isi tm tami juni 2015
DESCRIPTION
tugas mandiriTRANSCRIPT
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Salah
satu masalah kesehatan di Indonesia adalah masalah gizi yang banyak ditemukan
pada bayi dan anak yang masih kecil. Terdapat berbagai penyebab masalah gizi
ini, diantaranya adalah makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI)
banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak
memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang
negatif dipandang dari segi gizi. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan
kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih
bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan
persiapan generasi penerus di masa depan.1,2 (JEJE DUDI)
Berdasarkan laporan WHO dan UNICEF 2003, 60% kematian balita
berkaitan dengan keadaan kurang gizi, dimana 2/3 kematian tersebut berkaitan
dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Maka
dari itu, WHO dan UNICEF merekomendasikan optimal feeding pada bayi dan
anak usia 0-24 bulan yang terdiri dari inisiasi menyusu dini (IMD) dalam 1 jam
setelah bayi lahir, ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan, dan
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sementara ASI
masih terus diberikan sampai anak berumur 24 bulan. Pemberian ASI eksklusif
membantu menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang parah karena
ASI murah dan merupakan makanan dengan zat gizi yang baik untuk
kelangsungan hidup anak selama 6 bulan pertama kehidupan. Pemberian ASI
eksklusif juga dapat membantu mengurangi tingkat kematian anak karena dapat
menurunkan kejadian serta keparahan berbagai penyakit infeksi dan diketahui
menurunkan kematian anak hingga 13%. Selain itu, pemberian ASI eksklusif
dapat meningkatkan kesehatan ibu karena menyusui menurunkan risiko
perdarahan saat persalinan, menurunkan risiko kanker
payudara/ovarium/endometriosis, menurunkan risiko kehamilan karena dapat
1
menjadi alat KB yang baik, dan juga dapat mengembalikan bentuk tubuh serta
uterus ibu sehingga dapat mencegah obesitas.7
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah terbaik yang dapat
diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkannya. Jika dipandang
dari sudut ekonomi, pemberian ASI juga sangat menguntungkan bagi keluarga
karena selain ekonomis, pemberiannya pun mudah serta dapat mencukupi seluruh
kebutuhan bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Selain itu, pemberian ASI eksklusif
juga dimaksudkan dalam rangka mencapai tujuan Millenium Development Goals
(MDGs) 2015, antara lain membantu mengurangi kemiskinan, mengurangi
kelaparan dan membantu mengurangi angka kematian anak.
Dari laporan yang ada dapat dijelaskan keadaan gizi masyarakat Jawa
Tengah yang tercermin dalam hasil penimbangan balita adalah sebagai berikut.
Data tahun 2010 menunjukkan jumlah balita yang ada 2.772.579, yang datang dan
ditimbang di Posyandu sebanyak 1.985.973 dengan rincian yang naik berat
badannya sebanyak 1.519.620 anak (76.52%) dan balita yang berada dibawah
garis merah (BGM) sebanyak 30.257 anak (1.52%). Cakupan bayi yang mendapat
ASI eksklusif di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 hanya 37,18%, masih
dibawah angka yang diharapkan. Data tersebut menunjukkan di Jawa Tengah
masih banyak balita yang status gizinya berada dibawah standar.3 (vanny)
Cakupan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif di Puskesmas Salaman I
dari Januari – Juni 2015 telah mencapai angka yang ditetapkan Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang 80 %. Namun, pada tingkat desa masih didapatkan masalah,
Desa Paripurno dipilih oleh penulis sebagai tempat untuk dilakukan survei karena
cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif masih rendah dengan angka
pencapaian yaitu 55,56%. Desa Paripurno ini menduduki peringkat ketiga
terendah setelah Desa Ngargoretno.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dibuat perumusan
masalah yaitu masih rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di
Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, apa yang
2
menyebabkan rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tersebut,
apa alternatif pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan
masalah tersebut?
C. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mencari dan
menganalisa penyebab masih rendahnya cakupan bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa
Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
2. Mengetahui penyebab dari faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di
Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
3. Menentukan alternatif pemecahan masalah mengenai rendahnya
cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa
Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
4. Membuat perencanaan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di
Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
D. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari penelitian ini, antara lain
1. Memberikan tambahan data tentang cakupan pemberian ASI Eksklusif
di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang
3
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya bagi para ibu di
Desa Paripurno mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif
3. Masukan bagi Puskesmas Salaman I untuk pengambilan keputusan
dalam program gizi dan promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI ASI DAN ASI EKSKLUSIF
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan bagi
bayinya. Sedangkan ASI ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI)
saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup
obat.4-6 ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama.
B. MANFAAT ASI DAN MENYUSUI
Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian
ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui.5 Manfaat ASI bagi
bayi, antara lain:
a. ASI merupakan sumber gizi sempurna yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi. Faktor pembentukan sel-sel otak terutama DHA
memiliki kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang
berbentuk cair) lebih banyak dari casein (protein utama dari susu yang berbentuk
gumpalan). Komposisi ini menyebabkan ASI mudah diserap oleh bayi.5
b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi sudah dibekali immunoglobulin
yang didapat dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini
akan turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah
yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan menurun,
sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul kesenjangan
immunoglobulin pada bayi, di sinilah ASI berperan. ASI mengandung zat kekebalan
tubuh yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan
5
jamur. Kolostrum mengandung zat immunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari
ASI.5
c. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak. Di dalam ASI terdapat
beberapa nutrien untuk pertumbuhan otak bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk
zat putih telur khusus, laktosa atau hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak
ikatan panjang, antara lain DHA dan AA yang merupakan asam lemak utama dari
ASI.4
d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang. Jalinan kasih sayang yang baik adalah
landasan terciptanya keadaan yang disebut secure attachment. Bayi yang mendapat
ASI secara eksklusif akan sering dalam dekapan ibu saat menyusui, mendengar detak
jantung ibu, dan gerakan pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering
merasakan situasi seperti saat dalam kandungan: terlindung, aman dan tenteram.5
Sedangkan manfaat menyusui bagi ibu, antara lain:
a. Mengurangi resiko kanker payudara. Ibu yang menyusui akan terhindar dari kanker
payudara sebanyak 20% - 30%. Berdasarkan penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu
menyusui dan 97.000 tidak menyusui kemungkinan kejadian kanker payudara lebih
rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui lebih dari 2 tahun ibu akan lebih jarang
menderita kanker payudara sebanyak 50%.7
b. Metode KB paling aman. Dari survei yang diadakan pada ibu di Nigeria dengan
menggunakan kuisioner diketahui bahwa jarak kelahiran anak lebih panjang pada ibu
yang menyusui secara ekslusif daripada yang tidak.5
c. Kemudahan dan kepraktisan dalam memberikan ASI. ASI dapat segera diberikan pada
bayi, segar, siap pakai serta mudah pada pemberiannya sehingga tidak terlalu
merepotkan ibu.5
d. Ekonomis. Dengan memberikan ASI, ibu tidak memerlukan untuk makanan bayi
sampai berumur 4 - 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah
tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.5
C. FISIOLOGI LAKTASI
6
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi mulai
mengisap ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut
dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan
refleks pengeluaran ASI atau disebut juga let down reflex.8
Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI
maka ASI akan dikeluarkan dari sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung
saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hipofise anterior untuk memproduksi
hormon prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang
pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin.8
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut
dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan
melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli dan
memeras ASI keluar ke sinus laktiferus.8
Oksitosin dibentuk lebih cepat dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di
payudara akan mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan
menyusui (sebelum bayi mengisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi
mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi
ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek oksitosin
lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Sehingga dapat membantu
mengurangi perdarahan walaupun kadang mengakibatkan nyeri.8
D. PRODUKSI ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. ASI stadium I (kolostrum)
Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari
hari pertama sampai hari ke empat yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya
7
dengan ASI matang dengan volume 150 – 300 ml/hari. Kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum
merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang
baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang
mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarna hitam.5
2. ASI stadium II (ASI peralihan)
ASI ini diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh. Komposisi protein
semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan jumlah volume
ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang
semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan.5
3. ASI stadium III (ASI matur)
ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh sampai seterusnya. ASI matur
merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain
selain ASI.5
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI adalah:
1. Makanan atau asupan gizi
2. Ketentraman jiwa dan pikiran
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan, dan
berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
3. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Ada pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-
ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya
agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan
selamat dan sehat sedangkan masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian,
sering makanan pertama yang diberikan justru susu formula atau susu sapi. Hal ini
8
memberikan kesan tidak mendidik pada ibu dan ibu selalu beranggapan bahwa susu
formula lebih dari ASI.
4. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah
produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI.
5. Perawatan payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan
mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. 9
F. VOLUME PRODUKSI ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai
menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat
menghasilkan 50 - 100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar
400 - 450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai
dengan menyusui bayinya selama 4–6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut
ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menurun
dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat
makanan tambahan.1,5
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh
adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15 - 25
menit. Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi rata-rata sekitar
700 - 800 ml ASI setiap hari.9 Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama
sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu
yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang
ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.6
9
Pada ibu - ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar
500 - 700 ml selama 6 bulan pertama, 400 - 600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300 - 500 ml
dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan
dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan
lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan
sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan
jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya.
Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya
berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda.9
G. KOMPOSISI ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang mendapat
cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang suhu udara panas.
Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental
dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang
mendapat susu formula. Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Board, National Research
Council Washington tahun 1989 diperoleh perkiraan komposisi kolostrum, ASI, dan susu sapi
untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:10
Tabel 1. Perbandingan Komposisi ASI dengan Susu Sapi
Komposisi Kolostrum, ASI, dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal) Protein (g) - Kasein/whey - Kasein (mg) - Laktamil bumil (mg) - Laktoferin (mg) - Ig A (mg) Laktosa (g) Lemak (g)
582,3-
1402183303645,32,9
760,9
1 : 1,51871611671427,34,2
653,4
1 : 1,2----
4,83,9
10
Vitamin - Vit A (mg) - Vit B1 (mg) - Vit B2 (mg) - Asam Nikotinmik (mg) - Vit B6 (mg) - Asam pantotenik - Biotin - Asam folat - Vit B12 - Vit C - Vit D (mg) - Vit Z - Vit K (mg) Mineral - Kalsium (mg) - Klorin (mg) - Tembaga (mg) - Zat besi (ferrum) (mg) - Magnesium (mg) - Fosfor (mg) - Potassium (mg) - Sodium (mg) - Sulfur (mg)
1511,93075-
1830,060,050,055,9-
1,5-
39854070414744822
751440160
12-152460,60,10,15
0,040,251,5
354040100415571514
414314582643402,8,130,61,10,020,07
6
1301081470121201455830
H. PRINSIP PEMBERIAN ASI
Prinsip-prinsip pada pemberian ASI, antara lain susui bayi segera dalam 30-60 menit
setelah lahir, semakin sering menyusui semakin banyak ASI keluar, produksi ASI sama dengan
hukum demand on supply, pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah ASI,
dan ibu dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh karena itu perlu
mengetahui cara menyusui yang benar. 8, 9
A. IBU BEKERJA
11
Ibu bekerja dapat melakukan penyimpanan ASI karena ASI yang dikeluarkan dapat
disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat
penyimpanan.
1. Di udara terbuka/bebas : 6 - 8 jam
2. Di lemari es (4oC) : 24 jam
3. Di lemari pendingin/beku (-18oC) : 6 bulan
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena kualitasnya akan
menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu
kamar, agar tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air
panas.10
J. KENDALA-KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Sebagian besar ibu memiliki kendala dalam pemberian ASI eksklusif untuk bayinya,
kendala-kendala tersebut, antara lain kurang dimengertinya konsep pentingnya ASI eksklusif
baik bagi ibu maupun tenaga kesehatan, adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI bentuk
payudara ibu akan berubah, kurangnya waktu bagi para wanita pekerja untuk memberikan ASI
secara langsung, dan tidak adanya sarana dan prasarana penunjang untuk memerah ASI dan tepat
penyimpanan ASI ditempat ibu bekerja.1, 6
K. INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
1. Definisi
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan
kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan
menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. IMD
disebut sebagai tahap keempat persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai 1 jam
setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan menengkurapkan bayi yang sudah
12
dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus di dada ibunya
segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dini dengan ibunya,
menemukan puting susu dan mendapatkan asupan kolostrum sebelum ASI keluar.11
Bayi menunjukan kesiapan untuk mulai menyusu setelah 30 - 40 menit setelah lahir.
Tanda-tanda kesiapan bayi untuk menyusu yaitu mengeluarkan suara kecil, menguap,
meregang, dan adanya pergerakan mulut. Selanjutnya menggerakan tangan ke mulut,
timbul refleks rooting. menggerakan kepala dan menangis sebagai isyarat menyusu dini.
Dengan indra peraba, penghidu, penglihatan, pendengaran, refleks bayi baru lahir bisa
menemukan dan menyentuh payudara tanpa bantuan. Hal ini dapat merevitalisasi pencarian
bayi terhadap payudara.11
2. Manfaat IMD bagi bayi dan ibu:
a. Meningkatkan refleks menyusu bayi secara optimal
Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks yaitu
refleks mencari (rooting reflex), refleks menghisap (sucking reflex), refleks menelan
(swallowing reflex) dan bernafas. Menurut hasil penelitian, bayi baru lahir setelah
dikeringkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu, diletakan di dekat puting susu ibunya
segera setelah lahir, memiliki respon menyusu lebih baik. Apabila dilakukan
tindakan terlebih dahulu seperti ditimbang, diukur atau dimandikan, refleks menyusu
akan hilang 50%, apalagi setelah dilahirkan dilakukan tindakan dan dipisahkan, maka
refleks menyusu akan hilang 100%.11
b. Menurunkan angka kejadian hipotermia
Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa.
Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan kehilangan panas
pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin dengan
suhu 20 - 25°C, suhu kulit tubuh bayi akan turun 0,3°C, suhu tubuh bagian dalam
turun 0,1°C/menit. Selama periode dini setelah bayi lahir, biasanya berakibat
kehilangan panas komulatif 2 - 3°C. Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi,
konduksi, radiasi, dan evaporasi. Kulit ibu berfungsi sebagai incubator, karena kulit
ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu kulit ibu 1°C lebih tinggi dari ibu
13
yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hipotermi, dengan
terjadi skin to skin contact secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 2°C.
Sebaliknya apabila bayi mengalami hipertermi, suhu kulit ibu akan turun 1°C.11
c. Menurunkan angka kejadian asfiksia
Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi menjadi lebih tenang. Hal ini akan
membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil.11
d. Menurunkan angka kejadian hipoglikemia
Menyusui dini membuat bayi menjadi tenang dan frekuensi menangis kurang
sehingga mengurangi pemakaian energi. Penelitian membuktikan bahwa bayi yang
melakukan IMD memiliki tingkat gula darah yang lebih baik daripada bayi baru lahir
yang dipisahkan dari ibunya.11
e. Meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin
Melalui sentuhan, emutan, dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan
merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang penting. Selain itu gerakan kaki
bayi pada saat merangkak di perut ibu akan membantu melakukan massage uterus
untuk merangsang kontraksi uterus. Oksitosin akan menyebabkan uterus berkontraksi
sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi terjadinya perdarahan post
partum. Oksitosin akan merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang,
rileks, euphoria, meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya. Oksitosin
merangsang pengaliran ASI dari payudara.11
f. Memfasilitasi bonding attachment
Bonding atau ikatan batin menunjukan perjalinan hubungan orang tua dan bayi
pada saat awal kelahiran. Sebagai individu, orang tua akan mengembangkan
hubungan kasih sayang dengan bayi menurut gaya dan cara mereka. Jam pertama
merupakan saat peka dimana kontak pertama akan mempermudah jalinan batin. Sifat
dan tingkah laku jalinan saling berhubungan yang tercipta antara ibu dan bayi sering
berupa sentuhan halus ibu dengan ujung jarinya pada anggota gerak dan wajah bayi
serta membelai dengan penuh kasih sayang. Sentuhan pada pipi akan
membangkitkan respon berupa gerakan memalingkan wajah ke ibu untuk
14
mengadakan kontak mata dan mengarah ke payudara disertai gerakan menyondol dan
menjilat puting susu selanjutnya menghisap payudara. Kontak pertama ini harus
berlangsung pada jam pertama setelah kelahirannya. Bayi baru lahir matanya terbuka
lebih lama daripada hari-hari selanjutnya, sehingga paling baik untuk memulai
perlekatan dan kontak mata antara ibu dan bayi.11
L. LANGKAH KEGIATAN DALAM MANAJEMEN LAKTASI
1. Masa kehamilan (antenatal) 4, 9
a. Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai manfaat dan keunggulan
ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara pelaksanaan
manajemen laktasi.
b. Meyakinkan ibu hamil agar mau dan mampu menyusukan bayinya. Untuk ibu yang
bekerja atau sakit dimotivasi untuk tetap memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan
atau setidaknya memberikan ASI eksklusif melalui botol yang disimpan di
pendingin.
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan, dan payudara, disamping itu perlu
juga dipantau kenaikan berat badan ibu selama kehamilan.
d. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk mencegah
kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan
trimester ke-2 menjadi 1-2 kali porsi makanan lebih banyak daripada saat sebelum
hamil untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.
e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Pentingnya perhatian keluarga
khususnya suami terhadap istri yang sedang hamil.
f. Melakukan perawatan payudara dan mengajarkan ibu hamil bagaimana langkah-
langkah perawatan payudara.
g. Mengajarkan masase payudara dan cara memerah ASI.
2. Saat segera setelah bayi lahir 4, 9
a. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai
kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi.
15
b. Membantu kontak langsung bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa aman dan
kehangatan.
3. Masa neonatus
a. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI eksklusif tanpa diberi minum apapun.
b. Ibu selalu dekat dengan bayi atau dirawat gabung.
c. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).
d. Melaksanakan cara menyusui yang baik dan benar.
e. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap mendapat
ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar produksi ASI tetap
lancar.
f. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu kurang dari
30 hari setelah melahirkan.
4. Masa menyusui selanjutnya (postnatal)
a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lainnya.
b. Memerhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui perlu makan 1 ½ kali
lebih banyak dari biasanya (4-6 piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.
c. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1 - 2 jam), menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
e. Mengatasi apabila ada masalah menyusui (payudara bengkak, puting lecet, bayi tidak
mau menyusu, dll).
f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi berumur 6
bulan. Selain ASI berikan makan pendamping ASI yang cukup baik kualitas maupun
kuantitasnya.
M. BIDAN DESA
16
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja
1 dan 2 desa dan harus bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Tugas pokok
bidan desa adalah:12
1. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan
prioritas masalah kesehatan yang di hadapinya, sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki dan diberikan.
2. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh
kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup sehat.
Adapun fungsi bidan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, menangani
persalinan, pelayanan KB, dan pengayoman medis kontrasepsi.
2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, yang
sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
4. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan.
5. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya
masyarakat.
6. Melakukan rujukan medis kesehatan ke puskesmas kecuali dalam keadaan darurat
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
7. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi
serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan
kemampuan.
Kegiatan bidan yang ditempatkan di desa ialah sebagai berikut:12
1. Mengenali wilayah, struktur kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta sistem
pemerintahan desa.
2. Mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan
untuk merencanakan penanggulangannya.
17
3. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan
melaksanakan pertemuan tingkat desa, SMD, dan MMD yang diikuti dengan
menghimpun dan melatih kader sesuai kebutuhan.
4. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan langsung di
meja 5 pada setiap kegiatan posyandu.
5. Melaksanakan pembinaan anak prasekolah di TK dan masyarakat.
6. Memberikan pertolongan persalinan.
7. Memberikan pertolongan pada orang sakit, kecelakaan, dan kedaruratan.
8. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di wilayah
kerja bidan.
9. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan dan
membantu mendeteksi dini ibu hamil resiko tinggi.
10. Membina dan melatih ketua kelompok dasawisma dalam bidang kesehatan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan setempat.
11. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah
kerjanya.
12. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala kepada
Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan.
