pts aina mulyana

Upload: ainamulyana

Post on 13-Jul-2015

345 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Adanya kebijakan peningkatan jaminan kualitas lulusan pendidikan dasar membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari model pembelajaran yang tradisional (model atau metode pembelajaran yang lebih berpusat guru) ke pengembangan model atau metode yang lebih berpusat pada siswa. Hal demikian menuntut kemampuan guru dalam merancang model

pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, sesuai dengan karakteristik bidang kajian dan karakteristik siswa agar mencapai hasil yang maksimal. Oleh kerana itu peran guru dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan, antara lain: (a) peranan guru sebagai penyebar informasi semakin kecil, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing, penasehat, dan pendorong, (b) peserta didik adalah individu-individu yang kompleks, yang berarti bahwa mereka mempunyai perbedaan cara belajar sesuatu yang berbeda pula, (c) proses belajar mengajar lebih ditekankan pada belajar daripada mengajar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pergeseran peran guru dalam pembelajaran, yaitu : a. Cara pandang guru terhadap siswa perlu diubah. Siswa bukan lagi sebagai obyek pengajaran, tetapi siswa sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Dalam diri siswa terdapai berbagai potensi yang siap dikembangkan. Oleh katena itu dalam konteks pembelajaran guru diharapkan mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. b. Guru diharapkan mampu mengajarkan bagaimana siswa bisa

berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat. Antara lain dengan cara memberikan

tantangan yang berupa kasus-kasus yang sering terjadi di masyarakat yang terkait bidang studi. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bekal kemandirian dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi diharapkan bisa ikut ambil bagian dalam mengembangkan potensi masyarakatnya.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, hanya sebagian kecil guru SMPN 2 Cikeusik yang telah menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (yang selanjutnya disebut PAKEM) dalam pelaksanaan KBM. Mereka yang telah menerapkan PAKEM adalah guru-guru yang di bawah binaan UNICEF, yakni guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, B.Inggris, dan IPS. Guru-guru lain belum menerapkan pendekatan PAKEM dengan alasan mereka belum mendapatkan pelatihan penerapan PAKEM. Bahkan, sebagian guru yang masuk dalam kelompok binaan UNICEF pun belum sepenuhnya menggunakan PAKEM. Melihat kondisi tersebut nampaknya perlu usaha untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada guru SMPN 2 Cikeusik tentang penerapan PAKEM. Untuk mewujudkan kompetensi dan peran guru dalam penerapan PAKEM perlu adanya upaya yang dilakukan baik oleh dinas pendidikan, pengawas sekolah, maupun kepala sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM adalah melalui Pelatihan dan Bimbingan (yang selanjutnya disebut LATBIM). Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah untuk mengetahui efektivitas kegiatan LATBIM yang dilakukan kepala sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM.

B. Identifikasi Masalah Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya keterampilan guru SMPN 2 Cikeusik, khususnya guru-guru yang tidak termasuk dalam mapel binaan UNICEF dalam menerapkan PAKEM, antara lain: a) Kurangnya atau tidak adanya kegiatan pelatihan dan bimbingan tentang PAKEM; b) Keterbatasan sarana dan prasana pembelajaran untuk mengembangkan PAKEM; c) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, sehingga sulit untuk mengembangkan PAKEM; d) Motivasi guru dan tenaga kependidikan lainnya masih rendah; e) Tidak berfungsinya peran pengawas sekolah

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan biaya yang tersedia, penelitian tindakan sekolah ini hanya membatasi pada masalah kurangnya atau tidak adanya kegiatan pelatihan dan bimbingan tentang PAKEM menjadi salah satu penyebab kurangnya atau lemahnya keterampilan guru dalam PAKEM.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian di rumuskan sebagai berikut: Bagaimana efektivitas kegiatan pelatihan dan bimbingan (LATBIM) yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang? E. Tujuan Penelitian Tujuan khusus dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui efevtivitas upaya peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM melalui LATBIM di SMPN 2 Cikeusik kabupaten Pandeglang. Sedangan tujuan umum dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk peningkatan kualitas proses dan hasil belajar di SMPN 2 Cikeusik.

F. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk perbaikan dan peningkatan proses hasil belajar terutama bagi perorangan atau institusi di bawah ini. 1. Bagi Siswa : Dengan penerapan pendekatan PAKEM, siswa akan tergugah semangat belajarnya sehingga menambah akan keberanian untuk bertanya, menjawab, melakukan sesuatu tindakan yang berpola terstruktur,

menemukan dan mengembangkan ide-ide baru, sehingga aktivitas dan antusias belajar siswa lebih meningkat. 2. Bagi Guru : Kemampuan menerapkan PAKEM akan memberi kemudahan dalam melaksanakan tugas mengajarnya, karena yang lebih aktif adalah siswa, dan guru hanya mengarahkan saja.

3. Bagi Sekolah : Hasil dari proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

G. Definisi Istilah Beberapa istilah yang dipergunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini, antara lain:

1. PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, danMenyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan; Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa; Efektif bermakna bahwa proses pembelajaran menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa, sedangkan Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.

2. Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) pengembangan PAKEM adalahgabungan kegiatan pelatihan dan sekaligus bimbingan tentang penerapan PAKEM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) 1. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula sebaliknya. Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Apa itu PAKEM? PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil

penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika

pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut: Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. 2. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM? Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian. KEMAMPUAN GURU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Guru merencang dan mengelola Guru melaksanakan KBM dengan KBM yang mendorong siswa untuk kegiatan yang beragam, misalnya: Percobaan berperan aktif dalam pembelajaran Diskusi kelompok Memecahkan masalah Mencari informasi Menulis laporan/puisi/cerita Berkunjung keluar kelas

KEMAMPUAN GURU

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Guru menggunakan alat bantu dan Sesuai mata pelajaran guru sumber belajar yang beragam menggunakan misalnya: Alat yang tersedia/dibuat sendiri Gambar Studi Kasus Nara Sumber Lingkungan Guru memberikan kesempatan Siswa: Melakukan percobaan, kepada siswa untuk pengamatan atau wawancara mengembangkan keterampilan Mengumpulkan data atau jawaban dan mengolahnya sendiri Menarik kesimpulan Memecahkan masalah atau mencari rumus sendiri Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri Guru memberi kesempatan kepada Melalui: Diskusi siswa untuk mengemukakan Lebih banyak pertanyaan terbuka gagasan secara lisan atau tulisan Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa Siswa dikelompok sesuai dengan kemampuan (untuk tugas/kegiatan tertentu) Bahan belajar disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan seharihari Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik

Guru mengkaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari

Menilai KBM dan kemajuan siswa secara terus menerus

3. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM? 1. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran

merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana

pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud. 2. Mengenal anak secara perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal. 3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk

menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan

pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan katakata Apa, berapa, kapan, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu). 5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja

perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan tulisan, pertanyaan, membuat

berhipotesis,

mengklasifikasikan,

membuat

dan

gambar/diagram. 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan

memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka. 8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

B. Pelatihan dan Bimbingan PAKEM 1. Pengertian dan Tujuan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) LATBIM pengembangan PAKEM adalah gabungan kegiatan pelatihan dan sekaligus bimbingan tentang penerapan pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Kegiatan yang akan diselenggarakan di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang bertujuan:. a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam

mengembangkan PAKEM. b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam

mengembangkan PAKEM.

2. Sasaran Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) Sasaran kegiatan LATBIM ini adalah seluruh Guru di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang, yakni sebanyak 17 orang guru. Rincian untuk 17 orang guru mata pelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama b. Mata Pelajaran TIK c. Mata Pelajaran Penjaskes d. Mata Pelajaran Seni Budaya e. Mata Pelajaran PKn f. Mata Pelajaran IPA

1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 1 orang 1 Orang

g. Mata Pelajaran IPS h. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia i. j. Mata Pelajaran Bahasa Inggris Mata Pelajaran Matematika

k. Mata Peelajaran Bahasa Daerah l. Mata Pelajaran Mulok Keterampilan

3. Pelaksana Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) Pelaksana kegiatan LATBIM pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ini adalah Kepala SMPN 2 Cikeusik dibantu oleh Panitia yang terdiri dari unsur guru dan staf tata usaha.

4. Biaya Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) Biaya kegiatan LATBIM pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) ini adalah dana BOS untuk program

pengambangan profesi guru dan sumber dana lain yang tersedia.

