bab iv temuan penelitian dan hasil...

30
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah Dasar Negeri Purwosari 1 merupakan sekolah berstatus negeri yang beralamat di Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. SDN Purwosari 1 berdiri pada tahun 1958 berada di wilayah Daerah Binaan (Dabin) 1 dengan status di Dabin sebagai SD Imbas. SDN Purwosari 1 saat ini di pimpin oleh Ibu Sri Sukeksi ,S.Pd dengan status akreditas Sekolah adalah Sanagat Baik (A). Visi dan misi SDN Purwosari 1 Sayung Demak disusun dengan mempertimbangkan keadaan sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan dalam lingkungan strategis pendidikan di sekolah, agar sasaran dan program pengembangan sekolah dapat tercapai lebih rialistis dan konsisten dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel, dan demokratis Profil SD Negeri Purwosari 1, Kec. Sayung Kab. Demak di bawah ini kami susun dengan sistematika sebagai berikut : (1) identitas sekolah, (2) visi, misi, dan rencana strategis, (3) sarana dan prasarana, (4) keadaan siswa, (5) keadaan guru, (6) tingkat kelulusan, (7) prestasi siswa, (8) kondisi pekerjaan orang tua siswa. 4.1.1 Identitas Sekolah Nama Sekolah : SD Purwosari 1, Kec. Sayung Kab. Demak Alamat Sekolah : Jln. Raya Sayung - Demak No 34 Desa : Purwosari 1 Kecamatan : Sayung Kabupaten : Demak Provinsi : Jawa Tengah Status Sekolah : Negeri Tahun berdiri : 1955 ( tgl 05 Juli 1955 ) Status tanah : Milik Desa Purwosari

Upload: truongnhi

Post on 11-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Purwosari 1 merupakan sekolah berstatus negeri yang beralamat di

Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. SDN Purwosari 1

berdiri pada tahun 1958 berada di wilayah Daerah Binaan (Dabin) 1 dengan status di Dabin

sebagai SD Imbas. SDN Purwosari 1 saat ini di pimpin oleh Ibu Sri Sukeksi ,S.Pd dengan status

akreditas Sekolah adalah Sanagat Baik (A).

Visi dan misi SDN Purwosari 1 Sayung Demak disusun dengan mempertimbangkan

keadaan sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan dalam lingkungan strategis

pendidikan di sekolah, agar sasaran dan program pengembangan sekolah dapat tercapai lebih

rialistis dan konsisten dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang

efektif, efisien, akuntabel, dan demokratis

Profil SD Negeri Purwosari 1, Kec. Sayung Kab. Demak di bawah ini kami susun dengan

sistematika sebagai berikut : (1) identitas sekolah, (2) visi, misi, dan rencana strategis, (3) sarana

dan prasarana, (4) keadaan siswa, (5) keadaan guru, (6) tingkat kelulusan, (7) prestasi siswa, (8)

kondisi pekerjaan orang tua siswa.

4.1.1 Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SD Purwosari 1, Kec. Sayung Kab. Demak

Alamat Sekolah : Jln. Raya Sayung - Demak No 34

Desa : Purwosari 1

Kecamatan : Sayung

Kabupaten : Demak

Provinsi : Jawa Tengah

Status Sekolah : Negeri

Tahun berdiri : 1955 ( tgl 05 Juli 1955 )

Status tanah : Milik Desa Purwosari

Page 2: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Luas tanah : 2.588 M2

Luas bangunan : 644 M2

4.1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Rencana Strategi

a. Visi

Membentuk Generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, Berbudi Pekerti Luhur, Cerdas, Terampil dan Berwawasan Luas.

b. Misi

• Menumbuhkan Sikap dan Perilaku yang baik sesuai Norma yang berlaku.

• Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik dalam bidang IPTEK.

• Mengembangkan Ketrampilan Peserta Didik agar siap terjun di Masyarakat.

• Menghasilkan Lulusan yang Berkualitas.

4.1.3 Tujuan

• Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa (Student Cetered Learning) antara lain CTL,

PAKEM, serta layanan bimbingan dan konsel

• Meraih kejuaraan dalam bidang Olimpiade tingkat Kabupaten.

• Memperoleh kejuaraan dalam olimpiade SAINS tingkat Kabupaten.

• Melestarikan budaya daerah melalui MULOK Bahasa Daerah dengan

indikator 85 % siswa mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks.

• Menjadikan 85 % siswanya memiliki kesadaran terhadap kelestarian

lingkungan sekitar.

• Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan

Paskibra dan Pramuku.

• Meraih kejuaraan dalam beberapa cabang olahraga di tingkat Kabupaten.

• Memiliki jiwa toleransi antar beragama dan melaksanakan ibadah sesuai

dengan agama yang dianut.

4.1.4 Rencana Strategi

1) Menanamkan dasar – dasar keimanan dan ketrampilan melalui kegiatan-

kegiatan :

Page 3: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

• Pembiasaan sholat berjamaah di Mushola sekolah sepulang sekolah.

• Mengadakan kerjasama dengan lembaga keagamaan / pengajian di

lingkungan sekolah.

• Mengadakan kegiatan ekstra kurikuler, yang meliputi : BTA, Pramuka,

UKS, dan Olah Raga prestasi.

• Memberikan jam belajar tambahan secara teratur dan berkesinambungan.

• Melaksanakan program pembiasaan penerapan hidup sehat untuk

mewujudkan situasi lingkungan sekolah yang tertib, bersih,

sehat,nyaman, indah, aman dan menyenangkan.

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan metode dan teknik

mengajar melalui :

• Pelatihan/penataran yang diselenggarakan oleh dinas

• Rapat rutin bulanan

• Kegiatan KKG/KKKS baik tingkat Gugus maupun Kecamatan.

• Memberi kesempatan bagi guru yang ingin melanjutkan studinya.

3) Mengusahakan kesejahteraan pegawai sekolah, baik kesejahteraan finansial

maupun mental, misalnya melalui :

Usulan kenaikan pangkat / gaji tepat waktu.

4.1.5Sarana dan Prasarana

Kondisi bangunan Purwosari 1, Kec. Sayung Kab. Demak sebagian besar masih baik.

Untuk kelengkapan sarana yaitu kantin mendapat bantuan dari komite..Adapun rincian

selengkapnya sebagai berikut :

Page 4: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel 4.1Keadaan Gedung

Tabel 4.2Keadaan

Infrastruktur

No Nama Barang Jumlah

Kondisi Kebu tuhan

KurangB RR RB

1 Kantor SD 1 1 - - 1 -2 Ruang Belajar/Kelas 10 7 3 - 12 -3 Ruang Perpustakaan 1 1 - - 1 -4 Ruang UKS - - - - 1 15 Ruang Laborat - - - - 1 16 Ruang Pelayanan BP 1 - 1 - 1 -7 Ruang Komputer - - - - 1 18 Ruang Guru 1 1 - - 1 -9 Gudang - - - - 1 110 Toilet Karyawan 2 2 - - 2 -11 Toilet Siswa 6 2 - 4 6 -12 Mushola - - - - 1 113 Almari Kelas 12 6 6 - 12 -14 Almari Kantor 5 2 3 - 6 115 Meja Guru Kelas 12 5 7 - 12 -16 Kantin Sekolah - - - - 1 117 Toilet tamu 1 1 - - 1 -18 Kursi Guru Kelas 12 5 7 - 12 -19 Meja Belajar Siswa 324 235 89 - 350 2620 Bangku/Kursi Anak 352 298 54 - 372 20

Keterangan :B = BaikRR = Rusak RinganRB = Rusak Berat

No Nama Barang JumlahKondisi

B RR RB

1 Pagar Depan 1 1 - -

2 Pagar Samping 1 1 - -

3 Pagar Belakang - - - -

4 Tiang Bendera 1 1 - -

Page 5: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

4.1.5Keadaan Siswa

Keadaan siswa SD Purwosari 1, Kec. Sayung Kab. Demak elatif stabil berkisar 350 – 370

tiap tahunnya. Rincian data jumlah siswa dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.3Keadaan Siswa

