bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. temuan...

22
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN 4.1.1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Konveksi di Kecamatan Tingkir Wilayah Kecamatan Tingkir merupakan salah satu dari empat kecamatan di kota Salatiga. Kecamatan Tingkir terdiri dari enam kelurahan yaitu Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Tengah, dan Tingkir Lor. “Secara geografis kecamatan Tingkir kota Salatiga terletak diantara 110 8’58 – 110 32’4,64 Bujur Timur dan 007 17-007 23 Lintang Selatan, dengan luas wilayah ± 1.054,85 Ha. Adapun batas wilayahnya, meliputi : o Sebelah timur : Kecamatan Pabelan Kab. Semarang o Sebelah utara : Kecamatan Pabelan Kab. Semarang o Sebelah selatan: Kecamatan Tengaran Kab. Semarang o Sebelah barat : Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.” 1 Jumlah penduduk di kecamatan Tingkir sebanyak 46.084 jiwa dari 13.629 KK. Mata pencaharian pendudukanya sangat bervariasi mulai dari petani, buruh industri, pengusaha, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan, PNS/ABRI, pensiunan, dan jasa lainya. Dengan perincian penduduk menurut mata pencaharian sebagai berikut : 1 Kecamatan Tingkir, Op.cit, hal.7.

Upload: buitruc

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. TEMUAN

4.1.1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Konveksi di Kecamatan

Tingkir

Wilayah Kecamatan Tingkir merupakan salah satu dari empat kecamatan

di kota Salatiga. Kecamatan Tingkir terdiri dari enam kelurahan yaitu

Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Tengah, dan

Tingkir Lor.

“Secara geografis kecamatan Tingkir kota Salatiga terletak diantara

110 8’58 – 110 32’4,64 Bujur Timur dan 007 17-007 23 Lintang Selatan, dengan luas wilayah ± 1.054,85 Ha. Adapun batas

wilayahnya, meliputi :

o Sebelah timur : Kecamatan Pabelan Kab. Semarang o Sebelah utara : Kecamatan Pabelan Kab. Semarang

o Sebelah selatan: Kecamatan Tengaran Kab. Semarang

o Sebelah barat : Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.”1

Jumlah penduduk di kecamatan Tingkir sebanyak 46.084 jiwa dari 13.629

KK. Mata pencaharian pendudukanya sangat bervariasi mulai dari petani, buruh

industri, pengusaha, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan, PNS/ABRI,

pensiunan, dan jasa lainya. Dengan perincian penduduk menurut mata

pencaharian sebagai berikut :

1Kecamatan Tingkir, Op.cit, hal.7.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

49

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Ktw GendonganSidorejo

KidulKalibening

Tingkir

Tengah

Tingkir

Lor

Petani sendiri 45 - 95 95 55 64

Buruh tani 46 - - 95 25 82

Pengusaha 2.169 - 66 - - 356

Buruh industri 2.581 998 692 280 833 283

Pedagang 1.171 714 181 213 152 35

Buruh bangunan 71 68 715 188 367 76

Pengangkutan 253 41 41 11 25 21

PNS/ABRI 387 258 202 64 307 142

Pensiunan 425 194 61 12 74 30

Jasa lain 14.661 1.817 61 567 3.309 210

Jumlah 21.809 4.090 2.114 1.525 5.147 1.299

Sumber : Kecamatan Tingkir

Mata Pencaharian

Kelurahan

Kecamatan Tingkir terkenal sebagai sentra industri konveksi tepatnya di

kelurahan Tingkir Lor dan Tingkir Tengah. Sebagian besar penduduknya

mempunyai mata pencaharian sebagai buruh industri, pedagang, maupun

pengusaha konveksi. Banyak usaha industri konveksi di wilayah ini sehingga

memiliki julukan desa wisata Tingkir yang menonjolkan usaha konveksi sebagai

ciri khasnya.

Menurut penduduk sekitar, usaha ini merupakan usaha turun-temurun

yang sekarang banyak berkembang karena hampir sebagian besar penduduknya

bermatapencaharian pengusaha dan buruh industri konveksi. Usaha industri

konveksi yang dimaksud adalah usaha yang bergerak dibidang pembuatan pakaian

jadi. Adapun hasil produk-produk industri UMKM konveksi adalah celana hawai,

celana pendek bersaku banyak, aneka pakaian anak dan dewasa, sprei, sarung

bantal, dan guling.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

50

UMKM Konveksi banyak memberikan dampak positif bagi erekonomian

disekitarnya. Selain untuk kepentingan pribadi pengusaha, UMKM berperan

dalam membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Menurut

data Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota

Salatiga tahun 2013 penyerapan tenaga kerja oleh UMKM Konveksi Tingkir

meningkat 5,9% dari 340 tenaga kerja menjadi 360 tenaga kerja. Data

Disperindagkop menyebutkan jumlah UMKM Konveksi di kecamatan Tingkir

sebanyak 52 yang terdaftar terdiri dari 42 sektor usaha berskala mikro dan 10

sektor usaha berskala kecil. Berdasarkan penjelasan dari pegawai Disperindagkop

bidang UMKM masih ada beberapa UMKM Konveksi di kecamatan Tingkir

yang belum mendaftarkan diri sehingga tidak terdata oleh bidang UMKM.