5. Waktu dan Tempat Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) LATBIM pengembangan PAKEM bagi Guru SMPN 2 Cikeusik ini

dilaksanakan di SMPN 2 Cikeusik mulai tanggal 2 Oktober 2010 30 Oktober 2010..

6. Struktur Program Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) Untuk mencapai tujuan sebagaimana disebutkan di depan, kegiatan LATBIM pengembangan PAKEM ini dilaksanakan dengan struktur program berikut:

No.

Materi/Kegiatan

Alokasi Waktu

LATBIM DALAM BENTUK WORKSHOP 1. 2. 3. 4. Pembukaan Pre Test Teori Pengembangan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Praktek Menyusun RPP yang menerapkan metode dan/atau model yang mengedepankan pendekatan PAKEM. Post Test 1 hari

5

LATBIM DALAM BENTUK PRAKTEK LANGSUNG DI KELAS (I) Pembimbingan pembuat perangkat pembelajaran yang mengdepankan pendekatan PAKEM 7. Real Teaching atau KBM menggunakan RPP yang 1 Minggu menerapkan metode dan/atau model yang mengedepankan pendekatan PAKEM. 8. Refleksi dan pembimbingan untuk merevisi perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus berikutnya LATBIM DALAM BENTUK PRAKTEK LANGSUNG DI KELAS (II) 9. Real Teaching atau KBM menggunakan RPP yang menerapkan metode dan/atau model yang mengedepankan pendekatan PAKEM (hasil revisi tahap sebelumnya). 1 Minggu 6

7. Skenario Kegiatan Bimbingan Teknis a) Pembukaan Pembukaan diikuti oleh semua peserta dalam satu ruang sidang besar. Dalam pembukaan disampaikan penjelasan teknis (tujuan/hasil yang diharapkan, peserta, mekanisme, jadwal) pelaksanaan Latihan dan Bimbingan. Setelah dengan kegiatan pre tes. kegiatan pembukaan selesai dilanjutkan

b) Kegiatan inti Kegiatan inti LATBIM pengembangan PAKEM ini dilaksanakan dalam bentuk sidang pleno dan praktek di kelas (Real Teaching). a) Sidang pleno berupa presentasi materi-meteri umum oleh nara sumber yang diikuti oleh tanya-jawab dan diskusi masalahmasalah yang terkait langsung dengan pokok materi yang disajikan. Tahap pertama setelah pembukaan disampaikan Teori

Pengembangan Pendekatan PAKEM. Selanjutnya tahap ke dua diisi dengan Praktek Menyusun Silabus dan RPP yang

menerapkan pendekatan PAKEM. Selesai kegiatan ini dilanjutkan dengan post tes. Hal ini disebabkan karena kegiatan berikutnya akan dilaksanakan dalam bentuk praktek langsung dikelas. b) Real Teching berupa kegiatan mempraktekkan Silabus dan RPP yang menerapkan pendekatan PAKEM. Silabus dan RPP ini harus sudah dibuat pada sidang pleno. Setelah kegiatan real teaching dilaksanakan diadakan refleksi untuk mengetahui beberbagai kekurangan yang selanjutnya dijadikan dasar untuk kegiatan real teaching berikutnya.

8. Bahan-bahan Kegiatan Latihan dan Bimbingan Bahan-bahan bimbingan teknis adalah materi-materi presentasi: 1. SI dan SKL 2. Pengembangan Profesionalisme Guru yang Berkelanjutan 3. Model-model Pembelajaran Aktif

C. Deskripsi Kondisi Sekolah SMP Negeri 2 Cikeusik berdiri pada tanggal 29 Januari 1998 melalui SK Mendikbud No 13a/0/1/1998. Letak geografis SMPN 2 Cikeusik lebih

kurang 4 KM dari kecamatan Ciekusik dan 80 KM sebelah selatan ibu kota Kabupaten Pandeglang. Sekolah ini beralamat di JL. Raya Umbulan Km. 03 Kecamatan Cikeusik, Pandeglang Sebagai daerah yang letaknya cukup jauh dengan ibu kota kabupaten ditunjang oleh keadaan infrastruktur (jalan) yang kondisi masih rusak menjadi salah satu penyebab kondisi masyarakat di sekitar SMPN 2 Cikeusik secara keseluruhan masih jauh dari harapan (sejahtera). Hal ini terlihat dari data tingkat kesejahteraan orang tua siswa SMPN 2 Cikeusik sekitar 80% berada pada tahap prasejahtera. Sejalan dengan tingkat kesejahteraan penduduk yang masih rendah, tingkat kesadaran penduduk sekitar sekolah terhadap pentingnya pendidikan juga masih kurang dan terlihat dari: a) masih terdapatnya anak usia sekolah yang menempuh pendidikan; b) masih rendahnya dukungan orang tua siswa

(masyarakat) sekitar sekolah terhadap program sekolah, baik dukungan moril maupun materiil. Kondisi sosial masyarakat di sekitar sekolah sangatlah heterogen karena merupakan campuran dari penduduk asli dan transmigran (asal Cirebon dan Indramayu). Namun, dilihat dari mata pencaharian umumnya bersifat homogen karena mereka sebagian besar bekerja sebagai buruh tani dan petani. Keadaan siswa SMPN 2 Cikeusik pada tahun 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Keadaan siswa SMPN 2 Cikeusik pada tahun 2010/2011 KLS/ TINGK. VII VIII IX JML. ROMBEL 4 3 3 10 L 67 58 43 168 JML.MURID P 43 71 45 159 JML. 110 129 88 327

Adapun tingkat pendidikan orang tua siswa 50% SD, 30% SMP, 8% SMA, 2% S1, dan 10% di bawah SD. Tenaga Pendidik di SMP Negeri 2 Cikeusik berjumlah 18 orang

dengan rincian : Sarjana 16 orang (89%) dan belum sarjana 2 orang (11%). Sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 4 orang dengan rincian : 3 orang (75%) lulusan SMA/SMK, dan 1 (25%) orang lulusan SMP. Potensi yang dimiliki oleh para siswa SMP Negeri 2 Cikeusik yang dapat dikembang, diantaranya olah raga (atletik, bola voly dan sepak bola), seni membaca Al Quran, Seni Qasidah, Vokal Grup dan pengembangan di bidang akademik. Namun, hal tersebut kurang dapat berkembang secara maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya sarana penunjang dan dana yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan potensi tersebut. Saat ini SMP Negeri 2 Cikeusik termasuk salah satu dari sekian SMP di Kabupaten Pandeglang yang mendapat binaan langsung dari Program Mainstreamig Good Practices in Basic Education (MGP-BE) kejasama Dinas Pendidikan Dengan UNICEF dari Bantuan Uni Eropa. Salah satu program MGP-BE ini adalah adalah meningkatkan

kapasitas/kemampuan guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyeangkan. Namun, dalam pelaksanaannya program tersebut

baru menyentuh mata pelajaran Bahasa Indonesia, B. Inggris, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan mapel lainnya belum mendapat pembinaan khusus.

D. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian merupakan sejumlah pertanyaan yang akan dijadikan dasar atau pedoman dalam melaksanakaan penelitian. Sesuai dengan judul penelitian: Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan

Menyenangkan (Pakem) Melalui

Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan yang menjadi

(LATBIM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang pertanyaan penelitian dalam PTS adalah: 1. Apakah kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan

(LATBIM)

dapat

meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik tentang pendekatan PAKEM; 2. Apakah kegiatan Pelatihan Dan Guru Bimbingan SMPN 2 (LATBIM) Cikeusik dapat dalam

meningkatkan

keterampilan

mengembangkan PAKEM.

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilakukan di SMPN 2 Cikeusik,

Kabupaten Pandeglang.

B.

Waktu dan Lamanya Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan terhitung sejak tanggal 2

Oktober sampai dengan 30 Oktober 2010. Dengan agenda sebagai berikut: A. Persiapan Penelitian 1. Rapat Membangun Komitmen 2. Identifikasi Masalah 2. Diskusi Penentuan Permasalahan 3. Pembuatan Proposal Kegiatan B. Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Rencana Tindakan 2. Pelaksanaan Rencana Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi C. Pengolahan Data D Penyusunan Laporan 1. Penyusunan Draf Penelitian 2. Penyempurnaan Draf 3. Finishing 27 Oktober 2010 28 Oktober 2010 29-30 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 25-26 Oktober 2010 2 Oktober 2010 2 Oktober 2010 2 Oktober 2010 2 Oktober 2010

C.

