casereport trauma revisi.docx
TRANSCRIPT
Pengaruh Prosedur Pembuatan SIM Terutama Terkait dengan Tes Kesehatan
Terhadap Insiden Kecelakaan Lalulintas di Kota Depok
Abstrak
Latar belakang: Tingginya angka kematian akibat kecelakaaan lalu lintas membuat
organisasi kesehatan dunia ( World health orrganization/WHO) dan bank dunia
mengeluarkan laporan berjudul “World Report on Road Traffic Injury Prevention” sebagai
bentuk perhatian khusus terhadap masalah kecelakaan lalulintas. Pada tahun 2020
diperkirakan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian terbesar ketiga setelah
penyakit jantung dan TBC serta peringkat kedua disability adjusted life years (DALYs).
Kasus: Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun mengalami kecelakaan lalulintas. Saat
kecelakaan korban tidak mengenakan helmet sehingga korban menderita cedera kepala
sedang.
Kesimpulan: Faktor penyebab kecelakaan lalulintas tidak hanya karena dipengaruhi oleh
faktor manusia (host), penyebab (agent) dan lingkungan (environment) namun juga berkaitan
dengan kepemilikan surat ijin mengemudi yang dikeluarkan aparat tidak sesuai dengan
syarat-syarat yang berlaku. Banyaknya penyimpangan yang terjadi pada pembuatan SIM
termasuk kealpaan pada saat melakukan tes kesehatan juga menjadi pemicu terjadinya
kecelakaan lalulintas (RSA,2010).
Latar belakang
Pada era modern seperti sekarang ini alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap
individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan alat
transportasi secara pesat, sehingga menyebabkan laju pertumbuhan kendaraan semakin
meningkat. Perkembangan kendaraan membawa dampak positif bagi pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama sebagai alat mobilisasi memperlancar aktivitas.
Namun, hal ini juga diiringi dengan timbulnya dampak negatif yang tidak diinginkan seperti
meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas.
Salah satu permasalahan dalam transportasi adalah kecelakaan lalu lintas. Permasalahan ini
pada umumnya terjadi ketika sarana transportasi, baik dari segi jalan, kendaraan, dan sarana
pendukung lainnya belum mampu mengimbangi perkembangan yang ada di masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya
aktivitas pemenuhan kebutuhan yang tentunya meningkatkan pula kebutuhan akan alat
trasnportasi, baik itu yang pribadi maupun yang umum. Dengan kondisi angkutan umum
yang kurang memadai, masyarakat mengatasinya dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Pemakaian kendaraan pribadi ini di satu pihak akan menguntungkan, akan tetapi di pihak lain
akan menimbulkan masalah lalu lintas. Permasalahan lalu lintas yang dihadapi salah satunya
adalah kecelakaan lalu lintas (hubdat,2006).
Tingginya angka kematian akibat kecelakaaan lalu lintas membuat organisasi kesehatan dunia
( World health orrganization/WHO) dan bank dunia mengeluarkan laporan berjudul “World
Report on Road Traffic Injury Prevention” sebagai bentuk perhatian khusus terhadap masalah
kecelakaan lalulintas. Pada tahun 2020 diperkirakan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab
kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan depresi (WHO,2004).
Hingga saat ini kecelakaan jalan raya masih memegang predikat ”pembunuh” terbesar ketiga
di dunia, setelah penyakit jantung dan TBC. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan,
sepanjang tahun itu terjadi sedikitnya 57.726 kasus kecelakaan di jalan raya. Artinya, dalam
setiap 9,1 menit sekali terjadi satu kasus kecelakaan.
Dari jumlah tersebut, total korban meninggal dunia di lokasi mencapai 28 ribu orang. Itu
berarti, tiga jiwa melayang setiap tiga jam, atau setiap 20 menit ada satu nyawa yang hilang
di jalan raya. Jumlahnya bisa di atas itu, karena korban yang mengalami luka berat bisa
menjadi meninggal beberapa waktu kemudian saat dibawa ke rumah sakit atau setelah
mendapatkan perawatan (lantas,2009)
Kota depok merupakan kota baru yang berkembang menjadi kota metropolitan. Depok
berkembang sangat pesat dengan dipenuhi pusat pendidikan, area komersial dan pemukiman.
Tingkat mobilisasi penduduk kota depok termasik tinggi hal ini dikarenakan banyak
masyarakat yang bertempat tinggal didepok namun bekerja di jakarta. Kepadatan ini tidak
diimbangi dengan prasarana dan sarana jalan yang memadai, ini ditunjukkan dengan kondisi
jalan yang sempit dan banyak percabangan langsung dari jalan lokal menuju jalan-jalan
utama yang mengakibatkan banyak titik konflik antar pengguna jalan.
Sudah menjadi hal yang umum melihat keagresifan pengguna motor yang mengemudikan
sepeda motor dengan berpindah-pindah jalur dalam kecepatan tinggi, tidak mau memberi hak
pada pengguna jalan lain, cenderung emosi melihat pengendara lain dalam kecepatan tinggi
sehingga mencoba saling mendahului. Pada situasi tersebut sudah dapat dipastikan
pengendara motor menyumbang angka kecelakaan lalulintas yang signifikan dikota depok.