UMKM yang tidak terdaftar di Disperindagkop tidak mendapatkan pembinaan

terkait untuk pengembangan usahanya. Berikut merupakan data daftar UMKM

Konveksi di Kecamatan Tingkir, Salatiga :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

51

1 Ainaul Mardiyah Tingkir Lor Salatiga Konveksi 512.650.000Rp 7 2 3

2 Adib Mutofa Tingkir Lor Salatiga Konveksi 255.600.000Rp 3 1 3

3 Artika Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 136.000.000Rp 2 1 3

4 Amin Solikhah Tingkir Lor Salatiga Konveksi 525.960.000Rp 2 2 3

5 Asma'ah Tingkir Lor Salatiga Konveksi 276.000.000Rp 14 1 3

6 Armedi Tingkir Lor Salatiga Konveksi 156.720.000Rp 8 1 3

7 Daryati Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 378.000.000Rp 8 2 3

8 Edi Susilo Tingkir Lor Salatiga Ladayna Konveksi 60.000.000Rp 25.000.000Rp 7 1 3

9 Isa Tingkir Lor Salatiga Konveksi 243.000.000Rp 3 1 3

10 Khaeroni Tingkir Lor Salatiga Konveksi 96.166.000Rp 5 1 3

11 Ida Magsum Tingkir Lor Salatiga Konveksi 184.913.000Rp 13 1 3

12 Joko Pitono Sukasari Cebongan Salatiga Konveksi 711.200.000Rp 4 1 3

13 Khotijah Soleh Krajan Salatiga Konveksi 1.190.883.000Rp 5 2 3

14 Munasikah Tingkir lor Salatiga Konveksi 267.960.000Rp 5 1 3

15 Mahfiah Rohmah Tingkir Salatiga Konveksi 85.000.000Rp 6 1 3

16 Mut khasanah Tingkir lor Salatiga Konveksi 214.040.000Rp 4 1 3

17 Maksum Afandi Tingkir Lor Salatiga Konveksi 127.312.000Rp 6 1 1

18 M. Zaenudin Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 118.000.000Rp 10 1 3

19 Mahf`ah Tingkir Lor Salatiga Konveksi 149.300.000Rp 5 1 3

20 Mutoala Tingkir Lor Salatiga Konveksi 130.000.000Rp 5 1 3

21 Munawir Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 293.400.000Rp 5 1 3

22 Munayiroh Tingkir Lor Salatiga Konveksi 688.500.000Rp 6 2 3

23 Melati Tingkir Lor Salatiga Konveksi 154.800.000Rp 3 1 3

24 Mariatul Ulfa Kalibening Salatiga Konveksi 256.250.000Rp 15 2 3

25 Nur Abidin Tingkir Lor Salatiga Konveksi 233.000.000Rp 9 1 3

26 Nuraini Tingkir Lor Salatiga Konveksi 220.000.000Rp 8 1 3

27 Nani Setyo Rini Kutowinangun Salatiga Konveksi 191.666.000Rp 7 1 3

28 Nurman Suntoro Tingkir Lor Salatiga Konveksi 198.166.000Rp 6 1 3

29 Ngatikah Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 197.200.000Rp 2 1 3

30 Nurudin Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 675.000.000Rp 50 2 3

31 Nurhadi Santoso Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 744.000.000Rp 21 2 3

32 Ning Darmaji Tingkir Lor Salatiga Konveksi 612.000.000Rp 17 2 3

Skala

Usaha *)

Tabel 4.2 Data Daftar UKMKM Konveksi di Kecamatan Tingkir

Sektor

Usaha **)

DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH

DATA UMKM BINAAN

PROVINSI JAWA TENGAH

NoNama UMKM

yang dibinaAlamat

Kabupaten/K

ota

Nama

Produk

Spesifikasi

Produk

Jumlah

UMKM

Kapasitas

/Bulan Omset/tahun Asset (Rp)

