bab ii studi literatur 2.1.1. pengertian...

30
10 BAB II STUDI LITERATUR 2.1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian UMKM Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang banyak berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Usaha ini memberikan kontribusi yang cukup baik bagi perekenomian masyarakat kecil pada umumnya, sehingga perlu perhatian khusus bagi pemerintah demi mendukung perkembangan UMKM. Sesuai penjelasan dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1995 mendefinisikan “UMKM sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana yang telah ditentukan.” 1 Batasan-batasan tentang UMKM diatur dengan jelas pada UU No 20 Tahun 2008 yang menyebutkan bahwa UMKM terbagi atas empat skala usaha. Skala usaha dibedakan menjadi empat kelompok yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Definisi UMKM menurut UU No 20 tahun 2008 untuk masing-masing skala usaha adalah sebagai berikut : “1. Usaha mikro adalah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha lain yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak 1 Budi Rachmat, 2005, Modal Ventura: Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil & Menengah, Ghalia Indonesia,Bogor, hal.14.

Upload: buidiep

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

10

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

2.1.1. Pengertian UMKM

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang

banyak berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Usaha ini memberikan

kontribusi yang cukup baik bagi perekenomian masyarakat kecil pada umumnya,

sehingga perlu perhatian khusus bagi pemerintah demi mendukung perkembangan

UMKM. Sesuai penjelasan dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1995

mendefinisikan “UMKM sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang

memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

kepemilikan sebagaimana yang telah ditentukan.”1

Batasan-batasan tentang UMKM diatur dengan jelas pada UU No 20

Tahun 2008 yang menyebutkan bahwa UMKM terbagi atas empat skala usaha.

Skala usaha dibedakan menjadi empat kelompok yaitu usaha mikro, usaha kecil,

usaha menengah, dan usaha besar. Definisi UMKM menurut UU No 20 tahun

2008 untuk masing-masing skala usaha adalah sebagai berikut :

“1. Usaha mikro adalah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha lain yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

ini.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

1 Budi Rachmat, 2005, Modal Ventura: Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil &

Menengah, Ghalia Indonesia,Bogor, hal.14.

Page 2: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

11

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi

kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

ini.

3. Usaha menengah adalah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar

yang memenuhi kriteria usaha menengah sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

4. Usaha besar adalah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

kecil yang memenuhi kriteria usaha besar sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.”2

2.1.2. Kriteria UMKM

Suatu usaha dikatakan sebagai UMKM bila memenuhi kriteria-kriteria

tertentu sesuai yang telah ditetapkan. Pemerintah mengkategorikan UMKM

berdasarkan jumlah kekayaan dan omzet usaha seperti yang tertera dalam UU No

20 Tahun 2008. Kriteria-kriteria UMKM tersebut adalah sebagai berikut :

“1. Usaha mikro

a. memiliki omzet/tahun paling banyak Rp300.000.000,

b. memiliki asset paling banyak Rp50.000.000,- 2. Usaha kecil

a. memiliki omzet/tahun lebih besar Rp300.000.000,- sampai

Rp2.500.000.000,-

b. memiliki asset lebih besar Rp 50.000.000,- sampai Rp500.000.000,-

3. Usaha menengah

a. memiliki omzet/tahun lebih besar Rp2.500.000.000,- sampai Rp 50.000.000.000,-

b. memiliki asset lebih besar Rp500.000.000,- sampai

Rp10.000.000.000,- 4. Usaha besar

a. memiliki omzet/tahun lebih dari Rp50.000.000.000,

2 www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf, diakses 01

Agustus 2013, 10.47 WIB, hal.2.

Page 3: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

12

b. memiliki asset lebih dari Rp 10.000.000.000,-“3

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM dapat dilihat dari batasan

jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Adapun pengertian UMKM menurut BPS

adalah :

“Usaha kecil merupakan suatu badan usaha yang memiliki jumlah tenaga

kerja 5 sampai 19 orang, usaha menengah memiliki tenaga kerja berkisar antara 20 sampai 99 orang, sedangkan lebih dari 100 orang

dikategorikan sebagai usaha besar.”4

Kriteria yang telah disebutkan diatas dapat dikatakan bahwa UMKM memiliki

batasan-batasan yang membedakan skala usaha satu dengan yang lainnya.

Perbedaan batasan suatu usaha dari kepentingan masing-masing tujuan peraturan

tersebut.

2.1.3. Kekuatan dan Kendala Perkembangan UMKM

Banyaknya UMKM di Indonesia sudah pasti memberikan dampak yang

baik bagi perekonomian rakyat Indonesia. Adanya UMKM dapat menyerap

tenaga kerja serta pemerataan pendapatan bagi masyarakat. Tentunya UMKM

tidak selalu berjalan mulus, tetapi ada kendala-kendala yang sering atau akan

dihadapi.

“Kendala yang dihadapi UMKM antara lain :

a) Kualitas sumber daya manusia rendah. b) Tingkat produktivitas dan kualitas produk/jasa rendah.

c) Kurangnya teknologi dan informasi.

d) Faktor produksi, sarana dan prasarana belum memadai.

e) Aspek pendanaan dan pelayanan jasa pembiayaan.

3 www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf, diakses 01

Agustus 2013, 10.47 WIB, hal.5-6. 4 Budi Rachmat, Op.cit. hal.16.

Page 4: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

13

f) Iklim usaha yang belum mendukung.

g) Koordinasi pembinaan belum berjalan.”5

UMKM juga memiliki keunggulan keunggulan dibading usaha lain

disamping banyak kendala yang dihadapi. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki

UMKM menjadi kekuatan dan motivasi para pelaku UMKM untuk terus

mengembangkan usahanya.

“Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM : a) Fleksibilitas Operasional

UMKM lebih fleksibel dalam operasional sehari-hari karena

sedikitnya anggota yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan sehingga menjadi tanggap terhadap

segala perubahan.

b) Kecepatan Inovasi Ide-ide atau kreatifitas yang muncul dapat segera

direalisasikan.

c) Struktur biaya rendah

UMKM merupakan bisnis yang masih berskala kecil sehingga biaya operasional usaha juga masih tergolong rendah

dibanding dengan usaha-usaha industri lain.

d) Kemampuan fokus di sektor yang spesifik Para pelaku UMKM biasanya fokus pada satu sektor yang

kemudian melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan

usahanya.”6

2.2. Sistem Pembukuan UMKM

2.2.1. Hakekat Sistem

Suatu sistem dibutuhkan untuk mempermudah aktivitas manusia. Sistem

banyak diterapkan diberbagai tempat baik di kantor, pasar, swalayan, stasiun,

maupun rumah. Sistem tidak hanya mengacu pada komputer, tetapi bisa juga ke

arah yang lebih sederhana dan sering dijumpaig diberbagai tempat yaitu sistem

jual beli. Pada dasarnya sistem dapat didefinisikan sebagai berikut :

5Budi Rachmat, Ibid, hal.21. 6www.citraleka.com, diakses 01 Agustus 2013, 10.17 WIB.