Bila dianalisa didapatkan faktor penyebab termasuk didalamnya kecacatan dalam pembuatan
surat ijin mengemudi yang didapatkan dengan cara yang tidak sesuai dengan peraturan yang
ada (RSA,2010).
Presentasi kasus
A, 16 tahun seorang remaja pria dibawa keluargany ke UGD bhakti yuda karena mengalami
kecelakaan motor. Motor pasien bersinggungan dengan sebuah mobil saat pasien sedang
ingin berangkat kesekolah bersama teman-temannya. Saat kecelakaan pasien tidak
menggunakan helmet. Sebelum dibawa kerumah sakit pasien terlebih dahulu dibawa teman-
temannya ke rumah. Menurut ibu pasien, pasien telah mengalami muntah-muntah sebanyak 4
kali. Keadaan pasien:
kesadaran: Somnolen
GCS:13
Motorik syaraf: baik
Amnesia antegard (+)
Luka memar dan robek di sebelah kanan wajah pasien
Saat tiba dirumah sakit, lika pasien langsung dibersihkan menggunakan Nacl dan di beri
antiseptik. Setelah itu luka pasien dijahit. Dr. Saraf yang memeriksa pasien meminta
dilakukan pemeriksaan ct-scan terhadap pasien.
Diskusi
Kecelakaan di jalan, tidak hanya mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Di sisi lain,
juga menimbulkan kerugian ekonomi (economic lost) yang cukup besar akibat efek domino
yang ditimbulkan. Pada 2008, paparnya, Polri mencatat sebanyak 94.924 kasus kecelakaan
terjadi di Indonesia. Banyaknya korban tewas yang ditimbulkan mencapai 19 ribu orang
lebih. Sedangkan korban luka berat mencapai angka 22 ribu, dan korban luka ringan
sebanyak 53 ribu orang.
Jika dihitung dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia tahun itu, kerugian
ekonominya mencapai Rp 81 triliun lebih. Jumlah tersebut meliputi perhitungan potensi
kehilangan pendapatan para korban kecelakaan, perbaikan fasilitas infrastruktur yang rusak
akibat kecelakaan, rusaknya sarana transportasi yang terlibat kecelakaan, serta unsur lainnya.
Badan kesehatan dunia WHO mencatat, hingga saat ini lebih dari 1,2 juta nyawa hilang di
jalan raya dalam setahun, dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka berat. Dari
seluruh kasus kecelakaan yang ada, 90 persen di antaranya terjadi di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Kerugian materiil yang ditimbulkan mencapai sekitar 3 persen
dari PDB tiap-tiap negara.
Kondisi inilah yang memicu PBB untuk mengeluarkan resolusi dengan membentuk Global
Road Safety Partnership (GRSP) di bawah pengawasan WHO pada 2006 silam, dengan
tujuan utama menekan angka kecelakaan dan tingkat fatalitas yang ditimbulkan terhadap
korban-korbannya. PBB meminta negara-negara anggotanya untuk membuat kebijakan-
kebijakan strategis baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk meminimalisasi jumlah
maupun akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan jalan raya.
Di Indonesia, Pemerintah menunjukkan komitmennya dengan membentuk jejaring organisasi
yang sama pada 2007 dengan nama Global Road Safety Partnership Indonesia atau yang
disingkat GRSPI. Namun di Indonesia menggunakan falsafah sendiri, dengan memanjangkan
GRSP menjadi Gotong Royong Selamatkan Pengguna Jalan.
Program ini terfokus pada penyadaran akan pentingnya keselamatan di jalan raya kepada
masyarakat. Karena sebagaimana dirilis WHO, dari seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan
raya, faktor kelalaian manusia (human error) memiliki kontribusi paling tinggi. Yaitu
mencapai antara 80-90 persen dibandingkan faktor ketidaklaikan sarana kendaraan yang
berkisar antara 5-10 persen, maupun akibat kerusakan infrastruktur jalan (10-20 persen).
Ada etika yang tererosi di masyarakat, yaitu etika berkendara dengan tertib dan menaati
peraturan serta menghindari pelanggaran-pelanggaran. Pemerintah, jelasnya, tidak hanya
berupaya menurunkan angka kecelakaan dan fatalitas korban melalui kampanye. Upaya nyata
lain dengan melibatkan banyak lembaga pemerintahan juga dilakukan, seperti memperbaiki
fasilitas infrastruktur, sistem pelayanan transportasi, hingga menyiapkan regulasi
(POLRI,2008)
Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42, 43 dan 44
Tahun 1993 (dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
43 Tentang Prasarana Lalu Lintas), kecelakaan lalu lintas adalah : suatu peristiwa di jalan
yang tidak ada disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraaan atau pemakai
jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau kerugian lainnya.
Di dalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Korban meninggal
Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat
kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah kecelakaan
tersebut.
