bab iii metode penelitian 3.1 model...
TRANSCRIPT
22
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan
Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses
pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan
permainan. Pemberdayaan teman sejawat tertuang dalam pembelajaran
berkelompok two stay two stray, model ini mempunyai konsep dua anak tinggal
dalam kelompok untuk memberi informasi, sedangkan yang dua bertamu pada
kelompok lain untuk mencari informasi. Dalam pembelajaran kooperatif untuk
mengantisipasi anak yang tidak suka belajar dalam kelompok maka pembelajaran
kooperatifif akan didesain dengan teori Dienes. teori pembelajaran Dienes
memiliki pendekatan permainan dalam pembelajaran.
Kompetensi dasar, hasil belajar dan materi yang digunakan dalam bahan
ajar ini mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Sekolah
Dasar yang tertuang pada Permendikas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
yang menjadi bagian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini diadaptasi dari model
pengembangan menurut Borg & Gall (1983) dan juga Sukmadinata (2010).
Prosedur yang diadaptasi tersebut kemudian dimodifikasi meliputi tiga tahap yaitu
(1) tahap studi pendahuluan, (2) tahap penyusunan draft produk (3) tahap
pengembangan dan evaluasi. Secara sistematis langkah-langkah ini dilihat pada
gambar 3.1 :
23
Gambar 3.1
Bagan Tahapan Penelitian dan Pengembangan
3.2.1 Tahap Studi Pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap pertama atau persiapan untuk pengembangan.
Tahap terdiri dari studi kepustakaan, survai lapangan dan penyusunan produk
awal. Pada tahap studi kepustakaan, peneliti melakukan kajian terhadap konsep-
konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan proses pembelajaran model
TAHAP
STUDI PENDAHULUAN
STUDI PUSTAKA SURVEI LAPANGAN
TAHAP PENYUSUSUNAN
DRAFT PRODUK
DRAF PRODUK
AWAL
TAHAP PENGEMBANGAN DAN
EVALUASI
UJI COBA
TERBATASS
PRODUK AKHIR
VALIDASI
PAKAR
REVISI DRAFT
PRODUK AWAL
VALIDASI PRAKTISI
GURU KKM
24
kooperatif tipe two stay two stray yang akan dikembangkan. Kajian yang
dilakukan meliputi kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
2006 untuk mata pelajaran Matematika SD. Hal-hal yang perlu dilihat adalah
standar kompetensi, kompetensi dasar maupun materi pelajaran.
Survei lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkanan data berkenaan
dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Matematika di SD. Survai ini
dilakukan dengan wawancara, studi dokumenter dan observasi kelas yaitu
pengamatan pada waktu guru mengajar. Observasi di kelas ini bertujuan untuk
mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun untuk melihat
karakteristik dari siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berpedoman pada data yang didapat dari survei lapangan dan mengacu
pada dasar-dasar teori atau konsep yang disimpulkan dari hasil studi kepustakaan,
maka peneliti menyususun draf awal model produk yang akan dikembangkan.
Model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan keaktifan siswa dan strategi
untuk memudahkan siswa memahami konsep materi adalah dengan
pengembangan model pembelajaran kooperatif two stay two stray berdasar teori
belajar Dienes.
3.2.2 Uji Produk
3.2.2.1 Desain Uji Produk
Draft produk awal selanjutnya direview oleh pakar materi matematika
yaitu Wahyudi S.Pd M.Pd dan direviev oleh pakar modul yaitu Dra. Yari
Dwikurnianingsih M.Pd. Dari hasil analisis dan masukan para pakar kemudian
produk awal direvisi. Setelah produk awal direvisi kemudian dilakukan uji coba
terbatas yang dilakukan di satu SD untuk eksperimen. Pembelajaran dilakukan
oleh guru SD kelas V dan diamati oleh guru kelas I.
Uji coba yang dilakukan dilapangan guna menyempurnakan produk yang
telah ada. Uji coba yang dilakukan untuk mengetahui respon siswa sebagai
pemakai produk. Respon dilihat dari angket yang diberikan kepada siswa setelah
melakukan pembelajaran dengan produk. Nilai evaluasi merupakan tolak ukur
25
dari keberhasilan tujuan pembelajaran dengan menggunakan standarisasi kriteria
ketuntasan minimaldari sekolah.