5 Kran air 15 9 6

6 Tempat Sampah Plastik 13 1 12 -

7 Saluran Air 1 - 1 -

8 Saluran Listrik (1.300 watt) 1 1 - -

9 Dapur 1 1 - -

10 Lain-lain - - - -

No Kelas L P Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

I.A

I.B

II.A

II.B

III.A

III.B

IV.A

IV.B

V.A

V.B

VI.A

VI.B

23

19

16

16

15

17

16

15

10

8

15

15

16

17

19

17

19

16

20

15

10

16

13

10

39

36

35

33

34

33

36

30

20

24

28

25

Page 6: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Tabel 4.4Keadaan Tingkat Kelulusan

No TahunPeserta Lulus

JumlahL P L P

1

2

3

4

5

2010 / 2011

2011/ 2012

2012 / 2013

2013 / 2014

2014 / 2015

20

16

22

26

33

29

15

23

26

34

20

16

22

26

33

29

15

23

26

34

49

31

45

52

64

4.1.5 Keadaan Guru

Kondisi tenaga pengajar dan tenaga kependidikan di SD NPurwosari 1, sangat

memenuhi syarat dalam pengelolaan sekolah setingkat Sekolah Dasar. Ini sudah tidak rahasia

umum lagi bahwa SD N Purwosari 1 menjadi pilihan dan tujuan para guru mutasi di wilayah

Kecamatan Sayung. Sehingga saat ini keadaan Guru dan tenaga kependidikan seperti tabel di

bawah ini .

Tabel 4.5Keadaan Guru

Jumlah 195 178 373

NoNama /

NIPJabatan

Gol /

RuangIjasah

Meng

ajar

Kelas

1 Sri Sukekesi, S.Pd

1961227 198405 2 001

KS IV / a S-1

2004

I.A -

I.B

2 SUTIMIN,S.Pd

19660704 199203 1 014

Guru

Kelas

IV / a S-1

2003

VI.A

Page 7: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

3 Nur Munifah, S.Pd SD

19710326 199903 2 003

Guru

Kelas

III / d S-1

2008

VI.B

4 Sri Hati, S.Pd SD

19700714 199903 2 006

Guru

Kelas

III / d S-1

2010

IV.A

5 Sri Hartatik, S.Pd, M.Si

19680810 200312 2 001

Guru

Kelas

III / b S-2

2012

V.B

6. Sri Murniati, S.Pd

19700412 200312 2 006

Guru

Kelas

III / a S-1

2010

IV.B

7 NanikChoirijah,S.Pd SD

19760606201001 2 023

Guru

kelas

III / a S-1

2012

III.B

8 Abdul Jalil, S.Pd

19790604 201001 1 017

Guru

Kelas

II/C D.II

2003

V.A

9 Dwi Mihartati

-

Guru

Kelas

- S-1

2013

I.B

10 Nunuk Nur

Setiyanti,S.Pd

-

Guru

Kelas

- S-1

2013

III.A

11 Indri Oktaviani,S.Pd SD

-

Guru

Kelas

- S-1

2013

II.B

12 Muana Woro, S.Pd SD

-

Guru

Kelas

- S-1

2012

I.A

13 Adnan Widodo, S.Pd

19640910 198508 1 001

Guru

Penjas

IV / a S-1

2004

II-VI

A+B

14 Zaenuddin ,S.Ag

19560617 198304 1 002

Guru

PAI

IV / a S-1

2001

I-IV

A+B

15 Zuhri Hamid ,S.Pd I

19590215 198304 1 001

Guru

PAI

IV / a S-1

2010

V-VI

A+B

16 Nur Anisah

-

Kep.

Perpus

- D.II

2012

-

Page 8: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

4.1.5 Prestasi Sekolah

Sebenarnya untuk Prestasi sekolah tidak begitu mengecewakan jika dibandingkan

dengan Sekolah –Sekolah lain khususnya di wilayah Kecaatan Sayung, namun demikian kalau

kita runtut jauh ke belakang sekitar 4 – 5 tahun sangat mengalami penurunan, sehingga peneliti

sangat tertarik untuk membuat program Sekolah yang nantinya diharapkan bisa memulihkan

prestasi sekolah melalui “ team work “ para guru yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Di sini saya sajikan prestasi yang diperoleh para Siswa melalui berbagai event lomba

yang secara resmi diadakan secara rotin oleh Dinas Pendidikan pada setiap tahunnya.

Tabel 4.6Prestasi Sekolah

4.1.6 Kondisi

Pekerjaan Orang

Tua

Untuk

memberikan

penelitian yang

mendalam tentang

pembelajaran yng

berlangsung di SD

NPurwosari 1,

maka perlu

disajikan pula

keadaan dan

kondisi orang tua. Secara keseluruhan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Kondisi Orang Tua

17 Risqina Aulia

-

Guru

Bhs Igrs

- S-1

2014

IV-VI

18 Darwanto

-

Penjaga

SD

- SLTA

1998

-

NO TAHUN KEGIATAN TINGKAT PERING

KAT

1 Th 2015 Lomba LK TIKI Putri Kecamatan 1

2 Th 2015 LombaMaca Pat Islam Kecamatan 2

3 Th 2015 Lomba LK TIKI Putra Kabupaten 2

4 Th 2015 Lomba Cipta Puisi Kabupaten 2

5 Th 2015 LombaMaca Pat. Putri Kecamatan 1

6 Th 2015 Lomba Cerita Isalmi Kecamatan 1

7 Th 2016 LombNyanyi Tunggal Kecamatan 1

8 Th 2016 Lomba Cipta Puisi Kecamatan 1

9 Th 2016 Lomba Kriya Anyam Kecamatan 1

10 Th 2016 L. Mapsi Kewirausaha Kecamatan 1

No Pekerjaan Jumlah Presentase Keterangan

Page 9: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

4.2 Proses dan

Hasil

Penelitian

Pengembangan

Menurut Sugiyono (2014), langkah-langkah penelitian R & D terdiri dari 10 langkah

sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi

desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba pemakaian, (9)

Revisi produk, dan (10) Produksi masal. Pada penelitian ini hanya dibatasi sampai 7 langkah

yaitu: ) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5)

Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk.

4.2.1 Tahap Potensi Masalah

SDN Purwosari memiliki 16 tenaga pengajar yang terdiri 1 kepala sekolah, 8 guru kelas

Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 guru kelas Calon PNS, 4 guru kelas honorer, 1 Bahasa Inggris, 1

Olahraga dan 2 Pendidikan Agama Islam. 1 orang petugas perpustakaan dan 1

orang untuk penjaga sekolah. Jadi jumlah keseluruhan tenaga pendidik ada 18 guru, dengan

kualifikasi pendidikan S2 berjumlah 1 orang, S1 PGSD berjumlah 8 orang, D2 ada 2 orang dan

1 orang berpendidikan SMA.sebagai penjaga sekolah yang telah memiliki sertifikat pendidik ada

11 dan guru yang termasuk dalam guru K2 ada 2.

Bangunan sekolah terbagi menjadi tiga lokasi yakni menghadap barat dan menghadap

timur maupun ke selatan dengan halaman sekolah yang kurang luas. Gedung sekolah yang

dimiliki SDN Purwosari 1 terdiri dari 12 ruang kelas yang semua kelas paralel, 1 ruang gabungan

untuk ruang kantor guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, 1gedung perpustakaan, 1

gabungan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan ruang ibadah. Jumlah siswa 372, dengan

perincian; laki-laki 186 siswa, sedangkan perempuan 186 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 berikut.