2. Korban luka berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau
dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak terjadinya kecelakaan.
3. Korban luka ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban
meninggal dan korban luka berat.
(Repositori-USU,2009)
Insidensi Kecelakaan Lalu lintas dikota depok
Berdasarkan data Satlantas Polres Depok menyebutkan kasus kecelakaan lalu lintas yang
terjadi sebelum dilakukan operasi simpatik jaya sejak 7-27 Maret sebanyak 34 kasus
lakalantas. Dengan rincian korban meninggal dunia tujuh orang, luka berat 25 orang, dan luka
ringan 23 orang, dengan total korban sebanyak 55 orang. Sedangkan setelah digelarnya
Operasi Simpatik Jaya 2011 sejak 28 Maret hingga 17 April 2011 jumlah kasus kecelakan
menurun menjadi 29 kasus, dengan korban meninggal enam orang, luka berat 21 orang, luka
ringan 14 orang. “Total korban laka lantas sebanyak 40 orang”(Polres-Depok,2011).
Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Pada umumnya kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor pendukung
antara lain, yaitu :
1. Faktor Manusia
Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan,
pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena pejalan kaki,
seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.
2. Faktor Kendaraan
Kendaraan yang digunakan tidak memenuhi standar kendaraan yang baik seperti
tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan tanda berbahaya.
3. Faktor Jalan
Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan
sehingga kendaraan melewati jalur lawan, jalan licin.
4. Faktor cuaca
Cuaca yang buruk seperti hujan, kabut dan angin kencang.
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas merupakan wujud kegagalan
dalam interaksi perjalanan dari pengemudi, pejalan kaki, kendaraan, jalan dan cuaca
(repositori-USU,2009).
Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Bagaimanapun juga berkendara sepeda motor membawa keuntungan rendah biaya, dapat
berpergian secara mandiri, selaku pengendara yang memiliki izin anda harus berbagi jalan
dengan pengguna lain dan mematuhi hukum lalu lintas yang berlaku di Indonesia.
Berkendara dengan aman sangatlah penting bagi semua pengguna jalan, tetapi lebih penting
lagi bagi pengendara sepeda motor karena dalam kecelakaan mereka kerentanan yang lebih
besar daripada pengendara kendaraan lainnya. Kecelakaan yang melibatkan sepedamotor
Indonesia pada 2004,pengendara sepeda motor terlibat 54,8%.
Mengendarai sepeda motor membutuhkan keterampilan yang memerlukan latihan selama
bertahun-tahun dan praktek dengan menggunakan teknik berkendara yang tepat. Pengendara
pemula memiliki peluang tiga kali lebih besar dalam terlibat kecelakaan daripada pengendara
yang telah mahir. Lebih dari 27,1% kecelakaan pada tahun 2004 melibatkan anak muda dan
pengendara pemula dengan usia antara 16-25 tahun.
SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) SEPEDA MOTOR
Untuk dapat mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, Anda harus memiliki SIM yang
syah untuk golongan kendaraan yang akan digunakan. SIM yang harus dimiliki oleh
pengendara sepeda motor adalah SIM C atau D, yang dapat diperoleh apabila anda telah
berumur 17 tahun.
Cara memperoleh SIM :
Menyerahkan permohonan tertulis kepada petugas POLRI.
Dapat membaca dan menulis huruf latin.
Sehat Jasmani dan Rohani.
Memiliki ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor.
Lulus ujian Teori dan Praktek.
Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
teknik dasar kendaraan bermotor.
Pengunaan SIM :
1. SIM berlaku 5 tahun.
2. SIM berlaku di seluruh Indonesia.
3. SIM C untuk mengemudi sepeda motor kecepatan lebih dari 40 km/jam
4. SIM D untuk mengemudi sepeda motor kecepatan kurang dari lebih dari 40 km/jam
Anda lebih baik baik bersiap untuk mendapatkan izin berkendara sepeda motor jika anda
telah mengikuti kursus/pelatihan berkendara. Pelatihan akan mengembangkan ketrampilan
anda dan menyiapkan anda untuk menghadapi tes mendapatkan SIM sepeda motor. Pelatihan
dapat meningkatkan keselamatan karena anda akan dilatih pentingnya ketrampilan
mengerem, membelok, berkendara di sekitar lingkaran dan berbagai kondisi jalan.
Pengendara harus mematuhi hukum yang sama dengan pengemudi mobil. Hukum jalan raya
tercantum Undang-undang No.14 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Anda harus
mengetahui kententuan dalam undang-undang tersebut antara lain adalah:
Setiap pengendara sepeda motor di jalan harus memiliki Surat Izin Mengemudi untuk sepeda
motor yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar.
1. Pengendara sepeda motor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki.
2. Mengetahui tata cara berlalu lintas di jalan. Sepeda motor hanya diperuntukkan hanya
untuk dua orang.
3. Sepeda motor yang digunakan dijalan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
4. Pengemudi dan penumpang wajib menggunakan helm yang telah direkomendasikan
keselamatannya dan terpasang dengan benar.
