bab ii landasan teori 2.1 kajian pustaka 2.1.1 representasieprints.umm.ac.id/41680/3/bab ii.pdf ·...

34
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasi Barker (2011: 9) menyatakan bahwa bagian terbesar cultural studies terfokus pada pertanyaan tentang representasi. Representasi dalam cultural studies terlihat pada bunyi, objek, dan citra (Barker, 2011: 9). Permainan bahasa adalah aktivitas yang terikat aturan yang konstitutif, yaitu aturan dalam praktik sosial (Barker, 2011: 95). Maka dapat dijelaskan bahwa pendapat Barker dalam buku Cultural Studies menjelaskan bahwa bagaimana dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada masyarakat. Bahkan unsur utama cultural studies dapat dipahami sebagai studi atas kebudayaan sebagai praktik signifikasi representasi. Ini mengharuskan peneliti mengeksplorasi pembentukan makna tekstual. Ia juga menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi dan makna kultural memiliki materialitas tertentu, mereka melekat pada bunyi, prasasti, obyek, citra, buku, majalah, dan program televisi. Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam konteks sosial tertentu. Representasi adalah hubungan antara konsep- konsep dan bahasa yang memungkinkan pembaca menunjuk pada dunia yang sesungguhnya dari suatu obyek, realitas, atau pada dunia imajiner tentang obyek fiktif, manusia atau peristiwa

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Representasi

Barker (2011: 9) menyatakan bahwa bagian terbesar cultural studies

terfokus pada pertanyaan tentang representasi. Representasi dalam cultural

studies terlihat pada bunyi, objek, dan citra (Barker, 2011: 9). Permainan

bahasa adalah aktivitas yang terikat aturan yang konstitutif, yaitu aturan

dalam praktik sosial (Barker, 2011: 95). Maka dapat dijelaskan bahwa

pendapat Barker dalam buku Cultural Studies menjelaskan bahwa bagaimana

dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada masyarakat.

Bahkan unsur utama cultural studies dapat dipahami sebagai studi atas

kebudayaan sebagai praktik signifikasi representasi. Ini mengharuskan

peneliti mengeksplorasi pembentukan makna tekstual. Ia juga menghendaki

penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks.

Representasi dan makna kultural memiliki materialitas tertentu,

mereka melekat pada bunyi, prasasti, obyek, citra, buku, majalah, dan

program televisi. Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami

dalam konteks sosial tertentu. Representasi adalah hubungan antara konsep-

konsep dan bahasa yang memungkinkan pembaca menunjuk pada dunia yang

sesungguhnya dari suatu obyek, realitas, atau pada dunia imajiner tentang

obyek fiktif, manusia atau peristiwa

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

10

Stuart Hall (1997:15) mengemukakan definisi representasi sebagai

berikut:

“Representation means using language to say something

meaningful about, or to represent, the word meaningfully, to

other people. ...Representation is an essential part of the

process by which meaning is produced and exchanged

between members of a culture. It does involve the use of

language, of signs and images which stand for or represent

things.”

Kutipan di atas menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian

dari proses produksi dan pertukaran makna. Melalui bahasalah, proses

produksi dan pertukaran makna tersebut dilakukan. Selain bahasa,

tanda/simbol juga dapat merepresentasikan suatu makna dan melalui

tanda/simbol juga terjadi proses pertukaran makna.

Hall menunjukkan bahwa sebuah imaji akan mempunyai makna

yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa imaji akan berfungsi atau bekerja

sebagaimana mereka dikreasi atau dicipta. Hall menyebutkan “Representasi

sebagai konstitutif”. Representasi tidak hadir sampai setelah selesai

direpresentasikan, representasi tidak terjadi setelah sebuah kejadian.

Kerbs mengemukakan bahwa representasi berasal dari kata “Represent”

yang bermakna stand for artinya “berarti” atau juga “act as delegate for” yang

bertindak sebagai perlambang atas sesuatu (Rahmadhani, 2017: 40). Representasi juga

dapat berarti sebagai suatu tindakan yang menghadirkan atau mempresentasikan

sesuatu lewat sesuatu yang di luar dirinya, biasanya berupa tanda atau simbol. Secara

ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa. Lewat bahasa (simbol-

simbol dan tanda tertulis, lisan, atau gambar) tersebut itulah seseorang yang dapat

mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide tentang sesuatu (Juliastuti, 2000”32).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

11

Konsep representasi dapat berubah-ubah, selalu ada pemaknaan

baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada.

Karena makna sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses

negosiasi dan disesuaikan dengan situasi yang baru, intinya adalah makna

tidak inheren dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi,

lewat proses representasi. Ia adalah hasil dari praktek penandaan, praktek yang

membuat sesuatu hal bermakna sesuatu (Juliastuti, 2000:1) sehingga dapat

dijelaskan bahwa representasi adalah hal yang dapat disampaikan tentang apa

yang sudah terjadi sehingga lebih mampu memaknai.

Representasi adalah produksi makna melalui bahasa” (Hall, 1997: 16)

dalam hal ini merupakan proses bagaimana kita member makna pada sesuatu

melalui bahasa. Oleh sebab itu, untuk mempresentasikan sesuatu adalah

untuk menggambarkan atau melukisnya, untuk “memanggilnya” ke dalam

pikiran kita dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan atau

membayangkan; untuk terlebih dahulu menempatkan persamaan ke dalam

pikiran kita atau perasaan kita.

Cavallaro (2004: 71) menyatakan bahwa representasi hanya

mewakili lantaran ditafsirkan dan pada akhirnya mewakili apa pun yang

sanggup memberi kesan. Representasi juga dihubungkan dengan konsep

pengulangan (sejumlah hal yang mungkin diulang) (Cavallaro, 2004: 71).

Ada dua hal berkait dengan representasi yakni, pertama: apakah seseorang,

kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya, apa

adanya ataukah diburukkan. Penggambaran yang tampil bisa jading adalah

penggambaran yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

12

kelompok tertentu. Hanya citra buruk saja yang ditampilkan sementara citra

atau sisi yang baik luput dari penampilan. Kedua: bagaimana representasi

tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat, aksentuasi dan bantuan foto

macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan

dalam program (Eriyanto, 2006: 113).