13. Bekerja sama dengan rekan puskesmas dan tenaga sektor lain yang ada di desa.
14. Menghadiri rapat lokakarya mini puskesmas setiap bulan.
15. Melaksanakan upaya kesehatan sekolah di wilayah kerjanya.
16. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan perawatan/pengobatan
tindak lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk oleh puskesmas
N. KADER KESEHATAN MASYARAKAT
Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader. Kader
adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja
secara sukarela.13
18
Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:
1. Melaksanan pendaftaran.
2. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
3. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan.
4. Memberikan penyuluhan.
5. Memberi dan membantu pelayanan.
6. Merujuk.
Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB - kesehatan adalah:
a. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi, dan mengajak ibu-ibu
untuk datang pada hari kegiatan Posyandu.
b. Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, antara lain pemberantasan penyakit menular, penyehatan
rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air
bersih, menyediakan sarana jamban keluarga, pembuatan sarana pembuangan air
limbah, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K, dana sehat, dan
kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
O. DEFINISI PENGETAHUAN DAN PERILAKU
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan
rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari. Secara etimologi
pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam
Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah
19
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Pengetahuan itu adalah
semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses
dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat, dijelaskan bahwa pengetahuan
adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya
sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memilliki yang diketahui
(objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu
menyusun yang diketehui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.14
b. Tingkat pengetahuan
Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang
mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut:14
1. Tahu (Know): Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari,
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan, dan mengatakan.
2. Memahami (Comprehension): Kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (Application): Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip, dan
sebagainya.
4. Analisis (Analysis): Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, dan
memisahkan.
5. Sintesis (Synthesis): Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam
bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
20
6. Evaluasi (Evaluation): Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu
materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria yang sudah ada.
c. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan berikut:
1. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100%
2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60% - 75%
3. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%
2. Perilaku
a. Definisi perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert Kwick
(1974), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
bahkan dapat dipelajari. Menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai
suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Faktor-faktor yang
membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.
Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:14
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
P. ANALISIS MASALAH
21
INPUTMan
MoneyMethodMaterialMachine
PROSESP1P2P3
OUTPUT OUTCOME
IMPACT
LINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari
kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan
sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan
rendahnya cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka pelayanan
kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:15
Gambar 1. Analisis Penyebab Masalah Dengan Pendekatan Sistem
Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar
minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka
pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan
pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input, lingkungan, maupun proses.
1. Kerangka pikir pemecahan masalah
a. Identifikasi masalah merupakan menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang
ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur
hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi,
22
5. Penentuan rencana penerapan
6.Monitoring dan evaluasi
1. Identifikasi Masalah
2. Menentukan penyebab masalah
4. Penetapan pemecahan masalah terpilih
dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah
ditetapkan.
b. Menentukan penyebab masalah yang diperoleh dari data atau konfirmasi dan
pengamatan.
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah.
d. Penetapan pemecahan masalah terpilih dilakukan setelah alternatif pemecahan
masalah ditentukan. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan kriteria
matriks untuk menentukan/memilih pemecahan terbaik.
e. Penyusunan rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (plan
of action atau rencana kegiatan).
f. Monitoring dan evaluasi. Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan
pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
Berikut merupakan gambaran dari siklus pemecahan masalah:
Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah
23
3. Menentukan alternatif pemecahan masalah
MASALAH
PROSESLINGKUNGAN
P1
P2P3
INPUT
MONEYMAN
MACHINE
METHOD
MATERIAL
1. Analisis penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah
pendapat dengan petugas kesehatan. Hasil konfirmasi merupakan penyebab paling mungkin yang
akan dituangkan dalam diagram Fish bone sebagai kerangka pendekatan sistem, seperti yang
tampak pada gambar dibawah ini:15
Gambar 3. Diagram Fish Bone
2. Penentuan alternatif pemecahan masalah
24
Setelah melakukan analisis penyebab maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif
pemecahan masalah.15
3. Penentuan pemecahan masalah dengan kriteria matriks menggunakan rumus M x I x
V/C
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan
prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan menggunakan metode kriteria matriks M x I x V/C. Berikut ini proses
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria
matriks:15
a. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang
dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan
dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.
b. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting cara
penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.
c. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif
bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.
d. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1 - 5.
Tabel 2. Kriteria Matriks
5. Pembuatan plan of action dan Gann chart
25
Magnitude Importancy Vulnerability Cost
1=Tidak magnitude 1=Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1=Sangat murah
2=Kurang magnitude 2=Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2=Murah
3=Cukup magnitude 3=Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3=Cukup murah
4= Magnitude 4=Penting 4 = Sensitif 4=kurang Murah
5=Sangat magnitude 5=Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5=Tidak murah
Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan pembuatan plan
of action serta Gann chart, halaman ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan.15
BAB III
ANALISIS MASALAH
Cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas Salaman I masih di bawah
angka yang diharapkan. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang menargetkan bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif adalah sebesar 80% dan cakupan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif di Puskesmas Salaman I bulan Januari – Juni 2015 telah mencapai target yaitu 80%
(jumlah total bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dari data Puskesmas Salaman I di
Kecamatan Salaman dari bulan Januari – Juni 2015 ialah sebanyak 213 bayi dengan sasaran 319
bayi).
Di tingkat desa, didapatkan 6 (enam) desa dimana cakupan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif masih kurang dari target 80%. Tabel berikut memuat cakupan bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif di tingkat desa:
Tabel 3. Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Tingkat Desa Paripurno Bulan Januari – Juni 2015
No Nama Desa Sasaran Bayi Jumlah Bayi Mendapat ASI Eksklusif
Cakupan % Rangking Masalah
1 Salaman I 31 29 93,54% IX2 Kalisalak 36 29 80,55% VII3 Menoreh 39 21 53,84% II4 Kalirejo 38 28 73,68% IV
26
5 Paripurno 18 10 55,56% III6 Ngargoretno 27 10 37,04% I7 Ngadirejo 35 26 74,29% V8 Sidomulyo 39 34 87,18% VIII9 Kebonrejo 30 29 96,67% X10 Banjarharjo 9 7 77,77% VI
Desa Paripurno dipilih oleh penulis sebagai tempat untuk dilakukan survei karena cakupan
bayi yang mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno masih rendah yaitu hanya 55,56% Angka
cakupan di Desa Paripurno menduduki peringkat kedua terendah. Perhitungan jumlah cakupan
dan pencapaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno ialah sebagai berikut:
Jumlah cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Menoreh adalah:
Besar cakupan
Jumlah pencapaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno adalah:
Pencapaian ¿ Besar cakupanTarget Dinkes2014
x100 %
Karena pencapaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno kurang dari
100%, maka ditetapkan sebagai suatu masalah dan ditetapkan sebagai tempat untuk dilakukan
survei.
