bab ii tarifjgasdhagd
DESCRIPTION
safhsefgdsgfjhgsdfjhsdTRANSCRIPT
BAB II
BAB IITARIFII.1 PENDAHULUAN
Perusahaan listrik menjual listrik kepada pengguna berdasarkan energi listrik yang digunakannya (dalam satuan Kwh). Penentuan tarif oleh pihak perusahaan listrik diantaranya adalah mengacu kepada biaya produksi dan penyaluran listrik hingga ke pengguna. Selain itu, tarif listrik PLN juga didasarkan pada besarnya daya terpasang dan pemanfaatannya pada instalasi pengguna. Untuk golongan tarif tertentu, besarnya tarif dasar listrik tidak sama antara Waktu Beban Puncak (WBP) yaitu pada pukul 18.00 hingga 22.00 dan Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) yaitu pada pukul 22.00 hingga 18.00. Berdasarkan Keppres No: 2/tahun 1993 dan pengumuman Menteri Pertambangan dan Energi No: 02 Pm/49/M.PE/1993.II.2 Jenis TarifJenis Tarif yang digunakan oleh perusahaan listrik pada dasarnya ada 4 macam yaitu:1. Tarif Merata, yaitu suatu tarif yang pencatatan pemakaian energinya menggunakan 1 buah KWH meter;
2. Tarif 2 bagian (two part tarif), yaitu suatu tarif yang pencatatan pemakaiannya menggunakan 1 buah Kwh meter yang pembayarannya disamping untuk pemakaian energi yang tercatat juga ditambah dengan biaya lain yang didasarkan pada biaya tetap. Biaya tetap diantaranya didasarkan pada beban terpasang atau daya maksimum yang diperlukan, ukuran bangunan, atau sama untuk semua pengguna pada golongan tarif yang sama;3. Tarif Blok, yaitu suatu tarif yang pembayarannya didasarkan pada pengurangan Kwh dari Kwh yang telah ditentukan untuk suatu blok (daerah pemukiman) pada selang waktu tertentu. Tarif itu dibayar secara merata oleh pemakai pada blok tersebut.4. Tarif permintaan Maksimum (Maximum Demand tarif), yaitu suatu tarif bagi pengguna yang mempunyai keinginan daya yang besar. Ukuran permintaan maksimum untuk masing-masing Negara, mungkin tidak sama. Pendeteksian daya terbesar dilakukan dengan alat ukur Maximum demand WattMeter. Meter itu dilengkapi dengan jarum yang akan berhenti pada penunjukan daya terbesar.II. 3 Penggolongan Pelanggan
Pelanggan pada PT PLN (PERSERO), dapat dikategorikan dari berbagai sudut pandang:
1. Dari segi peruntukan, Misalnya mereka adalah rumah tangga, badan sosial, bisnis, industri, kantor pemerintah, dan lain-lain. Satu dengan yang lain berbeda keperluan dalam penggunaan tenaga listrik dan karenanya pula dikenakan tarif yang berbeda-beda.2. Dari segi sistem tegangan penyambungan tenaga listrik, kita dapat menggolongkan menjadi 3 kelompok yaitu: Pelanggan tenaga listrik tegangan rendah, pelanggan tenaga listrik tegangan menengah dan pelanggan tenaga listrik tegangan tinggi.3. Dari segi batas daya yang digunakan, misalnya ada yang menggunakan daya 250 VA, seperti tenaga listrik yang dipakai untuk keperluan rumah tangga sangat kecil dan adapula sampai 30.000 KVA yang dipakai untuk keperluan industri besar.Berdasarkan keputusan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 Tanggal 31 Desember 2002, golongan pelanggan PT.PLN PERSERO itu dapat dilihat Pada tabel 2.1 berikut ini.Tabel 2.1 Golongan Tarif Tenaga Listrik
NOGOLONGAN TARIFPERUNTUKKANSISTEM TEGANGANBATAS DAYA
1S-1 PEMAKAI SANGAT KECILTR220 VA
2S-2BADAN SOSIAL KECIL SAMPAI DENGAN SEDANGTR250 VA S/D 200 kVA
