isi tm tami juni 2015

73
A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah masalah gizi yang banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Terdapat berbagai penyebab masalah gizi ini, diantaranya adalah makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. 1,2 (JEJE DUDI) Berdasarkan laporan WHO dan UNICEF 2003, 60% kematian balita berkaitan dengan keadaan kurang gizi, dimana 2/3 kematian tersebut berkaitan dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Maka dari itu, WHO dan UNICEF merekomendasikan optimal feeding pada bayi dan anak usia 0-24 bulan yang terdiri dari inisiasi menyusu dini (IMD) dalam 1 jam setelah bayi lahir, ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia 1

Upload: utami-ningsih

Post on 11-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas mandiri

TRANSCRIPT

Page 1: ISI TM Tami Juni 2015

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Salah

satu masalah kesehatan di Indonesia adalah masalah gizi yang banyak ditemukan

pada bayi dan anak yang masih kecil. Terdapat berbagai penyebab masalah gizi

ini, diantaranya adalah makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI)

banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak

memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang

negatif dipandang dari segi gizi. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan

kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih

bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan

kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI

semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan

persiapan generasi penerus di masa depan.1,2 (JEJE DUDI)

Berdasarkan laporan WHO dan UNICEF 2003, 60% kematian balita

berkaitan dengan keadaan kurang gizi, dimana 2/3 kematian tersebut berkaitan

dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Maka

dari itu, WHO dan UNICEF merekomendasikan optimal feeding pada bayi dan

anak usia 0-24 bulan yang terdiri dari inisiasi menyusu dini (IMD) dalam 1 jam

setelah bayi lahir, ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan, dan

pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan sementara ASI

masih terus diberikan sampai anak berumur 24 bulan. Pemberian ASI eksklusif

membantu menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang parah karena

ASI murah dan merupakan makanan dengan zat gizi yang baik untuk

kelangsungan hidup anak selama 6 bulan pertama kehidupan. Pemberian ASI

eksklusif juga dapat membantu mengurangi tingkat kematian anak karena dapat

menurunkan kejadian serta keparahan berbagai penyakit infeksi dan diketahui

menurunkan kematian anak hingga 13%. Selain itu, pemberian ASI eksklusif

dapat meningkatkan kesehatan ibu karena menyusui menurunkan risiko

perdarahan saat persalinan, menurunkan risiko kanker

payudara/ovarium/endometriosis, menurunkan risiko kehamilan karena dapat

1

Page 2: ISI TM Tami Juni 2015

menjadi alat KB yang baik, dan juga dapat mengembalikan bentuk tubuh serta

uterus ibu sehingga dapat mencegah obesitas.7

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah terbaik yang dapat

diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkannya. Jika dipandang

dari sudut ekonomi, pemberian ASI juga sangat menguntungkan bagi keluarga

karena selain ekonomis, pemberiannya pun mudah serta dapat mencukupi seluruh

kebutuhan bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Selain itu, pemberian ASI eksklusif

juga dimaksudkan dalam rangka mencapai tujuan Millenium Development Goals

(MDGs) 2015, antara lain membantu mengurangi kemiskinan, mengurangi

kelaparan dan membantu mengurangi angka kematian anak.

Dari laporan yang ada dapat dijelaskan keadaan gizi masyarakat Jawa

Tengah yang tercermin dalam hasil penimbangan balita adalah sebagai berikut.

Data tahun 2010 menunjukkan jumlah balita yang ada 2.772.579, yang datang dan

ditimbang di Posyandu sebanyak 1.985.973 dengan rincian yang naik berat

badannya sebanyak 1.519.620 anak (76.52%) dan balita yang berada dibawah

garis merah (BGM) sebanyak 30.257 anak (1.52%). Cakupan bayi yang mendapat

ASI eksklusif di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 hanya 37,18%, masih

dibawah angka yang diharapkan. Data tersebut menunjukkan di Jawa Tengah

masih banyak balita yang status gizinya berada dibawah standar.3 (vanny)

Cakupan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif di Puskesmas Salaman I

dari Januari – Juni 2015 telah mencapai angka yang ditetapkan Dinas Kesehatan

Kabupaten Magelang 80 %. Namun, pada tingkat desa masih didapatkan masalah,

Desa Paripurno dipilih oleh penulis sebagai tempat untuk dilakukan survei karena

cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif masih rendah dengan angka

pencapaian yaitu 55,56%. Desa Paripurno ini menduduki peringkat ketiga

terendah setelah Desa Ngargoretno.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dibuat perumusan

masalah yaitu masih rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di

Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, apa yang

2

Page 3: ISI TM Tami Juni 2015

menyebabkan rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tersebut,

apa alternatif pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan

masalah tersebut?

C. TUJUAN PENELITIAN

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mencari dan

menganalisa penyebab masih rendahnya cakupan bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa

Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

2. Mengetahui penyebab dari faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di

Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

3. Menentukan alternatif pemecahan masalah mengenai rendahnya

cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa

Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

4. Membuat perencanaan yang akan dilakukan untuk

meningkatkan cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di

Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

D. MANFAAT KEGIATAN

Manfaat dari penelitian ini, antara lain

1. Memberikan tambahan data tentang cakupan pemberian ASI Eksklusif

di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang

3

Page 4: ISI TM Tami Juni 2015

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya bagi para ibu di

Desa Paripurno mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif

3. Masukan bagi Puskesmas Salaman I untuk pengambilan keputusan

dalam program gizi dan promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif.

4

Page 5: ISI TM Tami Juni 2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI ASI DAN ASI EKSKLUSIF

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-

garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan bagi

bayinya. Sedangkan ASI ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI)

saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup

obat.4-6 ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama.

B. MANFAAT ASI DAN MENYUSUI

Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian

ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui.5 Manfaat ASI bagi

bayi, antara lain:

a. ASI merupakan sumber gizi sempurna yang berguna untuk pertumbuhan dan

perkembangan kecerdasan bayi. Faktor pembentukan sel-sel otak terutama DHA

memiliki kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang

berbentuk cair) lebih banyak dari casein (protein utama dari susu yang berbentuk

gumpalan). Komposisi ini menyebabkan ASI mudah diserap oleh bayi.5

b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi sudah dibekali immunoglobulin

yang didapat dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini

akan turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah

yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan menurun,

sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul kesenjangan

immunoglobulin pada bayi, di sinilah ASI berperan. ASI mengandung zat kekebalan

tubuh yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan

5

Page 6: ISI TM Tami Juni 2015

jamur. Kolostrum mengandung zat immunoglobulin 10 - 17 kali lebih banyak dari

ASI.5

c. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak. Di dalam ASI terdapat

beberapa nutrien untuk pertumbuhan otak bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk

zat putih telur khusus, laktosa atau hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak

ikatan panjang, antara lain DHA dan AA yang merupakan asam lemak utama dari

ASI.4

d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang. Jalinan kasih sayang yang baik adalah

landasan terciptanya keadaan yang disebut secure attachment. Bayi yang mendapat

ASI secara eksklusif akan sering dalam dekapan ibu saat menyusui, mendengar detak

jantung ibu, dan gerakan pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan sering

merasakan situasi seperti saat dalam kandungan: terlindung, aman dan tenteram.5

Sedangkan manfaat menyusui bagi ibu, antara lain:

a. Mengurangi resiko kanker payudara. Ibu yang menyusui akan terhindar dari kanker

