transiliterasi 1987

13
Pedoman Transliterasi Arab-Latin PENDAHULUAN Penelitian transliterasi Arab-Latin merupakan salah satu program penelitian Puslit- bang Lektur Agama, Badan Litbang Agama, yang pelaksanaannya dimulai tahun anggaran 1983/1984. Untuk mencapai hasil rumusan yang lebih baik, hasil penelitian itu dibahas dalam per- temuan terbatas guna menampung pandangan dan pikiran para ahli agar dapat dijadikan bahan telaah yang berharga bagi forum seminar yang sifatnya lebih luas dan nasional. Transliterasi Arab-Latin memang dihajatkan oleh bangsa Indonesia karena huruf Arab dipergunakan untuk menuliskan kitab suci agama Islam berikut penjelasannya (Alquran dan Hadis), sementara bangsa Indonesia mempergunakan huruf Latin untuk menuliskan bahasanya. Karena ketiadaan pedoman yang baku, yang dapat dipergunakan oleh umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas bangsa Indonesia, transliterasi Arab-Latin yang terpakai dalam masyarakat banyak ragamnya. Dalam menuju ke arah pembakuan itulah Puslitbang Lektur Agama melalui penelitian dan seminar berusaha menyusun pedoman yang diharapkan dapat berlaku secara nasional. Dalam seminar yang diadakan tahun anggaran 1985/1986 telah dibahas beberapa makalah yang disajikan oleh para ahli, yang kesemuanya memberikan sumbangan yang besar bagi usaha ke arah itu. Seminar itu juga membentuk tim yang bertugas merumuskan hasil seminar dan selanjutnya hasil tersebut dibahas lagi dalam seminar yang lebih luas, Seminar Nasional Pembakuan Transliterasi Arab-Latin Tahun 1985/1986. Tim tersebut terdiri dari 1) H. Sawabi Ihsan MA, 2) Ali Audah, 3) Prof. Gazali Dunia, 4) Prof. Dr. HB. Jassin, dan 5) Drs. Sudarno M.Ed. Dalam pidato pengarahan tanggal 10 Maret 1986 pada seminar tersebut Kepala Badan Litbang Agama menjelaskan bahwa pertemuan itu mempunyai arti penting dan strategis karena: 1. Pertemuan ilmiah ini menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan ke-Islaman, sesuai dengan gerak majunya pembangunan yang semakin cepat. 2. Pertemuan ini merupakan tanggapan langsung terhadap kebijaksanaan

Upload: hazmi-mekli-cool

Post on 31-Jul-2015

32 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: transiliterasi 1987

Pedoman Transliterasi Arab-Latin

PENDAHULUANPenelitian transliterasi Arab-Latin merupakan salah satu program

penelitian Puslit- bang Lektur Agama, Badan Litbang Agama, yang pelaksanaannya dimulai tahun anggaran1983/1984.

Untuk mencapai hasil rumusan yang lebih baik, hasil penelitian itu dibahas dalam per-

temuan terbatas guna menampung pandangan dan pikiran para ahli agar dapat dijadikanbahan telaah yang berharga bagi forum seminar yang sifatnya lebih luas dan nasional.

Transliterasi Arab-Latin memang dihajatkan oleh bangsa Indonesia karena huruf Arab

dipergunakan untuk menuliskan kitab suci agama Islam berikut penjelasannya (Alquran danHadis), sementara bangsa Indonesia mempergunakan huruf Latin untuk menuliskan bahasanya.Karena ketiadaan pedoman yang baku, yang dapat dipergunakan oleh umat Islam di Indonesiayang merupakan mayoritas bangsa Indonesia, transliterasi Arab-Latin yang terpakai dalammasyarakat banyak ragamnya. Dalam menuju ke arah pembakuan itulah Puslitbang LekturAgama melalui penelitian dan seminar berusaha menyusun pedoman yang diharapkan dapatberlaku secara nasional.

Dalam seminar yang diadakan tahun anggaran 1985/1986 telah dibahas beberapa makalah

yang disajikan oleh para ahli, yang kesemuanya memberikan sumbangan yang besar bagiusaha ke arah itu. Seminar itu juga membentuk tim yang bertugas merumuskan hasil seminardan selanjutnya hasil tersebut dibahas lagi dalam seminar yang lebih luas, Seminar NasionalPembakuan Transliterasi Arab-Latin Tahun 1985/1986. Tim tersebut terdiri dari 1) H. SawabiIhsan MA, 2) Ali Audah, 3) Prof. Gazali Dunia, 4) Prof. Dr. HB. Jassin, dan 5) Drs. SudarnoM.Ed.