SIM (Surat Izin Mengemudi atau Drive License) Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009,
adalah merupakan bukti registrasi administrasi dan identifikasi yang diberikan oleh
Kepolisian Repubklik Indonesia (Polri) kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil
mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor
di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang
dikemudikan. Peraturan perundang-undangan terbaru adalah Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992. UU No. 14 Tahun
1992 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, tetapi Peraturan Pemerintah Nomor 44
Tahun 1993 yang menjelaskan UU No. 14 Tahun 1992 dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009.
Menurut peraturan tersebut (Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009), Jenis SIM dibagi atas
2 kelompok :
Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor perseorangan
Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum
1. Golongan SIM perseorangan (Golongan SIM berdasarkan Pasal 80 UU No. 22
Tahun 2009)
SIM A, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan
dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg. Termasuk
jenis Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia
SIM B1, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan
dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg
SIM B2, untuk mengemudikan Kendaraan alat berat, Kendaraan penarik, atau
Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan
perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau
gandengan lebih dari 1.000 kg.
SIM C, untuk mengemudikan Sepeda Motor.
SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.
2. Golongan SIM Umum (Golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22
Tahun 2009)
SIM A Umum, untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan barang
dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg. Termasuk
jenis Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia yang dijadikan mobil umum
ber-plat warna kuning.
SIM B1 Umum, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang umum
dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.
SIM B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan penarik atau Kendaraan
Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan dengan berat yang
diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 kg.
Persyaratan Permohonan SIM perseorangan
Persyaratan pemohon SIM perseorangan berdasarkan Pasal 81 ayat (2), (3), (4), dan (5) UU
No. 22 Tahun 2009
1. Usia
o 17 tahun untuk SIM C dan D
o 17 tahun untuk SIM A
o 20 tahun untuk SIM B1
o 21 tahun untuk SIM B2
2. Administratif
o memiliki Kartu Tanda Penduduk
o mengisi formulir permohonan
o rumusan sidik jari
3. Kesehatan
o sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter
o sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis
4. Lulus ujian
o ujian teori
o ujian praktek dan/atau
o ujian ketrampilan melalui simulator
Syarat tambahan berdasarkan Pasal 81 ayat (6) UU No. 22 Tahun 2009 bagi setiap
Pengemudi Kendaraan Bermotor yang akan mengajukan permohonan:
- Surat Izin Mengemudi B1 harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 (dua belas)
bulan; dan
- Surat Izin Mengemudi B2 harus memiliki SIM B1 sekurang-kurangnya 12 (dua belas)
bulan
Persyaratan Permohonan SIM Umum
Persyaratan permohonan SIM Umum berdasarkan Pasal 83 ayat (1), (2), dan (3) UU
No. 22 Tahun 2009:
1. Persyaratan Usia
o SIM A Umum 20 tahun
o SIM B1 Umum 22 tahun
o SIM B2 Umum 23 tahun
2. Persyaratan Khusus
o Lulus Ujian Teori
o Lulus Ujian Praktik
Syarat tambahan berdasarkan Pasal 8 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009:
- Permohonan SIM A Umum harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 bulan
- Permohonan SIM B1 Umum harus memiliki SIM B1 atau SIM A Umum sekurang-
kurangnya 12 bulan
- Permohonan SIM B2 Umum harus memiliki SIM B2 atau SIMB1 Umum sekurang-
kurangnya 12 bulan
Ketentuan Pidana :
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dapat
menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah Kendaraan Bermotor yang
dikemudikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan dan/atau denda paling banyak
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) (Pasal 288 ayat (2) UU No.22 Tahun
2009).
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak memiliki
Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) (Pasal 281 UU No.22 Tahun 2009).
Secara umum berikut ini adalah prosedur umum yang harus dijalani seorang pembuat SIM :
1. Tes Kesehatan
Tes kesehatan dimulai dengan membeli formulir tes kesehatan dan
pemeriksaan KTP. Biasanya yang dites hanya mata saja untuk mengetahui
mata kita rabun minus atau tidak. Apabila lulus anda dapat melangkah ke
babak selanjutnya, namun jika gagal maka anda tidak dapat mengikuti tahapan
berikutnya.
2. Membeli dan Mengisi Formulir Pendaftaran
Harga formulir pendaftaran berbeda antara SIM baru dan perpanjang SIM.
Untuk SIM baru biasanya berharga lebih mahal. Sebelum membeli formulir
anda diharuskan membeli asuransi. Setelah diisi dengan baik dan benar anda
harus menyerahkan berkas yang sudah lengkap tadi ke loket pendaftaran.
3. Ujian Teori Mengemudi Kendaraan Bermotor
Yang wajib anda persiapkan di sini adalah alat tulis minimal bolpen dan pensil
2B untuk komputer. Alat tulis penunjang tambahan seperti penghapus pensil,
tipex, rautan dan lain sebagainya boleh anda bawa untuk jaga-jaga. Materi soal
yang diujikan pada ujian SIM biasanya adalah mengenai rambu-rambu lalu-
lintas, prioritas jalan di persimpangan, pengetahuan dasar kendaraan, dan lain
sebagainya. Setelah ujian selesai tunggu hasil ujian dibagikan. Apabila lulus
maka anda dapat melanjutkan ke ujian praktek, sedangkan bagi yang tidak
lulus dapat mengulang di hari lain sesuai jadwal.