payudara sebanyak 20% - 30%. Berdasarkan penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu

menyusui dan 97.000 tidak menyusui kemungkinan kejadian kanker payudara lebih

rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui lebih dari 2 tahun ibu akan lebih jarang

menderita kanker payudara sebanyak 50%.7

b. Metode KB paling aman. Dari survei yang diadakan pada ibu di Nigeria dengan

menggunakan kuisioner diketahui bahwa jarak kelahiran anak lebih panjang pada ibu

yang menyusui secara ekslusif daripada yang tidak.5

c. Kemudahan dan kepraktisan dalam memberikan ASI. ASI dapat segera diberikan pada

bayi, segar, siap pakai serta mudah pada pemberiannya sehingga tidak terlalu

merepotkan ibu.5

d. Ekonomis. Dengan memberikan ASI, ibu tidak memerlukan untuk makanan bayi

sampai berumur 4 - 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah

tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.5

C. FISIOLOGI LAKTASI

6

Page 7: ISI TM Tami Juni 2015

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi mulai

mengisap ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut

dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan

refleks pengeluaran ASI atau disebut juga let down reflex.8

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini

dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI

maka ASI akan dikeluarkan dari sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung

saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hipofise anterior untuk memproduksi

hormon prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang

pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin.8

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut

dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan

melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli dan

memeras ASI keluar ke sinus laktiferus.8

Oksitosin dibentuk lebih cepat dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di

payudara akan mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan

menyusui (sebelum bayi mengisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi

mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi

ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek oksitosin

lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Sehingga dapat membantu

mengurangi perdarahan walaupun kadang mengakibatkan nyeri.8

D. PRODUKSI ASI

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. ASI stadium I (kolostrum)

Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari

hari pertama sampai hari ke empat yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya

7

Page 8: ISI TM Tami Juni 2015

dengan ASI matang dengan volume 150 – 300 ml/hari. Kolostrum berwarna kuning

keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum

merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang

baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang

mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarna hitam.5

2. ASI stadium II (ASI peralihan)

ASI ini diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh. Komposisi protein

semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan jumlah volume

ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang

semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan.5

3. ASI stadium III (ASI matur)

ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh sampai seterusnya. ASI matur

merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi

sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain

selain ASI.5

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI adalah:

1. Makanan atau asupan gizi

2. Ketentraman jiwa dan pikiran

Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan, dan

berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

3. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Ada pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-

ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya

agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan

selamat dan sehat sedangkan masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian,

sering makanan pertama yang diberikan justru susu formula atau susu sapi. Hal ini

8

Page 9: ISI TM Tami Juni 2015

memberikan kesan tidak mendidik pada ibu dan ibu selalu beranggapan bahwa susu

formula lebih dari ASI.

4. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi

pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah

produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI.

5. Perawatan payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan

mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. 9

F. VOLUME PRODUKSI ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai

menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat

menghasilkan 50 - 100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar

400 - 450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai

dengan menyusui bayinya selama 4–6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut

ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menurun

dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat

makanan tambahan.1,5

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh

adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15 - 25

menit. Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi rata-rata sekitar

700 - 800 ml ASI setiap hari.9 Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama

sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu

yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang

ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.6

9

Page 10: ISI TM Tami Juni 2015

Pada ibu - ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar

500 - 700 ml selama 6 bulan pertama, 400 - 600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300 - 500 ml

dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan

dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan

lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan

sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan

jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya.

Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya

berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda.9

G. KOMPOSISI ASI

ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang mendapat

cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang suhu udara panas.

Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental

dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang

mendapat susu formula. Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Board, National Research

Council Washington tahun 1989 diperoleh perkiraan komposisi kolostrum, ASI, dan susu sapi

untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:10

Tabel 1. Perbandingan Komposisi ASI dengan Susu Sapi

Komposisi Kolostrum, ASI, dan susu sapi untuk setiap 100 ml

Kolostrum ASI Susu Sapi

Energi (K Cal) Protein (g) - Kasein/whey - Kasein (mg) - Laktamil bumil (mg) - Laktoferin (mg) - Ig A (mg) Laktosa (g) Lemak (g)

582,3-

1402183303645,32,9

760,9

1 : 1,51871611671427,34,2

653,4

1 : 1,2----

4,83,9

10

Page 11: ISI TM Tami Juni 2015

Vitamin - Vit A (mg) - Vit B1 (mg) - Vit B2 (mg) - Asam Nikotinmik (mg) - Vit B6 (mg) - Asam pantotenik - Biotin - Asam folat - Vit B12 - Vit C - Vit D (mg) - Vit Z - Vit K (mg) Mineral - Kalsium (mg) - Klorin (mg) - Tembaga (mg) - Zat besi (ferrum) (mg) - Magnesium (mg) - Fosfor (mg) - Potassium (mg) - Sodium (mg) - Sulfur (mg)

1511,93075-

1830,060,050,055,9-

1,5-

39854070414744822

751440160

12-152460,60,10,15

0,040,251,5

354040100415571514

414314582643402,8,130,61,10,020,07

6

1301081470121201455830

H. PRINSIP PEMBERIAN ASI

Prinsip-prinsip pada pemberian ASI, antara lain susui bayi segera dalam 30-60 menit

setelah lahir, semakin sering menyusui semakin banyak ASI keluar, produksi ASI sama dengan

hukum demand on supply, pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah ASI,

dan ibu dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh karena itu perlu

mengetahui cara menyusui yang benar. 8, 9

A. IBU BEKERJA

11

Page 12: ISI TM Tami Juni 2015

Ibu bekerja dapat melakukan penyimpanan ASI karena ASI yang dikeluarkan dapat

disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat

penyimpanan.

1. Di udara terbuka/bebas : 6 - 8 jam

2. Di lemari es (4oC) : 24 jam

3. Di lemari pendingin/beku (-18oC) : 6 bulan

ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena kualitasnya akan

menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu

kamar, agar tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air

panas.10

J. KENDALA-KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Sebagian besar ibu memiliki kendala dalam pemberian ASI eksklusif untuk bayinya,

kendala-kendala tersebut, antara lain kurang dimengertinya konsep pentingnya ASI eksklusif

baik bagi ibu maupun tenaga kesehatan, adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI bentuk

payudara ibu akan berubah, kurangnya waktu bagi para wanita pekerja untuk memberikan ASI

secara langsung, dan tidak adanya sarana dan prasarana penunjang untuk memerah ASI dan tepat

penyimpanan ASI ditempat ibu bekerja.1, 6

K. INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

1. Definisi

Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi

mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan

menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara. IMD

disebut sebagai tahap keempat persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai 1 jam

setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan menengkurapkan bayi yang sudah

12

Page 13: ISI TM Tami Juni 2015

dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus di dada ibunya

segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dini dengan ibunya,

menemukan puting susu dan mendapatkan asupan kolostrum sebelum ASI keluar.11

Bayi menunjukan kesiapan untuk mulai menyusu setelah 30 - 40 menit setelah lahir.

Tanda-tanda kesiapan bayi untuk menyusu yaitu mengeluarkan suara kecil, menguap,

meregang, dan adanya pergerakan mulut. Selanjutnya menggerakan tangan ke mulut,

timbul refleks rooting. menggerakan kepala dan menangis sebagai isyarat menyusu dini.

