bab ii perb.docx

50
5 BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu sebagai berikut : 1. Asuhan Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan baik kepada individu, pasien atau kliennya. Asuhan adalah mencakup bimbingan, didikan dan hasil mengasuh (Depkes, 2007). 2. Bidan (Midwife) Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007) 3. Kebidanan Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas, dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,

Upload: piety-mey

Post on 22-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II perb.docx

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu sebagai berikut :

1. Asuhan

Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan baik kepada

individu, pasien atau kliennya. Asuhan adalah mencakup bimbingan, didikan

dan hasil mengasuh (Depkes, 2007).

2. Bidan (Midwife)

Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan

bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta

memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan memiliki izin yang sah

untuk melakukan praktik bidan (Depkes RI, 2007)

3. Kebidanan

Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan

seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas, dan

menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan

menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-funsi reproduksi manusia serta

memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga dan

komunitasnya (Depkes RI, 2008).

4. Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa

hamil, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 2008).

Page 2: BAB II perb.docx

6

5. Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan yang di berikan pada

ibu dari masa kehamilan sampai masa nifas (Depkes RI, 2007).

B. LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

1. ASUHAN ANTENATAL

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan dimulai dari proses ovulasi sampai partus, lamanya kira-

kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)

(winkjosastro, 2002). Pendapat ini juga didukung oleh saifuddin (2002)

masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Menurut Depkes RI (2002)

kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan

khusus agar dapat berlangsung dengan baik.

Menurut Wiknjosatro (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan

dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

1) Kehamilan triwulan pertama

Kehamilan triwulan pertama dimulai saat terjadi pembuahan sperma

terhadap sel telur sampai dengan usia kehamilan 12 minggu. Dalam

triwulan pertama ini alat-alat tubuh janin mulai dibentuk.

2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)

Dalam triwulan kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna.

3) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu)

Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable.

b. Pelayanan Antenatal

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental, dan fisik ibu hamil, hingga

Page 3: BAB II perb.docx

7

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi sejara wajar (Manuaba, 2008)

Menurut Saifuddin (2006), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan

paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu:

1) 1 Kali kunjungan pada trimester I ( sebelum 14 minggu).

2) 1 Klai kunjungan pada trimester II ( sebelum 14 – 23 minggu).

3) 2 Kali kunjungan padatrimester III ( antara 28 – 36 minggu dan sesudah

minggu ke 36).

Sedangkan menurut referensi lain jadwal pemeriksaan kehamilan

adalah sebagai berikut:

1) Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

2) Pemeriksaan Ulang

a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan

b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan 8 bulan

c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan

3) Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan – keluhan tertentu.

c. Tujuan Asuhan Antenatal

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil. Termasuk riwayat penyakit secara

umum kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan pesalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

Page 4: BAB II perb.docx

8

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima keluarga agar

bayi dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

d. Asuhan Standar

Asuhan standar minimal 10 T, yaitu:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

2) Ukur tekanan darah.

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).

4) Ukur tinggi fundus uteri.

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT).

7) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

8) Test laboratorium (rutin dan khusus).

9) Tatalaksana kasus.

10) Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

e. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

Menurut Kusmiyati (2009) Ketidaknyamanan yang dirasakan

ibu hamil selama kehamilan, diantaranya :

1) Keputihan (pada TM I, II, dan III)

Terjadi peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai

akibat dari peningkatan hormon estrogen. Cara meringankan atau

mencegah : meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari,

memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon,

Page 5: BAB II perb.docx

9

menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari

arah depan ke belakang.

2) Sering buang air kencing / nocturia.

Terjadi karena penekanan uterus pada kandung kemih. Nocturia

akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya

pengeluaran air. Cara meringankan : kosongkan saat terasa dorongan

untuk kencing, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi

minum di malam hari untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia

mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan, batasi minum bahan

diuretik alamiah seperti : kopi, teh dan cola.

