bab ii moratorium revisi.docx

75
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NARKOTIKA DAN REMISI DALAMPEMIDANAAN A. Tinjauan Umum tentang Narkotika A.. Pengertian Narkotika Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang  Narkotika, pengertian dari narkotika adalah:  Narkotika adalah at atau o!at "ang !erasal dari tanaman atau !ukan tan aman, !ai k sint eti s maupun semisin teti s, "ang dapat men"e !a!kan  penurunan ata u peru!ahan kesadaran, hilangn"a rasa, mengurangi s ampai menghilangkan rasa n"eri, dan dapat menim!ulkan ketergantungan, "ang di!edakan ke dalam gol ong an-g olo nga n se!agai mana ter lampir dalam Undang-Undang ini# $e%ara umum, "ang dimaksud dengan narkotika adalah se&enis at "ang dapat menim!ulkan pengaruh-pengaruh tertentu !agi orang-orang "ang menggunakann"a, "aitu dengan %ara memasukan ke dalam tu!uh# 'stil ah narkoti ka "a ng di perg unakan di sin i !uka nl ah narcotics  pada  farmacologie ()a rmasi*, me lai nkan sama ar ti n"a dengan drug , "a it u se&enis at "ang apa!ila dipergunakan akan mem!a+a e)ek dan pengaruh-  pengaruh tertentu pada tu!uh si pemakai, "aitu mempengaruhi kesadaran, mem!erikan dorongan "ang dapat !erpengaruh terhadap perilaku manusia, dan pen gar uh- pengar uh terse!ut dap at !er upa : Penena ng, per ang sang (!ukan rangsa nga n se* , men im! ulkan hal usinasi (pe mak ain" a tid ak mampu me m!eda kan antar a kha"ala n dan ke n" ataan, kehi langan kesadaran akan +aktu dan tempat*# 1 Pada mulan"a at narkotika ditemukan orang "ang penggunaann"a ditu&ukan untuk kepentingan umat manusia, khususn"a di !idang pengo!atan# engan !erkem!ang pesat industri o!at-o!atan de+asa ini, maka kategori 1$oed&ono ir&osis+or o, Segi Hukum Te ntang Narkotika , PT# .ar"a Nusantara, Bandung, 19/, hlm# 1 1

Upload: randy-dharma-saputra

Post on 28-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 1/75

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG NARKOTIKA DAN

REMISI DALAMPEMIDANAAN

A. Tinjauan Umum tentang Narkotika

A.. Pengertian Narkotika

Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

 Narkotika, pengertian dari narkotika adalah:

 Narkotika adalah at atau o!at "ang !erasal dari tanaman atau !ukan

tanaman, !aik sintetis maupun semisintetis, "ang dapat men"e!a!kan

 penurunan atau peru!ahan kesadaran, hilangn"a rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa n"eri, dan dapat menim!ulkan ketergantungan, "ang

di!edakan ke dalam golongan-golongan se!agaimana terlampir dalam

Undang-Undang ini#

$e%ara umum, "ang dimaksud dengan narkotika adalah se&enis at

"ang dapat menim!ulkan pengaruh-pengaruh tertentu !agi orang-orang "ang

menggunakann"a, "aitu dengan %ara memasukan ke dalam tu!uh#

'stilah narkotika "ang dipergunakan di sini !ukanlah narcotics  pada

 farmacologie  ()armasi*, melainkan sama artin"a dengan drug , "aitu

se&enis at "ang apa!ila dipergunakan akan mem!a+a e)ek dan pengaruh-

 pengaruh tertentu pada tu!uh si pemakai, "aitu mempengaruhi kesadaran,

mem!erikan dorongan "ang dapat !erpengaruh terhadap perilaku manusia,

dan pengaruh-pengaruh terse!ut dapat !erupa: Penenang, perangsang(!ukan rangsangan se*, menim!ulkan halusinasi (pemakain"a tidak 

mampu mem!edakan antara kha"alan dan ken"ataan, kehilangan

kesadaran akan +aktu dan tempat*#1

Pada mulan"a at narkotika ditemukan orang "ang penggunaann"a

ditu&ukan untuk kepentingan umat manusia, khususn"a di !idang pengo!atan#

engan !erkem!ang pesat industri o!at-o!atan de+asa ini, maka kategori

1$oed&ono ir&osis+oro, Segi Hukum Tentang Narkotika, PT# .ar"a Nusantara, Bandung, 19/,hlm# 1

1

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 2/75

 &enis at-at narkotika semakin meluas pula seperti haln"a "ang tertera dalam

lampiran Undang-undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika#

engan perkem!angan ilmu pengetahuan dan teknologi terse!ut, maka o!at-

o!at sema%am narkotika !erkem!ang pula %ara pengolahann"a#

Belakangan diketahui pula !ah+a at-at narkotika terse!ut memiliki

da"a ke%anduan "ang !isa menim!ulkan si pemakai !ergantung hidupn"a

terus-menerus pada o!at-o!at narkotika itu# engan demikian, maka untuk 

 &angka +aktu "ang mungkin agak pan&ang si pemakai memerlukan

 pengo!atan, penga+asan, dan pengendalian guna !isa disem!uhkan#

enurut $udarto Perkataan narkotika !erasal dari perkataan 4unani

 Narke, "ang !erarti ter!ius, sehingga tidak merasa apa-apa#2

$mith .line dan 6re%h 7lini%al $ta)) mengemukakan de)inisi tentang

narkotika adalah: 8at-at atau o!at "ang dapat mengaki!atkan

ketidaksadaran atau pem!iusan dikarenakan at-at terse!ut !eker&a

mempengaruhi susunan s"ara) sentral, termasuk %andu, at-at "ang di!uat

dari %andu (morphine, codein, methadone*#3

e)inisi lain dari Biro Bea dan 7ukai merika $erikat dalam !uku

 Narcotic Identification Manual , se!agaimana dikutip &oko Prakoso "ang

mengatakan !ah+a "ang dimaksud dengan narkotika ialah: 7andu, gan&a,

kokain, at-at "ang !ahann"a diam!il dari !enda terse!ut, "akni morphine,

2&oko Prakoso, Kejahatan-kejahatan Yang Merugikan Negara, Bina ksara, akarta, 199/, hal/0

3 Ibid , hlm# /1#

2

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 3/75

heroin, codein, hasisch, cocain, narkotika sintetis "ang menghasilkan at-at,

o!at "ang tergolong dalam Hallucinogen dan Stimulant #

enurut Verdooende Middelen !rdonantie Staatblad  19;2 No# 2;/

 &o# No# 53 "ang telah diu!ah dan ditam!ah, "ang dikenal se!agai undang-

undang o!at !ius, narkotika adalah: Bahan-!ahan "ang terutama mempun"ai

e)ek ker&a pem!iusan, atau "ang dapat menurunkan kesadaran# i samping

menurunkan kesadaran &uga menim!ulkan ge&ala-ge&ala )isik dan mental

lainn"a apa!ila dipakai se%ara terus-menerus dan liar dengan aki!at antara lain

ter&adin"a ketergantungan pada !ahan-!ahan terse!ut#

 Narkotika pada Pasal <##=# staat!lad 192; No# 2;/ &o# Nomor 53

adalah untuk tu&uan pengo!atan atau ilmu pengetahuan# =!at !ius ke%uali

%andu olahan, cocaine kasar, codeine han"a dapat diolah dan dikeluarkan oleh

mereka "ang ditentukan undang-undang, "aitu:

1# poteker dan ahli kedokteran>

2# okter he+an>

3# Pengusaha pa!rik o!at#5

alam undang-undang o!at !ius terse!ut, "ang dikategorikan se!agai

narkotika tern"ata tidak han"a o!at !ius sa&a melainkan dise!ut &uga %andu,

gan&a, kokain, morphin, heroin, dan at-at lainn"a "ang mem!a+a pengaruh

atau aki!at pada tu!uh#8at-at terse!ut !erpengaruh karena !ergerak pada

hampir seluruh sistem tu!uh, terutama pada s"ara) otak dan sumsum tulang

 Ibid #5 $oed&ono ir&osis+oro, Segi Hukum Tentang Narkotika, PT# .ar"a Nusantara, Bandung, 19/,

hlm# 150#

3

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 4/75

 !elakang# $elain itu karena mengkonsumsi narkotika akan men"e!a!kan

lemahn"a da"a tahan serta hilangn"a kesadaran#

8at-at narkotika "ang semula ditu&ukan untuk kepentingan

 pengo!atan, namun dengan perkem!angan ilmu pengetahuan dan teknologi,

khususn"a perkem!angan teknologi o!atan-o!atan, maka &enis-&enis narkotika

dapat diolah sedemikian !an"ak seperti "ang terdapat pada saat ini, serta dapat

 pula disalahgunakan )ungsin"a "ang !ukan lagi untuk kepentingan di!idang

 pengo!atan, !ahkan sudah mengan%am kelangsungan eksistensi generasi suatu

 !angsa#

A.!. "aktor#"aktor Terja$in%a Tin$ak Pi$ana Narkotika

Pen"alahgunaan narkotika di 'ndonesia mulai mun%ul pada tahun

199 dan dalam perkem!angan selan&utn"a narkotika "ang disalahgunakan

tidak ter!atas pada &enis opioida sa&a, melainkan &uga &enis

sedati?a@hipnotika#Tidak &arang pen"alahguna memakai narkotika !erganti-

ganti dan men%ampur satu &enis at dengan at lainn"a ( pol"drugs abuser *#

iperoleh gam!aran pen"alahgunaan narkotika se!agai !erikut:

199-19;3ter!an"ak atau hampir seluruhn"a mor)in dan gan&a#

19;3-19; mor)in, gan&a, !ar!iturat, sedati?a@hipnotika, sedangkan

mor)in menurun#19;9-19/5 gan&a, !ar!iturat, sedati?a@hipnotika, al%ohol sedangkan

mor)ine dan heroin mulai !ertam!ah lagi#

19/5-1990 gan&a, sedati?a@hipnotika, alkohol, !ar!iturat, pethidin,

mor)in, heroin#

1990-2002 gan&a, sedati?a@hipnotika, alkohol, !ar!iturat, pethidin,

mor)in, heroin, kokain, am)etamine, dan turunann"a

(misaln"a ps"chedeli#ue atau AT7@ $cstas"*#

$is+anto $unarso, %enegakan Hukum Narkotika& a&a Cra)indo, akarta, 200, hal# 121-122#

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 5/75

Untuk masa sekarang ini !er!agai narkotika "ang masih

disalahgunakan adalah gan&a, alkohol, mor)in@heroin, kokain dan narkotika#

$edangkan "ang dimaksudkan dengan at &enis narkotika di sini adalah:

a# Colongan Psikodesleptika, "aitu asam lisergik, dietilamina@D$,

meskalina, psilosi!ina dan at lain "ang khasiatn"a serupa>

 !# Colongan $timulansia, "aitu am)etamine dan turunann"a dan at

lain "ang khasiatn"a serupa>

%# Colongan Eipnotika, "aitu !ar!iturat dan persen"a+aann"a serta

at lain "ang khasiatn"a serupa>

d# Colongan nsiolitika dan at lain "ang khasiatn"a serupa#

6aktor "ang men"e!a!kan ter&adin"a pen"alahgunaan narkotika, oleh

Ea+ari dikemukakan !ah+a:

a# Pen"alahgunaan narkotika ter&adi oleh interaksi antara

)aktor-)aktor predisposisi (kepri!adian, ke%emasan, depresi*,

 !# 6aktor kontri!usi (kondisi keluarga*

%# 6aktor pen%etus (pengaruh teman kelompok se!a"a dan at

itu sendiri*#;

Pen"alahgunaan narkotika adalah suatu proses gangguan mental

adikti)# Pada dasarn"a seorang pen"alahguna narkotika adalah seorang "ang

mengalami gangguan &i+a ("aitu gangguan kepri!adian, ke%emasan dan atau

depresi*, sedangkan pen"alahgunaan narkotika merupakan perkem!angan

le!ih lan&ut dari gangguan &i+a terse!ut, demikian pula dengan dampak sosial

"ang ditim!ulkann"a#

ari sudut psikiatri pen"alahgunaan narkotika dapat mengaki!atkan

gangguan mental organik aki!at narkotika atau dise!ut &uga sindrom otak 

organik, "ang dise!a!kan oleh e)ek langsung dari narkotika terse!ut

terhadap susunan sara) pusat@otak# ki!at lain adalah "ang dise!ut se!agai

;adang Ea+ari, 'ntisipasi %en"alahgunaan Narkotika dan Narkotika& 'lkohol dan (at 'diktif ,

ana Bakti Prisma 4asa, 4og"akarta, 199, hal# 13/#

5

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 6/75

gangguan penggunaan narkotika "ang men"oroti peru!ahan perilaku "ang

 !erkaitan dengan penggunaan narkotika "ang mempengaruhi susunan

sara) pusat#/

Pen"alahgunaan narkotika ialah pemakaian narkotika di luar indikasi

medik, tanpa petun&uk@resep dokter, pemakaian sendiri se%ara relati) teratur 

atau !erkala sekurang-kurangn"a selama satu !ulan#Pemakaian !ersi)at

 patologik dan menim!ulkan perusahaan (impairment * dalam )ungsi sosial,

 peker&aan dan sekolah#$edangkan, "ang dimaksudkan dengan ketergantungan

narkotika adalah pen"alahgunaan narkotika "ang disertai dengan adan"a

toleransi dan ge&ala putus narkotika ()ithdra)al s"mptom*#

FE= pada tahun 199 mem!erikan !atasan tentang o!at (drug * se!agai

 !erikut: o!at adalah setiap at (!ahan@su!stansi* "ang &ika masuk ke dalam

organisme hidup akan mengadakan peru!ahan pada satu atau le!ih )ungsi-

)ungsi organisme terse!ut# Narkotika mempun"ai e)ek seperti itu,

khususn"a dalam )ungsi !erpikir, perasaan dan perilaku orang "ang

memakain"a#8at terse!ut seringkali disalahgunakan sehingga

menim!ulkan ketagihan (addiction* "ang pada gilirann"a sampai pada

ketergantungan (dependence*#9

A.& Dam'ak Tin$ak Pi$ana Narkotika

 Narkotika maupun at psikoakti), "aitu at "ang mempengaruhi

akti)itas mental# 8at psikoakti) lainn"a adalah al%ohol, tem!akau dan pelarut

"ang mudah menguap# $elain itu digolongkan kedalam at akti) "aitu at "ang

dapat menim!ulkan sindrom ketergantungan#10

 Narkotika men"angkut opium, morphine, heroin, %odein, kokain,

mari"uana, !ar!itures, !ensedrine, sodium amital dan lain-lainn"a#$emua

 &enis narkotika terse!ut menim!ulkan dampak "ang !er!eda-!eda apa!ila

/ $is+anto $unarso, op*cit*&hal# 123#9 Ibid& hal# 123#

10Tau)ik akarao, op*cit #, hal# #

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 7/75

dipergunakan oleh pemakain"a# =!at-o!atan "ang menim!ulkan halusinasi

dapat mempengaruhi susunan sara), persepsi akan hal-hal "ang n"ata men&adi

rusak# Tidak merasa apa "ang !iasa dirasa, tidak dapat mendengar apa "ang

 !iasa didengar, tidak dapat melihat apa "ang !iasa dilihat !ahkan ia dapat

men%ium !un"i, atau mendengar apa +arna atau melihat !au#

enurut pengaruh penggunaann"a, aki!at kele!ihan dosis, dan ge&ala

 !e!as pengaruhn"a dikalangan medis, o!at-o!atan "ang disalahgunakan

di!agi men&adi lima kelompok:

a# .elompok narkotika alami#

1* enis "ang termasuk dalam kelompok ini adalah opium !erat dan

sedang, mor)in, kodein, heroin, hidromor)on, dan metadon#

2* Pengaruhn"a menim!ulkan euphoria, rasa ngantuk "ang !erat,

 pen%iutan pupil mata, rasa mual dan sesak pernapasan#

3* .ele!ihan dosis akan men"e!a!kan na)as lam!at dan pendek, ke&ang,

koma dan adakalan"a kematian#

 !# .elompok depressant#

1* enis "ang termasuk dalam kelompok ini adalah kloral hidrat, o!at-

o!at tidur#

2* Pengaruhn"a menim!ulkan gagap, disorientasi, rasa ma!uk tanpa !au

alkohol#

3* .ele!ihan dosis akan mengaki!atkan perna)asan pendek, kulit

lem!a!, pele!aran pupil mata, lemah disertai den"ut nadi %epat, koma

 !ahkan kematian#

%# .elompok stimulant

1* enis "ang termasuk dalam kelompok ini adalah kokain, ampetamin,

metil penidad#

2* Pengaruhn"a men"e!a!kan ke+aspadaan dan "ang kegairahan !erle!ihan, euphoria, per%epatan den"ut nadi, kehilangan na)su

makan, susah tidur#

3* .ele!ihan dosis men"e!a!kan sikap agitasi, peningkatan suhu !adan,

halusinasi, ke&ang adakalan"a kematian#

* Ce&ala !e!as pengaruhn"a +aktu tidurn"a !ertam!ah lama, gampang

marah, murung, disorientasi#

d# .elompok hallusinogen#

1* enisn"a antara lain adalah D$ (l"sergi% a%id dielh" lamide*,

meskalin#

2* Pengaruh menim!ulkan halusinasi, memper!uruk persepsi tentang

 &arak dan +aktu#

;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 8/75

3* .ele!ihan dosis akan menim!ulkan pengalaman mengalami kisah

"ang he!at dan lama, gangguan &i+a adakalan"a kematian#

e# .elompok %anna!is#1* enis "ang termasuk dalam kelompok ini adalah gan&a kering, hashis,

semua !ahan-!ahan dari tanaman %anna!is, marihuana#

2* Pengaruhn"a menim!ulkan euphoria, dikuasai perasaan santai, na)su

makan !ertam!ah, disorientasi#11

.elima &enis o!at-o!atan tadi, hampir semuan"a menim!ulkan

toleransi artin"a penggunaann"a men&adi tahan pada dosis "ang sama,

sehingga setiap kali menggunakan o!at tanpa penga+asan dokter dosisn"a

harus ditam!ah apa!ila menginginkan pengaruh seperti se!elumn"a# pa!ila

dilihat dari segi medis, narkotika digunakan untuk menghilangkan rasa sakit,

tetapi pengo!atan "ang !erle!ihanpun dapat menim!ulkan ketagihan dan

 penggunaan di luar penga+asan dokter menim!ulkan aki!at "ang )atal "aitu

kematian#

$ehu!ungan dengan ke%anduan o!at !ius, para ahli !iasan"a

mem!edakan men&adi dua, "aitu:

a# .etergantungan ps"%hologis ( ps"chological dependences*# $uatu

keadaan penderita mem!utuhkan o!at, karena dengan memperolehn"a

ia akan merasakan suatu perasaan tenang dan !e!as dari ke%emas-

ke%emasan# pa!ila ia tidak menggunakann"a, maka ia akan

merasakan suatu kepin%angan di dalam &i+an"a !ahkan kehilangan

keseim!angan oleh karena !ahan pengim!angn"a telah susut#

 !# .etergantungan phisik ( ph"sical dependences*# $uatu keadaanke%o%okan organis terhadap narkotika#12