Dengan indra peraba, penghidu, penglihatan, pendengaran, refleks bayi baru lahir bisa

menemukan dan menyentuh payudara tanpa bantuan. Hal ini dapat merevitalisasi pencarian

bayi terhadap payudara.11

2. Manfaat IMD bagi bayi dan ibu:

a. Meningkatkan refleks menyusu bayi secara optimal

Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks yaitu

refleks mencari (rooting reflex), refleks menghisap (sucking reflex), refleks menelan

(swallowing reflex) dan bernafas. Menurut hasil penelitian, bayi baru lahir setelah

dikeringkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu, diletakan di dekat puting susu ibunya

segera setelah lahir, memiliki respon menyusu lebih baik. Apabila dilakukan

tindakan terlebih dahulu seperti ditimbang, diukur atau dimandikan, refleks menyusu

akan hilang 50%, apalagi setelah dilahirkan dilakukan tindakan dan dipisahkan, maka

refleks menyusu akan hilang 100%.11

b. Menurunkan angka kejadian hipotermia

Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa.

Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan kehilangan panas

pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin dengan

suhu 20 - 25°C, suhu kulit tubuh bayi akan turun 0,3°C, suhu tubuh bagian dalam

turun 0,1°C/menit. Selama periode dini setelah bayi lahir, biasanya berakibat

kehilangan panas komulatif 2 - 3°C. Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi,

konduksi, radiasi, dan evaporasi. Kulit ibu berfungsi sebagai incubator, karena kulit

ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu kulit ibu 1°C lebih tinggi dari ibu

13

Page 14: ISI TM Tami Juni 2015

yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hipotermi, dengan

terjadi skin to skin contact secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 2°C.

Sebaliknya apabila bayi mengalami hipertermi, suhu kulit ibu akan turun 1°C.11

c. Menurunkan angka kejadian asfiksia

Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi menjadi lebih tenang. Hal ini akan

membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil.11

d. Menurunkan angka kejadian hipoglikemia

Menyusui dini membuat bayi menjadi tenang dan frekuensi menangis kurang

sehingga mengurangi pemakaian energi. Penelitian membuktikan bahwa bayi yang

melakukan IMD memiliki tingkat gula darah yang lebih baik daripada bayi baru lahir

yang dipisahkan dari ibunya.11

e. Meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin

Melalui sentuhan, emutan, dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan

merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang penting. Selain itu gerakan kaki

bayi pada saat merangkak di perut ibu akan membantu melakukan massage uterus

untuk merangsang kontraksi uterus. Oksitosin akan menyebabkan uterus berkontraksi

sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi terjadinya perdarahan post

partum. Oksitosin akan merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang,

rileks, euphoria, meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya. Oksitosin

merangsang pengaliran ASI dari payudara.11

f. Memfasilitasi bonding attachment

Bonding atau ikatan batin menunjukan perjalinan hubungan orang tua dan bayi

pada saat awal kelahiran. Sebagai individu, orang tua akan mengembangkan

hubungan kasih sayang dengan bayi menurut gaya dan cara mereka. Jam pertama

merupakan saat peka dimana kontak pertama akan mempermudah jalinan batin. Sifat

dan tingkah laku jalinan saling berhubungan yang tercipta antara ibu dan bayi sering

berupa sentuhan halus ibu dengan ujung jarinya pada anggota gerak dan wajah bayi

serta membelai dengan penuh kasih sayang. Sentuhan pada pipi akan

membangkitkan respon berupa gerakan memalingkan wajah ke ibu untuk

14

Page 15: ISI TM Tami Juni 2015

mengadakan kontak mata dan mengarah ke payudara disertai gerakan menyondol dan

menjilat puting susu selanjutnya menghisap payudara. Kontak pertama ini harus

berlangsung pada jam pertama setelah kelahirannya. Bayi baru lahir matanya terbuka

lebih lama daripada hari-hari selanjutnya, sehingga paling baik untuk memulai

perlekatan dan kontak mata antara ibu dan bayi.11

L. LANGKAH KEGIATAN DALAM MANAJEMEN LAKTASI

1. Masa kehamilan (antenatal) 4, 9

a. Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai manfaat dan keunggulan

ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara pelaksanaan

manajemen laktasi.

b. Meyakinkan ibu hamil agar mau dan mampu menyusukan bayinya. Untuk ibu yang

bekerja atau sakit dimotivasi untuk tetap memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

atau setidaknya memberikan ASI eksklusif melalui botol yang disimpan di

pendingin.

c. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan, dan payudara, disamping itu perlu

juga dipantau kenaikan berat badan ibu selama kehamilan.

d. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk mencegah

kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan

trimester ke-2 menjadi 1-2 kali porsi makanan lebih banyak daripada saat sebelum

hamil untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.

e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Pentingnya perhatian keluarga

khususnya suami terhadap istri yang sedang hamil.

f. Melakukan perawatan payudara dan mengajarkan ibu hamil bagaimana langkah-

langkah perawatan payudara.

g. Mengajarkan masase payudara dan cara memerah ASI.

2. Saat segera setelah bayi lahir 4, 9

a. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai

kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi.

15

Page 16: ISI TM Tami Juni 2015

b. Membantu kontak langsung bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa aman dan

kehangatan.

3. Masa neonatus

a. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI eksklusif tanpa diberi minum apapun.

b. Ibu selalu dekat dengan bayi atau dirawat gabung.

c. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).

d. Melaksanakan cara menyusui yang baik dan benar.

e. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap mendapat

ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar produksi ASI tetap

lancar.

f. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu kurang dari

30 hari setelah melahirkan.

4. Masa menyusui selanjutnya (postnatal)

a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya

memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lainnya.

b. Memerhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui perlu makan 1 ½ kali

lebih banyak dari biasanya (4-6 piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.

c. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1 - 2 jam), menjaga ketenangan pikiran dan

menghindarkan kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.

d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang

keberhasilan menyusui.

e. Mengatasi apabila ada masalah menyusui (payudara bengkak, puting lecet, bayi tidak

mau menyusu, dll).

f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi berumur 6

bulan. Selain ASI berikan makan pendamping ASI yang cukup baik kualitas maupun

kuantitasnya.

M. BIDAN DESA

16

Page 17: ISI TM Tami Juni 2015

Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja

1 dan 2 desa dan harus bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Tugas pokok

bidan desa adalah:12

1. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan

prioritas masalah kesehatan yang di hadapinya, sesuai dengan kewenangan yang

dimiliki dan diberikan.

2. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh

kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup sehat.

Adapun fungsi bidan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, menangani

persalinan, pelayanan KB, dan pengayoman medis kontrasepsi.

2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, yang

sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.

3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.

4. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan.

5. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya

masyarakat.

6. Melakukan rujukan medis kesehatan ke puskesmas kecuali dalam keadaan darurat

harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.

7. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi

serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan

kemampuan.

Kegiatan bidan yang ditempatkan di desa ialah sebagai berikut:12

1. Mengenali wilayah, struktur kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta sistem

pemerintahan desa.

2. Mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan

untuk merencanakan penanggulangannya.

17

Page 18: ISI TM Tami Juni 2015

3. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan

melaksanakan pertemuan tingkat desa, SMD, dan MMD yang diikuti dengan

menghimpun dan melatih kader sesuai kebutuhan.

4. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan langsung di

meja 5 pada setiap kegiatan posyandu.