Page 5: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

14

“Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau

terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Elemen-

elemen yang membentuk sebuah sistem antara lain tujuan,

masukan (input), proses, keluaran (output), mekanisme

pengendalian, dan umpan balik (feedback). Setiap sistem

memiliki suatu tujuan tetapi dengan tujuan yang berbeda-beda.

Tujuan ini yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.

Input pada sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam

sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Proses

merupakan bagian yang melakukan transformasi dari input

menjadi output yang berguna. Hasil dari pemrosesan (output)

bisa berupa informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

Mekanisme pengendalian diwujudkan dengan menggunakan

umpan balik yang mencuplik output. Umpan balik dipakai untuk

mengendalikan baik masukan maupun proses. Hubungan antar

elemen dapat dilihat pada gambar berikut ini :”7

Gambar 2.1 Sistem perusahaan dan elemen-elemenya

Umpan balik

Sumber:Abdur Kadir,2003,hal.55

Sebuah sistem biasanya terdiri dari sistem-sistem yang lebih kecil. Sistem-

sistem yang berada dalam sebuah sistem itulah yang disebut subsistem.

Sedangkan supersistem adalah sistem yang lebih besar.8 Sistem bisa tergolong

sebagai sistem terbuka karena menerima masukan dan keluaran dari lingkungan.

Manusialah yang biasanya merancang dan mengoperasikan sistem sehingga

7 Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta, hal.54-57. 8 Abdul Kadir, Ibid, hal.60-61.

Masukan Proses Keluaran

Mekanisme

Pengendalian

Tujuan

Page 6: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

15

mendapat sebutan sistem buatan manusia. Sistem dapat dikatakan kompleks atau

sederhana tergantung pada implementasinya.

2.2.2. Pengertian Sistem Pembukuan

Salah satu sistem yang krusial dalam perusahaan yaitu sistem pembukuan

yang nantinya akan menghasilkan informasi keuangan dan dipakai oleh banyak

pihak. “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

(kejadian) keuangan dalam buku-buku yang diperlukan.”9

Pengetahuan mengenai sistem pembukuan menjadi modal dasar bagi para

pelaku bisnis untuk pengelolaan usaha dari sisi finansial. Dengan adanya sistem

pembukuan, para pelaku bisnis dapat mengkalkulasi, mengkontrol serta mengatur

keseluruhan transaksi keuangan yang terjadi selama keberlangsungan usahanya.

Terdapat dua sistem pembukuan akuntansi yang telah digunakan selama ini yaitu:

“Pencatatan transaksi tidak hanya mencatat pengaruhnya pada satu

perkiraan tapi juga dilakukan pencatatan pada perkiraan lainya. Persamaaan double entry bookeeping adalah sebagai berikut :

Harta=Utang+Modal.”10

”Menurut Yuji Ijiri (1996) dalam sistem single entry transaksi hanya mencatatat dalam satu pos atau satu kali yang tidak menimbulkan

pengaruh pada pos lain. Metode ini sama seperti pencatatan

informasi biasa sehingga tampak seperti laporan. Keuntungan dari single entry bookeeping adalah :

Pencatatan transaksi dan penyimpanan sederhana dan tidak

memerlukan keahlian khusus

Biaya menggunakan sistem ini cukup minimal

Untuk menyusun laporan keuangan yang hanya untuk keperluan

perpajakan atau kredit yang sederhana Sedangkan kelemahanya adalah :

9 Golrida.K, 2008, Akuntansi Usaha Kecil Untuk Berkembang, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hal.11. 10 Sofyan Syafri.H, 2002, Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.31.

Page 7: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

16

Kesulitan dalam pengecekan validitasdan akurasi dalam

pencatatan dan pembukuan dalam neraca percobaan

Kemungkinan data dan informasi yang hilang sewaktu menyusun

laporan keuangan

Dibutuhkan upaya rumit dalam melakukan analisa transaksi

untuk menyusun laporan keuangan

Tidak bisa memberikan sistem yang baik untuk peningkatan

pengawasan intern perusahaan.”11

Pembukuan penting dilakukan bagi pelaku usaha baik perusahaan yang

sudah besar ataupun yang masih kecil, tidak terkecuali pelaku Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM). Perbedaan pembukuan pada suatu perusahaan adalah

pencatatannya yang didasarkan pada kebutuhan masing-masing. Tujuan perlu

adanya pembukuan suatu usaha digunakan untuk mengetahui laba yang

dihasilkan, biaya operasi, dan penjualan dalam satu periode, utang yang harus

dibayar dan lain sebagainya. Aktivitas-aktivitas usaha UMKM masih tergolong

sederhana dan modal pemilik relatif kecil sehingga membutuhkan pembukuan

tetapi tidak kompleks. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi

keuangan bagi pihak internal dan pihak eksternal yang berkepentingan.

2.2.3. Manfaat Pembukuan bagi UMKM

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perlu memahami pentingnya

melakukan administrasi keuangan. Selain manfaat pribadi bagi pemilik untuk

kelangsungan usaha, pembukuan juga memberikan manfaat bagi pihak luar.

“Manfaat yang diperoleh dengan adanya pembukuan diantaranya: a. Mempermudah pelaksanaan usaha

Kendala yang akan diadapi UMKM jika tidak melakukan

pembukuan dengan baik dan rapi adalah : - Kesulitan dalam penentuan harga pokok penjualan

11 Sofyan Syafri.H, Ibid, hal.42-43.

Page 8: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

17

- Kesulitan pengendalian atas pengeluaran

- Penjualan atau piutang yang tidak dibayar

- Kesulitan mencari sumber dana (bank)

b. Evaluasi kinerja untuk memudahkan pelaku usaha mengevaluasi dan melakukan perbaikan perusahaan mendatang.

c. Perencanaan yang lebih efektif yaitu pengusaha dapat

merencanakan usaha ke depanya dengan melihat keadaan keuangan sebelumnya sebagai referensi.

d. Pemeriksaan dari pihak luar terutama dari pihak pajak.”12

Manfaat utama dilakukanya administrasi keuangan (pembukuan) pada

UMKM yaitu untuk mempermudah pelaksanaan usaha baik untuk penentuan

harga sampai dengan pengendalian biaya. Pembukuan juga digunakan sebagai alat

evaluasi usaha yang dapat dilihat dari target omzet penjualan dan efisiensi biaya.