3S-3BADAN SOSIAL BESARTMDi atas 200 KVA
4R-1RUMAH TANGGA KECILTR250 VA S/D 2200 VA
5R-2RUMAH TANGGA MENENGAHTRDi atas 2200 VA S/D 6600 VA
6R-3RUMAH TANGGA BESARTRDi atas 6600 VA
7B-1BISNIS KECILTR250 VA S/D 2200 VA
8B-2BISNIS MENENGAHTRDi atas 2200 VA S/D 200 KVA
9B-3BISNIS BESARTMDi atas 200 KVA
10I-1INDUSTRI KECIL/RUMAH TANGGATR450 VA S/D 14 kVA
11I-2INDUSTRI SEDANGTRDiatas 14 kVA S/D 200 KVA
12I-3INDUSTRI MENENGAHTMDi atas 200 KVA
13I-4INDUSTRI BESARTT30.000 KVA KE ATAS
14P-1GEDUNG PEMERINTAHAN KECIL,SEDANGTR250 VA S/D 200 KVA
15P-2GEDUNG PEMERINTAHAN BESARTMDi atas 200 kVA
16P-3PENERANGAN JALAN UMUMTR
17TTRAKSI/ PERSERO PT KERETA API INDONESIATMDi atas 200 kVA
18CCURAH/PEMEGANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN UNTUK KEPENTINGAN UMUMTMDi atas 200 Kva
19MMULTIGUNA, PELAYANAN DENGAN KUALITAS KHUSUS DAN YANG KARENA BERBAGAI HAL TIDAK TERMASUK DALAM KETENTUAN GOLONGAN TARIF S,R,B,I,PTR,TM,TT
Berdasarkan keputusan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002 Tanggal 31 Desember 2002.
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Pelayanan Sosial:Gol TarifBatas DayaBiaya Beban
(Rp/kVA/bulan)Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d 30 Sep 20031 Oktober s.d 31 Des 20031 Juli s.d 30 Sep 20031 Oktober s.d 31 Des 2003
S-1/TR220 VA--Abonemen per bulan = 14.800Abonemen per bulan = 15.100
S-2/TR450 VA10.00011.000Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 123Blok II: di atas 30 kWh s.d 60 kWh = 265Blok III: di atas 60 kWh = 360Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 124Blok II: di atas 30 kWh s.d 60 kWh = 300Blok III: di atas 60 kWh = 420
S-2/TR900 VA15.00017.000Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 200Blok II: di atas 20 kWh s.d 60 kWh = 295Blok III: di atas 60 kWh = 360Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 230Blok II: di atas 20 kWh s.d 60 kWh = 340Blok III: di atas 60 kWh = 420
S-2/TR1.300 VA25.00027.000Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 250Blok II: di atas 20 kWh s.d 60 kWh = 335Blok III: di atas 60 kWh = 405Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 270Blok II: di atas 20 kWh s.d 60 kWh = 360Blok III: di atas 60 kWh = 435
S-2/TR 2.200 VA 27.00029.000Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 250Blok II: di atas 20 kWh s.d 60 kWh = 370Blok III: di atas 60 kWh = 420Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 270Blok II: di atas 20 kWh s.d 60 kWh = 395Blok III: di atas 60 kWh = 455
S-2/TRDi atas 2.200 VA s.d 200 kVA30.50032.500Blok I: 0 s.d 60 jam Nyala = 380Blok II: di atas 60 jam nyala berikutnya = 430Blok I: 0 s.d 60 jam Nyala = 410
Blok II: di atas 60 jam nyala berikutnya = 460
S-3/TMDi atas 200 kVA29.50030.500Blok WBP = Kx P x 325Blok LWBP = P x 325Blok WBP = Kx P x 345
Blok LWBP = P x 345
Keterangan:
P : Faktor Pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifat Komersial
Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P=1 Untuk pelanggan S-3 yang bersifat komersial P=1,17
Kategori S-3 bersifat komersial dan S-3 bersifat social murni ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PLN dengan mempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat usahanya.
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system kelistrikan setempat (1,4