bab ii kajian pustaka 2.1. pengertian sistemetheses.uin-malang.ac.id/1987/6/09520028_bab_2.pdf ·...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (200I :2), "Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan.
Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klarikel,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang- ulang.
Berdasarkan pengertian diatas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan
urutan kegiatan klarikel. Kegiatan klarikel terdiri dari kegiatan berikut ini
yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan
buku besar:
a. menulis
b. menggandakan
c. menghitung
d. memberi kode
e. mendaftar
f. memilih
g. memindah
h. membandingkan
8
2.2. Pengertian Informasi
Sebelum membahas lebih lanjut tentang sistem informasi, perlu
dijelaskan secara tegas perbedaan antara data dan informasi. Data adalah
fakta yang dimasukkan ke dalam, disimpan, dan diproses oleh sebuah SIA.
Informasi menurut Krismiaji (2002:15) adalah data yang telah
diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. Dengan demikian
dapat pula disimpulkan bahwa data adalah input bagi sebuah sistem
informasi, sedangkan informasi merupakan output. Data diproses menjadi
informasi yang bermanfaat bagi para pembuat keputusan untuk menghasilkan
keputusan yang lebih baik. Aturan umum yang berlaku adalah, semakin
tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat keputusan, semakin
baik keputusan yang dihasilkan.
Sedangkan menurut Bodnar (2006:6) informasi merupakan data yang
berguna dan diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
keputusan yang tepat.
2.3. Pengertian Akuntansi
Menurut Warren, Reeve, and Fees yang diteljemahkan oleh
Farahmita, Ama nugrahani dan Hendrawan (2006:10), akuntansi
didefinisikan sebagai "Sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi perusahaan". Definisi akuntansi seperti yang
diberikan oleh Kornite Terrninologi dari American Institute of
Certified Public Accountants yang dikutip oleh Riahi dan Belkaoui
9
(2006:50), "Akuntansi adalah suatu seni pencatatan,
pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan
dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang
paling tidak sebagian diantaranya, merniliki sifat keuangan, dan
selanjutnya menginterprestasikan hasilnya".
APB (Accounting Principle Board) Statement No 4 yang
dikutip oleh Harahap (2005:5) mendefrnisikan akuntansi sebagai
"Suatu kegiatan jasa yang fungsinya memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan
ekonorni yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonorni sebagai dasar mernilih diantara beberapa
alternatif'.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan
bahwa akuntansi adalah kegiatan mencatat, mengklasifikasikan, dam
mengikhtisarkan dalam satuan moneter mengenai aktivitas
ekonorni perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan ekonorni.
2.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Hapwood dan Bodnar (2000:181), "Sistem akuntansi
suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang dibuat
untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat
dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi. Dan
menyelenggarakan pertanggung jawaban bagi aktiva dan kewajiban
10
yang berkaitan. Menurut Ikhsan dan Prianthara (2009:13), "Sistem
akuntansi dalam hal ini adalah kumpulan formulir, catatan-catatan
dan prosedur-prosedur yang digunakan sedemikian rupa untuk
menyediakan dan mengolah data keuangan yang berfungsi sebagai
media kontrol bagi manajemen untuk mendukung pengambilan
keputusan bisnis".
Mulyadi mendefinisikan (2001:3) "Sistem akuntansi adalah
organisasi formulir, catatan, laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan".
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menyirnpulkan bahwa
sistem akuntansi terdiri atas kumpulan formulir, catatan, laporan,
metode dan prosedur yang dibuat untuk mengidentifikasikan,
mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi
transaksi organisasi untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan o1eh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan dan untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis".
2.5. Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi
Narko (2007:19) mengemukakan tujuan penyusunan sistem
informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan sistem.
Informasi akuntansi dianggap memiliki kualitas tinggi bila
informasi yang bersangkutan: relevan, tepat waktu dan mempunyai
11
daya banding, dapat diuji kebenarannya, mudah dimengerti dan
lengkap.
2. Meningkatkan pengendalian akuntansi dan pengecekan internal.
Sistem akuntansi harus dapat memberi jarninan bahwa
informasi akuntansi yang dihasilkan dapat diandalkan. Selain itu
sistem akuntansi harus menyediakan catatancatatan yang lengkap
sedemikian rupa sehingga teijamin pertanggungjawaban keamanan
harta milik organisasi.
3. Menekan biaya klerikal untuk menyelenggarakan catatan-catatan.
Dalam hal ini harus diingat bahwa tujuan meningkatkan
kualitas informasi yang dihasilkan sistem dan meningkatkan
pengendalian akuntansi dan pengecekan internal harus dicapai
dengan mempertimbangkan biaya yang masuk akal.
2.6. Karakteristik sistem informasi akuntansi
Agar bermanfaat, informasi harus memiliki kualitas atau karakteristik yang
dikemukakan oleh Krismiaji (2005:15) :
1. Relevan, menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat
keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikkan
kemampuan untuk mempredeksi, atau menegaskan/membenarkan
ekspektasi semula
2. Dapat dipercaya, bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat
menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi
12
3. Lengkap, tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para
pengguna informasi
4. Tepat waktu, disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses
pembuatan keputusan
5. Mudah dipahami, disajikan dalam format yang mudah dimengerti
6. Dapat diuji kebenarannya, memungkinkan dua orang yang kompeten
untuk menghasilkan informasi yang sama secara independen
2.7. Komponen sistem informasi akuntansi
Secara garis besar, sebuah sistem informasi memiliki delapan komponen.
Kedelapan komponen tersebut menurut Krismiaji (2002:16) :
1. Tujuan.
Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan
yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2. Input.
Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem.
Sebagian besar input berupa data transaksi. Namun perlu diingat, bahwa
dalam perkembangannya, sebuah SIA tidak hanya mengolah data dan
menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan
menghasilkan informasi non keuangan. Oleh karena itu, sebagian input
adalah berupa data non keuangan.
13
3. Output.
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut output. Output dari
sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai input
disebut dengan umpan balik (feedback). Output sebuah SIA biasanya
berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur
piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
4. Penyimpan data.
Data sering disimpan untuk dipakai lagi di masa mendatang. Data yang
tersimpan ini harus diperbarui (updated) untuk menjaga keterkinian data.
5. Pemroses.
Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan
komponen pemroses. Saat ini sebagian besar perusahaan mengolah
datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan informasi
secara cepat dan akurat.
6. Instruksi dan prosedur.
Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan
informasi tanpa instruksi dan prosedur rinci. Perangkat lunak (program)
komputer dibuat untuk menginstruksikan komputer melakukan
pengolahan data. Instruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer
biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman
prosedur.
14
7. Pemakai.
Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam perusahaan,
pengertian pemakai termasuk di dalamnya adalah karyawan yang
melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola dan
mengendalikan sistem.
8. Pengamanan dan pengawasan.
Informasi yang dihasilkan oleh sebuah SIA harus akurat, bebas dari
berbagai kesalahan, dan terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk
mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengamanan dan
pengawasan harus dibuat dan melekat pada sistem.
