css - stomatitis (rd. fualam, asep tami, fara stannia)

35
Clinical Science Sessions - STOMATITIS - Raden Fualam Mustafha Asep Tami Arif Ilhami Fara Stannia Damayanti Preseptor : - Budi Zakaria, drg. - Hanny M., drg, Sp. Orth - Toto Sugiarto, drg. SpBM

Upload: alamfk2k5

Post on 24-Jun-2015

381 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Clinical Science Sessions- STOMATITIS -

Raden Fualam MustafhaAsep Tami Arif IlhamiFara Stannia Damayanti

Preseptor :- Budi Zakaria, drg.- Hanny M., drg, Sp. Orth- Toto Sugiarto, drg. SpBM

Page 2: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

DEFINISI

•Stomatitis adalah radang pada selaput lendir/mukosa dalam rongga mulut seperti pipi, gusi, bibir, lidah, langit-langit.Penyebabnya bisa berasal dari keadaan dalam mulut atau bagian dari penyakit sistemik.

•Kalangan masyarakat awam menyebutnya dengan nama sariawan atau panas dalam.

Page 3: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

ETIOLOGI

Penyebab Infeksi•Bakteri•Virus• Jamur

Jamur ini bisa tumbuh di mulut karena oral hygiene/ kebersihan mulut dan gigi yang jelek, atau berkaitan dengan pengobatan antibiotika jangka panjang ataupun yang menekan imun tubuh (imunosupressi).

Page 4: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Penyebab Noninfeksi• Trauma• Defisiensi nutrisi• Alergi• Gangguan imunitas• Penyebab yang berasal dari keadaan dalam mulut

Kebersihan mulut yang kurangLetak susunan gigi/ kawat gigiMakanan /minuman yang panas dan pedasRokokPasta gigi yang tidak cocokLipstik

• Genetik.• Stress• Gangguan hormonal.• Merokok.

Page 5: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

•Luka pada permukaan (mukosa) mulut yang tersering adalah ulkus. Sifatnya tiba – tiba muncul, nyeri, bisa tunggal atau berkelompok.

•Faktor pencetusnya bisa berkaitan dengan defisiensi/kekurangan vitamin dan mineral, faktor stress, merokok atau ada suatu kelainan pada sistem pencernaan.

Page 6: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

EPIDEMIOLOGI

•Dialami 15-20% pada masyarakat.•80% pada usia <30 tahun, bila diatas usia

tersebut kemungkinan besar penyebabnya merupakan suatu yang lebih kompleks.

•29,6% dari semua perokok mengalami stomatitis (Amerika).

•SAR lebih banyak pada wanita.

Page 7: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Stadium Klinis Stomatitis• Masa prodromal atau penyakit 1 – 24 jam

Hipersensitif dan perasaan seperti terbakar• Stadium Pre Ulcerasi

Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula papula serta terjadi peninggian 1- 3 hari

• Stadium UlcerasiPada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 – 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu berbeda yaitu 1 – 5 minggu. 

Page 8: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Penyakit yang sering terjadi :

•SAR (Stomatitis Aftosa Rekuren)•HIR (Herpes Intraoral Rekuren)•KO (Kandidiasis Oral)•LPO (Lichen Planus Oral)

Page 9: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

SAR (Stomatitis Aphtosa Rekuren)•Batasan SAR

▫Ulserasi multipel, ulang kambuh, nyeri, pada mukosa mulut, umunya pada mukosa yang tidak berkeratin.

•Epidemiologi▫Dialami 15-20% masyarakat, awal

mengalami SAR, 80 % di usia < 30 th. Bila di usia yang lebih lanjut, kemungkinan bukan SAR sejati (sindroma yang lebih kompleks).

Page 10: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Bentuk klinis SAR• Minor SAR

▫ Lebih dari 80 % kasus SAR▫ Ditandai oleh ulser bulat atau oval, dangkal dengan

diameter < 10 mm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus.

