bab ii tinjauan pustaka 2. 1 penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/72046/3/bab ii.pdf · 2021. 2....
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang berjudul “Penguatan Merek Amstirdam Coffee &
Roastery Malang Melalui Tokoh “Cak Momon” (Analisis isi konten video Cak
Momon dalam akun instagram @amstirdamcoffee)”, peneliti disini mencari
bahan referensi-referensi yang melibatkan studi kepustakaan terutama berupa
penelitian yang sejenis sebelumnya. Peneliti yang mengambil tentang analisis
isi (content analysis) dalam media sosial instagram tergolong sudah cukup
lama dan kebanyakan rata-rata peneliti itu bertujuan untuk pengimplikasian
kepada minat beli konsumen yang ada, melakukan promosi, strategi komuikasi
pemasaran yang digunakan, serta ada juga yang personal branding. Penelitian
mengenai penguatan merek atau brand melalui seorang tokoh fiksi ini
mempunyai tujuan yakni untuk menjelaskan dan memberikan gambaran atas
isi pesan yang bagaimana diperlihatkan dari konten video cak momon terkait
penguatan merek Amstirdam Coffee & Roastery Malang sendiri. Penelitian
sebelumnya menjelaskan berbagai macam variabel yang dipakai serta
menggunakan beragam metode penelitiannya. Nantinya rujukan ini bisa
dijadikan pedoman penulis dalam menyelesaikan penelitiannya.
Penelitian yang pertama yaitu hasil penelitian dari Sita Nensia (2017)
dengan judul penelitiannya mengenai “Pengaruh Electronic Word Of Mouth
Di Media Sosial Terhadap Brand Image Dw Coffee Shop” (Studi pada
Followers Account Instagram @Dw_Coffee di Kota Malang). Adapun
penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pesan E-WOM
terhadap sebuah brand image dari kedai Dw Coffee Malang yang ada di media
sosialnya yaitu instagramnya, yang mana menjadi studi kasusnya pada
penelitian ini yaitu pengikut/followers sendiri dari akun instagram
@dw_coffee di kota Malang. Kemudian instrumen yang dipakai berupa
kuesioner yang menggunakan teknik interpretasi data dengan analisis regresi
linier berganda. Hasilnya penelitiannya membuktikan bahwasanya pesan
8
(eWOM) di Instagram dengan akun bernama @dw_coffee hanya berpengaruh
sekitar 39,4% terhadap brand image dari kedai DW coffee shop Malang,
melainkan sisanya hanya sekitar 60,6% yang berasal pengaruh dari faktor lain
diluar variabel yang diteliti.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah jika penelitian
ini lebih menekankan kepada penguatan merek nya, sedangkan penelitian
terdahulu lebih terfokuskan kepada pengaruh pesan E-WOM terhadap citra
merek (brand image) nya. Dan juga subjek penelitiannya juga berbeda yakni
antara penelitian terdahulu memakai DW Coffee shop dan penelitian sekarang
memakai Amstirdam Coffee & Roastery Malang.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Syol Indra Syafril (2018) dengan
judul penelitiannya mengenai “Pengaruh Pesan eWOM (electronic Word of
Mouth) Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Amstirdam
Coffee & Roastery Malang)”. Pada skripsi ini penelitiannya bertujuan untuk
mengetahui dan mengukur dari besar kecilnya sebuah pengaruh pesan dari
electronic word of mouth atau eWOM terhadap pembelian keputusan pada
konsumen yang ada di Amstirdam Coffee Malang. Kemudian pada penelitian
ini menggunakan metode kuantitatf dengan jumlah sampel sebanyak 44, dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan dari eWOM mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen hanya sekitar 34,9%. Sesuai dengan interval
kategori, angka ini dianggap dalam kategori rentang rendah.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama
membahas tentang Amstirdam Coffee & Roastery Malang. Sedangkan
perbedaannya penelitian terdahulu lebih menekankan kepada terpengaruhnya
pesan E-WOM (Electronic Word of Mouth) terhadap pembelian keputusan
pada kosnsumen dari Amstirdam Malang. Sedangkan penelitian sekarang
menekan kepada penguatan merek Amstirdam Coffee & Roastery Malang di
dalam akun instagramnya melalui konten video cak momon.
9
2. 2 Komunikasi
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi menurut pendapat dari Garry A. Steineer dan Bernard
Berlson dalam Dedy Mulyana (2008) adalah sebuah proses transmisi atau
tindakan yang didefinisikan isinya berupa transmisi ide, gagasan,
perlakuan, keterampilan juga emosi yang menggunakan grafik, gambar,
figure, kata-kata maupun simbol untuk menyampaikannya.9
Sedangkan pengertian komunikasi 10menurut pendapat dari Harolld
Laswell dalam Dedy Mulyana (2008) yaitu bagaimana cara yang benar
untuk membuat gambaran komunikasi adalah seperti menjawab
pertanyaan dari mengatakan apa, dari siapa, kepada siapa, dengan saluran
apa, dan mendapatkan pengaruh apa. Dari penjabaran yang telah
dikatakan oleh Laswell sebelumnya, selanjutnya muncul yang namanya
lima unsur dari suatu komunikasi antara lain seperti :
- Adanya source (sumber) yang bisa diartikan sebagai seseorang yang
bertugas untuk menyampaikan pesan atau yang membawa pesan atau
sering disebut biasanya komunikator.
- Adanya message (pesan) yang artinya adalah bentuk sesuatu dari yang
ingin disampaikan dikomunikasikan diutarakan diucapkan dari
sumber yang disebut seorang komunikator kepada seseorang yang
menerima pesan itu atau sering disebut biasanya komunikan.
- Adanya media (saluran) yang bisa diartikan sebagai suatu perantara
yang digunakan ketika seorang komunikator ingin menyampaikan isi
pesannya kepada seorang penerima pesan yakni komunikan.
- Adanya receiver (penerima) adalah seseorang yang biasanya disebut
yakni komunikan dan bertugas sebagai penerima pesan dari apa yang
telah disampaikan sebelumnya oleh seorang komunikator.
9 “Pengertian komunikasi menurut para ahli”, diakses dari http://blogilmukomunikasi.blogspot.com/2013/09/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli.html, pada tanggal 1 Mei 2019, pukul 23.59 10 Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
10
- Adanya effect (efek) yang bisa diartikan sebagai reaksi yang muncul
atau pengaruh yang ditimbulkan oleh seorang komunikan ketika
setelah selesai mendapatkan atau menerima sebuah pesan dari seorang
komunikator.
Selain dari kelima unsur seperti yang diatas juga terdapat pula unsur-
unsur pendukung komunikasi yang lain antara lain adanya
situasi/konteks komunikasi, adanya kendala/gangguan,juga adanya
suatu feedback atau umpan balik.
Dari kedua penjelasan diatas mengenai definisi pengertian
komunikasi bisa ditarik suatu kesimpulan bahwasanya sebuah proses
komunikasi merupakan proses bagaimana pesan itu dapat
tersampaikan dengan baik dari seorang komunikator penyampai pesan
kepada komunikan si penerima pesan dengan memberi rangsangan
atau stimulus tertentu baik itu secara langusng maupun tidak langsung.