Penelitian awal dilakukan dengan wawancara yang dilaksanakan dengan teknik purposive

terhadap 3 orang narasumber yakni Kepala Sekolah (KS), guru kelas 4 dan guru kelas 5 (guru

kelas tinggi) yang dilakukan di SDN Purwosari 1 Sayung Demak. Wawancara dengan

narasumber Kepala Sekolah (inisial SK) dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2016; wawancara

dengan narasumber guru kelas 6 (inisial NM) dilakukan pada tanggal 8 Maret 2016; dan

wawancara dengan narasumber guru kelas 5 (inisial SH) dilaksanakan pada tanggal 12 Maret

2016. Data yang tidak ditemukan melalui wawancara, ditemukan dan dilengkapi melalui data

1 PNS 19 3,8%2 TNI / POLRI 9 1,5%3 PEDAGANG 108 22,7%4 TANI 84 18,9%5 BURUH 152 53%

JUMLAH 372 100%

Page 10: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

hasil studi literatur pustaka, studi teoritik dan studi teoritik dilakukan dengan mengkaji literatur,

pustaka, regulasi selingkung dan regulasi legal formal.

Masalah manajemen masih belum tertata

Manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola yang meliputi kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang

berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor di

dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola pembelajaran, guru sebagai manajer

melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran,

mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.

Model manajemen pembelajaran dalam mempersiapkan anak untuk menghadapi ujian

dan lomba – lomba yang selama ini dilaksanakan di SDN Purwosari 1 belum mampu

memberikan hasil yang memuaskan bahkan dibandingkan empat lima tahun yang lalu malah

cenderung menurun . Sistem perencanaan yang kurang baik menjadikan pengorganisasian

kurang padu, sehingga pelaksanaan tidak konsisten meskipun pengarahan dan pengawasan sudah

dilaksanakan secara kontinyu dampaknya tujuan pembelajaran belum tercapai secara efektif dan

efisien.

Pada kegiatan perencanaan pembelajaran, pendidik belum mampu menentukan tujuan

pembelajaran dengan baik melalui pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yakni

tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses-kegiatan pembelajaran. Padahal pembelajaran

merupakan suatu proses yang terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa

yang dilakukan pendidik, sehingga untuk mendapatkan proses pembelajaran yang berkualitas

dan maksimal, maka dibutuhkan adanya perencanaan yang baik.

Pada kegiatan pengorganisasian pembelajaran, pendidik belum mampu mengumpulkan

dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran. Pendidik masih

menggunakan model pengajaran berbasis teacher centered bukan student centered. Pendidik

juga belum mau menggunakan media belajar dalam upaya mengembangkan ilmu

pengetahuannya. Sehingga kemampuan mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada

dengan tujuan yang akan dicapai belum terwujud.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini tidak terlepas dari proses perencanaan, karena

perencanaan pembelajaran dalam proses penentuan tujuan pembelajaran pada RPP belum

sempurna maka pelaksanaan pembelajaran tidak bisa berjalan dengan konsisten.

Meskipun pada kegiatan mengarahkan (mengendalikan) pembelajaran, pendidik telah

mampu mengendalikan pembelajaran melalui pengawasan secara kontinyu tetapi karena

Page 11: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

perangkat pembelajaran yang telah awal di buat belum menentukan tujuan yang benar maka

pembelajaran belum tercapai secara maksimal..

4.2 Paparan Data

Kebijakan Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Belajar dan Prestasi SD Negeri

Purwosari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak

Peningkatan kualitas Pembelajaran dan lulusan merupakan salah satu indikator

tercapainya tujuan dari pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas lulusan dan Pembelajaran,

diperlukan kerjasama antarpersonel sekolah dan didukung dengan kertesediaan sumber daya

manusia serta fasilitas pembelajaran yang memadai. Demikian halnya yang dilakukan SD Negeri

Purwosari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang secara berkala melaksanakan program

peningkatan kualitas lulusan dan Pembelajaran. Terkait dengan kebijakan sekolah dalam

peningkatan kualitas lulusandan hasil kejuaraan dalam lomba, Sri Sukeksi kepala SD Negeri

Purwosari1 mengungkapkan:

“Salah satu indikator kualitas sekolah terlihat dari kualitas lulusandan hasil kejuaraan

dalam mengikuti lomba. Kualitas lulusan pada umumnya hanya dilihat dari nilai hasil Ujian.

Nilai yang relatif tinggi umumnya dimaknai bahwa kualitas lulusannya baik begitu pula semakin

banyak memboyong piala kejuaraan . SD Negeri Purwosari 1 menilai kualitas lulusan bukan

hanya pada nilai akademik yang diperoleh rapi juga pada aspek lain, yaitu keterampilan, budi

pekerti, semangat relegius, dan jiwa nasionalisme atau karakter bangsa. Hal itu sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional maupun visi misi sekolah yang disepakati bersama segenap

stakeholder. Untuk mencapai tujuan di atas, segenap guru dilibatkan secara aktif dan berjenjang.

Kita sadari bahwa kualitas lulusan maupun hasil lomba tidak hanya ditentukan oleh guru kelas

VI dan kelas V saja, tapi ditentukan dan diwarnai oleh jenjang kelas di bawahnya. Hal itu karena

kemampuan dan kepribadian siswa dipengaruhi oleh proses pendidikan yang diikuti mulai kelas I

sampai kelas VI”.

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa peningkatan kualitas lulusan maupun

hasil lomba bukan hanya pada nilai akademik yang diperoleh tapi juga pada aspek lain, yaitu

keterampilan, budi pekerti, semangat relegius, dan jiwa nasionalisme atau karakter bangsa sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional maupun visi misi sekolah yang disepakati bersama segenap

stakeholder. Untuk mencapai tujuan tersebut, segenap guru dilibatkan secara aktif dan berjenjang

Page 12: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

kualitas karena lulusan tidak hanya ditentukan oleh guru kelas VI dan kualitas hasil lomba tidak

hanya ditentukan oleh guru kelas V saja, tetapi ditentukan dan diwarnai oleh jenjang kelas di

bawahnya.

Faktor lain yang sangat signifikan dalam peningkatan kualitas lulusan adalah kebijakan

yang diambil oleh sekolah. Kebijakan yang diambil tentunya melalui sebuah proses sehingga

nantinya diambil sebuah kesepakatan bersama dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan SD

Negeri Purwosari 1. Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Sukeksi kepala sekolah yang

menyatakan:

“Proses penetapan kebijakan sekolah dimulai pada saat sekolah menentukan visi, misi,

dan tujuan sekolah. Penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan bersama oleh kepala

sekolah, dewan guru, komite sekolah, dan pengawas TK/SD. Perumusan ini didahului oleh

analisis SWOT secara bersama-sama sehingga diperoleh gambaran tentang profil sekolah yang

nyata (terlampir). Dari visi, misi, dan tujuan inilah tergambar profil lulusan yang diharapkan.

Harapan ini disosialisasikan kepada seluruh wali murid untuk mendapat dukungan dan

pemahaman bersama. Hal ini penting karena peran orang tua sangat strategis dalam mendukung

program-progran sekolah”.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan pernyataan Nur Munifah guru kelas VI yang mengatakan:

Proses penetapan kebijakan di sekolah kami antara lain adalah:

a. Kepala sekolah menjelaskan visi, misi, dan tujuan sekolah.

b. Guru menetapkan kontrak belajar di kelasnya masing-masing dan

dikoordinasikan dengan kepala sekolah dan komite sekolah.

c. Guru melaksanakan kegiatan secara tertib dan terprogram sesuai kontrak

belajar.

d. Setiap semester guru melaporkan kemajuan belajar kepada kepala sekolah dan

orang tua untuk ditindaklanjuti.

e. Setiap masalah kendala belajar siswa dilaporkan dan dicari pemecahannya

bersama orang tua.

Page 13: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

f. Kualitas pembelajaran di setiap kelas akan meningkatkan mutu Pembelajaran

dan mutu lulusan, hal itu karena 12 kelas di SD merupakan satu rangkaian

utuh.

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa proses pengambilan kebijakan

peningkatan kualitas sekolah diawali dengan penentuan visi, misi, tujuan, dan program sekolah

yang dirumuskan secara bersama-sama sesuai dengan hasil analisis SWOT yang dilakukan

sebelumnya. Hasil tersebut kemudian disosialisasikan kepada orang tua. Hal tersebut

menunjukkan bahwa secara tidak langsung orang tua siswa terlibat dalam proses pengambilan

kebijakan dalam peningkatan kualitas lulusan.