Subjek Penelitian Populasi penelitian dalam PTS ini adalah seluruh guru di SMPN 2 Cikeusik

yakni sebanyak 17 orang. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka yang yang dijadikan subyek dalam penelitian ini hanya 3 orang, yakni 1 orang Guru mapel PKn, 1 orang Guru Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 1 orang Guru mapel Seni Budaya. Ketiga mata pelajaran (mapel) tersebut merupakan mapel yang tidak termasuk dalam kelompok mapel binaan UNICEF.

D.

Variabel Penelitian Penelitian ini berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam

Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) Melalui Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM) Di SMPN 2 Cikeusik

Kabupaten Pandeglang. Sesuai dengan judul di atas, maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) atau variabel yang mempengaruhi dalam peneliian ini adalah adalah Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM) 2. Variabel terikat (Y) atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Aktif,

Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM Variabel X

Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan (PAKEM Variabel Y

Gb 1. Hubungan antar variabel X dan Y E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan catatan data lapangan, wawancara, hasil tes dan catatan hasil

refleksi/diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti. Penentuan teknik tersebut didasarkan ketersediaan sarana dan prasana dan kemampuan yang dimiliki peneliti dan mitra peneliti. Uraian lebih lanjut mengenai teknik-teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: a) Penilaian Pre Tes dan Post Tes Yang dimaksud penilaian pre tes dan post tes dalam PTS ini adalah penilaian yang dilakukan kepada peserta Pelatihan dan Bimbingan dengan

menggunakan serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. Adapun bentuk tes yang digunakan adalah adalah pilihan ganda,

yakni pertanyaan yang meminta responden untuk memilih kalimat atau deskripsi yang paling dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian atau posisi mereka. b) Observasi dan catatan data lapangan Observasi dalam kegiatan PTS ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. . Hasil pengamatan dari mitra peneliti selanjutnya dijadikan catatan data lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prof Dr. Rochiati Wiriaatmaja (2005:125) yang menyatakan: Sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian ini (PTS) adalah catatan lapangan (field notes) yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. c) Catatan hasil refleksi Adapun yang dimaksud catatan hasil refleksi adalah catatan yang yang

diperoleh dari hasil refleksi yang dilakukan dengan melalui kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti. Hasil refleksi ini selain dijadikan bahan dalam penyusunan rencana tindakan selanjutnuya juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui telah tercapai tidaknya tujuan kegiatan penelitian ini. Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas, Instrumen penelitian yang digunakan dalam PTS ini adalah soal pre tes, soal post tes, pedoman observasi (contoh dapat dilihat dalam lampiran).

F.

Teknik Pembahasan Analisis atau pembahasan data dalam PTS ini dilakukan sejak awal,

artinya analisis data dilakukan tahap demi tahap atau siklus demi siklus. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:139) bahwa . the ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them form the beginning. Ini berarti model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal. Kegiatan analisis data akan dilakukan mengacu pada pendapat Rochiati Wiriaatmaja, (2005:135-151) dengan melakukan catatan refleksi, yakni pemikiran yang timbul pada saat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, mengkaitkan atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya atau dengan teori-teori yang relevan.

G.

Rancangan Tindakan Dalam PTS ini, rancangan tindakan yang akan dilakukan adalah pelatihan

dalam bentuk workshop yang diikuti seluruh guru dan kegiatan bimbingan dalam praktek langsung di kelas (khusus dilaksanakan untuk 3 orang guru yang menjadi subyek penelitian). Secara rinci tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut

1. Mengadakan workshop pengembangan PAKEM yang diikuti seluruh guruSMPN 2 Cikeusik. Kegiatan ini bertujuan: a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM; b) Meningkatkan

keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM;

2. Membimbing guru untuk membuat persiapan mengajar (RPP) berbasispendekatan PAKEM. Dalam PTS ini difokuskan terhadap 3 orang guru yang menajdi subyek penelitian.

3. Mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaranberbasis pendekatan PAKEM (dalam PTS ini difokuskan terhadap 3 orang guru yang menajdi subyek penelitian)

4. Mengadakan refleksi (diskusi antara peneliti/kepsek dengan guru yangdiamati) tentang kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan PAKEM yang telah dilaksanakan dan mencoba membuat formula untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sekolah 1. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah 2. Status ( N/S ) 3. Nomor NSS/NDS. 4. Alamat Sekolah 5. Kecamatan Telp./Fax. 6. Jenjang Akreditasi 7. SK. Pendirian : : : : : : : : SMP NEGERI 2 CIKEUSIK NEGERI 201 280 103 987 JL. Raya Umbulan Km. 03 Kecamatan Cikeusik, Pandeglang CIKEUSIK B 13a/0/1/1998 Tanggal: 29/01/1998

2. Keadaan Siswa Tahun 2010/2011 KLS/ TINGK. VII VIII IX JML. 3. Keadaan Guru JUMLAH GURU DPK GTT 8 JUMLAH 18 ROMBEL 4 3 3 10 JML.MURID P 43 71 45 159

L 67 58 43 168

JML. 110 129 88 327

PNS 9

TKK 1

GBS 1

4. Keadaan TUJUMLAH TU TU PNS 1 NON PNS 4 JUMLAH 5

B. Kegiatan Siklus 1 1. Perencanaan Tujuan yang ingin dicapai dalam PTS ini adalah a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM; b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a) Mengadakan rapat dewan guru untuk membangun komitmen sekaligusmembicarakan rencana kegiatan pelatihan dan bimbingan. Dalam rapat ini disepakati bahwa kegiatan pelatihan dan bimbingan (LATBIM) tentang PAKEM dilaksanakan dalam dua bentuk kegiatan yakni kegiatan workshop dan kegiatan praktek langsung di kelas di bawah bimbingan kepala sekolah (Rapat ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Oktober 2010)

b) Mempersiapkan materi pelatihan, antara lain:1. Powerpoint tentang Pembelajaran Aktif, Keratif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) 2. Soal pre tes dan pos tes (terlampir) 3. Lembaran pengamatan aktivitas peserta workshop (terlampir) 4. Standar isi dan Standar Komptensi Lulus 5. Silabus dan RPP yang sudah ada

2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pelatihan (workshop). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 Oktober 2010. Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan pretes; dilanjutkan pemaparan materi dan diskusi; dan diakhir dengan post tes. Dalam kegiatan ini, kepala sekolah sebagai peneliti bertindak sebagai nara sumber dan dibantu oleh guru yang telah mendapat pelatihan yang sama serta sudah menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guruguru lain termasuk di dalamnya guru yang dipilih menjadi subyek penelitian bertindak sebagai peserta workshop yang diwajibkan mengikuti serta mengerjakan tugas-tugas pelatihan. Kegiatan pelatihan dalam bentuk workshop ini juga dilaksanakan dalam dua bentuk kegiatan, yakni 1) pemaparan materi oleh nara sumber (kepala sekolah dan guru yang telah menguasai PAKEM); 2) tugas kelompok untuk menyusun RPP yang mengedepankan pendekatan PAKEM. Kegiatan pemaparan materi dilaksanakan selama 2 jam; sedangkan tugas kelompok untuk penyusunan RPP dilaksanakan selama 4 jam.