Tenaga

Kerja

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

52

Lanjutan

32 Ning Darmaji Tingkir Lor Salatiga Konveksi 612.000.000Rp 17 2 3

33 Priyanto Tingkir Lor Salatiga Konveksi 376.000.000Rp 10 1 3

34 Romdiah Tingkir Tengah Salatiga Konveksi 381.600.000Rp 7 2 3

35 Sirojudin Tingkir Lor Salatiga Konveksi 91.666.000Rp 3 1 3

36 Suratno Tingkir Lor Salatiga Konveksi 93.500.000Rp 5 1 3

37 Santo Gendongan Salatiga Konveksi 45.000.000Rp 4 1 3

38 H. Suprapto Kutowinangun Salatiga Konveksi 90.000.000Rp 6 1 3

39 Surip Muslikah Tigkir Lor Salatiga Konveksi 128.090.000Rp 4 1 3

40 Sarofah Tingkir Lor Salatiga Konveksi 230.000.000Rp 5 1 3

41 Lilis Yuananti Telaga Mukti Salatiga Abdel̀ s CollectionKonveksi 25.000.000Rp 25.000.000Rp 4 1 3

42 Purwoto Kalibening Salatiga Konveksi 24.000.000Rp 10.000.000Rp 2 1 3

43 M. Emma/Basuki RahmadKalibening Salatiga Konveksi 156.000.000Rp 95.000.000Rp 5 1 3

44 Endang Wihatnani Telaga Mukti Salatiga Azya Konveksi 36.000.000Rp 5.000.000Rp 3 1 3

45 Yuli Purnawati Tingkir Lor Salatiga Konveksi 30.000.000Rp 15.000.000Rp 10 1 3

46 Ari Murni Karangduwet Salatiga Zakada CollectionKonveksi 10 pcs 18.000.000Rp 5.000.000Rp 1 1 3

47 Khidzer Kalibening Salatiga Fina Konveksi 11.800.000Rp 10.000.000Rp 8 1 3

48 Rudi marwoto Tingkir lor Salatiga Rohmi Konveksi 625 pcs 8.400.000Rp 600.000Rp 3 1 3

49 Lailatul MukaromahTingkir lor Salatiga Konveksi 7.200.000Rp 1.700.000Rp 2 1 3

50 Sri Semi Rahayu Tingkir lor Salatiga Konveksi 27.500.000Rp 5.000.000Rp 2 1 3

51 Musiatun Tingkir lor Salatiga Konveksi 5.000.000Rp 2 1 3

52 Mutmainnah Tingkir lor Salatiga Konveksi 25.000.000Rp 2.000.000Rp 3 1 3

**) Sektor Usaha

3 = Industri Pengolahan

2. Usaha Kecil (UK) = Omzet/tahun > Rp 300.000.000 ≤ Rp 2,5 M; Asset > Ro 50.000.000 ≤ Rp 500.000.000

3. Usaha Menengah (UM) = Omzet/ tahun > Rp 2,5 M ≤ Rp 50 M; Asset > Rp 500.000.000 ≤ Rp 10M

*) Skala Usaha Sesuai Kriteria yang tercantun pada UU No 20 Tahun 2008 :

1. Usaha mikro (U Mik) = Omzet/tahun s.d Rp 300.000.000 Asset s.d Rp 50.000000

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

53

4.1.2.Sistem Pembukuan UMKM Konveksi di Kecamatan Tingkir

Pencatatan akuntansi dibutuhkan dalam menjalankan sebuah usaha, baik

usaha yang berskala besar maupun usaha berskala kecil seperti UMKM Konveksi

di Tingkir. Pencatatan akuntansi dilakukan perusahaan sesuai dengan

kebutuhanya. Pencatatan atas transaksi usaha yang dilakukan di perusahaan secara

teratur disebut dengan pembukuan. Pembukuan di UMKM Konveksi Tingkir

masih sangat sederhana, karena usahanya yang masih relatif kecil. Pembukuan

atau pencatatan akuntansi yang dilakukan UMKM tersebut berbeda satu sama

lainya bahkan ada pula beberapa UMKM yang tidak melakukan pencatatan.

UMKM Konveksi tidak mempunyai standar dalam mencatat, mereka

melakukanya dengan pengetahuan sendiri secara konvensional. Tujuan adanya

sistem pembukuan ini untuk membantu pelaku usaha dalam proses produksi dan

mengetahui omzet penjualanya.

Transaksi yang terjadi di UMKM Konveksi Tingkir umumnya yaitu

penjualan tunai, piutang, hutang, retur pembelian, pembelian bahan, pembelian

dan perawatan mesin, pengambilan uang oleh pemilik, biaya gaji, biaya listrik,

biaya makan, dan biaya transportasi. Transaksi diatas tidak semua dicatat oleh

UMKM Konveksi di Tingkir. Banyak dari UMKM yang hanya mencatat

perolehan dana, seperti penjualan tunai maupun kredit. Sedangkan yang mencatat

perolehan dana dan pengeluaran dana secara keseluruhan hanya beberapa UMKM

saja. Banyak pelaku usaha tersebut justru tidak mencatat semua transaksi yang

terjadi karena tidak sempat dan terlalu rumit melakukanya. Selain itu, sebagian

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

54

besar dari pelaku usaha konveksi tidak memisahkan keuangan usaha dan

keuangan pribadi pemiliknya. Mereka beranggapan bahwa uang perusahaan

adalah uangnya sendiri yang tidak perlu adanya pertanggungjawaban dalam

penggunaanya baik untuk keperluan pribadi maupun usaha. Hal ini juga yang

menjadi alasan UMKM Konvesi tidak perlu melakukan pencatatan keuangan.