2.1.2 Cinta dan kasih

Carl Rogers (1987: 45) salah satu ahli psikologi humanistik, meyakini

bahwa manusia dimotivasi oleh kecenderungan atau kebutuhan untuk

mengaktualisasikan dirinya. Dalam hal ini yang termasuk dalam kecenderungan

aktualisasi yaitu kecenderungan untuk memelihara dan meningkatkan diri suatu

individu (Feist, 2010: 7-8). Oleh karena setiap manusia beroperasi sebagai satu

organisme yang utuh, aktualisasi meliputi keseluruhan bagian manusia baik secara

fisiologis & intelektual, rasional & emosional, kesadaran & ketidaksadaran.

Kebutuhan ini bersifat bawaan sebagai kebutuhan dasar jiwa

manusia, yang meliputi kebutuhan fisik dan psikis. Sebenarnya manusia

memiliki kebutuhan-kebutuhan lainnya, namun semua itu tunduk kepada

kebutuhan yang satu ini. Kebutuhan lain itu adalah “positive regard of others”

dan “self regard”. Kedua kebutuhan ini bersifat dipelajari mulai usia dini, yaitu

ketika bayi mendapat curahan cinta kasih, perawatan, dan “positive regard”

(penghargaan yang positif) dari orang lain, terutama orang tua (Syamsu Yusuf

& Juntika Nurihsan, 2007: 146). Maka dari itu cinta kasih adalah kebutuhan

utama seseorang dalam menjalani kehidupannya,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

13

Stenberg (1988: 48) mengatakan cinta adalah bentuk emosi manusia

yang paling dalam dan paling diharapkan. Manusia mungkin akan berbohong,

menipu, mencuri dan bahkan membunuh atas nama cinta dan lebih baik mati

daripada kehilangan cinta. Cinta dapat meliputi setiap orang dan dari berbagai

tingkatan usia. Master (1992: 35) mengatakan bahwa cinta sebagai tugas yang

sulit karena disamping mencintai pasangannya yaitu baik lelaki maupun

wanita juga harus mencintai anak maupun orang tua, saudara, hewan

kesayangan, negara atau Tuhan sama seperti mereka mencintai makanan

kesukaan, pelangi dan olahraga favoritnya.

Menurut Libowitz cinta adalah suatu perasaan positif yang kuat yang

kita rasakan terhadap seseorang dan merupakan perasaan positif terkuat yang

pernah kita alami. Dalam setiap tipe cinta, elemen perhatian terhadap orang

yang dicintai sangatlah penting. Tanpa adanya unsur perhatian yang murni,

apa yang disebut cinta mungkin hanya hasrat saja. Selain unsur perhatian,

unsur rasa hormat juga diperlukan. Rasa hormat yang akan membuat individu

menghargai identitas dan integritas orang yang dicintai sehingga

menghindarkan dari masalah eksploitasi (Wortman, 1992: 65)

Dari definisi-definisi yang disebutkan maka dapat disimpulkan cinta

adalah seperangkat keadaan emosional dan mental yang kompleks yang

mempengaruhi cara berpikir, perasaan dan tingkah laku seseorang.

Teori representasi cinta kasih dalam penelitian ini menggunakan

teori Fromm. Fromm (2005) dalam bukunya yang berjudul “The Art Loving”

memaknai hakikat cinta menyatakan bahwa yang disebut cinta adalah sikap,

suatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

14

keseluruhan, bukan menuju satu “objek” cinta. Fromm menyebut adanya

cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri) dan cinta

kepada Allah.

Ibn Hazm Al-Andalusi (2009: 27) menyatakan bahwa cinta adalah

urusan hati, sementara hati adalah urusan Ilahi.Pernyataan Ibn Hazm Al-

Andalusi ini terkait dengan representasi cinta kepada kekasih.Representasi

cinta kepada kekasih digambarkan oleh Ibn Hazm Al-Andalusi (2009: 31) di

bawah ini.

… segenap perhatian, cinta, dan kasih sayangnya akan

tercurah kepada sang pujaan tercinta. Ia curahkan segalanya

dengan kesadaran penuh akan adanya “sesuatu” yang

menyatukan jiwanya dengan jiwa sang pujaan tercinta. Kala

terpisah, ia akan mencarinya, mendatanginya, dan

merindukan pertemuan dengannya. Kalau bisa, tak perlu

ada perpisahan.Ia ingin senantiasa berada di sisi sang

pujaan tercinta, laiknya magnet yang terus menempel pada

besi.

Lebih lanjut, terkait dengan representasi cinta kasih kepada kekasih,

Ibn Hazm Al-Andalusi (2009: 35) menyatakan bahwa orang yang terkena

panah cinta tak akan mau melepaskan panah itu. Menurut Ibn Hazm Al-

Andalusi (2009: 37), tanda-tanda (jatuh) cinta itu adalah (1) tatapan mata, (2)

mengiyakan dan mengikuti perkataan, (3) gerak tubuh, (4) berdebar-debar

dan penuh kegembiraan, (5) melakukan segala perbuatan yang biasa

dilakukan sang pujaan, (6) selalu ingin mendengar nama pujaan hatinya, dan

(7) suka dalam kesendirian.

Widyosiswoyo (1996: 50) menyatakan bahwa cinta lebih

mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih

merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada orang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

15

atau yang dicintai. Oleh karena itu, menurut Widyosiswoyo (1996: 50),

bersumber dari cinta yang mendalam itu yang menyebabkan kasih dapat

diwujudkan secara nyata.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Cinta

adalah sebuah perasaan dan sebuah kekuatan dalam diri manusia dimana

manusia dalam hidupnya tentu tak pernah jauh dari sebuah perasaan saling

mencintai dan mengasihi antar sesama manusia baik antar saudara,

keluarga, maupun pasangan kekasih.

2.1.3 Jenis Cinta dan Kasih

Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang diwujudkan dengan

tingkah laku, seperti dengan kata-kata, tulisan, gerak, atau media lainnya.

Orang yang mempunyai pesona cinta kasih, hidupnya penuh gairah,

semangat, banyak inisiatif, dan penuh kreatif, bagi seniman perilaku cinta

kasih dituangkan dalam bentuk karya budaya sehingga dapat dinikmati pula

oleh masyarakat/khalayak. Dengan demikian, masyarakat dapat memetik

nilai-nilai kemanusia yang terungkap melalui karya budaya itu.

