anti his tami nika

28
BAB I HISTAMIN 1.1 Pengertian Histamin adalah suatu senyawa amina yang di dalam tubuh di bentuk dari asam amino histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase Hampir semua organ dan jaringan memiliki histamine dalam keadaan terkait dan inaktif, yang terutama terdapat dalam sel-sel tertentu. Sel-sel ini banyak ditemukan tepat di bagian tubuh yang bersentuhan dengan dunia luar yakni dikulit, mukosa dari mata, hidung, saluran napas (Bronchia, Paru-paru) dan usus, juga dalam leukosit basefil darah. Dalam keadaan bebas aktif juga terdapat darah dan otak dimana histamine bekerja sebagai neurotransmitter. Diluar tubuh manusia, histamine terdapat dalam bakteri, tanaman, dan makanan 1

Upload: vierman-balweel

Post on 02-Dec-2015

83 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hhhhhhhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Anti His Tami Nika

BAB I

HISTAMIN

1.1 Pengertian

Histamin adalah suatu senyawa amina yang di dalam tubuh di bentuk

dari asam amino histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase

Hampir semua organ dan jaringan memiliki histamine dalam keadaan

terkait dan inaktif, yang terutama terdapat dalam sel-sel tertentu. Sel-sel

ini banyak ditemukan tepat di bagian tubuh yang bersentuhan dengan

dunia luar yakni dikulit, mukosa dari mata, hidung, saluran napas

(Bronchia, Paru-paru) dan usus, juga dalam leukosit basefil darah.

Dalam keadaan bebas aktif juga terdapat darah dan otak dimana

histamine bekerja sebagai neurotransmitter. Diluar tubuh manusia,

histamine terdapat dalam bakteri, tanaman, dan makanan

Histamin dapat dibedakan dari mast-cells oleh bermacam-macam factor,

misalnya :

- Oleh suatu reaksi alergi

- KEcelakaan dengan cendera usus

- Sinar UV dari matahari

Selain itu, dikenal pula zat-zat kimia dengan daya membebaskan

histamine seperti : racun ular dan tawon, enzim proteolitis dan obat-

obatan tertentu (morfin dan kodein, tubokurarin, klordiazepoksida)

1

Page 2: Anti His Tami Nika

1.2 Fungsi dan Mekanisme Kerja :

Fungsi :

Histamin memegang peran utama pada proses peradagangan dan pada

system daya tangkis

Mekanisme Kerja :

Bekerja langsung melalui Ha jenis reseptor, yakni reseptor H1,H2,H3.

Reseptor H1 secara selektif diblok oleh antihistaminika (H1 – blokers),

reseptor H2 oleh penghambatan asam lambung, reseptor H3 memegang

peranan pada regulasi tonus saraf simpaticus.

1.3 Efek Histamin

Terdapatnya histamin (aktif) berlebihan di dalam tubuh, menimbulkan

efek antara lain :

- Kontraksi otak polos branchi, usus dan rahim

- Uasodikasi semua pembuluh dengan penurunan tekanan darah

- Memperbesar permeabilitas kapiler untuk cairan dan protein, dengan

akibat udema dan pengembangan mukosa

- Hipersekresi ingus dan air mata, iudah, dahak dan asam lambung

- Stimulasi ujung saraf dengan erytema dan gatal – gatal

Dalam keadaan normal kedar histamine dalam darah hanya rendah, ca

so mag/I sehingga tidak menimbulkan efek. Baru bila mast – cells

dirusak membrannya sebagai akibat dari salah satu faktor tersebut di

atas, maka dibebaskanlah banyak histamine sehingga efek itu menjadi

2

Page 3: Anti His Tami Nika

nyata. Setelah melakukan kegiatannya. Kelebihan histamine diuraikan

oleh enzim histaminase yang juga terdapat dalam jaringan.

1.4 Penggolongan

Reaksi alergi digolongkan berdasarkan prinsif kerjanya menurut Gell

dan Coombs dalam 4 tipe, yakni :

1. Tipe 1

Berdasarkan reaksi antara allergen anti body (Ige) dan degranulasi

mast-cells dan khusus terjadi pada organ yang berbakat genitis. Tipe

1 ini juga dinamakan alergi atopis atau reaksi laksis dan terutama

berlangsung di saluran napas dan pembuluh.