Gambar 2.1
Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Input Pemroses Output
Instruksi dan
Prosedur
Penyimpan Data
Umpan Balik
Sumber: Krismiaji (2002:16)
15
2.8. Peranan sistem informasi akuntansi (SIA) dalam organisasi perusahaan
Organisasi adalah sekelompok orang atau unit yang melakukan
kegiatan, termasuk pengambilan keputusan, secara terkoordinasi guna
mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai suatu sistem, setiap organisasi
menerima berbagai input dan mentransformasikannya menjadi suatu produk
barang atau jasa. Apapun bentuknya, setiap organisasi akan berusaha
mencapai tujuannya dengan mengalokasikan sumber dayanya secara optimal
melalui pengambilan keputusan. Informasi, dengan demikian memiliki nilai
ekonomis, sepanjang dapat memberikan kontribusi kepada pengambilan
keputusan alokasi sumber daya yang efisien sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai. Dengan demikian, informasi merupakan sumber daya
organisasi yang paling penting.
Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam dua kelompok
yakni kelompok internal dan eksternal. Kelompok internal meliputi para
manajer yang terdapat di dalam perusahaan itu sendiri yang kebutuhannya
sangat tergantung pada jenjang organisasi atau pada fungsi tertentu yang
dilaksanakannya. Kelompok eksternal pada umumnya memerlukan
informasi yang bersifat umum dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri
dari neraca, perhitungan rugi-laba, laporan arus kas, disertai dengan berbagai
penjelasannya. Pengertian umum dalam hal ini adalah dapat dipergunakan
oleh berbagai pihak. Oleh seblab itu, penyusunan informasi ini didasarkan
pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Widjajanto 2001:14).
16
Pada dasarnya dalam sebuah organisasi ada tiga tingkatan keputusan
yang dibuat menurut Krismiaji (2002:8), yaitu:
1. Keputusan yang terstruktur (structured decision), merupakan keputusan
yang sifatnya repetitif (berulang), rutin, dan mudah dipahami untuk
didelegasikan kepada karyawan level bawah atau diotomasi dengan
komputer
2. Keputusan semi terstruktur (semistructured decision), merupakan
keputusan yang sebagian memiliki sifat terstruktur dan sebagian lagi
memiliki sifat tidak terstruktur
3. Keputusan yang tidak terstruktur (unstructured decision), merupakan
keputusan yang tidak sering terjadi dan tidak rutin, dan tidak ada
pedoman (model) standar untuk membuat keputusan ini. Pembuatan
keputusan ini lebih didasarkan pada intuisi dan judgement
Dalam membuat keputusan, seseorang juga terkait dengan tiga jenis
kegiatan yang umum dilakukan dalam organisasi, yaitu:
1. Pengendalian operasional (operational control), merupakan kegiatan
yang menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan oleh unit-
unit organisasi. Contohnya adalah penjadwalan produksi, pengawasaan
persediaan, dan penambahan jumlah (batas) kredit kepada pelanggan
2. Pengendalian manajemen (management control), merupakan kegiatan
yang menjamin efektifitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya yang
dimiliki dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Contohnya adalah
penyusunan anggaran dan rencana modal kerja, penyusunan kebijakan
17
sumber daya manusia, dan pembuatan keputusan riset pengembangan
produk
3. Perencanaan strategis (strategic planning), merupakan kegiatan
menentukan tujuan organisasi, dan menentukan kebijakan yang
mengatur tentang kegiatan pembelian, penggunaan, dan disposisi
sumber-sumber daya organisasi. Contohnya adalah penetapan kebijakan
akuntansi dan keuangan, pemilihan jenis produk baru yang diperjual
belikan, dan pembentukan devisi baru
2.9. Struktur Organisasi
Menurut Mardi (2011:63) struktur organisasi merupakan suatu kerangka
pemisahan tanggung jawab secara tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan
unit yang dibentuk. Prinsip dalam menyusun struktur organisasi, yaitu
pemisahan antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi jangan diberi
tanggung jawab penuh melaksanakan semua tahapan kegiatan, hal ini
bertujuan supaya tercipta mekanisme saling mengendalikan antarfungsi
secara maksimal. Struktur yang jelas dan tegas menunjukkan batas
wewenang seseorang melalui garis komando dan menetapkan garis otoritas
serta tanggung jawab, termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas,
penetapan tanggung jawab untuk tugas tertentu, pembagian wewenang
terhadap tanggung jawab seseorang memepengaruhi informasi manajemen
18
2.10. Standar Operasional Prosedur
Definisi Standar Operasional Prosedur menurut (Developing standard
operating procedures in Wildland Fire Management: 2003) adalah pedoman
atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis,
administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah
menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja
instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance.
Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga
eksternal, karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja organisasi
publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan
untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa
responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah
memiliki SOP, karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan
publik instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai
acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat
dievaluasi dan terukur.
Dari Penjabaran diatas terdapat beberapa Fungsi, Tujuan dan Manfaat
Standar Operasional Prosedur
1.Menjelaskan detail setiap kegiatan dari proses yang dijalankan.
2.Adanya standarisasi kegiatan.
19
3.Membantu dalam pengambilan keputusan.
4.Memudahkan dalam transparansi dan akuntabilitas sebuah organisasi.
5.Mengarahkan suatu pekerjaan kepada konsep yang jelas.
2.11. Job Description
Job Description (Deskripsi Pekerjaan) menurut Nitisemito (1992: 19)
adalah daftar tugas-tugas umum, atau fungsi, dan tanggung jawab dari sebuah
posisi. Biasanya, hal itu juga termasuk kepada siapa laporan posisi,
spesifikasi seperti kualifikasi yang dibutuhkan oleh orang dalam pekerjaan,
gaji range untuk posisi, dan lain-lain. Deskripsi pekerjaan biasanya
dikembangkan dengan melakukan analisis pekerjaan, yang meliputi
pemeriksaan tugas dan urutan tugas yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan. Analisis terlihat di bidang pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh pekerjaan. Perhatikan bahwa peran adalah himpunan
tanggung jawab atau hasil yang diharapkan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
Manfaat job description antara lain :
1. Membantu atasan dan bawahan mengerti: Mengapa suatu jabatan
diadakan dan Apa tujuan utamanya.
2. Sebagai Alat Managemen untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi :
Performance Management, Staffing & Selection, Organization Design,
Reward System, Career Development & Training.