Selain itu, adanya ketentuan perpajakan UMKM tidak dapat menghindarkan

pelaku UMKM untuk tidak berhubungan dengan pihak luar yaitu perpajakan.

Perhitungan pajak didasarkan pada omzet usaha yang tidak terlepas dari

pembukuan/pencatatan. Maka suatu usaha harus dapat menyelenggarakan

pembukuan dengan baik, sehingga ketika pelaporan usaha dapat

dipertanggungjawabkan kepada pihak luar dengan akurat.

2.2.4. Sistem Pembukuan UMKM

Pembukuan yang baik harus dapat menghasilkan informasi keuangan yang

dibutuhkan. Sebuah sistem pembukuan dirancang untuk mempermudah para

pelaku usaha untuk mengelola, mengawasi, dan melakukan pengendalian

keuangan. Sistem ini dirancang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan khusus

seperti jenis usaha, skala usaha maupun faktor lingkungan. Semakin besar suatu

12Golrida.K, Ibid, hal.14-15.

Page 9: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

18

usaha semakin kompleks pembukuannya. Semakin kecil suatu usaha semakin

sederhana sistem pembukuannya seperti contoh proses pembukuan UMKM.

“Usaha kecil pada umumnya membutuhkan informasi untuk mengetahui apakah usaha

yang dilakukan menghasilkan laba atau tidak, dan informasi mengenai harta, utang, dan

modal perusahaan.”13

Atas dasar kebutuhan informasi yang telah disebutkan maka pembukuan

pada UMKM meliputi perhitungan laba, pencatatan harta, utang, dan modal. Laba

suatu usaha pada waktu tertentu dapat diketahui jika ada pencatatan dan beban

dalam suatu periode tertentu. Usaha dapat dikatakan laba apabila pendapatan lebih

besar dari beban, dan rugi apabila pendapatan lebih kecil dari biaya yang

dikeluarkan perusahaan. Atau dirumuskan sebagai berikut:

Posisi keuangan suatu usaha digambarkan dari harta, utang dan modal

usaha. Harta perusahaan meliputi kas, pitang, peralatan, perlengkapan, atau harta

lain yang menunjang usaha UMKM. Modal UMKM bisa bersumber dari modal

pemilik/perorangan ataupun hutang baik bank maupun hutang lainya. Harta

merupakan penjumlahan hutang dan modal yang dirumuskan sebagai berikut:

Terdapat lima dasar pencatatan dalam pembukuan yaitu pendapatan,

beban, harta, hutang, dan modal. Kelima komponen tersebut menjadi kerangka

pembukuan yang kemudian dicatat secara detail. Informasi yang lebih rinci dapat

dihasilkan dengan membuat akun-akun sesuai kebutuhan. Pencatatan transaksi

13Golrida.K, Ibid, hal.11.

Page 10: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

19

harus didasarkan pada bukti transaksi seperti nota faktur, kwitansi, bukti transfer,

dan lain-lain. Bukti transaksi ini sebagai bukti pertanggungjawaban bahwa

transaksi yang tercatat benar-benar ada (bukti otentik). Selain mencatat

pemasukan dan pengeluaran usaha, pelaku usaha juga menentukan harga pokok

produk (HPP). Perhitungan HPP usaha dagang dengan usaha produksi berbeda.

Perbedaan tersebut terletak pada perhitungan hpp. perhitungan hpp untuk usaha

produksi adalah sebagai berikut:

“Usaha dagang perhitunganya HPP lebih sederhana yaitu : Pembelian neto Rp xxx

Persediaan awal Rp xxx +

Barang siap dijual Rp xxx Persediaan akhir Rp xxx –

HPP Rp xxx

Perhitungan HPP untuk usaha produksi adalah : Biaya bahan baku Rp xxx

Biaya tenaga kerja Rp xxx

Biaya overhead Rp xxx + Total biaya Rp xxx

Persediaan barang jadi awal Rp xxx +

Barang siap untuk dijual Rp xxx Persediaan barang jadi akhir Rp xxx –

HPP Rp xxx .“14

UMKM perlu menetapkan siklus akuntansi untuk menunjang

terlaksananya pembukuan dengan baik. Siklus akuntansi adalah proses pencatatan

dari bukti transaksi hingga penyusunan laporan keuangan.“Dalam akuntansi

UMKM terdapat 2 siklus akuntansi yang terdiri dari siklus selama periode berjalan dan

siklus pada akhir periode. Adapun penyajian siklusnya sebagai berikut: “15

14Golrida.K, Ibid, hal.18-22. 15 Warsono,dkk, 2010, Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami&Dipraktikan,

Asgard Chapter, hal.17.

Page 11: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

20

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi UMKM

Umpan Balik

Siklus akuntansi diawali dengan transaksi sampai dengan pembuatan

bukti transaksi yang kemudian dicatat dalam jurnal dan buku besar. Mulai dari

buku besar tersebut disusunlah neraca saldo untuk memudahkan dalam membuat

laporan keuangan. Neraca saldo merupakan kumpulan rekening atau akun-akun

untuk penyusunan laporan keuangan. Sebelum menyusun laporan keuangan perlu

koreksi/penyesuaian atas pencatatan yang sudah dilakukan. Koreksi atau

penyesuaian tersebut dilakukan pada kertas kerja yang terdiri dari kolom neraca

saldo, kolom penyesuaian, dan kolom laporan keuangan. Penyusunan neraca saldo

dan kertas kerja (neraca lajur) sebenarnya bukan sebuah keharusan bagi UMKM

untuk menyusun kertas kerja. Tujuan penyusunan tersebut untuk meningkatkan

INPUT PROSES OUTPUT

Transaksi

Identifikasi

transaksi

Pengukuran

transaksi

Dokumentasi

Penulisan buku harian

Transaksi

Pencatatan jurnal

Buku besar

Daftar saldo sebelum

penyesuaian

Pencatatan penyesuaian

Daftar saldo setelah

penyesuaian

Jurnal Penutup

Laporan laba/rugi

Laporan perubahan

ekuitas

Neraca

Laporan arus kas

Mekanisme

Pengendalian

Memenuhi kebutuhan

informasi para pengguna

Page 12: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

21

keakuratan penghitungan dan mempermudah penyusunan laporan keuangan.