Earold Ne+ ## mengemukakan !ah+a:

asalah ketagihan o!at !ius !ersi)at ke%anduan "ang memerlukan

 pera+atan daripada penghukuman# 4ang mengarah pada kriminalitas

 !ukanlah se!agai aki!at kera%unann"a, melainkan usaha untuk 

11 Ibid , hal# 9#

12 Ibid , hal# 10-11#

/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 9/75

memperoleh o!atn"a itu "ang seringkali mendorong pada per!uatan-

 per!uatan kriminalitas#13

ampak "ang signi)ikan pen"alahgunaan narkotika adalah

men"e!a!kan implikasi "ang luas !erupa kriminalitas, kerugian ekonomi,

 pemutusan ker&a# $edangkan se%ara indi?idual akan menim!ulkan perilaku

"ang kontra produkti) seperti malas !ela&ar, tidak dapat !eker&a, akhlak 

semakin runtuh, !ersi)at sosial, serta mengeluarkan !an"ak uang untuk 

memenuhi ke!utuhan narkotikn"a#1

B. Pemi$anaan $an Pem(inaan 'e)aku Tin$ak Pi$ana Narkotika

B..'engertian 'emi$anaan

Untuk mempermudah pemahaman atas pengertian tentang tindak 

 pidana narkotika, maka akan di&elaskan per!edaan istilah hukuman dan

 pidana# alam sistem hukum, !ah+a hukuman atau pidana "ang di&atuhkan

adalah men"angkut tentang per!uatan-per!uatan apa "ang dian%am pidana,

haruslah terle!ih dahulu telah ter%antum dalam undang-undang pidana,

artin"a, &ika tidak ada undang-undang "ang mengatur, maka pidana tidak 

dapat di&atuhkan#

i dalam Ba! ' Pasal 1 "at (1* .UEP ada asas "ang dise!ut nullum

delicttum nulla poena sine praeia lege poenale, "ang pada intin"a

men"atakan !ah+a tiada suatu per!uatan dapat dipidana ke%uali sudah ada

ketentuan undang-undang "ang mengatur se!elumn"a# adi di sinilah letak 

 per!edaan istilah hukum dan pidana# rtin"a adalah !ah+a pidana harus

13 Ibid , hal# 15#

1Trisno ahar&o, Hukum Narkotik Indonesia, 7itra dit"a Bakti, Bandung, 1990, hal# 51#

9

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 10/75

 !erdasarkan ketentuan undang-undang, sedangkan hukuman le!ih luas

 pengertiann"a#

da !an"ak de)inisi "ang dikemukakan para ahli hukum mengenai

 pidana, hukum, dan hukum pidana, di antaran"a: $udarto men"atakan !ah+a

 pidana ialah penderitaan "ang senga&a di!e!ankan kepada orang "ang

melakukan per!uatan "ang memenuhi s"arat-s"arat tertentu itu#15

engenai masalah hukum $imorangkir dalam !ukun"a Pela&aran

Eukum 'ndonesia men"e!utkan:

Eukum se!agai peraturan-peraturan "ang !ersi)at memaksa, "ang

menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan mas"arakat, "ang

di!uat oleh !adan-!adan resmi "ang !er+a&i!, pelanggaran mana terhadap

 peraturan-peraturan tadi !eraki!at diam!iln"a tindakan, "aitu dengan

hukuman "ang tertentu#1

e)inisi hukum pidana "aitu se!agai !erikut:

a# Eukum pidana adalah hukum sanksi#

e)inisi ini di!erikan !erdasarkan %iri "ang melekat pada hukum

 pidana "ang mem!edakan dengan lapangan hukum lain#

 !# Eukum pidana adalah keseluruhan aturan

ketentuan hukum mengenai per!uatan-per!uatan "ang dapat dihukum#

%# Eukum pidana adalah keseluruhan aturan

mengenai (i* per!uatan "ang dilarang "ang disertai an%aman !erupa

 pidana !agi pelanggarn"a, (ii* dalam keadaan apa terhadap

 pelanggarn"a dapat di&atuhi hukuman, dan (iii* !agaimana %ara

 penerapan pidana terhadap pelakun"a#1;

Berdasarkan pendapat atau de)inisi di atas, !ah+a hukum pidana dapat

dilihat melalui pendekatan dua unsur, "aitu norma dan sanksi, selain itu,

 !ah+a antara hukum dan pidana &uga mempun"ai persamaan, keduan"a

 !erlatar !elakang tata nilai (alue* seperti ketentuan "ang mem!olehkan dan

15$udarto, op*cit #, hal# ;#1$imorangkir, %elajaran Hukum Indonesia, Cunung gung, akarta, 19/2, hal# #1;7haerudin, Materi %okok-pokok 'sas-asas Hukum %idana, 6E-Uni?ersitas 'slam s-s"a)iGiah,

199, hal# ;#

10

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 11/75

larangan !er!uat sesuatu dan seterusn"a# engan demikian, !ah+a norma dan

sanksi sama-sama meru&uk kepada tata nilai, seperti norma dalam kehidupan

kelompok manusia ada ketentuan "ang harus ditaati dalam pergaulan "ang

men&amin keterti!an hukum dalam mas"arakat, sedangkan sanksi

mengandung arti suatu an%aman pidana agar norma "ang dianggap suatu nilai

dapat ditaati#

=leh karena itu pidana !erkaitan erat dengan hukum pidana, dan

hukum pidana merupakan suatu !agian dari tata hukum, karena si)atn"a "ang

mengandung sanksi# =leh karena itu, seorang "ang di&atuhi pidana ialah orang

"ang !ersalah melanggar suatu peraturan hukum pidana atau melakukan

tindak ke&ahatan#

$e!agaimana "ang ter&adi para ahli )ilsa)at, diskusi "ang serius

diantara para ahli hukum pidana mengenai pemidanaan masih terus

 !erlangsung# engenai konsep pemidanaan, disertai terdapat  gap antara apa

"ang dise!ut pemidanaan dan apa "ang digunakan sekarang se!agai metode

untuk memaksakan kepatuhan# Peru!ahan dalam sentimen pu!lik, kema&uan

dalam ilmu pengetahuan, adan"a kesatuan polisi penuh, semuan"a telah

mendorong adaptasi metode-metode pemidanaan#

$e!agian ada "ang !erpandangan !ah+a pemidanaan adalah se!uah

 persoalan "ang murni hukum ( purel" legal matter+* ## a!!ott misaln"a,

memandang seorang pen&ahat se!agai seseorang "ang telah melanggar suatu

hukum, !ukan orang &ahat# enurutn"a, seorang "ang tidak !ersalah adalah

seseorang "ang !elum melanggar suatu hukum, meskipun dia !isa &adi

11

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 12/75

merupakan orang &ahat dan telah melanggar hukum hukum lain# $e!agai

seorang retri!uti?is a!!ott memandang pemidanaan merupakan aki!at +a&ar 

"ang dise!a!kan !ukan dari hukum, tetapi dari pelanggaran hukum# rtin"a,

 &ahat atau tidak &ahat, !ila seseorang telah !ersalah melanggar hukum, maka

orang itu harus dipidana#1/

Cuna men%ari alasan pem!enaran terhadap pen&atuhan sanksi pidana

atau hukuman kepada pelaku ke&ahatan, ada 3 (tiga* teori dalam hukum

 pidana#

a# Teori !solut

enurut Teori !solut, !ah+a dasar hukum dari pidana ialah "ang

dilakukan oleh orang itu sendiri# 'ni !erarti !ah+a, dengan telah

melakukan ke&ahatan itu sudah %ukup alasan untuk men&atuhkan pidana,

dan ini !erarti &uga !ah+a pidana dipakai untuk melakukan pem!alasan#

engan pidana itu dimaksudkan untuk men%apai tu&uan praktis dan &uga

untuk menim!ulkan nestapa !agi orang terse!ut#

Tindakan pem!alasan itu mempun"ai 2 (dua* arah, "aitu:

2* Pem!alasan su!&ekti), ialah pem!alasan "ang langsung ditu&ukan

terhadap kesalahan orang itu, diukur dari !esar ke%iln"a kesalahan#

3* Pem!alasan o!&ekti), ialah pem!alasan terhadap aki!at "angditim!ulkan oleh per!uatan itu# ika aki!atn"a ke%il maka

 pem!alasann"a ke%il &uga#19

eskipun ada 2 (dua* ma%am pem!alasan, tetapi itu !ukan !erarti

satu sama lain !erla+anan melainkan saling melengkapi# 7ontoh:

menem!ak B, tetapi tidak mengenai sasaran# enurut pem!alasan

1/ $holehuddin, s"stem sanksi dalam hukum pidana ide dasar double track s"stem dan

implementasin"a, a&a+ali Cra)indo, 7tk ketiga , akarta, 2003, hal# /#

19Tau)ik akarao, Tindak %idana Narkotika, Chalia 'ndonesia, akarta, 2003, hal# 3/#

12

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 13/75

su!&ekti) &ika B kena atau tidak kena kesalahann"a tetap sama, se!a! ia

 !ermaksud mem!unuh B# .alau B tidak kena !erarti aki!atn"a tidak 

se!erat daripada kalau B kena# da !an"ak pengikut teori ini, di antaran"a

 !erikut ini#

1* 'mmanuel .ant !erpendapat>

ke&ahatan itu menim!ulkan ketidakadilan, maka ia harus di!alas

dengan ketidakadilan pula#

2* Eegel !erpendapat> hukum atau

keadilan merupakan ken"ataan, maka apa!ila orang melakukan

ke&ahatan itu !erarti ia men"angkal adan"a hukum atau hal itudianggap tidak masuk akal# engan demikian, keadaan men"angkal

keadilan itu harus dilen"apkan dengan ketidakadilan pula, "aitu

dengan di&atuhkan pidana karena pidana itu merupakan keadilan#

3* Ee!ert !erpendapat> apa!ila orang

"ang melakukan ke&ahatan !erarti ia menim!ulkan rasa tidak puas

 pada mas"arakat# alam hal ter&adin"a ke&ahatan, maka mas"arakat

itu harus di!erikan kepuasan dengan %ara men&atuhkan pidana,

sehingga rasa puas dapat dikem!alikan lagi#20

 !# Teori elati) 

enurut teori relati), dasar hukum dari pada pidana ialah

menegakkan tata terti! mas"arakat, di mana tata terti! mas"arakat itu

adalah merupakan tu&uan, dan untuk men%apai tu&uan terse!ut diperlukan

adan"a pidana# 'ni !erarti !ah+a pidana merupakan alat untuk men%apai

tu&uan, "aitu men%egah adan"a ke&ahatan, "ang !erarti tata terti!

mas"arakat dapat ter&amin#

enurut teori ini, pidana merupakan alat pen%egahan, adapun

 pen%egahan itu ada 2 (dua* ma%am, "aitu:

1* Pen%egahan umum ( generate preentie*

20 Ibid , hal# 3/-39#

13

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 14/75

$ampai pada re?olusi 6ran%is, orang menganggap da"a

 pen%egahan umum dari pidana itu terletak pada %ara

melaksanakann"a, "aitu %ara "ang menakutkan mas"arakat, dengan

melaksanakan pidana terse!ut di muka umum# isaln"a, si terpidana

dipukuli sampai !erdarah, dengan melihat ke&adian itu mas"arakat

men&adi takut# nselm <on 6euer!a%h pada tahun 1/00, men%iptakan

teori tekanan psikologis pidana "ang dian%amkan menim!ulkan

tekanan di dalam alam pikirann"a, sehingga ia akan takut melakukan

suatu ke&ahatan#21

2* Pen%egahan khusus ( speciale preentie*

enurut <an Eamel din"atakan !ah+a, Tu&uan pidana di

samping mempertahankan keterti!an mas"arakat, &uga mempun"ai

tu&uan kom!inasi untuk menakutkan, memper!aiki, dan untuk 

ke&ahatan tertentu harus di!inasakan#22

Tu&uan terse!ut di%apai dengan men&atuhkan pidana kepada si

terpidana dengan maksud menakut-nakuti, memper!aiki, dan

mem!uat ia tidak !erda"a lagi#

%# Teori Ca!ungan

Teori ini digolongkan men&adi 3 (tiga* golongan:

1* da "ang !ertindak se!agai pangkal pem!alasan, pem!alasan di sini

di!atasi oleh penegakkan tata terti! hukum# rtin"a pem!alasan han"a

dilaksanakan apa!ila diperlukan untuk menegakan tata terti! hukum#

.alau tidak untuk maksud itu, tidak perlu diadakan pem!alasan#

2* em!erikan perlindungan kepada mas"arakat se!agai tu&uan, di

dalam menggunakan pidana untuk mem!erikan perlindungan kepada

21Bam!ang Purnomo, 'sas-asas Hukum %idana, Chalia 'ndonesia, akarta, 19/5, hal# 29#

22 Ibid , hal# 30#

1

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 15/75

mas"arakat itu perlu di!erikan !atasan, !ah+a nestapan"a harus

seim!ang dengan per!uatann"a# Baru, apa!ila pen%egahan umum itu

tidak !erhasil digunakan, pen%egahan khusus "ang terletak padamenakut-nakuti, memper!aiki, dan mem!uat ia tidak !erda"a lagi#

Untuk itu, ada !atasann"a terhadap ke&ahatan ringan haruslah di!eri

 pidana "ang la"ak dan kela"akan ini diukur dengan rasa keadilan

mas"arakat#

3* Titik pangkal pem!alasan dan keharusan melindungi mas"arakat#

alam hal ini <os !erpendapat: Bah+a da"a menakut-nakuti itu

terletak pada pen%egahan umum dan ini tidak han"a pen%egahan sa&a,

 &uga perlu dilaksanakan#23

Pen%egahan khusus "ang !erupa memper!aiki dan mem!uat

tidak !erda"a lagi, mempun"ai arti penting, tetapi menurut <os lagi,

Eal ini sesungguhn"a sudah tidak la"ak lagi dalam arti sesungguhn"a,

meskipun se!etuln"a apa!ila diga!ungkan antara memper!aiki dan

mem!uat tidak !erda"a itu, merupakan pidana sesungguhn"a#2

$e!alikn"a, dalam hal tertentu pidana dapat mempun"ai hal

"ang !er)aedah, "aitu si terpidana men&adi tahu dan segan terhadap

terti! hukum# Tu&uan praktis terse!ut !elum dapat mem!erikan alasan

untuk memperoleh adan"a pidana, di samping itu, harus ada harapan

untuk melakukan pem!alasan, se!a! dalam alam pikiran mas"arakat

orang "ang melakukan ke&ahatan harus di!erikan pidana, oleh karena

itu, !aik pem!alasan su!&ekti) maupun o!&ekti) tidak !oleh dia!aikan#

Tindak pidana narkotika dapat diartikan dengan suatu per!uatan "ang

melanggar ketentuan-ketentuan hukum narkotika, dalam hal ini adalah

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 dan ketentuan-ketentuan lain "ang

termasuk dan atau tidak !ertentangan dengan undang-undang terse!ut#

23 Ibid , hal# 2/#

2 Ibid #

15

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 16/75

B. .! Tujuan Pemi$anaan

Berdasarkan ka&ian "ang dilakukan oleh !er!agai kalangan ahlihukum

dikatakan !ah+a,perkem!angan teori pemidanaan %enderung!eran&ak dari

 prinsip menghukum "ang !erorientasi ke !elakang(back)ard-looking * ke arah

gagasan@ide mem!ina "ang !erorientasi kedepan ( for)ard-looking *#25

enurut oeslan $aleh, pergeseran orientasipemidanaan dise!a!kan oleh

karena hukum pidana !er)ungsi dalammas"arakat# Eukum pidana

men%erminkan gam!aran masan"a dan!ergantung pada pikiran-pikiran "ang

hidup dalam mas"arakat#2

Untuk le!ih memahami pergeseran orientasi pemidanaan "angter&adi

dalam hukum pidana, !erikut ini akan dikemukakan se%ara singkat!er!agai

aliran "ang !erkem!ang dalam hukum pidana "ang melandasiadan"a

 pergeseran terse!ut#

1# Teori !solut @ etri!uti?e ( ,etributism*

enurut teori a!solut, pidana adalah suatu hal "ang mutlak 

harusdi&atuhkan terhadap adan"a suatu ke&ahatan#Pidana adalah hal "ang

tidakmengenal kompromi untuk di!erikan se!agai pem!alasan terhadap

suatuke&ahatan#2;

Teori retributiisme  men%ari pendasaran hukuman

dengan memandang kemasa lampau, "aitu memusatkan argumenn"a pada

tindakan ke&ahatan "angsudah dilakukan#enurut teori ini, hukuman

di!erikan karena si pelaku harus menerimahukuman itu demi

25 Barda Na+a+i rie), Kebijakan egislatif dalam %enaggulangan Kejahatan dengan %idana

 %enjara, nana, $emarang, 19/3, hal# 1#2 oeslan $aleh, op* cit #, hal# 2#

2;ndi Eamah, op*cit*&hal# 2

1

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 17/75

kesalahann"a#Eukuman men&adi retri!usi "ang adil !agikerugian "ang

sudah diaki!atkan#

ndi Eamah mengemukakan, dalam teori a!solut atau

teoripem!alasan, pidana tidaklah !ertu&uan untuk "ang praktis, seperti

memper!aikipen&ahat#.e&ahatan itu sendiri "ang mengandung unsur-

unsur untukdi&atuhkann"a pidana#Pidana se%ara mutlak ada, karena

dilakukann"a suatuke&ahatan dan tidak perlu memikirkan man)aat dari

 pen&atuhan pidana#2/

enurut teori a!solut, pidana adalah suatu hal "angmutlak harus

di&atuhkan terhadap adan"a suatu ke&ahatan#Pidana adalah hal"ang tidak 

mengenal kompromi untuk di!erikan se!agai pem!alasan terhadapsuatu

ke&ahatan#enurut ohanes ndenaes, tu&uan utama dari pidana menurut

teoria!solut adalah untuk memuaskan tuntutan keadilan, sedangkan

 pengaruhpengaruhn"a"ang menguntungkan adalah merupakan tu&uan "ang

kedua#29

Tuntutan keadilan "ang a!solut ini terlihat &elas dalam

 pendapat'mmanuel .ant di dalam !ukun"a  %hilosoph" of a)#

.antmen"atakan se!agai !erikut:

Pidana tidak pernah dilaksanakan semata-mata se!agai sarana

untukmempromosikan tu&uan@ke!aikan lain, !aik !agi si pelaku itu

sendiri maupun!agi mas"arakat, tetapi dalam semua hal harus

dikenakan han"a karena orang"ang !ersangkutan telah melakukansuatu ke&ahatan# Bahkan +alaupun seluruhanggota mas"arakat sepakat

untuk menghan%urkan dirin"a sendiri(mem!u!arkan mas"arakat*,

 pem!unuh terakhir "ang masih !erada dalampen&ara harus dipidana

mati se!elum resolusi@keputusan pem!u!aranmas"arakat itu

dilaksanakan#Eal ini harus dilakukan karena setiap orangseharusn"a

menerima gan&aran dari per!uatann"a, dan perasaan !alas dendamtidak 

 !oleh tetap ada pada anggota mas"arakat, karena apa!ila tidak 

demikianmereka semua dapat dipandang se!agai orang "ang ikut

2/ Ibid*

29 uladi dan Barda Na+a+i rie), op*cit*&hal# 11#

1;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 18/75

am!il !agian dalampem!unuhan itu "ang merupakan pelanggaran

terhadap keadilan umum#30

uladi dan Barda Na+a+i rie) men"atakan !ah+a

.antmemandang pidana se!agai  Kategorische Imperatief , "aitu

seseorang harusdipidana oleh hakim karena ia telah melakukan

ke&ahatan# Pidana !ukanmerupakan suatu alat untuk men%apai tu&uan,

melainkan men%erminkankeadilan#engan demikian, .ant

 !erpendapat !ah+a pidana merupakan suatutuntutan kesusilaan#31

Tokoh lain dari penganut teori a!solut "ang terkenal ialah Eegel#

Eegelmengeluarkan teori "ang dikenal dengan #uashi-mathematic, "aitu:

a* .rong being /crime+ is the negation of right0 and 

 !#  %unishment is the negation of that negation#32

alam teori terse!ut, Eegel !erpendapat !ah+a pidana

merupakankeharusan logis se!agai konsekuensi dari adan"a

ke&ahatan#.arena ke&ahatanadalah pengingkaran terhadap keterti!an

umum atau keterti!an hukum Negara "ang merupakan per+u&udan dari

%ita susila, maka pidana merupakan  Negation der Negation  (peniadaan

atau pengingkaran terhadap pengingkaran*#

 Nigel Falker men"atakan !ah+a para penganut teori retri!uti) ini

dapatpula di!agi dalam !e!erapa golongan, "akni:

a# Penganut teori retri!uti) "ang murni (the pure retributiist * "ang

 !erpendapat !ah+a pidana harus %o%ok atau sepadan dengan

kesalahan si pem!uat>

 !# Penganut retri!uti) tidak murni (dengan modi)ikasi*, "ang dapat

 pula di!agi dalam:

1* Penganut retri!uti) "ang ter!atas (the limiting retributiist *

"ang !erpendapat !ah+a pidana tidak &arus %o%ok@sepadan

30 Ibid 

31 Ibid 

32 Ibid , hal# 12#

1/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 19/75

dengan kesalahan> han"a sa&a tidak !oleh mele!ihi !atas "ang

%o%ok@sepadan dengan kesalahan terdak+a#

2* Penganut retri!uti) "ang distri!uti) (retribution in distribution*,disingkat dengan teori distri!uti?e, "ang !erpendapat !ah+a

 pidana &anganlah dikenakan pada orang "ang tidak !ersalah,

tetapi pidana &uga tidak harus %o%ok@sepadan dan di!atasi oleh

kesalahan# Prinsip tiada pidana tanpa kesalahan dihormati,

tetapi dimungkinkan adan"a penge%ualian, misaln"a dalam hal

 strict liabilit"#33

 Nigel Falker selan&utn"a men&elaskan !ah+a:

Ean"a golongan the pure retributiist   sa&a "ang mengemukakan

alasan-alasan atau dasar pem!enaranuntuk pengenaan pidana#=lehkarena itu, golongan ini dise!ut golongan %unisher   (penganut teori

 pemidanaan*#$edangkan golongan the limiting retributiist   dan

golongan retri!ution in distri!ution tidak menga&ukan

alasanalasanuntuk pengenaan pidana, tetapi manga&ukan prinsip-

 prinsip untukpem!atasan pidana# enurut Falker, kedua golongan

terakhir ini le!ih dekatdengan paham "ang non-retri!uti?e# $elan&utn"a

menurut Nigel Falker,ke!an"akan .UEP disusun sesuai dengan

 penganut golongan the limitingretri!uti?ist, "aitu dengan menetapkan

 pidana maksimum se!agai !atas atas,tanpa me+a&i!kan pengadilan

untuk mengenakan !atas maksimum "ang telahditentukan#3

dapun E#B# <os mem!agi teori a!solut atau teori pem!alasan ini

men&adipem!alasan su!"ekti) "aitu,pem!alasan terhadap kesalahan

 pelaku ke&ahatandan pem!alasan o!"ekti) "aitu pem!alasan terhadap

aki!at "ang di%iptakan olehpelaku terhadap dunia luar#35

ohn .aplan, mem!edakan teori retri!ution ini men&adi duateori

"ang se!enarn"a tidak !er!eda, tergantung dari %ara !erpikir pada

+aktumen&atuhkan pidana, "aitu apakah pidana itu di&atuhkan karena

kitamenghutangkan sesuatu kepadan"a atau karena ia !erhutang

sesuatu kepadakita# .edua teori terse!ut adalah "aitu:

33 Ibid 

3 Ibid , hal# 13#35 E#B# <os, eerboek an Nederlands Strafrecht , Eaarlem> E## T&eenk, Fillink, 1950, hal 2;

dalam ndi Eamah, $istem Pidana dan Pemidanaan di 'ndonesia, op*cit*& hal# 2#

19

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 20/75

a# Teori pem!alasan (the reenge theor"*>

 !# Teori pene!usan dosa (the e1piation theor"*#3

engan mun%uln"a teori-teori pem!alasan terse!ut, tim!ul

 pulake!eratan-ke!eratan terhadap teori pem!alasan "ang mens"aratkan

se%aramutlak adan"a pidana terhadap suatu ke&ahatan#

ndi Eamah men"atakan adan"a dua ke!eratan terhadap adan"a

teoripem!alasan terse!ut, "aitu:

a# Teori ini tidak mem!erikan pen&elasan "ang rin%i mengenai alasan

 Negara harus men&atuhkan pidana#

 !# Pen&atuhan pidana seringkali dilakukan tanpa ada kegunaan "ang

 praktis#3;

dan"a ke!eratan-ke!eratan terhadap teori pem!alasan

terse!ut,kemudian mun%ul teori lain "ang !ertentangan dengan teori

 pem!alasan# Teori"ang !ertentangan dengan teori pem!alasan terse!ut

dikenal dengan teorirelati)#

2# Teori elati)@ Teleologis (Teleological Theor"*

enurut teori ini, memidana !ukanlah untuk memuaskan tuntuan

a!solute dari keadilan#Pem!alasan itu sendiri tidak mempun"ai nilai, tetapi

han"ase!agai sarana untuk melindungi kepentingan mas"arakat#=leh

karena itu, #ndenaes menganggap teori ini dapat dise!ut se!agai teori

 perlindunganmas"arakat (the theor" of socialdefence*#3/

3uladi dan Barda Na+a+i rie), loc*cit*

3; ndi Eamah, op*cit*&hal# 29#

3/ uladi dan Barda Na+a+i rie), op*cit*&hal# 1;#

20

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 21/75

asar pem!enaran dari teori ini adalah adan"a pidana terletak 

 padatu&uann"a# Pidana di&atuhkan !ukan karena orang mem!uat ke&ahatan

(#uia peccatum est *, melainkan supa"a orang &angan melakukan

ke&ahatan(nepeccatur *#39

$elan&utn"a dikemukakan &uga oleh uladi mengenai Nigel

Falker "ang!erpendapat !ah+a:

Teori ini le!ih tepat dise!ut se!agai teori atau aliranredukti) (the

reductie point of ie)*, karena dasar pem!enaran menurut teoriiniadalah untuk mengurangi )rek+ensi ke&ahatan#engan demikian

 pidana!ukanlah sekedar untuk melakukan pem!alasan atau

 pengim!alan kepada orang"ang telah melakukan suatu tindak pidana,

tetapi mempun"ai tu&uan-tu&uantertentu "ang !erman)aat#=leh karena

itu, teori relati) ini sering dise!ut &ugateori tu&uan (utilitarian

theor"*#asar pem!enaran dari teori ini adalah adan"apidana terletak 

 pada tu&uann"a# Pidana di&atuhkan !ukan karena orangmem!uat

ke&ahatan (#uia peccatum est *, melainkan supa"a orang

 &anganmelakukan ke&ahatan (nepeccatur *#0

Berdasarkan tu&uan pidana "ang dimaksudkan untuk 

 pen%egahanke&ahatan ini, selan&utn"a di!edakan dalam pre?ensi khusus

"ang ditu&ukanterhadap terpidana dan pre?ensi umum "ang ditu&ukan

terhadap mas"arakatpada umumn"a#

<an Eammel menun&ukkan pre?ensi khusus suatu pidana ialah

se!agai!erikut:

a# Pidana harus memuat suatu unsur menakutkan supa"a men%egah

 pen&ahat "ang mempun"ai kesempatan, untuk tidak melaksanakan

niat !urukn"a#

 !# Pidana harus mempun"ai unsur memper!aiki terpidana#

%# Pidana mempun"ai unsur mem!inasakan pen&ahat "ang tidak 

mungkin diper!aiki#

39 Ibid , hal# 1#

0 Ibid , hal# 1#

21

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 22/75

d# Tu&uan satu-satun"a suatu pidana ialah memmpertahankan tata %ara

terti! hukum#1

Berkaitan dengan pre?ensi umum, maka menurut ohanes

ndenaes, adatiga !entuk pengaruh dalam pengertian pre?ensi umum atau

general pre?ention,"aitu:

a# Pengaruh pen%egahan>

 !# Pengaruh untuk memperkuat larangan-larangan moral>

%# Pengaruh untuk mendorong ke!iasaan per!uatan patuh pada hukum#2

<an Bemmelen mengemukakan sesuatu "ang !er!eda#enurutn"a,

$elainpre?ensi spesial dan pre?ensi general, ada satu hal lagi "ang &uga

termasukdalam golongan teori relati) ini, "aitu sesuatu "ang

dise!utn"a se!agai da"auntuk mengamankan#alam hal ini di&elaskan

 !ah+a merupakan ken"ataan,khususn"a pidana pen%a!utan

kemerdekaan, le!ih mengamankan mas"arakatterhadap ke&ahatan

selama pen&ahat terse!ut !erada di dalam pen&ara daripadakalau dia

tidak dalam pen&ara#3

3# Teori etri!uti?e Teleologis (Teleological ,etributiist * @ TeoriCa!ungan

i samping pem!agian se%ara tradisional terhadap teori-

teoripemidanaan seperti "ang dikemukakan di atas, "aitu teori a!solut

danteori relati), terdapat lagi teori ketiga "ang merupakan

ga!ungan#enurut ndi Eamah, teori ga!ungan ini !er?ariasi &uga,

ada"ang menitik!eratkan pem!alasan dan ada pula "ang

menginginkansupa"a unsur pem!alasan seim!ang dengan unsur 

 pre?ensi#

1 C## <an Eammel, Inleiding tot de Studie an Het Ned Strafrecht , Earlem: e Hr?en 6# Bohn,1929, hal# 29#2 uladi dan Barda Na+a+i rie), op*cit*&hal# 1/#3 Ibid , hal# 19#

ndi Eamah, op*cit*&hal# 31#

22

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 23/75

<an Bemmelen merupakan salah satu tokoh dari penganut

teoriga!ungan "ang menitik!eratkan pada unsur pem!alasan#

Beliaumengatakan:Pidana !ertu&uan mem!alas kesalahan dan

mengamankanmas"arakat# Tindakan !ermaksud mengamankan dan

memeliharatu&uan#adi pidana dan tindakan keduan"a !ertu&uan

mempersiapkanuntuk mengem!alikan terpidana ke dalam kehidupan

mas"arakat#5

alam hal teori ga!ungan "ang menginginkan supa"a unsur 

 pem!alasan seim!ang dengan unsur pre?ensi, maka ndi

Eamahmengemukakan !ah+a:

Teori ini tidak !oleh le!ih !erat daripada "angditim!ulkann"a dan

gunan"a &uga tidak !oleh le!ih !esar daripada

"angseharusn"a#$elan&utn"a diketengahkan &uga oleh !eliau, !ah+a

teoriini se&a&ar dengan teori Thomas Iuino "ang mengatakan

 !ah+akese&ahteraan umum men&adi dasar hukum undang-undang

 pidanakhususn"a#

enurut uladi, terdapat !e!erapa penulis-penulis lain

"ang!erpendirian !ah+a,pidana mengandung !er!agai kom!inasi

tu&uan"aitu pem!alasan, pre?ensi general serta per!aikan se!agai

tu&uanpidana# ereka adalah Binding, erkel, .ohler, i%hard $%hmid

danBeling#;

engan demikian, pada umumn"a para penganut teori

ga!unganmempun"ai paham !ah+a dalam suatu pidana terkandung unsur 

 pem!alasandan unsur perlindungan mas"arakat#dapun titik !erat maupun

5 Ibid # hal# 32# Ibid #

;uladi dan Barda Na+a+i rie), loc*cit*

23

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 24/75

keseim!angandi antara kedua unsur terse!ut tergantung dari masing-

masing sudut pandangpenganut teori ga!ungan ini#

i samping itu menurut aliran ini, maka tu&uan pemidanaan

 !ersi)at plural(umum*, karena menghu!ungkan prinsip-prinsip teleologis

(prinsip-prinsiputilitarian* dan prinsip-prinsip retributiist  di dalam satu

kesatuan sehinggaseringkali pandangan ini dise!ut se!agai aliran

integrati?e#Pandangan ini mengan&urkan adan"a kemungkinan untuk 

mengadakanartikulasi terhadap teori pemidanaan "ang mengintegrasikan

 !e!erapa )ungsisekaligus, misaln"a pen%egahan dan reha!ilitasi, "ang

kesemuan"a dilihatse!agai saran-saran "ang harus di%apai oleh suatu

ren%ana pemidanaan#

Berkaitan dengan masalah tu&uan atau maksud diadakann"a pidana,

ohn.aplan mengemukakan adan"a !e!erapa ketentuan dasar-dasar 

 pem!enaranpidana, "aitu:

a# Untuk menghindari !alas dendam (aoidance of blood feuds*>

 !# dan"a pengaruh "ang !ersi)at mendidik (the education effect *>

%# empun"ai )ungsi memelihara perdamaian (the peace-keeping 

 function*#/

enurut E#D# Pa%ker, punishment ke!eradaann"a dilandasioleh

 !e!erapa alasan pem!enar se!agai !erikut:

a# The preention of crime or undersired conduct or offending conduct >

/ ohn .aplan, dalam uladi dan Barda Na+a+i rie), op*cit*&hal# 20#

2

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 25/75

 !# The desered infliction of suffering on eildoers2 retribution for 

 perceied )rong doing #9

$elan&utn"a uladi mengemukakan:

Perumusan teori tentang tu&uan pemidanaan terse!ut sangat !erman)aat

untukmengu&i sampai se!erapa &auh suatu lem!aga pidana mempun"ai

da"a guna,"ang dalam hal ini ditentukan oleh kemampuan lem!aga

 pidana terse!ut untukmemenuhi pel!agai tu&uan pemidanaan "ang

 !ersum!er pada !aikperkem!angan teori-teori "ang !ersi)at uni?ersal,

maupun s"stem nilai "ang!erlaku di dalam mas"arakat 'ndonesia

sendiri# Pada a!ad sekarang, pidanatidak han"a selalu le!ih

 !erperikemanusiaan, akan tetapi &uga dipakaisedemikian rupa sehinggamem!erikan sum!angan untuk mengem!alikan sipen&ahat ke tengah-

tengah mas"arakat# Para pem!uat undang-undang danhakim pada

+aktu sekarang dalam menentukan sanksi pidana !erusaha

sedapatmungkin meringankan penderitaan "ang akan ditim!ulkan#50

Teori"ang mun%ul !ersamaan dengan lahirn"a aliran dalamhukum

 pidana tidaklah !erusaha untuk men%ari dasar pem!enar daripidana, tetapi

 !erusaha untuk mendapatkan suatu sistem hukum pidana "ang!erman)aat

dan mempun"ai da"a guna "ang praktis#51

Pengertian !erman)aat dalam hal ini diartikan dalam artian "ang

luas, !ukansa&a untuk mas"arakat, terdak+a tetapi &uga !agi

kor!an#$edangkan pengertianpraktis le!ih mengandung makna !ah+a

hukum pidana "ang mudah penerapann"atanpa memerlukan prosedur "ang

 !er!elit-!elit tetapi dengan tidak men"impangdari asas-asas hukum "ang

 !erlaku#$e%ara sistemik perumusan ketentuan hukum pidana harus

kondusi)terhadap keseluruhan upa"a-upa"a pen%apaian tu&uan pidana dan

 pemidanaan,"aitu:

9 Ibid*&hal# #50 uladi, op*cit*&hal# 5#

51 uladi dan Barda N+a+i rie), op*cit*&hal# 25#

25

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 26/75

a# angka pendek "ang !erupa resosialisasi pelaku tindak pidana,

 !# angka menengah untuk pen%egahan ke&ahatan, dan

%# angka pan&ang dalam rangka me+u&udkan kese&ahteraan sosial#

engan demikian, dapat din"atakan !ah+a se%ara umum, tu&uan

umum daripenggunaan hukum pidana dan pemidanaan (politik kriminal*

adalah upa"aperlindungan mas"arakat ( social defence* untuk men%apai

kese&ahteraanmas"arakat#

alam hal konsepsi tentang perlindungan mas"arakat di atas, ar%

n%elmengemukakan adan"a dua konsepsi atau interpretasi pokok 

mengenai social defence "ang se%ara )undamental !er!eda satu sama lain,

"aitu:

a# 'nterpretasi "ang kuno atau tradisional, "ang mem!atasi pengertian

 perlindungan mas"arakat itu dalam arti penindasan ke&ahatan

(repression of crime*# adi menurut pena)siran pertama ini, social 

defence  diartikan se!agai perlindungan mas"arakat terhadap

ke&ahatan (the protection of societ" against crime*# =leh karena

itu, penindasan ke&ahatan merupakan the essential needs of social 

defence# .onsepsi pertama ini menurut ar% n%el masih

mempun"ai!an"ak pendukung#

 !# .onsepsi modern, "ang mena)sirkan perlindungan mas"arakat

dalam artian pen%egahan ke&ahatan dan pem!inaan para pelanggar 

(the preention of crime and the treatment of offenders*# umusan

demikian diterima oleh Perserikatan Bangsa-!angsa se!agai tu&uan

 pada +aktu ter!entukn"a seksi Perlindungan as"arakat (the social defence section of 3nited Nation*# Pada tahun

19/,pandangan modern ini menampakkan diri se!agai suatu

reaksi terhadap sistem pem!alasan semata-mata (e1clusiel"

retributie s"stem*# Pandangan modern ini didasarkan pada premis

"ang essential !ah+a karena ke&ahatan merupakan suatu ken"ataan

sosial dan suatu per!uatan manusia (a social fact and a human

act *, maka proses memperlakukan ke&ahatan tidaklah selesai segera

setelah per!uatan itu dirumuskan dalam undang-undang dan

disesuaikan dengan pidana "ang ditetapkan oleh undang-undang>

tetapi masih diperlukan pemahaman ke&ahatan se!agai ge&ala sosial

dan ge&ala indi?idual (a social and indiidual phenomenon*,

2

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 27/75

diperlukan pen%egahan terhadap ter&adin"a ke&ahatan itu dan

 penanggulangann"a, dan akhirn"a perlu menan"akan diri sendiri

apakah sikap kita terhadap si pen&ahat itu melampaui kuali)ikasi"ang ditetapkan undangundang#52

.emudian dalam perkem!angann"a, konsepsi mengenai

 perlindunganmas"arakat ini &uga !an"ak mengundang !an"ak kritikan#

$alah satun"ase!agaimana dikatakan oleh Barda Na+a+i rie), "ang

mengutip pendapat dari6let%her, !ah+a:

7a%at "ang serius dari teori perlindungan mas"arakat ialah !ah+amerekamenitik!eratkan perhatian pada ke!aikan (spekulati)* "ang

akan ter&adi danmenga!aikan pengim!alan terhadap si pelanggar#

engan melihat ke!aikan "angakan ter&adi dari pidana "ang akan

di&atuhkan maka hal ini akan mengalihkanperhatian hakim dari masa

lalu, khususn"a pada per!uatan "ang telah dilakukan siterdak+a#

.eadaan demikian tidak han"a men"e!a!kan tidak &elasn"a

 pers"aratan"ang diperlukan untuk suatu tindak pidana, tetapi &uga

laman"a pidana pen&aramen&adi tidak pasti#.etidak pastian ini tim!ul

karena penentuan laman"a pidanapen&ara "ang dianggap patut le!ih

 !ergantung pada pro"eksi si)at !er!aha"an"a sipelanggar atau pada

ke!utuhann"a untuk melakukan pem!inaan (treatment*,daripada

 !eratn"a pelanggaran "ang dilakukan# engan demikian menurut

6let%her,tu&uan perlindungan mas"rakat %enderung untuk 

menghapuskan dua prinsipkeadilan "ang sangat penting, "aitu prinsip:

(1* !ah+a han"a orang "ang !ersalahsa&alah "ang seharusn"a

dipidana, dan (2* !ah+a luasn"a pemidanaan harus sesuaidengan

 proporsin"a dengan ke&ahatan "ang dilakukan#53

dan"a kritikan terhadap konsepsi perlindungan mas"arakat di

atas,menandakan suatu ke!angkitan kem!ali (reial2the renascence of 

retribution* akan dasar-dasar pem!enaran pidana "ang !ersi)at

retri!uti?e#.eadaan ini menurut 6let%her dise!a!kan oleh keke%e+aan

orang terhadap teoriperlindungan mas"arakat, khususn"a terhadap tu&uan

reha!ilitasi#5

52 Barda Na+a+i rie), Kebijakan egislatif JJJop*cit*&hal# /3-/#53 Ibid , hal# 92#

5 Ibid*

2;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 28/75

.eseluruhan uraian tentang tu&uan pemidanaan dari masing-

masingteori di atas, pada hakekatn"a han"a merupakan rin%ian dari tu&uan

utama !erupamem!erikan perlindungan se%ara men"eluruh !agi

mas"arakat guna ter%apain"atu&uan akhir "aitu kese&ahteraan

mas"arakat#$edangkan di 'ndonesia sendiri dengan !ertitik tolak pada

kepri!adian!angsa@!uda"a !angsa, maka tu&uan pemidanaan "ang akan

men&adi a%uan dalampenerapan &enis sanksi pidana, haruslah senantiasa

diorientasikan pada nilai-nilai"ang tersirat dalam Pan%asila "aitu !erupa

 pengakuan persamaan dera&at,persaman hak dan ke+a&i!an antara sesama

manusia, saling men%intai sesame manusia, tidak !ersikap semena-mena

terhadap orang lain, men&un&ung tinggi nilaikemanusian#

Eal terse!ut diatas tentun"a mengharuskan adan"a upa"a

mengutamakantindakan pen%egahan dari pada tindakan represi) dan

menempatkan )aktor-)aktor"ang !erkaitan dengan si pelaku tindak pidana

dalam kedudukan "ang pentingdisamping )aktor-)aktor "ang !erkaitan

dengan si pelaku tindak pidana dalamkedudukann"a "ang penting

disamping )aktor-)aktor "ang !erkaitan denganper!uatann"a#

engan demikian, terdapat keinginan dari !anga 'ndonesia

untukmengakomodasi adan"a keseim!angan perlindungan !aik 

kepentingan mas"arakatmaupun kepentingan indi?idu pelaku (asas

monodualisme* dalam upa"apen%egahan dan penanggulangan tindak 

 pidana dengan sarana hukum pidana !agipelaku#

2/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 29/75

alam an%angan .UEP Nasional tahun 2000, tu&uan pemidanaan

dapatdilihat dalam Pasal 50 (selan&utn"a masuk dalam pasal 5 an%angan

.UEPNasional tahun 200* "ang perumusann"a adalah se!agai !erikut:

Pasal 50 an%angan .UEP Nasional tahun 2000 (Pasal 5

an%angan .UEPNasional tahun 200*

(1* Pemidanaan !ertu&uan :

a# men%egah dilakukann"a tindak pidana dengan menegakkan

norma hukum demi penga"oman mas"arakat>

 !# memas"arakatkan terpidana dengan mengadakan pem!inaansehingga men&adi orang "ang !aik dan !erguna>

%# men"elesaikan kon)lik "ang ditim!ulkan oleh tindak pidana,

memulihkan keseim!angan dan mendatangkan rasa damai

dalam mas"arakat> dan

d# mem!e!askan rasa !ersalah pada terpidana#

(2* Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan

merendahkan marta!at manusia#

Berkaitan dengan perumusan tu&uan pemidanaan dalam .onsep

terse!ut,$udarto mengemukakan:

Perumusan tu&uan atau pem!erian pemidanaan seperti dalam konsep

an%angan.UEP Nasional adalah dengan melihat ke muka#Perumusan

terse!utmemperlihatkan pengaruh dari aliran  4efence Sosiale, suatu

aliran "angmerupakan pertum!uhan le!ih lan&ut dari aliran

modern#liran 4efence Sosiale  inise%ara akti) hendak menghilangkan

 !aha"a terhadap mas"arakat itu denganmengadakan resosialisasi dari

 pem!uat#.esimpulann"a ini terungkap pula didalam salah satu

keputusan $eminar .riminologi ketiga "aitu hukum pidanahendakn"a

dipertahankan se!agai salah satu sarana untuk social defence dalamartimelindungi mas"arakat terhadap ke&ahatan dengan memper!aiki

ataumemulihkan kem!ali (reha!ilasi* si pem!uat tanpa mengurangi

keseim!anganperorangan (pem!uat* dan mas"arakat#55

Pasal 50 .onsep tahun 2000 (Pasal 5 .onsep 200* terse!ut di

atas,memuat tu&uan-tu&uan pemidanaan, "aitu tu&uan pertama !erupa

 perlindunganmas"arakat, dan tu&uan kedua "ang mengarah pada

55 $udarto, op*cit*&hal# 5/-59#

29

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 30/75

resosialisasi terpidana danmengintegrasikan "ang !ersangkutan ke dalam

mas"arakat, disamping untukmereha!ilitasi#

Tu&uan "ang ketiga se&alan dengan pandangan hukum adat, dalam

artireaksi adat itu dimaksudkan untuk mengem!alikan keseim!angan "ang

tergangguoleh per!uatan "ang !erla+anan hukum adat#adi pidana "ang

di&atuhkandiharapkan dapat men"elesaikan kon)lik atau pertentangan dan

 &ugamendatangkan rasa damai dalam mas"arakat#

dapun tu&uan "ang keempat !ersi)at spiritual "ang di%erminkan

dalamPan%asila se!agai dasar Negara epu!lik 'ndonesia# Pasal 50 a"at

(2* konsep 2000(Pasal 5 a"at (2* konsep 200* di atas mem!erikan

makna kepada pidana dalamsistem hukum 'ndonesia, karena meskipun

 pidana itu pada hakekatn"a merupakansuatu nestapa, namun pemidanaan

tidak dimaksudkan untuk merendahkanmarta!at manusia# .etentuan ini

akan !erpengaruh terhadap pelaksanaan pidana"ang se%ara n"ata akan

dikenakan kepada terpidana#ari uraian di atas dapatlah diamati

 perkem!angan !ah+a arahperkem!angan tu&uan pemidanaan atau hukum

 pidana itu sendiri !ertitik tolakpada suatu pokok pemikiran mengenai

keseim!angan antara perlindungankepentingan mas"arakat dan

kepentingan indi?idu#

B..& Pemi$anaan ter*a$a' 'e)aku tin$ak 'i$ana narkotika

alam undang-undang no#35 tahun 2009 tentang narkotika (selan&utn"a

dise!ut se!agai UU Narkotika 2009*, pada dasarn"a mengklasi)ikasi

 pelaku tindak pidana (delict * pen"alahgunaan narkotika men&adi 2(dua*,

30

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 31/75

"aitu : pelaku tindak pidana !erstatus se!agai pengguna (pasal 11,121,

dan 12;* dan !ukan pengguna narkotika (pasal 112, 113, 11, 119 dan

129*, untuk status pengguna narkotika dapat di!agi lagi men&adi 2(dua*,

"aitu pengguna untuk di!erikan kepada orang lain (pasal 11 dan 121* dan

narkotika untuk dirin"a sendiri (pasal 12;*# 4ang dimaksud dengan

 penggunaan narkotika "ang tanpa melalui penga+asan medis# ika orang

"ang !ersangkutan menderita kemudian ketergantungan aki!at tanpa

adan"a penga+asan medis terse!ut, maka ia harus men&alani reha!ilitasi,

 !aik se%ara medis maupun se%ara sosial, dan pengo!atan serta masa

reha!ilitasin"a akan diperhitungkan se!agai masa men&alani pidana,

sedangkan, pelaku tindak pidana narkotika "ang !erstatus se!agai !ukan

 pengguna diklasi)ikasi lagi men&adi (empat*, "aitu : pemilik (pasal 111

dan 112*, pengolah (pasal 113*, pem!a+a dan pengantar (pasal 11 dan

119*, dan pengedar (pasal 129*#

dapun "ang dimaksud se!agai pemilik adalah orang "ang

menanam, memelihara, mempun"ai dalam persediaan, memiliki,

men"impan, atau menguasai dengan tanpa hak dan mela+an hukum#"ang

dimaksud se!agi pengolah adalah orang "ang memproduksi, mengolah,

mengekstraksi, mengkon?ersi, merakit, atau men"ediakan narkotika

dengan tanpa hak dan mela+an hukum se%ara indi?idual atau melakukan

se%ara terorganisasi# 4ang dikuali)ikasikan se!agai pem!a+a atau

 pengantar adalah orang "ang mem!a+a, mengirim, mengangkut, atau

mengtrans)er narkotika dengan tanpa hak dan mela+an hukum se%ara

31

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 32/75

indi?idual atau se%ara terorganisasi#$edangkan, "ang dimaksud pengedar 

adalah orang "ang mengimpor, pengekspor, mena+arkan untuk di&ual,

men"alurkan, men&adi pem!eli, men"erahkan, menerima, men&adi

 perantara dalam &ual !eli#tau menukar narkotika dengan tanpa hak dan

mela+an hukum se%ara indi?idual maupun se%ara terorganisasi# 'ni

merupakan kategorisasi su!&ek hukum dari pelaku tindak pidana narkotika

"ang menurut penulis rele?an untuk dipaparkan dalam !a! ini#

.emudian pemidanaan atau !isa dimaknai se!agai pen&atuhan

 pidana terhadap pelaku tindak pidana narkotika diatur oleh UU Narkotika

2009 !erisi !e!erapa pasal "ang mem!erikan klasi)ikas-klasi)ikasi sanksi,

adapun de)inisi pemidanaan menurut sudarto adalah hukuman

menurutn"a pidana tidak han"a dirasakan pada saat di&alani, namun

sesudah orang "ang dinekai itu masih merasakan aki!atn"a pas%a

hukuman "aitu !erupa stigma atau la!el "ang diperloeh oleh pelaku

tindak pidana narkotika pada khususn"a#

da pendapat, seperti "ang dikemukakan oleh ?an 6eur!a%h, !ah+a

 pada hakikatn"a an%aman pidana mempun"ai suatu aki!at psikologis "ang

menghendaki orang itu terti!, !erhu!ung pidana itu merupakan pene&raan

duka nestapa !agi pelaku, oleh karena itu diperlukan adan"a s"arat-s"arat

tertentu atau parameter pemidanaan# Baik "ang men"angkut segi

 per!uatan maupun "ang men"angkut segi orang atau si pelaku, pada segi

32

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 33/75

orang "ang digunakan adalah asas kesalahan dan pada segi per!uatan

adalah asas legalitas#5

B.!. Pem(inaan Nara'i$ana Pe)aku Tin$ak Pi$ana Narkotika

B. !.. Pengertian Nara'i$ana

'stilah narapidana se!agai pengganti istilah orang hukuman

dipopulerkan oleh .oesnoen pada tahun 191 dalam !ukun"a "ang !er&udul

 %olitik %enjara Nasional # $edangkan pidana pen&ara itu sendiri menurut

.oesnoen adalah:

Pidana pen&ara adalah pidana pen%a!utan kemerdekaan, asal-usul kata

 pen&ara adalah Pen&oro (&a+a* "ang !erarti to!at#enurut politik pen&ara

sekarang "ang !ertu&uan memper!aiki narapidana men&adi !aik, tidak 

sesuai lagi, karena tidak !isa seseorang narapidana men&adi !aik karena

di!ikin to!at, menurut pengalamanpun tidak dapat seseorang !etul-!etul

men&adi to!at#5;

.oesnoen mempun"ai gagasan mengu!ah istilah narapidana dengan

Tuna Farga#Namun istilah tuna +arga ditentang oleh o%htar 

.usumaatma&a dan &uga para pe&a!at pada +aktu itu, karena mengandung

 prasangka "ang le!ih !uruk, oleh se!a! itu istilah narapidana tetap

digunakan#5/

enurut alil di $u!roto "ang dimaksud narapidana adalah: =rang

"ang dipen&ara karena melakukan kesalahan dan dipen&ara atau lem!aga

 pemas"arakatan adalah tempat narapidana dimas"arakatkan#59

5 ndi Eamah, sistem pidana dan pemidanaan 'ndonesia, dari retri!usi ke re)ormasi, Pradn"aParamita, akarta, 1993, hal# 121#5; ## .oesnoen, op*cit*& hal# 9#5/ Ibid #59 alil di $u!roto, %embinaan Narapidana sebagai Sarana Merealisasikan Tujuan

 %emidanaan& 6akultas Eukum U'', 4og"akarta, Makalah& $eminar Nasional, 1995, hal# 90#

33

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 34/75

e)inisi pem!inaan narapidana menurut .eputusn enteri .ehakiman

epu!lik 'ndonesia Nomor #02#P.#0#10 Tahun 1990 adalah:

$emua usaha "ang ditu&ukan untuk memper!aiki dan meningkatkan akhlak 

(!udi pekerti* para narapidana dan anak didik "ang !erada dalam Dem!aga

Pemas"arakatan@utan (intramural treatment * dan klien pemas"arakatan di

luar tem!ok (ekstramural treatment *#

Berdasarkan !e!erapa de)inisi terse!ut, maka dapat disimpulkan

 !ah+a pada hakikatn"a narapidana itu adalah seseorang "ang di&atuhi pidana

dan sedang men&alani pidana hilang kemerdekaan di Dem!aga

Pemas"arakatan (DP$*#

Bam!ang Poernomo men&elaskan narapidana adalah seseorang

manusia anggota mas"arakat "ang dipisahkan dari indukn"a dan selama +aktu

tertentu dengan tu&uan, metode, dan sistem pemas"arakatan#0

$oed&ono ied&osis+oro &uga men&elaskan !ah+a:

 Narapidana adalah manusia !iasa seperti manusia-manusia lain, han"a

karena melanggar hukum, diputuskan oleh hakim untuk men&alani suatu

sistem perlakuan# Narapidana selain se!agai indi?idu &uga se!agai anggota

mas"arakat "ang dalam pem!inaann"a tidak !oleh diasingkan dari

kehidupan mas"arakat, &uga harus diintegrasikan kedalamn"a#1

Berdasarkan kedua de)inisi terse!ut, maka dapat disimpulkan pula

 !ah+a hakikat narapidana adalah manusia !iasa, seperti haln"a manusia pada

umumn"a, han"a karena mereka itu melanggar hukum dan melalui putusan

hakim, maka harus men&alani suatu sistem perlakuan dengan tu&uan dan

metode tertentu#dapun aspek penting lainn"a !ah+a narapidana selama

men&alani sistem perlakuan tidak !oleh diisolasikan dari pergaulan

mas"arakat, melainkan harus diintegrasikan kedalamn"a#

0 Bam!ang Poernomo,op*cit*& hal# 1/0#

1 $oed&ono ird&osis+oro, op*cit*& hlm# 192#

3

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 35/75

.etentuan "ang mengatur tentang lem!aga pemas"arakatan pada saat

ini adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemas"arakatan#

Pasal 1 angka (* Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemas"arakatan men"e!utkan !ah+a:

Terpidana adalah seseorang "ang dipidana !erdasarkan putusan pengadilan

"ang telah memperoleh kekuatan hukum tetap#

$edangkan pada angka (;* dise!utkan !ah+a:

 Narapidana adalah terpidana "ang men&alani hilang kemerdekaan diDem!aga Pemas"arakatan#

apat disimpulkan !ah+a terpidana, "aitu orang "ang telah mendapat

?onis dari hakim, sedangkan orang "ang telah mendapat ?onis dari hakim

terse!ut setelah dimasukkan ke dalam Dem!aga Pemas"arakatan !arulah

dise!ut narapidana# ise!ut pula dalam pen&elasan Pasal 11 Undang-Undang

 Nonor 12 Tahun 1995, !ah+a peru!ahan status narapidana "aitu ter&adi setelah

sekurang-kurangn"a dilakukan pen%atatan putusan pengadilan, &ati diri dan

 !arang "ang di!a+a, serta pem!uatan a%ara serah terima terpidana dari

ke&aksaan kepada lem!aga pemas"arakatan#

Pada hekakatn"a narapidana adalah manusia dari anggota mas"arakat

"ang telah melanggar hukum dalam mas"arakat@telah melakukan tindak 

 pidana "ang oleh Pengadilan di&atuhi hukuman untu ditempatkan di dalam

Dem!aga Pemas"arakatan (DP$* atau umah Tahanan Negara (UTN*#

 Namun narapidana "ang telah melakukan per!uatan pidana terse!ut di atas

tetap merupakan +arga Negara "ang masih mempun"ai hak-hak asasi manusia

seperti haln"a manusia lainn"a# Ean"a sa&a narapidana se!agai manusia "ang

35

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 36/75

telah tersesat di dalam hidupn"a harus di!eri kesadaran untuk mengu!ah

+atakn"a dari +atak pen&ahat men&adi orang "ang !aik dan !erguna !agi

agama, nusa dan !angsa#

anusia pada hakekatn"a tidak !isa terlepas dari kehidupan

mas"arakat# =leh karena itu, keanggotaann"a !ukanlah sesuatu "ang ditam!ah

dari luar, melainkan menun&uk pada si)at manusia se!agai makhluk sosial

artin"a se%ara mendasar manusia itu sendiri "ang mem!entuk suatu kelompok#

anusia tidak !isa hidup sendiri tetapi manusia harus !erdampingan dengan

manusia lain dalam suatu kelompok mas"arakat# =leh karena itu,

mengisolasikan kehidupan narapidana dari kehidupan di luar lem!aga, &ustru

menim!ulkan suatu dampak !uruk "aitu mengaki!atkan gangguan ke&i+aan#

$eiring dengan perkem!angan dalam sistem perlakuan "ang memposisikan

aspek kemanusiaan se%ara su!stansial, maka terhadap segenap narapidana

"ang men&alani pidana pen&ara, !erhak mendapatkan suatu perlindungan dan

 pengakuan atas hak dan ke+a&i!an "ang disandangn"a#

B.!.!. Po)a $an (entuk Pem(inaan nara'i$ana

Pola dan Bentuk Pem!inaan Narapidana

Pem!inaan +arga !inaan adalah se!uah sistem#alam sistem

 pem!inaan +arga !inaan terdapat asas-asas "ang melandasi pelaksanaan

 pem!inaan +arga !inaan# sas-asas terse!ut "aitu:

1# Penga"oman>

2# Persamaan perlakuan dan pela"anan>

3# Pendidikan>

3

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 37/75

# Pem!im!ingan>

5# Penghormatan harkat dan marta!at manusia>

# .ehilangan kemerdekaan merupakan satu-satun"a penderitaan>

;# Ter&aminn"a hak untuk tetap !erhu!ungan dengan keluarga dan orang-

orang tertentu#

Hmpat komponen penting dalam pem!inaan +arga !inaan "aitu:

1# Farga !inaan sendiri#

2# .eluarga adalah anggota keluarga inti atau anggota keluarga dekat#

3# as"arakat adalah orang-orang "ang !erada di sekeliling narapidana saat

masih !erada diluar Dem!aga Pemas"arakatan#

# Petugas dapat !erupa petugas kepolisian, petugas Dem!aga

Pemas"arakatan dan lain se!again"a#

enurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tu&uan

 pem!inaan +arga !inaan adalah mem!entuk +arga !inaan Pemas"arakatan

agar men&adi manusia seutuhn"a, men"adari kesalahann"a, memper!aiki diri

dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kem!ali oleh

lingkungan mas"arakat, dapat akti) !erperan dalam pem!angunan dan dapat

hidup se%ara +a&ar se!agai +arga "ang !aik dan !ertanggung &a+a!# $elain

itu dalam pri!adi +arga !inaan diharapkan mampu mendekatkan diri pada

Tuhan sehingga dapat memperoleh keselamatan !aik didunia maupun akhirat#

Pem!inaan +arga !inaan dilakukan se%ara terus menerus se&ak +arga

 !inaan masuk dalam Dem!aga Pemas"arakatan# $istem pemas"arakatan

merupakan suatu proses pem!inaan +arga !inaan se!agai makhluk Tuhan,

indi?idu dan se!agai mas"arakat# alam pem!inaan +arga !inaan

dikem!angkan keadaan &asmani, rohani serta kemas"arakatann"a dan

di!utuhkan pula elemen-elemen "ang !erkaitan untuk mendukung

3;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 38/75

ke!erhasilan dalam pem!inaan# Hlemen-elemen terse!ut adalah lem!aga-

lem!aga "ang !erkaitan dengan pengem!angan semua segi kehidupan

+arga !inaan dan tenaga-tenaga Pem!ina "ang %ukup %akap dan penuhdengan rasa penga!dian#2

The ultimate goal of the correctional s"stem is re-united )ith communit"

correctional 5iti6ens %atronage& as good citi6ens and responsible& so that 

the e1istence of e1-5iti6ens in the communit" later %atronage )illing and 

able to participate in building societ" and not the reerse in fact is the

bottleneck in deelopment #3

.utipan di atas mengandung pengertian !ah+a tu&uan akhir dari sistem

 pemas"arakatan adalah !ersatun"a kem!ali Farga Binaan Pemas"arakatan

dengan mas"arakat, se!agai +arga Negara "ang !aik dan !ertanggung &a+a!,

sehingga ke!eradaan mantan Farga Binaan di mas"arakat nantin"a

diharapkan mau dan mampu untuk ikut mem!angun mas"arakat dan !ukan

se!alikn"a &ustru men&adi pengham!at dalam pem!angunan#

Ber!i%ara tentang masalah tu&uan dari pem!inaan narapidana terse!ut,

maka se%ara tidak langsung !erkaitan erat dengan tu&uan dari pemidanaan#

Tu&uan pemidanaan dari sistem pemas"arakatan adalah Pem!inaan dan

Bim!ingan, dengan tahap-tahap admisi@orientasi, pem!inaan dan

asimilasi#Tahap-tahap terse!ut tidak dikenal dalam $istem .epen&araan#

Tahap admisi@orientasi dimaksudkan, agar narapidana mengenal %ara

hidup, peraturan dan tu&uan dari pem!inaan atas dirin"a# Pada tahap

 pem!inaan, Narapidana di!ina, di!im!ing agar supa"a tidak melakukan

lagi tindak pidana di kemudian hari apa!ila keluar dari Dem!aga

Pemas"arakatan#

Berdasarkan kepada $urat Hdaran .epala irektorat Pemas"arakatan

 No#.P#10#13@3@1 tertanggal / 6e!ruari 19/5 telah ditetapkan pemas"arakatan

se!agai proses, maka dapat dikemukakan !ah+a pem!inaan Narapidana

2 +id&a Pri"atno, %idana %enjara di Indonesia& e)ika ditama, Bandung, 200, hal# 105-10#3 $a!her+al, The rise and stall of prison priati6ation 7 an integration of %olic" 'nal"sis

 %erspecties, $mall Business 'nstitute esear%h e?ie+,<ol# 35, No# , 2005, hal#19;#

Earsono, Sistem 8aru %embinaan Narapidana &am!atan, akarta, 1995, hal# 10#

3/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 39/75

de+asa dilaksanakan melalui (empat* tahap "ang merupakan suatu

kesatuan proses "ang !ersi)at terpadu, antara lain:

1# Tahap Pertama

Terhadap setiap Narapidana "ang masuk di Dem!aga

Pemas"arakatan dilakukan penelitian untuk mengetahui segala hal ikh+al

 perihal dirin"a, termasuk se!a!-se!a! Narapidana melakukan pelanggaran

dan segala keterangan mengenai dirin"a "ang dapat diperoleh dari

keluarga, !ekas ma&ikan atau atasann"a, teman seker&a, si kor!an dari

 per!uatann"a, serta dari petugas instansi lain "ang telah menangani

 perkaran"a# Pem!inaan pada tahap ini dise!ut pem!inaan tahap a+al, di

mana kegiatan masa pengamatan, penelitian dan pengenalan lingkungan

untuk menentukan peren%anaan pelaksanaan program pem!inaan

kepri!adian dan kemandirian "ang +aktun"a dimulai pada saat "ang

 !ersangkutan !erstatus se!agai Narapidana sampai dengan 1@3 (sepertiga*

dari masa pidanan"a# Pem!inaan pada tahap ini masih dilakukan dalam

Dem!aga Pemas"arakatan dan penga+asann"a maksimun (maksimum

 securit"*#

2# Tahap .edua

ika proses pem!inaan terhadap Narapidana "ang !ersangkutan

telah !erlangsung selama 1@3 dari masa pidana "ang se!enarn"a dan

menurut Tim Pengamat Pemas"arakatan (selan&utn"a dise!ut TPP* sudah

di%apai %ukup kema&uan, antara lain menun&ukkan keins"a)an, per!aikan,

disiplin dan patuh pada peraturan tata-terti! "ang !erlaku di Dem!aga

39

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 40/75

Pemas"arakatan, maka kepada Narapidana "ang !ersangkutan di!erikan

ke!e!asan le!ih !an"ak dan ditempatkan pada Dem!aga Pemas"arakatan

dengan melalui penga+asan medium-securit"#

3# Tahap .etiga

ika proses pem!inaan terhadap Narapidana telah di&alani K dari

 pidana "ang se!enarn"a dan menurut TPP telah di%apai %ukup kema&uan-

kema&uan, !aik se%ara )isik maupun mental dan &uga dari segi

ketrampilann"a, maka +adah proses pem!inaann"a diperluas dengan

 program similasi "ang pelaksanaann"a terdiri dari 2 (dua* !agian, antara

lain:

a# Faktun"a dimulai se&ak !erakhirn"a tahap a+al sampai dengan K dari

masa pidanan"a# Pada tahap ini pem!inaan masih dilaksanakan di

dalam Dem!aga Pemas"arakatan dan penga+asann"a sudah memasuki

tahap medium-securit"#

 !# Pada tahapan ini +aktun"a dimulai se&ak !erakhirn"a masa lan&utan

 pertama sampai dengan 2@3 (dua pertiga* masa pidanan"a# alam

tahap lan&utan ini Narapidana sudah memasuki tahap similasi dan

selan&utn"a dapat di!erikan Pem!e!asan Bers"arat atau 7uti

en&elang Be!as dengan penga+asan minimum-securit"#

# Tahap .eempat

ika proses pem!inaan telah men&alani 2@3 (dua pertiga* dari masa

 pidana "ang se!enarn"a atau sekurang-kurangn"a 9 (sem!ilan* !ulan#

Pem!inaan ini dise!ut pem!inaan tahap akhir "aitu kegiatan !erupa

0

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 41/75

 peren%anaan dan pelaksanaan program integrasi "ang dimulai se&ak 

 !erakhirn"a tahap lan&utan sampai dengan !erakhirn"a masa pidana dari

 Narapidana "ang !ersangkutan# Pem!inaan pada tahap ini terhadap

 Narapidana "ang telah memenuhi s"arat untuk di!erikan 7uti en&elang

Be!as atau Pem!e!asan Bers"arat dan pem!inaann"a dilakukan di luar 

Dem!aga Pemas"arakatan oleh Balai Pemas"arakatan "ang kemudian

dise!ut Pem!im!ing .lien Pemas"arakatan# Pem!im!ingan adalah

 pem!erian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaI+aan terhadap

Tuhan 4ang aha Hsa, intelektual, sikap dan prilaku pro)esional,

kesehatan &asmani dan rohani .lien Pemas"arakatan#

Berdasarkan ke-empat tahap terse!ut dalam proses pemasa"arakatan,

 penulis dapat !erpendapat pem!inaan terhadap Narapidana di Dem!aga

Pemas"arakatan memang sudah semestin"a melalui !e!erapa tahap seperti

"ang telah diuraikan# Berdasarkan penilaian pada tahap-tahap terse!ut,

akan diketahui perkem!angan kelakuan atau tingkah laku narapidana guna

menentukan tahapan apa "ang perlu dilakukan terhadap narapidana#

Pola pem!inaan dalam !entuk pokok terhadap +arga !inaan pun

se%ara empirik ter!agi men&adi 2 (dua* !erdasarkan in)ormasi "ang didapat

di Dem!aga Pemas"arakatan .elas 2, menurut !apak $"ukron .epala

Bankitmas !ah+a pola dan !entuk terse!ut terdiri dari kemandirian "ang

masuk kedalam kategori $kill treatment, dimana +arga !inaan di!erikan

 pelatihan mengenai %ara menum!uhkan kreati)itas "ang !erpotensi

ekonomis sehingga !akat dan keterampilan mereka memiliki alue "ang

1

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 42/75

dapat dihargai dan !ernilai eknomis nantin"a# .emudian dalam !entuk 

religiusitas atau keagamaan, +arga !inaan ini harus +a&i! memahami

tentang nilai dan norma agama "ang didalamn"a memiliki a&aran tentang

moral "ang komprehensi) !aik itu tentang susilaan maupun kesopanan

dan nilai "ang le!ih dalam terkandung !aik di alkita! maupun ke"akinan

tiap-tiap masing-masing +arga !inaan#

B.!.&. +ak#+ak Nara'i$ana

i dalam Dem!aga Pemas"arakatan setiap narapidana mempun"ai hak 

untuk mengem!angkan diri melalui pemenuhan ke!utuhan dasarn"a dan

 !erhak mendapatkan pendidikan# elalui sistem kemas"arakatan hak-hak 

terse!ut dapat diperoleh para narapidana "ang !erada di Dem!aga

Pemas"arakatan dengan pem!erian hak-hak dasar se!agai !erikut:

1# Pendidikan umum, misaln"a ke&ar paket , u&ian persamaan

$ekolah asar, $ekolah enengah Pertama atau $ekolah enengah

Umum "ang kesemuan"a merupakan ker&asama dengan epartemen

Pendidikan Nasional .antor Fila"ah 4og"akarta#

2# Pendidikan &asmani, misaln"a senam setiap pagi, ?olle", tenis

me&a dan lain-lain#

3# Pendidikan rohani, !eker&a sama dengan epartemen gama

mengadakan penga&ian, ke!aktian, pesantren kilat atau %eramah

agama#

Perlindungan dan kepastian hukum "ang adil serta perlakuan sama

 &uga telah !erusaha dilaksanakan oleh para petugas Dem!aga Pemas"arakatan

dengan tidak mem!eda-!edakan antara narapidana "ang satu dengan

narapidana "ang lain, !ahkan setiap narapidana mempun"ai hak untuk !eker&a

serta mendapatkan im!alan dalam lingkungan Dem!aga Pemas"arakatan#

Ean"a sa&a mengenai tempat kegiatan untuk !eker&a, terhadap narapidana

2

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 43/75

"ang masih !aru atau narapidana kam!uhan (sering keluar masuk pen&ara*,

lingkungan ker&an"a di!atasi serta ter!atas pada peker&aan "ang tidak ada

im!alann"a#Narapidana "ang !eker&a di lingkungan Dem!aga

Pemas"arakatan, !iasan"a mem!uat kera&inan tangan untuk kemudian di&ual

melalui .operasi "ang !erada di Dem!aga Pemas"arakatan#Easil dari

 pen&ualan terse!ut dapat dinikmati oleh narapidana se!agai hasil dari &erih

 pa"ahn"a#

engenai hak !eri!adah dari para narapidana menurut agaman"a

masing-masing, dari pelaksanaann"a di Dem!aga Pemas"arkatan, hal terse!ut

telah !er&alan sesuai dengan Undang-undang asar 195 serta Undang-

undang Eak sasi anusia Nomor 39 Tahun 1999# Pelaksanaan dari hak 

terse!ut adalah dengan telah tersedian"a sarana untuk !eri!adah !agi para

narapidana, "aitu adan"a ushola "ang !erada di lingkungan Dem!aga

 Narapidana serta aula "ang dapat digunakan untuk kegiatan ke!aktian atau

misa atau kegiatan keagamaan lain !agi narapidana#

Eak-hak dari para narapidana untuk !e!as dari pen"iksaan atau

 perlakuan "ang merendahkan dera&at marta!at manusia di dalam lingkungan

Dem!aga Pemas"arakatan dilaksanakan dengan sistem penga+asan terpadu#

rtin"a agar tidak mendapatkan perlakuan "ang tidak adil dari sesama

narapidana, maka dilakukan pemisahan terhadap para narapidan !erdasarkan

 &enis usia dan &enis kelamin#

3

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 44/75

.eputusan enteri .ehakiman epu!lik 'ndonesia Nomor:

#02#P.#0#10 Tahun1990 tentang pola pem!inaan pemas"arakatan "ang

men"e!utkansepuluh prinsip pemas"arakatan, "aitu:5

1# "omi dan !erikan !ekal hidup agar mereka dapat

men&alankanperanann"a se!agai +arga mas"arakat "ang !aik 

dan !erguna

2# Pen&atuhan pidana tidak lagi didasari oleh latar 

 !elakangpem!alasan'ni!erarti!ah+atidak!olehadapen"iksaan

terhadapNarapidana dan nak idik pada umumn"a, !aik 

 !erupatindakan, perlakuan, %ara pera+atan ataupun

 penempatan#$atu-satun"a derita "ang dialami oleh Narapidana dan nak idik han"a di!atasi kemerdekaann"a

untukleluasa !ergerak didalam mas"arakat !e!as

3# Berikan!im!ingan(!ukan"a

 pen"iksaan*supa"amereka!erto!at

# Negara tidak !erhak mem!uat mereka men&adi le!ih !uruk 

ataule!ih &ahat dari pada se!elumdi&atuhi pidana

5# $alahsatudiantaran"aagartidak men%ampur-

 !aurkanNarapidana dan nak idik "ang melakukan tindak 

 pidana !eratdengan "ang ringan dan se!again"a

# $elama kehilangan (di!atasi* kemerdekaan !ergerakn"a

 paraNarapidanadannakidiktidak!olehdiasingkandarimas"a

rakat# Perlu ada kontak dengan mas"arakat "ang

ter&elmadalam !entuk kun&ungan hi!uran ke Dapas dan

utan@7a!rutanoleh anggota-anggota mas"arakat !e!as dan

kesempatan

"angle!ih!an"akuntuk!erkumpul!ersamasaha!atdankeluarga

n"a

;# Peker&aan "ang di!erikan kepada Narapidana dan nak 

idiktidak !oleh !ersi)at sekedar pengisi

+aktuugatidak!olehdi!erikanpeker&aanuntukemenuhikeper 

luan &a+atan atau kepentingan Negara ke%uali pada+aktutertentu sa&a# Peker&aan "ang terdapat di mas"arakat,

dan "angmenun&ang pem!angunan, seperti meningkatkan

industri

ke%ildanproduksipangan#Pem!inaandan!im!ingan"angdi!erik 

ankepadaNarapidanadannakidikadalah!erdasarkan

Pan%asilaEal ini !erarti kepada mereka harus ditanamkan

semangatkekeluargaan

dantoleransidisampingmeningkatkanpem!erian pendidikan

5 epartemen .ehakiman epu!li 'ndonesia, %ola %embinaan Narapidana2Tahanan, akarta,

1990, Eal#13

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 45/75

rohani kepada mereka disertai dorongan untuk menunaikan

i!adah sesuai dengan keper%a"aan agama"ang dianutn"a

/# Narapidana dan nak idik !agaikan orang sakit perludio!atiagar mereka sadar !ah+a pelanggaran hukum "ang

 pernahdilakukann"aadalahmerusakdirin"a,kemudiandi!ina@di

 !im!ingke&alan"ang!enar#$elainituharusdiperlakukan se!agai

manusia !iasa "ang memiliki pula hargadiri agar tum!uh

kem!ali kepri!adiann"a "ang per%a"a akankekuatan sendiri

9# Narapidana dan nak idik han"a di&atuhi pidana

 !erupamem!atasi kemerdekaan"a dalam &angka +aktu

tertentu

10# Untuk pem!inaan dan !im!ingan para Narapidana dan

nakidik, maka disediakan sarana dan prasarana "ang

diperlukan#

Titik !erat undang-undang Nomor 12 tahun 1995 adalah

mengenaiperlakuanPetugasPemas"arakatanterhadapFargaBinaanPemas"arakatan

"ang sangat rentan terhadap perlindungan hak-hak Farga Binaan

Pemas"arakatan# Ter&adin"a gangguan keamanan di!e!erapa Dem!aga

Pemas"arakatan mengindikasikan !ah+a )aktorpen"e!a!n"a adalah

ketidakpuasan Farga Binaan Pemas"arakatanterhadap perlakuan Farga Binaan

Pemas"arakatan se%ara su!stansialter%antum pada Pasal 1 a"at (1* undang-

undang Nomor 12 tahun

1995 tentang Pemas"arakatan "ang !er!un"i:

 Narapidana !erhak:

a# elakukan i!adah sesuai dengan agama atau keper%a"aann"a#

 !# endapat pera+atan, !aik pera+atan rohani maupun &asmani

%# endapatkan pendidikan dan penga&aran

d# endapatkan pela"anan kesehatan dan makanan "ang la"ak 

e# en"ampaikan keluhan

5

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 46/75

)# endapatkan !ahan !a%aan dan mengikuti siaran media massalainn"a "ang

tidak dilarang

g# endapatkan upah atau premi atas peker&aan "ang dilakukan

h# enerima kun&ungan keluarga, penasehat hukum, atau orangtertentu lainn"a

i# endapatkan pengurangan masa pidana (remisi*

 &# endapatkankesempatan!erasimilasitermasuk7utiengun&ungi .eluarga

k# endapatkan Pem!e!asan Bers"arat

l# endapatkan 7uti en&elang Be!as

m# endapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan

$elan&utn"a !agi Negara 'ndonesia "ang !erdasarkan Pan%asila,pemikiran-

 pemikiran !arumengenai )ungsi pemidanaan tidak lagisekedar pen&eraan

melainkan &uga suatu usahareha!ilitasi danreintegrasi sosial Farga Binaan

Pemas"arakatan "ang dikenal dengan$istemPemas"arakatanalam $istem

kepen&araan, unsur "ang le!ih ditekankan

adalahunsurpem!alasan(Balasendam*dengan!angunanrumahpen&aran"a "ang

terkesan men"eramkan dengan

tu&uanmem!eriketakutanpadamas"arakat#.esansepertiinipada$istemPemas"arakat

an mulai ditinggalkan karena tidak se&alan dengankonsep reha!ilitasi sosial dan

reintegrasi sosial dimana pada konsep initingkat ke!erhasilan pem!inaan

ditentukan oleh tiga unsur "aitu: unsurpetugas, unsur terpidana, dan unsur 

mas"arakat, dimana ketigan"aharus !ersinergi untuk men%apai tu&uan

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 47/75

 pemas"arakatan denganmengoptimalkansaranadanprasaranapem!inaan"ang

ada#Partisipasi terpadu antara ketiga unsur terse!ut mutlak diperlukandalam

ke!erhasilan pen%apaian tu&uan, karena tu&uan tidak akanter%apai apa!ila salah

satu dari ketiga unsur terse!ut tidak akti)#

Pemahamanterhadapmakna reintegrasisosialharusmulaidisosialisasikan

kepada mas"arakat luas dalam upa"a mo!ilisasi danmem!erikan kesempatan

kepada mas"arakat untuk terli!at

se%aralangsungdalamusahareintegrasisosialmenu&uter!entukn"apemulihan

kesatuan hu!ungan hidup, kehidupan dan penghidupanFarga Binaan

Pemas"arakatan "ang dilaksanakan di setiap UnitPelaksana Teknis

Pemas"arakatan dengan u&ung tom!akn"a adalahDem!aga Pemas"arakatan

se!agai pelaksana asas Penga"oman#

B.!.,. Pem(inaan Nara'i$ana Pe)aku Tin$ak Pi$ana Narkotika

$e!agai pelaksanaaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemas"arakatan, maka pemerintah mem!uat dan menetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pem!inaan dan Pem!im!ingan

Farga Binaan Pemas"arakatan# Tu&uan dari Peraturan Pemerintah terse!ut

adalah untuk meningkatkan kualitas ketaI+aan kepada Tuhan 4ang aha

Hsa, intelektual, sikap dan perilaku, pro)esional, kesehatan &asmani dan rohani

narapidana dan anak didik pemas"arakatan# Program pem!inaan

diperuntukkan !agi narapidana, anak didik sedangkan program

 pem!im!ingan diperuntukkan !agi klien#

;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 48/75

Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pem!inaan dan Pem!im!ingan Farga Binaan Pemas"arakatan men"atakan

 !ah+a program pem!inaan dan pem!im!ingan meliputi kegiatan pem!inaan

dan pem!im!ingan kepri!adian serta kemandirian "ang meliputi hal-hal "ang

 !erkaitan dengan:

1# .etaI+aan kepada Tuhan 4ang aha Hsa

2# .esadaran !er!angsa dan !ernegara

3# 'ntelektual

# $ikap dan perilaku

5# .esehatan &asmani dan rohani

# .esadaran hukum

;# eintregasi sehat dengan mas"arakat

/# .etrampilan ker&a

9# Datihan ker&a dan produksi#

Pem!inaan terhadap Farga Binaan ter!agi dalam tiga tahap "aitu:

1# Tahap a+al meliputi:

a# asa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan selama 1

(satu* !ulan>

 !# Peren%anaan program pem!inaan kepri!adian dan kemandirian>

%# Pelaksanaan program pem!inaan kepri!adian dan kemandirian>

d# Penilaian pelaksanaan program pem!inaan tahap a+al#

2# Tahap lan&utan meliputi:

a# Peren%anaan program pem!inaan lan&utan>

/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 49/75

 !# Pelaksanaan program pem!inaan lan&utan>

%# Penilaian pelaksanaan program pem!inaan lan&utan>

d# Peren%anaan dan pelaksanaan program asimilasi#

3# Tahap akhir

Pada tahap akhir tidak dilaksanakan oleh Dem!aga Pemas"arakatan tetapi

di luar Dem!aga Pemas"arakatan "aitu oleh Balai Pemas"arakatan#

enurut di $ud&atno ruang lingkup pem!inaan !erdasarkan

.eputusan enteri .ehakiman epu!lik 'ndonesia Nomor: #02-P.#0#10

Tahun 1990 tentang Pola Pem!inaan Narapidana dapat di!agi ke dalam 2

(dua* !idang "akni:

1# Pem!inaan .epri!adian "ang meliputi, antara lain:

a# Pem!inaan kesadaran !eragama#

 !# Pem!inaan !er!angsa dan !ernegara#

%# Pem!inaan kemampuan intelektual (ke%erdasan*#

d# Pem!inaan kesadaran hukum#

e# Pem!inaan mengintegrasikan diri dengan mas"arakat#

2# Pem!inaan kemandirian di!erikan melalui program-program,

"aitu:

a# .eterampilan untuk mendukung usaha mandiri, misaln"a kera&inan

tangan, industri rumah tangga, reparasi mesin dan alat-alat

elektronika dan se!again"a#

 !# .etrampilan untuk mendukung usaha industri ke%il, misaln"a

 pengelolaan !ahan mentah dari sektor pertanian dan !ahan alam

men&adi !ahan setengah &adi dan men&adi !ahan &adi#

%# .eterampilan "ang dikem!angkan sesuai dengan !akat paranarapidana masing-masing#

d# .eterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau kegiatan

 pertanian (perke!unan* dengan menggunakan teknologi mad"a

atau teknologi tinggi, misaln"a industri kulit, pa!rik tekstil dan

se!again"a#

$elain Pola Pem!inaan Narapidana !erdasarkan .eputusan enteri

.ehakiman epu!lik 'ndonesia Nomor: #02-P.#0#10 Tahun 1990 tentang

di $ud&atno, Sistem %emas"arakatan Indonesia Membangun Indonesia Mandiri, irektorat

enderal Pemas"arakatan epartemen Eukum dan E, akarta, 200, hal# 1/-21

9

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 50/75

Pola Pem!inaan Narapidana@Tahanan, maka menurut di $u&atno ada unsur-

unsur pokok dalam menun&ang tu&uan pem!inaan dalam sistem

 pemas"arakatan, antara lain:

1# Narapidana itu sendiri#

2# Para petugas@pega+ai Dem!aga Pemas"arakatan#

3# as"arakat, dalam hal ini "ang meliputi instansi-instansi pemerintah

dan s+asta, organisasi sosial kemas"arakatan, keluarga dari

 Narapidana itu sendiri#;

$ementara untuk para tahanan !erdasarkan .eputusan enteri

.ehakiman epu!lik 'ndonesia Nomor: #02-P.#0#10 Tahun 1990 tentang

Pola Pem!inaan Tahanan dalam Ba! <'' tentang Pelaksanaan Pem!inaan

Tahanan "ang men"atakan !ah+a !entuk pem!inaan, antara lain:

1# Pela"anan Tahanan#

a# Bantuan hukum#

 !# Pen"uluhan rohani#

%# Pen"uluhan &asmani#

d# Bim!ingan !akat#

e# Bim!ingan keterampilan#

)# Perpustakaan#

g# Eal-hal "ang harus diperhatikan dalam melaksanakan !im!ingan

kegiatan#

2# Pem!inaan Narapidana dan anak didik#

a# Tahap-tahap pem!inaan#

 !# Fu&ud pem!inaan#

; Ibid # hal# 15#

50

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 51/75

%# Pem!inaan Narapidana "ang mendapat perhatian khusus#

3# Bim!ingan klien#

a# Tahap-tahap !im!ingan#

 !# Pendekatan !im!ingan#

%# Fu&ud !im!ingan#

$etelah mengetahui se%ara singkat tentang pem!inaan dalam sistem

Pemas"arakatan di Dem!aga Pemas"arakatan, maka dapat dikatakan pada

 prinsipn"a, narapidana terse!ut &uga merupakan manusia !iasa "ang &uga

mempun"ai kekhila)an dan kekurangan pada +aktu !er!uat suatu tindak 

 pidana atau ke&ahatan, akan tetapi &uga mempun"ai potensi "ang positi) untuk 

dapat dikem!angkan men&adi hal-hal "ang !erguna !agi dirin"a, keluarga,

mas"arakat dan !ahkan negara#

B.!.-. +ak#+ak Nara'i$ana Pe)aku Tin$ak Pi$ana Narkotika

Undang-Undang Nomor# 12 Tahun 1995 Pasal 1 se%ara tegas

men"atakan narapidana !erhak:

1# elakukan i!adah

sesuai dengan agama atau keper%a"aann"a

2# endapat

 pera+atan !aik rohani maupun &asmani

3# endapatkan

 pendidikan dan penga&aran

51

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 52/75

# endapatkan

 pela"anan kesehatan dan makan "ang la"ak

5# en"ampaikan

keluhan

# endapatkan

 !ahan !a%aan dan mengikuti siaran media massa lainn"a "ang tidak 

dilarang

;# endapatkan upah

atau premi atas peker&aan "ang dilakukan

/# enerima

kun&ungan keluarga, penasehat hukum, atau orang tertentu lainn"a

9# endapatkan

 pengurangan masa pidana

10# endapatkan

kesempatan !erasimilasi ternasuk %uti mengun&ungi keluarga

11# endapatkan

Pem!e!asan !ers"arat

12# endapatkan %uti

men&elang !e!as

13# endapatkan hak-

hak Narapidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan "ang

 !erlaku#

52

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 53/75

B.!..+ak Remi/i Nara'i$ana Pe)aku Tin$ak Pi$ana Narkotika $an

Aturan +ukumn%a

Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang

Pemas"arakatanmem!erikan landasan hukum !agi pen"elenggaraan politik 

kriminal modern#Terdapat pergeseran paradigma dari pem!alasan kearah

 pem!inaan# Pergeseranparadigma pemidanaan ini mudah di pahami karena

dinamika perkem!anganmas"arakat ke arah "ang le!ih !aik dan le!ih !erada!

sehingga oleh karenan"ahukum pidana se!agai norma "ang &uga !erlaku

dalam mas"arakat &ugamengalami perkem!angan sesuai dengan

 perkem!angan mas"arakat terse!ut#engan pandangan !ah+a narapidana

 !ukan sa&a o!"ek melainkan &uga su!"ek"ang tidak !er!eda dari manusia

lainn"a "ang se+aktu-+aktu dapat melakukankesalahan atau kekhila)an "ang

dapat dikenakan pidana sehingga tidak harus di!erantas dan "ang harus

di!erantas adalah )aktor-)aktor "ang dapat men"e!a!kannarapidana !er!uat

hal-hal "ang !ertentangan dengan hukum, kesusilaan, agamaatau ke+a&i!an-

ke+a&i!an sosial lain "ang dapat dikenakan pidana#

$e!agaimana disinggung se!elumn"a, Pasal 1 "at (1* Undang-

UndangNomor 12 tahun1995 tentang Pemas"arakatan men"e!utkan tentang

EakNarapidana dimana dise!utkan dengan tegas !ah+a :

Pasal 1

"at (1* : Narapidana !erhak :

a# elakukan i!adah sesuai dengan agama atau keper%a"aann"a >

53

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 54/75

 !# endapat pera+atan, !aik pera+atan rohani maupun &asmani >

%# endapatkan pendidikan dan penga&aran >

d# endapatkan pela"anan kesehatan dan makanan "ang la"ak >

e# en"ampaikan keluhan >

)# endapatkan !ahan !a%aan dan mengikuti siaran media massa lainn"a

"ang tidak dilarang

g# endapatkan upah atau premi atas peker&aan "ang dilakukan >

h# enerima kun&ungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu

lainn"a>

i# endapatkan pengurangan masa pidana (remisi* >

 &# endapatkan kesempatan !erasimilasi termasuk %uti mengun&ungi

keluarga >

k# endapatkan pem!e!asan !ers"arat >

l# endapatkan %uti men&elang !e!as > dan

m# endapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan

"ang!erlaku#

"at (2* :

.etentuan mengenai s"arat-s"arat dan tata %ara pelaksanaan hak-hak 

 Narapidanase!agaimana dimaksud dalam a"at (1* diatur le!ih lan&ut dengan

PeraturanPemerintah#$e!agai tindak lan&ut dari pelaksanaan atas hak-hak 

narapidana terse!utmaka di!entuklah Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun

1999 DN tahun 1999Nomor 9 TDN Nomor 3/ tentang $"arat dan Tata

7ara Pelaksanaan EakFarga Binaan Pemas"arakatan "ang kemudian diru!ah

5

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 55/75

dengan PeraturanPemerintah Nomor 2/ tahun 200 DN tahun 200 Nomor 1

TDN Nomor32#$e!elumn"a, pengaturan tentang emisi se!agai hak !agi

narapidanaterdapat dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun

1999, "aitu :

Pasal 3

"at (1* :

$etiap Narapidana dan nak pidana "ang selama men&alani masa

 pidana!erkelakuan !aik !erhak mendapatkan remisi#

"at (2* :

emisi se!agaimana dimaksud dalam "at (1* dapat ditam!ah, apa!ila

selamamen&alani pidana, "ang !ersangkutan:

a# Ber!uat &asa kepada negara>

 !# elakukan per!uatan "ang !erman)aat !agi negara atau kemanusiaan>

atau

%# elakukan per!uatan "ang mem!antu kegiatan Dem!aga Pemas"arakatan#

Pasal 35

.etentuan mengenai remisi diatur le!ih lan&ut dengan .eputusan

Presiden#

Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1999 tentang Tata $"arat dan