3.2.2.2 Subjek Uji Produk
Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah guru dan
siswa.
a. Uji coba : uji coba dilakukan di SD Cebongan 02 Salatiga kelas Va.
b. Uji praktisi guru : uji coba dilakukan kepada guru kelas V SDN Randuacir 01,
SDN Randuacir 02, SDN Noborejo 01, SDN Ledok 01, dan SDN Giling
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, angket dan tes. Observasi dilakukan untuk studi lapangan dan untuk
observasi guru mengajar, apakah guru sudah melakukan sesuai rencana
pembelajaran atau belum. Wawancara digunakan guna studi lapangan, kegiatan
ini digunakan untuk menghimpun informasi mengenai pembelajaran matematika.
Tes dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan
menggunakan model two stay two stray berdasar teori Dienes.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.3.2.1 Observasi
Data observasi digunakan sebagai acuan penyusunan draft produk awal
dan sebagai lembar pengamatan guru dan siswa ketika pembelajaran. Instrumen
lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3.1.
26
Tabel 3.1
Instrument Observasi
Instrument Indikator
Studi dokumenter RencanaPelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), nilai terakhir matematika
siswa kelas Va
Kegiatan belajar mengajar Model pembelajaran
Sarana dan prasarana Alat peraga dan bahan ajar
Pada Tabel 3.2 dapat dilihat instrument observasi ketika pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan terhadap kegiatan siswa dan guru dalam
pembelajaran.
27
Tabel 3.2
Instrument Pengamatan Siswa dan Guru ketika Pembelajaran
No Indikator Intrumen untuk Guru Instrumen untuk
Siswa
1 Persiapan 1. Guru membuka pelajaran
dengan nyanyian yang
menarik.
1. Siswa tertarik
mengikuti
pelajaran.
2 Penjelasan 2. Guru menjelaskan sisi,
rusuk dan titik sudut
bangun ruang.
2. Siswa
menentukan
pengertian sisi,
rusuk dan titik
sudut.
3 Permainan
dalam
diskusi
3. Guru mengarahkan dan
membimbing siswa dalam
jalannya permainan dalam
diskusi.
3. Siswa
mengunjungi
kelompok lain.
4 Presentasi 4. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan
hasil diskusi
4. Siswa
mempresentasika
n hasil diskusi di
depan kelas.
5 Evaluasi 5. Guru bersama siswa
melihat/mengulas kembali
sifat-sifat bangun ruang
5. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari
guru.
6 Kesimpulan 6. Guru mengarahkan
siswa untuk
menyimpulkan hasil
penelitian pada lembar
kerja siswa
6. Siswa tekun
dalam
melakukan
diskusi dan
permainan.
3.3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
pembelajaran matematika yang diterapkan di SD. Wawancara dikakukan pada
seorang siswa kelas Va dan guru kelas Va. Berikut merupakan instrumen
pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.3.
28
Tabel 3.3
Instrument Wawancara Siswa dan Guru
Instrument Wawancara Siswa Instrument Wawancara Guru
1. Minat belajar matematika 1.Minat siswa belajar matematika
2. Belajar berkelompok 2.Metode pembelajaran
3. Belajar dengan permainan 3.Teori belajar Dienes
4. Bahan ajar modul 4.Bahan ajar modul
5. Penggunaan alat peraga 5.Penggunaan alat peraga
6.Nilai matematika siswa
3.3.2.3 Angket
Angket digunakan untuk uji pakar materi dan modul, mengetahui respon
siswa dan guru setelah pembelajaran, dan respon praktisi guru terhadap modul
sifat-sifat bangun ruang. Kisi-kisi angket uji pakar materi dapat dilihat pada Tabel
3.4.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Uji Pakar Materi
Indikator Instrumen
Format 1. Kesesuaian isi pada materi
2. Kesesuaian warna dan tulisan materi
pada modul
Isi 1. Keterkaitan pembelajaran dengan
model pembelajaran two stay two stray
2. Keterkaitan pembelajaran dengan teori
belajar Dienes
Soal 1. Kesesuaian soal dengan materi yang
diajarkan
2. Kesesuaian soal dengan kompetensi
dasar
Bahasa 1. Kejelasan bahasa dalam materi yang
disajikan
2. Keefektifan kalimat yang digunakan
29
Pada kisi-kisi angket uji coba pakar pada Tabel 3.4 digunakan juga untuk
angket kisi-kisi validasi praktisi guru kelas V. Hal ini dilakukan karena format
angket untuk uji pakar materi dan praktisi guru aspek materi pada modul sama.