3. Pengamatan. Kegiatan pengamatan/observasi yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a) b) c)

Mengobservasi

tingkat

keseriusan

guru

dalam

mengikuti

pelatihan/workshop Mengobservasi pelatihan/workshop Memonitoring (mensupervisi) kegiatan guru dalam mengerjakan tugastugas pelatihan (workshop). Kegiatan ini dilakukan dengan bantuan instrumen penelitian yang berupa lembaran pengamatan. Adapun data yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan berdasarkan instrumen tersebut adalah adalah sebagai berikut: Tabel 2 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Mengikuti Pelatihan Pengembangan PAKEM Di SMPN 2 CikeusikNo. Nama Guru Drs. MOH. RIDWAN SY RADEN SURACHMAN, S.Pd DASTA SUTRISNA MUKTI ALI, S.Pd ASEP TATANG, S.Pd DANURI, S.Pd JANU SUBEKTI, S.PD RETNI SUMINAR,SE IRMA YULIANTIE,S.Pd NURYANI,S.Pd ARSAM SUPRATMAN,S.Pd MUHAMAD KHOTIB,S.Pd SURYAMAN YAYAT SUMYATI ADE SUHARYANA DEDE SUKRONI U. ABDUROHMAN S.PdKeseruisan mengikuti workshop dan mengerjakan tugas

tingkat

keaktifan

guru

dalam

mengikuti

Kesedian bekerja sama

Keak -tifan

Jumlah Nilai

1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4

5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 14 12 14 13 14 14 13 12 12 12 13 12 12 12 12 13

Keterangan Kriteria penilaian sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baik

Pedoman Penafsiran Jumlah skor 0 3 = Sangat tidak baik Jumlah skor 4 6 = Tidak baik Jumlah skor 7 9 = Kurang baik Jumlah skor 11 12 = Baik Jumlah skor 13 15 = Sangat baik Berdasarkan pedoman penafsiran yang telah dikemukakan di atas,, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 9 orang guru atau sekitar 53% telah mengikuti workshop dengan aktivitas yang sangat baik. Hal tersebut dilihat dari aspek keseriusan mengikuti workshop dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, kesediaan bekerjasama dan keaktifan. Dan sebanyak 8 orang guru atau sekitar 47% telah mengikuti workshop dengan aktivitas yang baik. Dengan demikian tidak ada atau 0% guru yang mengikuti workshop ini yang dapat dikatagorikan memiliki aktivitas yang kurang baik atau tidak baik. 4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pre tes dan post tes serta data hasil observasi. Berdasarkan hasil pre tes dan post test terlihat adanya peningkatan tingkat pemahaman guru SMPN 2 Cikeusik dalam hal penerapan PAKEM. Hal ini dapat dilihat dari tabel 2 berikut ini Tabel 3 Perbandingan Hasil Pre Tes dan Post Tes Kegiatan Pelatihan Pengembangan PAKEM SMPN 2 CikeusikNo. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama Guru Drs. MOH. RIDWAN SY RADEN SURACHMAN, S.Pd DASTA SUTRISNA MUKTI ALI, S.Pd ASEP TATANG, S.Pd DANURI, S.Pd JANU SUBEKTI, S.PD RETNI SUMINAR,SE IRMA YULIANTIE,S.Pd NURYANI,S.Pd ARSAM SUPRATMAN,S.Pd MUHAMAD KHOTIB,S.Pd SURYAMAN YAYAT SUMYATI ADE SUHARYANA DEDE SUKRONI U. ABDUROHMAN S.Pd JUMLAH NILAI RATA-RATA Prosentase PRE TES 8 6 6 8 5 6 6 6 8 7 6 6 7 5 5 5 5 105 6,18 62% POST TES 10 10 7 10 10 10 10 10 9 9 9 8 10 8 8 8 8 154 9,06 91% Selisih +2 +4 +1 +2 +5 +4 +4 +4 +1 +2 +3 +2 +3 +3 +3 +3 +3 49 2,88 29%

Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata pretes adalah 6,18 atau sekitar 62% sedangkan rata-rata hasil post tes meningkat menjadi 9,06 atau 91%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan pemahaman guru SMPN 2 Cikeusik dalam kaitannya dengan PAKEM, yakni sekitar 29%. Data ini ditunjang

dengan hasil pengamatan (observasi) yang memperlihatkan bahwa seluruh guru SMPN 2 Cikeusik telah mengikuti workshop PAKEM dengan aktivitas yang baik, bahkan sebagian sangat baik. Kenyataan di atas menunjukkan kegiatan PTS yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM telah tercapai dengan baik. Namun, ketercapaian PTS untuk dapat meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM itu sendiri belum dapat dinyatakan berhasil karena guru-guru tersebut (terutama yang menjadi subyek penelitian) belum mempraktekkan pemahaman mereka tentang PAKEM secara langsung di kelas. Atas dasar itulah maka dibutuhkan siklus berikutnya berupa bimbingan langsung praktek penerapan PAKEM di kelas.

C. Kegiatan Siklus 2 Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam PTS ini adalah a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM; b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 terungkap bahwa Guru SMPN 2 Cikeusik telah memahami apa yang dimaksud dengan PAKEM. Namun

keterampilan mereka dalam menerapkan PAKEM belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai pada siklus ini akan memfokuskan pada peningkatan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM.

1. Perencanaan Seusai dengan fokus tujuan di atas, kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

1) Memberikan tugas kepada guru untuk membuat persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada siklus 2 ini. 2) Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar. 3) Mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru sebagai mitra peneliti.. 2. Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 adalah: a) mengadakan diskusi dan memberi pendampingan bagi guru untuk membuat persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada siklus 2 ini b) memonitoring atau mensuverpisi kegiatan pelaksanaan skenario

pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. Kegiatan kepala sekolah sebagai peneliti adalah mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi, sementara kegiatan guru sebagai mitra peneliti adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Adapun materi, metode dan media pembelajaran yang telah

dipersiapkan oleh guru-guru yang menjadi subyek penelitian untuk digunakan pada pertemuan 1 (siklus 2) ini adalah sebagai berikut: Tabel 4 MATERI, METODE, DAN MEDIA YANG DIGUNAKAN GURU PADA PERTEMUAN 1 SIKLUS 2No Mapel Kelas/ Semester Materi Metode Pembelajaran Media Pembelajaran

1

PKn

VIII Smtr 1

Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah Swt.

Diskusi mengisi lembaran kerja

Lembaran Kerja Buku Paket

2

PAI

VII Smtr 1

Ceramah bervariasi

Buku Paket

No

Mapel

Kelas/ Semester

Materi

Metode Pembelajaran

Media Pembelajaran

3

Seni IX Smtr 1 Budaya

Unsur-unsur seni rupa Mancanegara

Diskusi mengisi lembaran kerja

Lembaran Kerja Buku Paket

3. Pengamatan Pada tahap ini, kepala sekolah sebagai peneliti melakukan pemantauan kegiatan proses belajar mengajar yang ditampilkan oleh guru-guru yang telah ditetapkan sebagai subyek penelitian. Monitoring ini dibantu dengan instrumen penelitian berupa lembar observasi yang telah disiapkan. Aktivitas yang diamati bukan hanya aktivitas guru, tetapi juga aktivitas siswa. 1). Mengobservasi tampilan Guru yaitu mengamati : (a) Pengembangan materi pengajaran yang dilakukan guru. (b) Strategi belajar mengajar yang dikembangkan guru. (c) Metode pembelajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pembelajaran di kelas. (d) Media pengajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam

pembelajaran di kelas. (e) Sumber belajar yang dipilih dan dipergunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. 2). Mengobservasi aktivitas siswa yaitu mengamati : (a) Keseriusan siswa mengikuti kegaitan belajar mengajar (b) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru dan/ataumengajukan pertanyaan. (c) Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam diskusi atau kerja kelompok (KEJARKOP). Adapun alat atau instrumen yang digunakan sebagai data pendukung adalah instrumen berupa pedoman observasi aktivitas guru dan siswa (terlampir).

4. Refleksi Ada dua hal yang menjadi fokus refleksi pada siklus ini, yakni 1) Apakah RPP yang dibuat sudah mengedepankan pendekatan PAKEM terutama dilihat dari skenario atau langkah-langkah pembelajarannya; 2) Apakah

pelaksanaan pembelajarannya juga sudah mengedapankan pendekatan PAKEM. Berdasarkan data dari hasil penilaian RPP (lihat format penilaian RPP pada lampiran) diperoleh data bahwa dari 3 RPP yang dibuat oleh guru yang menjadi subyek penelitian ternyata baru 1 RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran (mapel) Seni Budaya yang dapat dikatagorikan cukup baik dilihat dari unsur kejelasan tujuan, pemilihan dan pengorganisiran materi, kejelasan skenario, penggunaan metode dan alat evaluasi yang digunakan. Namun, dalam RPP mapel Seni Budaya ini juga masih terdapat aspek yang dianggap kurang yakni dalam hal pemilihan media yang dianggap masih kurang variatif. Dua RPP lainnya yang dibuat oleh guru mapel PKn dan PAI masih dikatagorikan kurang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN RPP PERTEMUAN KE -1 (SIKLUS 2) No. Aspek yang dinilaiNama GuruPKn PAI Seni Budaya

1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) 2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik) 3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 4. Pemilihan sumber/media pembalajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) 5. Media pembelajaran yang digunakan mengedepankan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan 6. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup) 7. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) 8. Metode, Skenario/Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan mengedepankan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan 9. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 10. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) Skor Total