▫ Mengenai daerah-daerah non-keratin seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut, tetapi tidak mengenai daerah keratin seperti gingiva, palatum atau dorsum lidah.

▫ Sebagian besar terjadi pada masa anak-anak. ▫ Lesi berulang dengan frekuensi yang bermacam-macam,

dalam beberapa waktu 1-5 hari ulser bisa muncul dan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.

Page 11: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 12: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

• Major SAR▫disebut periadenitis mucosa necrotica recurrens ▫diderita oleh kira-kira 10% penderita RAS. ▫Bentuk lesi serupa dengan minor RAS, tetapi ulser

berdiameter > 10 mm, tunggal atau jamak dengan menimbulkan rasa sakit.

▫Demam, disfagia dan malaise. ▫Sering terdapat pada bibir, palatum molle dan

dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut.

▫Ulser berlangsung selama 6 minggu atau lebih dan sembuh dengan meninggalkan jaringan parut.

Page 13: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 14: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

•Herpetiform SAR▫terdapat hanya 5-10% dari semua kasus SAR.▫HSV tidak mempunyai peran etiologi.▫Bentuk lesi ini ditandai dengan ulser-ulser

kecil, berbentuk bulat, sakit, penyebarannya luas dan dapat menyebar di rongga mulut. 100 ulser kecil bisa muncul pada satu waktu, dengan diameter 1-3 mm, bila pecah bersatu ukuran lesi menjadi lebih besar.

▫Ulser akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.

Page 15: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 16: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manajemen SAR• Perawatan suportif. • Tujuan utama dari perawatan ini adalah untuk mengurangi

rasa sakit dan mempercepat penyembuhan. • Obat-obat : kortikosteroid topikal, analgesik, dan

antimikroba. • Kasus berat :kortikosteroid topikal, seperti triamnicolon

atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur).

• Tidak responsif terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik. Dosis inisial yang diberikan adalah 20-40 mg/hari dalam waktu 1 minggu yang dilanjutkan dengan setengah dari dosis awal (10-20 mg) pada minggu berikutnya, dan diminum pagi-pagi sekali untuk menyeimbangkan proses fisiologis tubuh.

Page 17: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manajemen sesuai dengan frekuensi SAR :• Tipe A

▫Durasi hanya beberap hari, kekambuhan setahun hanya beberapa kali → cari predisposisi dan kumur antiseptik.

• Tipe B▫Durasi 3-10 hari, kambuh tiap bulan → terapi sama

dengan terapi A + kortikosteroid topikal.• Tipe C

▫Seakan tidak pernah sembuh, karena satu ulser sembuh, timbul yang baru → terapi atasi kondisi medis sesuai dengan penemuan lab + kortikosteroid atau immunosupresan sistemik

Page 18: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Herpes intra-oral rekuren

•Etiologi : HSV-1, HSV-2•Infeksi primer : lebih > 90 % sub klinis,

dan menjadi laten pada saraf sensoris.•40-50 % remaja dan 60-90 % dewasa sero

+.•20-30 % rekuren (reaktivasi HSV laten)•Predisposisi : demam, menstruasi, stress

Page 19: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 20: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manifestasi HIR

•Prodromal :▫Rasa panas setempat

•Ulserasi multipel : ▫Ukuran 1-3 mm, dangkal, berkelompok,

pada mukosa mulut, terutama yang berkeratin, dan nyeri.

•Predileksi :▫Palatum durum dan gingiva.

Page 21: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manajemen HIR

•Asiklovir : 5x200 mg selama 5 hari.•Kumur antiseptik dan anestetikum

topikal.•Memelihara kebersihan mulut.

Page 22: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Kandidiasis

•Kandidiasis Oral merupakan jenis stomatitis yang cukup banyak ditemukan di masyarakat. Penyebabnya diakibatkan karena jamur Candida albicans yang ditemukan 90% pada populasi dewasa dan 50% pada anak sehat kurang dari 1 tahun.

