orang
menganggap bahwa komunikasi merupakan hal yang biasa saja dan
dapat dengan mudah dipahami semua orang. Namun, kenyataannya
hal tersebut tidak benar. Terdapat beberapa aspek dalam komunikasi
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
32
yang sebenarnya sangat penting tetapi hanya mendapat sedikit
perhatian dalam kehidupan kita, seperti komunikasi nonverbal.
e) Komunikasi merupakan lahan pembelajaran yang luas
Komunikasi merupakan suatu bidang pembelajaran yang
dapat dikatakan luas dan populer. Banyak bidang-bidang atau profesi
yang sekarang berfokus pada hubungan komunikasi termasuk
hukum, bisnis, informasi, pendidikan, dan lain sebagainya. Sehingga
sekarang komunikasi dianggap sebagai ilmu sosial yang
diaplikasikan dan bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-
ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain
sebagainya.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi
Individu
Soler dan Jorda (2007), faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan atau kompetensi seorang individu, di antaranya yaitu:
a) Acquisition Context
Kemampuan komunikasi seorang individu dipengaruhi oleh
konteks acquisition atau perolehan bahasa individu tersebut.
Terdapat tiga konteks perolehan bahasa, yaitu naturalistic context,
dimana individu tidak belajar bahasa di dalam kelas dan hanya
berkomunikasi secara natural di luar sekolah, Selanjutnya instructed
context, dimana individu hanya belajar bahasa secara formal di kelas
dan mixed context, dimana individu belajar bahasa di dalam kelas
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
33
dan juga di luar kelas secara natural. Soler dan Jorda (2007)
mengungkapkan bahwa individu yang belajar bahasa pada konteks
instructed memiliki kemampuan bahasa dan komunikasi yang lebih
rendah dibandingkan dengan individu yang belajar bahasa dalam
konteks naturalistic dan mixed. Hal ini membuktikan bahwa individu
yang perolehan bahasanya natural dan dapat berkomunikasi dengan
masyarakat di luar sekolahan akan mempunyai kemampuan dalam
berkomunikasi.
b) Usia saat pertama kali mempelajari bahasa
Usia saat seorang individu pertama kali memepelajari suatu
maka akan mempengaruhi kemampuan bahasa dan cara komunikasi
individu tersebut. Seorang individu yang sejak pertama kali
mempelajari bahasa, terutama bahasa kedua, pada usia yang lebih
muda dapat memiliki kemampuan bahasa dan komunikasi yang lebih
baik dari pada individu yang mulai mempelajari bahasa lebih lambat.
c) Frekuensi penggunaan bahasa kedua
Frekuensi atau seberapa sering suatu bahasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi kemampuan
bahasa dan komunikasi seorang individu. Semakin sering bahasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari maka akan semakin baik
kemampuan individu dalam bahasa tersebut.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
34
d) Jenis kelamin
Jenis kelamin seorang individu juga dapat mempengaruhi
kemampuann bahasa dan komunikasinya, namun pengaruh ini tidak
terlalu besar dampaknya. Soler dan Jorda (2007) mengungkapkan
bahwa wanita memiliki kemampuan bahasa dan komunikasi yang
sedikit lebih baik dari pada laki-laki.
e) Usia
Usia juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kompetensi atau kemampuan komunikasi dan bahasa
seseorang. Individu yang lebih tua dikatakan dapat memiliki
kemampuan komunikasi yang lebih baik dari pada individu yang
lebih muda.
f) Level pendidikan
Tingkat atau level pendidikan seorang individu juga dapat
mempengaruhi kemampuan dalam berkomunikasi. Sebagian besar
individu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan
kemampuan berbahasa dan komunikasi yang lebih baik dari pada
individu yang memiliki pendidikan lebih rendah. (Salleh, 2006),
menambahkan bahwa dalam kompetensi komunikasi terdapat
beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan yaitu kondisi
fisiologis, seperti umur, jenis kelamin dan minat; kondisi psikologis,
seperti kognitif, emosi, kepribadian, dan motivasi; serta lingkungan
sosial individu yang membentuk kategori fisiologis dan psikologis
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
35
yang menjadi syarat minimal agar individu dapat dikatakan
kompeten.
C. Keterampilan Sosial
1. Pengertian
Latihan berarti akan diajarkan suatu perilaku baru yang bersifat
praktis, yaitu keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
(Ramdhani, 2008). Dalam latihan, individu dianggap sebagai orang yang
sudah tahu atau memiliki suatu keterampilan tetapi dalam porsi yang
kurang. Individu menyadari bahwa mereka memliki kemampuan dan
pengalaman sehingga mereka ingin terlibat dalam proses belajar itu.