3) Rasa mual atau muntah – muntah

Penyebab yang pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan

peningkatan kadar HCG, estrogen atau progesteron. Cara

meringankan atau mencegah : hindari bau dan faktor penyebab,

makan sedikit tapi sering, hindari makan yang berminyak dan

berbumbu merangsang.

4) Garis-garis di perut (Striae gravidarum)

Terdiri dari arteriola tengah yang terbuka yang datar atau sedikit

meningkat dengan radiasi cabang kapiler yang menyebar, yang paling

jelas di daerah - daerah kulit yang dialiri darah dari vena cava superior

(sekitar mata, leher, kerongkongan, dan lengan). Cara meringankan

atau mencegah : gunakan emollien topikal atau antipiuritik jika ada

indikasinya, gunakan atau kenakan pakaian yang menopang payudara

dan abdomen.

5) Konstipasi

Terjadi karena tekanan dari uterus yang membesar pada usus,

peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus

jadi lambat. Cara meringankan atau mencegah : tingkatkan intake

Page 6: BAB II perb.docx

10

cairan, istirahat cukup, minum cairan dingin atau hangat (ketika perut

kosong).

6) Sesaknapas 

Biasanya terjadi pada trimester II dan III. Sesak napas terjadi karena

uterus yang membesar dan menekan pada diafragma. Cara

meringankan atau mencegah : latihan napas melalui senam hamil,

tidur dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak, konsul

ke dokter bila ada asma.

7) Varises pada kaki/vulva

Biasanya terjadi pada trimester II dan III. Varises ini terjadi karena

kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan

dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil. Cara

meringankan atau mencegah : tinggikan kaki sewaktu berbaring atau

duduk, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, istirahat dalam posisi

berbaring kekiri.

f. Anjuran Untuk Ibu Hamil

1) Makanan Ibu Hamil

Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga,

zat pembangunan dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi.

Makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan janin dan meningkatkan

produksi ASI.

Kebutuhan Makan Ibu Hamil Dalam Sehari

Page 7: BAB II perb.docx

11

BAHAN

MAKANAN

WANITA DEWASA

TIDAK HAMIL

IBU HAMIL

TM I TM II TM III

Nasi

Lauk

Tempe

Sayuran

Buah

Gula

Susu

Air

3 ½ piring

1 ½ piring

3 potong

1 ½ mangkok

2 potong

5 sdm

-

4 gelas

3 ½ piring

1 ½ piring

3 potong

1½ mangkok

2 potong

5 sdm

1 gelas

8 gelas

4 piring

2 potong

4 potong

3 mangkok

2 potong

5 sdm

1 gelas

8 gelas

3 piring

3 potong

5 potong

3 mangkok

2 potong

5 sdm

1 gelas

8 gelas

2) Higiene Selama Kehamilan

Mandi diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawata kulit,

karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Di anjurkan

menggunakan sabun lembut/ ringan.

3) Merokok

Bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih ringan, oleh

karena itu ibu hamil dilarang merokok.

4) Obat – obatan

Prinsip: jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama

kehamilan terutama pada triwulan I. Perlu ditanyakan mana yang

lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh

karena itu harus dipertimbangkan pemakaian obat-obatan tersebut.

5) Lingkungan

Saat sekarang, bahaya polusi udara, air, dan makanan terhadap ibu

dan anak sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok.Sebaiknya

Page 8: BAB II perb.docx

12

ibu hamil menghindari merokok dan menjaga lingkungan sekitarnya

agar terhindar dari polosi.