2.2.2 Bidang-bidang dalam Komunikasi
Maksud dari bidang disini adalah aspek bidang kehidpan manusia
itu sendiri, dimana diantara aspek kehidupan manusia berbeda antara
bidang satu dengan lainnya. Bidang-bidang komunikasi tersebut
mencakup beberapa jenis komunikasi berikut :
a. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial diartikan sebagai suatu proses interaksi
dimana seseorang atau suatu lembaga menyampaikan amanat kepada
pihak lain agar pihak lain dapat menangkap maksud yang
dikehendaki penyampainya baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi sosial mengisyaratkan pada kita bahwa komunikasi itu
sangat penting terutama untuk membangun konsep diri, demi
kelangsungan hidup, aktualisasi diri, memperoleh kebahagiaan, serta
terhindar dari tekanan dan ketergantungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut yang harus dilakukan adalah
melalui komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan
dengan orang lain. Melalui komunikasi sosial kita bisa bekerja sama
11
dengan anggota masyarakat (keluarga, sekolah, kelompok
masyarakat, desa, kota, negara) untuk mencapai tujuan bersama.
b. Komunikasi Organisasi/ Manajemen
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan hirarki antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan kerja. Informasi memegang peranan penting dalam
mendukung proses pengambilan keputusan yang berdampak pada
kemajuan dan perkembangan organisasi. Tujuan utama komunikasi
dalam lingkup organisasi adalah memajukan dan mengembangkan
organisasi yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan manajemen. Pengelolaan informasi akan
berjalan lancar jika dilakukan melalui kegiatan-kegiatan komunikasi
yang efektif baik secara lisan maupun tertulis, menggunakan media
atau tanpa media sekalipun. Komunikasi di dalam organisasi meliputi
komunikasi vertikal, horizontal, diagonal seperti berikut ini:
1) Komunikasi Vertikal. Komunikasi vertikal adalah bentuk
komunikasi tegak lurus keatas maupun kebawah yakni
komunikasi antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya.
Bentuk komunikasi kebawah (atasan kepada bawahan) secara
lisan dapat berupa percakapan, rapat, ceramah, pidato. Secara
tertulis menggunakan memo, tulisan, surat perintah maupun
pengumuman. Sedangkan komunikasi keatas (bawahan kepada
atasan) dilakukan secara lisan atau tertulis berupa usulan, laporan,
permintaan, dan lain-lain.
2) Komunikasi Horizontal. Komunikasi horizontal adalah bentuk
komunikasi secara menyamping atau mendatar antara orang-
orang yang sama jabatannya dalam kelompok yang sama.
Komunikasi ini berfungsi untuk melancarkan kordinasi kerja.
3) Komunikasi Diagonal. Komunikasi diagonal merupakan
komunikasi yang memotong rantai perintah organisasi dan
dilakukan oleh petugas dari bagian yang berbeda dan tingkat yang
12
berbeda pula. Misalnya antara kepala bagian gudang yang berada
dibawah manajer berkomunikasi dengan manajer personalia.
c. Komunikasi Bisnis/ Pemasaran
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi di berbagai kegiatan internal
organisasi bisnis. Seperti komunikasi pada umumnya, dalam kegiatan
komunikasi bisnis, pesan yang disampaikan tidak hanya bersifat
informatif, tetapi juga bersifat persuasif. Selain itu, komunikasi bisnis
juga berperan dalam pembentukan pendapat umum dan sikap publik
khususnya dalam membangun citra perusahaan.
d. Komunikasi Politik
Komunikasi politik dalam arti sempit adalah setiap bentuk
penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun
kata-kata tertulis dan terucap, ataupun dalam bentuk isyarat yang
mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu
kekuasaan tertentu. Dalam arti luas, komunikasi politik adalah setiap
jenis penyampaian pesan, khususnya bermuatan informasi politik
dari suatu sumber kepada sejumlah penerima pesan. Komunikasi
politik melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau
berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan
pemerintah. Jadi pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan
sebagai suatu proses pemindahan lambang-lambang atau simbol
komunikasi yang berisi pesan-pesan poitik dari seseorang atay
kelompok pada orang lain dengan tujuan membuka wawasan atau
cara berfikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku kahalayak
menjadi target politik.
e. Komunikasi Internasional
Komunikasi internasional merupakan komunikasi yang
dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai
kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara
lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang lebih luas.
13
Kegiatan komunikasi internasional bisa berlangsung antara people to
people ataupun goverment to goverment. Unit primer yang diamati
dalam komunikasi internasional adalah interaksi antara dua negara
atau lebih yang berbeda latar belakang budaya.
f. Komunikasi Antarbudaya
Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antar budaya adalah
komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya. Kebudayaan
adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok
orang serta berlangsung dari generasi kegenerasi. Pertumbuhan
komunikasi antarbudaya dalam dunia bisnsis memiliki tempat yang
utama, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan ekpansi
pasar keluar negaranya yang memiliki aneka ragam budaya. Selain
itu, makin banyaknya orang bepergian ke luar negeri dengan beragam
kepentingan mulia dari melakukan perjalanan bisnis, liburan,
mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara maupun
dengan tujuan untuk menetap selamanya.
g. Komunikasi Pembangunan
Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna
menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai
suatu kehendak dari suatu bangsa, dan komunikasi merupakan dasar
dari perubahan sosial. Perubahan yang dikehendaki dalam
pembangunan tentunya perubahan yang lebih baik atau lebih maju
dari sebelumnya. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi
peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan
secara timbal balik diantara masyarakat dengan pemerintah, dimulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan. Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi
pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta teknik
penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal
dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada
masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan
berpartisipasi dalam pembangunan.
14
h. Komunikasi Tradisional
Secara umum komunikasi tradisional adalah proses
penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain dengan
menggunakan media tradisional yang sudah lama digunakan di suatu
tempat sebelum kebudayaan tersentuh oleh teknologi modern. Pada
masa lalu komunikasi tersebut merupakan bagian dari tradisi,
peraturanm upacara keagamaan, hal-hal tabu, dan lain sebagainya,
yang berlaku pada masyarakat tertentu. Namun seiring
perkembangan teknologi, komunikasi tradisional mulai luntur dan
jarang digunakan.
2. 3 Komunikasi Pemasaran
2.3.1 Definisi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah
antara pihak atau lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Semua pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang
sama, yaitu mendengarkan, bereaksi, dan berbicara sampai tercipta
hubungan pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan-
penjelasan yang bersifat membujuk, dan negosiasi merupakan seluruh
bagian dari proses tersebut. (Magdalena Asmajasari, 1997:1). Masih dalam
buku yang sama, Salah satu bagian dari proses komunikasi pemasaran
secara total adalah promosi. Promosi dapat membantu pihak-pihak yang
terlibat dalam pemasaran untuk memperbaiki hubungan pertukaran dengan
lainnya. Bagian lain dari proses komunikasi adalah umpan balik. Umpan
balik ini menunjukkan tentang apa pengaruh dari komunikasi yang
dilakukan serta memberi kemungkinan untuk menyesuaikan usaha promosi
terhadap keinginan pasar. (Magdalena Asmajasari, 1997:1).
Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan
oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam
pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran
agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk
berbuat lebih baik. Jadi komunikasi pemasaran itu merupakan pertukaran
15
informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlihat
dalam pemasaran. (Basu Swastha dan Irawan, 2001:345).
Komunikasi dalam marketing dapat dibagi atas 3 bagian yang penting (Oka
A. Yoeti, 1990:141), yaitu :
1) Harus ada komunikator yang bertindak sebagai sender.
2) Harus ada receiver yang akan menerima berita dari komunikator.
3) Harus ada alat untuk menyampaikan pesan (messages) berupa saluran
(channel) yang bertindak sebagai media saluran berita.
Komunikasi pemasaran memegang peranan sangat penting bagi pemasar.
Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak
akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Penentuan siapa saja yang
menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan
komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan
berjalan efektif dan efisien. (Sutisna, 2002:268).
Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana
dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran juga melaksanakan
banyak fungsi bagi konsumen. Komunikasi pemasaran dapat memberitahu
atau dapat memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan
mengapa produk itu digunakan, oleh orang macam apa, serta dimana dan
kapan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan
menghubungkan merek mereka dengan orang, tempat, acara, merek,
pengalaman, perasaan, dan hal lainnya. Mereka dapat berkontribusi pada
ekuitas merek, dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan
citra mereka, serta mendorong penjualan, dan bahkan mempengaruhi nilai
saham. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009:172).
2.3.2 Model Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan
kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan
pesan disebut sebagai bauran promosi (promotional mix). Disebut bauran
16
promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis
promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi
produk. Terdapat lima jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran
promosi (Sutisna, 2002:267), yaitu :
1) Iklan (advertising)
Periklanan adalah semua bentuk penyajian dan promosi atas ide, barang
atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan tertentu. Iklan dapat
menjangkau pembeli yang tersebar secara geografis.Iklan dapat
membangun citra jangka panjang bagi produk atau memicu penjualan
cepat. Bentuk iklan tertentu seperti TV memerlukan anggaran besar,
sementara bentuk lain seperti surat kabar tidak. Hanya saja, kehadiran
iklan bisa memengaruhi penjualan.
2) Penjualan tatap muka (personal selling)
Penjualan personal adalah interaksi tatap muka dengan satu atau
beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan dan memperoleh pemesanan. Penjualan personal
merupakan alat paling efektif pada tahap proses pembelian selanjutnya,
terutama dalam membentuk preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
3) Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah berbagai jenis insentif jangka pendek untuk
mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. Secara lebih
sederhana promosi penjualan adalah dorongan jangka pendek untuk
pembeli atau penjual suatu produk atau jasa. Perusahaan menggunakan
alat promosi penjualan kupon, kontes, premi, dan semacamnya untuk
menarik respon pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat, termasuk efek
jangka panjang seperti menjelaskan penawaran produk dan mendorong
penjualan yang menurun.
4) Hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation)
Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing
produknya. Pemasar cenderung kurang memanfaatkan hubungan
masyarakat, tetapi program yang dipikirkan dengan baik dan
17
dikoordinasikan dengan elemen-elemen bauran komunikasi lainnya bisa
sangat efektif, terutama jika perusahaan harus menantang konsepsi
konsumen yang salah. Perusahaan dan produknya dapat menjadi
perhatian umum, apabila diberitakan dalam media massa.
5) Pemasaran langsung (direct marketing)
Pemasaran langsung mempunyai banyak bentuk melalui telepon, online
dan secara probadi. Mereka berbagai tiga karakter yang berbeda.
2. 4 Konsep Merek
Merek atau brand adalah merupakan sesuatu bagian yang penting penting
dari sebuah produk tertentu. Merek bisa menjadi nilai plus bagi suatu produk
baik itu yang berupa dalam bentuk jasa maupun barangnya.11
2.4.1 Pengertian Merek
Merek dapat diartikan sebagai instrument terpenting dan bernilai mahal
yang menjadi sebuah aset di dalam sebuah perusahaan. Karenanya merek
bisa membantu dalam proses memasarkan suatu barang serta menjadi janji
konsisten yang diberikan oleh perusahaan tersebut baik itu berupa
keuntungan, pelayanan servis, fitur kepada para pelanggannya.
Adapun pengertian merek (brand) menurut beberapa ahli yang ada
seperti yang digambarkan dibawah ini antara lain :
- Pengertian merek menurut pendapat yang dikemukakan oleh Kotler dan
Amstrong (2012:23) adalah :
“Brand is a name, tream, symbol, design, or a combination of this these,
that identifies the products or service of one seller or group seller and
differentiates them of those of competitors”. 12
- Selanjutnya pernyataan yang dikemukakan oleh dua orang yaitu Kotler
dan Amstrong itu di perkuat lagi oleh Buchori Alma (2011:130), yang
menyebutkan bahwa :
11 Odbrand, “Pentingnya brand (merk) bagi perusahaan”, diakses dari https://odbrand.com/2011/10/08/pentingnya-brand-merek-bagi-perusahaan/, pada tanggal 1 Mei 2019 pukul 22.10 12 Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
18
“merek sebagai suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas
suatu barang atau jasa tertentu, dapat berupa kata-kata, gambar atau
kombinasi keduanya”. 13
- Kotler dan Keller (2011:256) 14 berpendapat juga bahwa “produk adalah
diciptakan di pabrik, akan tetapi merek akan tercipta dengan sendirinya
di pikiran “. Oleh karena itu merek bukan hanya sebatas simbol dan
nama, namun juga sebagai juru kunci antara hubungan sebuah
perusahaan dengan pelanggannya. Pada akhirnya merek nanti akan
berada di benak kepala konsumen yang mana merek akan mewakili
perasaan juga persepsi konsumen mengenai produk itu beserta semua
macam kinerja atau layanannya.
- Kesimpulan yang bisa didapatkan dari beberapa definisi pengertian
merek seperti yang disebutkan diatas yaitu merek merupakan suatu
bentuk ciri khas identitas diri dari produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang ditawarkan kepada konsumennya dan menjadi
pembeda dari produk para pesaing yang lain dalam berbentuk desain,
nama, simbol, tanda, juga kata atau kombinasi dari semuanya.
Kotler dan Keller (2009:76) mengungkapkan bahwasanya merek
merupakan terdiri dari beberapa bagian yang ada seperti :
a) Brand name atau nama merek merupakan apa yang diucapkan oleh
orang dan bagian dari merek itu sendiri.
b) Brand merek atau tanda merek yaitu berbentuk huruf, lambang,
warna khusus atau desainnya yang tidak bisa diucapkan secara
langsung melainkan bagian dari suatu merek yang bisa dikenal.
c) Trademark atau tanda merek dagang merupakan merek yang
dilindungi secara hukum karena bisa menghasilkan sesuatu yang
bernilai atau istimewa kedepannya dan juga bagian dari merek itu.
d) Copyright atau hak cipta yaitu hak yang istimewa atau khusus yang
dberikan atau dilindungi oleh Undang-undang ketika ingin
melakukan yang namanya penjualan, produksi, penertiban suatu
13 Buchari, Alma, 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta. 14 Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2011. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1 dan 2, Alih Bahasa : Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.