Keterlibatan yang aktif di dalam proses belajar dapat menjadi modal
untuk mendapatkan ilmu atau pelajaran yang optimal dan bukan hanya
sebagai penerima informasi yang pasif. Dengan demikian dalam latihan,
tanggung jawab atas proses belajar sepenuhnya berada di tangan peserta
bukan pelatih.
Stuart dan Laraia (2008) menyatakan latihan ketrampilan sosial
didasarkan pada keyakinan bahwa keterampilan dapat dipelajari oleh
karena itu dapat dipelajari bagi seseorang yang tidak memilikinya.
Sedangkan menurut Ramdhani (2008) latihan ketrampilan sosial adalah
latihan yang bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi
dengan orang lain kepada individu-individu yang tidak terampil menjadi
terampil berinetraksi pada orang-orang disekitarnya, baik dalam
hubungan formal atau informal.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
36
Pemberian pelatihan keterampilan sosial merupakan salah satu
intervensi dengan teknik modifikasi perilaku yang didasarkan pada
prinsip-prinsip bermain peran, praktek dan umpan balik guna untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan masalah pada
klien depresi, skizofrenia, klien dengan gangguan perilaku kesulitan
berinteraksi, mengalami fobia sosial dan klien yang mengalami
kecemasan (Kneisl, 2004; Stuart & Laraia, 2005; Varcarolis, 2006).
Pelatihan keterampilan sosial telah terbukti efektif dalam
meningkatkan kemampuan adaptasi sosial, komunikasi, interkasi sosial,
mengurangi gejala kejiwaan, sehingga mengurangi tingkat kekambuhan,
selain untuk meningkatkan harga diri (Ji-Min,Sukhee, Eun Kyung &
Chul-Kweon, 2007).
Pelatihan keterampilan sosial mengajarkan tiga kemampuan
sosial menurut (MqQuaid, 2000) yakni:
1) Kemampuan berkomunikasi, yaitu kemampuan menggunakan
bahasa tubuh yang tepat, mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
menjawab pertanyaan, menginterupsi pertanyaan dengan baik, dan
kemampuan bertanya.
2) Kemampuan menjalin persahabatan, yaitu menjalin pertemanan,
mengucapkan dan menerima ucapan terima kasih, memberikan dan
menerima pujian, terlibat dalam aktifitas bersama, berinisiatif
melakukan kegiatan dengan orang lain, meminta dan memberikan
pertolongan.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
37
3) Kemampuan dalam menghadapi situasi sulit, yaitu memberikan
kritik dan menerima penolakan, bertahan dalam tekanan kelompok
dan minta maaf
2. Tujuan
Menurut Eikens (2000) latihan keterampilan sosial bertujuan:
1) Meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan.
2) Mampu menyampaikan dan menolak suatu masalah.
3) Mampu memberikan respon saat berinteraksi dengan orang lain.
4) Mampu memulia pembicaraan saat berinetraksi.
5) Mampu mempertahankan pembicaraan yang telah terbina.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketrampilan Sosial
Menurut (Mu’tadin, 2006), terdapat 8 aspek yang mempengaruhi
ketrampilan sosial dalam kehidupan remaja, yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak
dalam mendapatkan pendidikan, kepuasan psikis yang diperoleh
anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan
bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam
keluarga yang tidak harmonis (broken home) di mana anak tidak
mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka akan sulit
mengembangkan ketrampilan sosialnya. Hal yang paling penting
diperhatikan oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
38
harmonis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin
komunikasi yang baik dengan orang tua maupun saudara-saudarnya.
Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua
maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi, sebaliknya
komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan.
2. Lingkungan
Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan
lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik
(rumah, pekarangan) dan lignkungan social (tetangga). Lingkungan
juga meliputi lingkungan keluarga (keluarga primer dan sekunder),
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas.