Informasi tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis

tentang proses pengambilan kebijakan peningkatan kualitas lulusan. Dapat dideskripsikan bahwa

pada awal tahun pelajaran, diadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh wali murid dan komite

sekolah. Pada kesempatan ini, kepala sekolah menyampaikan program dan kebijakan sekolah

dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Setelah itu, setiap guru diberi kesempatan untuk

berkomunikasi dengan wali murid sesuai kelas masing-masing. Guru menyampaikan secara

tertulis materi apa saja yang akan dipelajarai, buku yang digunakan, keterampilan apa saja yang

harus dikuasai, sikap sikap apa saja yang harus dikembangkan sesuai kelas masing-masing. Hal

ini dikenal dengan “kontrak belajar Guru – Orang Tua.

Berdasarkan kesepakatan ini, guru melaksanakan pembelajaran dan proses pendidikan

lainnya sedangkan orang tua melakukan pengawasan. Selama proses berlangsung, orang tua

dapat melakukan konsultasi perihal perkembangan belajar anaknya serta hambatan dan kemajuan

yang dicapai. Pada setiap akhir semester guru memberikan laporan hasil belajar yang dicapai.

Laporan ini selain berupa nilai- nilai hasil belajar juga laporan perihal keterampilan dan sikap

apa yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai.

Melalui kebijakan ini guru tidak hanya bertanggung jawab kepada kepala sekolah, tapi

juga kepada orang tua. Selain itu orang tua juga terlibat aktif dalam pembelajaran. Selama ini

orang tua hanya dilibatkan dalam proses penggalian dana dan sumbangan. Kini, mereka juga

harus terlibat dalam proses kemajuan belajar putranya karena pendidikan tanggung jawab

bersama.

Page 14: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Dalam proses pengambilan kebijakan peningkatan kualitaspembelajaran dan kualitas

lulusan, kontribusi masing-masing pihak yang terlibat sangat berpengaruh terhadap hasil atau

kebijakan yang ditetapkan. Dalam hal ini Nur Munifah guru kelas VI mengatakan:

“Peran kepala sekolah dalam pengambilan kebijakan peningkatan kualitas pembelajaran

dan lulusan antara lain a) Kepala sekolah bersifat demokratis dalam mengambil kebijakan

sekolah dengan melibatkan guru dan komite sekolah; b) Kepala sekolah memberi kebebasan

berkreasi dan berinovasi bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran dengan berpedoman

pada kontrak belajar, karakteristik siswa, kondisi sosial budaya, dan panduan isi KTSP; Kepala

sekolah menunjukkan semangat belajar tinggi dengan memberikan kebebasan seluas - luasnya

untuk para guru melanjutkan studi S-2, hal ini memotivasi guru untuk mengembangkan diri”.

Pendapat tersebut diperkuat dengan pernyataan Sri Sukeksi kepala SD Negeri Purwosari

1 yang menuturkan:

“Kepala sekolah sebagai leader dan manager memegang peran penting dalam penentuan

kebijakan sekolah. Hal itu karena kepala sekolah merupakan pengambil keputusan dan pihak

pertama yang mempertanggungjawabkan suatu kebijakan. Karena itu menurut saya, setidaknya

ada tiga jenis keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu : (1)

keterampilan teknis, yakni keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode, dan

teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu; (2) keterampilan manusiawi

yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan seorang manajer di dalam bekerja dengan

orang lain secara efektif dan efisien; (3) keterampilan konseptual yakni keterampilan yang

berkenaan dengan cara kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur

di atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja sekolah secara

keseluruhan”.

Lebih lanjut beliau menyatakan:

“Saya senantiasa berusaha untuk mencapai ketiga hal tersebut, namun seberapa jauh saya

telah mencapainya, orang lain tentu yang lebih tahu. Saya juga berusaha untuk menjadi kepala

sekolah yang baik, terutama dalam mengambil keputusan. Pengalaman bekerja sebagai guru

dengan berbagai tipe kepala sekolah membuat saya dapat mengambil pelajaran tentang pola

kepemimpinan yang baik. Pengalaman bekerjasama dengan guru dan karyawan di SD Negeri

Purwosari 1 juga bahan berharga dalam mengambil keputusan. Namun, sekali lagi, saya tidak

bisa menilai diri saya sendiri, tapi satu hal yang pasti, saya akan selalu belajar dari setiap

pengalaman”.

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa peran kepala sekolah dalam penentuan

kebijakan antara lain adalah kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan memiliki tiga

keterampilan sebagai seorang leader, yaitu keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan

keterampilan konseptual.

Page 15: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Komite Sekolah merupakan mitra utama bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

kualitas sekolah. Setiap kebijakan sekolah selalu dirumuskan, dipertimbangkan, atau setidaknya

dikonsultasikan dengan komite sekolah. Hal itu karena mereka adalah representasi dari wali

murid dan warga masyarakat. Dengan adanya komite sekolah maka kebijakan sekolah akan

mendapat dukungan dan pemahaman oleh segenap wali murid dan masyarakat. Terkait dengan

peran komite sekolah, Sri Sukeksi kepala SD Negeri Purwosari 1 mengungkapkan bahwa:

“Setidaknya ada 4 peran komite sekolah, yaitu: (1) Pemberi pertimbangan (advisory

agency) dalam penentuan kebijakan pendidikan; (2) Pendukung (supporting agency) baik

finansial, fikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan; (3) Pengontrol (controlling

agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan; dan (4)

Penengah (mediating agency) antara pemerintah dengan masyarakat”.

Keterangan tersebut diperkuat dengan dokumen yang diperoleh penulis berupa struktur

organisasi komite sekolah. Dari analisis dokument yang dilakukan diketahui bahwa susunan

komite SD Negeri Purwosari 1 terdiri dari 9 orang dengan rincian 1 orang ketua, 1 orang

sekretaris, 1 orang bendahara, dan 6 orang kepala bidang. Mereka terdiri dari unsur guru, tokoh

agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan perangkat desa. Mereka bekerja untuk periode

waktu 4 tahun sesuai SK Kepala Sekolah dan bekerja dengan berpedoman pada AD/ART.

Lebih lanjut dalam wawancaranya, Sri Sukeksi kepala sekolah menegaskan bahwa:

“Pada umumnya, komite hanya dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan sekolah

berkaitan dengan pemungutan dana dari wali murid atau pembangunan sarana fisik sekolah. Di

SDN Purwosari1, komite sekolah juga dilibatkan dalam hal terkait peningkatan kualitas lulusan.

Pelaksanaannya dengan menerima dan menyalurkan masukan dari wali murid terkait

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena umumnya orang tua

enggan berkonsultasi langsung dengan guru, tapi lebih suka melalui mediasi komite sekolah.

Pada akhir tahun pelajaran, komite juga memberi tanggapan dan evaluasi atas kualitas lulusan

berdasarkan standar yang telah disepakati bersama. Masukan ini dijadikan kritik membangun

untuk meningkatkan kinerja pada tahun pelajaran selanjutnya”.

Paparan data di atas menunjukkan bahwa komite sekolah berperan aktif dalam

kebijakan peningkatan kualitas lulusan dengan melaksanakan 4 perannya dengan baik. Komite

tidak hanya terlibat dalam pengambilan kebijakan tetapi juga dalam usaha peningkatan kualitas

lulusan yang diimplementasikan dalam bentuk menerima dan menyalurkan masukan dari wali

murid terkait pembelajaran dan hasil belajar siswa dan memberi tanggapan dan evaluasi atas

kualitas lulusan berdasarkan standar yang telah disepakati bersama pada akhir tahun pelajaran.