19
karya seni, karya tulis, karya musik, atau bahkan dalam bentuk
karya-karya yang lainnya
2.4.2 Ekuitas Merek (Brand Equity)
Merek/brand merupakan satu kesatuan atau seperangkat antara aset dan
leabilitas merek yang kaitannya dengan atau simbol juga nama mencakup
cap, kemasan, atau sebuah logo yang pada akhirnya bertujuan untuk bisa
mengidentifikasi suatu jasa atau barang dari penjualnya atau kelompok
penjual tertentu. Sebuah merek pada intinya memberikan ciri khas tanda
kepada konsumennya tentang produk sumber tersebut dan berusaha
melindungi baik itu produsen maupun konsumen dari banyak pesaingnya
yang memunculkan produk-produk dengan jenis yang sama.
Trence A. Shimp tahun 2003 mengatakan yaitu :
“brand equity adalah nilai merek yang menghasilkan brand awareness
yang tinggi dan asosiasi merek yang kuat, disukai dan unik, yang diingat
atas merek tertentu”.15
Ekuitas merek atau brand equity menurut pendapat yang dikemukakan
oleh Henry Simamora (2000:495) merupakan sekumpulan kewajiban
(leabilities) dan aktivitas (aset) merek yang sangat erat kaitannya dengan
suatu merek, simbol, juga nama yang bisa mempengaruhi atau menambah
nilai value ketika diberikan oleh jasa atau produk terhadap sebuah
perusahaan bahkan pelanggan dari perusahaannya tersebut. Oleh karena itu
pengakuan akan ekuitas nilai sebuah nama merek begitu juga pengelola
namanya amatlah sangat penting, agar bisa mendapatkan keunggulan yang
maksimal secara kompetitif bagi si pemilik nama merek tersebut.16
Dari penjelasan mengenai definisi seperti yang dijabarkan diatas kita
bisa menyimpulkan bahwasanya ekuitas merek (brand equity) yang
mempunyai indikator untuk dapat memperkuat keunggulan atau kekuatan
merek dengan hal positif akan memberikan sebuah keuntungan kepada
calon pelanggan konsumen bahkan juga produsen karena terdapat didalam
15 A, Shimph, Terence (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1 (edisi 5), Jakarta : Erlangga. 16 Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid 1 Edisi Cetak 1, Jakarta : Salemba Empat.
20
sebuah produk yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan. Ekuitas merek ini
yang mewakili suatu merek atau brand merupakan aset penting yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan sebagai modal persaingan yang kompetitif
dan juga bisa sebagai sumber penghasilan di masa yang akan datang seperti
keuntungan finansial perusahaan sendiri.
Menurut pendapat David A. Aker (Managing Brand Equality, 1991)
yang dikutip dalam bukunya Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2001,
p4) menjelaskan bahwa suatu kekuatan ekuitas merek (brand equity)
dikelompokkan dalam empat tahap atauapun kategori yang terdiri dari
dimulainya akan kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand
associations), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand
loyalty) dan aset hak milik orang lain.17
a) Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran merek merupakan kesanggupannya sesorang yang
disebut sebagai calon konsumen pada saat mengingat atau mengenali
kembali bahwasanya suatu merek adalah bagian yang tercipta dari
kategori produk tertentu. Berperannya brand awareness didalam brand
equity nya secara keseluruhan bergantung dari berada di tingkatan
kesadaran merek yang mana yang bisa digapai oleh suatu merek itu.
Adapun urutan dari tingkatan akan kesadaran merek seperti penjelasan
berikut ini :
Puncak pemikiran (Top of Mind)
Tingkatan tertinggi didalam kesadaran merek atau merupakan
puncaknya. Yaitu merupakan pada saat produk apa yang pertama
kali diucapkan oleh konsumen/pelanggan secara khusus spontan
untuk memperoleh tempat yang istimewa dibenak ingatan
konsumen. Di tingkatan ini melibatkan adanya dua kegiatan yakni
mengusahakan untuk bisa memperoleh identitas suatu merek dan
berusaha mengaitkannya dengan produk kelas tertentu.
17 A. Aaker, David. 1991. Managing Brand Equity : Capitalizing on the Value of Brand Name.
21
Mengingat kembali terhadap merek (Brand Recall)
Pada tingkat kesadaran merek ini dilakukan dengan cara mengingat-
ingat kembali kepada merek yang didasarkan atas permintaan
sesorang ketika untuk mengucapkan merek tertentu didalam kelas
produk tertentu juga.
Pengenalan merek (Brand Recognition)
Pada tingkat minimal kesadaran merek ini yaitu dilakukan ketika
dari sesorang calon pembeli/konsumen memilih merek tersebut
bersamaan dengan pada saat melakukan pembelian juga.
Tidak menyadari merek (Unware of Brand)
Tingkat kesadaran merek ini adalah berada di tingkat level yang
paling rendah yang mana dibuktikan dari si calon pembeli/
konsumen tidak menyadari sama sekali adanya merek itu seperti
apa.
Usaha untuk memperoleh suatu kesadaran merek baik itu di
tingkat pengenalan merek ataupun pengingatan kembali suatu
merek, nantinya akan melibatkan dua bagian dari kegiatan yakni
berusaha memperoleh identitas merek tersebut dan berusaha
mengkaitkan dengan kelas produk tertentu.
b) Asosiasi Merek (Brand Association)
Pengertian singkatnya bahwa “asosiasi merek adalah segala hal yang
berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek”. Sebuah merek
merupakan sekumpulan asosiasi yang biasanya terbingkai dalam
beragam bentuk yang bermakna. Dari asosiasi-asosiasi itu dikelola
dengan model pengelompokan-pengelompokan dan mempunyai arti
tertentu. Misalnya saja pencitraan dan asosiasi, dari kedua tersebut bisa
mewakili beragam macam resepsi yang mencerminkan realitas secara
obyektif. Sederhananya, arti dari brand image merupakan terbentuknya
sekumpulan asosiasi-asosiasi merek yang ada di benak konsumennya.