27
= Hasil kegiatan (bayi yang mendapat ASI eksklusif) x 100 %Sasaran (jumlah bayi usia 0-6 bulan)
= 10 x 100% = 55,56% 18
= 57,67 x 100% = 72,09% 80
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A. KERANGKA TEORI
28
INPUT Man: Petugas
kesehatan (Koordinator gizi, bidan desa, dan kader)
Money: Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
Method: Penyuluhan ASI eksklusif dan pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif
Material: Tempat pelaksanaan program ASI eksklusif
Machine: Poster,
PROSES P1:
Perencanaan jadwal rutin dilakukannya program penyuluhan ASI ekslusif
P2: Pelaksanaan penyuluhan ASI eksklusif
P3: Pencatatan dan pelaporan ibu yang melaksanakan
Cakupan bayi yang mendapat ASI EKSKLUSIF
Gambar 4. Kerangka Teori
B. KERANGKA KONSEP
Gambar 5. Kerangka Konsep
29
LINGKUNGANIbu dan bayi usia 0 – 12 bulan
Cakupan pemberian ASI EKSKLUSIF di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang
Faktor Lingkungan:Ibu dan Bayi- Pendidikan- Pekerjaan- Pengetahuan tentang
ASI eksklusif- Perilaku menyusui- Sosial budaya
Koordinator Gizi, Bidan Desa, dan Kader- Tugas dan fungsi promosi- Tugas dan fungsi pelayanan- Sistem pencatatan dan
pelaporan- Jadwal kegiatan
BAB V
METODE PENELITIAN
A. JENIS DATA YANG DIAMBIL
Penelitian dilakukan di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,
provinsi Jawa Tengah pada tanggal 10 Agustus 2015 secara cross sectional dengan analisis
deskriptif menggunakan daftar pertanyaan terstruktur. Jenis data yang diambil adalah data primer
yang didapatkan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara kepada 4 responden yang
mempunyai bayi berusia 0-12 bulan, yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.
Data primer juga didapatkan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara kepada 4 orang
kader, 1 orang bidan desa yang bertugas di Desa Paripurno, dan pemegang program Gizi
Puskesmas Salaman I. Data sekunder didapatkan dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas dan dari entry data Gizi Puskesmas Salaman I bulan Januari – Juni 2015. Setelah data
terkumpul, dilakukan hal sebagai berikut ini:
1. Data yang terkumpul diolah secara deskriptif untuk selanjutnya dilakukan analisis
masalah dan mencari penyebabnya melalui pendekatan sistem meliputi input, proses,
dan lingkungan.
2. Menentukan alternatif pemecahan masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas
pemecahan masalah dengan kriteria matriks.
30
3. Setelah didapatkan pemecahan masalah, lalu dibuat rencana kegiatan berdasarkan
pemecahan masalah yang terpilih.
4. Membuat plan of action (POA) dari rencana kegiatan berdasarkan pemecahan
masalah yang terpilih kemudian dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.
B. BATASAN JUDUL
Evaluasi kegiatan dengan judul “Rencana Peningkatan Cakupan Bayi Yang Mendapat ASI
Eksklusif di Wilayah Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Evaluasi
Program Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman I Periode Januari – Juni 2015”, memiliki
batasan-batasan sebagai berikut:
1. Rencana adalah kegiatan usaha yang akan dilaksanakan dalam waktu tertentu.
2. Cakupan adalah merupakan suatu total hasil kegiatan yang dilakukan per bulan yang
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.
3. ASI ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman
tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim kecuali sirup obat.
4. Desa Paripurno merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang.
5. Januari – Juni 2015 merupakan periode yang berlangsung dalam kegiatan Puskesmas
Salaman I.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di suatu desa. Tugas pokok bidan
desa adalah melaksanakan kegiatan Puskesmas di desa wilayah kerjanya, serta
menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh
kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup sehat. Fungsi dari bidan desa adalah
31
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, membina dan
memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi, membina kelompok
dasawisma di bidang kesehatan, membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan
lembaga swadaya masyarakat. Kegiatan bidan desa adalah mengenali wilayah, struktur
kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta sistem pemerintahan desa, mengumpulkan
dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan untuk merencanakan
penanggulangannya, memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan
pelayanan langsung di meja pada setiap kegiatan posyandu, menggerakkan masyarakat
agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah kerjanya, mencatat semua kegiatan
yang dilakukan dan melaporkan secara berkala kepada Kepala Puskesmas sesuai dengan
ketentuan.
2. Kader desa adalah laki-laki atau wanita yang tinggal di desa tersebut dan dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun
masyarakat serta untuk bekerja di tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Peran
kader desa adalah pelaku penggerak masyarakat dalam pendataan PHBS, kadarzi, dan
kondisi rumah, pengamatan sederhana berbasis masyarakat, membantu meningkatkan
PHBS, kadarzi, dan kesehatan lingkungan, membantu meningkatkan kesehatan ibu, bayi,
dan balita, serta membantu dalam penanggulangan kegawat-daruratan sehari-hari,
penyiapan untuk menghadapi bencana, dan pengelolaan pos kesehatan desa (poskesdes)
atau UKBM lainnya.
3. Koordinasi Gizi adalah koordinator di puskesmas yang melaksanakan kegiatan dan
mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas, memiliki fungsi melaksanakan
pemberian makanan tambahan, memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-
kasus kurang gizi, membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi,
memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi, melakukan pencatatan dan pelaporan,
melakukan pembagian vitamin A secara periodik, melakukan monitoring garam beryodium
secara periodik, melakukan pembinaan Posyandu, melakukan rujukan kasus gizi.
4. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang.
32
5. Pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga).
6. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap,
tidak saja badan atau ucapan.
7. Sosial budaya adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi
nuraninya untuk kehidupan bermasyarakat.
8. ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada
bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman tambahan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi dan tim kecuali sirup obat.
9. Bayi adalah bayi yang berusia 0 – 12 bulan pada bulan Januari – Juni 2015.
10. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif di Desa Paripurno dengan jumlah total bayi yang terdapat di Desa Paripurno.
D. RUANG LINGKUP
1. Lingkup lokasi : Desa Paripurno , Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang.
2. Lingkup waktu : Januari – Juni 2015.
3. Lingkup sasaran : Ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Desa
Paripurno Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
4. Lingkup metode : Pengisian kuesioner, wawancara, dan pencatatan.
5. Lingkup materi : Evaluasi program cakupan bayi yang tidak
mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang.
E. FAKTOR-FAKTOR INKLUSI DAN EKSKLUSI
1. Kriteria inklusi:
33
a. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 12 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif yang
berada ditempat dan bersedia untuk mengisi kuesioner serta diwawancarai saat survei
dilakukan.
b. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 12 bulan yang tinggal dan tercatat di Desa Paripurno,
Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
2. Kriteria eksklusi:
a. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 12 bulan yang sedang tidak berada ditempat atau
tidak bersedia untuk mengisi kuesioner atau diwawancarai saat survei dilakukan.
b. Ibu yang memiliki bayi yang mendapat ASI eksklusif
BAB VI
HASIL PENELITIAN
A. DATA UMUM DESA PARIPURNO
1. Letak Wilayah
Desa Paripurno terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah. Terdapat tujuh dusun di Desa Paripurno, yaitu Dusun Sabrang,
Komboran, Kalisat, Kebon Mentok, Kayu Ares, Bandungan dan Gombong. Pelaksanaan
kegiatan survei dan intervensi dilakukan di tingkat Desa Paripurno.
