bab ii kajian pustaka 2.1 minuman beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/1.jpg)
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
21 Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses
dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat Minuman beralkohol dibuat
dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi baik dengan cara
memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak Pembuatan minuman beralkohol
bisa ditambahkan bahan lain atau tidak maupun yang diproses dengan cara
mencampur kosentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang
mengandung etanol (Kepres RI 1997)
Menurut keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 3 tahun 1997 tentang
pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol produksi minuman beralkohol
hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan
sebagai berikut
1) Minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar
etanol (C2H5OH) 1 sampai dengan 5 contoh bir bintang green sand
anker bir asahi san miguel dan aneka bir lainnya
2) Minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar
etanol (C2H5OH) lebih dari 5 sampai dengan 20 contoh anggur malaga
anggur kolesom cap 39 kucing anggur ketan hitam arak kolesom anggur
orang tua shochu cregraveme cacao dan jenis minuman anggur lainnya
7
3) Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar
etanol 20 sampai dengan 55 contoh mansion house scotch brandy
stevenson tanqueray dan minuman brandy lainnya
Minuman beralkohol golongan B dan golongan C adalah kelompok minuman
keras yang diproduksi pengedaran dan penjualannya ditetapkan sebagai barang
dalam pengawasan
Secara sederhana peminum alkohol dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok
Kelompok pertama adalah peminum ringan (light drinker) yaitu mereka yang
mengonsumsi antara 028 sd 59 gram alkohol per hari atau ekuivalen dengan minum
1 botol bir atau kurang Kelompok kedua adalah peminum menengah (moderate
drinker) Kelompok ini mengonsumsi antara 62 sd 277 gram per hari atau setara
dengan 1 sd 4 botol birper hari Kelompok terakhir adalah peminum berat (heavy
drinker) yang mengonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4
botol bir sehari (Widianarkoet al 2000)
211 Absorbsi dan distribusi etanol
Etanol yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan diabsorbsi sebagian
besar (80) di usus halus sisanya diabsorbsi di kolon Kecepatan absorbsi
tergantung pada takaran dan konsentrasi alkohol dalam minuman yang mengisi
lambung dan usus Bila etanol diminum dan dimasukkan dalam lambung yang
kosong maka kadarnya dalam darah telah dapat dideteksi pada 30 - 90 menit
sesudahnya Setelah diabsorbsi etanol akan didistribusikan ke semua jaringan
8
Alkohol
dehidrogenase
Siklus krebs
Aldehid
dehidrogenase
Sekitar 90 - 98 etanol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi
(Zakhari 2006)
Etanol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar
air jaringan tersebut Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadar alkoholnya
Biasanya dalam 12 jam telah tercapai keseimbangan kadar alkohol dalam darah
usus dan jaringan (Zakhari 2006)
212 Metabolisme dan ekskresi etanol
Etanol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses
biokimia Etanol yang dikomsumsi 90 diantaranya akan dimetabolisme oleh tubuh
terutama hati oleh alkoholdehirogenase (ADH) dan koenzim nikotinamid-adenin-
dinokleotida (NAD) menjadi asetaldehid dan kemudian oleh aldehida dehidrogenase
(ALDH) diubah menjadi asam asetat Asam asetat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O
Piruvat levulosa (fruktosa) gliseraldehida dan alanin akan mempercepat
metabolisme etanol (Lieber 1994) Metabolisme etanol disajikan pada Gambar 21
Gambar 21
Metabolisme Etanol (Lieber 1994)
Etanol
C2H5OH
Asetaldehid
CH3CHO
Asam Asetat
CH3COOH
CO2 dan
H2O
9
Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur yaitu jalur sitosol jalur peroksisom
dan jalur mikrosom (Gambar 22) adalah sebagai berikut
a Jalur Sitosol
Jalur sitosol adalah proses oksidasi dengan melibatkan alkohol dehidrogenase
(ADH) Proses oksidasi dengan menggunakan alkohol dehidrogenase terjadi di dalam
hepar Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid yang
merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan
kerusakan beberapa sel atau jaringan (Zakhari 2006)
b Jalur Peroksisom
Melalui katalase yang terdapat dalam peroksisom hidrogen yang dihasilkan
dari metabolisme etanol dapat mengubah keadaan redoks dan pada pemakaian
alkohol yang lama dapat mengecil Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan
metabolisme lemak dan karbohidrat yang menyebabkan bertambahnya jaringan
kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesis protein (Zakhari
2006)
c Jalur Mikrosom
Jalur ini juga sering disebut dengan Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom
(SOEM) yang terletak dalam retikulum endoplasma dengan pertolongan 3 komponen
mikrosom (sitokrom P-450 reduktase dan lesitin) yang mengoksidasi etanol menjadi
asetaldehid (Zakhari 2006) Etanol dieliminasi melalui ginjal paru-paru dan
minimal melalui keringat (Herfindal 1988 dalam Wardjowinoto 1998)
10
7
Gambar 22
Metabolisme etanol (Zakhari 2006)
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan
penyerapan alkohol oleh tubuh manusia antara lain
ETANOL
METABOLISME
SITOSOL
Enzim Alkohol