20
2.12. Unsur Sistem Akuntansi
Akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi
dari sudut pandang pemakai dan dari sudut pandang kegiatannya. Akuntnasi
dari sudut pemakai adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang
diperlukan untik melaksanakan kegiatan secara efesien dan mengevaluasi
kegiatan- kegiatan suatu organisasi, sedangkan akuntansi dari sudut kegiatan
adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi/ perusahaan.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan akuntasi adalah
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak- pihak perusahaan baik
itu pihak dari dalam perusahaan (manajemen) maupun dari luar perusahaan
(pemegang saham, investor, pemeriksa pajak, kreditur). Dari devinisi
akuntansi terdapat unsur suatu sistem akuntansi pokok tersebut menurut
Widjajanto (2001:276) :
1. Formulir
Formulir atau dokumen adalah alat perekam data transaksi yang
pertama. Formulir bisa dibuat segera sebelum atau setelah kejadian dari
suatu transaksi terjadi (Widjajanto 2001:276).
Menurut Widjajanto (2001:32) formulir dokumen pada dasarnya
digunakan untuk:
a. Menetapkan tanggung jawab kegiatan untuk memulai, mencatat, atau
menyelesaikan transaksi
b. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan
21
c. Mengirim data dari satu pihak ke pihak lainnya
d. Merekam transaksi atau meminta dilakukannya suatu kegiatan
Formulir merupakan alat untuk menetapkan tanggung jawab karena
di dalam formulir selalu tersedia ruang khusus yang menjelaskan tentang
pihak yang melaksanakan dan menyetujui dilakukannya transaksi yang
bersangkutan. Dengan demikian, setiap penerima dan pembaca dokumen
akan mengetahui siapa yang memprakarsai, melaksanakan, dan menyetujui
dilaksanakannya transaksi yang terekam dalam dokumen tersebut.
Dalam merancang suatu formulir atau dokumen, prinsip-prinsip
berikut ini perlu diperhatikan :
a. Menggunakan tembusan
Untuk memenuhi beberapa tujuan sekaligus dan untuk mengurangi
pekerjaan klerikal, yang dapat dengan sekali pengerjaan, beberapa
tujuan dapat dicapai
b. Pencantuman nomor urut tercetak
Nomor urut tercetak digunakan untuk mengawasi pemakaian formulir
dan untuk mengidentifikasikan transaksi bisnis. Nomor urut tercetak
ini akan dicantumkan di dalam catatan akuntansi, sehingga
memudahkan pencarian kembali dokumen yang dicatat dalam
pencatatan tersebut
c. Rancangan formulir yang sederhana dan ringkas
22
Formulir yang dirancang sederhana dan ringkas akan menghindarkan
perekaman data yang tidak perlu sehingga akan membantu pencatatan
ke dalam buku jurnal dan pembantu
d. Cantumkan nama dan alamat perusahaan
Formulir untuk antar bagian di dalam perusahaan tidak perlu memuat
nama dan alamat perusahaan. Namun, untuk formulir yang dikirim
keluar perusahaan, nama, alamat, dan logo perusahaan perlu
dicantumkan, untuk memudahkan pengidentifikasian asal formulir
tersebut bagi perusahaan penerima
e. Nama formulir
Nama formulir biasanya dipilih untuk menggambarkan fungsi formulir
tersebut dan untuk memudahkan pengidentifikasian formulir tersebut
Dilihat dari sumbernya, formulir atau dokumen yang digunakan
oleh perusahaan bisa berasal dari:
a. Pihak eksternal, misalnya faktur dan kuitansi dari pemasok, surat
ketetapan pajak dari instansi pajak, tanda penerimaan barang dari
pembeli dan sebagainya
b. Pihak internal, yaitu semua dokumen yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri, misalnya dokumen
permintaan penjualan dari gudang atau petugas pencatat persediaan
yang ditujukan ke bagian pembelian, bukti-bukti memorial sebagai
23
dokumen pencatatan memorial, surat perintah perjalanan dinas dan
sebagainya
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan
dan data lainnya. Dalam jurnal ini data keuangan diklasiflkasikan
menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
3. Buku besar
Prosedur pemindahan data (posting) dari jurnal ke buku besar
dapat dilakukan dengan mudah. Angka total aktiva, pasiva, pendapatan
serta biaya dibukukan ke masing-masing akun buku besar (general ledger)
pada setiap akhir bulan. Buku besar adalah buku untuk mencatat data
keuangan mengenai seluruh akun aktiva, pasiva, pendapatan dan biaya.
Di samping posting ke buku besar, sejumlah jurnal harus dicatat
pula ke dalam buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu adalah
kelompok akun dengan karakteristik yang sama (misalnya piutang) yang
tersusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk memudahkan proses
akuntansi sehingga buku besar terbebas dari hal-hal yang rinci mengenai
saldo masing-masing individu.
4. Buku Pembantu
Buku pembantu (subsidiary ledger) terdiri dari rekening-
rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum
24
dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku
pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (book of final
entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi
sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam
rekening buku besar dan buku pembantu.
5. Laporan dan dokumen
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang
dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan
ditahan. Laporan berisi informasi yang merupakan output dari
sistem akuntansi.
Hasil dari pengolahan data transaksi pada umumnya dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a. Laporan keuangan
Tiga jenis laporan keuangan yang umumnya dihasilkan dari
pengolahan data transaksi adalah neraca, perhitungan rugi laba, dan
laporan arus kas
b. Laporan manajemen
Laporan manajemen adalah laporan yang digunakan oleh
manajemen mengenai kegiatan operasional (teknis) perusahaan.
Laporan manajemen ini bisa bersifat taktis ataupun strategis sesuai
dengan jenjang manajerial yang membutuhkannya.
25
c. Dokumen-dokumen
Dokumen yang dihasilkan oleh sistem pengolahan data transaksi pada
umumnya adalah dokumen untuk memicu kegiatan. Sebagai contoh,
sistem pengolahan data menghasilkan dokumen pesanan pembelian
(purchase order) dengan tujuan dijadikan pemicu bagian pembelian
untuk melakukan pembelian sesuai dengan spesifikasi yang termuat di
dalam dokumen itu. Contoh lainnya adalah slip gaji yang digunakan
sebagai pemicu bagian keuangan untuk membayarkan gaji sesuai
dengan jumlah yang tertera pada slip karyawan bersangkutan
d. Kode Akun
Transaksi akuntansi harus dikelompokkan dan diberi kode
terlebih dahulu sebelum dicatat pada buku besar. Kode akun (chart of
accounts) adalah suatu daftar kode dari semua akun yang terdapat
dalam buku besar perusahaan. Pada dasarnya kode akun merupakan
struktur data keuangan dari suatu perusahaan. Selain sebagai alat
klasifikasi, kode akun juga digunakan untuk merincikan data bahan
informasi bagi laporan keuangan. Di perusahaan-perusahaan pada
umumnya kode akun disusun menurut kelompok aktiva, utang, ekuitas,
pendapatan, dan biaya. Dari kelima kelompok ini selanjutnya
dilakukan perincian lebih lanjut ke dalam beberapa subkelompok.