5. Melaksanakan pembinaan anak prasekolah di TK dan masyarakat.

6. Memberikan pertolongan persalinan.

7. Memberikan pertolongan pada orang sakit, kecelakaan, dan kedaruratan.

8. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di wilayah

kerja bidan.

9. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan dan

membantu mendeteksi dini ibu hamil resiko tinggi.

10. Membina dan melatih ketua kelompok dasawisma dalam bidang kesehatan secara

berkala sesuai dengan kebutuhan setempat.

11. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah

kerjanya.

12. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala kepada

Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan.

13. Bekerja sama dengan rekan puskesmas dan tenaga sektor lain yang ada di desa.

14. Menghadiri rapat lokakarya mini puskesmas setiap bulan.

15. Melaksanakan upaya kesehatan sekolah di wilayah kerjanya.

16. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan perawatan/pengobatan

tindak lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk oleh puskesmas

N. KADER KESEHATAN MASYARAKAT

Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader. Kader

adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja

secara sukarela.13

18

Page 19: ISI TM Tami Juni 2015

Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:

1. Melaksanan pendaftaran.

2. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.

3. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan.

4. Memberikan penyuluhan.

5. Memberi dan membantu pelayanan.

6. Merujuk.

Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB - kesehatan adalah:

a. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi, dan mengajak ibu-ibu

untuk datang pada hari kegiatan Posyandu.

b. Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan

permasalahan yang ada, antara lain pemberantasan penyakit menular, penyehatan

rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air

bersih, menyediakan sarana jamban keluarga, pembuatan sarana pembuangan air

limbah, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K, dana sehat, dan

kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

O. DEFINISI PENGETAHUAN DAN PERILAKU

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan

rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari. Secara etimologi

pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam

Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah

19

Page 20: ISI TM Tami Juni 2015

kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Pengetahuan itu adalah

semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses

dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat, dijelaskan bahwa pengetahuan

adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya

sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memilliki yang diketahui

(objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu

menyusun yang diketehui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.14

b. Tingkat pengetahuan

Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang

mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut:14

1. Tahu (Know): Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari,

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan, dan mengatakan.

2. Memahami (Comprehension): Kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Aplikasi (Application): Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip, dan

sebagainya.

4. Analisis (Analysis): Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, dan

memisahkan.

5. Sintesis (Synthesis): Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam

bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

20

Page 21: ISI TM Tami Juni 2015

6. Evaluasi (Evaluation): Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu

materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria yang sudah ada.

c. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan-tingkatan berikut:

1. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100%

2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60% - 75%

3. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

2. Perilaku

a. Definisi perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert Kwick

(1974), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati

bahkan dapat dipelajari. Menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai

suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Faktor-faktor yang

membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.

Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:14

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan

yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini

merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

P. ANALISIS MASALAH

21

Page 22: ISI TM Tami Juni 2015

INPUTMan

MoneyMethodMaterialMachine

PROSESP1P2P3

OUTPUT OUTCOME

IMPACT

LINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari

kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan

sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan

rendahnya cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka pelayanan

kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:15

Gambar 1. Analisis Penyebab Masalah Dengan Pendekatan Sistem

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar

minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka

pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan

pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input, lingkungan, maupun proses.

1. Kerangka pikir pemecahan masalah

a. Identifikasi masalah merupakan menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang

ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.

Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur

hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi,

22

Page 23: ISI TM Tami Juni 2015

5. Penentuan rencana penerapan

6.Monitoring dan evaluasi

1. Identifikasi Masalah

2. Menentukan penyebab masalah

4. Penetapan pemecahan masalah terpilih

dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah

ditetapkan.

b. Menentukan penyebab masalah yang diperoleh dari data atau konfirmasi dan

pengamatan.

c. Menentukan alternatif pemecahan masalah.

d. Penetapan pemecahan masalah terpilih dilakukan setelah alternatif pemecahan

masalah ditentukan. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan kriteria

matriks untuk menentukan/memilih pemecahan terbaik.

e. Penyusunan rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (plan

of action atau rencana kegiatan).

f. Monitoring dan evaluasi. Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan

pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan

menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

Berikut merupakan gambaran dari siklus pemecahan masalah:

Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah

23

3. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Page 24: ISI TM Tami Juni 2015

MASALAH

PROSESLINGKUNGAN

P1

P2P3

INPUT

MONEYMAN

MACHINE

METHOD

MATERIAL

1. Analisis penyebab masalah

Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah

pendapat dengan petugas kesehatan. Hasil konfirmasi merupakan penyebab paling mungkin yang

akan dituangkan dalam diagram Fish bone sebagai kerangka pendekatan sistem, seperti yang

tampak pada gambar dibawah ini:15

Gambar 3. Diagram Fish Bone

2. Penentuan alternatif pemecahan masalah

24

Page 25: ISI TM Tami Juni 2015

Setelah melakukan analisis penyebab maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif

pemecahan masalah.15

3. Penentuan pemecahan masalah dengan kriteria matriks menggunakan rumus M x I x

V/C

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan

prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat

dilakukan dengan menggunakan metode kriteria matriks M x I x V/C. Berikut ini proses

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria

matriks:15

a. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang

dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan

dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.

b. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting cara

penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.

c. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif

bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.

d. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan

pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1 - 5.

Tabel 2. Kriteria Matriks

5. Pembuatan plan of action dan Gann chart

25

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1=Tidak magnitude 1=Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1=Sangat murah

2=Kurang magnitude 2=Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2=Murah

3=Cukup magnitude 3=Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3=Cukup murah

4= Magnitude 4=Penting 4 = Sensitif 4=kurang Murah

5=Sangat magnitude 5=Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5=Tidak murah

Page 26: ISI TM Tami Juni 2015

Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan pembuatan plan

of action serta Gann chart, halaman ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan.15

BAB III

ANALISIS MASALAH

Cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas Salaman I masih di bawah

angka yang diharapkan. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang menargetkan bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif adalah sebesar 80% dan cakupan bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif di Puskesmas Salaman I bulan Januari – Juni 2015 telah mencapai target yaitu 80%

(jumlah total bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dari data Puskesmas Salaman I di

Kecamatan Salaman dari bulan Januari – Juni 2015 ialah sebanyak 213 bayi dengan sasaran 319

bayi).

Di tingkat desa, didapatkan 6 (enam) desa dimana cakupan bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif masih kurang dari target 80%. Tabel berikut memuat cakupan bayi yang mendapatkan

ASI eksklusif di tingkat desa:

Tabel 3. Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Tingkat Desa Paripurno Bulan Januari – Juni 2015

No Nama Desa Sasaran Bayi Jumlah Bayi Mendapat ASI Eksklusif

Cakupan % Rangking Masalah

1 Salaman I 31 29 93,54% IX2 Kalisalak 36 29 80,55% VII3 Menoreh 39 21 53,84% II4 Kalirejo 38 28 73,68% IV

26

Page 27: ISI TM Tami Juni 2015

5 Paripurno 18 10 55,56% III6 Ngargoretno 27 10 37,04% I7 Ngadirejo 35 26 74,29% V8 Sidomulyo 39 34 87,18% VIII9 Kebonrejo 30 29 96,67% X10 Banjarharjo 9 7 77,77% VI

Desa Paripurno dipilih oleh penulis sebagai tempat untuk dilakukan survei karena cakupan

bayi yang mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno masih rendah yaitu hanya 55,56% Angka

cakupan di Desa Paripurno menduduki peringkat kedua terendah. Perhitungan jumlah cakupan

dan pencapaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno ialah sebagai berikut:

Jumlah cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Menoreh adalah:

Besar cakupan

Jumlah pencapaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno adalah:

Pencapaian ¿ Besar cakupanTarget Dinkes2014

x100 %

Karena pencapaian bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Paripurno kurang dari

100%, maka ditetapkan sebagai suatu masalah dan ditetapkan sebagai tempat untuk dilakukan

survei.