34
Gambar 6. Peta Desa Paripurno
2. Batas Wilayah
Wilayah Desa Paripurno dibatasi oleh:
a. Sebelah Utara : Desa Ngadirejo
b. Sebelah Timur : Desa Giri Purno Ngadiharjo
c. Sebelah Selatan : Desa Ngagoretno
d. Sebelah Barat : Desa Kalirejo
3. Luas Wilayah
Wilayah Desa Paripurno (data statistik 2012) adalah 367 ha.
4. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Paripurno pada tahun 2014 adalah 3.687 jiwa. Terdiri dari
jenis kelamin laki-laki 1.663 jiwa dan perempuan 2.020 jiwa. (Sumber: Balai Desa
Paripurno)
5. Fasilitas Umum
35
Tabel. 4. Fasilitas Umum pada Desa Paripurno
No DUSUNRumah
SakitPuskes
masPuskesmas Pembantu
Posyandu
PKDBidan Praktek
Praktek dokter
1 Komboran - - - 1 - 1 -2 Kebon
Mentok - - -1
- - -
3 Kalisat - - - 1 1 - -4 Sabrang - - - 1 - - -5 Kayu Ares - - - 1 - - -6 Bandungan - - - 1 - - -7 Gombong - - - 1 - - -
JUMLAH - - - 7 1 1 -
B. HASIL SURVEI ASI EKSKLUSIF
Pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 2015, pukul 10:00 – 14:00 WIB telah dilakukan survei
ke Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Survei
dilakukan untuk mencari penyebab masalah terhadap 4 responden ibu yang memiliki bayi usia
0–12 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 4 kader di Desa Paripurno. Pengamatan
dilakukan saat terselenggaranya acara Posyandu, serta kunjungan ke rumah responden. Survei
36
yang berupa pengisian dan/atau wawancara juga dilakukan terhadap 1 bidan desa yang bertugas
di Desa Paripurno.
1. Hasil Survei pada Responden Ibu
a. Hasil kuisioner responden ibu
Tabel 5. Data Umum Responden Ibu1 2 3 4
Nama Ny. U Ny. A Ny. AW Ny. SUmur 21 tahun 27 tahun 33 tahun 32 TahunJumlah Anak 1 2 3 3Pendidikan SMP SD SMP SDPekerjaan Ibu Rumah
TanggaIbu Rumah Tangga
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Penghasilan/bulan < Rp.750.000 < Rp.500.000 < Rp.1.000.000 Rp.500.0000
Tabel 6. Hasil Kuisioner Responden IbuNo Pertanyaan Jawaban Hasil
Pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif
1 2 3 4
1. Apakah ibu mengetahui ASI
eksklusif?
a. Memberikan hanya ASI
tanpa pemberian
makanan dan minuman
tambahan lain kepada
bayi sejak lahir sampai
usia 6 bulan
X X X75%
b. Memberikan ASI
dengan pemberian
makanan dan minuman
tambahan lain kepada
bayi sejak lahir sampai
usia 2 tahun
0%
37
c. Tidak tahu mengenai
ASI eksklusifX 25%
2. Menurut ibu, sampai usia
berapa bayi harus diberikan
ASI saja?
a. 6 bulan X X X X 100%
b. > 12 bulan 0%
c. Tidak tahu 0%
3 Menurut ibu, apakah
kandungan susu formula
bisa menyamai kandungan
gizi ASI?
a. Ya X 25%
b. Tidak X X X 75%
4 Menurut ibu, apa keunggulan ASI?a. Mudah dicerna oleh
bayiX X X 75%
b. Lebih ekonomis X 25%
c. ASI mengandung zat antibodi agar bayi tidak mudah sakit
X 25%
d. Benar semua X 25%
5 Menurut ibu, apa manfaat dari menyusui?a. Lebih mudah
pemberiannyaX X 40%
b. Mempererat hubungan kasih saying ibu dan anak
X X X X 40%
c. Mencegah obesitas pada bayi
0%
d. Tidak tahu 20%
6 Darimana ibu tahu tentang ASI?a. Buku KIA 0%
38
b. Bidan X X X X 100%
c. Kader 0%
d. Media elektronik/ cetak
0%
7 Apa kerugian pemberian susu formula?a. Menimbulkan alergi 0%
b. Lebih mahal dibandingkan ASI
75%
c. Tidak ada kerugian X X X X 25%
Status ASI Eksklusif
1 Apakah ibu memberikan ASI eksklusif?a. Ya 0 %
b. Tidak X X X X 100 %
2 Mulai usia berapa bayi ibu diberikan makanan dan minuman selain ASI?a. > sama dengan 6
bulan0 %
b. 4 – 6 bulan X 25%
c. 2 – 4 bulan X 25%
d. 0 – 2 bulan X X 50%
3 Makanan atau minuman apa saja yang diberikan?a. Susu formula, bubur
bayiX X X X 100%
b. Buah 0%
c. Nasi, roti, makanan olahan lainnya
0%
4 Mengapa ibu memberikan makanan/minuman tersebut?a. ASI sedikit X 100%
b. Ibu bekerja X X X 0%
c. Anjuran keluarga 0%
39
5 Apakah air susu keluar lancar?a. Ya X X X 75%
b. Tidak X 25%
6 Walaupun anak ibuberhenti diberikan ASI, apakah ASI ibu tetap keluar? dan apakah tetap diberikan susu formula?a. Ya X X X X
b. Tidak
Tenaga Kesehatan
1 Sewaktu ibu hamil, apakah rutin memeriksakan kehamilan?c. Ya X X X X 100%
d.Tidak
2 Dimana ibu memeriksakan kandungan?a. Puskesmas X X X X 100%
b. Rumah bidan 0%
c. Rumah sakit/dokter
3 Sewaktu ibu memeriksakan kehamilan, apakah petugas kesehatan memberikan penjekasan ASI dan menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusifa. Ya X X X X 100%
b. Tidak 0%
3 Apakah ibu mendapat perawatan payudara saat hamil
a) a. Ya X X X X 100%
40
b) b. Tidak
4c) Dimana ibu melahirkan?