Orang tua dan sekolah memiliki tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan

kualitas lulusan suatu sekolah. Hal itu karena sebagian besar waktu anak berada di rumah. Peran

orang tua secara konkret adalah mempelajari kontrak belajar siswa kemudian mengawasi atau

Page 16: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

membantu agar kontrak itu dapat dicapai anak. Selain itu orang tua juga diharapkan

menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak sehingga mereka dapat berkembang optimal.

Peran secara khusus dalam pengambilan kebijakan telah terwakili oleh komite sekolah.

Selain itu, orang tua juga diharapkan memberikan saran dan masukan bagi kemajuan

sekolah. Saran dapat disampaikan langsung kepada kepala sekolah, guru, komite sekolah, atau

melalui kotak saran yang tersedia di sekolah. Ini penting karena kemajuan sekolah, khususnya

dalam pembelajaran ditentukan oleh kerjasama yang harmonis antara sekolah, orang tua, dan

masyarakat.

Personel lain yang memberikan kontribusi baik dalam penentuan kebijakan peningkatan

kualitas lulusan adalah guru. Nur Munifah guru kelas VI menuturkan:

“Peran guru dalam penentuan kebijakan peningkatan kualitas Pembelajaran dan lulusan

antara lain adalah a) ikut serta dalam membahas kebijakan tentang peningkatan kualitas lulusan

dengan memberikan usulan kepada kepala sekolah; b) guru melakukan sosialisasi kebijakan

sekolah kepada siswa dan orang tua untuk dipedomani dan diupayakan pencapainnya; c) guru

melaksanakan pembelajaran dan pembinaan kepada siswa sesuai program yang memperhatikan

keseimbangan kognitif, afektif, dan psikomotor”.

Dari keterangan di atas diketahui bahwa peran guru dalam kebijakan peningkatan

kualitas lulusan adalah terlibat dalam pengambilan kebijakan, melakukan sosialisasi, dan

melaksanakan pembelajaran serta pembinaan kepada siswa.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh penulis.

Dapat dideskripsikan bahwa guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

kurikulum KTSP yang telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kebutuhan

peserta didik. Guru melaksanakan pembelajaran dengan penuh tanggung jawab tanpa harus

beranggapan peserta didik masih berada pada tingkat terendah sekalipun. Dalam pembelajaran,

guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervarisi sesuai dengan materi dan

tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.

Untuk mengatahui sejauh mana kemampuan guru dalam melaksanakan tanggung

jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar, kepala sekolah melakukan pembinaan dan

pengawasan. Hal tersebut diperkuat dengan dokumen yang diperoleh peneliti berupa pelaksanaan

supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah. Informasi ini semakin diperkuat

dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sri Sukeksi kepala SD Negeri Purwosari 1 berikut

ini.

“Praktiknya, kepala sekolah melakukan pembinaan dan pengawasan untuk memastikan

bahwa materi pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah disajikan secara lengkap dan

benar. Hal ini penting karena kegagalan pembelajaran pada suatu jenjang kelas akan berpengaruh

pada kelas berikutnya. Kelas I sampai VI merupakan mata rantai yang saling berhubungan.

Page 17: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pelajaran segenap warga sekolah melakukan

pembinaan agar siswa selalu berperilaku baik, sopan, bersih, tertib, dan taat beribadah. Intinya,

bahwa kebijakan peningkatan kualitas lulusan dilakukan secara sinergis dan paralel oleh semua

guru dan di semua jenjang kelas. Penekanannya bukan hanya pada aspek kognitif, tapi juga

aspek afektif dan aspek psikomotorik secara simultan. Hal itu dicapai melalui pembinaan,

pengawasan, dan keteladanan”.

Keterangan di atas menunjukkan bahwa salah satu faktor penting dalam kebijakan

peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 adalah peningkatan kualitas guru karena

guru merupakan tokoh sentral dalam kegiatan belajar mengajar. kebijakan peningkatan kualitas

pembelajaran dan lulusan dilakukan secara sinergis dan paralel oleh semua guru dan di semua

jenjang kelas. Penekanannya bukan hanya pada aspek kognitif, tapi juga aspek afektif dan aspek

psikomotorik secara simultan. Hal itu dicapai melalui pembinaan, pengawasan, dan keteladanan.

Peningkatan kualitas guru tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pengawasan tetapi

juga pembinaan yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pengembangan profesionalisme guru.

Berdasarkan observasi, dapat diketahui bahwa setiap hari Sabtu, semua guru mengikuti KKG di

gugus sekolah. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Nur Munifah guru kelas VI yang

menyatakan:

“Upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru antara

lain adalah:

a. Setiap guru harus meningkatkan kemampuannya dengan cara individu, diskusi

dengan teman sejawat, maupun melalui kegiatan KKG.

b. Kepala sekolah senantiasa mengevaluasi kompetensi setiap guru melalui

supervisi terprogram.

c. Kepala sekolah memberi penghargaan bagi guru atau karyawan yang kinerjanya

baik melalui promosi dan kesempatan mengembangkan diri”.

Hal senada diungkapkan oleh Sri Sukekesi kepala sekolah yang mengungkapkan:

“Kualitas pembelajaran dan hasil belajar di Sekolah Dasar sangat ditentukan oleh

kemampuan profesional guru. Karena itu, meningkatkan kemampuan guru merupakan langkah

utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan guru dilakukan melalui

kegiatan saling membantu antar guru, berbagi pengalaman, menyediakan bahan bacaan, aktivitas

dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), dan mengikuti kegiatan seminar/diklat profesi”.

Lebih lanjut beliau menyatakan:

Page 18: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

“Selain itu guru wajib memahami kompetensi yang harus dimiliki seorang guru

profesional. Mulai dari kompetensi profesional, paedagogik, sosial, dan kepribadian (terlampir).

Selanjutnya secara berkala, guru diajak melakukan refleksi diri tentang kompetensi apa yang

telah dimiliki dan kompetensi mana yang masih harus dipelajari. Faktor lain yang cukup penting

dari upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme adalah masalah kesejahteraan. Di sini

sekolah bersama komite berusaha meningkatkan kesejahteraan melalui pemberian honor,

promosi, pengadaan fasilitas pembelajaran, dan berbagai insentif lainnya”.

Keterangan dari informan di atas dan hasil observasi menunjukkan bahwa upaya yang

dilakukan dalam peningkatan kualitas profesionalisme guru adalah melalui kegiatan pengawasan

dan pembinaan melalui kegiatan KKG dan kegiatan pengembangan seperti seminar dan

pelatihan. Aspek lain yang diperhatikan sekolah untuk meningkatkan kualitas adalah

kesejahteraan guru yang ditingkatkan melalui pemberian honor, promosi, pengadaan fasilitas

pembelajaran, dan berbagai insentif lainnya.

Sri Sukeksi kepala sekolah menuturkan bahwa:

“Pengawasan atau supervisi dilaksanakan dalam suasana kemitraan terhadap guru kelas

atau guru mata pelajaran. Bentuknya ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat

langsung dilaksanakan dua kali dalam satu bulan. Satu kali untuk supervisi administrasi dan satu

kali untuk supervisi pembelajaran dengan format tersedia ( terlampir)”.

Supervisi administrasi untuk menjamin bahwa proses pembelajaran telah didukung oleh

perencanaan, analisis, evaluasi, dan dokumentasi yang memadai. Supervisi pembelajaran

dilakukan dengan mengikuti/melihat action guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil kedua

evaluasi ini dijadikan dasar untuk memperbaiki kualitas pembelajaran berikutnya.

Suasana kemitraan dalam supervisi perlu dijaga agar guru tidak merasa diawasi atau

dicurigai. Saya berusaha menyadarkan bahwa supervisi bukan untuk mencari kesalahan, tapi

untuk memperbaiki kualitas pembelajaran sesuai tuntutan profesionalisme sebagai guru. Dengan

kesadaran ini, maka kehadiran saya di kelas dipandang sebagai “mitra” bukan sebagai “polisi”.