26
Gambar 2.2
Kode Rekening/Akun
X.X. XX.XXX
Kelompok Rekening
Sub Kelompok Rekening
Rekening
Rekening Pembantu
Sumber: Krismiaji (2002:14)
6. Jejak audit (audit trail)
Adalah kesinambungan yang terbentuk oleh tahapan
pengolahan data transaksi. Jejak audit terbentuk dari adanya keterkaitan
dan kesinambungan antara dokumen-dokumen yang menjadi sumber
data, catatan-catatan pada jurnal dan buku besar, dan laporan-laporan
yang dihasilkan oleh sistem pengolahan data. Dengan adanya sistem
audit, penelusuran kembali proses pengolahan data mulai dari laporan
hasil sistem hingga ke dokumen-dokumen sumber data akan lebih
mudah dilakukan. Beberapa manfaat dari jejak audit yang terpenting
adalah:
a. Mempermudah penemuan dan koreksi kesalahan. Sebagai contoh,
ketidakcocokan antara saldo buku besar piutang dan total saldo
buku pembantu (kartu) piutang akan lebih mudah ditemukan karena
dokumen-dokumen yang menjadi sumber data pencatatan dapat
lebih mudah ditelusuri.
27
b. Mempermudah pemberian jawaban pertanyaan. Sebagai contoh
dengan jejak audit yang jelas, pertanyaan dari kreditur yang
menanyakan saldo piutangnya kepada perusahaan akan lebih mudah
dijawab.
c. Mempermudah memulihkan kerusakan file. Apabila karena sesuatu
hal ternyata file-file perusahaan rusak, maka dengan adanya jejak
audit yang jelas, file-file yang rusak itu bisa direkonstruksi kembali.
7. Metode pengolahan data
Dua metode pengolahan data yang sampai saat ini digunakan
dalam SIA adalah:
a. Sistem pengolahan data secara manual
b. Sistem pengolahan data dengan menggunakan komputer
Sistem pengolahan data secara manual memiliki kisaran yang
cukup luas, mulai dari sistem tulis tangan (pen-and-ink method) hingga
menggunakan alat-alat mekanis dan elektromekanis. Metode yang
paling sederhana, yaitu metode tulis tangan, pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan dokumen-dokumen, jurnal-jurnal, buku-buku
yang dipersiapkan dengan tulisan tangan. Meskipun komputer,
minimal PC, sudah banyak merambah ke sektor rumah tangga, metode
tulis tangan tetap masih banyak dijumpai.
8. Alat kontrol dan pengamanan
Pengolahan data transaksi yang sehat memerlukan sistem
pengendalian dan pengamanan yang baik. Sistem pengendalian tersebut
28
bisa dibangun dengan memberlakukan kaidah-kaidah dan ukuran-
ukuran yang harus diikuti secara konsisten. Contoh bentuk ukuran
pengendalian yang banyak digunakan antara lain adalah:
a. Penggunaan kode akun dan akun pengendali pada buku besar
b. Jejak audit yang jelas
c. Pembuatan dokumen berganda sebagai alat saling uji antar
departemen atau fungsi
d. Pedoman prosedur (procedure manual)
e. Uraian tugas (job description)
f. Peraturan-peraturan dan praktik-praktik yang sehat
Bentuk pengendalian lainnya yang diterapkan dalam pengolahan
data transaksi adalah pembuatan neraca saldo (trial balance) atau
daftar saldo buku besar. Neraca saldo sangat diperlukan dalam
proses penutupan buku pada akhir periode akuntansi untuk
mengetahui bahwa total sisi debet adalah sama dengan total sisi
kredit keseluruhan saldo akun buku besar.
2.13. Teknik Dokumentasi dan Penyusunan Sistem
Akuntan biasanya berpartisipasi dalam tim perancangan,
penyusunan, implementasi SIA. Selain itu, ketika melaksanakan audit
internal dan independen, akuntan juga mengkaji ulang sistem informasi yang
berlaku saat itu. Berikut berbagai macam teknik dokumentasi untuk
membantu akuntan dalam melaksanakan tugas di atas.
29
Menurut Krismiaji (2002:74) Bagan alir (flowchart) merupakan
teknik analistis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem
informasi secara jelas, tepat dan logis. Jenis Bagan Alir (Flowchart)
menurut Krismiaji (2002:74) adalah sebagai berikut:
1. Bagan alir dokumen (dokumen flowchart), aliran dokumen dan informasi
antar area pertanggung jawaban di dalam sebuah organisasi.
2. Bagan alir sistem (system flowchart), hubungan antara input, pemrosesan
dan output sebuah sistem informasi akuntansi.
3. Bagan alir program (program flowchart), menjelaskan urutan logika
pemrosesan data oleh komputer dalam menjalankan sebuah program.
4. Bagan konfigurasi komputer (computer configuration chart).
5. Bagan struktur (struktur chart), merancang program komputer yang
menggunakan pendekatan modul.
Selanjutnya akan dijelaskan contoh simbol-simbol standar yang
digunakan oleh analis sistem (system man) untuk membuat bagan alir data
(data flow diagram) dan bagan alir dokumen (document flowchart) untuk
menggambarkan informasi tertentu. Bagan alir data adalah suatu
model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data
dalam suatu sistem.
30
Simbol pengolahan digunakan untuk menunjukkan tempat-tempat
dalam sistem informasi yang mengolah atau mengubah data yang diterima
menjadi data yang mengalir ke luar. Nama pengolahan data ditulis di dalam
simbol pengolahan. Nomor urut pengolahan ditulis di bagian atas simbol
pengolahan. Aliran material ditunjukkan dengan simbol panah berbadan
lebar. Aliran data ditunjukkan dengan panah berbadan garis kecil yang
menggambarkan aliran data melalui sistem. Aliran data dapat diibaratkan
sebagai pipa yang mengangkut paket data dari suatu sumber ke tujuan
tertentu. Persegi panjang yang terbuka di ujung kanannya merupakan simbol
arsip logis yang merupakan tempat penyimpanan atau pengambilan data.
Asal data disebut dengan sumber, tujuan data disebut dengan penerima.
Sumber dan penerima dapat berupa orang, organisasi, atau bahkan sistem
yang lain. Kotak persegi panjang merupakan simbol satuan di luar sistem.
Simbol-simbol standar yang digunakan untuk menggambarkan bagan
alir data menurut Mulyadi (2010:58)
31
Gambar 2.3
Simbol Bagan Alir Data
Aliran
Aliran material
Aliran Data
Penghubung
Halaman sama Halaman lain
Tempat
penyimpanan
data atau arsip
Sumber atau
tujuan data
Sumber: Mulyadi (2010:58)
32
Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alur
dokumen. Berikut adalah simbol-simbol standar dengan maknanya.