Setelah penyusunan laporan keuangan dalam siklus akuntansi yaitu menutup

buku. Sesuai dengan pernyataan diatas akun-akun yang harus ditutup adalah akun

yang ada di laporan laba/rugi atau segala pendapatan dan beban dalam satu

periode. Pencatatan jurnal pembalik ini dilakukan untuk meminimalkan resiko

kesalahan pencatatan pada periode berikutnya.

“Akuntansi mensyaratkan akun-akun yang berhubungan dengan

pendapatan dan beban selama satu periode harus ditutup pada akhir periode tersebut sehingga laba/rugi periode berikutnya benar-benar

berasal dari pendapatan dan beban yang terjadi selama periode yang

dimaksud.”16

2.2.5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki peran strategis baik bagi pihak intern, pihak ekstern,

dan pemerintah. Bagi pihak intern laporan keuangan digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan untuk perkembangan usaha. Pihak ekstern seperti bank

dan investor juga menggunakan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan

kaitanya dengan penanaman modal dan pemberian pinjaman. Sedangkan bagi

pihak pemerintah, laporan keuangan membantu dalam kaitan sistem perpajakan

untuk menghitung besaran pajak terutang badan usaha. Oleh karena itu,

penyususnan laporan keuangan harus dialakukan oleh setiap UMKM.

Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) laporan keuangan

dipakai untuk menilai kinerja dan menentukan keberlangsungan usaha dan untuk

membuat laporan keuangan bulanan. Laporan keuangan usaha meliputi laporan

laba/rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas

16Golrida.K, Op.cit, hal.88.

Page 13: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

22

laporan keuangan. Namun, pada usaha kecil informasi keuangan yang dilaporkan

biasanya hanya laporan laba/rugi, dan arus kas saja.

Laporan laba rugi disusun dengan menyajikan pendapatan dikurangi

beban-baban usaha yang terjadi dalam satu periode. Menurut Golrida.K Bentuk

laporan laba/rugi untuk jenis usaha produksi sebagai berikut :

“Usaha Produksi/Indutri ...

Laporan Laba/Rugi

Periode yang berakhir per tanggal......

Penjualan Rp xxxx Pemakaian bahan baku Rp xxxx

Tenaga kerja langsung Rp xxxx

Biaya overhead Rp xxxx- Tersedia untuk dijual Rp xxxx

Sediaan awal barang jadi Rp xxxx

Sediaan akhir barang jadi (Rp xxxx)- Harga Pokok Penjualan (Rp xxxx)

Laba kotor Rp xxxx

Beban-beban usaha Rp xxxx

Laba usaha Rp xxxx”17

Penyusunan Laporan laba/rugi untuk mengetahui pendapatan yang

diperoleh dan beban yang dikeluarkan dalam satu periode akuntansi. Pendapatan

yang dimaksud adalah seluruh pendapatan baik dalam usaha perdagangan (omzet

penjualan), usaha jasa (omzet jasa usahanya) dan pendapatan diluar usaha. Begitu

pula untuk beban perusahaan yang dikeluarkan terdiri dari beban dalam usaha

maupun beban diluar usaha.

“Hasil penjualan atau pendapatan jasa menunjukan jumlah hasil penjualan kepada pembeli selama satu periode akuntansi, dikurangi

penjualan return dan potongan-potongan.” 18

17Golrida.K, Ibid, hal.82. 18 Zaki Baridwan, Op.cit, hal.30.

Page 14: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

23

Omzet pendapatan/penjualan yang dimaksud diatas berasal dari harga jual

dikali kuantitas barang yang terjual atau pendapatan atas jasa yang dikeluarkan.

Omzet inilah yang akan dikenai pajak penghasilan (PPh) bersifat final. Pengakuan

pendapatan oleh perusahaan akan menentukan jumlah omzet yang diperoleh.

Laporan keuangan berupa omzet yang berkualitas dapat dihasilkan melalui sistem

pembukuan yang baik dan memenuhi karakteristik kualitatif menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) yaitu:

“Terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan

menurut IAI yaitu :

1 . Dapat dipahami

Informasi yang berkualitas adala informasi yang dengan

mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya.

2. R

elevan

Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, dengan cara

dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu,

masa kini, atau masa depan.

3. K

eandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari penertian

menyesatkan, dan dapat diandalkan pemakai sebagai

penyajian yang jujur/wajar sesuai dengan seharusnya.

Keandalan informasi dipengaruhi oleh beberapa sebab yaitu

penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk, netralitas,

pertimbangan sehat, dan kelengkapan.

4. D

apat diperbandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengevaluasi kinerja

perusahaan.”19

Karakteristik kualitatif dari IAI merupakan salah satu standar yang dibuat

agar data yang disajikan pada laporan keuangan mempunyai kualitas tertentu dan

19Zaki Baridwan, loc.cit, hal.5-7.

Page 15: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

24

bermanfaat bagi pemakainya. Adanya standar ini diharapkan akan membantu para

pemakai maupun pembuat informasi keuangan sebagai pertimbangan dalam

pengambilan keputusan usaha.

2.3. Perpajakan

2.3.1. Pengertian Pajak

Pajak pada dasarnya merupakan sumber pendapatan negara yang berasal

dari rakyat dan akan kembali pada rakyat. Pajak yang dihasilkan melalui pajak

daerah maupun pajak pusat nantinya akan dipergunakan dalam mensejahterakan

rakyat dengan pelaksanaan pembangunan maupun program-program pemerintah.

Pelaksanaan pajak diatur oleh pemerintah mulai dari subyek pajak, obyek pajak,

dan yang menjadi wajib pajak. Selain itu, pelaksanaan pajak mengenai tarif yang

dikenakan, penyetoran, serta sanksi bagi para pelanggar pajak juga ditetapkan

dalam peraturan oleh pemerintah. “Pajak adalah pemberian harta kekayaan rakyat,

dan atau badan usaha untuk membiayai kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh

negara.”20

“Pajak adalah pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib

dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar

pemerintah dapat melaksanankan tugas-tugasnya untuk menjalankan

pemerintahan (Moh.Zain:2005)21

Berdasarkan pengertian tersebut, pajak dipungut atas dasar ketentuan

undang-undang, yang bersifat paksaan, tidak dapat dirasakan manfaatnya secara

20Saputro Hirmawan, 2012, Pengaruh Pemahaman Dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai

Petugas Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM, Skripsi, Universitas Pembangunan

Veteran, Jawa Timur, hal.19. 21 Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, 2006, Perpajakan:Konsep, Teori, dan Isu,

Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal.22.