Dehidrogenase
MIKROSOM
Sitokrom
Reduktase Lestin
PEROKSISOM
Enzim Katalase
Hidrogen
Hidrogen
Asetaldehid
Asam Asetat
Asetaldehid
Kerusakan
Struktur Sel
Meningkatkan
Produksi ROS
Redoks Mengecil
Perubahan
Metabolisme
Lemak dan
Karbohidrat
Pertumbuhan
Jaringan Kolagen
Menghambat
Sintesis Protein
11
1 Jumlah alkohol yang diminum
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh
2 Keadaan mukosa lambung dan usus
Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi
penyerapanJumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengosongkan isinya Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat protein dan lemak) maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong
3 Jumlah kandungan air dalam tubuh
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air Alkohol dapat bercampur dengan
air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang
4 Berat badan manusia
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda Hal
ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah
darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil Oleh karena itu kadar
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan
lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/2.jpg)
7
3) Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar
etanol 20 sampai dengan 55 contoh mansion house scotch brandy
stevenson tanqueray dan minuman brandy lainnya
Minuman beralkohol golongan B dan golongan C adalah kelompok minuman
keras yang diproduksi pengedaran dan penjualannya ditetapkan sebagai barang
dalam pengawasan
Secara sederhana peminum alkohol dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok
Kelompok pertama adalah peminum ringan (light drinker) yaitu mereka yang
mengonsumsi antara 028 sd 59 gram alkohol per hari atau ekuivalen dengan minum
1 botol bir atau kurang Kelompok kedua adalah peminum menengah (moderate
drinker) Kelompok ini mengonsumsi antara 62 sd 277 gram per hari atau setara
dengan 1 sd 4 botol birper hari Kelompok terakhir adalah peminum berat (heavy
drinker) yang mengonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4
botol bir sehari (Widianarkoet al 2000)
211 Absorbsi dan distribusi etanol
Etanol yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan diabsorbsi sebagian
besar (80) di usus halus sisanya diabsorbsi di kolon Kecepatan absorbsi
tergantung pada takaran dan konsentrasi alkohol dalam minuman yang mengisi
lambung dan usus Bila etanol diminum dan dimasukkan dalam lambung yang
kosong maka kadarnya dalam darah telah dapat dideteksi pada 30 - 90 menit
sesudahnya Setelah diabsorbsi etanol akan didistribusikan ke semua jaringan
8
Alkohol
dehidrogenase
Siklus krebs
Aldehid
dehidrogenase
Sekitar 90 - 98 etanol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi
(Zakhari 2006)
Etanol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar
air jaringan tersebut Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadar alkoholnya
Biasanya dalam 12 jam telah tercapai keseimbangan kadar alkohol dalam darah
usus dan jaringan (Zakhari 2006)
212 Metabolisme dan ekskresi etanol
Etanol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses
biokimia Etanol yang dikomsumsi 90 diantaranya akan dimetabolisme oleh tubuh
terutama hati oleh alkoholdehirogenase (ADH) dan koenzim nikotinamid-adenin-
dinokleotida (NAD) menjadi asetaldehid dan kemudian oleh aldehida dehidrogenase
(ALDH) diubah menjadi asam asetat Asam asetat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O
Piruvat levulosa (fruktosa) gliseraldehida dan alanin akan mempercepat
metabolisme etanol (Lieber 1994) Metabolisme etanol disajikan pada Gambar 21
Gambar 21
Metabolisme Etanol (Lieber 1994)
Etanol
C2H5OH
Asetaldehid
CH3CHO
Asam Asetat
CH3COOH
CO2 dan
H2O
9
Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur yaitu jalur sitosol jalur peroksisom
dan jalur mikrosom (Gambar 22) adalah sebagai berikut
a Jalur Sitosol
Jalur sitosol adalah proses oksidasi dengan melibatkan alkohol dehidrogenase
(ADH) Proses oksidasi dengan menggunakan alkohol dehidrogenase terjadi di dalam
hepar Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid yang
merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan
kerusakan beberapa sel atau jaringan (Zakhari 2006)
b Jalur Peroksisom
Melalui katalase yang terdapat dalam peroksisom hidrogen yang dihasilkan
dari metabolisme etanol dapat mengubah keadaan redoks dan pada pemakaian
alkohol yang lama dapat mengecil Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan
metabolisme lemak dan karbohidrat yang menyebabkan bertambahnya jaringan
kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesis protein (Zakhari
2006)
c Jalur Mikrosom
Jalur ini juga sering disebut dengan Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom
(SOEM) yang terletak dalam retikulum endoplasma dengan pertolongan 3 komponen
mikrosom (sitokrom P-450 reduktase dan lesitin) yang mengoksidasi etanol menjadi
asetaldehid (Zakhari 2006) Etanol dieliminasi melalui ginjal paru-paru dan
minimal melalui keringat (Herfindal 1988 dalam Wardjowinoto 1998)
10
7
Gambar 22
Metabolisme etanol (Zakhari 2006)
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan
penyerapan alkohol oleh tubuh manusia antara lain
ETANOL
METABOLISME
SITOSOL
Enzim Alkohol
Dehidrogenase
MIKROSOM
Sitokrom
Reduktase Lestin
PEROKSISOM
Enzim Katalase
Hidrogen
Hidrogen
