bab ii referat

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air susu ibu ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi sampai berumur 6 bulan karena mempunyai komposisi gizi yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Rekomendasi pemberian ASI saja yang dikenal dengan ASI eksklusif sampai 6 bulan didasarkan pada bukti ilmiah tercukupinya kebutuhan bayi dan lebih baiknya pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif serta menurunnya morbiditas bayi. Sayangnya hanya 39% dari semua bayi di dunia yang mendapat ASI eksklusif. 5,6 Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan 4

Upload: hasrul-nazar

Post on 27-Jun-2015

390 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Referat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air susu ibu

ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi sampai berumur 6 bulan

karena mempunyai komposisi gizi yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama.

Rekomendasi pemberian ASI saja yang dikenal dengan ASI eksklusif sampai 6 bulan

didasarkan pada bukti ilmiah tercukupinya kebutuhan bayi dan lebih baiknya

pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif serta menurunnya morbiditas bayi.

Sayangnya hanya 39% dari semua bayi di dunia yang mendapat ASI eksklusif.5,6

Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro

dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan

lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir

90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap

ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga

terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada

saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang

menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui

kaya akan zat gizi terutama protein.5,7,8

ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang

berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung

tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu

yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein

4

Page 2: BAB II Referat

meningkat seiring bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walapun kadar

protein, laktosa, dan nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode

menyusui, tetapi kadar lemak meningkat.7-9

Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap

waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata antara

750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai

status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.9

A. Kandungan nutrisi ASI

ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6

bulan pertama kehidupan, dianjurkan pada masa ini bayi hanya diberikan

ASI. Kandungan zat gizi dalam ASI, yaitu :9,10

a. ASI mengandung protein yang paling cocok untuk bayi dalam jumlah

yang tepat. Protein ASI dibentuk dalam ribosom pada retikulum endoplasma

yang terdiri dari kasein, alpha laktalbumin dan beta laktoglobulin. Alpha

laktalbumin adalah 25 – 30% dari total protein ASI yang merupakan penyedia

terbesar asam amino untuk pertumbuhan bayi. Protein ASI berkaitan dengan

fungsi tertentu seperti kasein yang membentuk miscelles dengan kalsium dan

fosfat yang merupakan pengangkut penting bagi mineral tersebut. Pada bayi

baru lahir (neonatus) belum mampu mengelola protein dalam jumlah besar

seperti yang banyak terdapat pada susu formula. Kombinasi asam amino

dalam ASI sangat sesuai secara biokimiawi untuk periode pertumbuhan bayi.

Kadar protein yang rendah ini mengakibatkan saluran pencernaan bayi tidak

dimasuki zat protein asing dalam jumlah besar.

5

Page 3: BAB II Referat

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda

dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan

susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih

banyak terdiri dari protein whey (70%) yang lebih mudah diserap oleh

usus bayi dan mempercepat pengosongan lambung sehingga bayi cepat

merasa lapar, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein

Casein (82%) yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein

Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang

mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (82%). Disamping itu,

beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat

di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini

merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.

Constituent (per liter) Mature Milk (after 2 weeks lactation)

Energy (kcal) 650-700Macronutrients

Lactose (g) 67-70Oligosaccharides (g) 12-14Total nitrogen (g) 1.9Non-protein nitrogen (% total nitrogen) 23Protein nitrogen (% total nitrogen) 77Total protein (g) 9Total lipid (g) 35Triglyceride (% total lipids) 97-98Cholesterol (% total lipids) 0.4-0.5Phospholipids (% total lipids) 0.6-0.8

water-soluble vitamins

6

Page 4: BAB II Referat

Ascorbic acid (mg) 100Thiamin (µg) 200Riboflavin (µg) 400-600Niacin (mg) 1.8-6

Vitamin B6 (mg) 0.09-0.31Folate (µg) 80-140

Vitamin B12 (µg) 0.5-1Pantothenic acid (mg) 2-2.5Biotin (µg) 5-9

fat-soluble vitaminsRetinol (mg) 0.3-0.6Carotenoids (mg) 0.2-0.6Vitamin K (µg) 2-3Vitamin D (µg) 0.33Vitamin E (µg) 3-8

MineralsCalcium (mg) 200-250Magnesium (mg) 30-35Phosphorus (mg) 120-140Sodium (mg) 120-250Potassium (mg) 400-550Chloride (mg) 400-450

trace elementsIron (mg) 0.3-0.9Zinc (mg) 1-3Copper (mg) 0.2-0.4Manganese (µg) 3Selenium (µg) 7-33Iodine (µg) 150Fluoride (µg) 4-15