6) Gerak Badan

Kegunaannya: sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah,

pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang

melelahkan dilarang. Dianjurkan untuk berjalan-jalan pada pagi hari

dalam udara yang masih segar. Gerak badan ditempat seperti:

a) Berdiri – jongkok

b) Terlentang – kaki diangkat

c) Terlentang – perut diangkat

d) Melatih pernafasan

7) Aktivitas

a) Boleh bekerja seperti biasa

b) Tidak melakukan pekerjaan berat

c) Cukup istirahat dan makan yang tertatur

d) Pemeriksaa yang teratur

8) Berpergian

a) Jangan terlalu lama dan melelahkan

b) Duduk lama – statis vena (vena stagnasi) menyebabkan

trombopeblitis dan kaki bengkak.

c) Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya

hipoksia dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.

9) Pakaian

a) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang kentat

pada daerah perut

b) Pakailah bra yang menyokong payudara

c) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak tinggi

d) Pakaian dalam yang selalu bersih.

Page 9: BAB II perb.docx

13

10) Istirahat dan rekreasi

Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan

baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan

panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.

11) Koitus

Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada riwayat:

a) Sering abortus/ premature

b) Perdarahan pervaginam

c) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati

d) Bila ketuban pecah maka koitus harus dilarang

e) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi

uterus-partus prematurus

12) Kesehatan Jiwa

Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalinan, karena itu

dianjurkan bukan saja melakukan latihan-latihan fisik namun juga

latihan kejiwaan untuk menghadapi persalinan. Walaupun peristiwa

kehamilan dan persalinan adalah suatu hal fisiologis, namun banyak

ibu-ibu yang tidak tenang, masa khawatir akan hal ini, untuk itu bidan

harus menanamkan kepercayaan pada ibu hamil dan menerangkan apa

saja yang harus diketahuinya kebodohan, rasa takut, dan sebagainya

dapat menyebabkan rasa sakit pada persalinan, hal ini akan

mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi lelah dan kekuatan

hilang. Untuk menghilangkan rasa cemas harus ditanamkan kerja

sama pasien- penolong dan diberikan penerangan selagi hamil dengan

tujuan:

a) Menghilangkan ketidaktahuan

b) latihan fisik dan kejiwaan

c) Mendidik Cara-cara perawatan bayi

d) Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologik

Page 10: BAB II perb.docx

14

13) Perawatan Payudara

Payudara merupakan sumber ASI yang menjadi makanan

utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat.

Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada yang

sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan

menekan dari depan.

Dua bulan terakhir dilakukan massase, untuk mencegah puting

susu kering dan mudah pecah maka puting susu dan areola peyudara

dirawat dengan baik dengan dibersihkan dengan air hangat. Bila

puting susu masuk kedalam, hal ini dapat dipvffvcerbaiki dengan cara

menarik-narik keluar.

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan pada perawatan

payudara semasa hamil adalah sebagai berikut:

a) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

b) Leteakkan handuk diatas pangkuan ibu

c) Basahi kedua telapak tangan dengan menggunakan minyak

kelapa

d) Lakukan kompres pada kedua puting susu dengan kapas minyak

e) Lakukan kompres pada kedua puting susu secara bersamaan lalu

diputar kedalam dan keluar sebanyak 20 kali.

f) Pegang pangkal payudara kanan dengan tangan kiri dan urut

karah puting susu dengan tangan kanan sebanyak 20 kali

g) Lakukan pemijatan pada daerah areola

h) Bersihkan kedua puting susu dan sekitarnya dengan waslap

kering

i) Cucilah tangan setelah tindakan

Page 11: BAB II perb.docx

15

2. ASUHAN INTRANATAL

a. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban

didorong keluar melalui jalan lahir. (Saifuddin, 2006)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai danya

penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (JNPK-KR, 2008)

Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang

cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran

plasenta dari selaput janin dari tubuh ibu. (Sujiyatini, dkk, 2011)

b. Tujuan

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan

hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya

melalui berbagi upaya yang terintegerasi dan lengkap serta intervensi

minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga

pada tingkat optimal.

Fokus utama asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran

pradigma. Dulu fokus utamanya adalam menunggu dan menangani

komplikasi namun sekarang fokus utamanya adalah mencegah terjadinya

komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan

mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir

Contoh pergeseran pradigma asuhan persalinan normal, yaitu:

Page 12: BAB II perb.docx

16

1) Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia

uteri.