27

= Hasil kegiatan (bayi yang mendapat ASI eksklusif) x 100 %Sasaran (jumlah bayi usia 0-6 bulan)

= 10 x 100% = 55,56% 18

= 57,67 x 100% = 72,09% 80

Page 28: ISI TM Tami Juni 2015

BAB IV

KERANGKA PENELITIAN

A. KERANGKA TEORI

28

INPUT Man: Petugas

kesehatan (Koordinator gizi, bidan desa, dan kader)

Money: Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

Method: Penyuluhan ASI eksklusif dan pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif

Material: Tempat pelaksanaan program ASI eksklusif

Machine: Poster,

PROSES P1:

Perencanaan jadwal rutin dilakukannya program penyuluhan ASI ekslusif

P2: Pelaksanaan penyuluhan ASI eksklusif

P3: Pencatatan dan pelaporan ibu yang melaksanakan

Cakupan bayi yang mendapat ASI EKSKLUSIF

Page 29: ISI TM Tami Juni 2015

Gambar 4. Kerangka Teori

B. KERANGKA KONSEP

Gambar 5. Kerangka Konsep

29

LINGKUNGANIbu dan bayi usia 0 – 12 bulan

Cakupan pemberian ASI EKSKLUSIF di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang

Faktor Lingkungan:Ibu dan Bayi- Pendidikan- Pekerjaan- Pengetahuan tentang

ASI eksklusif- Perilaku menyusui- Sosial budaya

Koordinator Gizi, Bidan Desa, dan Kader- Tugas dan fungsi promosi- Tugas dan fungsi pelayanan- Sistem pencatatan dan

pelaporan- Jadwal kegiatan

Page 30: ISI TM Tami Juni 2015

BAB V

METODE PENELITIAN

A. JENIS DATA YANG DIAMBIL

Penelitian dilakukan di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,

provinsi Jawa Tengah pada tanggal 10 Agustus 2015 secara cross sectional dengan analisis

deskriptif menggunakan daftar pertanyaan terstruktur. Jenis data yang diambil adalah data primer

yang didapatkan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara kepada 4 responden yang

mempunyai bayi berusia 0-12 bulan, yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Data primer juga didapatkan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara kepada 4 orang

kader, 1 orang bidan desa yang bertugas di Desa Paripurno, dan pemegang program Gizi

Puskesmas Salaman I. Data sekunder didapatkan dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Puskesmas dan dari entry data Gizi Puskesmas Salaman I bulan Januari – Juni 2015. Setelah data

terkumpul, dilakukan hal sebagai berikut ini:

1. Data yang terkumpul diolah secara deskriptif untuk selanjutnya dilakukan analisis

masalah dan mencari penyebabnya melalui pendekatan sistem meliputi input, proses,

dan lingkungan.

2. Menentukan alternatif pemecahan masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas

pemecahan masalah dengan kriteria matriks.

30

Page 31: ISI TM Tami Juni 2015

3. Setelah didapatkan pemecahan masalah, lalu dibuat rencana kegiatan berdasarkan

pemecahan masalah yang terpilih.

4. Membuat plan of action (POA) dari rencana kegiatan berdasarkan pemecahan

masalah yang terpilih kemudian dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.

B. BATASAN JUDUL

Evaluasi kegiatan dengan judul “Rencana Peningkatan Cakupan Bayi Yang Mendapat ASI

Eksklusif di Wilayah Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Evaluasi

Program Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman I Periode Januari – Juni 2015”, memiliki

batasan-batasan sebagai berikut:

1. Rencana adalah kegiatan usaha yang akan dilaksanakan dalam waktu tertentu.

2. Cakupan adalah merupakan suatu total hasil kegiatan yang dilakukan per bulan yang

kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.

3. ASI ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja

kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman

tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, pisang, pepaya, bubur

susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim kecuali sirup obat.

4. Desa Paripurno merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

5. Januari – Juni 2015 merupakan periode yang berlangsung dalam kegiatan Puskesmas

Salaman I.

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di suatu desa. Tugas pokok bidan

desa adalah melaksanakan kegiatan Puskesmas di desa wilayah kerjanya, serta

menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh

kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup sehat. Fungsi dari bidan desa adalah

31

Page 32: ISI TM Tami Juni 2015

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, membina dan

memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi, membina kelompok

dasawisma di bidang kesehatan, membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan

lembaga swadaya masyarakat. Kegiatan bidan desa adalah mengenali wilayah, struktur

kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta sistem pemerintahan desa, mengumpulkan

dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan untuk merencanakan

penanggulangannya, memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan

pelayanan langsung di meja pada setiap kegiatan posyandu, menggerakkan masyarakat

agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah kerjanya, mencatat semua kegiatan

yang dilakukan dan melaporkan secara berkala kepada Kepala Puskesmas sesuai dengan

ketentuan.

2. Kader desa adalah laki-laki atau wanita yang tinggal di desa tersebut dan dipilih oleh

masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun

masyarakat serta untuk bekerja di tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Peran

kader desa adalah pelaku penggerak masyarakat dalam pendataan PHBS, kadarzi, dan

kondisi rumah, pengamatan sederhana berbasis masyarakat, membantu meningkatkan

PHBS, kadarzi, dan kesehatan lingkungan, membantu meningkatkan kesehatan ibu, bayi,

dan balita, serta membantu dalam penanggulangan kegawat-daruratan sehari-hari,

penyiapan untuk menghadapi bencana, dan pengelolaan pos kesehatan desa (poskesdes)

atau UKBM lainnya.

3. Koordinasi Gizi adalah koordinator di puskesmas yang melaksanakan kegiatan dan

mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas, memiliki fungsi melaksanakan

pemberian makanan tambahan, memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-

kasus kurang gizi, membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi,

memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi, melakukan pencatatan dan pelaporan,

melakukan pembagian vitamin A secara periodik, melakukan monitoring garam beryodium

secara periodik, melakukan pembinaan Posyandu, melakukan rujukan kasus gizi.

4. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok

orang.

32

Page 33: ISI TM Tami Juni 2015

5. Pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga).

6. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap,

tidak saja badan atau ucapan.

7. Sosial budaya adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi

nuraninya untuk kehidupan bermasyarakat.

8. ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada

bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman tambahan lain

seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur

nasi dan tim kecuali sirup obat.

9. Bayi adalah bayi yang berusia 0 – 12 bulan pada bulan Januari – Juni 2015.

10. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif di Desa Paripurno dengan jumlah total bayi yang terdapat di Desa Paripurno.