4. Ujian Praktek Mengemudi Kendaraan Bermotor
Ujian praktek adalah ujian membawa kendaraan bermotor yang akan anda
buat izinnya. Tingkat kesulitan biasanya disesuaikan dengan mood petugas
yang memberi tes anda. Jika anda lulus tes lapangan maka anda berhak
mendapat SIM / Surat Izin Mengemudi dari Kepolisian.
5. Membuat dan Mengambil Kartu SIM / Surat Izin Mengemudi
Setelah lulus semua ujian maka anda harus membuat foto, tanda tangan, dan
sidik jari digital. Semua hal tersebut dilakukan di tempat anda membuat SIM
secara langsung. Jangan lupa ngaca dulu agar foto anda tidak berantakan
rambutnya. Setelah membuat data djital maka anda tinggal menunggu sim
diprint dan di bagikan. Selamat mengurus SIM (TMC-POLRI,2011).
Tes kesehatan pada pembuatan Surat Ijin Mengemudi
Persyaratan utama dari penilaian medis Pembuatan SIM di Indonesia
Tes kesehatan yang dilakukan biasanya hanya meliputi tes visus (tajam pengelihatan) ,
tekanan darah, tinggi badang, berat badan dan golongan darah. Bagi para pengguna
kendaraan bermotor di Indonesia mengurus surat izin mengemudi (SIM) tampaknya menjadi
hal yang tak mudah. Mulai dari mengisi formulir, pemeriksaan kesehatan, hingga
pemeriksaan penglihatan.
Persyaratan utama dari penilaian medis Pembuatan SIM di Amerika
Mengurus SIM di kota New York Amerika serikat, di mana Department of Motor Vehicle
menghilangkan tes penglihatan atau tes mata dari rangkaian perpanjangan SIM. Hal ini
dilakukan oleh DMV guna memperbaiki pelayanan masyarakat dalam memperpanjang SIM.
DMV menjelaskan bahwa tes mata telah dihilangkan dari proses pembuatan SIM. Ini bukan
pertama kalinya DMV mengeliminasi tes mata pada saat perpanjangan SIM, pada tahun 1993
sampai 2000 DMV juga pernah mengeliminasi tes mata.
Perubahan ini membuat para pengendara dapat menyatakan dengan sendirinya bahwa
penglihatan diri mereka baik.
New York bukanlah satu-satunya kota yang tidak membutuhkan tes penglihatan mata untuk
memperpanjang SIM, sebab masih ada beberapa kota lagi di AS yang menerapkan kebijakan
itu. Sayangnya kebijakan ini cenderung tidak konsisten.
Contohnya saja Maryland, yang mewajibkan para pengendara yang berumur lebih dari 40
tahun mengikuti tes penglihatan. Sedangkan Oregon mengadakan tes penglihatan hanya bagi
pengendara berumur 50 tahun ke atas. Di Virginia tes kesehatan hanya apabila berumur 80
tahun ke atas.
Bagi para calon pemilik SIM tetap diharuskan mengikuti tes penglihatan untuk mendapatkan
SIM, di mana penghapusan tes penglihatan ini hanya dihilangkan bagi orang yang ingin
memperpanjang SIM.
Pengalaman New York, menurut laporan itu. dalam menghapus tes penglihatan tampaknya
bukan ide yang bagus, di mana populasi dari para pengendara kendaran bermotor makin lama
makin bertambah. Proses untuk mempercepat dalam memperpanjang SIM harus memikirkan
dampak terhadap faktor keselamatan para pengendara kendaraan bermotor (DMV,2000).
Persyaratan utama dari penilaian medis Pembuatan SIM di Irlandia
Persyaratan utama dari penilaian medis untuk keperluan permohonan pembuatan surat izin
mengemudi (SIM) yang pertama kali diwajibkan:
A. Menjalani tes penglihatan jika pembuatan SIM yang berkaitan dengan kendaraan di
Grup 1, dan
B. Menjalani pemeriksaan medis lengkap jika pembuatan SIM yang berkaitan dengan
kendaraan di Grup 2.
Tes penglihatan dapat dilakukan oleh seorang praktisi medis yang terdaftar atau oleh
ophthalmic optician, yaitu orang yang namanya masuk dalam daftar umum praktisi medis,
daftar ophthalmic optician , di Irlandia. Pemeriksaan medis yang dapat dilakukan oleh
seorang praktisi medis yang terdaftar saja. Hasil pemeriksaan yang diberikan oleh ophthalmic
optician atau dokter, harus disampaikan oleh pemohon kepada otoritas perizinan bersamaan
dengan persyaratan lainnya untuk pembuatan SIM.