4

4

4

4 4

3 3

4 4

2

2

2

2

2

2

2 2

2 2

3 3

2

2

3

3 3 28

3 3 26

3 3 31

Keterangan = Kriteria penilaian sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baik Pedoman Penafsiran Skor Jumlah skor 0 10 = Sangat tidak baik Jumlah skor 11 20 = Tidak baik Jumlah skor 21 30= Kurang baik Jumlah skor 31 40 = Baik Jumlah skor 41 50 = Sangat baik Berdasarkan pendoman penskoran di atas, dapat dinyatakan bahwa RPP yang telah dibuat oleh guru mapel PKn dan PAI dapat dikatagorikan masih kurang baik, sedangkan RPP yang dibuat guru mapel Seni Budaya dapat dikatagorikan baik. Beberapa permasalahan yang muncul berdasarkan hasil refleksi (diskusi antara peneliti dan mitra peneliti) yang selanjutnya menjadi bahan perbaikan untuk siklus berikutnya adalah: Penyusunan langkah-langkah pembelajaran belum disusun secara sistematis serta belum mengedepankan pendekatan PAKEM. Oleh karena itu pada siklus yang berikutnya langkah-langkah pembelajaran akan disusun secara sistematis dan mengedepankan pendekatan PAKEM. Media pembelajaran yang digunakan hanya media yang ada dikelas, seperti papan tulis. Pada siklus berikutnya akan dibuat media pembelajaran yang lebih variatif. Sedangkan dilihat dari parktek atau pelaksanaan pembelajarannya, juga terlihat bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mapel Seni Budaya agak lebih baik dibandingkan dua guru lainnya. Hal ini tampak dari data hasil observasi seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 6LEMBARAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE -1 (SIKLUS 2) NO I. 1. 2. II INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI PRAPEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARANPKn NAMA GURU Seni Budaya PAI

3 3

3 2

3 3

NO A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. 14. 15. D. 16. 17. 18. E.

INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtun Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat PAKEM Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efesien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara Keterlibatan Siswa Menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar

PKn

NAMA GURU Seni Budaya PAI

4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2

4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2

4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3

19. 20. F. 21. 22. III 23. 24.

Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaaan TOTAL SKOR

3 3 4 4 3 3 70

2 3 4 4 3 3 68

3 3 4 4 4 4 77

Keterangan = Kriteria penilaian sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baik

Pedoman Penafsiran Skor Jumlah skor 0 24 = Sangat tidak baik Jumlah skor 25 48 = Tidak baik Jumlah skor 49 72 = Kurang baik Jumlah skor 73 96 = Baik Jumlah skor 97 120 = Sangat baik Berdasarkan tabel di atas dan dengan berpedoman pada penafsiran skor tersebut, terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh oleh guru mapel PKn dan PAI masih dikatagorikan kurang baik. Sedangkan untuk guru mapel Seni Budaya dapat dikatagorikan baik, walau terdapat beberapa unsur penilaian yang masih kurang baik. Dilihat dari data hasil observasi aktivitas siswa yang diamati

berdasarkan aspek; 1) keseriusan dalam mengikuti pelajaran; 2) mengajukan atau menjawab pertanyaan; dan 3) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi, yang masing-masing aspek diberi nilai maksimun 4 dengan ketentuan sebagai berikut 1 = kurang/tidak baik (tidak pernah) 2 = cukup/hanya 1 x 3 = baik / 2x 4 = sangat baik/Lebih dari 2x Adapun pedoman peskoran yang digunakan untuk mengetahui baik tidaknya aktivitas siswa menggunakan ketentuan sebagai berikut: Skor 1 - 3 = tidak/kurang baik Skor 4 - 6 = cukup Skor 7 - 9 = baik Skor 10-12 = sangat baik Ketentuan tersebut diperoleh dari perkalian antara nilai maksimun dengan jumlah aspek yang diteliti, dalam hal ini jumlah aspek aktivitas siswa yang diteliti adalah 3. Dengan demikian skor maksimumnya adalah 3 x 4 = 12. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh data aktivitas siswa dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 13) pada pertemuan 1 (siklus 2) ini masih belum baik hal ini karena skor rata-rata yang diperoleh baru mencapai 6,23 (cukup) dengan rincian: a) tingkat keseriusan dalam mengikuti pelajaran mendapatkan mendapat nilai rata-rata 2,82 (cukup, dan mendekati baik); b) mengajukan atau menjawab pertanyaan mendapatkan nilai rata-rata 1,44 (mendekati cukup); dan c) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi mencapai nilai rata-rata 1,97 (mendekati cukup)

Sedangkan untuk mapel PAI (lihat lampiran 14), aktivitas siswa dalam KBM pada pertemuan 1 (siklus 2 ) ini juga masih kurang baik hal ini karena skor rata-rata yang diperoleh baru mencapai 6,31 (cukup) dengan rincian: a) tingkat keseriusan dalam mengikuti pelajaran mendapatkan mendapat nilai rata-rata 2,72 (cukup, mendekati baik); b) mengajukan atau menjawab

pertanyaan mendapatkan nilai rata-rata 1,52 (mendekati cukup) dan c) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi mencapai nilai rata-rata 2,07 (cukup). Dalam mapel Seni Budaya (lihat lampiran 15) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar agak lebih tinggi yakni mencapai skor rata-rata 6,45 (cukup, mendekati baik) namun masih harus ditingkatkan. Hail refleksi berupa kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti diketahui bahwa adanya nilai yang dapat ditafsirkan masih kurang baik pada umumnya disebabkan karena metode dan media pembelajaran yang

digunakan masih belum variatif. Tidak variatifnya metode dan media pembelajaran inilah yang selanjutnya berakibat pada tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Oleh karena itu, pada siklus berikutnya akan ditampilkan metode dan media pembelajaran yang lebih variatif serta dapat merangsang atau memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif.

D. Kegiatan Siklus 3 Hasil refleksi pada siklus 2 menunjukkan bahwa keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik memuaskan karena dalam mengembangkan PAKEM masih kurang guru yang menjadi subyek penelitian belum

menggunakan metode dan media yang variatif serta yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif. Berdasarkan hasil refleksi tersebut fokus tujuan yang ingin dicapai

pada siklus 3 adalah mengetahui keterampilan guru dalam penggunaan metode dan media yang variatif dan yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif. 1. Perencanaan Seusai dengan fokus tujuan di atas, kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus 3 adalah sebagai berikut:

1) Membimbing guru untuk merevisi persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dilaksanakan pada siklus sebelumnya (siklus 2). Hasil revisi kemudian dijadikan RPP yang akan digunakan pada siklus 3 ini. 2) Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar. 3) Mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam diskusi antara kepala sekolah sebagai peneliti dan guru sebagai mitra peneliti..

2. Pelaksanaan Tindakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 3 adalah mengadakan diskusi dan memberi pendampingan bagi guru untuk merevisi persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah digunakan pada siklus yang lalu atau sebelumnya. Hasil revisi, kemudian dijadikan RPP yang akan digunakan pada siklus ini (siklus 3). Selain itu, kepala sekolah sebagai peneliti juga berperan untuk memonitoring atau mensuverpisi kegiatan pelaksanaan skenario

pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. Dengan demikian kegiatan kepala sekolah akan lebih fokus untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dan aktivitas siswa selama mengikuti KBM dengan menggunakan instrumen observasi, sementara kegiatan guru sebagai mitra peneliti adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Adapun materi, metode dan media pembelajaran yang telah

dipersiapkan oleh guru-guru yang menjadi subyek penelitian untuk digunakan pada pertemuan 2 (siklus 3) ini adalah sebagai berikut:

Tabel 7 MATERI, METODE, DAN MEDIA YANG DIGUNAKAN GURU PADA PERTEMUAN 2 SIKLUS 3No 1 Mapel PKn Kelas/ Semester VIII Smtr 1 Materi Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat Metode Pembelajaran Diskusi dan Kerja Kelompok Media Pembelajaran Kasus atau cerita Lembaran Kerja Buku Paket

No 2 3

Mapel PAI Seni Budaya

Kelas/ Semester VII Smtr 1 IX Smtr 1

Materi Menunjukkan tandatanda adanya Allah Swt. Unsur-unsur seni rupa Mancanegara

Metode Pembelajaran Diskusi dan Kerja Kelompok Diskusi dan Kerja Kelompok

Media Pembelajaran Buku Paket Foto-foto karya seni rupa Contoh-contoh seni rupa mancanegara Lembaran Kerja Buku Paket