2) Menjadikan laserasi/ episiotomi sebagai tindakan tidak rutin.

3) Mencegah terjadinya retensio plasenta.

4) Mencegah partus lama

5) Mencegah asfiksia bayi baru lahir.

c. Tanda-tanda inpartu

1) Rasa sakit oleh adanya his datang yang kuat, sering dan teratur

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah

ada.

d. Asuhan Intranatal

1) Asuhan Kala I

Inpartu ditandai dengan keluarnya lender darah, karena serviks

mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (Effacement) kala dimulai

dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lamanya

kala I untuk primigravida berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada

multigravida sekitar ± 8 jam. Berdasarkan kurva friedman pembukaan

primi 1 cm/jam, sedangkan pada multi 2 cm/jam (JNPK-KR, 2008).

Kala pembukaan dibagi dua fase :

a) Fase laten : pembukaan serviks, sampai ukuran 3 cm,

berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase Aktif : berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3 sub fase yaitu:

Page 13: BAB II perb.docx

17

(1) Periode akselerasi berlangsung dua jam, pembukaan menjadi

4 cm

(2) Periode dilatasi maksimal selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm

(3) Periode deselerasi berlangsung lambat, selama 2 Jam

pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap

2) Asuhan Kala II

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala pengeluaran

bayi (JNPK-KR, 2008).

Gejala dan tanda kala II persalinan (JNPK-KR, 2008) :

a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum / pada

vaginanya

c) Perineum menonjol

d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

Pada kala ini his terkoordinir, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3

menit sekali kepala janin telah masuk keruangan panggul sehingga

terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang menimbulkan rasa ingin

mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu ingin seperti mau buang

air besar, dengan tanda anus membuka. Pada saat his, kepala janin

mulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang,. Dengan

kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga

terjadi kepala, membuka pintu, dahi, hidung, mulut dan muka dan

seluruhnya, diikuti oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala

dengan punggung. Setelah itu sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk

Page 14: BAB II perb.docx

18

primigravida 60 menit dan multigraviada 30 menit (Sujiyatini, dkk,

2011).

3) Asuhan Kala III

Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan

dan pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit (JNPK-KR, 2008).

Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan

ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta yang semakin kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat,

menebal dan kemudia lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,

plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina

Penatalaksanaan Aktif Kala III

a) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

b) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

c) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan

suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kana atas ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Peregangan Tali Pusat Terkendali

a) Memindahkan klem pada tali pusat

b) Meletakkan satu tangan di atas kain yangberada diperut ibu, tepat

diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang

tali pusat dan klem dengan tangan lain.

c) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Page 15: BAB II perb.docx

19

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang

(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya involusio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40

detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga

kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta

ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan

puting susu.

Mengeluarkan Plasenta

Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat kearah bawah dankemudian kearah atas, mengikuti

kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada

uterus.

a) Jika tali pusat bertambang panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat

selama 15 menit:

c) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM

d) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih

dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu

e) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan

f) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya

g) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak

kelahiran bayi

Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan kedua tangan dan dengan hati hati memutar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput

ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan

Page 16: BAB II perb.docx

20

disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks

ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau

forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian

selaput yang tertinggal.