d) a. Puskesmas 0%
e) b. Rumah bidan X X 100%
f) c. Rumah sakit/dokter X X
5 Kapan ibu pertama kali menyusui bayi yang baru lahir?a. 0 – 30 menit setalah
kelahiranX X X X 100%
b. 6 - 24 jam setelah kelahiran
0%
c. lebih dari 24 jam setelah kelahiran
0%
d. Tidak 0 %
6 Apakah di posyandu terdapat poster/brosur tentang ASI eksklusif?a. Ya 0%
g) b. Tidak X X X X 100%
7 Apakah di posyandu pernah diadakan penyukuhan khusus tentang ASI eksklusif?
h) a. Ya X X X X 100%
i) b. Tidak 0%
8 Apakah ibu diajarkan mengenai perawatan payudara?
j) a. Ya X X X X 100%
k) b. Tidsk 0%
9 Darimana ibu mendapat informasi tentang IMD
l) a. Tenaga kesehatan
m) b. Tetangga
n) c. Tidak tahu
41
Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh 4 responden ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif kepada anaknya, didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Dari segi tingkat pengetahuan sekitar 75% responden ibu memiliki pengetahuan yang
baik, sedangkan 25% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup.
b. 75 % responden ibu mengetahui tentang ASI eksklusif dari bidan dan 25% responden
ibu mengetahui tentang ASI eksklusif dari bidan.
c. 100% dari responden ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan memberikan susu
formula dan bubur bayi kepada bayinya.
d. 25% responden ibu ASI-nya tidak keluar secara lancar.
e. 100% responden ibu menyusui anaknya.
f. 100% responden ibu yang melakukan IMD.
g. Hasil wawancara dengan responden
Selain pengisian kuisioner juga dilakukan wawancara kepada responden ibu.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai ASI
eksklusif sudah baik namun motivasi dari ibu sendiri belum cukup. Dari hasil
wawancara juga digali alasan kenapa responden tidak memberikan ASI eksklusif,
yaitu sebagai berikut:
1. Karena saya kesulitan apabila harus selalu menyusui anak sambil bekerja jaga
warung/angkat batu bata.
2. Karena anak saya saat lahir bobotnya kurang yaitu 2,1 kg saja, jadi saya
memberikan susu formula untuk mempercepat pertambahan bobot anak saya.
3. Anak saya masih rewel jika hanya diberikan ASI saja, jadi saya merasa tidak
cukup jika anak saya diberiksan ASI saja.
2. Hasil kuisioner bidan desa
42
Tabel 8. Hasil Kuisioner Bidan DesaNo Pertanyaan Jawaban Hasil1 Sewaktu ibu memeriksakan kehamilan kepada anda, apakah anda memberikan
penjelasan mengenai ASI dan menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif?a. Ya X 100%b. Tidak 0%
2 Apakah ibu mendapatkan perawatan payudara dan diajarkan perawatan payudara oleh anda saat hamil?a. Ya X 100%b. Tidak 0%
3 Kapan pertama kali ibu menyusui bayi yang baru lahir?a. 0 – 30 menit X 100%b. 6 – 24 jam 0%c. Lebih dari 24 jam 0%
4 Setalah ibu melahirkan, apakah anda memberikan penjelasan mengenai ASI dan menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif?a. Ya X 100%b. Tidak 0%
5 Apakah di posyandu terdapat poster/ brosur tentang ASI eksklusif?a. Ya 0%b. Tidak X 100%
6 Apakah di posyandu pernah diadakan penyuluhan khusus tentang ASI eksklusif?a. Ya X 100%b. Tidak 0%
a. Hasil wawancara dengan bidan desa
Dari hasil wawancara dengan bidan desa didapatkan bahwa hanya terdapat satu
bidan desa di Desa Paripurno yaitu Ibu Bidan Himatul dan tidak terdapat poster ASi
eksklusif di posyandu. Wawancara yang dilakukan kepada bidan desa adalah sebagai
berikut:
Tabel 9. Hasil Wawancara Bidan Desa
No. Topik Pertanyaan Jawaban1 Man Siapa saja yang terlibat saat
melakukan penyuluhan mengenasi ASI eksklusif?
- Yang melakukan penyuluhan saya dibantu oleh para kader.
Berapa jumlah kader di Desa Paripurno?
- Jumlah kader di Desa Paripurno ada 28 dan mereka semua aktif.
Apakah ada pembinaan kader? - Pembinaan dilakukan setiap bulan saat pertemuan kader
43
rutin dirumah salah satu kader.
Siapa saja yang melakukan pendataan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif?
- Saya punya buku dan saya beri kode khusus untuk A0-A6.
2 Money Dana yang diperlukan untuk penyuluhan ASI eksklusif didapatkan dari mana?
- Untuk kelas ibu hamil dan posyandu dananya dari BOK Puskesmas dan kas warga.
3 Method Apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno?
- Selama ini yang dilakukan ialah penyuluhan kepada para ibu serta pencatatan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Penyuluhan dilakukan saat ANC, saat partus, saat IMD, saat PNC, saat kunjungan neonatus, dan posyandu ibu dan anak.
4 Material Dimana dilakukan penyuluhan ASI eksklusif?
- Penyuluhan dilakukan di Posyandu.
5. Machine Apakah tersedia poster/brosur/ pamflet di Posyandu mengenai ASI eksklusif?
- Pihak puskesmas sudah memberikan poster karena posyandu di adakan di rumah warga jadi tidak ditempel.
Apakah tersedia buku dan alat tulis untuk pendataan?
- Buku dan alat tulis untuk pendataan ada.
6 P1 Apakah penyuluhan sudah dijadwalkan?
- Untuk penyuluhan pada pelayanan posyandu ibu dan anak dan kelas ibu hamil sudah terjadwal. Tapi untuk kunjungan rumah terhadap bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif belum terjadwal.
7 P2 Apa saja kegiatan yang berhubungan dengan ASI eksklusif yang sudah dilaksanakan di Desa Paripurno?
- Yang sudah dilaksanakan ialah penyuluhan dan pendataan saat pelayanan posyandu tiap bulan, penyuluhan di kelas ibu hamil, dan penyuluhan setiap ANC/ partus/ IMD/ PNC.
Apakah dilakukan kunjungan rumah terhadap ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif?
- Tidak. Bila ibu datang ke posyandu atau praktek saya maka baru saya berikan penyuluhan.
Apakah perawatan payudara dilakukan untuk ibu yang ASInya kurang lancar?
- Bila pasien datang ke posyandu atau praktek akan diajarkan. Untuk ibu yang ASInya tidak lancar
44
dilakukan perawatan payudara oleh saya.
Apakah ibu yang bekerja diajarkan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI?
- Iya diajarkan cara pemerasan ASI, dan cara penyimpanannya
8 P3 Bagaimana cara pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapat ASI eksklusif?
- Pencatatan dibuat oleh saya nanti setiap bulan dataya saya laporkan ke puskesmas berapa yang A0, A1, A2 dan seterusnya. Ada kode khususnya.
Apakah setiap bayi tercatat status ASI eksklusifnya?
- Yang saya catat hanya yang datang ke Posyandu dan ke praktek saya.