Menurut Fromm (2005) dalam buku larisnya (The Art of Loving)

menyatakan bahwa ke empat gejala: care, responsibility, respect,

knowledge muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai.

Sebuah kebohongan jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak

pernah mengasuh dan tak ada tanggung jawab pada si anak. Sementara

tanggung jawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

16

rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru,

rohaniwan, dan individu lainnya pada sikap otoriter dan semena-mena.

Cinta sebagai sesuatu yang aktif yang dapat memecahkan tembok

yang memisahkan manusia dari teman-temannya, yang dapat menyatukannya

dengan yang lain. Menurut Erich Fromm ada 4 unsur mengenai konsep cinta,

yaitu :

1) Care (perhatian); sangat diperlukan dalam prilaku yang disebut cinta agar

dapat memahami kehidupan, perkambangan maju mundur, baik burut,

dan bagaimana kesejahteraan objek yang dicintai.

2) Responsibility (tanggung jawab); tanggung jawab diperlukan dalam

menjalin hubungan. Sebab tanpa adanya tanggung jawab tidak akan ada

pembagian yang seimbang. Tanggung jawab disini bukanlah untuk

mendikte objek yang dicintai sekehendak kita, tapi bagaimana

keterlibatannya dalam kehidupan objek yang dicintai.

3) Respect (hormat); hal ini menekankan bagaimana menghargai dan

menerima objek yang dicintai apa adanya dan tidak bersikap sekehandak

hati.

4) Knowledge (pengetahuan); pengetahuan diperlukan guna mengetahui

seluk beluk yang dicintai.

Adanya sebuah ungkapan teori tentang cinta sebaiknya dimulai

dengan teori tentang manusia, tentang eksistensi manusia. Maka dari itulah

eskistensi tersebut menyebabkan seorang manusia mempunyai kehidupan

yang harus sadar akan dirinya dimana manusia memiliki kesadaran akan

dirinya, akan diri sesamanya, akan masa silam, serta kemungkinan-kemungkinan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

17

yang ada di masa depannya kelak. Manusia juga akan mempunyai kesadaran

untuk jangka hidupnya yang pendek serta fakta bahwa ia dilahirkan diluar

kemauannya dan akan mati diluar keinginannya. Bahkan kehidupan manusia

yang harus menyadari bahwa dia akan mati mendahului orang-orang yang

dicintai atau mereka yang dia cintailah yang akan mendahuluinya (Fromm, 2005: 36).

Setelah mengulas teori tentang cinta, Erich Fromm kemudian

menjabarkan obyek-obyek cinta yang berbeda yang ada pada manusia, yaitu:

Cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotik, cinta diri dan cinta Tuhan.

Cinta persaudaraan berbeda dengan cinta keibuan, begitu juga berbeda

dengan cinta erotik, diri atau Tuhan. Hal ini yang menarik dari pembahasan

psikologi tentang cinta oleh Erich Fromm. Ia tidak mengeneralkan

pemahaman tentang cinta, tetapi mengkalisifikasikannya berdasarkan obyek

yang mana mempunyai arti berbeda pada masing-masing obyek.

Cinta persaudaraan adalah cinta pada sesama manusia, cinta keibuan

adalah cinta ibu pada anaknya, cinta diri adalah cinta pada diri sendiri; dan

sebagainya. Sementara elemen-elemen cinta menurut Fromm adalah yakni

perhatian, tanggungjawab, penghargaan serta pemahaman, sayang, kemesraan.

Belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah

laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik,

positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan,

dan kebahagiaan, berbagai bentuknya dapat diuraikan sebagai berikut:

Secara alamiah manusia mencintai dirinya sendiri. Manusia

membenci segala sesuatu yang mendatangkan penderitaan, rasa sakit dan

bahaya lainnya. Cinta diri erat hubungannya dengan menjaga diri. Manusia

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

18

menurut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya. Gejala

yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah

kecintaanya luar biasa terhadap harta benda. Sebab manusia beranggapan

dengan harta benda ia dapat merealisasikan semua keinginannya guna

mencapai kesenangan-kesenangan kemewahan hidup. Cinta terhadap dirinya

tidak harus dihilangkan, tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang

lain untuk berbuat baik. Inilah yang dimaksud dengan cinta ideal.

Pertemuan antara dua orang dapat membangkitkan rasa cinta. Dalam

pertemuan terjadi saling membuka hati, terbuka dan jujur. Hubungan antar

dua orang memuncak dalam hubungan cinta sebab asal mula hubungan cinta

itu adalah anugerah Tuhan. Syarat cinta adalah kerendahan hati pada orang

yang memanggil, kesediaan pada orang yang dipanggil. Dalam cinta timbul

komunikasi, kebersamaan yang sungguh-sungguh komunikatif dan selalu

mengandung suatu imbauan kepada sesama. Adapun berikut ini jenis-jenis

cinta yang dapat dikaji dalam teori seni cinta, yaitu :

1) Cinta sesama manusia

Cinta kepada sesama manusia merupakan watak manusia itu

sendiri. Perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan dalam arti

karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung, atau berguna

bagi dirinya, melainkan datang dari hati nuraninya yang ikhlas disertai

tujuan yang mulia. Motivasi seseorang mencintai sesama manusia

disebabkan karena manusia itu sendiri tidak dapat hidup sendirian

(manusia sebagai makhluk sosial) dan merupakan suatu kewajiban (QS:

49: 10).

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

19

Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang

sedang sakit dan membawa obat kepadanya, menghiburnya serta

medoakannya berarti sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya

yang sakit itu.

2) Cinta kepada Tuhan (Allah swt)

Puncak cinta manusia yang paling tinggi, mulia, jernih dan

spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya.

Tidak hanya shalat, pujian dan doanya, tetapi semua tindakan dan tingkah

lakuknya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-

Nya. Dalam firman Tuhan : “Katakanlah: jika kamu (benar-benar)

mencintai Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni

dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (Q: 3: 31).