Calon konsumen atau pelanggan yang biasanya menggunakan merek
tertentu akan lebih cenderung mempunyai konsistensi terhadap brand
22
image atau hal ini bisa disebut juga dengan brand personality atau
kepribadian merek (Aaker, 1996:160).18
Asosiasi merek bisa menciptakan nilai plus tambahan bagi para
pelanggan maupun perusahannya sendiri, dikarenakan ia bisa
mengumpulkan segala informasi yang ada untuk membedakan antara
merek yang satu dengan merek yang lainnya. Adapun keuntungan yang
dimiliki dari asosiasi merek antara lain : Pertama, bisa membantu dalam
proses pengumpulan informasi dan dapat membantu dalam penyusuna
fakta-fakta maupun spesifikasinya yang bisa dengan mudah dikenal
dihafal oleh pelanggan. Kedua, bisa menjadi hal yang pembeda dalam
artian asosiasi merek juga memainkan peranannya dan memberikan
landasan dasar yang penting dalam membedakan antara merek yang satu
dengan merek yang lainnya. Ketiga yaitu bisa menjadi alasan agar
membeli, karena asosiasi merek dapat memudahkan para konsumen
atauapun pelanggan untuk bisa mengambil langkah dalam memutuskan
untuk jadi membeli produk tersebut ataupun tidak sama sekali.
Keempat, yaitu bisa menumbuhkan perasaan yang suka atau penciptaan
sikap yang positif terhadap produk yang bersangkutan itu. Pada
keuntungan kelima yaitu bisa menciptakan landasan dasar dalam hal
perluasan merek dengan cara menumbuhkan rasa yang sesuai antara
suatu produk dengan mereknya.
c) Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Menurut pendapat Aaker (1996:24) pengertian dari persepsi kualitas
adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas ataupun
keuntungan suatu produk maupun jasa layanan yang berkaitan dengan
maksud seperti yang diharapkan. Terdapat beragam macam dimensi
yang menjadi dasar suatu penilaian akan persepsi kualitas yang
tergabung dengan konteksnya, oleh karena itu persepsi kualitas tidak
bisa ditetapkan secara obyektif saja. Dikarenakan nantinya bisa
menimbulkan banyak hal apapun yang dianggap penting oleh si calon
konsumen/ pelanggan, sedangkan yang terjadi antara konsumen satu
18 Aaker, David A. 1996. Building Strong Brands. New York : Free Press.
23
dengan konsumen yang lainnya mempunyai pandangan kepentingan
yang sangat berbeda pula terhadap suatu produk ataupun jasa.
d) Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek merupakan suatu bentuk ukuran tertentu yang
dinilai dari seberapa setianya si calon pembeli/ konsumen terhadap
merek itu sendiri. Keloyalitasan suatu merek adalah bagian inti dari
yang namanya ekuitas merek (brand equity) dan menjadi gagasan pusat
di bidang pemasaran, karenanya hal tersebut merupakan satu ukuran
tertentu mengenai kterkaitan hubungan si calon konsumen/ pelanggan
terhadap sebuah merek. Seiring dengan meningkatnya loyalitas merek
maka bisa terjadi kerentaan sekelompok calon pelanggan/ konsumen
dari adanya serangan para pesaing yang dapat berkurang. Hal itulah
yang menjadi suatu indikator dari ekuitas merek (brand equity) sendiri
yang berkaitan dengan pendapatan keuntungan dimasa depan karenanya
loyalitas merek bisa diartikan secara langsung sebagai penjualan jauh
kedepan di masa yang akan datang nanti.
Gambar 2.1 Konsep Ekuitas Merek
Sumber : David. A. Aker (1991), Managing Brand Equity : Capitalizing on
the Value of Brand Name
Brand
equity
Brand
Awareness
Perceived
quality
Brand
Loyalty Brand
Association
24
2.4.3 Manfaat Merek
Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Keller dan Kotler (2009:259)
bahwa merek mempunyai beberapa manfaat untuk sebuah perusahaan yang
meliputi :
1) Membuat pencarian dan menangani dari sebuah produk perusahaan itu
agar tampak lebih sederhana
2) Bisa mempermudah dalam pembuatan catatan tentang akuntansinya dan
tentang ketersediaan produk
3) Suatu merek didalam sebuah perusahaan dianggap bisa memberikan
perlindungan yang kuat dari segi hukum dengan memperhatikan aspek-
aspek dari produknya. Karena peran merek didalam sebuah perusahaan
bisa membeli dan menjual dalam mempengaruhi seorang konsumen,
bisa juga memberikan safety untuk pendapatan dari sebuah perusahaan
di masa yang akan datang, serta merek bisa menjadi dari bagian dari
property yang sangat berharga.
2.4.4 Syarat dalam Memilih Merek
Besar maupun kecilnya suatu merek yang telah kita punya sebelumnya
sangat berpengaruh kepada pemasaran dalam penjualannya. Maka dari itu
sebuah perusahaan harusnya bisa mematenkan suatu cap merek yang dapat
memberikan kesan pertama yang sifatnya positif. Adapun menurut Alma
(2007:150) suatu merek harus mempunyai syarat seperti :
1) Mudah untuk diingat
Dalam pemilihan merek seharusnya lebih memperhatikan baik itu dalam
bentuk perkataannya ataupun gambarnya atau bisa juga kombinasi dari
keduanya, maka dari itu si calon konsumen/ pelanggan sangat mudah
dan gampang untuk mengingatnya.
2) Memunculkan kesan yang positif
Diusahakan ketika dalam memberikan suatu merek sebisa mungkin
harus menimbulkan kesan yang positif terhadap jasa ataupun barang
yang dihasilkan dan jangan sebisa mungkin juga jangan sampai
menimbulkan kesan yang negatif.
25
3) Tepat untuk promosi
Selain dari syarat merek-merek yang mudah untuk diingat dan dapat
memunculkan kesan yang positif tentu baik pula juga digunakan untuk
sebuah rencana promosi. Namun, didalam menajalankan promosi
tersebut pemilihan nama yang bisa bikin tertarik dan indah disertai
pendukung gambar visual yang bagus pula akan menjadi peranan yang
penting. Jadi dalam hal ini, untuk menjalankan rencana tepat promosi
selain merek-merek tadi bersifat gampang diingat dan bisa
memunculkan kesan yang positif diupayakan agar merek itu baik ketika
ingin dipandang dan enak pada saat untuk diucapkan.19
2. 5 Brand Image (Citra Merek)
Sebuah merek atau brand perlu membutuhkan namanya image agar bisa
mengkomunikasikan kepada target khalayak umum di dalam hal ini sebagai
pasar yang sasarannya mengenai penilaian yang terkandung didalamnya.
Untuk perusahaan sendiri, citra bisa diartikan sebagai bagaimana persepsi dari
masyarakat kepada sebuah perusahaan, yang pada dasarnya persepsi tersebut
dikihat dari apa yang masyarakat tahu sekiranya tentang perusahaan yang
bersangkutan. Brand image citra merek memiliki peranan keputusan yang
penting dari sudut pandang konsumen dan dijadikan sebagai pegangan,
dikarenakan meskipun sebuah perusahaan di sektor usaha yang sama
sekalipun belum tentu juga mempunyai citra image sama pula ketika
dipandang seorang pelanggan atau konsumen.(Alfian, 2012: 25).20
2.5.1 Pengertian Citra Merek
Menurut pendapat dari Keller dan Kotler (2009:260), mengartikan
brand image citra merek sebagai :
“Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran
yang berarti”.