Page 16: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

25

langsung melainkan untuk pembiayaan umum pemerintah. Pajak digunakan untuk

pembangunan infrastruktur umum dan program-program pemerintah demi

tercapainya masyarakat yang sejahtera.“Pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok

dalam meningkatkan kesejahteraan umum, suatu negara tidak akan mungkin

menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakatnya.”22

Pembayaran pajak kepada negara tidak diwajibkan untuk semua orang.

Hanya orang atau badan yang sudah memenuhi subyek dan obyek pajak yang

menjadi wajib pajak. Undang-undang nomor 17 tahun 2000 tentang pajak

penghasilan subyek pajak bisa terdiri dari subyek pajak dalam negeri dan subyek

pajak luar negeri. Subyek pajak dalam negeri terbagi atas subyek pajak orang

pribadi, badan, dan warisan belum terbagi. Sedangkan subyek pajak luar negeri

terbagi atas subyek pajak orang pribadi dan badan baik melalui Badan Usaha

Tetap (BUT) dan selain BUT.

“Suyek pajak dalam negeri merupakan orang atau badan yang bertempat tinggal atau didirikan di Indonesia yang memperoleh

penghasilan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Warisan yang

belum terbagi (dalam negeri ) dikatakan sebagai subyek pajak jika

pewaris sebelum meninggal dunia berdomisili Indonesia dan warisanya belum terbagi. Sedangkan subyek pajak luar negeri yaitu orang atau

badan yang tidak berdomisili Indonesia yang menjalankan usaha atau

melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia atau menerima penghasilan dari Indonesia tanpa melalui BUT Indonesia.”

23

Pajak dikenakan untuk semua wajib pajak badan maupun perseorangan

dengan ketentuan perpajakan yang ditetapkan. Pengenaan pajak bagi badan atau

22 Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, Ibid, hal.25. 23 Muda Markus, 2005, Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, hal.18-19.

Page 17: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

26

perseorangan yaitu wajib pajak yang mempunyai penghasilannya diatas

penghasilan tidak kena pajak. Mereka yang mempunyai penghasilan kurang dari

penghasilan kena pajak tidak dikenakan pajak.

“Penghasilan sebagai objek pajak yaitu pajak dikenakan atas setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib

pajak dari manapun asalnya yang digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak.”

24

“Penghasilan yang menjadi obyek pajak lebih diperinci dalam pasal 4 ayat (1) UU PPh Nomor 36 adalah sebagai berikut :

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau

jasa yang diterima termasuk gaji, upah, tunjangan,

honorarium,komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan bentuk lain, kecuali ditentukan lain dalam UU

b. Hadiah dari undian, pekerjaan, atau hadiah penghargaan

c. Laba usaha d. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta :

1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainya, sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang

saham,sekutu atau anggota yang diperoleh peseroan,

persekutuan, atau badan lainya 3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau

reorganisasi dengan nama dalam bentuk apapun 4) Keuntungan karena pengalihan harta seperti hibah, bantuan

atau sumbangan kecuali diberikan kepada keluarga sedarah

dalam garis keturunan lurus satu derajat dan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi,

atau orang pribadi, yang menjalankan usaha mikro dan

kecil, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan, penguasaan, diantara pihak-pihak yang bersangkutan

5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian

hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan, dalam perusahaan pertambangan.”

25

Berdasarkan ketentuan perpajakan salah satu diantaranya yang menjadi

wajib pajak dalam negeri adalah pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah

24 Waluyo, 2010, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, hal.190 25 Agoes Sukrisno dkk, Op.cit, hal.187.

Page 18: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

27

(UMKM). UMKM sebagai subyek pajak karena merupakan badan yang

melakukan kegiatan produksi menghasilkan pendapatan usaha. Pendapatan usaha

tersebut sebagai objek pajak penghasilan yang akan dikenakan pajak sesuai

ketentuan yang berlaku. Penentuan realisasi pengahasilan dalam perpajakan

menggunakan dua metode pembukuan yaitu berdasarkan akrual basis atau kas

basis.“Pendekatan akrual basis mengakui penghasilan / pendapatan pada saat diperoleh,

sedangkan untuk kas basis mengakui penghasilan / pendapatan pada saat diterima.”26

“Pemakaian stesel kas dapat mengakibatkan perhitungan yang

mengaburkan terhadap penghasilan , yaitu besarnya penghasilan dari

tahun ke tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan dan pengeluaran kas. Sehingga perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1) Perhitungan penjualan dalam satu periode harus meliputi

seluruh penjualan baik tunai maupun bukan. Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian

dan persediaan.

2) Dalam memperoleh aktiva yang dapat disusutkan dan hak yang

dapat diamortisasi,biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi.

3) Pemakaian stesel kas harus secara taat asas (konsisten).”27

Kedua pendekatan penentuan realisasi pendapatan ini akan mempengaruhi kapan

suatu pengahasilan/pendapatan dalam suatu badan usaha diakui sebagai hak

perusahaan. Hal ini nantinya akan merujuk pada besaran pendapatan yang akan

menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan.

26Agoes Sukrisno dkk, Ibid, hal.187. 27 Anastasya Diana,dkk, 2004, Perpajakan Indonesia:Konsep,Aplikasi, dan Penuntun

Praktis, Andi Offset, Yogyakarta, hal.34.

Page 19: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

28

2.3.2. Kepatuhan dan Manfaat Perpajakan

Pelaksanaan perpajakan akan berjalan lancar apabila ada kesadaran dari

wajib pajak untuk membayar pajak. Oleh karena itu, kepatuhan diperlukan dalam

proses pemungutan pajak agar penerimaan pajak yang dihasilkan dapat optimal.

Kepatuhan diartikan sebagai ketaatan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

“Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary of compliance) merupakan tulang punggung sistem self

assesment, dimana wajib pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri

kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut (Machfud Sidik).