Tabel 3.5 merupakan kisi-kisi angket uji pakar modul.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Uji Pakar Modul
Indikator Instrumen
Format 1. Sistematika susunan modul
2. Keserasian warna, tulisan, dan
gambar pada modul
Cover/halaman muka 1. Kemenarikan gambar
2. Kemenarikan bentuk huruf
Petunjuk penggunaan modul 1. Kejelasan isi
2. Kesesuaian petunjuk modul dengan
isi modul
Daftar isi 1. Kesesuaian penulisan daftar isi
dengan isi modul
2. Kemudahan memahami daftar isi
Materi 1. Ketepatan sistematika / urutan
materi
2. Kejelasan materi yang disajikan
Tes mandiri 1. Kesesuaian soal latihan dengan
indikator
2. Kesesuaian soal latihan dengan
materi yang diajarkan
Kunci jawaban 1. Kesesuaian kunci jawaban dengan
soal latihan dan tes mandiri
2. Kemudahan dalam menggunakan
kunci jawaban
30
Pada kisi-kisi angket uji coba pakar modul pada Tabel 3.5 digunakan juga
untuk angket kisi-kisi validasi praktisi guru kelas V. Hal ini dilakukan karena
format angket untuk uji pakar modul dan validasi praktisi guru aspek modul sama.
Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran maka dilakukan
pengumpulan data berupa angket dengan instrument pengumupalan data dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Angket Respon Siswa setelah Pembelajaran
Indikator Instrumen
1. Pembelajaran 1. Dalam permainan, aku bekerjasama
dengan kelompokku.
2. Aku bekerjasama dengan teman
kelompokku,
3. Pembelajaran hari ini sangat
menyenangkan.
2. Materi 1. Dalam permainan, aku dapat
memahami materi dengan mudah.
2. Dalam bekerja kelompok, aku dapat
memahami materi dengan mudah.
3. Aku bisa membuat kesimpulan sendiri
tentang pelajaran hari ini.
Tabel 3.6 merupakan intrument angket untuk siswa. Selain mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran, perlu diketahui juga respon guru sebagai
pelaksana pembelajaran. Instrument angket respon guru setelah pembelajaran
dapat dilihat pada Tabel 3.7.
31
Tabel 3.7
Instrument Angket Respon Guru setelah Pembelajaran
Indikator Instrumen Respon Guru
1. Modul 1. Pembelajaran menggunakan modul lebih
mudah.
2. Pembelajaran menggunakan modul lebih
membuat anak mandiri
2. Diskusi 1. Dengan diskusi pemahaman anak terhadap
materi lebih mudah.
2. Dengan diskusi pembelajaran lebih bermakna.
3. Permainan 1. Dengan permainan anak mempunyai
tanggungjawab sendiri-sendiri.
2. Dengan permainan pembelajaran lebih
menyenangkan
3.3.2.4 Tes
Tes digunakan untuk mengukur evaluasi dengan menggunakan modul. Tes
yang baik perlu perencanaan dengan pembuatan kisi-kisi soal, uji coba instrumen,
validitas dan reliabilitas soal. Kisi-kisi soal menggunakan Standar Kompetensi
(SK) memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dan Kompetensi
Dasar (KD) Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang yang telah ditetapkan. Kisi-
kisi untuk mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8.
32
Tabel 3.8
Kisi-kisi Soal
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Item Soal
Butir Soal Jumlah
4. Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
4.2 Mengide
ntifikasi
sifat-sifat
bangun
ruang
1. Menentukan sisi, rusuk
dan titik sudut.
2. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
kubus.
3. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
prisma tegak segi
empat(balok).
4. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
limas segi empat.
5. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
tabung.
6. Mengidentifikasi sifat-
sifat bangun ruang
kerucut.