Mulai reaksinya cepat terkena allergen, maka sering sekali

disebut reaksi segera

Gejalanya bertahan lebih kurang 1 jam

2. Tipe 2

Antigen yang terikat pada membran sel bereaksi dengan IGE atau

IGM dalam darah dan sel musnah. Reaksi ini terutama di sirkulasi

darah dan umumnya sembuh dalam waktu beberapa bulan setelah

penggunaan obat dihentikan.

3. Tipe 3

Antigen dalam sirkulasi bergabung dengan terutama IGE menjadi

suatu kompleks yang diendapkan pada endotel pembuluh.

3

Page 4: Anti His Tami Nika

Ditempat itu terjadi pemandangan sebagai respons yang disebut

penyakit serum yang bercirikan urticaria, demam dan nyeri otot serta

sendi.

Reaksinya dimulai 4-6 jam setelah terkena dan lamanya 6-12

hari.

Obat-obat yang dapat menginduksi reaksi ini adalah

sulfonamide, penisilin dan iodida

4. Tipe 4

Antigen terdiri dari suatu kompleks hapten + protein, yang bereaksi

dengan T – Limfosit yang sudah disensitasi

Mulai reaksinya sudah 24 -28 jam dan bertahan beberapa

hari

Bentuk alergi tipe 1 s/d 3 berkaitan dengan immunoglobulin

dan imunitas numural, artinya ada hubungan dengan plasma ,

hanya tipe itu berdasarkan imunitas selvier.

Gangguan alergi atas dasar IGE

Diagnosa untuk alergi atupis dilakukan melalui tes kulit

(intrakutan) dengan ekstrak allergen inhalasi. Tes kulit itu

dilengkapi dengan penentuan laboratorium dari anti bodies

IGE dalam darah.

Gangguan alergi atopis yang terpenting adalah asma, rhinitis

eczema resam dan alergi makanan.

A. Alergi Makanan

4

Page 5: Anti His Tami Nika

Jenis alergi ini disebabkan oleh protein yang terdapat dalam

makanan dan berlangsung melalui IGE dan pelepasan mediator.

Gejalanya dapat berupa serangan asma urticaria dan keluhan

lambung-usus

Intoleransi makanan

Bentuk alergi berdasarkan pembebasan mediator langsung

dari mastcells, jadi tanpa perantaraan reaksi alergen-antibodi.

Intoleransi untuk obat-obatan juga dapat terjadi antara lain

untuk asensal dan zat-zat kontras - iod

B. Eksim Konstitusional

Reaksi alergi ini berdasarkan IGE pula tahap pertama umumnya

terjadi pada bayi dan anak kecil dengan resam atopis.

Gejalanya berupa bercak kemerah-merahan tanpa batasan

tajam, benjolan dan gelembung kecil yang menggerisik dan

gatal-gatal.

Pengobatannya dapat dimulai dengan salep/krem yang

mengandung ter (pixlithantracis, liavor carbonis detergent)

yang berkhasiat antara lain anti radang dan anti gatal.

Eksim kontak alergi adalah bentuk eksim yang juga

berdasarkan reaksi alergi lambat (tipe IV).

Pengobatannya terdiri atas menghindari alergen penyebab

dan mengobati gejalanya dengan krem kortikosteroida.

C. Asthma Bronchiale

5

Page 6: Anti His Tami Nika

Asma atau bengek sering kali timbul pada orang dengan resam

atopis yang dalam darah dan ludahnya terjadi peningkatan jumlah

granulosit easinofil. Pernapasan dipersulit oleh penyempitan

bronchia akibat reaksi antigen IGE dan terlepasnya mediator dengan

efek vasokanstriksi. Ditambah dengan obstruksi bronchia akibat

peradangan kronis dan pembengkakan mukosa serta banyaknya

dahak dan kejang-kejang turut mengakibatkan perasaan sesak napas.

D. Rhinitis Allergica

Radang mukosa hidung ini merupakan gangguan alergi (atopis) yang

paling sering terjadi yang disertai radang selaput ikat matal

(conjunctivitis).

Gejalanya antara lain salesma berat, banyak mengeluarkan

ingus dan air mata, bersin, hidung mampat dan gatal-pgatal

disekitar mata dan hidung.