Tabel 2.1 Nilai kandungan air susu manusia (nutrisi)

7

Page 5: BAB II Referat

b. ASI mengandung lemak dalam jumlah yang tepat. Lemak dalam ASI

berbentuk gumpalan yang terdiri dari trigliserida dengan campuran fosfolipid,

kolesterol, vitamin A, dan karotenoid. Trigliserida berasal dari lemak yang

dimakan dan diangkut dalam darah ke payudara sebagai trigliserida dalam

kilomikron. Susunan asam lemak ASI tergantung pada sumber lemak dalam

makanan ibu dan keragaman jumlah lemak. Kadar lemak juga tergantung ada

tidaknya cadangan lemak. Ibu dengan gizi kurang menghasilkan ASI dengan

kadar lemak rendah dan asam lemak kebanyakan berantai pendek, lemak ASI

menurun sampai 1 % tetapi protein dan laktosa tetap. Lemak adalah bahan

penyusun yang penting bagi sistem saraf. Asam lemak dalam ASI

memungkinkan bayi memperoleh energi cukup dan dapat membentuk mielin

dalam susunan saraf. Pencernaan lemak ASI secara baik dilakukan oleh enzim

lipase yang banyak terdapat dalam ASI sehingga memberikan energi yang

cukup bagi bayi untuk pertumbuhannya

c. Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai

salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam

ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu

sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang

disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa)

jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan

karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi

atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu

tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi

(7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar

8

Page 6: BAB II Referat

karbohidrat ASI relatif stabil. Selain itu, ASI mengandung enzim lipase

yang membuat penyerapan DHA dan AA ini lebih mudah.

d. Defisiensi vitamin K dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dengan

manifestasi berupa hipoprotrombinemia dan perdarahan apabila tidak

mendapat supplemen. Hal ini terjadi karena vitamin K yang terdapat

pada ASI rendah. Karena itulah untuk menjamin tercukupinya

kebutuhan vitamin K pada bayi baru lahir sangat dianjurkan mendapat

suntikan intramuscular vitamin K (0,5-1 mg) segera setelah lahir.

Vitamin D pada ASI juga rendah, maka bayi yang menyusu diharuskan

mendapat vitamin D secara oral (200 IU) dimulai sebelum berusia 2

bulan.

Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel

darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya

kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah

kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI

transisi awal.

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk

mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI

mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga

bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan

mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan

daya tahan tubuh yang baik.

9

Page 7: BAB II Referat

Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam

folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu

berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1

dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam

folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6

dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu

yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk

vitamin B12 cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu

menyusui yang vegetarian.

e. ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak

zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap usus bayi dengan

baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekurangan zat

besi.

f. ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang

mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun

berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI

sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental

dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya

diare pada bayi yang mendapat susu formula.

g. ASI mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat.

ASI mengandung elektrolit (natrium, kalium, klorida) sangat rendah

dibanding susu sapi sehingga tidak memberatkan beban ginjal. Pada bayi yang

mendapat formula elektrolit tinggi akan mengakibatkan osmolalitas plasma

yang tinggi. Hal ini akan membahayakan karena fungsi ginjal pada bayi

10

Page 8: BAB II Referat

belum sempurna sehingga sukar untuk diekskresikan. Pada bayi dengan

osmolalitas plasma dan natrium tinggi bila demam atau diare ringan sangat

beresiko terhadap dehidrasi hipernatremik. Selain itu bayi yang osmolalitas

plasma tinggi karena selalu minum beban larut yang berat akan sering merasa

haus dan minta minum. Apabila diberi susu kental menyebabkan haus dan

menginginkan minum lagi dan seterusnya sehingga dapat berakibat pemberian

kalori berlebihan pada bayi. Pada banyak contoh obesitas yang dijumpai pada

anak pra sekolah disebabkan overfeeding pada waktu bayi.

Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang

mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka,

transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar

kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya

lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor,

magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis

lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan.

Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak

ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi

yang mendapat ASI.9,10

h. Enzim dalam ASI berperan secara tidak langsung terhadap pertumbuhan

dimana bila fungsi enzim dalam berbagai proses metabolisme tubuh

terganggu maka pertumbuhan juga akan terganggu.11,12

11

Page 9: BAB II Referat

Tabel 2.2 Fungsi Enzim dalam ASI

B. Kandungan non nutrisi ASI

Secara garis besar terbagi atas tiga, yaitu komponen selular, humoral

dan non immunoglobulin.9,10

I. Komponen Selular

1). Makrofag

Makrofag adalah sel fagosit besar yang mengandung lisosom,

mitokondria, pinosom, dan aparat Golgi. Fungsi makrofag adalah

memfagositosis mikroorganisme bakteri dan jamur, membuat C3

dan C4, lisosom, dan laktoferin, membantu pelepasan IgA

intraselular ke jaringan, membentuk sel raksasa, meningkatkan

aktivitas limfosit, membantu pengangkutan dan penyimpanan

imunoglobulin, dan berpartisipasi dalam pembentukan

laktoperidase; suatu faktor pertumbuhan sel epitel usus dan maturasi

enzim dalam brush border usus.

12

Page 10: BAB II Referat

2). Leukosit polimorfonuklear (PMN)

Kolostrum (hari 1-4 postpartum) mengandung 5 juta

leukosit/mm3 dan 40-60% diantaranya adalah PMN yang makin

menurun seiring maturnya ASI. Fungsi PMN terutama proteksi

jaringan kelenjar mama dan bukan untuk proteksi neonatus.

3). Limfosit

Limfosit T dan B merupakan bagian sistem imun ASI yang

terdapat dalam kolostrum dan ASI matur. Fungsi limfosit antara lain

Mensintesis IgA, merespon mitogen dengan cara berproliferasi,

meningkatkan interaksi makrofag-limfosit, dan melepaskan

mediator-mediator.

Di dalam ASI, sel B termasuk sel yang mengandung IgA,

IgG, dan IgM Surface immunoglobulin. Orga dan Orga dalam

penelitiannya melaporkan limfosit ASI akan berespon terhadap

antigen rubela, sitomegalovirus, dan mumps. Kolostrum ibu juga

berespon terhadap E.coli.

II. Komponen Humoral

Komposisi imunoglobulin dalam ASI berbeda dengan serum.

ASI mengandung IgA jauh lebih tinggi daripada serum. IgA dan IgG

dalam ASI sebagian berasal dari IgA dan IgG serum, sebagian lagi dari

kelenjar payudara.

Imunoglobulin A dalam ASI terutama IgA sekretori yang stabil

dalam pH rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsi sIgA ini

13

Page 11: BAB II Referat

adalah memproteksi mukosa usus terhadap virus dan bakteri, dan tetap

ditemukan dalam ASI setelah satu tahun. Selain itu, faktor antibakterial

dalam kolostrum dan ASI sama antara wanita dengan gizi baik maupun

buruk.

III. Komponen non Immunoglobulin

1). Faktor Bifidus

Telah diketahui bahwa usus bayi mengandung

Bifidobakterium bifidus yang merupakan bakteri baik usus, juga

mengandung faktor bifidus yang menunjang pertumbuhan kuman

baik ini yang tak ada dalam susu sapi.

2). Antistaphylococcal factor

Pada percobaan binatang dengan tikus yang diberi infeksi

Staphylococcus dibuktikan ASI mengandung substansi yang dapat

mencegah bayi dari infeksi Staphylococcus.

3). Lisozim

Lisozim adalah enzim yang memiliki sifat bakteriolitik,

berada dalam konsentrasi tinggi dalam ASI tapi sangat rendah

dalam susu sapi.Enzim ini bersifat bakteriolitik terhadap

enterobaktericeae dan bakteri gram positif.

4). Nukelotid

Nukleotid adalah senyawa yang berasal dari hidrolisis asam

nukleat. Nukleotid bekerja sebagai pertahanan terhadap berbagai

bakteri, virus, dan parasit. Carver pada penelitiannya membuktikan

14

Page 12: BAB II Referat

bahwa aktivitas sel NK dan produksi IL 2 lebih tinggi pada bayi

usia 2-4 bulan yang diberi ASI dan susu formula ditambahkan

nukleotid dibandingkan formula tanpa tambahan nukleotid

5). Laktoferin

Laktoferin adalah protein yang dapat mengikat zat besi, mirip

dengan transferin dalam serum. Laktoferin bersifat bakteriostatik

terhadap berbagai bakteri gram positif, bakteri gram negatif baik

aerob maupun anaerob , dan jamur, kecuali Helicobakcter pylori

dan spesies Neisseria, Treponema, dan Shigella.