Selain itu, di sekolah juga diadakan kotak aduan. Orang tua atau masyarakat boleh

menyampaikan kritik dan masukan bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran maupun

kemajuan sekolah secara umum. Kritik dan aduan dari masyarakat dibahas bersama dalam rapat

dewan guru serta ditindaklanjuti secara proporsional.

Page 19: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Observasi selanjutnya penulis laksanakan terkait dengan ketersediaan sarana dan

prasarana pembelajaran yang ada di SD Negeri Purwosari 1. Dapat dideskripsikan bahwa

sekolah memiliki bangunan yang dalam kondisi bagus dan didukung dengan fasilitas

pembelajaran lain yang memadai serta alata peraga yang relatif lengkap. Terkait dengan upaya

sekolah dalam meningkatakn kualitas sarana prasarana sekolah, Sri Sukeksi kepala sekolah yang

menyatakan:

“Kualitas pembelajaran dan hasil belajar di Sekolah Dasar juga dipengaruhi oleh

ketersediaan sarana dan prasarana belajar. Sarana dan prasarana (sarpras) belajar di SD Negeri

Purwosari 1 relatif telah memadai. Sarpras tersebut ada yang merupakan bantuan pemerintah dan

ada pula yang merupakan swadaya sekolah. Pada tahun 2014 SD Negeri Purwosari 1 telah

mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) sehingga gedung sekolah dalam kondisi bagus

dan alat belajar/ alat peraga juga relatif lengkap. Pada tahun 2013 SD Negeri Purwosari 1 juga

mendapat bantuan 1 unit perpustakaan dengan sarana pendukungnya”.

Pendapat senada diungkapkan oleh Nur Munifah guru kelas VI yang menyatakan:

“Yang dilakukan dalam pengelolaan sarana prasarana sekolah ialah bahwa a) sekolah

berusaha melengkapi sarana prasarana (sarpras) yang diperlukan guna menunjang pembelajaran

yang berkualitas; b) Sarpras tersebut ada yang dibiayai oleh dana pemerintah (DAK atau BOS)

dan ada pula yang, melalui swadaya wali murid (sumbangan/iuran); c) Sarana belajar bukan

hanya sebagai media menyampaikan informasi, tapi penting untuk merangsang siswa berpikir

aktif dalam menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang dipelajari”.

Berdasarkan infromasi di atas diketahui bahwa pada tahun 2015 SD Negeri Purwosari 1

mendapatkan bantuan dana sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki pagar depan dan

meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Lebih lanjut Sri Sukeksi

kepala sekolah menyatakan:

“Sarpras yang dibutuhkan untuk peningkatan mutu tapi belum tersedia diupayakan oleh

sekolah melalui dana BOS maupun iuran dari wali murid. Masalah sarpras bukan hanya masalah

pengadaan tapi juga pemanfaatan, perawatan, dan pengadministrasian. Untuk itu di SD Negeri

Purwosari 1 ada petugas khusus yang mengelola perpustakaan maupun pengelola sarana belajar

lainnya. Data sarpras yang dimiliki SD Negeri Purwosari 1 dicatat dan dilaporkan setiap tahun

dalam bentuk laporan inventaris barang”.

Martono salah seorang anggota komite sekolah mengungkapkan:

Page 20: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

“Jika ada sarana yang dibutuhkan dan tidak disediakan oleh pemerintah, maka komite

mengadakan rapat dengan orang tua murid atau perwakilannya untuk membahas pengadaannya”.

Untuk meningkatkan kualitas sarana prasarana dalam menunjang kebijakan peningkatan

kualitas lulusan, tidak hanta berhubungan dengan pengadaan tapi juga pemanfaatan, perawatan,

dan pengadministrasian. Untuk itu di SD Negeri Purwosari 1 ada petugas khusus yang mengelola

perpustakaan maupun pengelola sarana belajar lainnya. Dengan demikian diharapkan sarana

parasarana yang ada dapat dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan dengan optimal dalam

upaya meningkatkan kualitas lulusan.

4.3 Pembuatan Perencanaan Pembelajaran Khusus dalam Peningkatan Kualitas

Prestasi di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak

Faktor lain yang tidak kalah penting dalam peningkatan kualitas lulusan adalah

pembelajaran. Untuk itu, guru dan personel lain yang terlibat dalam pembelajaran melakukan

perencanaan pembelajaran khusus untuk siswa. Sulastri guru kelas VI menyatakan:

“Perencanaan pembelajaran khusus dalam peningkatan kualitas lulusan antara lain adalah

a) Silabus dan RPP disusun bersama dalam kegiatan KKG di gugus; b) Silabus dan RPP yang

ada disisipi materi pembinaan nasionalisme, budi pekerti, dan penguatan nilai-nilai keagamaan;

c) Silabus dan RPP disusun dan diarahkan untuk mencapai tujuan penguasaan materi serta

pembinaan kepribadian/budi pekerti”.

Perencanaan Pembelajaran pada dasarnya terdiri dari Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas

mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus

dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

Page 21: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam

satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan

dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Sri Sukeksi , kepala sekolah menuturkan:

“Ada kekhususan dari Silabus dan RPP yang digunakan di SDN Purwosari 1, yaitu

adanya muatan Pembinaan Nasionalisme dan Karakter Bangsa yang dimasukkan secara khusus

dalam silabus dan RPP (terlampir). Jadi, melalui cara ini nilai-nilai nasionalisme diasupkan atau

disisipkan dalam mata pelajaran yang sesuai. Diharapkan nilai-nilai dan jiwa nasionalisme

tertanam secara alamiah, wajar, disukai, dan tidak terkesan sebagai indoktrinasi. Nilai-nilai

nasionalisme yang diintegrasikan dalam mata pelajaran merupakan nilai dasar yang dapat

disesuaikan sifat dan jenis mata pelajaran yang diikuti.

Bedasarkan hasil wawancara dan dokumen yang diperoleh penulis diketahui bahwa

kekhususan dari Silabus dan RPP yang digunakan di SD Negeri Purwosari 1, yaitu adanya

muatan Pembinaan Nasionalisme dan Karakter Bangsa yang dimasukkan secara khusus dalam

silabus dan RPP. Diharapkan nilai-nilai dan jiwa nasionalisme tertanam secara alamiah, wajar,

disukai, dan tidak terkesan sebagai indoktrinasi.

Dalam perencanaan tersebut, beberapa faktor penting dalam pembelajaran menjadi

perhatian guru, yaitu materi dan penggunaan metode pembelajaran. Berhubungan dengan materi

pembelajaran dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan lulusan, Sri Hati Selaku Guru kelas

V dan Nur Munifah Selaku guru kelas VI menyatakan:

“Salah satu karakteristik materi pembelajaran dalam peningkatan kualitas lulusan adalah

bahwa materi pelajaran mengacu pada standar isi yang dijabarkan dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), dan guru memperkaya materi dengan memasukkan nilai-nilai

nasionalisme dan budi pekerti dalam setiap pembelajaran di kelas maupun di luar kelas”.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sri Sukeksi kepala

sekolah berikut ini.

“Lulusan yang diharapkan dari SD Negeri Purwosari 1 adalah lulusan yang memiliki

keunggulan di bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk itu materi dipilih dengan

mempertimbangkan tujuan tersebut. Pelaksanaannya, materi pelajaran yang umumnya bersifat

kognitif dikombinasikan dengan nilai-nilai nasionalisme yang umumnya bersifat afektif.

Sedangkan aspek psikomotorik dikembangkan melalui kegiatan pembiasaan di dalam maupun di

Page 22: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

luar jam sekolah. Ketiga ranah tersebut menjadi acuan bagi guru dalam memilih materi. Materi

pembelajaran yang memuat aspek kognitif dan afektif dipadukan oleh guru dalam proses

pembuatan Rencana Pembelajaran. Prinsipnya, merupakan perpaduan antara materi pelajaran

dengan nilai-nilai nasionalisme. Sedangkan pembinaan secara praktik dilakukan melalui kegiatan

terprogram”.