3. Pengamatan Sama seperti pada siklus sebelumnya, pada tahap ini kepala sekolah melakukan pemantauan selama kegiatan proses belajar mengajar

berlangsung. Kegiatan pemantauan ini dibantu dengan lembar observasi yang telah tersedia. Aktivitas yang diamati akan lebih berfokus pada tampilan guru berkaitan dengan pengunaan a) Metode pembelajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pembelajaran di kelas; dan b) Media pengajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pembelajaran di kelas. Serta aktivitas siswa yaitu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meliputi : (a) Keseriusan siswa mengikuti kegaitan belajar mengajar; (b) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru dan/atau mengajukan pertanyaan; (c) Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam diskusi atau kerja kelompok (KEJARKOP). Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, alat atau instrumen yang digunakan sebagai data pendukung juga sama yakni instrumen berupa pedoman observasi aktivitas guru dan siswa (terlampir). 4. Refleksi Sama seperti pada siklus sebelumnya, ada dua hal yang menjadi fokus refleksi pada siklus ini, yakni 1) Apakah RPP yang dibuat sudah

mengedepankan pendekatan PAKEM terutama dilihat dari skenario atau langkah-langkah pembelajarannya; 2) Apakah pelaksanaan pembelajarannya juga sudah mengedapankan pendekatan PAKEM. Berdasarkan data dari hasil penilaian RPP (lihat format penilaian RPP pada lampiran) diperoleh data bahwa dari 3 RPP yang dibuat oleh guru yang menjadi subyek penelitian dapat dikatagorikan cukup baik dilihat dari unsur kejelasan tujuan, pemilihan dan pengorganisiran materi, kejelasan skenario, penggunaan metode dan alat evaluasi yang digunakan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN RPP PERTEMUAN KE -2 (SIKLUS 3)No. Aspek yang dinilaiPKn PAI Seni Budaya

1.

Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) Pemilihan sumber/media pembalajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) Media pembelajaran yang digunakan mengedepankan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Kejelasan skenario pembelajaran (langkahlangkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup) Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) Metode, Skenario/Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan mengedepankan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) Skor Total Keterangan = Kriteria penilaian sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baik Pedoman Penafsiran Skor Jumlah skor 0 10 = Sangat tidak baik Jumlah skor 11 20 = Tidak baik Jumlah skor 21 30= Kurang baik Jumlah skor 31 40 = Baik Jumlah skor 41 50 = Sangat baik

4

4

4

2. 3.

4 4

4 4

4 4

4.

2

2

3

5.

3

2

3

6.

3

3

3

7.

3

3

3

8.

3

3

3

9. 10.

4 4 34

4 4 33

4 4 35

Berdasarkan pendoman penskoran di atas

dapat dinyatakan bahwa

RPP yang telah dibuat ketiga orang guru yang menjadi subyek penelitian dikatagorikan baik. Dilihat dari parktek atau pelaksanaan pembelajarannya, juga terlihat

perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh ketiga orang guru yang menjadi subyek penelitian sudah memperlihatkan penerapan pendekatan PAKEM. Data ini tampak dari hasil observasi seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9LEMBARAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE -2 (SIKLUS 3) NO I. 1. 2. II A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI PRAPEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtun Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat PAKEM Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efesienPKn NAMA GURU Seni Budaya PAI

4 4

4 3

3 3

4 3 3 3

4 4 3 3

5 3 3 3

4 4 4 3 3 3

4 4 4 3 3 3

5 4 4 3 3 3

3

3

3

NO 14. 15. D.

INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

PKn

NAMA GURU Seni Budaya PAI

Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara Keterlibatan Siswa 16. Menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran 17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 19. Memantau kemajuan belajar selama proses 20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F. Penggunaan Bahasa 21. Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar 22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III PENUTUP 23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaaan TOTAL SKOR Keterangan = Kriteria penilaian sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baik Pedoman Penafsiran Skor Jumlah skor 0 24 = Sangat tidak baik Jumlah skor 25 48 = Tidak baik Jumlah skor 49 72 = Kurang baik Jumlah skor 73 96 = Baik Jumlah skor 97 120 = Sangat baik

3 3

3 3

3 3

3 3 3

3 3 3

3 3 3

3 3

3 4

3 3

4 4

4 4

4 4

4 4

3 3

5 4

82

81

83

Berdasarkan tabel di atas dan dengan berpedoman pada penafsiran skor tersebut, terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tiga orang guru yang menjadi subyek penelitian, yakni guru mapel PKn; PAI; dan Seni Budaya dapat dikatagorikan baik.

Dilihat

dari

data

hasil

observasi

aktivitas

siswa

yang

diamati

berdasarkan aspek; 1) keseriusan dalam mengikuti pelajaran; 2) mengajukan atau menjawab pertanyaan; dan 3) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi, yang masing-masing aspek diberi nilai maksimun 4 dengan ketentuan penilaian dan penafsiran skor sama seperti pada siklus 2

diperoleh data bahwa aktivitas siswa dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 13) pada siklus 3 ini sudah baik, ini disebabkan karena skor ratarata yang diperoleh telah mencapai 9,05 (baik) dengan rincian: a) tingkat keseriusan dalam mengikuti pelajaran mendapatkan mendapat nilai rata-rata 3,49 (baik, dan mendekati sangat baik); b) mengajukan atau menjawab pertanyaan mendapatkan nilai rata-rata 2,39 (cukup) dan c) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi mencapai nilai rata-rata 3,21 (baik). Sedangkan untuk mapel PAI (lihat lampiran 14), aktivitas siswa dalam KBM pada siklus 3 ini juga sudah baik hal ini karena skor rata-rata yang diperoleh mencapai 9,17 (baik) dengan rincian: a) tingkat keseriusan dalam mengikuti pelajaran mendapat nilai rata-rata 3,42 (baik, mendekati sangat baik); b) mengajukan atau menjawab pertanyaan mendapatkan nilai rata-rata 2,45 (cukup, mendekati baik) dan c) keterlibatan dalam kerja kelompok atau diskusi mencapai nilai rata-rata 3,31 (baik). Begitu pula untuk mapel Seni Budaya (lihat lampiran 15). Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar sudah mendekati sangat baik, hal ini karena skor ratarata yang diperoleh telah mencapai 9,31 (baik, dan sudah mendekati sangat baik). Hasil refleksi berupa kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti diketahui bahwa adanya peningkatan nilai preforma guru dan siswa tersebut disebabkan karena mereka (guru-guru yang menjadi subyek penelitian) telah berupa menggunakan metode dan media pembelajaran yang lebih variatif. Ini menunjukkan bahwa metode dan media yang variatif ternyata dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan PTS telah mencapai tujuan yang diharapkan.

E. Pembahasan Hasil PenelitianModel analisis/pembahasan penelitian tindakan berbeda dengan model analisis/pembahasan penelitian biasa. Dalam PTS, analisis/pembahasan hasil penelitian dilakukan sejak awal, artinya sejak data hasil penelitian diperoleh pada

siklus 1. Dasar pemikiran analisis/pembahasan dalam PTS dilakukan sejak awal dan bertahap, ini disebabkan karena dalam PTS hasil penelitian pada siklus sebelumnya menjadi dasar perencanaan program pada siklus berikutnya. Berikut penulis uraikan laporan hasil pembahasan data penelitian siklus demi siklus penelitian.

1. Pembahasan Data Siklus 1 Proses analisis/pembahasan data dalam PTS ini dilakukan dengan cara mengadakan refleksi antara peneliti dan mitra peneliti. Pembahasan dilakukan dengan mengadakan refleksi yakni kegiatan diskusi tentang apa yang telah dilakukan dan membandingkan data hasil lapangan yang diperoleh pada siklus 1 dengan data-data yang diperoleh sebelum dilakukan siklus 1 (pra siklus) . Berdasarkan hasil refleksi pada tahap ini diperoleh simpulan sementara sebagai berikut: 1) Dilihat dari sisi hasil pre tes dan pos tes menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru-guru SMPN 2 Cikeusik tentang

pendekatan PAKEM. Data menunjukkan bahwa

nilai rata-rata pretes

adalah 6,18 atau sekitar 62% sedangkan rata-rata hasil post tes meningkat menjadi 9,06 atau 91%. Dengan demikian ada peningkatan sekitar 29%. 2) Dilihat dari sisi proses, pelaksanaan kegiatan pelathan PAKEM telah

berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan. 3) Dilihat dari segi guru itu sendiri, terlihat adanya motivasi untuk dapat memahami PAKEM dan menerapkannya dalam kegiatan belajar

mengajar. Hal ini terlihat dari data hasil observasi aktivitas guru dalam mengikuti pelatihan. 4) Sekalipun kegiatan pelatihan telah memberikan peningkatan pemahaman guru tentang PAKEM, namun peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM itu sendiri perlu terus ditingkatkan.