28

“Menurut Chaizi Nasucha, kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari :

- Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri

- Kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan - Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang

- Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.”29

Kesadaran memenuhi kewajiban pajak tidak hanya dipengaruhi masalah

teknis pemungutan pajak melainkan juga kemauan wajib pajak untuk

mematuhinya. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan dan pemahaman

ketentuan perpajakan. Jika pengetahuannya tinggi, maka pemahaman perpajakan

akan terserap baik sehingga pemenuhan kewajiban pajak menjadi lebih baik.

“Hambatan pemungutan pajak sering kali diwujudkan dalam bentuk

perlawanan pasif dan perlawanan aktif. Perlawanan pasif timbul dari

kondisi struksur perkonomian, kondisi sosial masyarakat, intelektual masyarakat, moral, dan sistem pemungutan pajak. Perlawanan aktif

28 Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, Op.cit, hal.110. 29 Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, Ibid, hal.111.

Page 20: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

29

meliputi pengindaran pajak secara legal (tax avoidance) dengan

meminimalisasi jumlah pajak yang dibayar dan penghindaran secara

ilegal (tax evasion) dengan penyelundupan pajak.”30

UMKM sebagai wajib pajak tentu harus melaksanakan hak dan

kewajibanya. Kesadaran akan pentingnya membayar pajak perlu ditanamkan pada

setiap wajib pajak khususnya dalam hal ini adalah UMKM sehingga

pelaksanaannya dapat berjalan lancar. Terkait dengan hal tersebut, maka UMKM

perlu mengetahui manfaat dari pembayaran pajak.

“Wajib pajak yang berpredikat patuh dalam pemenuhan kewajiban

perpajakannya akan mendapat kemudahan dan fasilitas yang lebih dibandingkan dengan pemberian pelayanan pada wajib pajak yang

belum atau tidak patuh. Fasilitasnya sebagai berikut :

- Pemberian batas waktu penerbitan surat keputusan pengembalian kelebihan pajak (SKPPKP) paling lambat 3 bulan sejak diajukan

permohnan untuk PPh, dan 1 bulan untuk PPNtanpa penelitian

dan pemeriksaan oleh Dirjen Pajak.

- Adanya kebijakan percepatan penerbitan SKPPKP paling lambat 2 bulan untuk PPh dan 7 hari untuk PPN.”

31

Selain manfaat diatas secara khusus UMKM memperoleh manfaat

diantaranya untuk program pengembangan UMKM melalui Disperindagkop dan

permodalan UMKM. Seperti yang dikemukakan oleh Direktorat Jendral Pajak dan

Menteri Koperasi dan UMKM yaitu :

“Direktorat Jendral Pajak (DJP) menjelaskan bahwa Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) juga digunakan untuk

kepentingan permodalan UMKM yang disalurkan melalui Kementrian

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM).”32

30Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, Ibid, hal.115-120. 31Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, Ibid, hal.114. 32 www.pajak.go, 2013, diakses 01 Agustus 2013, 10.15 WIB.

Page 21: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

30

“Menteri Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa dengan membayar pajak otomatis

akan memiliki NPWP sehingga pelaku UMKM akan lebih mudah dalam mendapatkan

kredit perbankan.”33

2.3.3. Ketentuan Peraturan Perpajakan UMKM

2.3.3.1.Pajak Penghasilan UMKM

Ketentuan peraturan perpajakan mengenai UMKM sudah jelas diatur

dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah. Menurut peraturan pajak

dalam UU No 48 2008 pasal 14 menyebutkan pengusaha makro kecil dan

menengah dengan omzet dibawah 4,8 milyar boleh melakukan penghitungan

pajak berdasarkan norma perhitungan. Akan tetapi hal ini diatur dengan selektif

oleh aparat pajak. Paling tidak pengusaha kena pajak diwajibkan untuk melapor

terlebih dahulu.

Ketentuan perpajakan mengenai tarif pengenaan pajak UMKM

diperbaharui dengan ditetapkanya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

yang isinya pajak UMKM sebesar 1% dari peredaran bruto/omzet. Pajak

pengahsilan yang dikenakan kepada UMKM besifat final.“Pengenaan pajak yang

bersifat final berarti bahwa PPh yang telah dipungut / dipotong oleh pihak lain tidak

dapat dikreditkan atau dikurangkan dari total PPh terutang pada akhir tahun.”34

“Dalam PP No. 46 Tahun 2013 ini disebutkan wajib pajak yang

memiliki peredaran bruto tertentu sebagaimana yang dimaksud adalah Wajib Pajak yang memenuhi kriteria :

1. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak

termasuk bentuk usaha tetap

33 www.okezone.com;2013, diakses 20 Februari 2014, 12.00 WIB. 34Agus Sukrisno, Op.cit, hal.191.

Page 22: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

31

2. Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk

penghasilan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan

peredaran bruto tidak melebihi 4,8 M dalam satu tahun

3. Bagi pelaku UMKM yang peredaran brutonya melebihi 4,8 M tetap dikenakan tarif sama sesuai ketentuan yang baru.”

35

Tarif PPh UMKM ini diberlakukan untuk semua kalangan UMKM yang

omzetnya berkisar diatas Rp 300.000.000,- sampai dengan 4, 8 milyar, kecuali

para pedagang kaki lima. Menurut Direktur Jenderal Pajak Kementerian

Keuangan Fuad Rahmany dalam kompas.com/2013/07/17 mengatakan bahwa

dengan diberlakukanya ketentuan pajak UMKM terbaru, dimaksudkan untuk

memudahkan UMKM dalam melakuakan pemungutan pajak.

2.3.3.2.Pajak Pertambahan Nilai

Perpajakan Mengenai Usaha Kecil tidak hanya mengatur Pajak

Pengahsilan (PPh), tetapi juga mengatur mengenai Pajak Pertambahan Nilai

(PPN). Tidak semua pengusaha diwajibkan untuk membayar PPN, kecuali bagi

pengusaha kena pajak yang melakukan transaksi penyerahan barang atau jasa

kena pajak. Penyerahan dalam hal ini termasuk penyerahan barang atau jasa kena

pajak di dalam daerah pabean, barang ekspor, maupun barang impor.

“Yang termasuk dalam kelompok barang tidak kena pajak (Pasal 4A ayat 1 UU PPN ) adalah barang hasil pertambangan, barang-barang

kebutuhan pokok, makanan dan minuman yang disajikan di

hotel/restoran, uang, emas, dan surat-surat berharga”.36

35 www.pajak.com sumber:detik.com,diakses 8 Juli 2013, 09.37 WIB. 36 Muda Markus,Op.cit, hal.320-321.