Tata7ara Pelaksanaan Eak Farga Binaan Pemas"arakatan kemudian diru!ah

denganPeraturan Pemerintah Nomor 2/ tahun 200 DN tahun 200 Nomor 1

TDNNomor 32 dengan alasan perlun"a penin&auan ulang terhadap

 pem!erian remisi,asimilasi, %uti men&elang !e!as dan pem!e!asan !ers"arat

55

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 56/75

guna pen"esuaiandengan perkem!angan hukum dan rasa keadilan dalam

mas"arakat terutamaterkait dengan Narapidana "ang telah melakukan tindak 

 pidana "angmengaki!atkan kerugian "ang !esar !agi negara atau mas"arakat

atau kor!an"ang !an"ak atau menim!ulkan kepanikan, ke%emasan atau

ketakutan "ang luar!iasa kepada mas"arakat# Terdapat !e!erapa peru!ahan

"ang diatur didalamPeraturan Pemerintah Nomor 2/ tahun 200 terse!ut#

Berdasarkan .eputusan Presiden epu!lik 'ndonesia'ndonesia Nomor 

1; Tahun 1999 Tentang emisi se!agai !erikut !ah+a dalam :

Pa/a)

(1* $etiap Narapidana dan nak Pidana "ang men&alani pidana pen&ara

sementara dan pidana kurungan dapat di!erikan remisi apa!ila "ang

 !ersangkutan !erkelakuan !aik selama men&alani pidana#

(2* emisi di!erikan oleh enteri Eukum dan Perundang-undangan epu!lik 

'ndonesia#

(3* emisi se!agaimana dimaksud dalam a"at (1* ditetapkan dengan .eputusan

enteri Eukum dan Perundang-undangan#

Pa/a) !

emisi se!agaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas:

a# remisi umum, "ang di!erikan pada hari peringatan Proklamasi

.emerdekaan epu!lik 'ndonesia tanggal 1; gustus> dan

 !# remisi khusus, "ang di!erikan pada hari !esar keagamaan "ang dianut oleh

 Narapidana dan nak Pidana "ang !ersangkutan, dengan ketentuan &ika

suatu agama mempun"ai le!ih dari satu hari !esar keagamaan dalam

setahun, maka "ang dipilih adalah hari !esar "ang paling dimuliakan oleh

 penganut agama "ang !ersangkutan#

Pa/a) &

5

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 57/75

(1* emisi se!agaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat ditam!ah dengan remisi

tam!ahan apa!ila Narapidana atau nak Pidana "ang !ersangkutan selama

men&alani pidana:a# !er!uat &asa kepada negara>

 !# melakukan per!uatan "ang !erman)aat !agi negara atau kemanusiaan>

atau

%# melakukan per!uatan "ang mem!antu kegiatan pem!inaan di

Dem!aga Pemas"arakatan#

(2* .etentuan le!ih lan&ut mengenai !er!uat &asa dan melakukan per!uatan

"ang !erman)aat !agi negara atau !agi kegiatan pem!inaan di Dem!aga

Pemas"arakatan se!agaimana dimaksud dalam a"at (1* ditetapkan dengan

.eputusan enteri Eukum dan Perundang-undangan#

Pa/a) ,

(1* Besarn"a remisi umum adalah:

a# 1 (satu* !ulan !agi Narapidana dan nak Pidana "ang telah men&alani

 pidana selama (enam* sampai 12 (dua !elas* !ulan> dan

 !# 2 (dua* !ulan !agi Narapidana dan nak Pidana "ang telah men&alani

 pidana selama 12 (dua!elas* !ulan atau le!ih#

(2* Pem!erian remisi umum dilaksanakan se!agai !erikut:

a# pada tahun pertama di!erikan remisi se!agaimana dimaksud dalam

a"at (1*>

 !# pada tahun kedua di!erikan remisi 3 (tiga* !ulan>%# pada tahun ketiga di!erikan remisi (empat* !ulan>

d# pada tahun keempat dan kelima masing-masing di!erikan remisi 5

(lima* !ulan> dan

e# pada tahun keenam dan seterusn"a di!erikan remisi (enam !ulan*

setiap tahun#

Pa/a) -

5;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 58/75

(1* Besarn"a remisi khusus adalah:

a# 15 (lima !elas* hari !agi Narapidana dan nak Pidana "ang telah

men&alani pidana selama # (enam* sampai 12 (dua !elas* !ulan> dan

 !# 1 (satu* !ulan !agi Narapidana dan nak Pidana "ang telah men&alani

 pidana selama 12 (dua !elas* !ulan atau le!ih#

(2* Pem!erian remisi khusus dilaksanakan se!agai !erikut:

a# pada tahun pertama di!erikan remisi se!agaimana dimaksudkan dalam

a"at (1*>

 !# pada tahun kedua dan ketiga masing-masing di!erikan remisi 1 (satu*

 !ulan>

%# pada tahun keempat dan kelima masing-masing di!erikan remisi 1

(satu* !ulan 15 (lima !elas* hari> dand# pada tahun keenam dan seterusn"a di!erikan remisi 2 (dua* !ulan

setiap tahun#

Pa/a)

Besarn"a remisi tam!ahan adalah:

a# 1@2 (satu perdua* dari remisi umum "ang diperoleh pada tahun "ang

 !ersangkutan !agi Narapidana dan nak Pidana "ang !er!uat &asa kepada

negara atau melakukan per!uatan "ang !erman)aat !agi negara atau

kemanusiaan> dan

 !# 1@3 (satu pertiga* dari remisi umum "ang diperoleh pada tahun "ang

 !ersangkutan !agi Narapidana dan nak Pidana "ang telah melakukan per!uatan "ang mem!antu kegiatan pem!inaan di Dem!aga Pemas"arakatan

se!agai pemuka#

Pa/a) 0

(1* Penghitungan laman"a masa men&alani pidana se!agai dasar untuk 

menetapkan !esarn"a remisi umum dihitung se&ak tanggal penahanan

sampai dengan hari peringatan Proklamasi .emerdekaan epu!lik 

'ndonesia tanggal 1; gustus#

(2* Penghitungan laman"a masa men&alani pidana se!agai dasar untuk 

menetapkan !esarn"a remisi khusus dihitung se&ak tanggal penahanan

sampai dengan hari !esar keagamaan "ang dianut oleh Narapidana dannak Pidana "ang !ersangkutan#

(3* alam hal masa penahanan se!agaimana dimaksud dalam a"at (1* dan a"at

(2* terputus, perhitungan penetapan laman"a masa men&alani pidana

dihitung dari se&ak penahanan "ang terakhir#

(* Untuk penghitungan se!agaimana dimaksud dalam pasal ini, 1 (satu* !ulan

dihitung sama dengan 30 (tiga puluh* hari#

(5* Penghitungan !esarn"a remisi khusus se!agaimana dimaksud dalam a"at (2*

didasarkan pada agama Narapidana dan nak Pidana "ang pertama kali

ter%atat dalam !uku register Dem!aga Pemas"arakatan#

5/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 59/75

Pa/a) 1

(1* alam hal Narapidana dan nak Pidana pada suatu tahun tidak memperoleh

remisi, !esarn"a remisi pada tahun !erikutn"a didasarkan pada remisiterakhir "ang diperolehn"a#

(2* Penghitungan remisi !agi Narapidana dan nak Pidana "ang men&alani

 pidana le!ih dari satu putusan Pengadilan se%ara !erturut-turut dilakukan

dengan %ara mengga!ungkan semua putusan pidanan"a#

(3* Pidana kurungan se!agai pengganti pidana denda tidak diperhitungkan

didalam pengga!ungan putusan pidana se!agaimana dimaksud dalam a"at

(2*#

Pa/a) 2

(1* Narapidana "ang dikenakan pidana pen&ara seumur hidup dan telah

men&alani pidana paling sedikit 5 (lima* tahun !erturut-turut serta

 !erkelakuan !aik, dapat diu!ah pidanan"a men&adi pidana pen&ara

sementara, dengan lama sisa pidana "ang masih harus di&alani paling lama

15 (lima !elas* tahun#

(2* Peru!ahan pidana pen&ara seumur hidup men&adi pidana pen&ara sementara

se!agaimana dimaksud dalam a"at (1* ditetapkan dengan .eputusan

Presiden#

(3* Permohonan peru!ahan pidana pen&ara seumur hidup men&adi pidana

 pen&ara sementara dia&ukan oleh Narapidana "ang !ersangkutan kepada

Presiden melalui enteri Eukum dan Perundang-undangan#(* .etentuan mengenai tata %ara penga&uan permohonan peru!ahan pidana

seumur hidup men&adi pidana sementara se!agaimana dimaksud dalam a"at

(3* diatur le!ih lan&ut dengan .eputusan enteri Eukum dan Perundang-

undangan#

Pa/a) 3

alam hal pidana pen&ara seumur hidup telah diu!ah men&adi pidana pen&ara

sementara se!agaimana dimaksud dalam Pasal 9, maka untuk pem!erian remisi

 !erlaku ketentuan se!agaimana dimaksud dalam Pasal 1 sampai dengan Pasal #

Pa/a)

emisi se!agaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 &uga di!erikan kepada:

a# Narapidana dan nak Pidana "ang menga&ukan permohonan grasi sam!il

men&alankan pidanan"a> dan

 !# Narapidana dan nak Pidana Farga Negara sing#

Pa/a) !

emisi se!agaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 tidak di!erikan kepada

 Narapidana dan nak Pidana "ang:

59

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 60/75

a# dipidana kurang dari (enam* !ulan>

 !# dikenakan hukuman disiplin dan dida)tar pada !uku pelanggaran tata terti!

Dem!aga Pemas"arakatan dalam kurun +aktu "ang diperhitungkan pada pem!erian remisi>

%# sedang men&alani 7uti en&elang Be!as> atau

d# di&atuhi pidana kurungan se!agai pengganti pidana denda#

Pa/a) &

(1* Usul remisi dia&ukan kepada enteri Eukum dan Perundang-undangan oleh

.epala Dem!aga Pemas"arakatan, .epala umah Tahanan Negara, atau

.epala 7a!ang umah Tahanan Negara melalui .epala .antor epartemen

Eukum dan Perundang-undangan#

(2* .eputusan enteri Eukum dan Perundang-undangan tentang remisi

di!eritahukan kepada Narapidana dan nak Pidana pada hari peringatan

Proklamasi .emerdekaan epu!lik 'ndonesia tanggal 1; gustus !agi

mereka "ang di!erikan remisi pada peringatan Proklamasi .emerdekaan

epu!lik 'ndonesia atau pada hari !esar keagamaan "ang dianut oleh

 Narapidana dan nak Pidana "ang !ersangkutan#

(3* ika terdapat keraguan tentang hari !esar keagamaan "ang dianut oleh

 Narapidana atau nak Pidana, enteri Eukum dan Perundang-undangan

mengkonsultasikann"a dengan enteri gama#

4. Ke(ijakan Moratorium Remi/i

7#1# Pengertian oratorium

alam suatu !idang hukum, moratorium (dari Datin, morari "ang

 !erarti penundaan* adalah otorisasi legal untuk menunda pem!a"aran utang

atau ke+a&i!an tertentu selama !atas +aktu "ang ditentukan#'stilah ini &uga

sering digunakan untuk menga%u ke +aktu penundaan pem!a"aran itu sendiri,

sementara otorisasin"a dise!ut se!agai undang-undang moratorium#Undang-

undang moratorium umumn"a ditetapkan pada saat ter&adin"a tekanan !erat

se%ara politik atau komersial, misaln"a, pada saat Perang erman-Peran%is,

 pemerintah Peran%is mengundangkan undang-undang moratorium#/

/https:@@id#+ikipedia#org@+iki@oratorium diakses pada tanggal 21 agustus 2015 pukul 0#39P

0

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 61/75

Pendukung moratorium utang !erpendapat !ah+a moratorium adalah

keputusan !erdaulat dari se!uah pemerintahan untuk menunda pem!a"aran

utang, &ika pem!a"aran terse!ut dapat mengaki!atkan kerusakan "ang tidak 

dapat diper!aiki terhadap kese&ahteraan rak"atn"a#oratorium utang dapat

 !er!entuk penundaan pem!a"aran seluruh utang, atau !er!entuk penundaan

 pem!a"aran se!agian utang, seperti "ang pernah dilakukan oleh presiden

Peru, lan Car%ia, "ang menerapkan L$olusi $epuluh PersenL, "aitu

menetapkan han"a sepuluh persen dari pendapatan ekspor "ang dapat

digunakan untuk mem!a"ar utang#$etiap !entuk moratorium utang umumn"a

ditolak oleh 'nternational onetar" 6und ('6*# Be!erapa negara "ang

 pernah mendeklarasikan moratorium utang antara lain adalah Brasil, eksiko,

dan rgentina#9

Berdasarkan PP 99 Tahun 2012 !ah+asan"a hak remisi merupakan hak 

"ang melekat pada +arga !inaan pemas"arakatan, hal ini mem!erikan

kesimpulan !ah+a potensi adan"a ke!i&akan moratorium adalah hal "ang ke%il

kemungkinan ada dalam aturan pem!erian moratorium, khususn"a pada +arga

 !inaan mas"arakat para pelaku tindak pidana narkotika, karena ide dan

gagasan negara repu!lik 'ndonesia "ang le!ih mengorientasiokan diri pada

tu&uan pidana "ang le!ih pada retroakti) di!andingkan retri!uti?e# adi upa"a

 pemulihan atau reha!ilitasi adalah upa"a "ang e)ekti) dalam mengu!ah atau

 pun mengontrol mas"arakat agar tidak te&atuh pada &urang narkotika#

4.!. Moratorium Remi/i Nara'i$ana

9 Ibid 

1

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 62/75

Pem!erian remisi merupakan ke+a&i!an hukum "ang harus

dilaksanakan se!agaimana ter%antum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1995 tentang Pemas"arakatan#Pasal 1 a"at (1* undang-undang ini

men"e!utkan se%ara tegas !ah+a narapidana mempun"ai hak mendapatkan

remisi# Pem!erian remisi ini tidak di!edakan atas &enis tindak pidana "ang

dilakukan, akan tetapi didasarkan pada perilaku mereka selama men&alani

 pidana#

eskipun demikian, seiring pemikiran "ang !erkem!ang dalam

mas"arakat, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2/

Tahun 200 "ang merupakan peru!ahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 1999 tentang $"arat dan Tata 7ara Pelaksanaan Eak Farga Binaan

Pemas"arakatan pada pasal 3 a"at (3*# Peraturan pemerintah ini mengatur 

 pem!erian hak narapidana ("ang salah satun"a hak mendapatkan remisi* !agi

narapidana tertentu (salah satun"a narapidana Narkotika*# Berdasarkan

 peraturan pemerintah ini, remisi !agi narapidana akan di!erikan apa!ila "ang

 !ersangkutan !erkelakuan !aik dan telah men&alani 1@3 masa pidana#

Be!erapa kalangan !erpendapat !ah+a remisi mempun"ai kesamaan

dengan grasi#=leh karena itu, remisi dapat tidak di!erikan oleh Presiden

se!agaimana grasi#alam tataran de)inisi, grasi dan remisi mempun"ai

kesamaan, "aitu !ah+a keduan"a merupakan pengurangan masa men&alani

 pidana kepada terpidana "ang di!erikan oleh Pemerintah#

Ean"a sa&a, !erdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002

tentang Crasi, grasi akan di!erikan apa!ila terpidana@keluarga menga&ukan

2

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 63/75

 permohonan kepada Presiden# $edangkan remisi, !erdasarkan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemas"arakatan dan peraturan

 pelaksanann"a, di!erikan tanpa adan"a permohonan "ang dia&ukan oleh

terpidana# emisi di!erikan apa!ila terpidana !erkelakuan !aik selama

men&alani pidana#

Per!edaan "ang paling mendasar antara grasi dan remisi adalah !ah+a

grasi !ukan merupakan hak dari setiap terpidana, sedangkan remisi merupakan

hak setiap narapidana (se!agaimana diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang

 Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemas"arakatan*#Crasi han"a se!uah

instrument "ang dapat dia&ukan oleh terpidana untuk mendapatkan peru!ahan,

 pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan pidana# an Presiden, selaku

.epala Negara, mempun"ai hak untuk menga!ulkan atau menolak 

 permohonan grasi# $edangkan remisi merupakan hak "ang dimiliki oleh setiap

narapidana, dan negara mempun"ai ke+a&i!an untuk memenuhi hak remisi

terse!ut#Negara tidak mempun"ai hak@ke+enangan untuk men%a!ut hak 

remisi terse!ut ke%uali &ika terpidana melakukan pelanggaran selama

men&alani pidana#

$e!agai se!uah hak, remisi tidak dapat di%a!ut oleh negara atas dasar 

apapun (ke%uali &ika ke+a&i!an "ang harus ditunaikan tidak di&alankan*#

.arena, ada 3 hal "ang perlu diperhatikan !erkaitan dengan hak asasi, "aitu:

1# Pertama, hak-hak itu se%ara kodrati inheren, uni?ersal, tidak dapat di%a!ut,

dimiliki setiap indi?idu, dan semata-mata karena mereka adalah manusia>

3

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 64/75

2# .edua, perlindungan ter!aik atas hak-hak asasi terse!ut han"a terdapat pada

 Negara demokrasi>

3# .etiga, !atas-!atas pelaksanaan hak han"a dapat ditetapkan dan di%a!ut oleh

undang-undang#

emisi adalah hak "ang diatur dalam undang-undang#=leh karenan"a,

remisi han"a tidak dapat di%a!ut tanpa hak oleh siapapun, termasuk oleh

Presiden !aik se!agai .epala Pemerintahan maupun .epala Negara#emisi

han"a dapat di%a!ut apa!ila ada undang-undang "ang mengamanatkan adan"a

 pen%a!utan remisi#Namun demikian, pen%a!utan hak remisi melalui se!uah

aturan hukum pun harus didasarkan pada se!uah ka&ian "ang mendalam, !aik 

dari aspek sosiologis maupun )iloso)is#

Berdasarkan paparan mengenai ketentuan remisi dan pem!e!asan

 !ers"arat dalam s"stem pemas"arakatan di 'ndonesia dapat diketahui pada

dasarn"a remisi dan pem!e!asan!ers"arat ini merupakan hak "ang melekat

 pada setiap narapidana dan anak pidana "ang men&adi +arga !inaan lem!aga

 pemas"arakatan# emisi dan pem!e!asan !ers"aratmerupakan salah satu

tanggung&a+a! pemerintah dalam pemenuhan Eak Farga Binaan di Dem!aga

Pemas"arakatan#.etentuan ini !ersesuaian dengan prinsip-prinsip dan standar 

hak asasi manusia "ang telah diadopsi dan diterapkan oleh Negara 'ndonesia#

Eal dalam eklarasi Uni?ersal Eak sasianusia Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB* 19/ dan .o?enan Eak-hak $ipil dan PolitikPasal 10 .o?enan