Sistem pembukuan atau pencatatan akuntansi dimulai dari input, proses,

dan output. Begitu pula untuk sistem pembukuan pada UMKM Konveksi dimulai

dari input yaitu transaksi keuangam, identifikasi transaksi, pengukuran,

pendokumentasian bukti, dan kemudian dilanjutkan proses pencatatan, yang

menghasilkan output berupa informasi keuangan seperti omzet penjualan, biaya

produksi, laba, asset, hutang, dan modal usaha. Identifikasi transaksi oleh UMKM

Konveksi hanya memilah transaksi yang terjadi termasuk dalam penambahan

dana atau pengurangan dana. Seperti penjualan termasuk dalam penambahan dana

dan biaya termasuk dalam pengurangan dana. Setelah identifikasi dilakukan

pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan yang diterima dan

dibayarkan oleh perusahaan. UMKM menginformasikan transaksi yang

sesungguhnya pada saat transaksi itu terjadi. Ada beberapa UMKM yang

mengukur asset usahanya berupa mesin, persediaan bahan dengan satuan rupiah.

Mereka menentukan persediaan bahan dan mesin dengan memperkirakan saja,

tidak ada pencatatan khusus persediaan maupun penghitungan beban penyusutan.

Selanjutnya pendokumentasian transaksi ke bukti sebagai dasar pencatatan lebih

lanjut dan penyampaian informasi kepada pihak yang berkepentingan.

Dokumentasi bukti yang dibuat oleh UMKM konveksi berupa nota penjualan dan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

55

surat jalan sebagai bukti pendukung jika diperlukan. Hampir secara keseluruhan

UMKM Konveksi membuat nota penjualan karena usahanya menjual produk.

Tetapi ada beberapa transaksi yang tidak ada bukti seperti penjualan eceran, biaya

gaji, biaya makan, dan biaya transportasi. Untuk kelengkapan dan keabsahan

bukti ditulis tanggal, nama penerima, barang yang dipesan, jumlah barang, harga,

dan tanda tangan penerima dan penjual. Proses terakhir adalah pencatatan

transaksi dalam buku. UMKM Konveksi Tingkir tidak semua melakukan

pencatatan tersebut. Misalnya pencatatan transaksi penjualan oleh UMKM

Konveksi dilakukan secara berbeda ada yang mencatat dalam buku khusus

pesanan, ada yang dicatat dua kali dalam buku pesanan dan buku harian kas,

dicatat pada selembar kertas, dan ada yang tidak mencatat tetapi hanya

mengandalkan pengumpulan nota penjualan. Hampir kebanyakan UMKM

melakukan pencatatan dengan sistem pencatatan tunggal. Perbedaanya terletak

pada format pembukuan yang berbeda-beda satu sama lainya. Ada UMKM yang

mencatat penjualan, pembelian, pengeluaran, dan penerimaan dalam kolom yang

sudah disediakan khusus yaitu buku penjualan, buku pembelian, dan buku harian

kas. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memudahkan dalam memperoleh

informasi keuangan karena sudah dikelompokan. Beberapa UMKM Konveksi

untuk pembelian bahan baku tidak mencatat melainkan mengandalkan nota

pembelian yang disimpan yang kemudian akan dibuang setelah perlunasan, tidak

tekecuali untuk nota penjualan. UMKM yang mengarsipkan bukti transaksi

sebagai dokumen hanya beberapa saja. Mereka juga tidak mencatat seluruh biaya

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

56

yang dikeluarkan untuk produksi. Salah satu biaya yang tidak diperhitungkan

dalam biaya produksi usaha adalah biaya tenaga kerja pemilik.

Pengelolaan keuangan usaha dikelola sendiri oleh pemilik atau keluarga

sebagai pelaku pembukuan. Ada pula yang menggunakan jasa orang lain untuk

mengelola administrasi keuanganya, namun tidak bertahan lama karena

mengundurkan diri. Kebanyakan UMKM mencatat tidak sesuai kejadianya,

misalnya tidak mencatat dan mengeluarkan nota untuk penjualan tunai secara

eceran,ketidak tepatan waktu dalam mencatat penjualan, tidak mencatat biaya-

biaya yang dikeluarkan secara keseluruhan dan rinci, maka output atau informasi

yang dihasilkan tidak menggambarkan keadaan sebenarnya. UMKM Konveksi

tersebut hanya menggunakan perkiraan dalam menentukan biaya produksi, omzet

perbulan, dan laba usaha. Berdasarkan temuan diatas dapat digambarkan siklus

akuntansi (pembukuan) pada UMKM Konveksi di Tingkir ada 3 macam yaitu :

Gambar 4.1 Siklus akuntansi UMKM Konveksi di Tingkir

INPUT

Transaksi Identifikasi

transaksi

Dokumentasi

transaksi

Pengukuran

transaksi

Informasi

keuangan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

57

Sumber : Data primer penelitian

INPUT

Transaksi Identifikasi

transaksi

Dokumentasi

transaksi

Pengukuran

transaksi

PROSES

Penulisan transaksi ke

buku harian

Informasi

keuangan

INPUT

Transaksi Identifikasi

transaksi

Dokumentasi

transaksi

Pengukuran

transaksi

Informasi

keuangan

PROSES

Penulisan transaksi ke

buku harian

OUTPUT

Laporan keuangan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

58

4.1.3 Pemenuhan Pajak UMKM Konveksi di Tingkir

UMKM merupakan wajib pajak dalam negeri yang dikenakan pajak.