Seorang pemohon pembuatan SIM juga perlu untuk memberikan laporan medis pada keadaan
tertentu misalnya di mana ia berusia lebih dari 70 tahun atau menderita salah satu penyakit
atau cacat yang memerlukan laporan medis. Formulir yang ditetapkan tersedia dari kantor
pajak kendaraan. Untuk penyediaan laporan medis (band. D. 501) dan laporan penglihatan
(band. D. 502).
Seseorang yang ketergantungan pada zat-zat psikotropika atau menderita aritmia kronik yang
mengakibatkan hilangnya kesadaran akan didiskualifikasi, sehingga tidak dapat mengajukan
permohonan pembuatan SIM atau memiliki SIM tersebut.
Tujuannya adalah untuk menjaga pengendara terkena dampak yang serius dari kecelakaan
lalu lintas. Aspek dan standar kebugaran fisik dan mental dalam hal ini dapat memberikan
kontribusi yang signifikan untuk keselamatan di jalan.
Pengelompokan kategori kendaraan:
Kelompok 1
Kategori A, A1, B, EB, yaitu M atau W sepeda motor, mobil dan traktor (dengan atau
tanpa trailer)
Kelompok 2
Kategori C, C1, D, D1, EC, EC1, ED atau ED1 yaitu truk dan bus (dengan atau tanpa
sebuah trailer)
Kendaraan di Grup 2 yang dianggap sebagai kendaraan yang memiliki resiko tinggi dan
membutuhkan standar yang lebih tinggi baik fisik maupun mental pengemudi.
Jika pada pemeriksaan medis terbukti bahwa pasien menderita penyakit progresif atau
kondisi lain yang kemungkinan memburuk dan mempengaruhi kemampuannya untuk
mengemudi,maka laporan medis harus meninjau keadaan pasien misalnya setelah periode
yang tepat 10 tahun, 3 tahun, 1 tahun.
TABLE
Categories of Vehicles/Minimum Age of Driver
Category Minimum Age Vehicle
A1 16
Motorcycles with an engine
size of 51-125 cc
and/or a speed capability
over 45 km/h, and with a
power rating not exceeding
11 kW, with or
without sidecar
A 18 Motorcycles with or without
sidecar
B 17
Vehicles with passenger
accommodation for not more
than 8 persons and with a
design g.v.w. not exceeding
3,500 kg
C1 18
Vehicles with passenger
accommodation for not
more than 8 persons with a
design g.v.w over 3,500 kg
but not over 7,500 kg
C 18
Vehicles with passenger
accommodation for not more
than 8 persons and with a
design g.v.w over 3,500 kg
D1 21
Vehicles with passenger
accommodation for more
than 8 persons but not more
than 16 persons
D 21
Vehicles with passenger
accommodation for more
than 8 persons
EB 17
Vehicles in category B with a
trailer attached
Vehicles in category C1 with
EC 18
a trailer attached- the
combination must not exceed
12,000 kg EC 18 Vehicles in
category C with a trailer
attached
ED1 21
Vehicles in category D1 with
a trailer attached the
combination must not exceed
12,000 kg
ED 21 Vehicles in category D with a
trailer attached
M 16
Two-wheeled vehicles with
an engine size not
exceeding 50 cc and/or a
speed capability not
more than 45 km/h.
W 16
Work vehicles and land
tractors, with or without a
trailer attached.
“Passenger accommodation” means seating accommodation for passengers in addition to the
driver.
“Design g.v.w.” means design gross vehicle weight (i.e. design laden weight).
Manufacturers generally refer to it as gross vehicle weight (g.v.w.) and it is usually displayed
on a metal plate attached to the vehicle by the manufacturer
Mengemudi lebih nyaman dan aman jika semua kondisi medis berada di bawah kontrol
optimal. Kebugaran fisik dan mental seseorang untuk mengendarai kendaraan harus dinilai
dengan mengacu pada standar berikut:
Pengelihatan
Pemeriksaan ketajaman pengelihatan merupakan langkah penting yang diambil untuk
mencegah orang dengan gangguan serius dalam penglihatan sentral mengemudikan
kendaraannya. Dampak positif dari Pemeriksaan ketajaman pengelihatan adalah menjamin
bahwa tanda-tanda petunjuk arah ataupun rambu-rambu lalulintas yang penting mampu untuk
dibaca . Kontras sensitivitas mengacu pada jumlah kontras yang dibutuhkan seseorang untuk
mendeteksi atau mengidentifikasi suatu obyek atau pola. Seseorang yang memiliki
sensitivitas kontras rendah memerlukan kontras yang lebih tinggi untuk melihat benda-benda
atau pola dari pada seseorang yang memiliki sensitivitas kontras yang baik. Penurunan
sensitivitas kontras didapatkan misalnya pada kondisi Katarak, Degenerasi makula, retinopati
diabetik, cedera otak Stroke, Trauma atau Tumor, Diplopia dan Kesalahan bias yang belum
dikoreksi. Lapang pandang berkaitan dalam hal sudut pandang. Untuk dewasa dengan
penglihatan normal, ketika kedua matanya terbuka, lapang pandang memanjang horizontal
sekitar 180 ° sampai 200 ° dari sudut pandangnya dan vertikal sekitar 100 °. Lapang pandang
biasanya dievaluasi dengan menggunakan alat yang disebut Perimeter atau Tangent screen.