Asetaldehid
Asam Asetat
Asetaldehid
Kerusakan
Struktur Sel
Meningkatkan
Produksi ROS
Redoks Mengecil
Perubahan
Metabolisme
Lemak dan
Karbohidrat
Pertumbuhan
Jaringan Kolagen
Menghambat
Sintesis Protein
11
1 Jumlah alkohol yang diminum
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh
2 Keadaan mukosa lambung dan usus
Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi
penyerapanJumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengosongkan isinya Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat protein dan lemak) maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong
3 Jumlah kandungan air dalam tubuh
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air Alkohol dapat bercampur dengan
air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang
4 Berat badan manusia
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda Hal
ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah
darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil Oleh karena itu kadar
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan
lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/3.jpg)
8
Alkohol
dehidrogenase
Siklus krebs
Aldehid
dehidrogenase
Sekitar 90 - 98 etanol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi
(Zakhari 2006)
Etanol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar
air jaringan tersebut Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadar alkoholnya
Biasanya dalam 12 jam telah tercapai keseimbangan kadar alkohol dalam darah
usus dan jaringan (Zakhari 2006)
212 Metabolisme dan ekskresi etanol
Etanol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses
biokimia Etanol yang dikomsumsi 90 diantaranya akan dimetabolisme oleh tubuh
terutama hati oleh alkoholdehirogenase (ADH) dan koenzim nikotinamid-adenin-
dinokleotida (NAD) menjadi asetaldehid dan kemudian oleh aldehida dehidrogenase
(ALDH) diubah menjadi asam asetat Asam asetat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O
Piruvat levulosa (fruktosa) gliseraldehida dan alanin akan mempercepat
metabolisme etanol (Lieber 1994) Metabolisme etanol disajikan pada Gambar 21
Gambar 21
Metabolisme Etanol (Lieber 1994)
Etanol
C2H5OH
Asetaldehid
CH3CHO
Asam Asetat
CH3COOH
CO2 dan
H2O
9
Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur yaitu jalur sitosol jalur peroksisom
dan jalur mikrosom (Gambar 22) adalah sebagai berikut
a Jalur Sitosol
Jalur sitosol adalah proses oksidasi dengan melibatkan alkohol dehidrogenase
(ADH) Proses oksidasi dengan menggunakan alkohol dehidrogenase terjadi di dalam
hepar Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid yang
merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan
kerusakan beberapa sel atau jaringan (Zakhari 2006)
b Jalur Peroksisom
Melalui katalase yang terdapat dalam peroksisom hidrogen yang dihasilkan
dari metabolisme etanol dapat mengubah keadaan redoks dan pada pemakaian
alkohol yang lama dapat mengecil Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan
metabolisme lemak dan karbohidrat yang menyebabkan bertambahnya jaringan
kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesis protein (Zakhari
2006)
c Jalur Mikrosom
Jalur ini juga sering disebut dengan Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom
(SOEM) yang terletak dalam retikulum endoplasma dengan pertolongan 3 komponen
mikrosom (sitokrom P-450 reduktase dan lesitin) yang mengoksidasi etanol menjadi
asetaldehid (Zakhari 2006) Etanol dieliminasi melalui ginjal paru-paru dan
minimal melalui keringat (Herfindal 1988 dalam Wardjowinoto 1998)
10
7
Gambar 22
Metabolisme etanol (Zakhari 2006)
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan
penyerapan alkohol oleh tubuh manusia antara lain
ETANOL
METABOLISME
SITOSOL
Enzim Alkohol
Dehidrogenase
MIKROSOM
Sitokrom
Reduktase Lestin
PEROKSISOM
Enzim Katalase
Hidrogen
Hidrogen
Asetaldehid
Asam Asetat
Asetaldehid
Kerusakan
Struktur Sel
Meningkatkan
Produksi ROS
Redoks Mengecil
Perubahan
Metabolisme
Lemak dan
Karbohidrat
Pertumbuhan
Jaringan Kolagen
Menghambat
Sintesis Protein
11
1 Jumlah alkohol yang diminum
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh
2 Keadaan mukosa lambung dan usus
Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi
penyerapanJumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengosongkan isinya Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat protein dan lemak) maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong
3 Jumlah kandungan air dalam tubuh
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air Alkohol dapat bercampur dengan
air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang
4 Berat badan manusia
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda Hal
ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah
darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil Oleh karena itu kadar
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan
lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/4.jpg)
9
Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur yaitu jalur sitosol jalur peroksisom
dan jalur mikrosom (Gambar 22) adalah sebagai berikut
a Jalur Sitosol
Jalur sitosol adalah proses oksidasi dengan melibatkan alkohol dehidrogenase
(ADH) Proses oksidasi dengan menggunakan alkohol dehidrogenase terjadi di dalam
hepar Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid yang
merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan
kerusakan beberapa sel atau jaringan (Zakhari 2006)
b Jalur Peroksisom
Melalui katalase yang terdapat dalam peroksisom hidrogen yang dihasilkan
dari metabolisme etanol dapat mengubah keadaan redoks dan pada pemakaian
alkohol yang lama dapat mengecil Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan
metabolisme lemak dan karbohidrat yang menyebabkan bertambahnya jaringan
kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesis protein (Zakhari
2006)
c Jalur Mikrosom
Jalur ini juga sering disebut dengan Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom
(SOEM) yang terletak dalam retikulum endoplasma dengan pertolongan 3 komponen
mikrosom (sitokrom P-450 reduktase dan lesitin) yang mengoksidasi etanol menjadi
asetaldehid (Zakhari 2006) Etanol dieliminasi melalui ginjal paru-paru dan
minimal melalui keringat (Herfindal 1988 dalam Wardjowinoto 1998)
10
7
Gambar 22
Metabolisme etanol (Zakhari 2006)
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan
penyerapan alkohol oleh tubuh manusia antara lain
ETANOL
METABOLISME
SITOSOL
Enzim Alkohol
Dehidrogenase
MIKROSOM
Sitokrom
Reduktase Lestin
PEROKSISOM
Enzim Katalase
Hidrogen
Hidrogen
Asetaldehid
Asam Asetat
Asetaldehid
Kerusakan
Struktur Sel
Meningkatkan
Produksi ROS
Redoks Mengecil
Perubahan
Metabolisme
Lemak dan
Karbohidrat
Pertumbuhan
Jaringan Kolagen
Menghambat
Sintesis Protein
11
1 Jumlah alkohol yang diminum
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh
2 Keadaan mukosa lambung dan usus
Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi
penyerapanJumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengosongkan isinya Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat protein dan lemak) maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong
3 Jumlah kandungan air dalam tubuh
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air Alkohol dapat bercampur dengan
air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang
4 Berat badan manusia
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda Hal
ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah
darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil Oleh karena itu kadar
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan
lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/5.jpg)
10
7
Gambar 22
Metabolisme etanol (Zakhari 2006)
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan
penyerapan alkohol oleh tubuh manusia antara lain
ETANOL
METABOLISME
SITOSOL
Enzim Alkohol
Dehidrogenase
MIKROSOM
Sitokrom
Reduktase Lestin
PEROKSISOM
Enzim Katalase
Hidrogen
Hidrogen
Asetaldehid
Asam Asetat
Asetaldehid
Kerusakan
Struktur Sel
Meningkatkan
Produksi ROS
Redoks Mengecil
Perubahan
Metabolisme
Lemak dan
Karbohidrat
Pertumbuhan
Jaringan Kolagen
Menghambat
Sintesis Protein
11
1 Jumlah alkohol yang diminum
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh
2 Keadaan mukosa lambung dan usus
Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi
penyerapanJumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengosongkan isinya Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat protein dan lemak) maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong
3 Jumlah kandungan air dalam tubuh
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air Alkohol dapat bercampur dengan
air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang
4 Berat badan manusia
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda Hal
ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah
darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil Oleh karena itu kadar
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan
lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/6.jpg)
11
1 Jumlah alkohol yang diminum
Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh
2 Keadaan mukosa lambung dan usus
Adanya makanan dalam lambung saat mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi
penyerapanJumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengosongkan isinya Jika seseorang minum alkohol setelah makan
(makanan yang mengandung karbohidrat protein dan lemak) maka kecepatan
alkohol yang dapat diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat
lambung dan usus kosong
3 Jumlah kandungan air dalam tubuh
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 23 dari berat badan manusia terdiri dari air Alkohol dapat bercampur dengan
air sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang
4 Berat badan manusia
Respon tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda Hal
ini disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah
darah yang lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil Oleh karena itu kadar
alkohol dalam darah yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan
lebih besar lagi saat darah mengalir meninggalkan organ tersebut
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/7.jpg)
12
5 Jenis kelamin
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan pria Wanita
mempunyai konsentrasi alkohol darah lebih tinggi setelah mengonsumsi minuman
beralkohol yang sama banyaknya dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria
Kemampuan alkohol dalam tubuh wanita untuk memetabolisme ADH dalam perut
lebih lemah daripada pria Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih
sedikit dari pria sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang pria
22 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan
elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat
reaktif dan mempunyai waktu paruh yang sangat pendek Jika radikal bebas tidak
segera dihentikan aktivitasnya reaktivitasnya dapat merusak seluruh tipe
makromolekul seluler termasuk karbohidrat protein lipid dan asamnukleat
(Winarsi 2007)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal baik
yang bersifat endogen maupun eksogen Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid
membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel (Winarsi 2007)
Peroksidasi (autooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada
kerusakan makanan tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/8.jpg)
13
menyebabkan kanker penyakit inflamasi aterosklerosis dan penuaan Efek merusak
tersebut akibat produksi radikal bebas (ROObull RObull OHbull) pada proses pembentukan
peroksida dari asam lemak Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang
memberikan pasokan radikal bebas secara terus-menerus yang menginisiasi
peroksidasi lebih lanjut Proses secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai
berikut
1) Inisiasi
ROOH + logam(n)ROObull + Logam
(n-1)+ H
+
Xbull + RH Rbull + XH
2) Propagasi
Rbull + O2ROObull
ROObull + RH ROOH + Rbull
3) Terminasi
ROObull + ROObull ROOR + O2
ROObull + Rbull ROOR
Rbull + Rbull RR
23 Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah kondisi yang terjadi ketika keseimbangan antara
prooksidan dengan antioksidan bergeser ke arah reaktan (prooksidan) berpotensi
menghasilkan kerusakan organik Prooksidan adalah definisi dari radikal bebas atom
atau kelompok atom dengan elektron tunggal tidak berpasangan Konsentrasi
fisiologis pro-oksidan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal Prooksidan
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/9.jpg)
14
Reactive Oxygen Species (ROS) misalnya adalah produk normal metabolisme
aerobik Namun di bawah kondisi patologis produksi ROS dapat meningkat
melebihi kapasitas detoksifikasi tubuh dan dengan demikian berkontribusi terhadap
level molekul patologi organik Sumber eksternal radikal bebas termasuk paparan
terhadap racun lingkungan seperti radiasi pengion ozon dan nitrogen oksida asap
rokok (termasuk inhalasi pasif) dan logam berat serta asupan makanan beralkohol
berlebihan lemak tak jenuh dan bahan kimia lainnya dan senyawa hadir dalam
makanan dan air (Sivonovaet al 2004) Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada
berbagai makromolekul secara ringkas disajikan dalam Gambar 23
1) Peroksidasi lemak
Membran selkaya akan sumberpoly unsaturated fatty acid (PUFA) yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi
LH + R L + RH
L + O2 LOO
LOO + LrsquoH LOOH + Lrsquo
LOOH LO LOO aldehid (Arief 2012)
2) Kerusakan protein
Protein lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA sehingga kecil
kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat Serangan radikal bebas
terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif Hal ini terjadi hanya jika
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/10.jpg)
15
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal) atau bila
kerusakannya pada daerah tertentu dalam protein Salah satu penyebab kerusakan
terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Arief 2012)
3) Kerusakan DNA
Kerusakan pada DNA terjadi bila ada lesi (kerusakan pada jaringan) pada
susunan molekul apabila tidakdapat diatasi dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA
seperti pada radiasi biologis (Arief 2012)
DNA sangat sensitif terhadap reaktivitas radikal bebas karena teroksidasinya
DNA akan mengawali sejumlah besar derivat teroksidasi Biomarker DNA
teroksidasi dapat diukur dari 8-hidroksideoksiguanosin (8-OHdG) dalam
urinPertama-tama radikal hidroksil berinteraksi dengan basa guanin membentuk
radikal 8-hidroksiguanin yang merupakan oksidasi lesi mutagenik Kemudian cincin
guanin akan terbuka sehingga terjadi penghentian replikasi DNA yang menimbulkan
kesalahan enzim DNA repair (Winarsi 2007)
Radikal bebas juga dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA
seperti hidroksilasi basa timin dan sitosin pembukaan inti purin dan pirimidin serta
terputusnya rantai fosfodiester pada DNA Kerusakan yang tidak begitu parah dapat
diperbaiki oleh sistem DNA repair namun bila cukup parah misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat kerusakan tidak dapat diperbaiki akibatnya proses
replikasi sel terganggu (Winarsi 2007)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/11.jpg)
16
Kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS terutama diperankan oleh radikal
hidroksil akan meningkatkan radiolisis air melalui radiasi ion atau bahan kimia
Dalam hal ini terbentuk radikal oksil yang berikatan dengan logam dan merupakan
intermediate aktif dalam reaksi DNA-cleaved Mekanisme ini mengawali
terbentuknya produk degradasi Efek biologis dari kerusakan DNA ini dapat
menyebabkan mutagenesis sehingga menyebabkan kanker (Winarsi 2007)
Paparan ROS pada DNA mitokondria ditemukan pada penderita berbagai
penyakit degeneratif yang berkaitan dengan aging Akibatnya adalah penurunan
fungsi mitokondria bahkan kerusakan pada DNA mitokondria Kerusakan DNA juga