D. RUANG LINGKUP

1. Lingkup lokasi : Desa Paripurno , Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

2. Lingkup waktu : Januari – Juni 2015.

3. Lingkup sasaran : Ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Desa

Paripurno Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

4. Lingkup metode : Pengisian kuesioner, wawancara, dan pencatatan.

5. Lingkup materi : Evaluasi program cakupan bayi yang tidak

mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

E. FAKTOR-FAKTOR INKLUSI DAN EKSKLUSI

1. Kriteria inklusi:

33

Page 34: ISI TM Tami Juni 2015

a. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 12 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif yang

berada ditempat dan bersedia untuk mengisi kuesioner serta diwawancarai saat survei

dilakukan.

b. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 12 bulan yang tinggal dan tercatat di Desa Paripurno,

Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

2. Kriteria eksklusi:

a. Ibu yang memiliki bayi usia 0 – 12 bulan yang sedang tidak berada ditempat atau

tidak bersedia untuk mengisi kuesioner atau diwawancarai saat survei dilakukan.

b. Ibu yang memiliki bayi yang mendapat ASI eksklusif

BAB VI

HASIL PENELITIAN

A. DATA UMUM DESA PARIPURNO

1. Letak Wilayah

Desa Paripurno terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,

Provinsi Jawa Tengah. Terdapat tujuh dusun di Desa Paripurno, yaitu Dusun Sabrang,

Komboran, Kalisat, Kebon Mentok, Kayu Ares, Bandungan dan Gombong. Pelaksanaan

kegiatan survei dan intervensi dilakukan di tingkat Desa Paripurno.

34

Page 35: ISI TM Tami Juni 2015

Gambar 6. Peta Desa Paripurno

2. Batas Wilayah

Wilayah Desa Paripurno dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara : Desa Ngadirejo

b. Sebelah Timur : Desa Giri Purno Ngadiharjo

c. Sebelah Selatan : Desa Ngagoretno

d. Sebelah Barat : Desa Kalirejo

3. Luas Wilayah

Wilayah Desa Paripurno (data statistik 2012) adalah 367 ha.

4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Paripurno pada tahun 2014 adalah 3.687 jiwa. Terdiri dari

jenis kelamin laki-laki 1.663 jiwa dan perempuan 2.020 jiwa. (Sumber: Balai Desa

Paripurno)

5. Fasilitas Umum

35

Page 36: ISI TM Tami Juni 2015

Tabel. 4. Fasilitas Umum pada Desa Paripurno

No DUSUNRumah

SakitPuskes

masPuskesmas Pembantu

Posyandu

PKDBidan Praktek

Praktek dokter

1 Komboran - - - 1 - 1 -2 Kebon

Mentok - - -1

- - -

3 Kalisat - - - 1 1 - -4 Sabrang - - - 1 - - -5 Kayu Ares - - - 1 - - -6 Bandungan - - - 1 - - -7 Gombong - - - 1 - - -

JUMLAH - - - 7 1 1 -

B. HASIL SURVEI ASI EKSKLUSIF

Pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 2015, pukul 10:00 – 14:00 WIB telah dilakukan survei

ke Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Survei

dilakukan untuk mencari penyebab masalah terhadap 4 responden ibu yang memiliki bayi usia

0–12 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 4 kader di Desa Paripurno. Pengamatan

dilakukan saat terselenggaranya acara Posyandu, serta kunjungan ke rumah responden. Survei

36

Page 37: ISI TM Tami Juni 2015

yang berupa pengisian dan/atau wawancara juga dilakukan terhadap 1 bidan desa yang bertugas

di Desa Paripurno.

1. Hasil Survei pada Responden Ibu

a. Hasil kuisioner responden ibu

Tabel 5. Data Umum Responden Ibu1 2 3 4

Nama Ny. U Ny. A Ny. AW Ny. SUmur 21 tahun 27 tahun 33 tahun 32 TahunJumlah Anak 1 2 3 3Pendidikan SMP SD SMP SDPekerjaan Ibu Rumah

TanggaIbu Rumah Tangga

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Penghasilan/bulan < Rp.750.000 < Rp.500.000 < Rp.1.000.000 Rp.500.0000

Tabel 6. Hasil Kuisioner Responden IbuNo Pertanyaan Jawaban Hasil

Pengetahuan ibu tentang

ASI Eksklusif

1 2 3 4

1. Apakah ibu mengetahui ASI

eksklusif?

a. Memberikan hanya ASI

tanpa pemberian

makanan dan minuman

tambahan lain kepada

bayi sejak lahir sampai

usia 6 bulan

X X X75%

b. Memberikan ASI

dengan pemberian

makanan dan minuman

tambahan lain kepada

bayi sejak lahir sampai

usia 2 tahun

0%

37

Page 38: ISI TM Tami Juni 2015

c. Tidak tahu mengenai

ASI eksklusifX 25%

2. Menurut ibu, sampai usia

berapa bayi harus diberikan

ASI saja?

a. 6 bulan X X X X 100%

b. > 12 bulan 0%

c. Tidak tahu 0%

3 Menurut ibu, apakah

kandungan susu formula

bisa menyamai kandungan

gizi ASI?

a. Ya X 25%

b. Tidak X X X 75%

4 Menurut ibu, apa keunggulan ASI?a. Mudah dicerna oleh

bayiX X X 75%

b. Lebih ekonomis X 25%

c. ASI mengandung zat antibodi agar bayi tidak mudah sakit

X 25%

d. Benar semua X 25%

5 Menurut ibu, apa manfaat dari menyusui?a. Lebih mudah

pemberiannyaX X 40%

b. Mempererat hubungan kasih saying ibu dan anak

X X X X 40%

c. Mencegah obesitas pada bayi

0%

d. Tidak tahu 20%

6 Darimana ibu tahu tentang ASI?a. Buku KIA 0%

38

Page 39: ISI TM Tami Juni 2015

b. Bidan X X X X 100%

c. Kader 0%

d. Media elektronik/ cetak

0%

7 Apa kerugian pemberian susu formula?a. Menimbulkan alergi 0%

b. Lebih mahal dibandingkan ASI

75%

c. Tidak ada kerugian X X X X 25%

Status ASI Eksklusif

1 Apakah ibu memberikan ASI eksklusif?a. Ya 0 %

b. Tidak X X X X 100 %

2 Mulai usia berapa bayi ibu diberikan makanan dan minuman selain ASI?a. > sama dengan 6

bulan0 %

b. 4 – 6 bulan X 25%

c. 2 – 4 bulan X 25%

d. 0 – 2 bulan X X 50%

3 Makanan atau minuman apa saja yang diberikan?a. Susu formula, bubur

bayiX X X X 100%

b. Buah 0%

c. Nasi, roti, makanan olahan lainnya

0%

4 Mengapa ibu memberikan makanan/minuman tersebut?a. ASI sedikit X 100%

b. Ibu bekerja X X X 0%

c. Anjuran keluarga 0%

39

Page 40: ISI TM Tami Juni 2015

5 Apakah air susu keluar lancar?a. Ya X X X 75%

b. Tidak X 25%

6 Walaupun anak ibuberhenti diberikan ASI, apakah ASI ibu tetap keluar? dan apakah tetap diberikan susu formula?a. Ya X X X X

b. Tidak

Tenaga Kesehatan

1 Sewaktu ibu hamil, apakah rutin memeriksakan kehamilan?c. Ya X X X X 100%

d.Tidak

2 Dimana ibu memeriksakan kandungan?a. Puskesmas X X X X 100%

b. Rumah bidan 0%

c. Rumah sakit/dokter

3 Sewaktu ibu memeriksakan kehamilan, apakah petugas kesehatan memberikan penjekasan ASI dan menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusifa. Ya X X X X 100%

b. Tidak 0%

3 Apakah ibu mendapat perawatan payudara saat hamil

a) a. Ya X X X X 100%

40

Page 41: ISI TM Tami Juni 2015

b) b. Tidak

4c) Dimana ibu melahirkan?