Dari keterangan informan di atas dan hasil analisis dokumen yang dilakukan oleh

penulis diketahui bahwa materi pembelajaran memuat aspek kognitif dan afektif dipadukan oleh

guru dalam proses pembuatan Rencana Pembelajaran. Prinsipnya, merupakan perpaduan antara

materi pelajaran dengan nilai-nilai nasionalisme dan budi pekerti dalam setiap pembelajaran di

kelas maupun di luar kelas.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, dapat dideksripsikan bahwa dalam

kegiatan pembelajaran peningkatan kualitas lulusan, guru menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi. Mulai dari ceramah bervariasi, diskusi, dan tanya jawab. Salah satu model

pembelajaran yang digunakan adalah dengan model cooperative learning. Dengan digunakannya

model dan metode pembelajaran yang variatif, diharapkan siswa tidak akan jenuh untuk

mengikuti pelajaran, tetapi menjadi lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar serta lebih

mudah memahami materi yang diberikan.

Berhubungan dengan metode pembelajaran dalam peningkatan kualitas pembelajaran

dan lulusan, Sri Sukeksi kepala sekolah mengungkapkan:

“Metode mengajar dapat kita bedakan dalam dua jenis, yaitu:

a. Metode yang bersifat ekpositorik di mana guru mengolah secara tuntas

pesan/materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal

menerima saja.

b. Metode yang bersifat heuristik, di mana peserta didik mengolah sendiri

pesan/ materi dengan pengarahan dari guru.

Dalam pembelajaran guru diminta untuk lebih menekankan pada penggunaan metode

yang bersifat heuristik. Tujuannya agar siswa dapat “belajar bagaimana belajar”. Maksudnya,

siswa diharapkan memperoleh pengetahuan melalui usahanya sendiri, merasakan terlibat

langsung dalam proses perolehan suatu ilmu pengetahuan. Mereka tidak hanya sekedar

menerima, tapi mereka secara aktif terlibat dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan

Page 23: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

ketentuan ini, guru bebas berkreasi memilih metode yang dianggap sesuai dengan sifat materi

dan tujuan pelajaran”.

Sementara itu, Nur Munifah guru kelas VI menyatakan:

“Dalam penggunaan metode pembelajaran peningkatan kualitas lulusan, ada tiga hal penting

yang harus diperhatikan:

a. Guru bebas menggunakan metode sesuai karakteristik materi pelajaran,

kemampuan guru, alokasi waktu, dan sarana belajar yang tersedia.

b. Guru perlu menekankan pada pemakaian metode yang mampu mengaktifkan

siswa dalam pembelajaran.

c. Guru perlu menggunakan metode secara bervariasi untuk melayani beragamnya

tipe belajar siswa di kelas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, selain perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, sekolah juga telah mempersiapkan program berupa perencanaan pembelajaran

dalam menghadapi UN. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan diimplementasikan dalam

kegiatan pembelajaran tambahan di luar pembelajaran efektif. Sri Sukeksi kepala sekolah

mengungkapkan:

“Untuk memperlancar jalannya pembelajaran dalam peningkatan kualitas lulusan, kami

beserta guru telah menentukan jadwal pelaksanaan pembelajaran di luar jam efektif untuk siswa

kelas VI dalam menghadapi UN. Dalam satu minggu, siswa diwajibkan untuk mengikuti

tambahan pelajaran selama tiga hari yaitu hari Senin sampai dengan hari Rabu mulai pukul 13.00

sampai dengan pukul 15.00 WIB. Jam tambahan tidak dilakukan full 1 minggu agar siswa dapat

beristirahat dan dapat fokus pada pembelajaran lainnya. Untuk materi yang berupa soal-soal

latihan berasal dari sekolah, soal-soal UN tahun lalu, soal-soal dari gugus sekolah, soal-soal

tryout tingkat kecamatan dan soal-soal tryout tingkat kabupaten”.

Keterangan di atas menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran lain yang dilakukan

adalah adanya program kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran

efektif untuk kelas VI dalam menghadapi UN. Dengan program tersebut diharapkan dapat

membantu siswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi UN.

Sri Sukeksi kepala sekolah menyatakan:

Page 24: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

“Penyusunan Silabus dan RPP pada dasarnya merupakan tangung jawab guru secara

mandiri. Namun agar waktu dan konsentrasi guru lebih terfokus pada pelaksanaan pembelajaran

dan pembinaan kemampuan siswa, maka penyusunan silabus dan RPP dilakukan dalam kegiatan

Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diadakan di gugus setiap hari Sabtu. Dengan Silabus dan

RPP guru kelas sejenis dalam lingkungan gugus dapat saling bekerjasama menciptakan

pembelajaran bermutu. Mereka juga bisa bersama-sama memecahkan kendala pembelajaran

yang terjadi”.

Berdasarkan observasi, dapat dideskripsikan bahwa pembinaan secara praktik dilakukan

melalui kegiatan terprogram. Kegiatan terprogram yaitu kegiatan sekolah yang dilaksanakan

secara terencana dan dilaksanakan dengan waktu yang sudah ditentukan. Misalnya upacara

bendera, peringatan hari besar nasional, peringatan hari besar agama, pentas seni, jumat bersih

dan jumat beramal, pengumpulan dan penyaluran zakat fitrah, halal bi halal, karya wisata,

pramuka, olah raga, kesenian (seni tari, seni drama), dan kegiatan sekolah lainnya.

Kegiatan terprogram dilaksanakan dalam lingkup yang lebih khusus sebagai berikut:

4.3.1 Di Kelas, yaitu melalui proses belajar setiap mata pelajaran yang dirancang

sebelumnya. Setiap kegiatan mengembangkan aspek kognitif,afektif dan

psikomotor. Kegiatan ini untuk mengembangkan nilai-nilai tertentu seperti

kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta

tanah air dan gemar membaca.

4.3.2 Di Sekolah, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh peserta didik, guru,

kepala sekolah,dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut. Kegiatan ini

direncanakan awal tahun. Misalnya lomba vocal grup/koor antarkelas yang

bertemakan cinta tanah air, pagelaran seni budaya bertemakan cinta tanah air,

lomba olah raga antarkelas, pameran karya siswa, lomba pidato/baca puisi

antarkelas bertemakan perjuangan.

Produk Yang Dibuat ( Program yang dirancang )

. Dari hasil temuan - temuan peneliti terkait pelaksaknaan pembelajaran di SD N

Purwosari satu, dibuat Produk ( Program ) sekolah guna menunjang pelaksanaan pembelajaran

Page 25: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

yang lebih efektif,efisien dan tepat guna. Hal ini dimaksutkan untuk lebih meningkatkan kualitas

pembelajaran guna menunjang mutu pembelajaran dan lulusan yanag lebih memadai sesuai

dengan harapan dan keinginan semua pihak. Produk atau program sekolah yang telah disepakati

semua pihak dibentuk Team Work Teacher dari komponen gurun yang ada. Karena kemampuan,

karakteristik dan skil guru mempunyai kelebihan yang berbeda - beda maka dibentuk “Team

Work Teacher” yang dirancang sesuai karakreistik, skil dan intelektual para guru. Guna

pengembangan kemajuan pendidikan untuk meningkatakan mutu pembelajran dibuat SK Kepala

sekolah

4.6.1 Draf Sikap Dasar Bagi Siswa

Terkait dengan sikap dasar yang dirancang melalui kegiatan rutinitas siswa akan

membawa anak lebih tertib, disiplin dan terarah sesuai harapan para guru.Guna pengotimalan

pelaksanaan kegiatan rutinitas ini dibuat tabel yang harus diisi oleh semua siswa secara teratur ,

yang akan dimintakan tanda tangan baik guru maupun orang tua di rumah. Harapannya anak

menjalankan intrusi ini dengan penuh tanggung jawab dan anak akan patuh sesuai perintah dan

belomba untuk mencari yang terbaik dan terbanyak dibanding dengan teman lainnya. Ini

mengajak anak berkompetisi secara sehat dan positif. Kompetisi antar anak yang positif tentunya

membawa dampak yang siknifikan dalam perkembangan anak ke depan yang lebih bermartabat.