Rhinitis merupakan suatu reaksi tipe 1 yang diantarai oleh

antibody IGE yang spesifik bagi alergi tertentu .

Rhinitis Hiperreaktif (non-alergis) adalah suatu bentuk

rhinitis yang disebabkan oleh kepekaan berlebihan dimana

terjadi reaksi abnormal hebatnya.

Penyebabnya

Rhinitis dapat diakibatkan oleh reaksi alergi terhadap tepung

sari (kollen), tungau, debu rumah, spora jamur, serpihan kulit

binatang atau bahan makanan.

6

Page 7: Anti His Tami Nika

BAB II

ANTIHISTAMINIKA

2.1 Pengertian

Antihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi efek histamin

terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin

(penghambatan saingan).Pada awalnya hanya dikenal satu jenis

antihistamin, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada

tahun 1972, yang disebut reseptor H2.

Antihistaminika dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu antagonis reseptor

– H1 dan antagonis reseptor – H2.

2.2 Jenis reseptor histamin,

a. H1 – blockers

Memblokir reseptor – H1 dengan menyaingi histamin pada

reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian

menghindarkan timbulnya reaksi alergi. Khasiat lainnya menciutkan

bronchi, saluran cerna,kandung kemih dan rahim terhadap ujung

saraf serta terhadap antihistaminika pada kapiler.

b. H2 – blockers (penghambat asma)

Obat menekan reseptor H2 dengan efek terhadap hipersekresi asam

klorida dan untuk sebagian teruasodilatasi dan turunnya tekanan

darah, senyawa ini khusus digunakan pada terapi tukak lambung dan

usus guna mengurangi sekresi HCi dan pepsin juga sebagai

tambahan pada terapi dengan prodnison. Obat yang termasuk

7

Page 8: Anti His Tami Nika

golongan ini adalah simehdin, ranitidine, kamotidin, nizatidin, dan

roxatidin.

2.3 Penggunaan

Obat-obat yang memiliki berbagai khasiat khasiat lain yakni

daya antikolinergis, antiemetis dan daya menekan SSP,

sedangkan beberapa diantaranya mempunyai efek antiserutonin

dan lokal anestetis (lemah). Berdasarkan efek ini antihistaminika

digunakan secara sistematis untuk mengobati simtomatis

bermacam-macam gangguan alergi yang disebabkan oleh

pembebasan histamin.

Antihistamin juga digunakan pada gangguan berikut :

a. Asma yang bersifat alergi

Guna menanggulangi gejala bronchokonstriksi. Walaupun

kerjanya baik efek keseluruhannya hanya rendah

berhubungan tidak berdaya terhadap mediator lain

(leukotrien) yang juga mengakibatkan penciutan bronchi.

Ada indikasi bahwa penggunaan dalam bentuk sediaan

inhalasi menghasilkan efek yang lebih baik. Obat-obat

ketofien dan oksatomida berkhasiat mencegah degranulasi

dari mastcells dan efekif untuk mencegah serangan.

b. Sengatan serangga

Khususnya tawon dan lebah yang mengandung antara lain

histamin atau suatu enzim yang mengakibatkan

pembebasannya dari mascells.Untuk mendapatkan hasil yang

8

Page 9: Anti His Tami Nika

memuaskan, obat perlu diberikan segera dan sebaiknya

melalui injeksi. Dalam keadaan hebat biasanya diberikan

injeksi adrenalin i.m atau hidrokortison i.v.

c. Urticaria (kaligata)

Pada umumnya bermanfaat terhadap meningkatnya

permeabilitas kapiler dan gatal-gatal, terutama zat-zat dengan

kerja antiserotonin.

d. Stimulasi nafsu makan

Untuk menstimulasi nafsu makan dan dengan demikian

menaikan berat badan.yakni siproheptadin (dan turunannya

pizotifen,azatadin) dan oksatomida. Semua zat ini berdaya

antiserotonin.

e. Sebagai sedatiuum berdasarkan daya menekan ssp,

khususnya prometazin dan difenhidramin serta turunannya.

Obat-obat ini juga berkhasiat meredakan rangsangan batuk,

sehingga banyak digunakan dalam sediaan obat batuk

populer

f. Penyakit farkinson berdasarkan daya antikolinergisnya,

khususnya difenhidramin dan turunan 2 metilnya,yang juga

berkhasiat spasmolitik.

g. Mabuk jalan (mual) dan pusing berdasarkan efek

antiemetisnya yang juga berkaitan dengan antikolinergik,

terutama siklizin, meklizin dan dimenhidrinat, sedangkan

sinarizin terutama digunakan untuk vertigo.