d) a. Puskesmas 0%

e) b. Rumah bidan X X 100%

f) c. Rumah sakit/dokter X X

5 Kapan ibu pertama kali menyusui bayi yang baru lahir?a. 0 – 30 menit setalah

kelahiranX X X X 100%

b. 6 - 24 jam setelah kelahiran

0%

c. lebih dari 24 jam setelah kelahiran

0%

d. Tidak 0 %

6 Apakah di posyandu terdapat poster/brosur tentang ASI eksklusif?a. Ya 0%

g) b. Tidak X X X X 100%

7 Apakah di posyandu pernah diadakan penyukuhan khusus tentang ASI eksklusif?

h) a. Ya X X X X 100%

i) b. Tidak 0%

8 Apakah ibu diajarkan mengenai perawatan payudara?

j) a. Ya X X X X 100%

k) b. Tidsk 0%

9 Darimana ibu mendapat informasi tentang IMD

l) a. Tenaga kesehatan

m) b. Tetangga

n) c. Tidak tahu

41

Page 42: ISI TM Tami Juni 2015

Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh 4 responden ibu yang tidak memberikan ASI

eksklusif kepada anaknya, didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Dari segi tingkat pengetahuan sekitar 75% responden ibu memiliki pengetahuan yang

baik, sedangkan 25% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup.

b. 75 % responden ibu mengetahui tentang ASI eksklusif dari bidan dan 25% responden

ibu mengetahui tentang ASI eksklusif dari bidan.

c. 100% dari responden ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan memberikan susu

formula dan bubur bayi kepada bayinya.

d. 25% responden ibu ASI-nya tidak keluar secara lancar.

e. 100% responden ibu menyusui anaknya.

f. 100% responden ibu yang melakukan IMD.

g. Hasil wawancara dengan responden

Selain pengisian kuisioner juga dilakukan wawancara kepada responden ibu.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai ASI

eksklusif sudah baik namun motivasi dari ibu sendiri belum cukup. Dari hasil

wawancara juga digali alasan kenapa responden tidak memberikan ASI eksklusif,

yaitu sebagai berikut:

1. Karena saya kesulitan apabila harus selalu menyusui anak sambil bekerja jaga

warung/angkat batu bata.

2. Karena anak saya saat lahir bobotnya kurang yaitu 2,1 kg saja, jadi saya

memberikan susu formula untuk mempercepat pertambahan bobot anak saya.

3. Anak saya masih rewel jika hanya diberikan ASI saja, jadi saya merasa tidak

cukup jika anak saya diberiksan ASI saja.

2. Hasil kuisioner bidan desa

42

Page 43: ISI TM Tami Juni 2015

Tabel 8. Hasil Kuisioner Bidan DesaNo Pertanyaan Jawaban Hasil1 Sewaktu ibu memeriksakan kehamilan kepada anda, apakah anda memberikan

penjelasan mengenai ASI dan menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif?a. Ya X 100%b. Tidak 0%

2 Apakah ibu mendapatkan perawatan payudara dan diajarkan perawatan payudara oleh anda saat hamil?a. Ya X 100%b. Tidak 0%

3 Kapan pertama kali ibu menyusui bayi yang baru lahir?a. 0 – 30 menit X 100%b. 6 – 24 jam 0%c. Lebih dari 24 jam 0%

4 Setalah ibu melahirkan, apakah anda memberikan penjelasan mengenai ASI dan menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif?a. Ya X 100%b. Tidak 0%

5 Apakah di posyandu terdapat poster/ brosur tentang ASI eksklusif?a. Ya 0%b. Tidak X 100%

6 Apakah di posyandu pernah diadakan penyuluhan khusus tentang ASI eksklusif?a. Ya X 100%b. Tidak 0%

a. Hasil wawancara dengan bidan desa

Dari hasil wawancara dengan bidan desa didapatkan bahwa hanya terdapat satu

bidan desa di Desa Paripurno yaitu Ibu Bidan Himatul dan tidak terdapat poster ASi

eksklusif di posyandu. Wawancara yang dilakukan kepada bidan desa adalah sebagai

berikut:

Tabel 9. Hasil Wawancara Bidan Desa

No. Topik Pertanyaan Jawaban1 Man Siapa saja yang terlibat saat

melakukan penyuluhan mengenasi ASI eksklusif?

- Yang melakukan penyuluhan saya dibantu oleh para kader.

Berapa jumlah kader di Desa Paripurno?

- Jumlah kader di Desa Paripurno ada 28 dan mereka semua aktif.

Apakah ada pembinaan kader? - Pembinaan dilakukan setiap bulan saat pertemuan kader

43

Page 44: ISI TM Tami Juni 2015

rutin dirumah salah satu kader.

Siapa saja yang melakukan pendataan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif?

- Saya punya buku dan saya beri kode khusus untuk A0-A6.

2 Money Dana yang diperlukan untuk penyuluhan ASI eksklusif didapatkan dari mana?

- Untuk kelas ibu hamil dan posyandu dananya dari BOK Puskesmas dan kas warga.

3 Method Apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif di Desa Paripurno?

- Selama ini yang dilakukan ialah penyuluhan kepada para ibu serta pencatatan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Penyuluhan dilakukan saat ANC, saat partus, saat IMD, saat PNC, saat kunjungan neonatus, dan posyandu ibu dan anak.

4 Material Dimana dilakukan penyuluhan ASI eksklusif?

- Penyuluhan dilakukan di Posyandu.

5. Machine Apakah tersedia poster/brosur/ pamflet di Posyandu mengenai ASI eksklusif?

- Pihak puskesmas sudah memberikan poster karena posyandu di adakan di rumah warga jadi tidak ditempel.

Apakah tersedia buku dan alat tulis untuk pendataan?

- Buku dan alat tulis untuk pendataan ada.

6 P1 Apakah penyuluhan sudah dijadwalkan?

- Untuk penyuluhan pada pelayanan posyandu ibu dan anak dan kelas ibu hamil sudah terjadwal. Tapi untuk kunjungan rumah terhadap bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif belum terjadwal.

7 P2 Apa saja kegiatan yang berhubungan dengan ASI eksklusif yang sudah dilaksanakan di Desa Paripurno?

- Yang sudah dilaksanakan ialah penyuluhan dan pendataan saat pelayanan posyandu tiap bulan, penyuluhan di kelas ibu hamil, dan penyuluhan setiap ANC/ partus/ IMD/ PNC.

Apakah dilakukan kunjungan rumah terhadap ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif?

- Tidak. Bila ibu datang ke posyandu atau praktek saya maka baru saya berikan penyuluhan.

Apakah perawatan payudara dilakukan untuk ibu yang ASInya kurang lancar?

- Bila pasien datang ke posyandu atau praktek akan diajarkan. Untuk ibu yang ASInya tidak lancar

44

Page 45: ISI TM Tami Juni 2015

dilakukan perawatan payudara oleh saya.

Apakah ibu yang bekerja diajarkan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI?

- Iya diajarkan cara pemerasan ASI, dan cara penyimpanannya

8 P3 Bagaimana cara pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapat ASI eksklusif?

- Pencatatan dibuat oleh saya nanti setiap bulan dataya saya laporkan ke puskesmas berapa yang A0, A1, A2 dan seterusnya. Ada kode khususnya.

Apakah setiap bayi tercatat status ASI eksklusifnya?