Cinta seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada

segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan ini, melebihi cintanya kepada

dirinya sendiri, anak-anaknya, isterinya, kedua orang tuanya, keluarganya

dan hartanya. Apabila seorang taat beribadah, menuruti perintahnya dan

menjauhi segala larangan Tuhan, orang itu mempunyai cinta kasih kepada

Tuhan pencipta-Nya

Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah merupakan

pendorong dan mengarahkannya kepada penundukkan semua bentuk

kecintaan lainnya. Cinta kepada Allah akan membuat seseorang akan

menjadi mencintai sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah, dan

seluruh alam semesta. Hal ini terjadi karena semua yang ada dipandang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

20

sebagai manifestasi Tuhannya, sebagai sumber kerinduan spiritualnya

dan harapan kalbunya.

3) Cinta kasih antara orang tua dengan anaknya

Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya,

berarti mempunyai cinta kasih terhadap anak, mereka selalu

mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian

hari.

4) Cinta kasih sepasang kekasih

Seorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan

prilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan sekuntum mawar

merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.

5) Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya.

Apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara

tanaman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam

tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena

bisa dikatakan orang tersebut menaruh cinta kasih atau menyayangi

lingkungan hidupnya.

2.1.4 Diksi

2.1.4.1 Pengertian Diksi

Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang

dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan

untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide

atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

21

(Keraf, 2008: 22-23). Seorang pengarang ketika menentukan suatu kata dalam

menulis, ternyata tidak asal dalam memilih kata, namun demikian kata yang

akan dipilih itu akan diikuti dengan berbagai hal yang melingkupinya. Hal

tersebut menyangkut dimana, kapan, dan tujuannya apa menggunakan kata

tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk memberi corak atau warna agar

menarik perhatian pembaca, dengan syarat maksud atau pesan yang ingin

disampaikan pengarang itu bisa tersampaikan.

Gagasan atau ide yang dituangkan, baik itu dalam bentuk tulisan maupun

dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas, akan tetapi tidak asal

memasukan kosa kata yang dimiliki itu dalam tulisan. Keraf (2008: 24)

mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu,

a. pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang

akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana

membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan

ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik

digunakan dalam situasi.

b. pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan

kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan

situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

c. pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan

sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu

bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

22

Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre (2008: 102) menjelaskan

bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk

mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu

kalimat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan kata secara

tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin

disampaikan kepada orang lain dan dinyatakan dalam suatu pola kalimat baik

secara lisan maupun secara tertulis untuk memunculkan fungsi atau efek

tersendiri bagi pembaca.

2.1.3.2 Jenis Diksi

Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam

membentuk karya sastra agar dapat dipahami pembaca atau pendengar.

Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang

isi karya sastra, jenis diksi menurut Keraf (2008: 89-108) adalah sebagai

berikut.

a) Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu

menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan

batasan kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada

konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu

pada makna yang sebenarnya.

b) Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,

imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau

asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

23

sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi

mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya.

c) Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata

abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan

panca indra manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas,

dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan

pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering

dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.

d) Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat

atau dirasakan oleh satu atau lebih dari pancaindra. Kata-kata konkrit

menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman.

Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam

pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain.

e) Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang

luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan,

dan kepada keseluruhan.

f) Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-

pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada

objek yang khusus.

g) Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam

tulisan-tulisan ilmiah.

h) Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan

masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

24

i) Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu

tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau

kelompok-kelompok khusus lainnya.

j) Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun

secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata

slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni.

k) Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih

dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.

l) Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan

wujud atau struktur bahasa Indonesia.

Tarigan (1985: 61) mengemukakan bahwa ragam konotasi dibagi

menjadi dua macam, yaitu konotasi baik dan konotasi tidak baik.

1. Konotasi Baik Kata-kata yang merupakan konotasi baik dan oleh sebagian

masyarakat dianggap memiliki rasa yang lebih enak, sopan, akrab, dan

tinggi. Konotasi baik dibagi menjadi dua macam, yaitu;

a) Konotasi tinggi yaitu kata-kata sastra dan kata-kata klasik yang lebih

indah dan anggun terdengar ditelinga umum. Kata-kata seperti itu

mendapat konotasi atau nilai rasa tinggi. Disamping itu, kata-kata asing

pada umumnya menimbulkan anggapan rasa segan, terutama bila orang

kurang atau sama sekali tidak memahami maknanya, lantas

memperolah nilai rasa tinggi.

b) Konotasi ramah yaitu kata-kata yang berasal dari dialek atau bahasa

daerah karena dapat memberikan kesan lebih akrab, dapat saling

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

25

merasakan satu sama lain tanpa ada rasa canggung dalam bergaul. Kosa

kata seperti ini merupakan kosa kata yang memiliki konotasi ramah.

2. Konotasi Tidak Baik Konotasi tidak baik berarti kata-kata yang oleh

sebagian masyarakat dianggap memiliki nilai rasa tidak sopan, tidak

pantas, kasar, dan dapat menyinggung perasaan orang lain. Kata-kata ini

biasanya mempunyai konotasi yang tidak baik. Konotasi tidak baik dibagi

menjadi lima macam, antara lain

a) Konotasi berbahaya yaitu kata-kata yang erat kaitannya dengan

kepercayaannya masyarakat kepada hal-hal yang sifatnya magis. Pada

saat tertentu dalam kehidupan masyarakat, kita harus hati-hati

mengucapkan suatu kata agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan, hal-hal yang mungkin mendatangkan mara bahaya.

b) Konotasi tidak pantas yaitu kata-kata yang diucapkan tidak pada

tempatnya dan mendapat nilai rasa tidak pantas, sebab jika diucapkan

kepada orang lain si pembicara akan merasa malu, merasa diejek,

dicela oleh masyarakat atau keluarganya sebagai orang yang tidak

sopan. Pemakaian atau pengucapan kata-kata yang berkonotasi tidak

pantas ini dapat menyinggung perasaan, terlebih-lebih orang yang

mengucapkannya lebih rendah martabatnya daripada lawan bicara

atau objek pembicaraan itu.

c) Konotasi tidak enak yaitu salah satu jenis konotasi atau nilai rasa tidak

baik yang berkaitan erat dengan hubungan sosial dalam masyarakat.