Page 23: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

32

Barang-barang yang disebutkan diatas termasuk barang tidak kena pajak yang

berarti barang-barang kecuali yang disebutkan termasuk dalam kelompok barang

kena pajak. Barang kena pajak tersebut akan dikenai PPN sesuai tarif yang

berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010

Mengenai Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai menyebutkan bahwa

pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah

peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000,-.

Pasal 2 dijelaskan pengusaha tersebut tidak diwajibkan melaporkan usahanya

untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan tidak wajib memungut,

menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau

Jasa Kena Pajak yang dilakukannya. Berbeda dengan pengusaha yang dikukuhkan

sebagai pengusaha kena pajak maka akan dikenakan tarif pajak PPN.

“Kewajiban terhadap pengusaha yang melakukan penyerahan barang

kena pajak atau penyerahan jasa kena pajak dalam daerah pabean/ melakukan ekspor barang kena pajak dan pengusaha kecil yang

dikukuhkan sebagai PKP diwajibkan untuk melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP dengan Memungut pajak yang terutang dan menyetorkan PPN yang masih harus dibayar”

37

Pelaku usaha yang penghasilanya diatas Rp 600.000.000,- wajib

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dimana harus memungut,

menyetorkan dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) seperti yang

37 Waluyo, Op.cit, hal.277.

Page 24: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

33

tercermin dalam pernyataan diatas. Pemungutan pajak PPN atas transaksi jual beli

oleh pengusaha kena pajak dimulai dengan pengisian faktur pajak. Pemungutan

ini dilakukan setiap akhir bulan sekali.

2.3.4. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Kewajiban pertama yang harus dilakukan sebagai wajib pajak sesuai

ketentuan UU KUP yaitu mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

setempat guna mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

“NPWP adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai identitas wajib pajak (WP) dalam melakukan

pembayaran, pelaporan pajak, dan pengawasan terhadap WP demi

tertibnya administrasi perpajakan.”38

Pengusaha yang ditugaskan untuk memungut PPN/PPnBM juga harus

dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak melalui Surat Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak (SP PKP). Hal ini sudah jelas disebutkan dalam peraturan PPN. Para

pengusaha kecil atau UMKM yang menjadi wajib pajak sejak diterimanya NPWP

atau SP PKP harus menghitung, menyetorkan pajak dengan mengisi Surat Setoran

Pajak (SSP), dan melaporkan pajak terutangnya dengan mengisi formulir Surat

Pemberitahuan Pajak (SPT). “Wajib pajak harus menyetorkan pajak ke kas negara

dengan cara mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) di kantor pajak terdekat, dan penyetoran

melalui bank persepsi atau kantor pos.”39

Formulir SPT pada pajak ada dua macam yaitu SPT Masa dan SPT

Tahunan. SPT masa digunakan untuk melaporkan pajak dalam suatu masa pajak

38 Muda Markus, Ibid, hal.377. 39 Muda Markus, Ibid, hal.378.

Page 25: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

34

(bulan). Sedangkan SPT tahunan digunakan wajib pajak untuk pelaporan pajak

dalam satu tahun pajak. Seringkali terjadi pelanggaran ataupun kesulitan-kesulitan

dalam pemungutan pajak. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara

yang terbesar, maka ketertiban pembayaran pajak oleh wajib pajak perlu

ditingkatkan. Peningkatan tersebut dilakukan dengan memberikan sosialisasi

pengetahuan tentang pajak dikalangan masyarakat luas agar mereka menyadari

pentingnya membayar pajak. Bukan hanya pengetahuan pentingnya membayar

pajak dan tarif pajak yang berlaku, tetapi cara penyetoran dan sanksi bagi

pelanggar pajak juga penting diketahui oleh wajib pajak. “Wajib Pajak (WP)

menyetorkan pajak melewati tanggal jatuh tempo penyetoran, maka ia dikenai sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dari pajak yang terlambat disetor”40

Sesuai ketentuan perpajakan diatas tanggal jatuh tempo penyetoran

dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dan pelaporan paling lambat

tanggal 20 bulan berikutnya dengan mengisi SPT Masa sesuai peraturan

penyetoran pajak PPh. Bagi wajib pajak yaitu pelaku UMKM yang tidak setor

pajak akan dikenakan sanksi yaitu denda 2% dari pajak terutangnya seperti

pernyataan diatas. Hal ini dimaksudkan agar wajib pajak mematuhi peraturan yang

sudah ditetapkan oleh negara.

“Sanksi pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling

tinggi 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar

bagi setiap wajib pajak yang : a. Tidak menyampaikan SPT

b. Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar/ tidak lengkap

40 Muda Markus, Ibid, hal.379.

Page 26: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

35

c. Menyuruh melakukan, turut serta melakukan, menganjurkan, atau

membantu tidak pidana di bidang perpajakan. “41

“Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas waktu, maka : - Diterbitkan surat teguran

- Dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 50.000,-untuk

SPT massa dan Rp 100.000,- untuk SPT tahunan.”42

2.4. Pentingnya Pembukuan Dalam Perpajakan

Pelaksanaan pemajakan atau mekanisme yang dianut perpajakan di

Indonesia yaitu menggunakan beberapa sistem diantaranya self assesment

system,withholding system, dan collecting system. Ketiganya sama-sama

digunakan untuk jenis pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya untuk pajak

penghasilan menggunakan self assesment system.

“Self assesment system adalah suatu sistem yang menentukan bahwa

rakyat yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak secara otomatis harus menghitung dan menetapkan sendiri berapa besaran utang

pajaknya, menyetorkan ke kas negara, dan mempertanggungjawabkan

perhitungan, penetapan, dan pembayaran pajak kepada otoritas perpajakan yang disebut fiskus (Pasal 12 UU KUP).”