Gambar 2.4
Simbol untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Dokumen
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan semua jenis dokumen
1
Faktur 2
Dokumen dan tembusannya
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan dokumen asli dan
tembusannya
Surat Muat 2
SOP 2
Faktur
Penjualan 2
Berbagai Dokumen
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan jenis dokumen yang
digabungkan bersama di dalam satu paket
Catatan
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang
direkam sebelumnya di dalam satu paket
Penghubung pada halaman yang sama
Penghubung pada halaman yang berbeda
1
Akhir arus dokumen dan mengarahkan
pembaca ke simbol penghubung
halaman yang sama yang bernomor
seperti yang tercantum di dalam simbol
tersebut
1Awal arus dokumen yang berasal dari
simbol penghubung halaman yang sama,
yang bernomor seperti yang tercantum di
dalam simbol tersebut
Kegiatan manual
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan kegiatan manual
The height of the text
box and its associated
line increases or
decreases as you add
text. To change the
width of the comment,
drag the side handle.
Keterangan, komentar
Simbol ini memungkinkan ahli sistem
menambahkan keterangan untuk
memperjelas pesan yang disampaikan dalam
bagan alir
On-line computer process
Simbol ini menggambarkan pengolahan
data dengan komputer secara on-line
Arsip sementara
Tempat penyimpanan dokumen
yang dokumennya akan diambil
kembali dari arsip tersebut di masa
yang akan datang untuk keperluan
lebih lanjut terhadap dokumen
Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen
digunakan simbol berikut ini:
A = menurut abjad
N = menurut nomor urut
T = kronologis, menurut tanggal
Arsip permanen
Simbol ini menggambarkan arsip
permanen yang merupakan tempat
penyimpanan dokumen yang tidak
akan diproses lagi dalam sistem
akuntansi yang bersangkutan
Keying (typing, verifying)
Simbol ini menggambarkan
pemasukan data ke dalam
komputer melalui on-line terminal
Pita magnetik
Simbol ini menggambarkan arsip
komputer yang berbentuk pita magnetik
On-line storage
Simbol ini menggambarkan arsip
komputer yang berbentuk on-line
ya
tidak
Decision (keputusan)
Simbol ini menggambarkan
keputusan yang harus dibuat
dalam proses pengolahan data
Garis alir (flowline)
Simbol ini mengarahkan arah
proses pengolahan data
Persimpangan garis alir
Jika dua garis alir bersimpangan
untuk menunjukkan arah
masing-masing garis
Pertemuan garis alir
Simbol ini digunakan jika dua
garis alir bertemu dan salah
satu garis mengikuti arus garis
lainnya
Mulai/berakhir (terminal)
Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir
suatu sistem akuntansi
Dari pemasok
Ke sistem
penjualan
Masuk/keluar sistem
Karena kegiatan di luar sistem
tidak perlu digambarkan dalam
bagan alir
Sumber: Mulyadi (2010: 60)
33
Perbedaan antara diagram arus data dan bagan alir menurut Krismiaji
(2002:80) ialah :
1. Diagram arus data menekankan pada aliran data (logical view),
sedangkan bagan alir atau flowchart lebih menekankan pada aliran
dokumen (physical view) atau pencatatan transaksi.
2. Flowchart digunakan terutama untuk mendokumentasikan sistem yang
sudah ada, karena menjelaskan tentang bagaimana data diolah dan
disimpan, sementara bagan arus data digunakan untuk mendesain sistem
baru.
3. Bagan arus data hanya menggunakan empat simbol saja, sedangkan
flowchart menggunakan lebih banyak simbol.
4. Flowchart menunjukkan urutan proses, dokumen yang terlibat, pihak-
pihak yang terkait, dan aliran data, sedangkan bagan arus data hanya
menggambarkan aliran data saja.
2.14. Pengendalian Internal
Proses akuntansi dilaksanakan oleh orang-orang yang bertanggungjawab
terhadap kegiatan akuntansi, dengan dibantu oleh berbagai fasilitas dalam
bentuk formulir, buku, peralatan, dan metode serta peraturan-peraturan,
sehingga diperoleh informasi yang sesuai dengan yang diharapkan
manajemen. Dalam proses penyusunan informasi akuntansi dalam sistem
terkandung unsur-unsur pengendalian yang dapat memantau, melacak,
mencegah, dan menemukan berbagai kekeliruan dan penyimpangan yang
mungkin terjadi (Widjajanto 2001:5). Dalam perusahaan baik itu perusahaan
34
kecil maupun besar memerlukan pengendalian internal tanpa terkecuali.
Sistem pengendalian internal (internal control) yang diterapkan pada
perusahaan akan sangat berguna untuk mencegah terjadinya penyimpangan
dari tujuan semula yang akan dicapai ataupun kecurangan – kecurangan.
Mulyadi (2010:165) mendefinisikan Sistem Pengendalian Internal
(SPI) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian internal menurut Widjajanto (2001:16) adalah suatu
sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode
dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:
1. Mengamankan aktiva perusahaan
2. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi
3. Meningkatkan efisiensi
4. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi
Agar dapat berjalan efektif, pengendalian internal memerlukan
adanya pemberian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi. Setiap
fungsi harus ada penanggungjawabnya secara khusus. Tujuannya adalah
agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada lingkup
tanggung jawabnya masing-masing, sehingga tidak ada suatu fungsi yang
tidak tertangani.
35
Menurut Mulyadi (2009: 166) untuk menciptakan sistem
pengendalian internal yang baik dalam perusahaan maka ada empat elemen
pokok yang harus dipenuhi antara lain:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam
perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah
memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok
tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan
departemen keuangan dan umum. Departemen-departemen ini kemudian
terbagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut ini :
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi
akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang
untuk melaksanakan suatu kegiatan misalnya pembelian. Setiap
kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer
fungsi yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki
36
wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi
adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa
keuangan perusahaan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap
suatu transaksi
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya.
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus
dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi serta penggunaan
formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan
otorisasi.
Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai
sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam
formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan
(realibility) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan
menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya,
sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses
37
akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan
dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir
merupakan alat yang memberikan otorisasi terlaksananya transaksi.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang
akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang
atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan
secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka
dapat dihindari.
e. Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan
perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.
38
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan.
Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan
keandalan catatan akuntansinya.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya berbagai cara berikut ini dapat ditempuh :
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai
kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan
dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada
dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh
calon karyawan yang menduduki jabatan tersebut.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
c. Misalnya, untuk menjamin transaksi penjualan dilaksanakan oleh
karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat seleksi
karyawan untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi
pembelian, kepala fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen
puncak membuat uraian jabatan (job description) dan telah
menetapkan persyaratan jabatan (job requirements). Dengan demikian
39
pada seleksi karyawan untuk jabatan-jabatan tersebut telah digunakan
persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi.
Tabel 2.1
Komponen Model Pengendalian Internal
Komponen Deskripsi
Lingkungan
pengendalian
Tulang punggung sebuah perusahaan adalah karyawan -
meliputi atribut individu, seperti integritas, nilai etika, dan
kompetensi- dan lingkungan tempat karyawan tersebut
bekerja. Mereka merupakan mesin penggerak organisasi
dan merupakan pondasi untuk komponen lainnya
Aktivitas
pengendalian
Perusahaan harus menetapkan prosedur dan kebijakan
pengendalian dan melaksanakannya, untuk membantu
menjamin bahwa manajemen dapat menetapkan tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman-
ancaman yang muncul, sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai secara efektif
Perhitungan
risiko
Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap berbagai
risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan serangkaian tujuan, yang terintegrasi dengan
kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan
40
kegiatan lainnya sehingga organisasi dapat beroperasi
sebagaimana mestinya. Organisasi harus pula menetapkan
mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola risiko-risiko terkait.