Massase Uterus

Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

massase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan

massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus menjadi keras)

Menilai Perdarahan

a) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta didalam

kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi

setelah melakukan massase selama 15 detik mengambil tindakan

yang sesuai.

b) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

4) Asuhan Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan

plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Harus diperiksa setiap 15

menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua

(Wiknjosastro, 2007)

Asuhan dan pemantauan kala IV (JNPK-KR, 2008) :

a) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam:

(1) 2-3 Kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

(2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan

Page 17: BAB II perb.docx

21

(3) Setiap 20-30 menit pada jam kedia pasca persalinan

(4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

(5) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjaitan dengan anastesi lokal dengan

menggunakan teknik yang sesuai.

b) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus

c) Mengevaluasi kehilangan darah

d) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih

setiap 15 menit salama satu jam pertama pasca persalinan dan

setiap 30 menit selama jam kedua persalinan

(1) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama

dua jam pertama pasca persalinan

(2) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal

Asuhan sayang ibu pada masa post partum:

a) Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat

gabung)

b) Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan

menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan

c) Mengajarkan pada ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan

istirahat yang cukup setelahmelahirkan

d) Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk

bayi dan mensyukuri kelahiranbayinya

e) Mengajarkan ibu dan anggota-anggota keluarganya tentang

bahaya dan tanda-tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan

mereka untuk mencari pertolongan jika terdapat masalah atau

kekhawatiran

Page 18: BAB II perb.docx

22

3. ASUHAN POSTNATAL

a. Pengertian

Masa nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin,

2006).

Masa puerperium atau masa nifas adalah mulai setelah partus

selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat

genital baru pulih kembali sperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3

bulan (Wiknjosatro, 2007).

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium

adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan palsenta keluar dari

rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya

kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang

mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan

dengan melahirkan (Suherni, 2009).

b. Tujuan

Menurut Siti (2009) Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa

nifas adalah:

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi

b) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu dan bayinya

c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara, manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi

sehari-hari

d) Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali.

Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir

Page 19: BAB II perb.docx

23

juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-

masalah yang terjadi

Tujuan asuhan postnatal dapat dijelaskan secara rinci lagi, yaitu sebagai

berikut:

1) 6 Jam masa nifas

a) Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, jika

perdarahan berlanjut rujuk

c) Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

d) Pemberian ASI awal

e) Melakukan hubungan antara ibu dan BBL

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

g) Petugas penolong persalinan harus tinggal dengan ibu dan

bayinya untuk 2 jam pertama persalinan atau sampai ibu dan

bayi dalam keadaan stabil.

2) 6 Hari masa nifas

a) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-

hari.

Page 20: BAB II perb.docx

24

3) 2 Minggu masa nifas

Tindakan yang diberikan sama dengan kunjungan yang dilakukan

pada kunjungan 6 hari, yaitu:

a) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-

hari.

4) 6 Minggu masa nifas

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang akan ibu

dan bayi alami

b) Memberikan koseling untuk KB secara dini.

c. Tahapan Masa Nifas

Menurut (Suherni,dkk,2008) masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermediet yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genitalia yang lamanya 6-8 minggu

3) Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Page 21: BAB II perb.docx

25

d. Perubahan-perubahan pada masa postnatal

1) Uterus secara bengangsur-angsur menjadi kecil (involusio) sehingga

akhirnya sama seperti sebelum hamil.

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi lahir

Uri lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Setinggi pusat

2 jari bawah pusat

Pertengahan pusat simfisis

Tidak teraba diatas simfisis

Bertambah kecil

Sebesar normal

1000 gram

750 gram

500 gram

350 gram

50 gram

30 gram

2) Bekas Implantasi Uri: Placental bed mengecil karena kontraksi dan

menonjol ke kavum dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu

menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.

3) Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh

dalam 6-7 hari.

4) Rasa Sakit, yang disebut after pain disebabkan kontraksi rahim,

biasnya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.