2. Pembahasan Data Siklus 2 Tujuan PTS siklus 2 lebih memfokuskan pada peningkatan

keterampikan guru dalam penerapan PAKEM. Hasil analisis siklus 2 menunjukkan bahwa:

1) Dilihat dari segi guru, tampak bahwa pada siklus 2 ini keterampilan guru dalam penerapan pendekatan PAKEM masih kurang. Ini terlihat dari masih kurangnya keterampilan guru dalam memilih media yang variatif dan dapat merangsang aktivitas siswa. 2) Dilihat dari segi proses pembelajaran, terlihat bahwa kegiatan belajar mengajar belum memperlihatkan suasana kelas yang mampu memotivasi siswa untuk belajar aktif, belajar efektif dan belajar yang menyenangkan. 3) Dilihat dari dari segi siswa terlihat belum danya peningkatan parrtisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Data hasil observasi

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mata pelajaran PKn baru mencapai 6,23 (cukup), dalam mapel PAI baru mencapai 6,31 (cukup) dan mapel Seni Budaya mencapai skor rata-rata 6,45 (cukup, mendekati baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa belum mencapai katagori baik sehingga perlu ditingkatkan. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan yang masih perlu mendapat

perhatian khusus dalam PTS ini pada siklus berikutnya adalah peningkatan keterampilan guru terutama dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan PAKEM seperti kasus, cerita, data, foto (analisis kasus), video dan sebagainya disesuaikan dengan konteks materi yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan prinsip PAKEM bahwa proses pembelajaran harus didukung oleh media pembelajaran yang variatif.

3. Pembahasan Data Siklus 3 Pada siklus ini telah dilaksanakan berbagai usulan perbaikan yang disarankan pada siklus sebelumnya. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan pencapaian nilai atau skor yang cukup baik dan sangat signifikan. Hasil pembahasan dan analisis data pada siklus-3 adalah sebagai berikut: 1) Adanya peningkatan keterampilan dalam pembuatan rencana

pembelajaran. Skor pencapaian nilai RPP mapel

PKn pada siklus 3 PAI dari 26

meningkat dari 28 menjadi 34; sedangkan dalam mapel

menjadi 33 dan dalam mapel Seni Budaya dari 31 menjadi 35.

35 30 25 20 15 10 5 0 Pkn PAI SeniBudaya Pert1(S2) Pert2(S3)

Grafik 1 : Pencapaian Skor Nilai Keterampilan Guru dalam Pembuatan Rencana Pembelajaran 2) Keterampilan guru tentang penerapan PAKEM bertambah, terutama dalam kaitanya dengan pemilihan metode dan media pembelajaran. Skor pencapaian nilai Pelaksanaan Pembelajaran mapel PKn pada siklus 3 meningkat dari 70 pada siklus 2 menjadi 82; sedangkan dalam mapel PAI dari 68 menjadi 81 dan dalam mapel Seni Budaya dari 77 menjadi 83. Hal ini menujukkan adanya peningkatan dari kurang baik menjadi baik.90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 PKn PAI SeniBudaya

Per1(S2) Per2(S3)

Grafik 2: Pencapaian Skor Nilai Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan (Praktek) Pembelajaran

3) Perkembangan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan yang cukup berarti. Skor aktivitas siswa mapel PKn pada siklus 3 meningkat dari rata-rata 6,23 pada siklus 2 menjadi

9,05; sedangkan dalam mapel PAI dari 6,31 menjadi 9,17 dan dalam mapel Seni Budaya dari 6,45 menjadi 9,31.10 8 6 4 2 0 PKn PAI SeniBudaya Pert1(S2) Pert2(S3)

Grafik-3: Pencapaian Skor Rata-rata Aktivitasi Siswa dalam KBM Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dengan melakukan refleksi siklus 1 yang mencoba mengungkapkan keberhasilan/ketidakberhasilan pelatihan dalam bentuk workshop dan pembahasan dan analisis dengan melakukan refleksi siklus 2 dan 3 yang mencoba mengungkapkan keberhasilan maupun ketidakberhasilan kegiatan bimbingan pasca pelatihan terungkap bahwa kegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) PAKEM di SMPN 2 Cikeusik telah memberikan dampak positif bagi peningkatan pemahaman dan keterampilan guru-guru SMPN 2 Cikeusik tentang PAKEM. Oleh karena itu, kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) tentang upaya peningkatan keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) melalui kegiatan pelatihan dan

bimbingan (LATBIM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang dianggap selesai. Demikian hipotesis tindakan dalam PTS ini yang menyatakan apabila

kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM) penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) dapat dilaksanakan dengan baik maka peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang akan meningkat dapat diterima.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan sekolah (PTS) mengenai penerapan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan: 1. Pelatihan dalam bentuk workshop dan bimbingan penerapan pendekatan PAKEM telah menambah pemahaman (wawasan) dan keterampilan guru SMPN 2 Cikeusik tentang pentingnya penerapan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran di kelas. 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan dalam bentuk workshop lebih banyak memberikan tambahan pengetahuan bagi guru tentang materi workshop itu sendiri dalam hal ini tentang pendekatan PAKEM, sedangkan peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM di kelas lebih banyak diperoleh melalui kegiatan bimbingan dalam praktek langsung. 3. Hasil analisis meunjukkan bahwa kegiatan PTS tentang upaya aktif,

peningkatan keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran

kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) melalui kegiatan pelatihan dan bimbingan (LATBIM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang dianggap selesai telah mencapai tujuan yang diharapkan yakni untuk: a) meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam

mengembangkan PAKEM; b) meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM. Hal menunjukkan bahwa

Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) yang dilakukan Kepala Sekolah memiliki efektivitas yang cukup tinggi untuk peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang.

B. Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah: (1) Penerapan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAKEM) perlu terus ditingkatkan mengingat cukup signifikan

dampak postitif penerapannya terhadap peningkatan proses dan hasil belajar siswa; (2) Guru-guru harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode, strategi dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk dapat menerapkan pendekatan PAKEM dalam kegaitan belajar mengajar. (3) Selain keterampilan memilih model pembelajaran, guru yang professional juga hendaknya dapat memilih media yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu, guru juga dituntut memliki kreativitas dan keterampilan memilih media pembelajaran yang tepat. (4) Pelatihan pengembangan metode dan/atau model pembelajaran yang mengedapankan pendekatan PAKEM perlu terus diberikan oleh lembagalembaga terkait, seperti MGMP, Dinas Pendidikan Kabupaten dan Propinsi, LPMP, Direktorat PSMP, Direktorat PMPTK, dan lembaga lain yang memiliki kewenangan untuk itu.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Workshop KTSP, Pengembangan Bahan Ajar dan Media, Depdinas 2007 Bobbi DePorte & Mike Hernacki. (2000) Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa. Bandung Danial, Endang AR., Dr. H. M.Pd. (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat PLP, Dirjendikdasmen, Depdiknas. Jakarta Depdiknas. (2003) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoral Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta Depdiknas. (2005) Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Depdiknas. Jakarta Indonesia (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Hasibuan dan Moedjino. (1996) Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya. Hidayat, Kosadi, dkk.. (1987) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta. Munandir. (2001) Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM Press Silberman, Melvin L (2002). Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran. Yappendis. Yogyakarta Sudirman, dkk. (1987) Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV. Sudjana. (1992) Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Suriasumantri, Jujun S. (1999) Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Suwarsih Madya, Prof. Dr. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. www.ktiguru.Org Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005 Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.