43

Penentapan sistem ini benar-benar harus diperhatikan dan diawasi oleh

aparat pajak, apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Wajib pajak menghitung dan melaporkan sendiri besaran pajak yang harus

disetorkan ke kas negara, sehingga ketelitian dan pemahaman mengenai

pembukuan maupun pencatatan keuangan perusahaan sangat dibutuhkan untuk

penentuan besaran pajak yang benar dan tidak adanya kecurangan. Hal itu yang

mendasari pembukuan merupakan aspek terpenting dalam sistem pembayaran

41 Muda Markus, Ibid, hal.399. 42 AnastasyaDiana,dkk, Op.cit, hal.11. 43 Muda Markus, Op.cit, hal.375.

Page 27: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

36

pajak. Menurut Ketentuan Umum Perpajakan No.16 tahun 2009 pasal 1 ayat 29

dan pasal 4 ayat 4 yang menyatakan bahwa :

“Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara

teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang

meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup

dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba

rugi pada setiap tahun pajak berakhir.”44

“Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang

peredaran bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk

menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan obyek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang bersifat

final.”45

Ketentuan perpajakan tersebut menjelaskan bahwa perlu adanya

pencatatan/pembukuan pada suatu badan usaha untuk memperoleh informasi

keuangan yang menggambarkan keadaan keuangan yang sebenarnya. Adanya

sistem pembukuan yang baik, maka informasi yang dihasilkan akan mudah

dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan untuk penentuan

pajak dalam satu periode.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian Wati tahun 2011 persepsi para pelaku UMKM terhadap

penerapan akuntansi, dengan hasil penelitian bahwa omzet perusahaan memiliki

nilai p-value < 0.05 yaitu signifikan, ini berarti omzet perusahaan berpengaruh

terhadap penerapan akuntansi. Semakin tinggi omzet makin komplek penerapan

akuntansinya, sedangkan semakin kecil omzet usaha penerapan akuntansi dirasa

44 Agoes Sukrisno,dkk, 2010, Akuntansi Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta,hal.5. 45 Agoes Sukrisno,dkk, Ibid, hal.5-6.

Page 28: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

37

tidak perlu melakukan pembukuan dengan rinci. Hasil penelitian berikutnya

membuktikan bahwa jenis kelamin, tingkat pendidikan manajer/pemilik UMKM,

pengalaman usaha manajer/pemilik UMKM, umur perusahaan, jenis usaha, dan

jumlah karyawan terhadap penerapan akuntansi memiliki nilai p-value jauh > 0,05

yang berarti tidak signifikan yaitu tidak ada pengaruh terhadap penerapan

akuntansi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

Analisis deskriptif mengemukakan data-data responden seperti: jumlah karyawan,

besarnya omzet perusahaan dalam sebulan, jenis usaha yang dijalankan, umur

perusahaan, tingkat pendidikan tertinggi manajer/pemilik UKM, dan pengalaman

usaha manajer/pemilik UKM. Analisis kuantitatif dengan uji normalitas, uji

multikolinearitas, dan uji heteroskedatisitas.

Penerapan akuntansi penting dilakukan untuk membantu UMKM dalam

menjalankan dan mengembangkan usaha. Hal ini, ditunjukan dengan adanya

penelitian mengenai penerapan akuntansi pada UMKM oleh Yulianti tahun 2012

yang berjudul Kajian Tentang Pencatatan Dan Pembukuan Transaksi UKM (Studi

UMKM nasabah BMT AL - IJTIHAD Pabelan). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa UMKM sudah menerapkan akuntansi secara sederhana, sebagian besar

UMKM mencatat penjualan, pembelian dan kas masuk, sedangkan untuk

pencatatan seperti persediaan, kas keluar, penggajian, dan beban masih

kurang. Laporan keuangan yang dibuat UMKM juga masih sederhana

sebagian UMKM hanya mencatat laporan penjualan, laporan pembelian dan

laporan laba rugi. Laporan keuangan yang dicatat oleh UMKM sebagian

Page 29: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

38

besar sudah sesuai dengan kriteria SAK ETAP. Namun sebagian besar

UMKM belum melakukan pencatatan atas pembiayaan dari BMT Al-IJtihad.

Pengaruh sistem pengendalian internal terhadap kepatuhan wajib pajak

hotel dalam memenuhi kewajibanya di kota semarang Tjondro tahun 2012,

membuktikan sistem akuntansi menunjukan hasil signifikan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak ditunjukan dengan nilai t hitung 4,546 dan P value 0,0001

yang berada di bawah alfa 5%. Hal ini menunjukan bahwa suatu perusahaan yang

sistem akuntansinya baik, melakukan pendataan secara valid yang mendukung

kepatuhan akan pajak. Populasi penelitian berjumlah 43 hotel dari berbagai kelas

di kota Semarang. Data dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh

dari penyebaran kuesioner dan data sekunder berupa data yang diperoleh dari

dinas pariwisata, dinas pengelolaan keuangan daerah, dan sumber lain yang

dianggap relevan. Uji hipotesisis diuji dengan Multiple Regretion Analysis.

Dengan adanya penelitian-penelitian tersebut, maka pembukuan sangat penting

dalam rangka pemenuhan pajak UMKM dikalangan UMKM Konveksi kecamatan

Tingkir.

2.6. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dibutuhkan peneliti sebagai gambaran dan penjelasan

agar tujuan penelitian dapat tercapai. Peneliti ingin mengetahui sistem pembukuan

di UMKM Konveksi Tingkir dalam rangka pemenuhan pajak terutang. Penentuan

besaran pajak terutang tidak hanya berdasarkan angka melainkan juga kualitas

informasi yang dihasilkan yaitu omzet. Kualitas pembukuan dapat diketahui dari

Page 30: BAB II STUDI LITERATUR 2.1.1. Pengertian UMKMrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/12/T1_162010008_BA… · “Menurut Golrida pembukuan merupakan proses pencatatan transaksi-transaksi

39

berbagai aspek yaitu pencatatan dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan

dapat dibandingkan. Berdasarkan keempat aspek tersebut peneliti dapat

mendiskripsikan sistem pembukuan di UMKM Konveksi Tingkir dan

memaknainya dalam rangka pemenuhan pajak UMKM. Adapun kerangka

berfikirnya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Penelitian

Deskripsi Pembukuan Dalam Rangka Pemenuhan Kewajiban Pajak Di Kalangan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) Konveksi Kecamatan Tingkir

Salatiga

Sistem Pembukuan

Pajak Terutang

Deskripsi sistem pembukuan

UMKM konveksi Tingkir

Dapat

dipahami

Relevan Dapat

dibandingkan

Keandalan

Pemaknaan sistem pembukuan

untuk pajak terutang

Sistem Pembukuan

Pajak Terutang

Identifikasi Sistem Pembukuan

UMKM Konveksi Tingkir Yang

Berlaku

Dapat

dipahami

Relevan Dapat

dibandingkan

Keandalan

Deskripsi sistem pembukuan

UMKM konveksi Tingkir

Pemaknaan sistem pembukuan

untuk pajak terutang