3. Kepribadian
Secara umum penampilan adalah sesuatu yang tampak akan
tetapi sebenernya tidak, penampilan tidak menggambarkan suatu
kepribadiannya. Oleh karena itu sangatlah penting bagi remaja untuk
tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga
orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung
dikucilkan. Di sinilah pentingnya orang tua memberikan penanaman
nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa
mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
4. Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri
Untuk membantu tumbuhnya kemampuan beradaptasi, maka
sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
39
(kelebihan dan kekurangannya) agar ia mampu mengendalikan
dirinya sehingga dapat berinteraksi secara wajar. Agar anak atau
remaja dapat menyesuaikan diri mereka terhadap lingkungan baru
untuk dapat membiasakan agar dapat mau menerima dirinya, orang
lain, dan tahu serta mau menerima kesalahannya. Dengan cara ini,
remaja tidak akan terkejut dengan perubahan yang ada dan dapat
menerima kritik atau umpan balik dari orang lain atau kelompok,
mudah membaur dalam kelompok dan memiliki solidaritas yang
tinggi sehingga remaja mudah diterima oleh orang lain atau
kelompok. Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan sosial dipengaruhi berbagai faktor, antara lain faktor
keluarga, lingkungan, serta kemamapuan dalam beradaptasi.
Keterampilan sosial merupakan modal dasar untuk kehidupan yang
sukses dan menyenangkan di masa depan.
5. Rekreasi
Melalui rekreasi individu dapat mengurangi beban atau stres
mereka. Orang yang sering bepergian maka mereka cenderung lebih
mampu untuk mengontrol emosionalnya, karena mereka dapat
melihat berbagai macam karakter.
6. Pergaulan dengan lawan jenis
Pergaulan dengan lawan jenis akan memudahkan individu
untuk mengenali karakteristik individu lain tanpa membatasi
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
40
perbedaan jenis kelamin sehingga akan menciptakan hubungan sosial
yang baik.
7. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor keterampilan sosial
yang berkaitan dengan cara pembelajaran yang efektif dan berbagai
teknik yang dipelajari.
8. Lapangan pekerjaan
Keterampilan sosial untuk memilih pekerjaan disiapkan di
sekolah melalui berbagai pelajaran. Proses belajar mengajar yang
diberikan kepada anak didiknya maka akan menjadi bekal untuk
berhubungan sosial di lingkungan pekerjaan.
4. Indikasi
Beberapa penelitian menunjukan bahwa latihan keterampilan
sosail merupakan salah satu intervensi dengan teknik modifikasi perilaku
yang dapa diberikan kepada klien yang mengalami gangguan depresi,
gangguan perilaku kesulitan berinteraksi, klien yang fobia berineraksi
dan mengalami kecemasan. Menurut michelson,dkk (1985, dalam
ramdhani, 2008) mengemukakan latihan keterampilan sosial dirancang
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan keterampilan sosial.
D. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Darul Mujahadah didirikan pada tahun 13 Februari
1991 yang terletak di desa prupuk utara kecamatan margasari kabupaten tegal
. Setelah yayasan memiliki azaz legalitas, maka digalilah dana untuk
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
41
keperluan pembangunan pesantren. Selama dua tahun, pembangunan asrama
dan ruang belajar diprioritaskan. Kemudian menyusul pembangunan kamar
mandi, WC dan tempat wudlu. Pada tahun 1992 telah berhasil dibangun 2
unit bangunan masing-masing 3 lokal untuk asrama dan ruang belajar serta 1
unit bangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Untuk melaksanakan langkah awal, maka pada tahun 1992 untuk
memasuki Tahun Pelajaran 1992/1993 mulailah dibuka pendaftaran santri
pertama. Pada tahun pertama hanya ada sekitar 30-an anak yang
mendaftarkan diri sebagai santri, dengan jumlah putra-putri yang berimbang.
Seiring berjalannya waktu yang terus berjalan maka untuk menyeimbangkan
perkembangannya, Pondok Pesantren Darul Mujahadah terus mengadakan
usaha-usaha dalam hal peningkatan, baik lahan, bangunan maupun jenjang
pendidikannya. Semuanya untuk meningkatkan mutu pendidikannya dalam
bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Dan sejalan dengan
perkembangan sarana, fisik, kapasitas Pondok Pesantren Darul Mujahadah
sampai saat ini menampung santri mukim sejumlah 500an santri.
Seiring dengan terus berjalannya waktu dari tahun ke tahun terus
senantiasa mengalami peningkatan dalam hal penerimaan santri baru, namun
senantiasa disesuaikan dengan kapasitas sarana prasarana yang ada. Sebab
sejak awal Pondok Pesantren Darul Mujahadah berdiri, seluruh santri wajib
mukim di asrama, meskipun rumah mereka ada di sekitar pesantren. Hal ini
tentunya didasarkan pada pertimbangan struktur, mekanisme, pengelolaan
operasional dan pelaksanaan fungsi lembaga pendidikan pesantren yang
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
42
muaranya adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pembangunan
pendidikan secara menyeluruh, sesuai kebijakan pendidikan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Adapun Visi dan Misi pondok pesantren Darul Mujahadah adalah :
Visi
Menghasilkan generasi muda islami yang bertakwa kepada Allah,
berakhlak mulia, berbadan sehat, berwawasan luas, serta berhidmat kepada
agama dan masyarakat.