- Yang saya catat hanya yang datang ke Posyandu dan ke praktek saya.

Apakah diadakan pertemuan untuk mengevaluasi cakupan ASI eksklusif?

- Setiap bulan rutin diadakan pertemuan kader. Disitu dibahas tentang yang masih bermasalah dan cara penyelesainnya, termasuk mengenai ASI eksklusif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bidan desa diketahui bahwa sudah

rutin diadakan penyuluhan yang sifatnya perorangan yaitu pada saat diadakan ANC, pada saat

mengadakan pelayanan di posyandu untuk ibu dan anak setiap bulan, setelah partus, dan saat

melakukan IMD. Selain itu, juga sudah diadakan penyuluhan khusus yaitu di kelas ibu hamil.

3. Hasil Survei pada Kader Desa Paripurno

Tabel 10. Hasil Kuisioner Kader

No Pertanyaan Jawaban Hasil1 2 3

1 Apakah kader mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif untuk ibu dan bayi?a. Ya X X X 100%b.Tidak 0%

2 Apakah ibu pernah melakukan penyuluhan atau menjelaskan kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya?a. Pernah X X X 100%

45

Page 46: ISI TM Tami Juni 2015

b. Tidak pernah 0%3 Dalam bentuk apa

penyuluhan diberikan?a. Pribadi X X 66,67%b. Penyuluhan khusus X 33.33%

4 Apakah anda selalu memberikan penyuluhan pada setiap ibu hamil yang memeriksakan kandungannya ke posyandu?a. Ya X 33,33%b. Tidak X X 66,67%

5 Tahukah anda kapan makanan pendamping ASI diberikan?a. < 6 bulan X X 33,33%b. > 6 bulan X 66,67%

Hasil pengisian kuisioner oleh kader menunjukkan bahwa pengetahuan kader

terhadap manfaat ASI eksklusif baik yaitu sebanyak 100%. Namun, pengetahuan kader

terhadap pengertian pelaksanaan ASI eksklusif kurang, dimana 33,33% dari kader tidak

mengetahui kapan makanan pendamping ASI diberikan. Peran serta kader dalam

penyuluhan untuk memberikan ASI sebanyak 100% dan 33,33% tidak selalu memberikan

penyuluhan mengenai ASI kepada ibu hamil yang datang untuk ANC di posyandu.

a. Hasil wawancara dengan kader

Wawancara dilakukan untuk melihat peran serta kader dalam hal penyuluhan

mengenai ASI eksklusif serta dalam hal pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa kader tidak secara aktif melakukan penyuluhan

kepada ibu hamil dan ibu melahirkan mengenai ASI eksklusif. Penyuluhan pribadi

dilakukan oleh kader yaitu pada saat pelayanan ibu dan anak diadakan di posyandu.

Penyuluhan khusus dilakukan bila ada ajakan dari bidan desa. Sebenarnya para kader

beranggapan bahwa selain bidan desa, kader pun harus ikut andil dalam penyuluhan

mengenai ASI eksklusif untuk peningkatan kesehatan bayi di desa tersebut. Dalam hal

pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif, kader membantu mendata ibu yang

46

Page 47: ISI TM Tami Juni 2015

memiliki anak dan membawa anaknya datang untuk diperiksa di posyandu namun tidak

ada catatan khusus apakah ibu tersebut memberikan ASI eksklusif atau tidak.

4. Hasil Wawancara dengan Koordinator Gizi

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan koordinator gizi yaitu Ibu Wahyu

diketahui bahwa peran gizi dalam meningkatkan cakupan bayi ialah dengan mengadakan

penyuluhan kepada bidan desa di puskesmas Salaman I sedangkan penyuluhan khusus

tentang ASI Eksklusif sudah dilaksanakan dan hanya dilaksanakan ditingkat desa oleh

bidan desa masing-masing sewaktu posyandu. Penyuluhan mengenai ASI eksklusif dirasa

sudah cukup namun harus ada motivasi dari masing-masing ibu untuk memberikan ASI

eksklusif pada bayi mereka. Selain itu juga diperlukan dukungan keluarga baik motivasi

maupun pembagian kerja rumah tangga sehingga ASI eksklusif dapat terlaksana.

BAB VII

PEMBAHASAN

A. ANALISIS PENYEBAB MASALAH

47

Page 48: ISI TM Tami Juni 2015

Upaya penyelesaian masalah dari hasil cakupan kegiatan Puskesmas yang belum

memenuhi target tersebut dapat dinilai dari penyebab masalah yang menyebabkan munculnya

permasalahan di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Tabel 11. Penyebab Masalah

Input Kelebihan Kekurangan

Man Terdapat 1 bidan desa dan 28 kader

aktif, tetapi yang diwawancarai hanya

3 yang tersebar di wilayah kerja Desa

Paripurno

- Masih kurangnya pemahaman kader

tentang ASI eksklusif

Money Tersedianya dana bantuan operasional

kesehatan

- Tidak bermasalah

Method Pemberian informasi dan edukasi

secara lisan oleh bidan kepada ibu-ibu

saat ANC, PNC, kunjungan neonatus,

posyandu.

- Kurangnya promosi dengan

menggunakan alat bantu (seperti poster,

pamflet, brosur, dll) tentang ASI

eksklusif di sarana kesehatan.

Material - Terdapat rumah warga yang

dimanfatkan untuk Posyandu

- Terdapat 1 tempat praktek bidan di

Desa Paripurno

- Tidak terdapat gedung khusus yang

dapat digunakkan untuk melaksanakan

kegiatan pelayanan posyandu.

Machine - Tersedia buku dan alat tulis untuk

melakukan pencatatan terhadap bayi

yang mendapatkan ASI eksklusif.

- Tidak adanya media promosi seperti

poster, pamflet, dan sebagai sarana

edukasi yang menarik mengenai ASI

eksklusif.

Proses Kelebihan Kekurangan

Perencanaan

(P1)

Tersedianya jadwal rutin pelayanan

Posyandu setiap bulan (ikut dalam

kegiatan di Puskesmas, Posyandu, ANC,

Kunjungan neonatus)

- Tidak ada penjadwalan

untuk kegiatan penyuluhan

mengenai ASI eksklusif

untuk ibu-ibu hamil dan

48

Page 49: ISI TM Tami Juni 2015

menyusui di Desa

Paripurno

Pelaksanaan

dan

Pergerakkan

(P2)

Jadwal pelayanan di Posyandu sesuai

dengan perencanaan

- Belum ada kunjungan

rumah terhadap bayi yang

tidak mendapatkan ASI

eksklusif

Pengawasan,

Pengendalian,

dan Penilaian

(P3)

Pelaporan mengenai cakupan ASI

Eksklusif oleh bidan desa kepada

pemegang program

- Tidak ada masalah

Dari tabel diatas dapat disumpulkan dalam diagram berupa fish bone sebagai berikut:

49

Lingkungan Kelebihan Kekurangan

Lingkungan Adanya warga masyarakat yang sukarela

menjadi kader Posyandu di

lingkungannya

Terjangkaunya pelayanan Posyandu di

wilayah tempat tinggal masyarakat

- Kurangnya pengetahuan

dan kesadaran ibu

mengenai pentingnya

pemberian ASI eksklusif

- Ketidakpercayaan diri para

ibu apabila hanya

memberikan ASI saja

tanpa disertai makanan

tambahan kepada bayinya

masih dirasa kurang

Page 50: ISI TM Tami Juni 2015

50