dapat digunakan sebagai biomarker penyakit-penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh ROS seperti kanker infeksi penyakit jantung koroner rheumatoid penyakit
respiratorik katarak dan liver (Winarsi 2007) Mekanisme masuknya radikal ke
DNA dapat dilihat pada Gambar 23
Gambar 23
Radikal OH menyerang DNA
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/12.jpg)
17
Sumber endogen Sumber lingkungan
Kebocoran mitokondria Asap rokok
Ledakan respirasi Polutan
Reaksi enzimatik Sinar UV
Reaksi autooksidasi Radiasi ionisasi
Xenobiotik
Produksi Radikal Bebas
Enzim antioksidan
O2 H2O2
OH
Peroksidasi lipid Modifikasi basa DNA Gangguan protein
Kerusakan seljaringan Perbaikan
Gambar 24
Mekanisme terjadinya stres oksidatif (Harliansyah 2009)
24 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan Senyawa ini memiliki berat molekul kecil tetapi mampu menginaktivasi
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/13.jpg)
18
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal
Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Akibatnya
kerusakan sel dihambat (Winarsi 2007)
Berkaitan dengan reaksi oksidasi di dalam tubuh status antioksidan
merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan seseorang Tubuh manusia
memiliki antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas yang secara
kontinyu dibentuk oleh tubuh Bila jumlah antioksidan dalam tubuh kurang dari
jumlah radikal bebas kelebihannya akan menyerang komponen lipid protein
maupun DNA hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut stres
oksidatif Namun demikian reaktivitas radikal bebas dapat dihambat melalui 3 cara
berikut (Winarsi 2007)
a Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas baru
b Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi (pemutusan
rantai)
c Memperbaiki (repair) kerusakan oleh radikal
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase atau SOD
katalase dan glutation peroksidase) vitamin (misalnya vitamin ECA dan beta
karoten) dan senyawa lain (misalnya flavonoid albumin bilirubin seruloplasmin
dan lain-lain) Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama (primer)
terhadap kondisi stres oksidatif Enzim-enzim tersebut merupakan metaloenzim yang
aktivitasnya sangat tergantung pada adanya ion logam Aktivitas SOD bergantung
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/14.jpg)
19
pada logam Fe Cu Zn dan Mn enzim katalase bergantung pada Fe dan enzim
glutation peroksidase bergantung pada logam Se Antioksidan enzimatis bekerja
dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru (Winarsi 2007)
Disamping antioksidan yang bersifat enzimatis ada juga antioksidan non-
enzimais yang dapat berupa senyawa nutrisi maupun non-nutrisiKedua kelompok
antioksidan non-enzimatis ini disebut juga antioksidan sekunder karena dapat
diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C E A dan beta
karotenGlutation asam urat bilirubin albumin dan flavonoid juga termasuk dalam
kelompok iniSenyawa-senyawa tersebut berfungsi menangkap senyawa oksidan serta
mencegah terjadinya reaksi berantaiKomponen-komponen tersebut tak kalah penting
perannya dalam menginduksi status antioksidan (Winarsi 2007)
Mekanisme antioksidan memiliki 2 fungsi fungsi pertama merupakan fungsi
utama yaitu sebagai pemberi atom hidrogenAntioksidan (AH) yang mempunyai
fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal (Rbull ROObull) atau mengubahnya ke
bentuk lebih stabil sementara turunan radikal antioksidan (Abull) tersebut memiliki
keadaan lebih stabil dibanding radikal lipid (Winarsi 2007) dengan reaksi sebagai
berikut
AH + OHbull H2O + Abull
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk lebih stabil Radikal-radikal
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/15.jpg)
20
antioksidan (Abull) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipid lain membentuk
radikal lipid baru (Winarsi 2007)
- Inisiasi
Rbull + AH RH + Abull
(Radikal lipid) (antioksidan primer) (radikal antioksidan)
- Propagasi
ROObull + AH ROOH + Abull
- Terminasi
Abull + Abull AA
Antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil dengan mendonorkan atom
hidrogen sehingga dapat menurunkan kadar 8-OHdG akibat serangan radikal sesuai
Gambar 25
Ket A-H = antioksidan
Gambar 25
Mekanisme antioksidan menangkap radikal OH
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/16.jpg)
21
Gambar 26 merupakan skema yang menunjukkan mekanisme perbaikan
kerusakan DNA melalui daur redoks sel oleh antioksidan vitamin C (AA = ascorbic
acid DHA= dehydro ascorbic acid LOO = lipid peroxyl radical NER = nucleotide
excision repair TCR = transcription coupled repair)
Gambar 26
Mekanisme perbaikan DNA oleh antioksidan (Harliansyah 2011)
Antioksidan mampu menurunkan ekspresi enzim nitrit oksida sintase (iNOS)
α-TNF dan NFκB yang merupakan faktor transkripsi Di sisi lain dapat pula
menekan proliferasi sel kanker melalui pengaktifan sitokrom C dan kaspase sehingga
terjadi peningkatan ekspresi protease pengaktif faktor-1 (Apaf-1) untuk menginduksi
kematian sel Peranan antioksidan ditunjukkan melalui kemampuannya menghambat
oksidasi biologi dan tahap inisiasi guna mencegah aktivasi karsinogen (blocking
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/17.jpg)
22
agent) serta menghambat tahap promosi dan progresi dengan cara menekan
proliferasi (Harliansyah 2011)