Laktoferin mengikat zat besi hingga bakteri tidak

memperoleh zat besi untuk pertumbuhannya. Afinitas terhadap zat

besi adalah 300 kali transferin. Laktoferin juga meningkatkan

pelepasan sitokinin dari sel dan menekan pelepasan IL1, IL2 dan

TNF alpha.

6). Interferon

Secara in vitro, diketahui interferon diproduksi oleh sel T

dalam ASI. Fungsinya memang belum diketahui pasti, tapi

interferon dapat meningkatkan fungsi makrofag dan menekan

produksi IgE dan IL-10.

7). Komplemen

ASI mengandung komponen C3 dan C4 walau dalam jumlah

sedikit. C3 teraktivasi oleh IgA dan IgE yang diketahui dapat

merusak bakteri yang terikat pada antibodi spesifik.

15

Page 13: BAB II Referat

8). Protein Pengikat vitamin B-12

ASI mengandung sejenis protein bermolekul besar yang

mengikat vitamin B12. Secara tak langsung, protein ini

menghambat pertumbuhan E.coli yang memerlukan vitamin B12.

9). Gangliosid

Gangliosid adalah glikolipid yang terdapat dalam plasma sel

membran terutama di substansi kelabu otak. Gangliosid memblokir

aktivitas enterotoksin E.coli dan Vibrio cholerae dan Campylobacter

jejuni di usus dengan cara mengikat toksin dan membentuk

kompleks stabil yang mencegah toksin terikat pada sel usus.

10). Interleukin

Interleukin berefek terhadap aktifasi dan diferensiasi limfosit,

serta terhadap produksi berbagai sel lainnya.

11). Sitokin

Sitokin adalah salah satu substansi yang banyak diteliti akhir-

akhir ini. Meski sudah lama diduga keberadaannya dan perannya

terhadap imunologi serta proteksi ASI.9,10

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus

diberikan kepada bayi segera setelah dilahirkan atau paling lambat 30 menit

setelah lahir, karena daya isap bayi pada saat itu paling kuat untuk merangsang

produksi ASI selanjutnya. ASI yang keluar beberapa hari setelah persalinan

disebut kolostrum.9

16

Page 14: BAB II Referat

Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental

dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan

kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun

mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal

(sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus harus dihindari.9

Pada usia 0 – 6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja (ASI esklusif), karena

produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk

tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0 – 4

bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim

untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa

menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi

seperti diare, alergi dan bahaya lain yang fatal. Tanda bahwa ASI eksklusif

memenuhi kebutuhan bayi antara lain bayi tidak rewel dan tumbuh sesuai dengan

grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).9,13

2.1 Enzim amilase, lipase, dan lisozim

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang

berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis

bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada

permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat

proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi

pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.

Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya

17

Page 15: BAB II Referat

dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan

perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-

amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

11,14,15

 Enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses

pencernaan dan penyerapan makanan. Tanpa bantuan enzim, semua bahan

makanan yang masuk tubuh tidak akan bisa diserap. Enzim bertanggung jawab

menjaga kesehatan dan proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan enzim

dapat menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan (maladigesti), yang

selanjutnya menyebabkan gangguan penyerapan (malabsorpsi).11,14,15

Enzim merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk semua

reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi

di kelenjar liur di bagian mulut. Namun kebanyakan enzim pencernaan diproduksi

oleh kelenjar pankreas. Ada dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang

berfungsi sebagai katalisator, dan enzim metabolisme yang bertanggung jawab

untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh.

Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim protease (merombak protein),

enzim lipase (merombak lemak) dan enzim amilase (merombak hidrat arang).

11,14,15

ASI mengandung banyak enzim, beberapa di antaranya memiliki efek

yang menguntungkan untuk perkembangan bayi. Kandungan enzim pada ASI dan

susu sapi berbeda secara substansial. Sebagai contoh, aktivitas lisozim beberapa

ribu kali lebih besar pada ASI dibandingkan pada susu sapi. pH basa pada perut

18

Page 16: BAB II Referat

bayi memiliki efek yang terbatas untuk aktivitas antitripsin pada ASI, dengan cara

demikian melindungi anak dari defisiensi alpha1antitripsin yang melawan

penyakit hati berat dan kematian awal. Sebagian besar ASI mengandung enzim

yang spesifik karena tingkat aktivitasnya yang berbeda pada berbagai spesies.