Adanya pemantapan dan pelaksnaan sikap dasar yang dibangun dan dikembangan

oleh masing - masing guru, utamanya di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten

Demak, membawa dampak kemajuan terkait dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Dan

pada akhirnya akan mengangkat prestasi dan mutu kelulusan anak - anak SD Negeri Purwosari 1.

Tabel 4.10SIKAP DASAR ANAK KELAS LIMA

NO INDIKATOR TGLPENGUJI PARAF

ORTU KETNAMA TTD

1 Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar

2 Memasarkan hasil karaya seni

3 Memberikan tanggapan tulisan

Page 26: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

4.6.2

Rancangan

Metode

mengajar “

Stop & Stop “

B

anyak metode

mengajar yang

sudah terbiasa

dilaksanakan

oleh banyak

guru. Sehingga

guru sangat

dituntut akan

kreatifitasnya

untuk menciptakan dan merancang metode yang lain dari pada yang lain yang tentunya sangat

menarik bagi anak didik.

Ahmadi (2010:61) dalam bukunya menuliskan tujuh dosa guru dalam mengajar yaitu :

1. Mengambil jalan pintas dalam mengajar

2. Menunggu peserta didik berprilaku negatif baru ditegur

3. Memberikan pemaksaan saat membina peserta didik

4. Mengabaikan keunikan peserta didik saat mengajar

5. Merasa paling pandai sehingga malas belajar

6. Tidak adil ( diskriminatif )

7. Memaksa hak peserta didik.

Sebenarnya banyak jalan membuat kelas bernuansa demokratis dan menyenangkan,

kuncinya adalah tidak membuat kelas ini menakutkan bagi anak terutama kelas yang banyak

di media masa4 Mampu membuat

slogan atau motto5 Mampu menghafal

teks UUD ‘456 Membuat karya

yang bernilai ekonomis

7 Trampil memainkan salah satu alat musik

8 Memiliki kebiasaan hidup sehat

9 Bersedia memberi sumbangan

10 Bersedia berkunjung ke Panti sosial

11 Mambu membuat pameran sederhana

12 Membuat kerajianan batik Nusantara

Page 27: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

masalah, akan tetapi membuat strategi elegan yang membuat anak didik tidak merasa takut dan

bosan di kelas.

Di sisni kami membuat strategi cara produk metode mengajar yang diberi nama “

Stop & Stop “ Sebenarnya metode ini cukup sederhana dan tanpa menggunakan alat khusus.

Urutannya adalah :

1. Guru mengatakan Stop, maka peserta didik berhenti pada saat itu

juga. Apapun alasannya, tanpa aktifitas.

2. Guru Mengatakan Stop & Stop secara tiba - tiba, anak harus menaruh

tangan di atas meja ,tangan kiri di atas tangan kanan.

3. Guru mengataka RILEKS ,situasi harus berubah anak bebas beraktifitas

sesuai yang diinginkannya.

4. Guru Mengatakan MUTE, kelas boleh bergerak apa sajasal tidak ada suara ,

boleh berkomunikasi tetapi tidak boleh bersuara, namun bisa berkomunikasi

secara tertulis

5. Disaat guru mengatakan RILEKS,situasi kembali normal.

Guru bisa mengolaborasi tata urutannya sesuai situasi dan kondisi kelas. Disaat

anak sudah memahami situasi yang dikehendaki guru ,maka seterusnya guru mengajarkanmateri

pokok yang disiapkan situasi kelas akan terkendali dan tenang. Dalam hal ini tidak menutup

kemungkinan anak akan melanggar aturan yang dimainkan. Kalau terjadi seperti ini maka guru

wajib memberi sangsi atau hukuman yang mendidik.

Tabel 4.11

IDENTIFIKASI METODE STOP AND STOP

Page 28: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Pelaksanaan methode stop and stop yang telah dicobakan kepada anak - anak, langkah pertama membentuk team guru sesuai dengan berfariasi,

selain disesuaikan

dengan karakter anak

dan kondisi kelas,

sehingga

praktik di lapangan

atau di kelas lebih mengena. Utamanya penerapan ini dilakukan atau dicobakan bagi anak - anak

:

1. Anak yang akan dipersiapkan untuk menghadapi lomba- lomba yang diadakan oleh dinas

terkait. Yang diselenggarakan secara rutinitas pada setiap tahunnya.

2. Anak kelas VI yang akan menghadapi ujian,baik ujian sekolah mupun ujian Nasional.

Dari pelaksanaan penelitian di atas untuk ke depannya akan dilanjutkan untuk

melangkah ke kels - kelas berikutnya. Dan pada akhirnya nantinya akan dilaksanakan pada

semua kelas di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

Selanjutnya kepala sekolah membuat surat keputusan terkait pelaksanaan program

terkait.

Kepala Sekolah Menetapkan

1 Nama Metode Stop And Stop

2 Sasaran Semua tingkatan

3 Waktu Tidak ada batasan waktu

4 Alat dan bahan Tidakmemerlukan alat dan bahan

5 Jumlah Peserta Tidak ada batasan hanya sesuai dengan

kelas yang banyak peserta didik

6 Tujuan Metode - melatih konsentrasi anak

- melatih anak seportif

- melatih anak disiplin

- menjadikan anak aktif dan atraktif

7 Tips Guru dituntut tegas menggunakan

methode ini sebab tidak menutup

kemungkinan anak melanggar dan

ketawa.

Page 29: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Pertama :Pembagian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar dan tugas-tugas

lain dalam tahun pelajaran 2015/2016 seperti dalam lampiran keputusan ini.

Kedua :Menugaskan guru dalam surat lampiran untuk melaksanakan tugas Kegiatan

pembimbingan siswa.

Ketiga :segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada

anggaran yang sesuai.

Keempat :Apabila ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan kembali

sebagai mana mestinya.

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya.

Diitetapkan di PurwosariPada tanggal ................

Kepala Sekolah

SRI SUKEKSI, S.Pd

Nip. 19611227 198405 2 001

Tembusan :1. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Demak2. Kepala Dep dan Kebudayaan Kec.Sayung.3. Pengawas TK/SD wilaya Dabin 14. Arsip

Lanjutan Surat Pembagian Tugas darim kepala Sekolah

Tabel 4.13

PEMBAGIAN TUGAS DALAM MEMBIMBING SISWA

TAHUN PELAJARAN : 2015 / 2016

TUGAS DALAM BIMBINGAN SISWA

No N ama Jabatan Tugas Yang Diampu

Page 30: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10659/4/T2_942014060_BAB IV...TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah

Ditetapkan di Purwosari

Pada tanggal ................

Kepala Sekolah

SRI SUKEKSI, S.Pd

Nip. 19611227 198405 2 001

1 Sutimin Widaryanto,S.Pd

Guru Kelas. VI

LCC,SSJ, Les Ujian,Pekan Seni, Pramuka Siswa Berprestasi dll

2. Dwi Mihartati ,S.Pd SD

Guru Kelas.V

LCC,Sinopsis, Les Ujian,Mapel Mtk, Pramuka, Siswa Berprestasi dll

3. Nur Munifah, S.Pd SD

Guru Kelas I A

LCC,Perpustakaan, Les Ujian,Mapel IPA, Pramuka, Siswa Berprestasi dll

4 Sri Hati, S.Pd SD Guru Kelas IV

Bhs. Ind, Kreatifitas, Siswa prestasi, Pramuka, Sinopsis dll

5 Sri Murniati,S.Pd SD

Guru Kelas I B

LCC,Sinopsis, Les Ujian , Bhs. Jawa ,Pramuka Kreatifitas dll

6 Zuhri Hamid, S.Pd.I

Guru PAI Mapsi, Tilawah, Tartil , Kaligrafi, Pramuka

7 Adnan Widodo, S,Pd

Guru Penjas

Popda, SKJ, TUS, Dokter Kecil, Pramuka