5) Lochia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina dalam masa nifas.

a) Lochia Rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel desi dua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium selama 2

hari pasca persalinan.

b) Lochia Sangoinolenta: berwarna merah kekuning kuningan

berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochia serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochia alba: cairan putih setelah 2 minggu

Page 22: BAB II perb.docx

26

e) Lochia Purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk

f) Lochia statis: lochia tidak lancar keluarnya

6) Serviks: setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti

corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang

terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih

bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari

dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

7) Ligamen-ligamen: Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang

meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, berangsur-

angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus

jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentom

rotundum menjadi kendor.

e. Perawatan Masa Nifas

1) Mobilisasi

Kini perawatan puepurium lebih aktif dengan dianjurkan untuk

melakuakn ”mobilisasi dini” (early mobilization). Perawatan

mobilisasi dini mempunyai keuntungan:

a) Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerpurium

b) Mempercepat involusi alat kandungan

c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal alat perkemihan

d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga

mmpercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

2) Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan

makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran

dan buah-buahan.

Page 23: BAB II perb.docx

27

3) Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-

kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter uretra

ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani

selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih

yang terjadi selama persalinan.

4) Defekasi

Buang air besar harus dilakukan2-3 hari pasca melahirkan. Bila

masih sulit buang air besar dan terjadi obstivasi apalagi berak keras

dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal.

5) Perawatan Payudara pada masa nifas

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting

susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya.

Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara jika :

a) Payudara ibu bengkak

b) Puting susu tidak menonjol

c) Air susu tidak keluar

Dianjurkan sekali supaya menyusukan bayinya karena sangat

baik untuk kesehatan bayinya.

6) Laktasi

Untuk menghadapi masalaktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan

telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu:

a) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan

lemak bertambah

b) Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut

kolostrum, berwarna kuning-putih susu

c) Hypervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana

vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

Page 24: BAB II perb.docx

28

d) Setelah persalinan pengaruh supresi esterogen dan progesteron

hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau

prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu,

pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu

berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak

sesudah 2-3 hari pasca melahirkan.

f. Kebutuhan dasar ibu nifas

Menurut Suherni (2008), kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan

pada masa nifas, yaitu:

1) Gizi

Ibu nifas dianjurkan untuk:

a) Makan dengan diit berimbang, cukup karbohidrat

b) Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada

6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua

400 kalori.mengonsumsi tablet zat besi 1 tablet tiap hari selama

40 hari

c) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 IU. Pemberian vitamin A

dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,

meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan

kelangsungan hidup anak

2) Kebersihan diri Ibu nifas dianjurkan untuk:

a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh

b) Menganjurkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air

c) Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/

BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti pembalut

d) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum menyentuh daerah kelamin

Page 25: BAB II perb.docx

29

e) Anjurkan ibu untuk sering menyentuh luka episiotomi dan

laserasi

3) Istirahat dan tidur

a) Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan

b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur

c) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan

d) Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan

waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8

jam. Kurang istirahat ibu nifas dapat berakibat:

(1) Mengurangi jumlah ASI

(2) Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan

perdarahan

(3) Depresi

4) Senam Nifas

Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami

perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya

liang senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan

kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima,

senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu

tidak perlu takut untuk bergerak, karena dengan ambulasi dini

(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat

membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.

5) Hubungan Seks:

a) Hubungan Seks Aman setelah darah merah berhenti, dan ibu

dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa

nyeri

b) Ada kepercayaan/ budaya yang memperbolehkan melakukan

hubungan seks stelah 40 hari atau 6 minngu, oleh karena itu

perlu dikompromi antara suami dan istri

Page 26: BAB II perb.docx

30

6) Keluarga Berencana

a) Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui

eksklusif atau penuh 6 bulan dan ibu belum mendapatkan haid

(metode amenore laktasi)

b) Meskipun setiap metode kontrasepsi beresiko, tetapi

menggunakan kontrasepsi lebih aman

c) Metode hormonal, khusunya kombinasi oral (estrogen-

progesteron) bukanlah pilihan pertama bagi ibu yang menyusui,

karena dapat mempersingkat pemberian ASI.