Page 23: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Faktor Predisposisi

•Ekologi mulut berubah.•Iritasi kronik.•Kosrtikosteroid jangka lama.•Oral higien yang buruk.•Kehamilan.•Radioterapi pada kepala leher.•Usia (bayi dan lansia).•Imunosupresi.•Diabetes melitus tak terkontrol.

Page 24: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manifestasi Klinis

Lesi yang terbentuk terdiri dari dua macam. Lesi pertaman berupa lesi putih, lunak, tebal, bila dikerok terlepas dan meninggalkan mukosa yang erosi dan kadang-kadang terasa nyeri, lesi ini disebut juga Acute pseudomembranosa.

Lesi kedua berupa lesi merah, hal ini diakibatkan mukosa yang mengalami atrofi, bisa berupa acute atrophic atau chronic atrophic.

Page 25: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 26: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Terapi dan Manajemen

•Hilangkan faktor predisposisi.•Kendalikan faktor predisposisi non-lokal.•Pemberian obat anti jamur topikal.•Beri terapi suportif dan simtomatis bila

perlu sesuai indikasi.

Page 27: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Lichen Planus• Radang kronis mukokutan yang diakibatkan

karena adanya gangguan pada sistem imun (autoimun).

• Frekuensi di masyarakta hanya sekitar 1-2 %.• Mayoritas terjadi pada wanita berusia antara 30-70

tahun. • 28% kasus ini mempunyai manifestasi pada kulit. • Patogenesisnya terkait dengan adanya gangguan

sistem imun seluler yang menginduksi degenerasi sel basal epitel.

• Hal ini perlu dibedakan dengan “reaksi lichenoid”.

Page 28: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Reaksi Lichenoid

•lesi mulut yang terjadi secara klinis maupun mikroskopis sama dengan LPO, namun berkaitan dengan faktor seperti adanya stress, Diabetes Melitus, Hepatitis C, trauma, reaksi hipersensitifitas terhadap bahan obat atau metal.

•Ciri khasnya, gejala klinisnya akan mereda apabila faktor yang terkait dikendalikan atau dieleminasi.

Page 29: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Obat/material penginduksi reaksi lichenoid•Antimikroba•Antiparasit•Antihipertensi•Antiartritis•Anxiolitik•NSAIDz•Antidiabetik dan bahan tambal

kedokteran gigi.

Page 30: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manifestasi Klinis LPO

•Tipe non erosif▫lesi retikuler/garis-garis putih

hiperkeratosis kadang-kadang seperti jala, muncul pada mukosa mulut atau bibir yang terlihat merah.

▫Lesi atropik berupa kombinasi mukosa hiperkeratosis dengan eritematous.

Page 31: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 32: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

•Tipe erosif : lesinya berupa lesi erosi atau ulserasi dengan dilapisi pseudomembranosa kombinasi eritematous dan sedikit keratosis. Lesi bula dapat muncul dengan penampilan berupa vesikobulosa, kombinasi dengan lesi retikuler atau lesi erosi.

Page 33: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)
Page 34: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manifestasi klinis LPO

•Timbulnya merah pada bibir, mukosa pipi, lidah atau gingiva.

•Keluhan yang timbu bervariasi dari rasa tidak nyaman sampai nyeri atau panas seperti terbakar (terutama dengan makanan yang pedas).

•Bila kronis, remisi spontan jarang terjadi dan sulit sembuh.

•0,2-10% LPO erosif mengalami transformasi menjadi kanker mulut.

Page 35: CSS - Stomatitis (Rd. Fualam, Asep Tami, Fara Stannia)

Manajemen dan terapi• Tidak ada LPO yang benar-benar dapat disembuhkan.• Kortikosteroid masih menjadi pilihan terbaik untuk

mengendali gejala.• Obat diberikan secara topikal atau sistemik

tergantung keparahan gejalanya.• Waspadai infeksi kandida yang sering memperparah

dan menghambat respons penyembuhan.• Kebersihan mulut yang optimal sangatlah penting.• Iritan lokal perlu dieliminasi.• Pemahaman dan kesabaran pasien sangat diperlukan.