Ada sejumlah kata yang hanya pantas digunakan dalam hubungan

tidak baik dan tidak pantas digunakan dalam pergaulan yang baik.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

26

Oleh karena itu, kata atau ungkapan tersebut harus dihindari untuk

menjaga hubungan tetap harmonis dan juga untuk menghindari

hubungan yang semakin retak.

d) Konotasi kasar yaitu kata-kata yang terdengar kasar dan mendapat

nilai rasa kasar. Kata-kata ini sering digunakan oleh rakyat jelata dan

biasanya berasal dari suatu dialek. Kata-kata kasar dianggap kurang sopan

apabila digunakan dalam pembicaraan dengan orang yang disegani.

e) Konotasi keras yaitu kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang

mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-

besarkan sesuatu hal. Ditinjau dari segi arti, maka kata ini dapat

disebut hiperbola, sedangkan dari segi nilai rasa atau konotasi dapat

disebut konotasi keras. Untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak

masuk akal, dapat digunakan kiasan atau perbandingan-perbandingan.

Pada umumnya, setiap anggota masyarakat dalam pergaulan sehari-

hari berusaha untuk mengendalikan diri. Akan tetapi, untuk menonjolkan

diri, orang sering kali tidak dapat mengendalikan diri dan cenderung

menggunakan kata-kata yang bersifat mengeraskan makna.

2.1.5 Fungsi Pilihan Kata atau diksi

Gorys Keraf (2002:54) mengemukakan beberapa point penting tentang diksi.

1. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata mana yang harus

dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk

pengelompokan kata–kata yang tepat atau menggunakan ungkapan–

ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

27

2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan

kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi

dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Fungsi Diksi

1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak

resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

4. Menciptakan suasana yang tepat.

5. Mencegah perbedaan penafsiran.

6. Mencegah salah pemahaman.

7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

2.1.6 Puisi

Secara umum karya sastra terbagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa,

drama dan puisi.Waluyo (2002: 1) mengungkapkan bahwa puisi merupakan

karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.Selain itu, puisi

merupakan salah satu jenis karya sastra yang dalam penyajiannya sangat

mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna.

Puisi adalah karya sastra dan semua karya sastra bersifat imajinatif.

Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak menggunakan makna kias

dan makna lambing atau majas. Hal ini disebabkan terjadinya pemadatan

atau pengkonsentrasian segenap kekuatan bahasa di dalam puisi.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

28

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poites,

yang artinya membangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa latin dari

kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan

menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, maka kata tersebut menyempit

menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan

(Sitomorang, 1983: 10).

Puisi adalah susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai untuk

menimbulkan efek dan daya sentuh, tentunya dengan maksud yang lebih

luas. Kata-kata atau lebih luas lagi bahasa, sesungguhnya memiliki

kekuatan-kekuatan, daya pukau, dan daya sentuh yang luar biasa. Kekuatan-

kekuatan inilah yang dieksplorasi penyair untuk mengungkapkan maksud dan

gagasannya agar dapat menyentuh perasaan, imajinasi, dan pikiran

pembacanya. Dengan pemilihan kata-kata, dengan penggunaan majas,

dengan eksplorasi bunyi, dengan penggambaran - penggambaran yang

seolah bisa diindera pembaca, dengan susunan struktur dan kata-kata yang

menimbulkan irama dan tempo yang dikehendaki, dan dengan berbagai

potensi-potensi atau kekuatan-kekuatan bahasa lainnya. Puisi merupakan

hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan (Aisyah, 2007: 2).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kosasih (2012: 97), puisi

adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya

makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan

irama yang terkandung dalam karya sastra itu.Adapun kekayaan makna

yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

29

bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang

digunakan sehari-hari.Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun

maknanya sangat kaya.Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata

konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

Puisisalah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang

berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang

dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif,

dan imajinatif. Secara bebas dapat dikatakan bahwa puisi adalah karangan

yang singkat, padat, pekat (Suroto,1989:40).

Puisi merupakan karya sastra yang terikat ketentuan atau syarat

tertentu dan pengungkapannya tidak terperinci, tidak mendetail atau tidak

meluas. Isinya tidak sampai pada hal-hal yang kecil dan tidak sejelas karya

sastra berbentuk prosa. Karya sastra puisi merupakan bentuk karya sastra

yang mengungkapkan hal-hal yang pokok dan pengungkapannya dengan

cara pengonsentrasian, pemusatan dan pemadatan. Pengonsentrasian,

pemusatan, dan pemadatan dari segi isi maupun dari segi bahasa. Dari segi

isi, pemusatan yaitu pengungkapan berpusat pada masalah yang pokok saja.

Pemadatannya yaitu bentuk yang berupa larik-larik tetapi dapat mencakup

peristiwa yang sangat luas dan sangat mendalam. Sedangkan,

pengonsentrasiannya yaitu peristiwa tidak langsung diungkapkan tetapi

adanya pemilihan kembali pada peristiwa yang akan diungkapkan. Dari segi

bahasa terdapat pula penghematan, pemadatan, dan pengonsentrasian serta

pemusatan. Penghematan bahasa dalam arti penggunaan kata yang sangat

mendukung atau sangat tepat untuk digunakan.Pemadatan bahasa dalam arti

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

30

penggunaan kata tertentu dan terbatas dapat mewakili peristiwa yang luas

dan mendalam.Sedangkan, pengonsentrasian dan pemusatan bahasa adalah

adanya pertimbangan yang sangat masuk dalam menggunakan atau memilih

kata (Zainuddin, 1991:100).

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan bahasa

imajinatif. Ciri khas puisi karena kekuatan puisi terletak pada kat-katanya.

Puisi sering juga menggunakan lambang-lambang untuk menambah

kepuitisannya dan menggunakan berbagai macam majas. Menurut Herman

J. Waluyo (2003: 1), menyatakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan

bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang

padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

Puisi adalah ekspresi yang konkret dan yang bersifat artistik dan

pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Puisi adalah

ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif, yang hanya bernilai serta

berlaku dalam ucapan atau menyatakan yang bersifat kemasyarakatan yang

diutarakan dengan bahasa yang memanfaatkan setiap wacana dengan

matang dan tepat guna (Blair&Chandka dalam Tarigan, 1991:7).