9

Page 10: Anti His Tami Nika

h. Shock anakilatis disamping pemberian adrenalin dan

kortikosteroid.

i. Flu.

2.4 Efek samping

Kebanyakan antihistaminika tidak menyebabkan efek samping

yang serius bila diberikan dalam dosis terapeutis. Yang paling

sering terjadi adalah :

a. Efek sedatif – hipnotisnya (rasa kantuk)

Akibat depresi ssp dan daya antikolinergisnya. Efek ini

paling nyata pada prometazin dan difenhidramin, tetapi agak

kurang pada d-klorfeniramin dan mebhidrolin, walaupun

sifat ini sangat bervariasi secara individual. Pada umumnya

dalam beberapa minggu terjadi toleransi untuk efek sedative-

hipnotis. Efek samping ini tidak dimiliki oleh antihistaminika

generasi ke 2,misalnya astemizol dan terfenadin, sehingga

dengan aman dapat diberikan pada misalnya pengemudi

kendaraan sepeda bermotor. Sebaliknya, kedua obat ini dapat

menimbulkan aritmi berbahaya bila diminum serentak

dengan eritromisin dan ketokenazol.

b. Efek sentral lainnya berupa pusing, gelisah, rasa letih, lesu

dan tremor (tangan gemetar), sedangkan dosis berlebihan

dapat mengakibatkan konvulsin dan koma.

c. Gangguan saluran cerna juga sering terjadi dengan gejala

mual, muntah dan diare sampai anoreksia dan sembelit.

10

Page 11: Anti His Tami Nika

d. Efek antikolinergis dapat terjadi seperti mulut kering

gangguan akomodasi dan saluran cerna, sembelit dan retensi

kemih.

e. Efek antiserotonin dapat meningkatkan nafsu makan dan

berat badan.

f. Sensibilitasiasi dapat terjadi pada pemberian oral, tetapi

khususnya pada penggunaan lokal.

2.5 Penggolongan

Menurut struktur kimianya antihistaminika dapat dibagi dalam

beberapa kelompok :

a. Turunan Etanolamin

Meliputi : Difenhidramin, dimenhidrinat, klorkenok samin,

karbinok samin, dan kenitoloksamin. Kelompok ini memiliki

daya kerja seperti atropine (antikol, tergik) dan bekerja

terhadap SSp (sedatip)

b. Turunan Etilendiamin

Diantaranya : Antazolin, Tripelamin, klemizol dan mepirin.

Kelompok ini umumnya memiliki daya sedatip lemah.

c. Turunan Propilamin

Diantaranya : feniramin, klorfeniramin, triprolidin dan

bromfeniramin.

Kelompok ini memiliki daya antihistaminika kuat.

d. Turunan Fenotiazin

11

Page 12: Anti His Tami Nika

Diantaranya : Prometazin, Tiazinamidum, oksomemazin, dan

metdilazin.

Efek anti histamin dan antikolinergik tidak begitu kuat

berdaya neuroleptik kuat, sehingga digunakan pada keadaan

psikosis. Karena juga berefek meredakan batuk, maka sering

digunakan dalam obat batuk.

e. Turunan Piperazin

Diantaranya : siklizin, meklozin, homoklorsiklizin, sinarizin,

flunarizin.

Umumnya bersifat long-acting.

f. Turunan Trisiklik Lainnya

Diantaranya : Siproheptadin, azetadin, Pizotifen.

Mempunyai daya antiserotoin kuat dan menstimulir nafsu

makan, maka banyak digunakan untuk stimulan nafsu

makan.

g. Zat non sedaktif

Diantaranya : Terfenadin dan astemizlol.

Memiliki daya antihistaminika tanpa efek sedatif.

h. Golongan sisa

Diantaranya : Mebhidrolin, Dimebinolen, difenilpiralin.

12

Page 13: Anti His Tami Nika

Struktur kimia antihistaminika memiliki beberapa rumus dasar sebagai

berikut :

R-X-C-C-N-R1

R2

Dimana X = atom 0, N atau C,R = gugus aromatis dan neterosiklis, R1

dan R2 = gugus metal atau neterosiklis.