7) Eliminasi :

a) Buang air kecil (BAK)

(1) Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan,

kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam

(2) Urine dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam

waktu 12-36 jam setelah melahirkan

(3) Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6

minggu.

b) Buang air besar (BAB)

(1) BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena diet cairan,

obat-obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit

(2) Bila lebih 3 hari belum BAB bisa diberi obat laksantia

(3) Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam

regulasi BAB

(4) Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat sangat

dianjurkan

Page 27: BAB II perb.docx

31

8) Pemberian ASI/ LAKTASI

Hal-hal yang perlu diberitahukan:

a) Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit bayi telah

disusukan

b) Memberikan ASI eksklusif selam 6 bulan

c) Menyusui bayi sesering mungkin

9) Kebiasaan yang tidak bermanfaat dan bahkan membahayakan

a) Menghindari makanan yang berprotein seperti telur, ikan arena

ibu ,menyusui membutuhkan tambahan protein

b) Penggunaan bebat perut setelah melahirkan

c) Memisahkan ibu dan bayi dalam masa yang lama satu jam post

partum

4. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

a. Pengertian

Neonetus adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2007)

Bayi baru lahir disebut neonatus, dengan tahapan:

1) Umur 0-7 hari disebut neonatal dini

2) Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut

Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan kepada bayi

selama jam pertama setelah kelahiran.

b. Penanganan Bayi Baru Lahir

1) Penilaian segera bayi baru lahir:

a) Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernafas tanpa kesulitan?

b) Apakah bayi bergerak dengan aktif?

(Sambil menilai letakkan bayi diatas perut ibu dan selimuti bayi)

Page 28: BAB II perb.docx

32

(1) Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap

lakukan langkah-langkah resusitasi

(2) Jika bayi menangis kuat dan aktif, lanjutkan kelangkah

selanjutnya

c) Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian tali pusat

d) Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) danjepit kembali tali

pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

e) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan

lakukan pengguntingan (lindungi perut bayi) tali pusat diantara 2

klem tersebut.

f) Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain yang bersih dan

kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat

terbuka.

g) Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk memeluk

bayinya dan untuk memulai pemberian ASI dini.

c. Pemantauan Bayi Baru Lahir

1) Keadaan Umum

a) Tingkat kesadaran atau tonusotot bayi:

(1) Kesadaran normal: dimulai dari diam hingga sadar penuh dan

dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika

diam atau sedang tidur

(2) Kesadaran abnormal: Letargi lunglai/layuh iritable tidak

sadar

b) Postur gerakan tubuh bayi

(1) Normal: Pada saat istirahat kepalan tangan bayi longgar,

lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi kecil/

Page 29: BAB II perb.docx

33

prematur ekstrimitas sedikit ekstensi sedangkan pada bayi

sungsang fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau kaki

ekstensi penuh sehingga kaki bisa mencapai mulut.

(2) Postur abnormal: Hiperekstensi berlebihan (opistotonus),

gerakan terputus-putus (kejang/spasme), gerakan cepat dan

berulang-ulang (tremor/gemetar)

c) Tanda vital

(1) Suhu (36,5 ◦C s/d 37,5 ◦C)

(2) Pernafasan (30-60 kali)

(3) Denyut jantung (100-160 kali/menit)

d) Antopometri

(1) Berat badan : 2500 gr – 4000 gr

(2) Panjang badan : sekitar 48 - 50 cm

(3) Lingkar kepala :

Sirkumferantia suboccipito bregmatika : 32 cm

Sirkumferantia fronto occipitalis : 34 cm

Sirkumferantia mento occipitalis :35 cm

(4) LILA : 11

e) Kepala

(1) Kepala diukur mengelilingi lingkar oksipitofrontal dengan

lingkar rata-rata 35 cm yang tidak boleh terjadi peningkatan

dalam minggu pertama

(2) Menilai ubun-ubun dan sutura dengan cara dipalpasi secara

perlahan, ubun-ubun anterior tidak boleh teraba tegang tau

cekung; ubun-ubun posterior dan sutura halus teraba; mungkin

beberapa sutura salingbertumpuk.