Penurunan lapang pandang dapat ditemukan pada kondisi neurologis termasuk Glaukoma,
retinopati diabetik, cedera otak (Stroke, Trauma, Tumor).
Dalam kasus permohonan pembuatan SIM dari kategori apapun, pemeriksaan medis harus
memperhitungkan aspek-aspek berikut dari kondisi fisik dan mental pemohon:
kondisi telinga (vertigo dan kondisis labirin )
Fisik umum dan cacat fisik
Kondisi sistem kardiovaskular
Kondisi sistem hepar
Kondisi sistem endokrin
Kondisi sistem pernapasan
Kondisi sistem gastro-intestinal
Kondisi sistem genito-urinary
Kondisi sistem saraf
Kondisi sistem mental
Pentingnya pemeriksaan kesehatan mata ditujukan untuk keselamatan pengemudi yang
berkaitan dengan 5 sikap pengamatan, yaitu:
Aim High in steering (Pengelihatan jauh kedepan)
Get the big picture (penguasaan seluruh bidang pandang)
Kepastian bahwa lawan meligat kendaraan kita
Gerakan mata
Ruangan yang cukup untuk kita menghindar
Pentingnya lapang pandang kita sangatlah berpengaruh terhadap keselamatan kita selama
perjalanan.
Pada kasus yang terjadi pada pasien A yang masih berusia 16 namun sudah memiliki SIM,
tentunya terdapat pelanggaran kepemilikan SIM. Umur yang belum mencukupi persyaratan
kepemilikan SIM dapatlah menjadi faktor yang tidak dapat dipungkiri dalam kecelakaan
lalulintas. Ketidak dewasaan dalam mengendarai kendaraannya menjadi faktor pemicu
kecelakaan. Dalam pembuatan SIM hendaknya kita mematuhi dan haruslah memenuhi
persyaratan yang ada. Pada kasus ini pasien A tidaklah memenuhi persyaratan umur, atau
bahkan pasien ini bahkan tidak melakukan prosedur yang telah ditetapkan sesuai peraturan.
Kepemilikan SIM haruslah sesuai dengan standar agar para pemilik SIM adalah orang-orang
yang berkompeten dan tidak merugikan pengguna jalan lain.
Kejujuran dalam pembuatan SIM menerut ajaran Agama Islam
Jujur adalah sifat penting bagi Islam. Salah satu pilar Aqidah Islam adalah Jujur. Jujur adalah
berkata terus terang dan tidak bohong. Termasuk dalam pembuatan Surat ijin mengemudi.
Segala peraturan dibuat pastilah karena ada maksud dan tujuannya. Berperilaku jujur dalam
pembuatan SIM termasuk dalam perlengkapan syarat-syarat yang dibutuhkan sangatlah
dibutuhkan demi keselamatan pengemudi itu sendiri.
Allah berfirman:
و�م�ا �وا آم�ن �ذ�ين� و�ال �ه� الل اد�ع�ون� �خ� ي �ين �م�ؤ�م�ن ب ه�م و�م�ا اآلخ�ر� � �و�م �ي �ال و�ب �ه� �الل ب �ا آم�ن �ق�ول� ي م�ن �اس� الن و�م�ن�
�وا �ان ك �م�ا ب �يم' ل� أ ع�ذ�اب' �ه�م و�ل + ضا م�ر� �ه� الل اد�ه�م� ف�ز� م�ر�ض' �ه�م �وب ق�ل ف�ي ون� ع�ر� �ش� ي و�م�ا ه�م �نف�س� أ � �ال إ �خ�د�ع�ون� ي
�ون� �ذ�ب �ك ي
Artinya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya
sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [Qur'an Suran
Al-Baqarah ayat 8 sampai 10]
Manusia diciptakan dua jalan. Jalan kejahatan dan jalan kebaikan.
Firman Allah ta'ala:
�ق�و�اه�ا و�ت ه�ا ف�ج�ور� �ه�م�ه�ا ل� ف�أ
Artinya:
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. [Qur'an
Surat As-syam ayat 8]
Firman Allahi:
�ن� �ج�د�ي الن �اه� �ن �ة� و�ه�د�ي �ع�ق�ب ال �ح�م� اق�ت ف�ال�
Artinya:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan Tetapi dia tiada menempuh jalan yang
mendaki lagi sukar. [Qur'an Surat AL-Balad ayat 10 dan 11]
Yang dimaksud dengan "dua jalan" ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan. Jalan kejahatan
adalah jalan yang mudah dan enak dikerjakan, tetapi jalan kebaikan dan kebajikan adalah
jalan yang sulit, mendaki lagi sukar. Kalau kita memilih jalan kebaikan, kebajikan. Inilah
jalan yang diridhoi Allah subhanahu wata'ala, dan orang yang berada dijalan ini akan
mendapat ganjaran dari allah subhanahu wata'ala. Tetapi jalan kebaikan ini tidak mudah, sulit
lagi sukar.