19 Buchari, Alma. 2007. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. 20 Alfian, B, Skripsi: “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Inova Pada PT. Hadji Kalla Cabang Polman”, (Makassar: UNHAS, 2012)
26
Melainkan menurut pendapat Tjiptono (2005:49) mengartikan citra
merek brand image sebagai “Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu”.21
Berdasarkan definisi kedua diatas bisa ditarik sebuah kesimpulan
bahwasanya sebuah brand image citra merek merupakan pendapat dari
sutu pandang konsumen tentang merek secara menyeluruh yang tidak
serta merta ditentukan dari pemberian nama baik sebuah produk,
melainkan tentang bagaimana produk tersebut dapat diperkenalkan
dengan baik kedalam sebuah ingatan benak tiap konsumen ddalam
membentuk suatu pendapat persepsi produk itu sendiri.
2.5.2 Komponen Brand Image
Menurut pendapat Hogan (didalam Lutiary Eka Ratri, 2007: 53), citra
merek diartikan sebagai semua kumpulan informasi yang berupa asosiasi-
asosiasi yang mewakili dari jasa dan produk perusahaan yang dimaksudkan.
22Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Joseph Plummer (didalam
Lutiary Eka Ratri, 2007: 52) bahwa citra merek dibagi kedalam tiga
komponen yang terdiri dari :
1) Atribut produk, merupakan semua hal yang berkaitan atau yang
berhubungan dengan merek-merek dari produk tersebut seperti halnya
soal rasa, harganya, tampilan kemasan, dan lain-lain.
2) Keuntungan konsumen, merupakan suatu hal yang bisa didapatkan oleh
pelanggan/ konsumen dirasakan secara pribadi setelah menggunakan
barang dari merek-merek tersebut.
3) Kepribadian merek, merupakan sekumpulan bernama asosiasi yang
mewakili beberapa kepribadian dari merek-merek tersebut jikalau
merek itu diibaratkan sebagai halnya manusia.
21 Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi 1. Yogyakarta: Bayumedia Publishing. 22 Lutiary Eka Ratri, Skripsi: “Hubungan Antara Citra Merek (Brand Image) Operator seluler Dengan Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Pada Mahasiswa Pengguna Telepon Seluler Di Fakultas Ekonomi Reguler Universitas Diponegoro Semarang”, (Semarang: Undip, 2007), hal 54.
27
2.5.3 Indikator Citra Merek (Brand Image)
Adapun menurut pendapat yang disampaikan oleh Freddy Rangkuti
(2009:44) bahwa suatu indikator-indikator citra merek yang mencirikan
citra merek itu sendiri memiliki beberapa indikator antara lain seperti :
1) Pengenalan (recognition)
Merupakan tingkat dimana terkenalnya sebuah merek sampai
kepada konsumen-konsumen atau pelanggannya, namun ketika
merek itu tidak bisa dikenal secara meluas maka produk dari
merek tersebut harus mencari cara ketika akan menjualnya. Cara
yang bisa dilakukan yaitu dengan memperhatikan seperti desain
dari produknya, taglinenya, ataupun pengenalan dari logonya
maupun hal yang lain sebagai identitas diri dari merek-merek
tersebut.
2) Reputasi (reputation)
Merupakan tingkat dimana status nya yang bisa dibilang tinggi
bagi sebuah merek dikarenakan mempunyai perjalanan reputasi
yang baik. Seperti halnya dari persepsi dan juga kualitas produk,
maka dari itu sebuah merek yang disenangi oleh pelanggan/
konsumen dalam penjualannya jauh lebih mudah dan sebuah
produk yang mempunyai persepsi dengan kualitas tinggi akan
memiliki reputasi baik kedepannya.
3) Daya tarik (affinity)
Merupakan tingkat dimana sebuah merek yang muncul
mempunyai hubungan emosional dengan para konsumen atau
pelanggannya yang bisa kita lihat dari segi rasa kepuasan, segi
harganya, dan level asosiasinya.
4) Kesetiaan (loyalty)
Merupakan tingkat dimana besar kecilnya ukuran kesetiaan yang
dipunyai pelanggan atau konsumen dari suatu produk yang
menggunakan merek yang bersangkutan.
28
Singkatnya adalah apabila sebuah merek yang mempunyai
perjalanan reputasi yang baik di sudut pandang pelanggan atau
konsumen serta telah dikenal dikalangan masyarakat umum atau
khalayak umum, maka dampaknya bisa membuat daya tarik bagi
para konsumen dan konsumen itu sendiri nantinya akan menjadi
konsumen dengan status loyal terhadap merek tersebut.
2.5.4 Proses Terbentuknya Brand Image
Proses pembentukan brand image di kalangan umum sangat erat
hubungannya dengan pendapat persepsi yang ada dalam kalangan umum itu
kepada sebuah brand tersebut. Sementara image yaitu persepsi berbentuk
relative unggul dibandingkan para pesaingnya, bisa dibilang inilah yang
disebut dengan brand position atau posisi brand dimana. Proses
pembentukannya tersebut dinamakan positioning, maka dari itu sebuah
brand bisa dikatakan berhasil jika brand itu mempunyai posisi kuat di
khalayak umum.
Untuk menempatkan posisi merek yang kuat harus terlebih dahulu yang
namanya menempatkan posisi merek didalam benak pikiran konsumen,
maka dari itu sebuah merek saling bersaing agar bisa masuk didalam
memori benak konsumen itu. Keterbatasnya memori otak dalam benak
konsumen dikarenakan tiap harinya tiap-tiap konsumen mendapatkan
bombardier jutaan stimulus rangsangan yang mengakibatkan tidak semua
merek bisa ketampung dengan baik. Dengan begitu secara alami panca
indera yang ada di otak konsumen akan otomatis memilah milah merek
mana yang harus menjadi perhatian (Nihayatul Mardiyah, 2010: 22).23
Di bagian awalnya posisi keberadaan sebuah merek yang menempel
pada benak pikiran konsumen hanya sebatas di perkenalan merek yaitu
brand awareness. Tingaktan itulah yang paling dasar dan rendah dimana
konsumen hanya mengetahui keberadaan sebuah merek akan tetapi belum
bisa menggambar persepsi tentang merek tersebut. Sebuah proses
sekumpulan asosiasi yang terorganisir ditambah dengan stimulus
23 Mardiyah, Nihayatul, Skripsi: “Pengaruh Brand Ambassador Terhadap Brand Image sabun LUX (Studi Di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010).
29
rangsangan yang ada guna membentuk sebuah persepsi dan persepsi inilah
pada akhirnya yang akan membentuk sebuah citra tertentu terhadap suatu
merek (Simamora, 2004:20).
2.5.5 Manfaat Brand Image
Beberapa manfaat akan mudah didapatkan bagi para owner usaha saat
citra merek ataupun brand image yang mereka bagun dari awal sudah
berhasil menguasai target pasar. Adapun manfaat brand image bagi sebuah
perusahaan yaitu :
- Mempunyai daya tarik sendiri bagi setiap konsumen.
- Memudahkan dapat loyalty dari pelangannya.
- Memungkinkan untuk bisa menetapkan harga jual lebih tinggi dari
sebelumnya.