Suharsimi, Arikunto. (1996) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang. Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Wiriaatmadja, Rochiati, Prof.Dr. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PPS UPI dan Remaja Rosdakarya; Bandung

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 :

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH SMPN 2 CIKEUSIK KAB. PANDEGLANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 No 1. Kegiatan Persiapan Penelitian 1. Rapat Membangun Komitmen 2. Identifikasi Masalah 2. Diskusi Penentuan Permasalahan 3. Pembuatan Proposal Kegiatan 2. Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Rencana Tindakan 2. Pelaksanaan Rencana Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi 3. 4. Pengolahan Data Penyusunan Laporan 1. Penyusunan Draf Penelitian 2. Penyempurnaan Draf 3. Finishing 27 Oktober 2010 28 Oktober 2010 29-30 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 4 23 Oktober 2010 25-26 Oktober 2010 2 Oktober 2010 2 Oktober 2010 2 Oktober 2010 2 Oktober 2010 Waktu

Cikeusik,

Oktober 2010

Kepala Sekolah,

AINA MULYANA, S.PD NIP. 19710222 2000031003

Lampiran 2 :

SOAL PRETES PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM)

Petunjuk! Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling tepat! 1. Dalam pembelajaran guru harus menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran harus a. Aktif b. Kreatif c. Efektif d. Menyenangkan 2. Dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa antusias untuk bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran harus a. Aktif b. Kreatif c. Efektif d. Menyenangkan 3. Proses pembelajaran harus menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran harus . a. Aktif b. Kreatif c. Efektif d. Menyenangkan 4. PAKEM atau Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dalam RPP akan terlihat dalam komponen: a. Kompetensi Dasar b. Tujuan Pembelajaran c. Metode dan Langkah-langkah Pembelajaran d. Sumber atau Bahan Ajar yang digunakan 5. Suasana berikut menggambarkan kegiatan belajar yang menerapkan pendekatan PAKEM, kecuali ..... a. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. b. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca c. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

d. Siswa terlibat dalam kegiatan belajar yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui kegiatan mendengarkan penjelasan guru. 6. Dalam penerapan PAKEM, salah satu kemampuan guru yang diharapkan adalah mampu merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan KBM di kelas yang sesuai dengan kemampuan tersebut adalah, kecuali. a. Diskusi kelompok b. Ceramah c. Memecahkan masalah d. Percobaan 7. Tujuan yang ingin dikembangkan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Kegiatan KBM yang cocok dengan tujuan tersebuta adalah: a. Diskusi b. Studi kepustakaan c. Percobaan d. Ceramah 8. Perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Hal tersebut mengandung makna bahwa dalam penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus memperhatikan . a. Memahami sifat yang dimiliki anak b. Mengenal anak secara perorangan c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah 9. Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua hal tersebut tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya berpikir kritis dan kreatif. Hal tersebut mengandung makna bahwa dalam penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus memperhatikan . a. Memahami sifat yang dimiliki anak b. Mengenal anak secara perorangan c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah 10. Kurikulum yang digunakan dalam penerapan PAKEM adalah ....... a. Kurikulum PAKEM b. KBK c. Kurikulum 2004 d. Kurikulum yang berlaku saat ini -******-

Lampiran 3 : SOAL POST TES PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM)

Petunjuk! Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling tepat! 1. Kurikulum yang digunakan dalam penerapan PAKEM adalah ....... a. Kurikulum PAKEM b. KBK c. Kurikulum 2004 d. Kurikulum yang berlaku saat ini 2. PAKEM atau Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dalam RPP akan terlihat dalam komponen: a. Kompetensi Dasar b. Tujuan Pembelajaran c. Metode dan Langkah-langkah Pembelajaran d. Sumber atau Bahan Ajar yang digunakan 3. Dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa antusias untuk bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran harus a. Aktif b. Kretatif c. Efektif d. Menyenangkan 4. Dalam pembelajaran guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran harus a. Aktif b. Kreatif c. Efektif d. Menyenangkan 5. Proses pembelajaran harus menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran harus . a. Aktif b. Kreatif c. Efektif d. Menyenangkan 6. Suasana berikut menggambarkan kegiatan belajar yang menerapkan pendekatan PAKEM, kecuali ..... a. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. b. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca c. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. d. Siswa terlibat dalam kegiatan belajar yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui krgiatan mendengarkan penjelasan guru. 7. Dalam penerapan PAKEM, salah satu kemampuan guru yang diharapkan adalah mampu merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan KBM di kelas yang sesuai dengan kemampuan tersebut adalah, kecuali. a. Diskusi kelompok b. Ceramah c. Memecahkan masalah d. Percobaan 8. Tujuan yang ingin dikembangkan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Kegiatan KBM yang cocok dengan tujuan tersebuta adalah: a. Diskusi b. Studi kepustakaan c. Percobaan d. Ceramah 9. Perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Hal tersebut mengandung makna bahwa dalam penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus memperhatikan . a. Memahami sifat yang dimiliki anak b. Mengenal anak secara perorangan c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah 10. Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua hal tersebut tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya berpikir kritis dan kreatif. Hal tersebut mengandung makna bahwa dalam penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus memperhatikan . a. Memahami sifat yang dimiliki anak b. Mengenal anak secara perorangan c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah -******-

Lampiran 4 KUNCI JAWABAN PRETES DAN POST TES

A. Kunci Jawaban Pre Tes

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kunci Jawaban B A C C D B C B A D

N. Kunci Jawaban Post Tes

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kunci Jawaban D C A B C D B C B A

Lampiran 5 :

DAFTAR NILAI PRETES DAN POST TES PELAKSANAAN KEGIATAN WORKSHOP PAKEM

No.

Nama Guru

PRE TES

POST TES

Selisih

1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Drs. MOH. RIDWAN SY RADEN SURACHMAN, S.Pd DASTA SUTRISNA MUKTI ALI, S.Pd ASEP TATANG, S.Pd DANURI, S.Pd JANU SUBEKTI, S.PD RETNI SUMINAR,SE IRMA YULIANTIE,S.Pd NURYANI,S.Pd ARSAM SUPRATMAN,S.Pd MUHAMAD KHOTIB,S.Pd SURYAMAN YAYAT SUMYATI ADE SUHARYANA DEDE SUKRONI U. ABDUROHMAN S.Pd JUMLAH NILAI RATA-RATA

8 6 6 8 5 6 6 6 8 7 6 6 7 5 5 5 5 105 6,18

10 10 7 10 10 10 10 10 9 9 9 8 10 8 8 8 8 154 9,06

+2 +4 +1 +2 +5 +4 +4 +4 +1 +2 +3 +2 +3 +3 +3 +3 +3 49 2,88

Lampiran 6 : LEMBARAN OBSERVASI PELAKSANAAN KEGIATAN WORKSHOP PAKEM Petunjuk: Berilah skor pada aspek pengamatan/penilaian dibawah ini dengan angka 1-5 sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baikKeseruisan mengikuti workshop dan mengerjakan tugas

No.

Nama Guru Drs. MOH. RIDWAN SY RADEN SURACHMAN, S.Pd DASTA SUTRISNA MUKTI ALI, S.Pd ASEP TATANG, S.Pd DANURI, S.Pd JANU SUBEKTI, S.PD RETNI SUMINAR,SE IRMA YULIANTIE,S.Pd NURYANI,S.Pd ARSAM SUPRATMAN,S.Pd MUHAMAD KHOTIB,S.Pd SURYAMAN YAYAT SUMYATI ADE SUHARYANA DEDE SUKRONI U. ABDUROHMAN S.Pd

Kesedian bekerja sama

Keaktifan

Jumlah Nilai

1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4

5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 14 12 14 13 14 14 13 12 12 12 13 12 12 12 12 13

Pedoman Penafsiran Jumlah skor 0 3 = Sangat tidak baik Jumlah skor 4 6 = Tidak baik Jumlah skor 7 9 = Kurang baik Jumlah skor 11 12 = Baik Jumlah skor 13 15 = Sangat baik

Lampiran 7 :

LEMBARAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARANNama Guru Mata Pelajaran KD/Materi Pokok Tanggal Pelaksaaan : ............................................................................ : ........................................................................... : ............................................................................. ............................................................................ : ...........................................................................

Petunjuk: Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4 dan 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = kurang baik 4 = baik 5 = sangat baik

NO I. 1. 2. II A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. 14. 15. D. 16. 17.

INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI PRAPEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtun Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat PAKEM Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efesien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang Memicu dan Memilihara Keterlibatan Siswa Menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

SKOR 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 5 5

3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 5

1 2 3

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

18. E. 19. 20. F. 21. 22. III 23. 24.

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaaan TOTAL SKOR

1 2 3

4

5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

4 4 4 4

5 5 5 5

KOMENTAR : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... SARAN: .......................................................................................................