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis mengacu pada pendapat

Suroto yang menyatakan bahwa puisi adalah salah satu bentuk karya sastra

yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan

pengarang yang padat yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya

bahasa secara pekat, kreatif, dan imajinatif.

Unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur fisik

dan struktur batin Waluyo (1987: 106-130). Namun dalam penelitian ini

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

31

lebih kepada unsur fisik berupa diksi (pilihan kata ) saja. Diksi (Pemilihan

Kata) Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan

yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu

makna, susunan bunyinya, maupunhubungan kata itu dengan kata-kata lain

dalam baris dan baitnya.Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting

dalam puisi. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif dan ada pula kata-kata

yang berlambang. Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-

kata yang dipilih hendaknya bersifat puitis, yang memunyai efek keindahan,

bunyinya harus indah dan memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya

(Waluyo, 1987: 106). Diksi dalam hal ini meliputi kata konotasi dan kata

berlambang.

2.1.7 Instagram

Karya sastra modern semakin berkembang drai hari ke hari. Banyak

penulis-penulis baru yang berusaha melihat peluang untuk mempopulerkan

karya sastranya. Melihat industri penerbitan dan percetakan yang semakin

mahal, penuh aturan, dan banyak tuntutan, membuat penulis baru menilik

celah yang dihadirkan oleh akun-akun media sosial yang berkembang di era

teknologi. Akun media sosial tersebut lebih murah, lebih praktis, namun

menjangkau wilayah yang sangat luas.Hal ini bisa dimanfaatkan oleh

penulis-penulis muda untuk menyebarluaskan karyakaryanya secara praktis

dan ekonomis.

Media sosial yang tengah berkembang di masyarakat sebagai

dampak perkembangan teknologi nyatanya bisa dimanfaatkan secara positif

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

32

oleh penggunanya. Salah satu media sosial yang sangat populer adalah

instagram. Melalui instagram seseorang bisa berbagi foto atau video tanpa

batasan ruang dan waktu.Instagram menjangkau semua kalangan dan semua

daerah di seluruh dunia.Tak terkecuali pada akun instagram.

Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera

polaroid yang dulu lebih dikenal dengan “foto instan”. Instagram juga dapat

menampilkan foto-foto secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk

kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram adalah

untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula

dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan

jaringan internet, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima

dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari kata “instan-

telegram” (Putri, 2013: 14).

Menurut Bambang, Instagram adalah sebuah aplikasi dari

Smartphone yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu dari

media digital yang mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun

perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau tempat

untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram juga dapat

memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan

kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto

menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus (Atmoko,

2012: 10).

Keadaan ini telah mengubah pola pikir masyarakat dari tradisional

menjadi modern.Selain merupakan pengaruh perkembangan zaman, era

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

33

digital ternyata mempermudah dan memanjakan pengguna atau

masyarakatnya. Seperti kemunculan instagram yang bisa dikatakan

pengganti penerbitan konvensional. Instagram bisa dinilai sebagai wadah

seseorang untuk menerbitkan karya-karyanya, baik berupa foto, video, atau

tulisan sekalipun. Meskipun media sosial dapat menjangkau semua

kalangan, nyatanya instagram paling banyak digunakan oleh kaum muda.

Banyak akun-akun yang memanfaatkan instagram sebagai wadah

mempopulerkan sesuatu, baik benda, jasa, ataupun diri pribadi

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan mengambil

gambar atau foto yang menerapkan filter digital untuk mengubah tampilan

efek foto, dan membagikannya ke berbagai layanan media sosial, termasuk

milik Instagram sendiri. Menurut Atmoko (2012:10) ada beberapa bagian

yang sebaiknya diisi agar foto yang di unggah lebih mempunyai makna

informasi, bagian-bagian tersebut yaitu :

a. Judul atau caption foto bersifat untuk memperkuat karakter atau pesan

yang ingin disampaikan pada pengguna tersebut.

b. Hashtag adalah sysmbol bertanda pagar (#), fitur pagar ini sangatlah

penting karena sangat memudahkan pengguna untuk menemukan foto-

foto di Instagram dengan hashtag tertentu.

c. Fitur lokasi adalah fitur yang menampilkan lokasi dimana pengguna

pengambilannya. Meski Instagram disebut layanan photo sharing,

tetapi Instagram juga merupakan jejaring sosial. Karena pengguna bisa

berinteraksi dengan sesama pengguna.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

34

Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di Instagram, yaitu

sebagai berikut :

a. Follow adalah pengikut, dari pengguna Instagram pengguna satu

agar mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang

menggunakan Instagram.

b. Like adalah suatu ikon dimana pengguna dapat menyukai gambar

ataupun foto pada Instagram, dengan cara menekan tombol like

dibagian bawah caption yang bersebelahan dengan komentar. Kedua,

dengan double tap (mengetuk dua kali) pada foto yang disukai.

c. Komentar adalah aktivitas dalam memberikan pikirannya melalui

katakata, pengguna bebas memberikan komentar apapun terhadap

foto, baik itu saran, pujian atau kritikan.

d. Mentions adalah untuk menambah pengguna lain, caranya dengan

menambah tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna

Seiring dengan perkembangan zaman tersebut, dunia sastra bisa

masuk melalui instagram supaya menjangkau lebih dekat penggunanya.

Instagram dijadikan wadah untuk berkesenian dengan menggunakan medium

bahasa. Pada akun instagram @puisi_cinta contohnya, akun tersebut

merupakan akun yang memuat puisi-puisi berkualitas yang bisa dinikmati

semua orang. Sistem yang digunakan yakni akun @puisi_cinta menerima

kiriman tulisan puisi dari penulis, jika memenuhi syarat dan berkualitas maka

akun @puisi-cinta akan mengunggah puisi tersebut. Akun instagram ini

memiliki ribuan pengikut sehingga sangat mudah memunculkan penulis-

penulis baru untuk berpartisipasi aktif menulis dan mengirimkan karyanya.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

35

2.1.8 Makna kehidupan

Frankl mengungkapkan bahwa kebermaknaan hidup adalah keadaan

yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati

kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri

(Frankl, 2003: 67).Kemudian Hanik (2004: 89) menambahkan bahwa dalam

kebermaknaan hidup terdapat dua arti dasar yaitu, kebermaknaan lebih

merujuk pada interpretasi terhadap pengalaman atau hidup pada umumnya,

dan kebermaknaan lebih merujuk pada tujuan-tujuan dan motivasi-motivasi

yang membuat individu memiliki respek terhadap pengalamannya atau

hidupnya. Makna hidup mempunyai arti yang berbeda pada setiap individu

tergantung dari sudut pandang mana ia melihatnya dan mengartikannya.