- Peluang bagi para owner usaha agar bisa membuat produk yang baru
dengan diferensiasi produk.
- Bisa menjadi ciri khas tertentu dan menjadikannya berbeda produk yang
dipunya dengan produk competitor.24
2. 6 New Media
Perkembangan dunia teknologi dan komunikasi semakin pesat telah
membuat dunia semakin luas dan ruang seolah menjadi tak berjarak lagi.
Perubahan informasi kini tak lagi dalam jangka minggu ataupun hari bahkan
jam sudah mulai terkalahkan dengan waktu tiap detiknya. Istilah ‘media baru’
(new media) telah digunakan sejak tahun 1960-an mencangkup seperangkat
teknologi komunikasi yang berkembang dan beragam. Media baru dan
teknologi komunikasi baru yang diterapkan secara meluas didukung oleh teori
determinisme teknologi media (sering juga merupakan teori normatif), yang
memberi nilai positif pada maksimasi kegiatan komunikasi, terutama yang
bersifat interaktif.
Salah satu berkembangnya teknologi saat ini adalah smartphone. Saat ini
smartphone merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bahkan sangat
diperlukan. karena semakin berkembangnya teknologi handphone tidak hanya
24 Diakses dari (http://41809221.blpg.unikom.ac.id/kegunaan-branding.5gg), tanggal 1 Mei 2019 pukul 22.47
30
digunakan untuk media komunikasi saja seperti sms atau telpon saja. Sekarang
banyak handphone yang menyediakan fitur-fitur untuk browsing, chatting dan
lain-lain. New Media merupakan perkembangan baru dari media-media yang
telah digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital tentu
memudahkan dalam bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya.
New media merupakan digitalisasi, proses dimana semua teks (makna
simbolik dalam bentuk yang telah direkam dan dikodeka) dapat dikurangi
menjadi kode biner dan dapat mengalami proses produksi, distribusi, dan
penyimpanan yang sama.
Di era digital seperti ini ada beragam pilihan media yang bisa digunakan
seperti televisi, media cetak bahkan media online. Kebutuhan akan informasi
pada saat ini, membuat manusia lebih memilih media yang mudah dan cepat
diakses untuk mendapatkan informasi. Bahkan pada faktanya saat ini hampir
semua manusia atau masyarakat yang hidup di era digital seperti memiliki alat
atau teknologi yang digunakan untuk mengakses informasi seperti smartphone,
atau sejenisnya. Maka komunikator akan dimudahkan dalam hal ini untuk
menyampaikan pesan kepada orang banyak.
Dengan semakin menjamurnya penggunaan internet dan didukung dengan
kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi, terjadilah
pemekaran (konvergensi) dari media-media yang sudah ada sebelumya yang
dikenal dengan new media atau media baru.
Internet menjadi sebuah media ampuh bagi pelaku bisnis untuk
memasarkan, mengomersilkan, dan mempromosikan setiap produk-produk
mereka, di mana terdapat peluang bagi kita untuk memasarkan produk dan
layanan jasa kita kepada para pengguna internet. Hal inilah juga yang menjadi
pemicu pelaku bisnis online untuk terus mengembangkan bisnisnya pada media
internet. Dengan demikian, kehadiran internet merupakan penunjang
keberhasilan komunikasi pemasaran yang dilakukan secara online.
2. 7 Media Social
Menurut pendapat Michael Cross pada tahun (2013) media sosial
mempunyai arti bahwa digambarkan sebagai semacam teknologi yang
bertujuan untuk bertukar suatu informasi antara satu sama yang lain dalam
31
berinteraksi maupun secara kolaborasi menurut isi pesan yang berbasiskan
internet. Karenanya internet pasti akan yang namanya menyesuaikan seiring
dengan berkembang pesatnya suatu teknologi, maka sebuah fitur yang
disediakan bagi para penggunanya juga ikut mengalami perubahan. Dari situlah
yang menjadikan media social bermunculan lebih banyak beragam aplikasinya
yang menyesuaikan penggunaan konsumen atau rancangan.25 Adapun jenis-
jenis media sosial menurut Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010)
terbagi menjadi 6 yaitu: colarative project seperti Wikipedia, media sosial ini
jenisnya yaitu berupa social bookmarking yang caranya dengan memberikan
akses izin kepada si pengguna agar bisa melenyapkan, menambahkan, juga
mengubah isi kontennya. Yang kedua ada blog dan microblogs, merupakan
salah satu bentuk awal media sosial berwujud pribadi web yang pada umumnya
hanya memunculkan tanggal cap entri berbentuk kronologis. Sedangkan blog
paling popular yaitu merupakan blog yang basisnya dalam bentuk teks.
Selanjutnya ketiga yaitu communities content yang mempunyai tujuan
utamanya untuk membagikan konten diantara setiap penggunanya dalam
bentuk format seperti video, foto, teks, dan sebuah persentasi (misalnya :
Youtube). Keempat adalah sites networking social yang sistem bekerjanya
dengan cara menghubungkan setiap penggunanya dengan membuat profil
informasi pribadi sendiri dan menginvite shabat teman serta koleganya untuk
mengakses profil dan mengirimkan pesan secara instan dalam bentuk surat
elektronik. Profil pribadi didalamnya meliputi blog, audio, foto, video, dan lain
sebagainya seperti Facebook, Myspace dan Instagram. Di posisi kelima yaitu
ada virtual games yang mana mereplikasi lingkungan sekita kedalam bentuk
yang 3 dimensi (missal : world of warcraft). Dan terakhir yaitu adanya interaksi
sosial dalam bentuk virtualnya yang memungkinkan user penggunanya
melakukan tindakan yang bebas untuk bisa hidup berbentuk avatar didalam
25 Pakarkomunikasi.com, “20 Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli”, diakses dari https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-para-ahli, pada tanggal 2 Mei 2019 pukul 02.15
32
kehidupan virtual yang sama juga dengan kehidupan nyatanya atau seperti
kehidupan kedua (second life).26
Selanjutnya ada karakteristik dari media sosial yaitu, kualitas dimulai dari
kualitas yang sangat tinggi dan sangat rendah bergantung pada konten.
Jangkauan bersifat desentralisasi atau tidak dapat dipastikan dengan tepat
kapan, dimana, diapa, dan bagaimana berita pada media sosial yang beredar.
Frekuensi, yakni banyaknya pengakses setiap harinya media sosial.
Aksesibilitas yaitu kemudahan dalam bermedia sosial untuk digunakan setiap
orang. Kegunaan yaitu setiap pengakses internet dapat mengupload sebuah foto,
menulis secara online dan masih banyak lagi dalam menggunakan media
sosialnya. Segera yaitu, seberapa lama waktu yang diperlukan oleh si pengguna
media sosial sangatlah instan. Tidak permanen yakni pesan di dalam media
sosial bisa diganti atau diedit.
Adapun beberapa fungsi dari media sosial seperti dibawah ini :
Media sosial adalah media yang berkonsep dengan tujuan memperluas
dalam berinteraksi antar manusia secara sosial berbasis teknologi internet
web.