Penetapan UMKM sebagai wajib pajak karena UMKM adalah badan yang

menghasilkan penghasilan. Pengenaan pajak UMKM atas penghasilan usahanya

ditetapkan sebesar 1% dari omzet bruto sesuai PP No.46 tahun 2013. Salah

satunya UMKM Konvekasi di kecamatan Tingkir dikenakan pajak UMKM sesuai

pajak yang telah ditetapkan tersebut.

Pelaksanaan pelaporan pajak UMKM Konveksi di kecamatan Tingkir

kurang berjalan lancar. Ada beberapa kendala dalam pemungutan pajaknya.

Adapun kendala yang dihadapi diantaranya kurangnya kesadaran dari wajib pajak

untuk mendaftarkan diri dan melaporkan pajak. Banyak UMKM Konveksi

dikecamatan Tingkir yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

namun mereka tidak tahu akan hak dan kewajibanya. Berdasarkan wawancara

pada pelaku UMKM Konveksi Tingkir sebagian besar merasa keberatan untuk

membayar pajak karena 1% dari omzet bruto dirasa terlalu berat sehingga

membuat orang atau wajib pajak melaporkan sesuka-sukanya. Beberapa UMKM

menentukan besaran omzet penjualan untuk penentuan pajaknya hanya dengan

perkiraan karena alasan tidak membuat laporan penjualan bulanan. Ada pula

UMKM yang tidak tahu mengenai pajak UMKM. Hanya beberapa orang saja

yang melaporkan pajak UMKM ke Kantor Pelayanan Pajak. Menurut data dari

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Salatiga jumlah wajib pajak UMKM

Konveksi kecamatan Tingkir adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

59

Tabel 4.3 Daftar jumlah wajib pajak Industri Pengolahan Pakaian

(Konveksi), di kecamatan Tingkir Salatiga

NAMA WP KEC KEL KAB/KOTA

DWI JAYA MANDIRI TINGKIR GENDONGAN SALATIGA

KHOIRU NISA TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

AMIN SOLIHAH TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

SUNTORO TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

YUSTINUS INDRATO, DRS TINGKIR SIDOREJO KIDUL SALATIGA

RIAWAN WORO ENDARTININGRUM TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

LILIS YUWANAWATI, SE TINGKIR TINGKIR TENGAH SALATIGA

MUHAMMAD WAHYUDIN TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

SOFIYAH HUDA RIYANTI TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

NAFISAH TINGKIR TINGKIR LOR SALATIGA

GESANG SATRIYO TINGKIR GENDONGAN SALATIGA

Sumber : KPP Pratama Salatiga

UMKM Konveksi kecamatan Tingkir, Salatiga menentukan besaran

pajaknya dibantu oleh pegawai KPP Pratama Salatiga. Mereka melaporkan omzet

penjualan perbulan secara lisan tanpa melampirkan laporan penjualan perbulan.

Wajib pajak dalam melaporkan pajak hanya melampirkan Surat Setoran Pajak

(SSP) untuk SPT massa dan SPT tahunan. Jatuh tempo penyetoran paling lambat

tanggal 15 bulan berikutnya dan pelaporan paling lambat tanggal 20 bulan

berikutnya. UMKM yang telat dalam melaporkan SPT massa dikenakan sanksi

keterlambatan pelaporan SPT sebesar Rp 100.000,- per bulan. Beberapa UMKM

yang tidak membuat laporan penjualan bulanan memperkirakan omzset bruto

perbulan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Menurut pegawai

pajak KPP Pratama Salatiga untuk sementara yang terpenting SPT masuk,

kemudian pihaknya menghimbau untuk membuat laporan bulanan penjualan. Jika

ada ketidaksesuaian dalam pelaporan pajak terutang UMKM, maka akan

dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut oleh dinas pajak.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

60

4.2. PEMBAHASAN

4.2.1. Sistem Pembukuan UMKM Konveksi di Tingkir

Banyak pihak membutuhkan informasi keuangan untuk berbagai

kepentingan. Sistem pembukuan dirancang manusia sebagai alat untuk memenuhi

kebutuhan informasi keuangan. Sistem pembukuan banyak dipakai oleh

perusahaan-perusahaan kecil maupun besar. Adapun sistem pembukuan atau

siklus pencatatan akuntansi pada UMKM adalah : “Dalam akuntansi UMKM

terdapat 2 siklus akuntansi yang terdiri dari siklus selama periode berjalan dan siklus

pada akhir periode. Adapun penyajian siklusnya sebagai berikut : “2

Gambar 4.2 Siklus Akuntansi UMKM

"