Teori tentang makna hidup dikembangkan oleh Frankl (1996:55),

dimana teori ini dituangkan ke dalam suatu terapi yang dikenal dengan nama

logoterapi. Logoterapi memiliki tiga konsep dasar yakni:

a. Kebebasan berkehendak (the freedom to will), Manusia dalam batas-

batas tertentu memiliki kemampuan dan kebebasan untuk mengubah

kondisi hidupnya guna meraih kehidupan yang lebih berkualitas.Dan

yang sangat penting kebebasan ini harus disertai rasa tanggung jawab

(responsibility) agar tidak berkembang menjadi kesewenang-wenangan.

b. Hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning), Setiap orang

menginginkan dirinya menjadi orang yang bermartabat dan berguna bagi

dirinya, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat sekitar dan berharga di

mata Tuhan. Keinginan untuk hidup bermakna memang benar-benar

merupakan motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

36

setiap orang untuk melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan bekerja

dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.

c. Makna hidup (the meaning of life), Makna hidup adalah hal-hal yang

dianggap penting, dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the

purpose in life). Makna hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi

akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan

berharga. Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri,

dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak

menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan. Pengertian mengenai

makna hidup menunjukkan bahwa dalam makna hidup terkandung juga

tujuan hidup, yakni halhal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Mengingat

antara makna hidup dan tujuan hidup tidak dapat dipisahkan.

Banyak ahli yang telah meneliti tentang keberadaan hidup dan

memberikan pengertian mengenai makna hidup. Setiap individu

mempunyai keinginan untuk meraih hidup bermakna, seperti yang

dikemukakan Frankl dalam Bastaman (1996:66), bahwa dalam setiap

keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun kehidupan ini selalu

mempunyai makna, di mana hidup secara bermakna merupakan motivasi

utama setiap orang. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan

dan tanggung jawab pribadi untuk memilih dan menemukan makna dan

tujuan hidupnya. Makna dan tujuan hidup merupakan sesuatu yang tidak

dapat dipisahkan.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

37

Ketika seseorang menemukan makna hidup maka ia akan

menentukan tujuan hidup yang pada akhirnya akan membuat segala

kegiatan menjadi lebih terarah. Kebermaknaan hidup merupakan perasaan

subjektif bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri subjek mempunyai

dasar kokoh dan penuh arti atau dengan kata lain subjek merasa bahwa

dirinya benar, dan tepat (Erikson dalam Cremers, 1989:59).

Rasa penuh makna tersebut tercapai ketika subjek merasa telah

menyesuaikan diri secara memadai dengan tata nilai yang menjadi kerangka

orientasi hidupnya (Koeswara, 1992: 88). Makna hidup merupakan sesuatu

yang dianggap penting dan berharga, serta memberikan nilai khusus bagi

seseorang. Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan

menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga.

(Bastaman, 1996:43)

Pengertian mengenai makna hidup menunjukan bahwa didalamnya

terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan

dipenuhi. Makna hidup ini benar-benar terdapat dalam kehidupan itu

sendiri, walaupun dalam kenyataannya tidak mudah ditemukan, karena

sering tersirat dan tersembunyi di dalamnya. Bila makna hidup ini berhasil

ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan bermakna

dan berharga yang pada giliranya akan menimbulkan perasaan bahagia.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebahagiaan adalah ganjaran atau

akibat samping dari keberhasilan seseorang memenuhi makna hidup.

Menurut pandangan Frankl (1970:55) makna hidup harus dilihat

sebagai suatu yang sangat objektif karena berkaitan dengan hubungan

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

38

individu dengan pengalamannya dalam dunia ini, meskipun makna hidup

itu sendiri sebenarnya suatu yang objektif, artinya benar-benar ada dan

dialami dalam kehidupan. Frankl (1985: 77) menyebutkan bahwa makna

hidup sebagai sesuatu hal yang bersifat personal, dan bisa berubah seiring

berjalanya waktu maupun perubahan situasi dalam kehidupannya. Individu

seolah-olah ditanya apa makna hidupnya pada setiap waktu maupun situasi

dan kemudian harus mempertanggungjawabkan.

Makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat

ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak

menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan.Pengertian mengenai

makna hidup menunjukkan bahwa dalam makna hidup terkandung juga

tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi, mengingat

antara makna hidup dan tujuan hidup tidak dapat dipisahkan.

Menurut Yalom dalam Bastaman (1996: 90) pengertian makna hidup

sama artinya dengan tujuan hidup yaitu segala sesuatu yang ingin dicapai dan

dipenuhi. Berdasarkan uraian dia atas maka dapat disimpulkan bahwa makna

hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta

memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan hidup.

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Adapun dalam penelitian ini dijelaskan kajian penelitian relevan untuk

menjadi bahan kajian saat penelitian ini sudah menunjukkan hasil temuan

penelitiannya, yaitu sebagai berikut :

1. Jurnal oleh M Rafieck (2015) dengan judul Representasi Cinta Dan Kasih

Dalam Kumpulan PuisiDoa Untuk Anak Cucu Karya W. S. Rendra.’

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

39

Representasi cinta dan kasih dalam kumpulan puisi yang berjudul

Doa untuk Anak Cucu terdapat dalam delapan buah puisi. Kedelapan buah

puisi itu adalah (1) Gumamku, ya Allah, (2) Doa, (3) Syair Mata Bayi, (4)

Tentang Mata, (5) Inilah Saatnya, (6) Rakyat adalah Sumber Ilmu, (7)

Jangan Takut, Ibu!, dan (8) Tuhan, Aku Cinta pada-Mu. Representasi cinta

dan kasih itu diwujudkan dalam (1) cinta kepada Tuhan, (2) cinta dan kasih

kepada bayi atau anak, (3) cinta kepada kekasih, (4) cinta dan kasih kepada

sesama manusia, (5) cinta dan kasih kepada rakyat, dan (6) cinta dan kasih

kepada ibu. Secara umum, cinta kepada Tuhan termuat dalam 3 buah puisi,

yaitu (1) Gumamku, ya Allah, (2) Doa, dan (3) Tuhan, Aku Cinta pada-Mu.