7,11,15

Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung

enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai

panjang seperti amilum dan dekstrin yang kemudian akan diurai menjadi molekul

yang lebih sederhana berupa maltosa. Sedangkan air ludah berguna untuk

melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang

dapat dicema di dalam mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam

rongga mulut.16-18

Amilase perlu untuk proses pencernaan glukosa. Meskipun amilase

disintesis dan disimpan di pankreas bayi, bayi berusia sekitar 6 bulan terlebih

dahulu baru kemudian disimpan ke dalam duodenum. ASI mengandung 10-60

kali alpha-amilase yang sama banyaknya dengan serum normal, jadi menyediakan

sumber alternatif dari substansi pencernaan lemak. Sedangkan pada susu sapi,

kambing, maupun babi, tidak terdapat alpha-amilase, menyatakan bahwa amilase

muncul lambat pada rangkaian kesatuan evolusioner. Bayi yang menyusui dengan

ASI memiliki masalah yang lebih sedikit dalam hal mencerna makanan padat

dibandingkan dengan bayi dengan susu formula, meskipun makanan ini

diperkenalkan lebih awal, karena alpha-amilase disediakan oleh ASI. Amilase

19

Page 17: BAB II Referat

akan stabil ketika dimasukkan ke dalam kulkas (95–100 % akan aktif setelah

penyimpanan 24 jam dalam suhu 15–25 C). 16-18

Lipase merupakan enzim yang membantu pencernaan lemak susu

dengan menurunkan lemak tersebut menjadi emulsi. Lipase akan membantu

lemak ASI tercampur dg baik (teremulsi sempurna) dengan kandungan protein

whey dalam ASI. Sehingga lemak tersebut akan dipecah menjadi molekul-molekul

kecil yg mudah dicerna secara sempurna oleh pencernaan bayi. Lipase juga

membantu memecahkan lemak dalam ASI, sehingga nutrien yg larut dalam lemak

(misalnya vitamin A dan D) dan asam lemak (yang membantu melindungi bayi

dari penyakit) akan mudah didapatkan oleh bayi.19-21

Ketika bayi mulai mencerna lemak, maka diperlukan aktivitas lipase dan

kadar garam empedu yang cukup. Garam empedu-yang menstimulasi lipase dan

lipoprotein lipase-ada dalam ASI sebagai kompensasi terhadap fungsi pankreas

yang imatur dan ketiadaan amilase pada neonatus, khususnya pada bayi prematur.

Ketika ASI dimasukkan ke dalam kulkas, lipase tidak rusak; tetapi, pada proses

pemanasan secara radikal akan mengurangi aktivitas lipase. Beberapa protozoa-

Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan Trichomonas vaginalis ditunjukkan

secara in vitro dapat dibunuh secara cepat dengan paparan lipase, di mana lipase

hanya ditemukan pada ASI dan gorila gunung.19-21

Kandungan utama dari lipase di lemak ASI, yaitu bile salt-stimulated

lipase (BSSL), dianggap sebagai faktor utama yg dapat menonaktifkan protozoa.

Sehingga jelas bayi terlindungi dari infeksi. Jumlah BSSL dalam ASI relatif tetap

dan tidak berubah dari waktu ke waktu sejak awal masa menyusui.19-21

20

Page 18: BAB II Referat

Lisozim yang diproduksi makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara

dapat melisiskan dinding sel bakteri gram positif yang ada pada mukosa usus.

Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua

laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI

mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume.22

Lisozim adalah enzim pada ASI yang aktif melawan E. coli dan

Salmonella. Lisozim merupakan golongan protein nonkasein. Lisozim, yang

merupakan komponen utama dari fraksi air dadih pada ASI, memproduksi zat

antiinflamasi dan bakterisid. Lisozim bekerja dengan peroksida dan askorbat

untuk menghancurkan E. coli dan beberapa galur Salmonella. Lisozim lebih

berlimpah pada ASI (400 ug/ml) dibandingkan pada susu sapi. Aktivitas lisozim

meningkat secara progresif, dimulai sekitar 6 bulan setelah kelahiran. Lisozim

berbeda dengan faktor perlindungan lainnya karena bayi mulai memakan makanan

padat sejak 6 bulan, dan lisozim dalam kadar yang tinggi mungkin menjadi

pendorong untuk perlindungan praktis melawan risiko besar terjangkit bakteri

patogen dan penyakit diare pada waktu ini.22

21