Umpan balik

2 Warsono dkk, loc.cit, hal.17.

INPUT PROSES OUTPUT

Transaksi

Identifikasi

transaksi

Pengukuran

transaksi

Dokumentasi

Penulisan buku harian

Transaksi

Pencatatan jurnal

Buku besar

Daftar saldo sebelum

penyesuaian

Pencatatan penyesuaian

Daftar saldo setelah

penyesuaian

Jurnal Penutup

Laporan laba/rugi

Laporan perubahan

ekuitas

Neraca

Laporan arus kas

Mekanisme

Pengendalian

Memenuhi kebutuhan

informasi para pengguna

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

61

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan UMKM Konveksi Tingkir tidak

melaksanakan sistem pembukuan seperti diatas. Kebanyakan UMKM Konveksi

tidak melakukan pembukuan secara sistematis. Mereka memulai tahap awal

pembukuan rata-rata sama mulai dari transaksi, identifikasi transaksi, pengukuran,

dan dokumentasi. Kemudian untuk proses lebih lanjutnya tergantung pada

kebutuhan dan pengetahuan pemilik. Ada yang melanjutkan prosesnya pada

penulisan buku harian khusus atau dapat dikatakan pencatatan jurnal, sampai pada

laporan keuangan. Tetapi banyak dari para pelaku UMKM yang hanya berhenti

pada pendokumentasian bukti karena dari bukti dokumen sudah dapat diketahui

informasi keuangan yang dibutuhkan seperti penghasilan, total pembelian bahan

kain, dan biaya listrik. Pada UMKM Konveksi di Tingkir pemilik mencatat

pembayaran piutang secara bervariasi. Biasanya pemilik UMKM mencatat

pembayaran piutang pada selembar kertas, dokumen bukti, dan buku harian. Bukti

penjualan dibuat rangkap dua, rankap pertama diberikan menjadi arsip penjual,

rankap kedua diberiakan kepada pembeli. Catatan pada selembar kertas atau pada

dokumen bukti transaksi penjualan tidak disimpan sebagai arsip melainkan

dibuang jika perlunasan piutang selesai.

Keuntungan lebih bagi pemilik usaha yang melakukan pencatatan lebih

lanjut sesuai siklus akuntansi yang benar. Manfaat secara langsung yaitu pemilik

tidak terbatas informasi keuanganya. UMKM dapat mengetahui perkembangan

usahanya melalui laporan keuangan seperti harga pokok penjualan, laporan

laba/rugi, perubahan ekuitas, posisi keuangan perusahaaan, dan arus kas. Laporan

laba/rugi disusun dengan menyajikan pendapatan dikurangi beban usaha dalam

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

62

satu periode. Sedangkan pada UMKM Konveksi banyak UMKM yang tidak

mencatat biaya pengeluaran usaha dan pendapatan atas penjualan eceran tidak

diperhitungkan sehingga kesulitan dalam menentukan laba/rugi usaha secara

tepat. Neraca disusun untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Ada

beberapa UMKM yang menafsirkan atau melakukan penetapan nilai rupiah pada

harta, hutang, dan modalnya. Tetapi banyak UMKM yang tidak melakukanya.

Penentuan laba/rugi yang tidak tepat dan pengambilan uang pribadi oleh pemilik

usaha yang tidak dicatat akan mempengaruhi dalam menghitung perubahan

modal. UMKM tidak dapat mengetahui secara akurat berapa peningkatan atau

penurunan modal usahanya. Selain itu, informasi keuangan yang dihasilkan untuk

kepentingan pihak luar seperti kepada dinas pajak sulit ditentukan secara tepat.

4.2.2. Pemenuhan Pajak UMKM Konveksi di Tingkir

Salah satu manfaat adanya pembukuan adalah untuk penentuan pajak.

Penentuan pajak UMKM ditentukan atas dasar omzet bruto usaha. Penentuan

realisasi penghasilan dalam pajak dikenal dengan dua metode yaitu metode

pendekatan akrual basis dan metode pendekatan kas basis. Pada UMKM

Konveksi di kecamatan Tingkir penentuan realisasi penghasilanya menggunakan

pendekatan kas basis yang mengakui penghasilan pada saat diterima. Untuk

penjualan kredit tetap diperhitungkan dalam satu periode tersebut. Nota/faktur

penjualan dibuat rangkap dua, satu untuk penjual dan satunya untuk pembeli.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

63

Sesuai dengan teori perhitungan penghasilan untuk pajak yang dikemukakan oleh

Anastasya dan Setiawati yaitu :

“Pemakaian stesel kas dapat mengakibatkan perhitungan yang mengaburkan terhadap penghasilan, besarnya penghasilan dari tahun ke

tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan dan pengeluaran

kas. Sehingga perlu diperhatikan hal-hal berikut : 1. Perhitungan penjualan dalam satu periode harus meliputi

seluruh penjualan baik tunai maupun bukan. Dalam menghitung

harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian

dan persediaan. 2. Dalam memperoleh aktiva yang dapat disusutkan dan hak yang

dapat diamortisasi, biaya yang dikurangkan dari penghasilan

hanya dapat dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi. 3. Pemakaian stesel kas harus secara taat asas (konsisten).”

3

Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tarif

pajak, sistem pemungutan pajak, mekanisme pelaporan pajak, dan kemauan wajib

pajak untuk mematuuhi peraturan.

“Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary

of compliance) merupakan tulang punggung sistem self assesment, dimana wajib pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban

perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan

melaporkan pajaknya tersebut (Machfud Sidik).4

Pada umumnya kebanyakan UMKM konveksi di kecamatan Tingkir

merasa keberatan dengan tarif pajak yang dikenakan. Wajib pajak cenderung

melakukan penghindaran pajak dengan melakukan perlawanan. Perlawanan

tersebut dilakukan dalam bentuk sikap dengan tidak mendaftarkan diri sebagai

wajib pajak atau tidak melaporkan pajak secara tepat waktu. Sistem pemungutan

3 Anastasya Diana,dkk,loc.cit, hal.34. 4 Devano dan Rahayu,loc.cit,hal.110.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

64

pajak self assasment mengharuskan wajib pajak menghitung sendiri pajaknya.

Namun pada kenyataanya, UMKM Konveksi kecamatan Tingkir ada pula yang

tidak dapat menghitung besarnya pajak. Mereka yang kesulitan dalam menghitung

dibantu oleh pegawai KPP setempat dengan melaporkan perkiraan omzet

perbulanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa self assasment oleh wajib pajak

UMKM memberi peluang bagi wajib pajak untuk melakukan kecurangan karena

UMKM menghitung sendiri pajak terutangnya. Sedangkan kemauan pajak dapat

dilihat dari kepatuhan dalam menentukan pajak dan pelaporan pajak. Beberapa

UMKM ada yang tidak melaporkan pajak dan ada pula yang telat melaporkan

pajak. Pajak ditentukan 1% dari omzet. Ada dari UMKM Konveksi yang

menentukan omzet berdasarkan perkiraan karena tidak membuat laporan bulanan

penjualan. Faktor tersebut menjadi hambatan atau kendala dalam pemungutan

pajak di wilayah kecamatan Tingkir. Berdasarkan data UMKM Konveksi di

kecamatan Tingkir hanya 11 orang yang terdaftar sebagai wajib pajak. Menurut

informasi Disperindagkop ada 52 UMKM Konveksi di kecamatan Tingkir yang

terdaftar, padahal jumlah UMKM di kecamatan Tingkir lebih dari itu. Hasil

wawancara dengan pegawai pajak mengatakan bahwa untuk wilayah Tingkir lor

dan Tingkir tengah yang banyak terdapat UMKM dan merupakan sentra industri

konveksi terbesar di Salatiga, tidak lebih dari 5 orang yang melaporkan pajak. Ini

membuktikan kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membayar pajak.

Kendala lain dalam pelaporan pajak adalah keterlambatan melaporkan. UMKM

Konveksi yang telat dalam melaporkan dikenakan denda administrasi sebesar Rp

100.000,- per bulan untuk SPT massa.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

65

Selain kendala diatas pentingnya pengetahuan mengenai pajak oleh wajib

pajak sangat dibutuhkan. Tujuannya agar mengetahui hak dan kewajibanya

sebagai wajib pajak, sehingga secara sadar dan sukarela mematuhi aturan yang

berlaku. Berdasarkan wawancara dengan UMKM Konveksi, beberapa UMKM

tidak paham mengenai pajak UMKM baik tarif pajak, mekanisme, dan manfaat

yang diperoleh. Adanya pemahaman yang baik tentang perpajakan, maka

pemenuhan pajak akan berjalan lancar dan penentuan pajak atas dasar omzet dapat

dihitung secara tepat dan akurat.

4.2.3. Pembukuan Ditinjau Dari Aspek Perpajakan

Sistem pembukuan yang baik tidak hanya menghasilkan output berupa

angka tetapi juga kualitas. Output yang dihasilkan UMKM Konveksi di Tingkir

dapat dilihat kualitasnya dari segi informasi keuangan yaitu dapat dipahami,

relevan, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan. Pencatatan transaksi keuangan

kebanyakan dilakukan sendiri oleh pemiliknya sesuai pemahaman dan kebutuhan.

“Semakin tinggi tingkat pemahaman akuntansi dan ketentuan

perpajakan yang dimiliki wajib pajak badan serta masalah transparansi dalam pajak terlaksana atau berjalan dengan baik maka

semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya.”5

5Ade Saepudin, Jurnal Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Ketentuan Perpajakan

Serta Transparansi Dalam Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Survei Pada Wajib

Pajak Badan PPh Berbentuk CV dan PT di Kota Tasikmalaya), Universitas Siliwangi

Tasikmalaya, hal.11.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

66

Pembukuan yang baik diharapkan dapat memberi manfaat untuk

pelaksanaan usaha, evaluasi kinerja, dan pemeriksaan dengan pihak luar terutama

pajak. Namun pada kenyataanya pembukuan pada UMKM Konveksi di Tingkir

kurang memberikan informasi yang akurat. Hal ini membuat UMKM tidak dapat

membantu pemilik dalam melaksanakan penentuan harga pokok penjualan,

pengendalian pengeluaran yang efektif, serta tidak dapat memberi informasi

omzet penjualan sesuai keadaan yang sebenarnya.