Eak-hak $ipil dan Politik men"e!utkan : $etiap orang "ang dirampas

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 65/75

ke!e!asann"a +a&i! diperlakukan se%ara manusia+i dan dengan menghormati

marta!at"ang melekat pada diri manusia#;0

Be!erapa instrument hak asasi manusia internasional "ang &uga telah

diadopsi dalam regulasi mengenai pemas"arakatan antara lain esolusi PBB

 Nomor 3 7 Tahun 195;tentang $tandard inimum ules )or The Treatmen

o) Prisoners (Peraturan-Peraturan $tandar inimum !agi Perlakuan terhadap

 Narapidana dan Tahanan* dan esolusi PBB No#0@33 Tanggal 29 No?em!er 

19/5 tentang $tandard inimum ules )or the dministration o) u?enile

usti%e (Peraturan M Peraturan $tandar inimum !agi Pengadilan nak*

ataule!ih dikenal dengan  8eijing rules 9:;<=>9

Berdasarkanir&en Pemas"arakatan nomor P$-E#01#02-2 "ang

dikeluarkan pada 31 =kto!er 2011 "ang se%ara ekplisit !ah+a moratorium

 pem!erian remisi !agi para narapidana "ang men&adi pelaku ke&ahatan

e1traordinar" crime  di!erikan moratorium hak remisi "ang seharusn"a

didapat oleh para narapidana, ter&adi penundaan dengan adan"a surat edaran

terse!ut oleh .emenkumham se!agai lem!aga "ang memiliki otoritas dalam

 pem!erian remisi "ang di!erikan se%ara atri!usi oleh peraturan perundang-

undangan "ang terkait# $alah satun"a dari !e!erapa pern"ataan tegas ters!ut

adalah memerintahakan kepada kepala UPT Pemas"arakatan untuk 

;0http:@@+++#%ds#or#id@konten#phpnamaOBeritaopOdetailQ!eritaidO/9di akses pada tanggal0; septem!er 2015 pukul 02#35 ;1United Nations $tandard inimum ules )or the dministration o) u?enile usti%e(LTheBei&ingulesL,@H$@0@33,29No?em!er19/5plenar"meeting0@33,http:@@+++#un#org@do%uments@ga@res@0@a0r033#htm di akses pada tanggal 0; septem!er 2015 pukul 3#51 #

5

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 66/75

menindaklan&uti adann"a surat terse!ut "aitu tentang oratorium pem!erian

remisi dan pem!e!asan !ers"arat#

Sejalan dengan kebijakan Menteri hukum dan H'M ,I terkait 

 pemberian remisi dan pembebasan bers"arat narapidana tindak pidana

 Korupsi dan Terorisme& bersema ini dengan hormat kami sampaikan agar 

kepala diisi pemas"arakatan untuk memerintahkan kepada kepala 3%T 

 %emas"arakatan supa"a segera menindaklajuti moratorium pemberian remisi

dan pembebasan bers"arat dengan mengambil langkah-langkah sebagai

berikut  :

1# Bagi kepala UPT Pemas"arakatan "ang telah menerima salinan

keputusan pem!e!asan !ers"arat tindak pidana korupsi dan

terorisme, akan tetapi !elum dilaksanakan, diperintahkan untuk 

menangguhkan pelaksanaann"a,

2# emerintahkan kepada kepala UPT Pemas"arakatan untuk 

tidak mengusulkan remisi, asimilasi, pem!e!asan !ers"arat,

%uti men&elang !e!as dan %uti !ers"arat !agi narapidana tindak 

 pidana korupsi dan terorisme,

3# emerintahkan kepada kepala UPT Pemas"arakatan untuk 

tidak melan&utkan usulan remisi, asimilasi, pem!e!asan

 !ers"arat, %uti men&elang !e!as dan %uti !ers"arat !agi

narapidana tindak pidana korupsi dan terorisme,

# Dangkah-langkah se!agaimana dimaksud dalam angka 1, 2,

dan 3 sampai adan"a ketentuan le!ih lan&ut "ang mengatur 

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 67/75

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 68/75

mempun"ai !e!erapa pengertian, seperti "ang diungkapkan oleh !d al Rodir 

+dah !ah+a&ina"at adalah per!uatan "ang dilarang oleh s"araG !aik 

 per!uatan itu mengenai &i+a, harta !enda, atau lainn"a#

4ang dimaksud dengan &ina"at meliputi !e!erapa hukum, "aitu mem!unuh

orang, melukai, memotong anggota tu!uh, dan menghilangkan man)aat !adan,

misaln"a menghilangkan salah satu pan%a indera#alam ina"ah (Pidana

'slam* di!i%arakan Pula Upa"a-upa"a pre)enti), reha!ilitati?e, edukati), serta

upa"a-upa"a represi) dalam menanggulangi ke&ahatan disertai tentang toeri-

teori tentang hukuman#

 pada dasarn"a pengertian dari istilah ina"ah menga%u kepada hasil

 per!uatan seseorang# Biasan"a pengertian terse!ut ter!atas pada per!uatan

"ang dilarang#i kalangan )uIohaG, perkataan ina"at !erarti per!uatan

 per!uatan "ang dilarang oleh s"araG#eskipun demikian, pada umun"a

)uIohaG menggunakan istilah terse!ut han"a untuk per!uatan per!uatan "ang

terlarang menurut s"araG#eskipun demikian, pada umumn"a )uIohaG

menggunakan istilah terse!ut han"a untuk per!uatan per!uatan "ang

mengan%am keselamatan &i+a, seperti pemukulan, pem!unuhan dan

se!again"a#$elain itu, terdapat )uIohaG "ang mem!atasi istilah ina"at kepada

 per!uatan per!uatan "ang dian%am dengan hukuman hudud dan Iishash, tidak 

temasuk per!uatan "ang dian%am dengan taGir# 'stilah lain "ang sepadan

dengan istilah &ina"at adalah &arimah, "aitu larangan larangan s"araG "ang

dian%am llah $FT dengan hukuman had atau taGir#;2

;2)ile:@@@:@EukumS20PidanaS20'slamS20QS20Bela&arS20Eukum#htm diakses pada pukul

20#33 F'B tertanggal 19 $eptem!er 2015

/

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 69/75

$e%ara umum, pengertian ina"at sama dengan hukum Pidana pada

hukum positi), "aitu hukum "ang mengatur per!uatan "ang "ang !erkaitan

dengan &i+a atau anggota !adan, seperti mem!unuh, melukai dan lain

se!again"a

Pem!entukan hukum !erdasarkankemaslahatan semata-mata

dimaksudkan untuk men%ari kemaslahatanmanusia#aksudn"a, di dalam

rangka men%ari "ang menguntungkan, danmenghindari kemadaratan manusia

"ang !ersi)at sangat luas#an maslahah inimerupakan sesuatu "ang

 !erkem!ang !erdasarkan perkem!angan "ang selaludisetiap lingkungan#;3Eal

iini tentu sa&a se&alan dengan misi utamaditurunkann"a agama 'slam sendiri,

"aitu menegakkan kemaslahatan se%arauni?ersal#;

D.Tujuan +ukum Pi$ana I/)am

Tu&uan hukum pada umumn"a adalah menegakkan keadilan !erdasarkan

kemauan pen%ipta manusia sehingga ter+u&ud keterti!an dan ketentraman

mas"arakat#Namun !ila tu&uan Eukum 'slam dilihat dari ketetapan hukum

"ang di!uat oleh llah $FT dan Na!i uhammad, !aik "ang termuat di

dalam l-RurGan maupun l-Eadits, "aitu untuk ke!ahagiaan hidup manusia

didunia dan akhirat kelak, dengan &alan mengam!il segala "ang !erman)aat

dan men%egah serta menolak segala "ang tidak !erguna kepada kehidupan

manusia# engan kata lain tu&uan Eukum 'slam adalah kemaslahatan hidup

manusia !aik &asmani maupun rohani indi?idu dan mas"arakat# .emaslahatan

;3 !dul Faha! .hala), 'lmu Usul al-6iIh, alih !ahaasa: asdar Eelm", (Bandung: Cemaisalah Press, 199*, hlm# 12; $aid Iiel $irad&, 'slam .e!angsaan: 6iIh emokratik .aum $antri, %et: kesatu ( akarta:

Pustaka 7igan&ur, 1999*, hlm# 0#

9

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 70/75

dimaksud, dirumuskan oleh !u 'shak s"-$"athi!i dan disepakati oleh ahli

Eukum 'slam lainn"a seperti "ang telah dikutip oleh E#Eakam EaI, "aitu

memelihara agama, &i+a, akal, keturunan, dan harta#$alah satu hal "ang

mem!edakan Eukum Pidana 'slam dan hukum pidana sekuler adalah adan"a

dimensi-dimensi ukhra+i dalam !er!agai konsepn"a# alam konsep tu&uan

 pemidanaan misaln"a, pen&atuhan hukuman tidak han"a !ertu&uan se!agai

 pem!alasan, per!aikan, pen%egahan, dan restorasi, tetapi &uga meliputi

se!agai pene!usan dosa#Tu&uan pemidaan dalam 'slam &uga memperhatikan

aspek-aspek keadilan dan kemaslahatan !agi kor!an dan pelaku ke&ahatan,

sehingga kepentingan masing-masing pihak tidak dapat dina)ikan !egitu sa&a#

"at "ang men&elaskan mengenai pene!usan dosa ialah :

?4an Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamn"a /'t Taurat+

bah)asan"a ji)a /dibalas+ dengan ji)a& mata dengan mata& hidung dengan

hidung& telinga dengan telinga& gigi dengan gigi& dan luka luka /pun+ ada

#ishaashn"a* 8arangsiapa "ang melepaskan /hak #ishaash+n"a& maka

melepaskan hak itu /menjadi+ penebus dosa bagin"a* 8arangsiapa tidak 

memutuskan perkara menurut apa "ang diturunkan 'llah& maka mereka itu

adalah orang-orang "ang 6alim* = /@*S* 'l-Maidah a"at A<+

'!nu s"ur mengatakan se!agaimana "ang dikutip oleh hsan

Dihasanah, !ah+a +a&i! !agi para ulama untuk mengetahui Billat-Billat 

tas"riC serta tu&uann"a se%ara tersurat /6ahir+  maupun tersirat /bathin+# ika

ditemukan se!agian hukum "ang tersem!un"i, karena mereka sudah

mengetahui tu&uann"a, !aik itu se%ara tersurat maupun tersirat, nis%a"a

mereka mengerti dalam mem!erikan )at+a-)at+a hukum#Pemahaman-

 pemahaman terse!ut meliputi:  pertama& mengetahui perkataan-perkataan dan

)aedah dalil-dalil dalam !entuk lugha)i  dan kaidah-kaidah laf6i"ah  untuk 

;0

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 71/75

menemukan hukum-hukum )iIh> kedua, mem!ahas dalil-dalil "ang

 !ertentangan dari "ang sudah dinashakhkan, atau mengaitkan tu&uan

 pengamalann"a, atau men&elaskan hu!ungan dalil "ang satu dengan dalil "ang

lain> ketiga& Ri"as digunakan &ika a#)al s"araC   (perkatan-perkataan s"araC *

 !elum ditemukan hukumn"a> keempat , mem!erikan suatu hukum "ang tidak 

ada nash dan Ii"as didalamn"a> kelima, menemukan hukum-hukum s"ariGah

"ang !ersi)at taCabbudi &ika sekiran"a tidak ada pem!ahasan tentang illat-illat 

hukum#

engan demikian, ma#ashid al-s"ariCah  ini akan mem!antu para

mu&tahid dalam menentukan kedhabitan  aturan-aturan hukum serta

mashlahah  dan mafsadah, pengetahuan tentang ma#ashid al-s"ariCah, dan

 pengetahuan tentang illat-illat  hukum#

D.! Pem(agian Jarima* *ukum 'i$ana I/)am

i antara pem!agian &arimah "ang paling penting adalah pem!agian

"angditin&au dari segi hukumann"a#arimah ditin&au dari segi hukumann"a

terse!utter!agi kepada tiga !agian, "aitu &arimah hudud, &arimah Iishas dan

diat, &arimahtaGir#;5arimah hudud dalam hukumann"a telah ditentukan

dengan ketentuanhukum "ang terdapat dalam al-RurGan dan as-$unnah#

dapun %iri khas dari&arimah hudud itu !isa diklari)ikasikan se!agai !erikut:

1# Eukumann"a tertentu dan ter!atas, dalam arti !ah+a hukuman

terse!utditentukan oleh s"araG dan tidak ada !atas minimal dan maksimal#

;5 hmad Fardi uslih, Eukum Pidana 'slam (akarta: $inar Cra)ika,2005*, hlm##

;1

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 72/75

2# Eukuman terse!ut merupakan hak llah semata-mata, atau kalau

ada hakmanusia disamping hak llah, maka hak llah "ang le!ih dominan#;

$edang pem!agian &arimah hudud ada tu&uh ma%am, "aitu: 1* &arimah

ina, 2*&arimah Iada), 3* &arimah s"ur! al-khamr, * &arimah pen%urian, 5*

 &arimahhira!ah, * &arimah riddah, ;* &arimah pem!erontakan# arimah hudud

inihukumann"a telah ditentukan dengan ketentuan-ketentuan hukum "ang

terdapatdalam al-RurGan dan as-$unnah#Namun dalam &arimah ini apa!ila

 pelaku &arimahtelah tau!at dan men"esali per!uatann"a, maka hapuslah

hukumann"a meskipunitu telah melakukan &arimah "ang selesai#;;$edang

dalam &arimah Iishash di"at harus didasarkan pada !ukti "angotentik setelah

diadakan pemeriksaan "ang teliti#.arena pada &arimah inimen"angkut dengan

hak manusia (hak indi?idu* maka hukuman terse!ut !isadimaa)kan atau

digugurkan oleh kor!an atau keluargan"a#

dapun dalam pidana taGir ter!agi men&adi tiga ma%am:;/  1*

 &arimahhudud atau Iishas@di"at "ang su!hat atau tidak memenuhi s"arat,

namun sudahmerupakan maksiat, misaln"a: per%o!aan pen%urian, per%o!aan

 pem!unuhan,pen%urian dikalangan keluarga# 2* arimah-&arimah "ang di

tentukan oleh al-RurGan dan al Eadis, namun tidak ditentukan sanksin"a,

misaln"a: penghinan,saksi palsu, tidak melaksanakan amanah, dan menghina

agama# 3* arimah&arimah"ang ditentukan oleh Ulil mri untuk kemaslahatan

umum# alampelaksanaan taGir terse!ut sah dilakukan oleh pemerintah, !aik 

; '!id#;;akhrus una&at, 6iIh ina"ah,Norma-norma Eukum Pidana 'slam ($"ariGah Press, 200/*,hlm# ;#

;/&auli, 6iIh &ina"ah####, hlm 13#

;2

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 73/75

didahului denganpermohonan dari tersangka maupun murni ke!i&akan

 pemerintah, selama hal ituadalah alternati) ter!aik#;9 Eal ini !ertendensi pada

se!uah hadis Na!i:

alam hal ini a&aran 'slam di&adikan pertim!angan

menentukankemaslahatan utama# Pers"aratan kemaslahatan ini se%ara rin%i

diuraikan dalam!idang Usul 6iIh, misaln"a: pelanggaran dalam peraturan lalu

lintas# alamhukuman taGir !oleh dan harus diterapkan sesuai dengan

tuntutan kemaslahatan#

.aitann"a dengan pengurangan@potongan masa tahanan (remisi*,maka

unsur kemaslahatan ini men&adi pertim!angan "ang mutlak 

dalampertim!angan remisi di 'ndonesia#an unsur kemaslahatan ini pula "ang

men&adipokok s"ariGat 'slam#$elain pertim!angan maslahat, dalam pem!erian

 pengampunan !erupapengurangan@potongan masa men&alani pidana tidak 

terlepas dari konsekuensidari Narapidana untuk memper!aiki diri dan

men"esali segala per!uatann"a serta!erupa"a untuk tidak mengulangina

lagi#Upa"a per!aikan diri terse!ut !isa!er+u&ud perilaku "ang !aik setelah

men"esali per!uatann"a dan !ertau!at#

dapun ukuran untuk menentukan pelaku pidana terse!ut telah

 !ertau!at !elumdise!utkan se%ara &elas dalam hukum pidana 'slam, "ang

dapat di&adikan s"aratuntuk mendapatkan pengampunan atau pengurangan

hukuman# Namun menurut'mam al-Rus"airi (seorang su)i aman klasik dari

Persia*, menerangkan !ah+as"arat tau!at "ang sah itu ada tiga:

;9Tim Pem!ukuan anha&i Tamatan E 2003 Dir!o"o, Paradigma 6iIh asail

.ontekstualisasi Easil Bahtsul asail, %et# .etiga 2005#hlm# 193#

;3

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 74/75

1* en"esal terhadap per!uatan "ang telah dilakukan

2* eninggalkan per!uatan maksiat itu

3* am (!er%ita-%ita* tidak akan mengulangi lagi per!uatan itu#/0

isamping s"arat terse!ut di atas, perilaku !aik merupakan s"arat

"angutama dari pen"empurnaan tau!atn"a seseorang#seperti "ang

dikemukakan olehl-Caali !ah+a orang "ang !ertau!at dikatakan sempurna

 !ila tidak han"amen"esali per!uatann"a itu sa&a, tetapi ia harus mengikuti dan

menggantiper!uatann"a itu dengan per!uatan "ang !aik#/1  Per!uatan-

 per!uatan "ang !aikterse!ut !isa !erupa sikap tolong menolong terhadap

sesama, melakukan amalan-amalan"ang !aik dan !erman)aat !agi sesama

ataupun mendekatkan diri kepadallah, dan per!uatan-per!uatan !aik lainn"a

"ang !erman)aat, selama tidak!ertentangan dengan norma hukum dan norma

agama#

.riteria !aik terse!ut sudah %ukup untuk di&adikan alasan

untukmem!erikan pengurangan@potongan men&alani masa tahanan (remisi*

di'ndonesia# engingat perilaku !aik didasari dengan niat "ang mulia

merupakanmani)estasi dari rasa pen"esalan atau segala per!uatan-per!uatan

 &ahat "ang telahdilakukann"a, sehingga 'a sadar dan !ertau!at, sehingga telah

keluar darihukuman !isa !ermas"arakat dengan !aik dan diterima di

mas"arakat sekitar#

/0 Hnsiklopedi Eukum 'slam, !dul ais# kk, %et-5 (akarta: '%htiar Baru ?an Eoe?e, 2001*,hlm# 1/31#/1 l Caali, Tau!at, $a!ar dan $"ukur, alih !ahasa Nur Eikmah dan E $uminto (akarta:

Tinta as, 19/3*,hlm#22

;

7/25/2019 BAB II moratorium revisi.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-moratorium-revisidocx 75/75