25 Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG)
ROS sendiri sangat reaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek
penentuan langsung dari ROS dalam jaringan atau cairan tubuh umumnya tidak
praktis Oleh karena itu pengukuran oksidatif DNA protein lipid dan gula dalam
sampel biologis telah diharapkan sebagai senyawa penanda untuk mendeteksi
penyakit yang diakibatkan oleh ROS (Ogino and Wang 2007)
Senyawa 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) adalah hasil oksidasi
guanin oleh ROS Dengan teroksidasinya guanin pada untai DNA maka untai DNA
akan kehilangan nukleotida guanin Jumlah hilangnya guanin tergantung kadar ROS
(Ozawa 1995 dalam Sudjarwo 2004) Struktur 8-OHdG dan 2rsquodeoksiguanosin
disajikan dalam Gambar 27 dan 28 untuk mekanisme terbentuknya 8-OHdG dari
2rsquodeoksiguanosin disajikan dalam Gambar 29
Gambar 27 Gambar 28
Struktur 8-OHdG (Ogino and Wang 2007) Struktur kimia 2rsquo-deoksiguanosin
(Ogino and Wang 2007)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/18.jpg)
23
HN
N
N
O
H2NN
O
H OH
H H
H H
OH
H + OH
HN
N N
N
O
H2N
OHdR
H
C4-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C5-OH-adduct radical
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
dR = 2-deoxyribose
HN
N N
N
O
H2N
dR
H
OH
C8-OH-adduct radical
e HHN
N N
HN
O
H2N
dR
H
OH
7-Hydro-8-hydroxy-2-deoxyguanosine
e -H
HN
N N
HN
O
H2N
dR
O
HN
N N
N
O
H2N
dR
OH
8-oxodG 8-OHdG
Gambar 29
Mekanisme oksidasi 2rsquo-deoksiguanosin menjadi 8-OHdG oleh ROS (Valavanidis et
al 2009)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/19.jpg)
24
Produk yang paling representatif yang dapat dihasilkan dari kerusakan
oksidatif pada sel DNA adalah 8-hidroksi-2rsquo-deoksiguanosin (8-OHdG) sebuah
produk oksidatif basa guanin pada DNA ROS menyerang atom C nomor 8 pada basa
nukleotida Meskipun basa nukleotida yang lain juga dapat bereaksi dengan ROS
dengan cara yang sama namun hasil dari oksidasi guanosin menjadi 8-OHdG
hasilnya paling melimpah karena relatif mudah terbentuk promutagenik (Valavanidis
et al 2009)
Peningkatan kadar 8-OHdG telah ditemukan dalam serum dan miokardium
pasien dengan gagal jantung dan dalam urin pasien dengan penyakit Parkinson
Banyak metode seperti HPLC-ECD GC-MS LC-MS dan immunoassay telah
dilakukan untuk mengukur 8-OHdG dalam spesimen biologi dan ditelaah secara rinci
dalam beberapa artikel (Ogino and Wang 2007)
26 Buah Kakao (Theobroma cacaoL)
Kakao (TheobromacacaoL) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan Biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang
dikenal sebagai kakao (Plant Database 2012)
Pohon kakao memiliki tinggi 12-25 kaki serta cabang di bagian puncaknya
Batangnya tegak lurus dan panjang 15-2 meter Kayunya terang dan putih kulit
kayunya tipis halus dan kecoklatan Benihnya banyak berukuran 25 cm bagian
luarnya berwarna merah kecoklatan bagian dalam kakao gelap dan dibungkus dengan
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/20.jpg)
25
lapisan putih manis serta berminyak (Ide 2008) Bentuk buah kakao disajikan dalam
Gambar 210
Gambar 210
Buah KakaoTheobroma cacao L (Plant Database 2012)
Klasifikasi buah kakao (Plant database 2012)
- Kingdom Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas Magnoliopsida (Berkeping duadikotil)
- Subkelas Dilleniidae
- Ordo Malvales
- Famili Sterculiaceae
- Genus Theobroma
- Spesies Theobroma cacao L
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/21.jpg)
26
Antioksidan utama dalam kakao merupakan anggota dari sub-grup flavonoid
yang disebut katekin Selain sebagai antioksidan katekin yang memberikan warna
pada biji kako Biji kakao langsung difermentasi setelah di panen dari buah kakao
supaya aroma bijinya keluar (Ide 2008)
27 Tikus Wistar
Hewan coba merupakan hewan yang dikembangbiakkan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba Tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian
medis selama bertahun-tahun Hal ini dikarenakan tikus memiliki karakteristik
genetik yang unik mudah berkembang biak murah serta mudah untuk
mendapatkannya Tikus merupakan hewan yang melakukan aktivitasnya pada malam
hari (nocturnal) (Ardhiansyah 2012) Gambar tikus wistar disajikan dalam Gambar
211
Gambar 211
Tikus Wistar(Ardhiansyah 2012)
Sebuah galur atau strain yang mengacu pada tikus adalah sebuah kelompok
yang semua anggotanya secara genetik mempunyai ciri yang identik Pada tikus ciri
ini dicapai melalui perkawinan sedarah dengan memiliki populasi jenis ini mungkin
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/22.jpg)
27
untuk dilakukan percobaan pada peran gen atau melakukan percobaan yang
mengecualikan variasi dalam genetika sebagai faktor Sebaliknya outbred strain
digunakan ketika identik genotip tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan dan
lebih didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain (Estina 2011)
Tikus wistar merupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus Jenis galur ini
dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan
penelitian medis Jenis Tikus ini merupakan galur tikus pertama yang dikembangkan
sebagai model organisme (Estina 2011)
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratoriumCiri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar telinga
panjang dan memiliki ekor panjang (tidak melebihi panjang tubuhnya) Galur tikus
Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar Tikus
Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Estina 2011)
271 Konversi manusia ke tikus
Konversi dosis pada manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus Wistar
dengan berat badan 200 gram adalah 0018 (Indrapraja 2009) Konversi usia manusia
ke tikus adalah usia 10 tahun pada manusia sama dengan 1 bulan (4 minggu) pada
tikus wistar (Umami 2012)
28 Ekstraksi
Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses penarikan keluar senyawa-senyawa
yang terdapat pada tumbuhan atau hewan dengan menggunakan suatu pelarut Pelarut
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/23.jpg)
28
yang digunakan sebaiknya memiliki sifat kepolaran yang mirip dengan senyawa yang
akan diekstrak tidak toksik tidak mudah menguap dan harganya murah (Iskandar
2000)
Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana dalam proses
penarikan bahan dalam suatu komponen sampel Sejumlah sampel yang telah
dihaluskan direndam selama 2 hingga 14 hari dengan pelarut organik dalam suatu
wadah atau toples tertutup dan dilakukan pengocokan beberapa kali (Lenny 2006)
Banyaknya pelarut yang digunakan umunya ditentukan sesuai kebutuhan untuk
merendam sampel 2 hingga 3 cm di atas permukaan sampel yang direndam
29 Partisi
Partisi bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa kimia dalam ekstrak
kasar berdasarkan kepolarannya Senyawa-senyawa nonpolar akan larut ke dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut kedalam pelarut polar Pada
umunya partisi dimulai dengan pelarut nonpolar seperti n-heksana atau petroleum eter
untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar Partisi dilanjutkan dengan menggunakan
pelarut semipolar seperti kloroform etil asetat atau aseton untuk menarik senyawa
semipolar Terakhir partisi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar seperti
metanol atau n-butanol untuk menarik senyawa-senyawa polar (Underwood 2002)
Teknik yang paling umum digunakan untuk metode ini adalah menggunakan
corong pisah dengan menggunakan 2 pelarut yang saling tidak bercampur Untuk
senyawa-senyawa yang berwarna partisi dihentikan bila ekstrak terakhir tidak
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/24.jpg)
29
berwarna Sedangkan untuk senyawa tidak berwarna dihentikan setelah 3 hingga 4
kali penggantian pelarut (Underwood 2002)
210 Uji Aktivitas Antioksidan secara in vitro dengan Metode DPPH
Metode DPPH digunakan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan
untuk mengikat radikal bebas yang merupakan faktor utama dalam kerusakan
biologis yang disebabkan oleh reaksi oksidasi Uji ini memberikan informasi
mengenai kemampuan antioksidan dari senyawa yang diujikan DPPH merupakan
radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstra bahan alam (Suhanya 2009)
Struktur molekul radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 212
Gambar 212
Struktur 22-diphenil-1-picrylhidrazyl (DPPH) (Suhanya 2009)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses reduksi senyawa DPPH oleh
antioksidan yang menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH
Pemudaran warna akan mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak
Reaksi yang terjadi adalah pembentukan αα-diphenyl-β-picrylhidrazine melalui
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/25.jpg)
30
kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen Semakin pudarnya warna DPPH
setelah direaksikan dengan antioksidan menunjukkan kapasitas antioksidan yang
semakin besar pula (Suhanya 2009)Gambar 213 berikut adalah salah satu contoh
reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
DPPH-ungu antioksidan DPPH tereduksi-kuning
Gambar 213
Reaksi antioksidan dengan DPPH (Suhanya 2009)
211 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval dan
Perlman Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau antigen
Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi dengan melibatkan
peran enzim konjugasi anti spesien imunoglobulin dan substrat sebagai indikator
dalam reaksi
ELISA kit untuk penanda kerusakan DNA teroksidasi adalah pengembangan
immunoassay berdasarkan enzim kompetitif untuk mendeteksi dan kuantisasi 8-
OHdG dalam urin serum dan sel atau jaringan sampel DNA secara cepat Sejumlah
sampel 8-OHdG ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel dengan kurva
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)
![Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol 2.pdf · hasil industri di dalam negeri dan berasal dari impor digolongkan menjadi 3 golongan sebagai berikut: 1) ... Asam Asetat CH 3](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022051523/5a75a9d47f8b9aea3e8cb028/html5/thumbnails/26.jpg)
31
standarELISA kit 8-OHdG memiliki batas deteksi antara 100 pgmL hingga 20
ngmL Setiap kit terdapat reagent untuk analisis hingga 96 well termasuk kurva
standar dan sampel (Cell Biolabs Inc)
Prinsipnya sejumlah sampel yang mengandung 8-OHdG atau standar pertama
kali ditambahkan pada 8-OHdGBSA konjugat yang sebelumnya telah ada dalam
microplateKemudian setelah dilakukan inkubasi awal antibodi 8-OHdG monoklonal
ditambahkan selanjutnya ditambahkan HRP sebagai antibodi keduaSenyawa 8-
OHdG yang terdapat dalam sampel ditentukan dengan membandingkannya dengan
kurva standar 8-OHdG (Cell Biolabs Inc)