Perbuatan baik dijalan yang baik tersebut diantaranya juga bersikap jujur. Jujur dalam segala
perbuatan dan perbuatan kita. Karena orang yang terbiasa tidak jujur akan selalu menjadi
serentetan kebohongan berikutnya yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan dicaplah sebagai
pembohong atau pendusta, nauzubillah.
Hadits nabi membawa pesan nabi salallohu alaihi wasalam tentang kejujuran adalah:
بصدق �ر ٫عليكم ب إلى يهدى الصدق �ة ٫فإنما الجن إلى يهدى بر� فإن� ٫إن� فجور يهدى كذب وإن�
النار إلي يهدى ] فجور عليه[ متفق' رواه
Artinya :
Selalulah kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu mengantarkan kamu pada kebaikan dan
kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga. Sedangkan dusta akan mengantarkan
pada keburukan dan dosa, dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan pada neraka.
[Hadits: Mutafaqun Alaih]
Oleh sebab itu hendaklah kita akan senantiasa jujur. Dan dikatakan kita sebagai orang yang
jujur. Orang jujur ada kemungkinan akan teguh dalam memegang amanah. Sedangkan orang
yang pendusta atau tidak jujur sama sekali tidak bisa memegang amanah (sunan-ampel,2009).
Kesimpulan
Keterbatasan kendaraan umum yang nyaman membuat masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat mobilisasi mereka dalam melakukan
aktivitas keseharian mereka.
Hal tersebut memperbesar terjadinya kepadatan lalu lintas dan akan berakibat pada
kemacetan dan kecelakaan lalulintas.
Banyaknya faktor penyebab yang dapat terjadi salah satunya adalah lemahnya sistem
pengawasan dalam pembuatan SIM (surat ijin mengemudi)
Kepemilikan SIM yang tidak memenuhi syarat masih banyak terjadi dimasyarakat
luas.
Aspek medik pada kecelakaan lalu lintas bukanlah menjadi penyebab utama, namun
diperlukannya pemeriksaan medis tujuannya adalah untuk menjaga pengendara
terkena dampak yang serius dari kecelakaan lalu lintas. Aspek dan standar kebugaran
fisik dan mental dalam hal ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk
keselamatan di jalan.
Kurangnya perhatian orang tua akan bahayanya keselamatan anak mereka jika anak
mereka sudah memiliki SIM sebelum waktunya membuat sistem yang sudah dibuat
aparat hukum pun tidak dapat diberlakukan
Ketidak tegasan aparat menjadi faktor yang juga menentukan banyaknya pelanggaran
dalam pembuatan SIM
Saran
Adanya suatu peraturan yang jelas dan ketegasan dari aparat hukum agar pembuatan
SIM yang tidak sesuai dengan prosedurnya tidak dapat dilakukan dan kepemilikan
SIM oleh orang-orang yang tidak memenuhi syarat dapat dihindari
Kesadaran bagi para orang tua agar tetap mengawasi dan mengarahkan anak-anaknya
dalam pembuatan SIM agar keselamat anak juga dapat dijaga
Acknowledgement
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian casereport ini.
Terutama kepada dokter jaga UGD Rs. Bhakti Yuda yang telah mengarahkan kami selama
melakukan observasi serta kepada para perawat dan staf UGD Rs. Bhakti yuda. Selain itu
juga ucapan terimaksih ditujukan untuk dr.Aan Rohyan selaku tutor yang telah memnberikan
bimbingan dan arahan sehingga case report ini dapat diselesaikan.
Daftar Pustaka
ADB (Asian Development Bank), (2002) Pedoman Road Safety untuk Indonesia
Verma KP, Tewari KN. Epidemiology of road traffic injuries inDelhi: Result of a survey,
regional health forum. Regional HealthForum WHO South-East Asia Region. 2004;8(1):6-
14.
Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Ditlantas POLRI). Prevensi dan
reduksi kecelakaan sepeda motor di jalan raya. Makalah Diskusi Penyusunan Sistem
Surveilans Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda Motor,
Cisarua,15 Agustus 2008.
www.rsa.ie/documents/licensed%20drivers/medical%20Aspects%20of%20Driver
%20Licensing.pdf
www.Hubat.web.id/cari?
searchword=kecelakaan+lalu+lin&ordering=newest&searchphrase=all%limit=0
www.Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27347/5/chapter%20I.pdf
www.tmcmetro.com/informasi- masyarakat/prosedurpembuatanSIMditlantaspoldametrojaya
www.lantas.metro.polri.go.id/perpustakaan/files/kebijakan47e0ae377e487.pdf
www.polri.go.id/link-all/link/pol
www. Satlantas Polres-depok.go.id/berkas -unggah/tabel%20profil%202011.pdf
www.eprint.sunan-ampel.ac.id/153/1.pdf