Selebihnya representasi cinta dan kasih hanya terdapat dalam sebuah puisi.

Hal ini menunjukkan kuatnya hubungan vertikal si aku lirik dengan

Tuhannya dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu ini.

2. Penelitian oleh Azizah (2011) dengan judul “Representasi Cinta Di Film “

3 Hati 2 Dunia 1 Cinta”(Studi Semiotik Tentang Representasi Cinta di Film

“3 Hati 2 Dunia 1Cinta”).

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui bagaimana cinta

direpresentasikan dalam film. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode semiotic. Pendekatan semiotic yang

dikemukakan oleh John Fiske melalui level realitas dan level representasi.

Data dibagi menjadi dua level yaitu level realitas dan level representasi.

Pada level realitas, dianalisis penandaan yang terdapat pada kostum, make-

up, setting, dan dialog. Pada level representasi dianalisis penandaan yang

terdapat pada cara kerja kamera. Kemudian data dianalisis dengan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

40

menggunakan konsep yang melibatkan hubungan tanda, obyek interpran

serta menggunakan ikon, indeks dan simbol yang menjadi penandaan

terhadap representasi cinta oleh tokoh Rosyid.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah fenomena cinta Elektra

kompleks yang dialami oleh seseorang yang berbagi cintanya antara

keluarga dan orang yang ia cintainya. Diwujudkan dalam sebuah perbedaan

perilaku dan sikap yang mengalami perubahan, lebih aktif dan melawan

orang tua. Pada dasarnya, cinta harus tetap memakai logika, meskipun cinta

mendorong seorang untuk melakukan perilaku yang irasional dan penuh

emosi. Karena bagimanapun cinta terhadap orang tua itu lebih penting

daripada cinta antara lawan jenis

3. Penelitian oleh Negara (2009) dengan Judul “Representasi nilai cinta dalam

film “ayat-ayat cinta”(analisa semiologi terhadap film ”ayat-ayat cinta”)

Penelitian ini mengambil obyek studi film ”Ayat-Ayat Cinta” karya

Hanung Bramantyo. Film ini menonjolkan nilai cinta tetapi bukan cuma

sekedar kisah cinta yang biasa ini tentang bagaimana menghadapi turun-

naiknya persoalan hidup. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif dengan teknik analisa semiologi Roland Barthes. Proses

analisa dilakukan dengan dua tahap, yaitu signifikasi tahap pertama;

hubungan antara signifier dan signified dalam sebuah tanda terhadap realitas

eksternal (denotasi). Tataran tahap pertama akan menjadi penanda-penanda

yang berhubungan pula dengan petanda-petanda pada tahap kedua yang

menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

41

perasaan atau emosi dari komunikasi serta nilai-nilai kebudayaan

(konotasi).

Konotasi memiliki makna subyektif. Setelah melalui kedua tahapan

tersebut, peneliti mengambil beberapa kesimpulan bahwa keseluruhan

adegan dalam film ini adalah benar bertutur tentang segala bentuk

(representasi) praktek nilai cinta terhadap sesama, Tuhan dan orang tua yang

meliputi bentuk praktik memberi, perhatian, tanggung jawab, penghargaan,

pemahaman, rendah hati, berani, percaya dan disiplin. Selain itu juga film

ini merupakan film dakwah. karena film ini sangat sesuai dengan tujuan

komunikasi Islam yaitu mengajak semua manusia untuk kembali dan hidup

sepanjang ajaran Tuhan, yang benar serta dilakukan dengan penuh

kebijaksanaan dan nasihat yang baik. Aspek-aspek naratif dan sinematik

dalam film ini juga digunakan karena dapat membantu peneliti memberikan

makna tertentu tentang representasi nilai cinta dalam film ayat-ayat cinta.

4. Penelitian oleh Hapsari dan Nurhidayati (2017) dengan judul “Gaya Bahasa

Puisi “Tanpa Syarat” Pada Akun Instagram @PuisiLangit Sebagai Media

Ajar Pemaknaan Puisi Di Sekolah Menengah Atas”

Generasi milenial terbentuk atas dampak dari perkembangan

teknologi yang demikian pesatnya. Disadari atau tidak teknologi yang

semakin maju membentuk era digital yang begitu memudahkan masyarakat

penggunanya dalam berbagai sisi kehidupan. Pengaruh era digital dan

generasi milenial terlihat dalam pertumbuhan media sosial yang banyak

digunakan sebagai alat aktualisasi diri. Salah satu media sosial yang

digandrungi generasi milenial adalah instagram. Dalam mempopulerkan jati

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Representasieprints.umm.ac.id/41680/3/BAB II.pdf · penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi

42

dirinya, sebagian besar generasi milenial lebih memilih menggunakan

media gambar dan tulisan, maka dari itu instagram dipilih sebagai sarana

yang paling tepat.

Gambar dan tulisan yang bisa digolongkan sebagai karya sastra

(puisi) tersebut memiliki nilai estetis yang tinggi hingga menyiratkan makna

tertentu yang ingin disampaikan. Remaja masa kini berlomba-lomba

menuliskan puisi menggunakan media instagram yang murah dan mudah

untuk menyebarluaskan karyanya. Puisi yang tertulis dalam instagram

termasuk kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai

media untuk menemukan nilai estetisnya. Maka tujuan analisis puisi ini

adalah mendeskripsikan bahasa dan pembentukan kata dengan aplikasi

kajian stilistika pada puisi “Tanpa Syarat” yang diunggah akun instagram

@PuisiLangit.

Penelitian ini fokus pada jenis, wujud, dan makna gaya bahasa puisi

“Tanpa Syarat”. Melalui teori stilistika puisi akan dibedah dengan

menganalisa struktur fisik puisi, kata-kata konkret, dan struktur batin puisi.

Hasil dari temuan tersebut akan direlevansikan dengan pengajaran sastra di

sekolah menengah atas. Bahwa media sosial instagram bisa digunakan

sebagai media ajar pada materi mengenai pemaknaan puisi.