Informasi dan
komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi mengitari kegiatan
pengawasan. Sistem tersebut memungkinkan karyawan
organisasi untuk memperoleh dan menukar informasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan
mengendalikan kegiatan organisasi.
Pemantauan Seluruh proses bisnis harus dipantau, dan dilakukan
modifikasi seperlunya. Dengan cara ini, sistem akan
bereaksi secara dinamis, yaitu berubah jika kondisinya
menghendaki perubahan
Sumber: COSO dalam Krismiaji (2002:223)
2.15. Rumah sakit
Menurut American Hospital Association, rumah sakit adalah sebagai
organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta
sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
41
Sedangkan menurut Association of Hospital Care dalam
http://safarianti-pharmacy.blogspot.com, rumah sakit adalah pusat di mana
pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran
diselenggarakan.
1. Organisasi rumah sakit
Secara umum dapat dibedakan 3 kelompok organisasi rumah sakit
antara lain:
a. Para penentu kebijakan dikenal dengan dewan perwalian, yang
termasuk adalah para pemilik rumah sakit yang bertugas menentukan
kebijakan rumah sakit.
b. Para pelaksana pelayanan non-medis diwakili oleh kalangan
administrasi yang bertugas untuk mengelola aspek non-medis kegiatan
rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh dewan
perwalian.
c. Para pelaksanan pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan,
yang bekerja di rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan medis
rumah sakit.
2.16. Jasa Rawat Jalan dan Rawat Inap Sebagai Perolehan Pendapatan
Dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
setiap perusahaan khusunya perusahaan jasa akan berusaha untuk memperoleh
pendapatan yang optimal. Sumber perolehan pendapatan adalah dari penjualan
produk perusahaan.
42
Aktivitas penjualan terdiri dari penjualan barang maupun jasa. Komoditi
yang diual pada sebuah rumah sakit adalah jasa. Penjualan terjadi jika rumah
sakit menyerahkan jasa perawatan kepada pasien, dan pendapatan yang
terbesar yang diperoleh pleh Rumah Sakit Umum Lawang Medika berasal dari
penjualan jasa pelayanan jasa rawat jalan dan rawat inap.
Pendapatan dari rumah sakit terutama merupakan pendapatan tunai, tetapi
karena fungsinya sebagai institusi sosial, rumah sakit tidak memaksakan
pembayaran bagi setiap pasien pada saat pasien meninggalkan rumah sakit,
oleh karena itu rumah sakit juga mempunyai perkiraan piutang. Disamping
perkiraan piutang untuk pasien tidak mampu, beberapa perusahaan terbesar
juga memiliki piutang dirumah sakit untuk pembebanan pegawainya yang
dirawat dirumah sakit yang ditunjuk.
Aktivitas jasa perawatan, dimulai ketika pasien diterima dibagian hospital
admitting sampai saat pembebanan terhadap pasien atas jasa perawatan yang
diterima bagian administrasi.
2.17. Pengendalian atas Pendapatan Jasa Rawat Jalan dan Rawat Inap
Pengendalian pendapatan yang memadai akan memungkinkan
penyelesaian semua transaksi dengan sempurna dan tepat, disamping akan
menjamin pada efektivitas prosedur penerimaan dan keakuratan informasi
mengenai aktivitas penjualan, sehingga akan menjamin efektivitas penerimaan
pendapatan.
43
Pengendalian yang memadai atas jasa rawat jalan dan rawat inap juga
menjamin kelancaran aktivitas penerimaan pendapatan oleh pihak rumah sakit.
Menurut Arens, Randal J. Elder dan Markes S. Beasley (2005:376),
komponen pengendalian yaitu:
1. Pemisahan tugas dan pelimpahan wewenang yang jelas
2. Dokumen dan catatan yang memadai
3. Pengamanan fisik atas aktiva dan pencatatan
4. Pemeriksaan tidak memihak atas pelaksanaan tugas
5. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas.
2.17. Kajian Prespektif Islam
2.17.1 Muhasabah
Muhasabah berarti orang selalu memikirkan, memperhatikan dan
memperhitungkan apa saja yang telah dan yang akan di perbuat.
Pedomannya dalam S. Al-Hasyr (59) : 18.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
44
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dari pengertian ini dapat
diambil pelajaran bahwa Muhasabah :
a. Membuktikan adanya iman dan takwa kepada Allah dalam dirinya
dan Allah mengakui hal itu. Bagi ummat Islam, iman merupakan
kekuatan yang maha dahsyat untuk memelihara manusia dari nilai-
nilai rendah, dan merupakan alat yang menggerakan manusia untuk
meningkatkan nilai luhur dan moral yang bersih. Orang yang
beriman akan berusaha mengamalkan akhlak yang mulia/mahmudah,
bukan akhlak yang tercela/mazmumah dalam kehidupannya sehari-
hari sehingga orang tersebut akan terhindar dari kejahatan apapun.
Itulah gambaran orang bertakwa, bersih dari dosa, dapat
mengalahkan tuntutan hawa nafsu.
b. Orang yang bermuhasabah, pasti mempunyai keyakinan akan
datangnya Hari Pembalasan (secara khusus) begitu merasuk dalam
hatinya sehingga ia merasa pelu sangat hati-hati dalam setiap
langkahnya. Dia tidak berani main-main akan larangan Allah SWT.
c. Orang tersebut akan selalu berusaha meningkatkan kualitas amalnya,
karena ia merasa tak mau merugi dari hari ke hari. Ibaratnya seperti
pedagang, sebelum berangkat akan memperhitungkan berapa
modalnya, berapa pula ia harus menjual dagangannya, dan setelah
selesai akan menghitung lagi berapa hasil uang yang bisa dibawa
pulang. Begitu juga dalam hal beragama, modalnya adalah kumpulan
45
kewajiban yang berhasil dikerjakan, sedang labanya adalah amalan-
amalan sunnah yang berhasil dikerjakannya.
d. Pesan Sayidina Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a :
Perhitungkanlah dirimu sendiri sebelum dirimu diperhitungkan. Oleh
karena itu sikap hidup muraqobah dan muhasabah merupakan
peningkatan ruhaniyah dan mental manusia sehingga benar-benar
menjadi hamba Allah yang bertakwa, hidup dalam ketaatan dan
terhindar dari maksiat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa muhasabah: Introspeksi (mawas
diri), artinya manusia perlu : Mengenali hakekat manusia melalui
1. Apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana ?
2. Di mana, dari mana, ke mana ?
3. Sebelum, sekarang dan besuk.
4. Mengenali jati diri sebagai makhluk yang diciptakan paling
sempurna.