7, 8, 22, 25,
32
1, 13, 20, 30,
29, 31
2, 12, 16, 21,
34, 36, 38
3, 10, 14, 18,
19, 37, 40
4, 6, 11, 17,
23, 26, 28, 3
5, 9, 15, 24,
27, 33, 35
5
6
7
7
8
7
Jumlah soal 40
3.3.2.5 Uji Validitas Instrumen Penilaian
Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting, yaitu
valid dan reliabel. Sugiyono (2010: 348) menyatakan valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk medapatkan soal dengan
perbedaan tingkat kesulitan setiap butir soal dan tingkat ketetapan hasil
pengukuran. Oleh karena itu kisi-kisi instrumen soal di atas dibuatlah soal yang
akan di uji validitas dan reliabilitas. Uji coba dilakukan di SDN Tegalrejo 01 pada
33
kelas V yang terdiri dari 34 siswa. Berdasarkan dari hasil uji coba instrumen
tersebut dilakukan uji valid dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 16 for Windows.
Menurut Azwar dalam Priyatno (2010:90) penetapan butir soal yang valid
semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya
dianggap sangat memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan apabila jumlah item
belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25.
Dari pendapat Azawar di atas, penulis menyimpulkan untuk menggunakan batas
minimal koefisien ≥ 0,25. Jadi apabila koefisien korelasinya < 0,25 dinyatakan
tidak valid. Dari uji validitas dapat diambil hasil data seperti terlihat pada tabel
3.9.
34
Tabel 3.9
Uji Validitas Instrumen
Siswa Kelas V SDN Tegalrejo 01 Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Standar
Kompetensi
Kompetens
i Dasar Indikator Butir soal
Hasil Uji
Validitas
Valid Tidak
Valid
4.Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
4.2 Mengid
entifika
si sifat-
sifat
bangun
ruang
1. Menentukan sisi,
rusuk dan titik
sudut.
7, 8, 22, 25,
32
7, 8 22,
25, 32
2. Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
kubus.
1, 13, 20, 30,
29, 31
1, 13, 20,
30,
29, 31
3. Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
prisma tegak
segi
empat(balok).
2, 12, 16, 21,
34, 36, 38
36, 21,
34, 38
2, 12,
16
4. Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
limas segi
empat.
3, 10, 14, 18,
19, 37, 40
3, 10,
19, 37,
40
14, 18
5. Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
tabung.
4, 6, 11, 17,
23, 26, 28, 39
4, 6,
26, 28
11,
17,
23, 39
6. Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
kerucut.
5, 9, 15, 24,
27, 33, 35
5, 9,
15
24,
27,
33, 35
Untuk melihat keterangan lebih lanjut mengenai uji validitas instrumen
soal, dapat dilihat pada lamipiran..
Setelah melakukan uji validitas dilanjutkan dengan melakukan uji
reliabilitas, hal ini digunakan untuk mengetahui ketetapan alat ukur. Menurut
Azwar dalam Priyatno (2010:98) reliabailitas kurang dari 0,6 adalah kuarng baik,
35
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas dilakukan
dari instrumen butir soal yang valid kemudian diolah melalui SPSS 16.0 for
Windows dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas Hasil Instrumen
Siswa Kelas V SDN Cebongan 02 Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Dari hasil uji reliabilitas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,796. Hal
ini menunjukkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini dapat diterima atau dengan
kata lain reliabel.
3.3.2.6 Teknik Analisis Data
Angket validasi ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menghitung skor yang diperoleh. Hasil skor yang diperoleh digunakan untuk
menilai kualitas produk berupa model pembelajaran yang dikembangkan serta
mencari skor minimal dan maksimal dari data kuantitatif. Frekuensi tiap-tiap skor
dihitung untuk mengetahui persentase dari kategori; sangat bagus (5), bagus (4),
sedang (3), kurang bagus (2) dan tidak bagus (1). Data dari angket dianalisis
teknik statistik deskriptif dengan mengelompokkan data tersebut ke dalam lima
kategori sesuai dengan skala Likert menggunakan acuan konversi seperti pada
tabel 3.11 berikut yang menggunakan Skala Likert menurut Arikunto dalam
Kurniawan (2010:32).
36
Tabel 3.11
Tabel Acuan Konversi Data Kualitatif ke dalam Data Kuantitatif
Rumus Perhitungan Perhitungan Interprestasi
ii SDMx 8,1 20,4x Sangat baik
iiii SDMxSDM 8,16,0 20,440,3 x Baik
iiii SDMxSDM 6,06,0 40,360,2 x Cukup
iiii SDMxSDM 6,08,1 60,280,1 x Kurang
ii SDMx 8,1 80,1x Sangat Kurang
Keterangan:
Mi = rerata ideal
= 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Sdi = Standar deviasi ideal
= 1
6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
x = skor rerata data empiris