Misi
1. Membangun kepriibadian santri dengan menanamkan dasar akidah,
kesadaran beribadah dan perilaku mulia.
2. Menumbuhkan sikap toleran, jiwa ukhuwah, rasa tanggung jawab dan
semangat kemandirian.
3. Menyiapkan kader umat islam yang ikhlas, terampil, memiliki ghiroh
islmiyah dan etos juang yang tinggi, mampu berperan sebagai perekat
umat, semangat cinta tanah air.
Adapun sarana prasaran yang ada di pondok pesantren Darul Mujahadah
diantarnya :
1. Masjid
2. Perpustakaan
3. Lab Komputer
4. Lab IPA
5. Lapangan Olahraga
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
43
6. Internet Hot Spot
7. Kantin Putra & Putri
8. Air Minum RO
9. Asrama putra dan putrid
Ekstrakulikuler yang terdapat di pondok pesantren Darul Mujahadah
diantarnya:
1. Muhadharah (Pidato) 3 bahasa (Arab, Inggris, Indonesia).
2. Muhadatsah/Conversation Arab dan Inggris.
3. Pendidikan kepemimpinan (Leadership) melalui OSDAM, Khatib Jum’at,
Imam Shalat.
4. Praktikum Mengajar (Micro Teaching).
5. Jam’iyatul Qura’ (Seni Membaca Al-Qur’an).
6. Seni Rebana dan Marawis.
7. Kepramukaan (Penggalang, Bantara & Laksana).
8. Jurnalistik (Buletin Shoutu Daril Mujahadah).
9. Gymnastic (Senam Akrobatik).
10. Seni Kaligrafi.
11. Keputrian (Tata Boga dan Tata Busana).
12. Klub Olahraga (Sekolah Sepak Bola, Volly, Tenis Meja, Badminton, dll).
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
44
E. Kerangka teori
Bagan 2.1 kerangka teori modifikasi Sarwono (2006); Santrock ( 2002)
Santrock (2003); Mu’tadin (2006); Soler dan Jorda (2007)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketrampilan Sosial menurut
(Mu’tadin, 2006)
1) Keluarga 2) Lingkungan 3) Kepribadian 4) Meningkatkan
Kemampuan Penyesuaian
Diri 5) Rekreasi 6) Pergaulan dengan lawan
jenis 7) Pendidikan 8) Lapangan pekerjaan
Karakteristik Pertumbuhan dan
Perkembangan Remaja :
1. Perkembangan Biologis
(Sarwono, 2006).
2. Perkembangan Kognitif
(Santrock, 2002)
3. Perkembangan Sosial
(Santrock (2003)
Remaja menurut
(Sarwono 2006):
1. Remaja awal
2. Remaja tengah
3. Remaja akhir
Faktor yang mempengaruhi
kemampuan komunikasi
menurut Soler dan Jorda
(2007) :
a) Acquisition Context
b) Usia saat pertama kali
mempelajari bahasa
c) Frekuensi penggunaan
bahasa kedua
d) Jenis kelamin
e) Usia
f) Level pendidikan
Kemampuan komunikasi
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
45
F. Kerangka konsep
Bagan 2.2 kerangka konsep penelitian
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan (Notoatmodjo, 2010). Adapun pertimbangan hipotesisnya adalah:
Mendeskripsikan
kemampuan remaja
sebelum dilakukan
pelatihan
Pelatihan keterampilan
sosial
Sesi 1 : melatih
kemampuan
berkomunikasi
Sesi 2 : melatih
kemampuan
menjalin
persahabatan
Sesi 3 : melatih
kemampuan
terlibat dalam
aktifitas bersama
Sesi 4 : melatih
kemampuan
menghadapi
situasi sulit
Sesi 5 : evaluasi,
melatih
kemampuan
mengungkapkan
pendapat
Mampu
medeskripsikan
kemampuan remaja
setelah dilakukan
pelatihan
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017
46
Ha : ada pengaruh pemberian pelatihan keterampilan terhadap peningkatan
kemampuan komunikasi pada remaja.
Ho : tidak ada pengaruh pemberian pelatihan keterampilan terhadap
peningkatan kemampuan komunikasi pada remaja.
Pengaruh Pelatiha Keterampilan..., Wahyu Azizah , Fakultas Ilmu Kesehatan , UMP ,2017