Apakah diadakan pertemuan untuk mengevaluasi cakupan ASI eksklusif?
- Setiap bulan rutin diadakan pertemuan kader. Disitu dibahas tentang yang masih bermasalah dan cara penyelesainnya, termasuk mengenai ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bidan desa diketahui bahwa sudah
rutin diadakan penyuluhan yang sifatnya perorangan yaitu pada saat diadakan ANC, pada saat
mengadakan pelayanan di posyandu untuk ibu dan anak setiap bulan, setelah partus, dan saat
melakukan IMD. Selain itu, juga sudah diadakan penyuluhan khusus yaitu di kelas ibu hamil.
3. Hasil Survei pada Kader Desa Paripurno
Tabel 10. Hasil Kuisioner Kader
No Pertanyaan Jawaban Hasil1 2 3
1 Apakah kader mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif untuk ibu dan bayi?a. Ya X X X 100%b.Tidak 0%
2 Apakah ibu pernah melakukan penyuluhan atau menjelaskan kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya?a. Pernah X X X 100%
45
b. Tidak pernah 0%3 Dalam bentuk apa
penyuluhan diberikan?a. Pribadi X X 66,67%b. Penyuluhan khusus X 33.33%
4 Apakah anda selalu memberikan penyuluhan pada setiap ibu hamil yang memeriksakan kandungannya ke posyandu?a. Ya X 33,33%b. Tidak X X 66,67%
5 Tahukah anda kapan makanan pendamping ASI diberikan?a. < 6 bulan X X 33,33%b. > 6 bulan X 66,67%
Hasil pengisian kuisioner oleh kader menunjukkan bahwa pengetahuan kader
terhadap manfaat ASI eksklusif baik yaitu sebanyak 100%. Namun, pengetahuan kader
terhadap pengertian pelaksanaan ASI eksklusif kurang, dimana 33,33% dari kader tidak
mengetahui kapan makanan pendamping ASI diberikan. Peran serta kader dalam
penyuluhan untuk memberikan ASI sebanyak 100% dan 33,33% tidak selalu memberikan
penyuluhan mengenai ASI kepada ibu hamil yang datang untuk ANC di posyandu.
a. Hasil wawancara dengan kader
Wawancara dilakukan untuk melihat peran serta kader dalam hal penyuluhan
mengenai ASI eksklusif serta dalam hal pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa kader tidak secara aktif melakukan penyuluhan
kepada ibu hamil dan ibu melahirkan mengenai ASI eksklusif. Penyuluhan pribadi
dilakukan oleh kader yaitu pada saat pelayanan ibu dan anak diadakan di posyandu.
Penyuluhan khusus dilakukan bila ada ajakan dari bidan desa. Sebenarnya para kader
beranggapan bahwa selain bidan desa, kader pun harus ikut andil dalam penyuluhan
mengenai ASI eksklusif untuk peningkatan kesehatan bayi di desa tersebut. Dalam hal
pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif, kader membantu mendata ibu yang
46
memiliki anak dan membawa anaknya datang untuk diperiksa di posyandu namun tidak
ada catatan khusus apakah ibu tersebut memberikan ASI eksklusif atau tidak.
4. Hasil Wawancara dengan Koordinator Gizi
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan koordinator gizi yaitu Ibu Wahyu
diketahui bahwa peran gizi dalam meningkatkan cakupan bayi ialah dengan mengadakan
penyuluhan kepada bidan desa di puskesmas Salaman I sedangkan penyuluhan khusus
tentang ASI Eksklusif sudah dilaksanakan dan hanya dilaksanakan ditingkat desa oleh
bidan desa masing-masing sewaktu posyandu. Penyuluhan mengenai ASI eksklusif dirasa
sudah cukup namun harus ada motivasi dari masing-masing ibu untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi mereka. Selain itu juga diperlukan dukungan keluarga baik motivasi
maupun pembagian kerja rumah tangga sehingga ASI eksklusif dapat terlaksana.
BAB VII
PEMBAHASAN
A. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
47
Upaya penyelesaian masalah dari hasil cakupan kegiatan Puskesmas yang belum
memenuhi target tersebut dapat dinilai dari penyebab masalah yang menyebabkan munculnya
permasalahan di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Tabel 11. Penyebab Masalah
Input Kelebihan Kekurangan
Man Terdapat 1 bidan desa dan 28 kader
aktif, tetapi yang diwawancarai hanya
3 yang tersebar di wilayah kerja Desa
Paripurno
- Masih kurangnya pemahaman kader
tentang ASI eksklusif
Money Tersedianya dana bantuan operasional
kesehatan
- Tidak bermasalah
Method Pemberian informasi dan edukasi
secara lisan oleh bidan kepada ibu-ibu
saat ANC, PNC, kunjungan neonatus,
posyandu.
- Kurangnya promosi dengan
menggunakan alat bantu (seperti poster,
pamflet, brosur, dll) tentang ASI
eksklusif di sarana kesehatan.
Material - Terdapat rumah warga yang
dimanfatkan untuk Posyandu
- Terdapat 1 tempat praktek bidan di
Desa Paripurno
- Tidak terdapat gedung khusus yang
dapat digunakkan untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan posyandu.
Machine - Tersedia buku dan alat tulis untuk
melakukan pencatatan terhadap bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif.
- Tidak adanya media promosi seperti
poster, pamflet, dan sebagai sarana
edukasi yang menarik mengenai ASI
eksklusif.
Proses Kelebihan Kekurangan
Perencanaan
(P1)
Tersedianya jadwal rutin pelayanan
Posyandu setiap bulan (ikut dalam
kegiatan di Puskesmas, Posyandu, ANC,
Kunjungan neonatus)
- Tidak ada penjadwalan
untuk kegiatan penyuluhan
mengenai ASI eksklusif
untuk ibu-ibu hamil dan
48
menyusui di Desa
Paripurno
Pelaksanaan
dan
Pergerakkan
(P2)
Jadwal pelayanan di Posyandu sesuai
dengan perencanaan
- Belum ada kunjungan
rumah terhadap bayi yang
tidak mendapatkan ASI
eksklusif
Pengawasan,
Pengendalian,
dan Penilaian
(P3)
Pelaporan mengenai cakupan ASI
Eksklusif oleh bidan desa kepada
pemegang program
- Tidak ada masalah
Dari tabel diatas dapat disumpulkan dalam diagram berupa fish bone sebagai berikut:
49
Lingkungan Kelebihan Kekurangan
Lingkungan Adanya warga masyarakat yang sukarela
menjadi kader Posyandu di
lingkungannya
Terjangkaunya pelayanan Posyandu di
wilayah tempat tinggal masyarakat
- Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran ibu
mengenai pentingnya
pemberian ASI eksklusif
- Ketidakpercayaan diri para
ibu apabila hanya
memberikan ASI saja
tanpa disertai makanan
tambahan kepada bayinya
masih dirasa kurang
50