(3) Menilai bentuk kepala dengan cara inspeksi dan palpasi

dengan hasil pemeriksaan terjadi moulage (memanjang),

Page 30: BAB II perb.docx

34

bagian yang lunak seperti spons (caput), pembengkakkan

unilateral atau bilateral (sefalohematoma)

(4) Ada atau tidaknya trauma persalinan seperti lecet/luka, caput

succadeneum, cepal hematoma

(5) Kelainan kongenital: Hidrocepalus, anancepalus

f) Muka

(1) Merah muda hingga merah

(2) Tampak simetris pada waktu istirahat danketika bergerak

(menangis)

(3) Adanya paralysis wajah

g) Mata

(1) Kabut pada kornea

(2) Keluar nanah

(3) Pembangkakan pelpebra

(4) Pupil yang tidak bulat

(5) Perdarahan konjungtiva

h) Mulut

(1) Kesimetrisan

(2) Sumbing pada bibir dan langit-langit

(3) Warna bibir dan lidah

(4) Kering mukosa mulut

i) Telinga

(1) Pastikan jumlah dan bentuk

(2) Pastikan lubang telinga

(3) Periksa posisi telinga

j) Leher

(1) Leher pendek, kepala dapat digerakkan

(2) Identifikasi pembengkakan

(3) Lipatan kulit dan pembentukkan selaput kulit yangberlebihan

Page 31: BAB II perb.docx

35

k) Dada

(1) Simetris

(2) Putting susu terbentuk sempurna

(3) Payudara dapat membesar

l) Abdomen dan punggung

(1) Bentuk

(2) Pembengkakan, distensi abdomen

(3) Kelainan kongenital: gastrokisis atau omfalokel, spina bifida

atau miomeningokel

(4) Tali pusat berwarna putih kebiruan pada hari pertama tetapi

apabila abnormal maka tali pusat merah, bangkak, bernanah

dan berbau busuk.

m) Ekstrimitas

(1) Sama panjangnya

(2) Jumlahnya lengkap

(3) Dapat bergerak bebas

(4) Tidak ada fraktur

n) Kulit

(1) Warna kulit

Normal: kemerahan

Abnormal: kulit pucat, ikterus, sianosis sentral, sianosis perifer

(2) Kulit dilapisi verniks caseosa dan lanugo

(3) Bercak bawaan lahir

o) Genitalia dan anus

(1) Laki-laki

Posisi uretra di ujung penis, terdapat testis pada scrotum.

Page 32: BAB II perb.docx

36

(2) Wanita

Vulva ada memastikannya adanya klitoris, orifisium uretra dan

introitus vagina, labiya mayora menutupi labiya minora,

terkadang terjadi pengeluaran lendir dan darah.

(3) Periksa lubang anus

p) Refleks primitif

(1) Refleks moro/merangkul

(2) Refleks mengisap/ sucking refleks

(3) Refleks menoleh/ rooting refleks

(4) Refleks menggengam

(5) Refleks menempatkan dan menggenggam

d. Hal-hal Yang Perlu Di Pantau Pada Bayi Baru Lahir

1) Keadaan umum

2) Tanda vital

3) Ukuran antopometri

4) Kepala

5) Muka

6) Mata

7) Hidung

8) Mulut

9) Telinga

10) Leher

11) Dada

12) Abdomen

13) Punggung

14) Ekstremitas

15) Kulit

16) Genitalia dan anus

17) Refleks

Page 33: BAB II perb.docx

37

e. Tanda-tanda bahaya Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada bayi baru lahir adalah

sebagai berikut :

1) Pernafasan: sulit / 60x / menit

2) Kehangatan: terlalu panas (> 38°c atau terlalu dingin <36°c)

3) Warna: kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar.

4) Pemberian makan: hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah.

5) Tali pusat: merah, bengkak, keluar cairan nanah, bau busuk,

berdarah.

6) Infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak.

7) Tinja/kemih: tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,

hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.