Dalam pidato pengarahan tanggal 10 Maret 1986 pada seminar tersebut Kepala Badan

Litbang Agama menjelaskan bahwa pertemuan itu mempunyai arti penting dan strategiskarena:1. Pertemuan ilmiah ini menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya ilmu pengetahuan ke-Islaman, sesuai dengan gerak majunya pembangunan yang semakin cepat.

Page 2: transiliterasi 1987

2. Pertemuan ini merupakan tanggapan langsung terhadap kebijaksanaan Menteri Agama Kabinet Pembangunan IV, tentang perlunya peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan agama bagi setiap umat beragama secara ilmiah dan rasional.

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang baku telah lama didambakan karena ia amat membantu dalam pemahaman terhadap ajaran dan perkembangan Islam di Indonesia. Umat Islam di Indonesia tidak semuanya mengenal dan menguasai huruf Arab. Oleh karena itu, pertemuan ilmiah yang diadakan kali ini pada dasarnya juga merupakan upaya untuk pem- binaan dan peningkatan kehidupan beragama, khususnya bagi umat Islam di Indonesia.

Badan Litbang Agama, dalam hal ini Puslitbang Lektur Agama, dan instansi lain yang ada hubungannya dengan kelekturan, amat memerlukan pedoman yang baku tentang trans- literasi Arab-Latin yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian dan pengalihhurufan, dari Arab ke Latin dan sebaliknya.

Dari hasil penelitian dan penyajian pendapat para ahli diketahui bahwa selama ini masyarakat masih mempergunakan transliterasi yang berbeda-beda. Usaha penyeragaman- nya sudah pernah dicoba, baik oleh instansi maupun perorangan, namun hasilnya belum ada yang bersifat menyeluruh, dipakai oleh seluruh umat Islam Indonesia. Oleh karena itu dalam usaha mencapai keseragaman, seminar menyepakati adanya Pedoman Transliterasi Arab-Latin baku yang dikuatkan dengan suatu Surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan secara resmi serta bersifat nasional.

Page 3: transiliterasi 1987

alif

ba’

ta’

sa’

jim

PENGERTIAN TRANSLITERASITransliterasi dimaksudkan sebagai pengalihhurufan dari abjad yang satu ke

abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.

PRINSIP PEMBAKUANPembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin ini disusun dengan prinsip

sebagai berikut:1. Sejalan dengan Ejaan yang Disempurnakan2. Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan

padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik, dengan dasar “satu fonem satu lambang”.

3. Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum.

RUMUSAN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATINHal-hal yang dirumuskan secara konkrit dalam pedoman transliterasi

Arab-Latin ini meliputi:1. Konsonan2. Vokal (tunggal dan rangkap)3. Maddah4. Ta’marbutah5. Syaddah6. Kata sandang (di depan huruf syamsiah dan qamariah)7. Hamzah8. Penulisan kata9. Huruf Kapital

10. Tajwid

Berikut ini penjelasannya secara berurutan.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambang- kan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf Latin.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

tidak dilambangkan tidak dilambangkan

b be

t te

. .s es (dengan titik di atas)

j je

Page 4: transiliterasi 1987

ha’

kha’

dal

zal

ra’

zai

sin

syin

sad

dad

. h. ha (dengan titik di bawah)

kh ka dan ha

d de

. .z zet (dengan titik di atas)

r er

z zet

s es

sy es dan ye

. s. es (dengan titik di bawah)

. d. de (dengan titik di bawah)

t.a’ t. te (dengan titik di bawah)

z. a’

z. zet (dengan titik di bawah)

‘ain ‘– koma terbalik (di atas)

gain g ge

fa’ f ef

qaf q ki

kaf k ka

lam l el

mim m em

nun n en

wau w we

ha’ h ha

hamzah ‘– apostrof

ya’ y ye

Page 5: transiliterasi 1987

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal tunggalVokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fat h. ah

a a

kasrah i i

d. ammah

u u

2. Vokal rangkapVokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Harakat dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama

fat h. ah dan ya’ ai a dan i

fat h. ah dan wau au a dan u

Contoh:

1 kataba 1 fa‘ala

. .1 zukira 1 yaz habu

1 su’ila 1 kaifa

1 h. aula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama

fath. ah dan alif atau ya’ a- a dan garis di atas

kasrah dan ya’- i i dan garis di atas

d. ammah dan wau u- u dan garis di atas

Page 6: transiliterasi 1987

tasy

Contoh:

- -1 qala 1 rama- -1 qila 1 yaqulu

4. Ta’ marbuthah

Transliterasi untuk ta’ marbuthah ada dua.1. Ta’ marbuthah hidup

Ta’ marbuthah yang hidup atau mendapat harakat fath. ah, kasrah, dan d. ammah, transliterasinya adalah / t /.

2. Ta’ marbuthah matiTa’ marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h /.

3. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbuthah diikuti oleh kata yang meng- gunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta’ marbuthah itu ditransliterasikan dengan ha. (h).

Contoh:

-5. Syaddah

(Tasydid)-

1 raud. ah al-’a.tfa

- l raud. atul-’a.tfa

- l

-1 al-Madinah-al-Munawwarah

-1 al-Madinatul-Munawwarah

1 t.alh. ah

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda

-d, dalam transliterasi

ini tanda syaddah tersebutdilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syad- dah itu.

Contoh:

1 rabbana- 1 naz∙ z∙ ala

1 al-birr 1 al-h. ajj

1 nu‘‘ima

6. Kata SandangKata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu

. Na- mun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.

1. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiahKata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf / l / diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

Page 7: transiliterasi 1987

-

z

ziqiziqi

al-

wal-

2. Kata sandang diikuti oleh huruf qamariahKata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.

Baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.

Contoh:

1 ar-rajulu 1 as-sayyidatu

1 asy-syamsu

1 al-qalamu 1 al-badi‘u

1 al-jala- lu

7. HamzahDinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof.

Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

1 ta’khu .- na 1 an-nau’

1 syai’un 1 inna

1 umirtu 1 akala

8. Penulisan KataPada dasarnya setiap kata, baik fiil, isim maupun harf, ditulis terpisah. Hanya

kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

1 Wa innalla- ha lahuwa khair ar-ra- -

Wa innallaha lahuwa khairur-ra- -

1 Fa aufu- al-kaila wa -

a- nFa auful-kaila

- a-

n- -

1 Ibra- him al-Khalil- -Ibra- himul-Khalil

1 Bismilla- hi majra- ha- wa mursa-

ha-

Page 8: transiliterasi 1987

-

-

1 Walilla- hi ‘alan-na- si h. ijju al-baiti man-ista.ta

- ‘a ilaihi sabila-

Walilla- hi ‘alan-na- si h. ijjul-baiti man-ista.ta

- ‘a ilaihi sabila-

Page 9: transiliterasi 1987

z

milami

al-Wa laqad ra’a-

qari

jami‘jami‘

‘ali

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

1 Wa ma- Muh. ammadun illa- rasu- l

1 Inna awwala baitiw wud.i‘a linna- s lalla

.- bi Bakkata muba-

raka-

.- -1 Syahru Ramad.a

- n al-lazi unzila f ih al-Qur’a- n.- -Syahru Ramad.a

- nal-lazi unzila f ihil-Qur’a- n

1 Wa laqad ra’a- hu bi al-’ufuq -

- bil-’ufuqil-mubini1 Alh. amdu lilla- hi Rabbi

al-‘a- - Alh. amdu lilla- hi

Rabbil-‘a- la- -

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arab-nya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.

Contoh:

1 nas. run minalla- hi wafath. un -

1 Lilla- hi al-amru

- Lilla- hil-

amru -

1 Walla- hu bikulli syai’in -

10. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid. Karena itu peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.

Sumber: Leksikon Islam Jilid 1, PT Penerbit Pustazet Perkasa, Jakarta, 1988. Buku Leksikon Islam ini disupervisi oleh K.H. Abdurrahman Wahid, Dr. Andi Hakim Nasoetion, K.H. Mustafa Bisri, dan Dr. Nurcholish Madjid. Pedoman transliterasi ini dikutip berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Page 10: transiliterasi 1987

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor: 158 tahun1987, Nomor: 05436/U/1987.