bab ii tami
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
1. Definisi
Kehamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba,
1998). Menurut Rustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan
kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan
memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.
2. Faktor Resiko
Yang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor
biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum
hamil dan dalam kehamilan mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain
(Depkes RI, 1999). Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor
medis dan faktor non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak
kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah
pengawasan antenatal (Manuaba, 1998)
Menurut Rustam (1998) faktor non-medis dan faktor medis yang dapat
mempengaruhi kehamilan adalah :
a. Faktor non medis antara lain :
Status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan,
adat, tradisi, kepercayaan, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan secara teratur, fasilitator dan sarana kesehatan yang serba kekurangan
merupakan faktor non medis yang banyak terjadi terutama dinegara-negara
berkembang yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas
dan mortalitas.
b. Faktor medis antara lain :
Penyakit - penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta,
gangguan tali pusat, komplikasi persalinan.
3. Cara Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi
Cara menentukan pengelompokkan kehamilan resiko tinggi, yaitu dengan
menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari anamesa tentang umur,
paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan pemeriksaan lengkap
kehamilan sekarang serta pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan.
Rochayati, dkk (1998) mengemukakan kriteria kehamilan yaitu primi muda,
primi tua, primi tua sekunder, tinggi badan kurang dari 145 cm, grandemulti,
riwayat persalinan buruk, bekas seksio sesarea, pre-eklampsi, hamil serotinus,
perdarahan antepartum, kelainan letak, kelainan medis, dan lain-lain.
Daely (1998) menggunakan kriteria yaitu komplikasi obstetrik yaitu usia yang
terdiri dari usia 19 tahun atau kurang dan usia 35 tahun keatas resiko tinggi, paritas
yang terdiri dari primigravida dan grandemulti (para lebih dari 6), jarak
kehamilan yang terdiri dari < 2 Tahun dan > 4 tahun, riwayat persalinan yang
lalu yang terdiri dari l kali abortus atau lebih, 2 kali partus prematus atau lebih,
kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal, perdarahan pasca
persalinan, kehamilan mola, pernah ditolong secara obstetri operatif, pernah
operasi ginekologi, pernah inversio uteri : disproporsi sefalo-pelviks, perdarahan
antepartum, pre-eklampsi dan eklamsi, kehamilan ganda, hidramnion, kelainan
letak pada hamil tua, dismaturitas, kehamilan pada infertilitas, persalinan terakhir 5
tahun atau lebih
Komplikasi medis yaitu anemia, hipertensi, penyakit jantung, diabetes
melitus, obesitas, penyakit saluran kencing, penyakit hati, penyakit paru, penyakit-
penyakit lain dalam kehamilan.
4. Faktor resiko tinggi yang mempengaruhi kehamilan
a. Usia
1) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)
Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia < 20 tahun.
Pada usia < 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang
optimal, sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada
kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu
terhambat.
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil:
a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
b. Perdarahan akut
c. Pekerja berat
d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
Faktor Resiko Pada Ibu Hamil
Faktor resiko adalah keadaan yang menambah resiko kehamilan,
namun tidak secara langsung meningkatkan resiko kematian ibu.
(Depkes RI, 2001)
Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
1. Primigravida <20 tahun atau> 35 tahun
Faktor resiko usia kehamilan < 20 tahun dan > 35 tahun: masalah
kesehatan reproduksi, persalinan prematur, kelainan bawaan,
Anemia kehamilan, keracunan kehamilan, BBLR, keguguran, dan
kematian ibu
Kehamilan dengan faktor usia <20 tahun
2.2.1 Defmisi
Menurut BKKBN usia untuk hamil dan melahirkan <20 tahun
merupakan faktor yang beresiko. Kesiapan seorang perempuan untuk
hamil dan melahirkan anak ditentukan dalam 3 hal yaitu kesiapan fisik,
kesiapan mental atau emosi dan kesiapan sosial atau ekonomi.
2.2.2 Faktor Yang Mendasari Perilaku Seks
Faktor yang mendasari perilaku seks adalah adanya suatu harapan
untuk kawin dalam usia relatif muda (< 20 tahun), dan makin derasnya
suatu informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual pada usia
remaja.
2.2.3 Masalah Dalam Kehamilan Usia <20 Tahun
Adapun masalah yang terjadi dalam kehamilan usia <20 Tahun
antara lain adalah masalah kesehatan reproduksi, masalah psikologis
pada kehamilan remaja dan masalah sosial ekonomi keluanga.
2.2.4 Faktor Resiko Usia <20 Tahun
Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil dengan faktor resiko usia
< 20 tahun adalah Keguguran, persalinan prematur, BBLR, dan
kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi. anemia kehamilan, keracunan
kehamilan, kematian ibu yang tinggi.
2.2.5 Penanganan Serta Penatalaksanaan Kehamilan Dengan Faktor Resiko
Usia <20 Tahun
Penanganan serta penatalaksanaan kehamilan dengan faktor resiko
usia < 20 tahun dengan cara pastikan mengkonsumsi cukup asam folat,
batasi mengkonsumsi kafein, alkohol, pemanis buatan jangan merokok
dan jangan menggunakan obat-obatan berlebihan kecuali di anjurkan
oleh dokter, menjaga pola makan yang sehat dan seimbang perbanyak
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang berserat, serta olahraga
secara teratur dan istirahat yang cukup. kurangi melakukan hubungan
seksual, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan bidan
atau dokter.(Yani,dkk 2009)
Hamil dibawah umur 18 tahunPerempuan yang masih mudah , biasanya mengalami masalah