5. Mengerti betul tentang purwa, madya dan wasana
6. Mengetahui kondisi dan posisi saat ini.
Dalam sistem informasi akuntansi pada sistem
pengendalian interennya bisa di integrasikan melalui muhasabah
dimana muhasabah itu secara garis besar adalah mawas diri, secara
teknis psikologis usaha tersebut dapat dinamakan juga intropeksi
yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani
mengenai suatu perbuatan. Agar tujuan organisasi dan tujuan
46
individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka
diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua
belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk
bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-
masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-
masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik
bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus
organisasi/pejabat yang berwenang. Dalam integrasi islam
tanggung jawab yang pertama terkait pada individunya yaitu
merasa dirinya bertanggung jawab karena mendapatkan amanah
dalam organisasinya terseut dan mawas diri terhadap Allah SWT
mengenai amanah dan segala perbuatannya hususnya pada
organisasi tersebut. Yang kedua merasa bertanggung jawab pada
pimpinan perusahaan dalam hal ini pada instansi.karena dalam
sistem terdapat struktur organisasi dimana suatu kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan
dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu
wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dan Proses
kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia. Jadi
dalam organisasi tersebut setiap manusia harus saling mawas diri
atau intropeksi diri atas setiap perbuatnnya dan juga bertanggung
jawab pada diri sendiri, tim dan juga pada pimpinan perusahaan.
47
2.17.2. Mu`Ahadah
mu`akadah: Menepati janji, artinya :
a. setiap manusia yang lahir di dunia terikat oleh janji kepada Allah
sebelum lahir.
b. Setelah lahirpun manusia terikat oleh aturan / norma hidup kepada
Allah maupun kepada sesama hidup.
c. Selama hidup di dunia, manusia memiliki ikatan hidup dengan
hukum alam.
Dalam akuntansi mu’akadah secara garis besar bisa
diartikan menepati janji dan juga manusia terkait dengan aturan
atau norma, dalam provesi akuntansi juga ada norma- normanya
yang ada di dalam kode etik akuntansi ya dan didalamnya tidak
boleh dilanggar bisa disebut juga dengan perjanjian. Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan
publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Tujuan profesi
akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi,
dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai
tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi: Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas
48
informasi dan sistem informasi. Jadi dalam kode etik tersebut tidak
boleh dilanggar dalam kata lain akuntansi memiliki ikatan pada
kode etik tersebut, dan semua itu bisa diintegrasikan dengan point-
point dari mau’akadah.
2.17.3. Mujahadah
Dalam mujahadah ini sangat bisa terintegrasi dengan sistem
informasi akuntansi karena didalam mujahadah yaitu : Berjuang untuk
meraih tujuan dengan cara menentukan strategi dan langkah-langkah
upaya apa saja untuk mencapainya dan dalam organisasi juga bisa
dikatakan sekumpulan, individu, kelompok yang mempunyai tujuan, visi
& misi tertentu untuk menampung / menyalurkan pikiran atau pendapat
yang tidak sama (dengan kata lain berbeda) guna mencapai tujuan
bersama.
a. Dalam meraih tujuan hidupnya, setiap manusia perlu tahu betul di
mana dan kemana arah yang dituju.
Dalam sistem pengendalian internal juga setiap organisasi perlu
tahu betul di mana dan kemana arah yang dituju yaitu dengan adanya
struktur organisasi merupakan suatu kerangka pemisahan tanggung
jawab secara tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang
dibentuk. Prinsip dalam menyusun struktur organisasi, yaitu
pemisahan antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi jangan
diberi tanggung jawab penuh melaksanakan semua tahapan kegiatan,
hal ini bertujuan supaya tercipta mekanisme saling mengendalikan
49
antar fungsi secara maksimal, dan adanya job description masing-
masing sehingga tahu betul di mana dan kemana arah yang dituju
yaitu pemisahan tugas masing- masing agar bisa berjalan efektif dan
seefisien mungkin.
b. Diperlukan ketelitian dan ketepatan dalam memilih beraneka
ragamnya kendaraan dalam perjalanan hidup.
Disini juga bisa diintegrasikan pada komponen pengendalian
yaitu pada penilaian resiko Menurut Mulyadi (2002:188) Penaksiran
risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,
dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
di Indonesia. Sedangkan menurut Mardi (2011:64) Dampak dari
perencanaan strategis dan operasional serta keuangan dan informasi
akan menimbulkan risiko bisnis, beberapa kebijakan bisa berakibat
yang lebih besar serta kemungkinan muncul lebih besar. Oleh karena
itu, segala sesuatu yang terkait dengan biaya dan manfaat
pengendalian harus direncanakan dan diperhitungkan secara cermat
sehingga kegagalan dan risiko dapat diminimalisir dampaknya, jadi
dalam pengendalian internal diperlukan ketelitian dan ketepatan
dalam perencanaan strategis.
c. Bekal yang cukup untuk sampai tujuan sangat diperlukan.
50
Dalam organisasi diperlukan planning atau perancanaan yang
kuat dan penuh dengan pertimbangan agar tujuan yang diinginkan
bisa tercapai secara optimal.
2.17.4. Muraqabah
Muraqabah adalah pengawasan yang dilakukan oleh pengawas dan
kembalinya beban hati kepadanya. Yang dimaksut dengannya adalah
kondisi hati yang dihasilkan oleh suatu pengetahuan. Kondisi itu
membuahkan bebagai amal perbuatan pada anggota badan dan didalam
hati. Adapun kondisi adalah perhatian hati terhadap pengawas dan
pengawas yang dilakukan terhadap dirinya. Adapun pengetahuan
(ma’rifah) adalah ilmu bahwa Allah Ta’ala mengawasi semua batin,
mengetahui semua rahasia, mengawasi semua amal perbuatan para
hamba, mengetahui seiap individu dengan apasaja yang dilakukan, dan
bahwa rahasia hati baginya terbuka sebagaimana bagian luar kulit bagi
manusia yang terbuka. Kemudian tentang pengawas berkenaah dengan
berbagai amal perbuatannya ada dua cara pandangan: pandangan
sebelum amal perbuatan dan pandangan ketika dilakukan amal
perbuatan. Adapun sebelum amal perbuatan, hendaknya melihat kepada
keinginan dan gerakannya. Apakah khusus karena Allah atau untuk hawa
nafsu dan mengikuti syetan sehingga terhenti padanya dan menjadi tetap
sehingga terbuka baginya dengan cahaya kebenaran. Jika karena Allah
Ta’ala maka diteruskan, sedangakan jika karena selain Allah maka harus
merasa malu kepada Allah dan berhenti melakukannya kemudian
51
mencela dirinya sendiri karena kesukaan, hasrat dan kecenderungannya
kepada yang demikian itu. Adapun pandangan kedua adalah pandangan
kepada muraqabah sejak mulai dilakukannya suatu amal perbuatan. Hal
itu dengan menyajikan cara melakukannya agar menunaikan hak Allah
didalam pengamalannya itu, membaguskan niat dalam menyelesikannya
dan selalu melakukannya dengan sesempurna mungkin. Syaikh
Jamaluddin Al- Qasimi( 2010;673)
Ini harus baginya dalam segala macam kondisi ini harus baginya
dalam segala macam kondisi karena dia tidak akan lepas bahwa hal itu
dalam rangka ketaatan, dalam kemaksiatan, atau dalam hal yang mubah.