Dapat dilihat bahwa inti molekul terdiri atas etilamin, yang juga terdapat

pada molekul histamin. Ada kalanya gugus ini merupakan bagian dari

suatu struktur siklis seperti pada antazolin dan klemastin.

1. Zat-zat Tersendiri

1. Derivat Etanolamin

Zat-zat ini memiliki daya kerja antikolinergis dan sedatif yang agak

kuat.

- Difenhidramin : Benadryl

Disamping daya antikolinergis dan sedatif yang kuat, antihistamin

ini juga bersifat spasmolitis, anti-emetis dan anti vertigo. Digunakan

sebagai obat tambahan pada terapi penyakit parkison dan sabagai

obat anti gatal pada urticaria akibat alergi.

2. Derivat Propilamin ( X : C)

Obat-obat dari kelompok ini memiliki daya kerja antihistamin yang

kuat.

13

Page 14: Anti His Tami Nika

Decsklorfeniramin adalah bentuk stronya yang dua kali lebih kuat

dari pada bentuk di (rasemis) nya.

3. Derivat Trisiklis Lainnya

Sejumlah antihistaminika memiliki rumus dasar yang terdiri atas

suatu cincin, enam di kanan dan kiri. Zat-zat ini memiliki daya kerja

antiserotonin kuat dengan menstimulasi nafsu makan.

Penggunaannya tertama sebagai stimulator nafsu makan dan pada

urticaria, juga sebagai obat interval pada migraine.

Loratadin (claritine) adalah derivat-klor dari zatadin (1988) tanpa

efek sedatif maupun antikulinergis pada dosis biasa. Plasma t ½ nya

lebih panjang : 12 jam, sedangkan metabolit aktifnya 20 jam

digunakan pada rhinitis dan conjuctivitas alergis, juga pada urticaria

kronis.

4. Lain-lain

Mebhidrolin (interhistin) digunakan antara lain pada priritus.

Obat-obat Antihistaminika

- Klorfeniramin maleat → Klorfeniramin maleat

- Desklorkeraamin maleat → Deksametason, Dextamin syr,

Dextamin tab, Deztapen tab,

dextrop tab.

- Difenhidramin HCl → Decadryl

- Mebhidrolin napadisilat → interhistin, histapan

- Laratadina → Rihest

14

Page 15: Anti His Tami Nika

2.6 RUMUS – RUMUS BANGUN ANTIHISTAMINIKA

- Inti Alandamin

Histamin

R1 R2

15

Page 16: Anti His Tami Nika

Difenhidramin (Benadryl) H H

2 – metilfenin (orfenadril) H C

- Inti Propandamin

H1 R1

R Feniramin H – N

Klorfenoksamin - N CL - N

16

C

C

C

C

C

C

Page 17: Anti His Tami Nika

Klemastin triprolidin C dangan C1 = C2

- Anti diqulendiamin

Tripelennamin Antazolin

- Inti Piperazin

17

Page 18: Anti His Tami Nika

Inti Fenotiazin

2..7 Spesialit Obat Antihistaminika

No Generik Dagang Pabrik

1 Difenhidramin Adrylan

Alphadryl

Andonex

Mecosin

Apex Pharma

Meprofarm

18

Page 19: Anti His Tami Nika

2

3

4

5

Dimenhidrinat

Antazolin

Klorafeniramin

Oksatomida

Benadryl

Bidryl

Bimarhindex

Amocaps

Antimab

Antimo

Contramo

Mantimo

Nomab

Albalon

Anttrifine

Vasacon A

Bycolen

Calorex

Chlorkol

Citocetin

Cohistan

Cosyr

Cough En

Ersylan

Oxtin

Pfizer

Hexpharm Jaya

Bima Mitra Farma

Erela

Zenith

Phapros

Erlimpex

Sampharindo

First Medipharma

Darya Varia

Cendo

Cendo

Landson

Konimex

PIM

Clubros

Mediafarma

Mediafarma

Metiska

Kimia Farma

Guardian

Pharmatama

19

Page 20: Anti His Tami Nika

6 Prometazin Berlifed

Bufagan eksp

Guamin

Berlico

Bufa Aneka

Sampharindo

Perdana

20