Media sosial sudah cukup berhasil dalam mentransformasikan sebuah
proses komunikasi yang bersifat media siarannya searah dari satu posisi
institusi media kebanyak pendengarnya (“one to many”) dan beralih ke
praktek komunikasi dengan dialog yang membutuhkan banyak pendengar
atau audience (“many to many”).
Media sosial sangat mendukung yang namanya keberagaman informasi dan
pengetahuan dengan cara mengubah manusia dari yang awalnya pengguna
isi pesan berubah menjadi si pembuat pesan tersebut.
2.7.1 Instagram
Aplikasi instagram dapat diartikan singkatnya merupakan suatu aplikasi
yang diakses agar bisa membagikan video dan foto. Aplikasi instagram
masih menjadi suatu bagian dari aplikasi Facebook yang dimana secara
otomatis teman yang berasal dari facebook kita bisa memfollow atau
26 Andreas, Kaplan M., haenlein Michael. 2010. “Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media”. Business Horizons 53 (1). P. 61.
33
mengikuti akun instagram yang kita punya. Semakin banyaknya yang
menjamur pengguna aplikasi instagram dalam membagi foto-fotonya
membuat pengguna yang membuka usaha olshop memanfaatkannya untuk
bisa mempromosikan produk mereka sendiri melalui instagram ini (M
Nisrina, 2015 :137).27
Instagram juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media dalam
komunikasi pemasaran secara langsung, dimana melalui instagram ini mau
tidak mau produk jasa atau barang yang ditawarkan hanya dengan
memposting video atau foto secara ringkas singkat. Sehingga membuat
setiap calon pembelinya bisa melihat review secara langsung produk-
produk jenis barang apa yang ditawarkan oleh si pemilik olshop tersebut
Media sosial instagram merupakan suatu media yang menyampaikan
pesan kepada target yang jangkauannya sangat luas untuk bisa berinteraksi
berkomunikasi dengan membagikan video-video dan foto-foto didalamnya
terdapat fitur yang bernama love, like, comment, bahkan DM (Direct
Message).
Adapun tips atau cara yang bisa digunakan dalam membangun sebuah
branding produk berupa video dan foto yang diposting di dalam akun
instagram antara lain :
- Memilih cover gambar yang menarik dan juga unik
Pemilihan gambar thumbnail yang paling menarik dan sifatnya mudah
dilihatlah yang akan membuat setiap pengguna dari instagram
merasakan keingintahuan yang lebih.
- Memilih dengan cara tanpa video atau dengan menggunakan audio
Pada kenyataannya kampanye produk yang dilakukan dengan konsep
audio visual secara bersamaan akan lebih sukses membuat ketertarikan
sendiri bagi sebagian besar pemilik akun instagram agar bisa disaksikan
secara bersamaan.
- Melakukan proses editing
Tidak ada yang menyalahkan untuk bisa memanfaatkan waktu
sebaiknya yang lamanya 15 detik/second untuk bisa membuat konsep
27 M. Nisrina. 2015. Bisnis Online : Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang. Yogyakarta: Kobis.
34
video branding yang sangat meriahkan dengan menggunakan fitur
editing yang telah disediakan agar bisa terlihat semakin menarik dan
juga keren.
- Menggunakan filter
Aplikasi instagram banyak sekali menawarkan pilihan filter dan efek
yang bisa digunakan setiap penggunanya untuk membuat video lebih
berkesan juga menarik bagi siapa saja yang melihatnya. Agar pesan
yang ingin disampaikan dengan baik dan fokus, seharusnya kita hanya
menggunakan satu efek filter saja agar membuat video efek yang
dihasilkan lebih seragam dilihatnya.
- Memperhatikan Angle
Dengan pengguna lebih paham caranya memperhatikan angel sebaiknya
lebih teliti terlebih dahulu mengenai tingkat pencahayaan yang baik dari
sudut pandang tertentu sehingga gabungan dari keduanya lah yang
menghasilkan foto atau video yang sangat berkualitas. Sehingga produk
yang ditawarkan dapat diperkenalkan dengan cara maksimal mungkin.
- Membuat narasi video branding
Narasi yang ditulis di sebuah caption dalam prosesnya membuat video
branding menjadi peranan yang penting memunculkan kesan pertama
yang terlihat. Dikarenakan banyaknya pengguna dari aplikasi instagram
yang urutannya selalu membaca caption terlebih dahulu sebelum
menyaksikan langsung videonya, jadi sebuah tulisan narasi caption yang
bisa membuat tertarik bagi yang menyaksikannya akan meningkatkan
ke kepoan orang untuk melihat videonya sampai selesai.
- Penggunaan tanda pagar # Hashtag yang sesuai
Hashtag yang simple dan sesuai dengan produk yang ingin ditawarkan
sangat berguna didalam kata pencarian di instgaram nantinya. Karena
kebanyakan calon konsumen mengetik secara langsung hashtag apa
yang ingin mereka cari sesuai dengan produk yang dicari juga.
- Melakukan sharing
Sekarang ini video branding yang kita buat sebelumnya bisa dengan
mudah kita share ke berbagai media sosial yang lainnya dengan
35
menggunakan fitur yang terintegrasi berkaitan antar media sosia agar
video kita bisa dilihat lebih banyak lagi orang.
- Memperkenalkan kepada orang-orang yang terdekat kita
Orang-orang yang menjadi seseorang terdekat dari kitalah yang dapat
dimanfaatkan menjadi salah satu bagian dari tim khusus marketing yang
gratis dan juga loyalitas kesetiannya bagi usaha bisnis yang sedang di
jalankan sekarang ini (Maxmanroe.com,2018)28
2.7.2 Instagram sebagai media komunikasi pemasaran
Banyak di sekarang ini baik itu sebuah perusahaan maupun di bidang-
bidang usaha yang mulai aktif mengelola aktivitas media sosial mereka di
internet. Dikarenakan mereka sebagai pelaku aktif melihat media sosial
yang sekarang bukan hanya sebagai wadah untuk komunikasi atau hiburan
semata melainkan juga bisa digunakan untuk melakukan aktivitas promosi,
penjualan, maupun marketingnya/ komunikasi pemasaran. Misal saja
contohnya media sosial instagram, kini banyak pihak perusahaan ataupun
pelaku usaha dan bisnis yang mulai aktif mengelola instagram mereka untuk
bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat ataupun semua
pelanggannya, biasanya berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
adanya event tertentu, info-info yang terkait, bahkan sampai kepada promo
produk apa yang akan dijual. Hal inilah yang membuat sebuah perusahaan
ataupun pelaku di bidang usaha merasa lebih dekat dengan masyarakat
ataupun pelanggannya ketika bisa memanfaatkan yang namanya media
sosial instagram.
28 M. Majid, “Tips Membangun Branding Melalui Fitur Video di Instagram”, diakses dari https://www.maxmanroe.com/tips-membangun-branding-melalui-fitur-video-di-instagram.html pada tanggal 2 Agustus 2019 pukul 22.05