Maka muraqabahnya didalam perkara ketaatan adalah dengan
keikhlasan, penyempurnaan, memperhatikan adab- adabnya, menjaga
diri dari berbagai macam bencana. Sedangkan jika didalam kemaksiatan
maka muraqabahnya dengan taubat, penyesaan, jerah, malu, dan sibuk
dengan banyak berfikir. Sedangakan jika dalam perkara- perkara yang
mubah, maka muraqabahnya adalah dengan memperhatikan adab
kemudian dengan menyaksikan pemberi nikmat pada kenikamatannya
dan dengan mensukurinya. Seorang hamba didalam semua kondisinya
tidak akan lepas dari ujian yang harus dia hadapi dengan kesabaran. Dia
harus mensukurinya. Semua itu adalah bagian- bagian dari muraqabah. .
Syaikh Jamaluddin Al- Qasimi( 2010;674)
Semua itu sudah dijelaskan dalam surat (An- Nisa:1)
52
“ sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”
Ketahuilah wahai saudaraku, Allah SWT selalu mengawasi segala
sesuatu,
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an S. Al-Ahzab (33) : 52.
Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa muroqobah disebut juga dengan
pengawasan, berfungsi sebagai pengendalian, diperlukan untuk :
a. Mengetahui kesiapan dan persiapan yang matang dalam rangka
untuk menentukan perencanaan.
b. Menjaga agar perjalananya tetap konsisten berada tepat dalam rel
yang benar dan tidak melenceng.
c. pengendalian diri agar tidak terlalu sulit untuk kembali kepada jalan
yang benar, untuk meraih tujuan dan meraih ridho Allah.
Dalam sistem pengendalian intern bisa diintegrasikan denang
muraqabah yaitu pengawasan, jadi didalam didalam organisasi bisa
berjalan optimal karena adanya sistem pengendalian intern yang
53
didalamnya perlu dilakukan pengawasan terhadap organisasi dalam
hal ini adalah instansi agar dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan asas- asas, prinsip- prinsip, ketentuan peraturan perundang-
undangan dan member manfaat bagi internal maupun eksternal, jadi
dalam sistem juga perlu adanya muraqabah yaitu pengawasan, dalam
hal ini bisa di awasi oleh pengawas internal yaitu pengawasan yang
dilakukan oleh dewan yang berwenang pada instansi tersebut atau
oleh satuan pengawas internal yang dibentuk oleh dewan yang
berwenang pada instansi tersebut yang diberi wewenang untuk
menetapkan struktur organisasi. Atau dengan kata lain pengawasan
internal dilakukan oleh satuan pengawas tugas pengawasan dalam
instansi sendiri, pengawasan internal melakukan pengawasan secara
fungsional sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka membantu
pimpinan mengelolah organisasi untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Pengawasa eksternal adalah pengawasan yang dilakukan
oleh institusi lin dari luar instansi yaitu BPK (badan pengawas
keunagan), irjen dan lain- lain yang ditetapkan pada insantsi tersebut.
Dan dalam pengendalian internal menurut Menurut Mardi (2011:65)
Pengawasan yang efektif diakukan untuk meningkatkan kinerja
bukan untuk menghilangkan kinerja dan prestasi perusahaan. Di
beberapa perusahaan, hal ini kurang mendapat perhatian.
Pengawasan yang dilakukan, antara lain supervise yang efektif,
akuntansi pertanggungjawaban, dan audit internal. Jadi dalam
54
muroqobah pengawasan berfungsi sebagai pengendalian namun
dalam organisasi juga demikian pengawasan sebagai pengendalian
agar instansi bisa mempertanggungjawabkan atas amanah yang di
beri oleh pemerintah, pengawasan diartikan sebagai segala
komponen baik berupa proses, elemen maupun kegiatan yang terjalin
erat dan berfungsi untuk meyakinkan agar segala tindakan yang
telah, sedang dan akan dilakukan menuju kearah tujuan organisasi
yang telah ditetapkan dengan cara seefisien mungkin
(BPKP,2002:6).
2.17.5. Muaqobah
muaqobah : Sangsi kepada diri sendiri, berfungsi sebagai lampu merah
yang jangan sampai diterobos agar manusia tidak membinasakan diri
sendiri. Sangsi juga berperan sebagai :
a. Mendidik
b. Memotivasi diri
c. Pelajaran
Integrasi sistem informasi akuntansi dengan muaqobah yaitu
sebelum kita di hisab atau diberi sangsi orang lain atau pimpinan
maupun instansi maka hendaknya kita memberi sangsi terhadap diri
sendiri, intropeksi diri atau evaluasi terhadap organisasi yang kita
naungi, namun jika dalam diri kita maupun organisasi tidak dapat
muaqobah I diri kita ataupun organisasi maka sanksi yang diterima jika
melakukan pelanggaran terhadap etika, sanksi ada dua macam yaitu :
55
Sanksi sosial yang sifatnya tidak memaksa serta tidak mengikat dan
sanksi hukum yang sifatnya mengikat dan memaksa. Etika ada dua jenis
yaitu etika umumdan etika khusus. Etika umum isinya yaitu mengenai
moral dasar dan etika khusus yaitu menegnai terapan-terapanya.Dan
Etika khusus dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu etika induvidual dan
etika sosial. Agar meminimalisir terkenanya sangsi dalam organisasi
maka pimpinan ataupun rekan kerja dan yang terpenting diri sendiri
harus sesering mungkin memotivasi agar berbuat atau bekerja sesuai
dengan prosedur dan peraturan- peraturan yang ada.
Motivasi itu energy bagi amal yang dilakukan. Motivasi itu
menjadi pendorong seseorang untuk bekerja secara maksimal atau yang
membuatnya lupa akan rasa letih dan lesu. Motivasi seseorang bekerja
ada yang terlihat bersama aktifitas kerja yang dilakukan, dan ada yang
tersembunyi karena memang ia berada didalam hati, bahkan kadang
pelaku sendiri tidak menyadari mengapa ia melakukan sesuatu atau
meninggalkan sesuatu padahal motivasi itulah yang mendorong dirinya
untuk melakukan atau tidak. Ahmad Djalaludddin (2007:137). Dengan
adanya motivasi dari pimpinan maka para staf atau tim bisa menjadi
pendorong untuk bekerja secara maksimal atau yang membuatnya lupa
akan rasa letih dan lesu dan bisa mencapai tujuan dari perusahaan secara
efektif dan efesien.