Sistem pemungutan pajak self assasment oleh UMKM harus diimbangi

pengetahuan pembukuan yang baik. Secara khusus dalam pembuatan laporan

penjualan agar dapat menentukan besaran omzet tidak hanya secara kuantitatif

saja, tetapi juga mementingkan unsur kualitatifnya. Unsur kualitatif dalam

pembukuan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Dapat dipahami

Karakteristik dapat dipahami dilihat dari informasi yang dihasilkan oleh

pembukuan dapat segera dengan mudah dipahami oleh para pemakai informasi

baik pihak internal maupun pihak eksternal. Informasi penjualan dalam hal ini,

dilihat dari pengumpulan bukti penjualan yang dapat diketahui pemesan, barang

yang dipesan, jumlah dan harga barang, pencatatan pada selembar kertas, ataupun

pada buku harian kas maupun daftar piutang dapat dengan mudah dipahami

karena dibuat secara sederhana. Bukti atau catatan pada selembar kertas yang

hilang atau dibuang setelah perlunasan bagi UMKM Konveksi yang tidak

mencatat penjualan atau membuat pada buku lain merasa kesulitan dalam

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

67

menentukan besaran omzetnya. Terlebih ada penjualan eceran yang tidak diberi

bukti transaksi. Pencatatan yang tidak dapat dipahami secara mudah, akan

menyulitkan para pemakai baik intern dan ekstern dalam menggunakan informasi

tersebut.

2. Relevan

Informasi dikatakan relevan adalah informasi yang dihasilkan oleh

pembukuan sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan sebagai pertimbangan

dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Terkait dengan informasi yang

relevan, omzet penjualan UMKM digunakan untuk menentukan pajak terutang.

Sedangkan beberapa UMKM tidak mencatat atau mengeluarkan nota/faktur untuk

penjualan eceran. Biasanya pemilik menggunakan bukti penjualan atau catatan

penjualan untuk melakukan penagihan piutang dan perhitungan omzet penjualan.

Ada juga UMKM yang hanya memperkirakan besaran omzet untuk menghitung

pajak. Penyajian informasi omzet untuk pajak yang hanya didasarkan pada

perkiraan tanpa adanya catatan atau bukti penjualan. Secara hakikat informasi

pembukuan UMKM sudah cukup menentukan relevansinya yaitu pelaporan omzet

untuk penentuan besaran pajak UMKM tanpa mempertimbangkan

materialitasnya. Dengan begitu informasi omzet relevan untuk kepentingan pajak,

namun jumlah omzet yang dihasilkan belum tentu sesuai keadaan sebenarnya

sehingga dapat berpengaruh terhadap besaran pajak terutang yang harus dibayar

dan dilaporkan.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

68

3. Keandalan

Informasi yang dihasilkan oleh pembukuan berdasarkan kejadian atau

transaksi ekonomi perusahaan yang sesuai kenyataan sehingga dapat diandalkan

pemakai untuk mengambil keputusan disebut keandalan. Ada UMKM yang selalu

mengeluarkan dan menerima bukti transaksi sebelum dilakukan pencatatan lebih

lanjut, ada pula UMKM yang tidak mengeluarkan bukti transaksi untuk

pengeluaran dan penerimaan yang bersifat kecil. Kelengkapan dan keabsahan

bukti pada nota/faktur penjualan dan pembelian dapat dipertanggungjawabkan

karena sudah tertera tanggal, nama barang, jumlah, harga, nama penerima

sekaligus tanda tangan penerima. Penyajian informasi omzet oleh beberapa

UMKM Konveksi tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau dapat

dikatakan penyajianya tidak jujur. UMKM melakukan perkiraaan omzet dalam

menentukan pajak terutang. Keterangan tersebut menjelaskan bahwa informasi

yang dihasilkan kebanyakan UMKM Konveksi Tingkir kurang dapat diandalkan

sehingga akan berakibat pada penentuan pajak UMKM yang tidak tepat.

4. Dapat dibandingkan

Karakteristik terakhir adalah dapat diperbandingkan yaitu informasi yang

dihasilkan oleh pembukuan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya

sebagai evaluasi kinerja maupun sebagai rencana masa depan perusahaan.

Kebanyakan UMKM Konveksi tidak ada pencatatan secara sitematis dan

konsisten pada omzet penjualan UMKM, sehingga tidak dapat diketahui secara

pasti omzet usaha perperiode dan sulit untuk dilihat prosentase peningkatan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. TEMUAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4920/14/T1_162010008_BAB IV... · pengukuran transaksi dalam satuan rupiah sesuai dengan

69

maupun pengurangan penghasilan menjadikan UMKM dan pihak lain yang

membutuhkan informasi tersebut sulit membandingkan. Akibatnya UMKM

kesulitan dalam mengevaluasi kinerja usah. Selain itu, pencatatan transaksi secara

teratur dapat berfungsi untuk membantu UMKM dalam melaporkan SPT tahunan

apakah terjadi lebih bayar atau kurang bayar.

Keempat karakteristik pembukuan tersebut menggambarkan pentingnya

kualitas pembukuan dalam rangka mentukan pajak terutang UMKM. Berdasarkan

data dari lapangan tersebut dapat dikatakan kualitas pembukuan khususnya

informasi omzet pada UMKM Konveksi Tingkir kebanyakan kurang memenuhi

syarat kualitas pembukuan sesuai teori kualitas pembukuan oleh IAI.