bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 hasil...

12
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Hulgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) seperti dikutip oleh Purwanto (1998 : 84) dikemukakan bahwa “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya : kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”. Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi suatu perubahan yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti : perubahan didalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 200), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis – jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Upload: doandieu

Post on 02-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

Menurut Hulgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) seperti

dikutip oleh Purwanto (1998 : 84) dikemukakan bahwa “belajar berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang

disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon

pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya :

kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”.

Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam interaksi dengan

lingkungannya sehingga terjadi suatu perubahan yang menyangkut berbagai aspek

kepribadian baik fisik maupun psikis seperti : perubahan didalam pengertian,

pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun

sikap.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 200), hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis – jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari

sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

7

7

Menurut Anwar (2005 : 8 - 9) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat

diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar bila

dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.

Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Tes hasil belajar berupa tes yang disusun secara terencana

untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan – bahan

atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes hasil belajar

dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang – ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak

akan hilang selama – lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk

pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga

akan merubah cara berfikirserta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Dalam KBM antara guru dengan siswa terjadi interaksi untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik. Siswa memperoleh hasil belajar saat diadakan evaluasi berupa

tesuntuk kerja diskusi dan pengamatan secara kelompok yang diberi skor oleh guru

untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar diambil saat proses

pembelajaran, ketika siswa melakukan kegiatan dengan siswa lainnya yang

diberikan oleh guru. Hasil belajar diperoleh pada kegiatan akhir yang diisi dengan

pemberian evaluasi terhadap siswa dan dilakukan didalam kelas. Pengambilan hasil

belajar digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan belajar dan menunjukan

kompetensi siswa melalui pengadaan tes bagi siswa.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Hakekat IPS

Permendiknas no. 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB, sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

8

8

menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab, serta

warga dunia yang cinta damai.

Masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena

kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena

itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki

kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dinamis, dan

terpadu dalam proses pembelajaranmenuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan.

b. Tujuan Mata Pelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

1) Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis,

dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan

dalam kehidupan sehari – hari.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan

kemanusiaan.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek – aspek sebagai berikut :

1) Manusia, tempat, dan lingkungan.

2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.

3) Sistem sosial dan budaya.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

9

9

Hakekat IPS menurut pendapat penulis adalah perkembangan manusia

sejak lahir sampai dewasa dalam berinteraksi sosial baik dalam keluarga, sekolah

maupun masyarakat. IPS juga ilmu yang mempelajari tentang sosial budaya,

ekonomi, geografi, dan sejarah.

2.1.3 Pengertian Media Gambar

a. Pengertian Media

Menurut Miarso (1992 : 5), media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga bisa

mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Menurut Sudjarwo (1992: 5) memberi batasan pada media sebagai bentuk

fisik teknologi pendidikan yang antara lain berupa kata-kata atau kalimat-kalimat,

film, tape, slide, video, dan sebagainya.

Jadi media dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa yang dapat berupa kata-kata,

kalimat-kalimat, film, tape, slide, video, gambar, dan sebagainya sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

b. Pengertian Media Gambar dan Penggunaan dalam Pembelajaran

Menurut Tim Dosen Media Pengajaran (1992:23) gambar sebagai media

pengajaran cukup banyak dimanfaatkan untuk keperluan proses belajar mengajar.

Gambar adalah media yang paling umum dipakai karena pengadaannya relatif

lebih murah dan mudah diperoleh. Misalnya dari koran bekas, majalah bekas,

kalender bekas dan sebagainya. Yang termasuk media gambar adalah kartun,

komik, gambar tempel, dan foto.

Menurut Wibawa dan Mukti (1993 : 60) menyebutkan bahwa gambar

adalah termasuk media sederhana yang dapat digunakan dengan baik di SD, sebab

gambar itu disukai siswa, murah harganya, tak sulit mencarinya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

10

10

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

media gambar adalah salah satu media pengajaran yang banyak dimanfaatkan

untuk keperluan proses belajar mengajar. Gambar merupakan media sederhana

yang murah dan mudah memperolehnya, misalnya dari koran bekas, contoh :

kartun, komik, gambar tempel dan foto.

c. Peranan media gambar dalam pendidikan.

Menurut Rinanto (1992 : 2) media visual adalah semua media yang dapat

dinikmati oleh indera mata dan mampu menimbulkan rangsangan untuk

berefleksi, misalnya gambar/lukisan, foto, slide, poster, dan sebagainya

Gambar/lukisan merupakan contoh media visual yang dapat digunakan untuk

menimbulkan rangsangan untuk berefleksi.

Menurut Tim Dosen Media Pengajaran (1992 : 23) gambar dalam

posisinya sebagai media pengajaran mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Membuat kongkrit belajar, sehingga mengurangi kecencderungan

verbalisme.

2. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua objek

belajar dapat dimasukkan dalam ruang kelas.

3. Dapat menyajikan visualisasi benda-benda objek belajar yang sulit dilihat

dengan mata telanjang

4. Dapat memperjelas objek belajar terutama bermanfaat sekali untuk proses

pemahaman siswa terhadap masalah tertentu

5. Dapat membangkitkan minat belajar siswa dan mengurangi kejenuhan

belajar.

6. Murah dan mudah pengadaannya.

Menurut Sastradiraja (1971: 1-3) mengemukakan bahwa pembelajaran

menggunakan media gambar mempunyai manfaat yaitu media tersebut dapat

membantu:

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

11

11

1. Murid belajar lebih banyak

2. Meningkatkan daya ingat lebih lama

3. Melengkapi rangsangan yang efektif untuk belajar

4. Menjadikan belajar lebih kongkret (nyata)

5. Membawa dunia ke dalam kelas

6. Memberikan pendekatan-pendekatan bayangan yang bermacam-macam dari

satu subjek yang sama.

Sejalan dengan pendapat di atas Sudjana (2000:100), mengatakan bahwa

penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai nilai:

1. Dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir

2. Dapat memperbesar minat dan perhatian

3. Dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar

bertambah mantap

4. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan

5. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya

kemampuan berbahasa

6. Membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar yang lebih

sempurna

Menurut Hamalik (1994: 81) ada beberapa alasan dasar penggunaan

media gambar dalam proses pembelajaran, sebagai berikut:

1. Gambar bersifat kongkret

Melalui gambar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang dibicarakan

atau didiskusikan di kelas.

2. Gambar mengatasi ruang dan waktu

Misal : gambar sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ( batu bara,

minyak bumi, dll) dapat dipelajari di kelas tanpa harus membawa benda

aslinya ke dalam kelas.

3. Gambar dapat dipergunakan untuk memperjelas suatu masalah, karena itu

bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

12

12

4. Gambar mudah di dapat dan harganya murah

Untuk sekolah yang dananya terbatas, gambar bernilai ekonomis dan

menguntungkan.

5. Gambar mudah digunakan baik perorangan dan kelompok, satu gambar dapat

dilihat oleh seluruh siswa di kelas.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa gambar adalah salah satu alat yang

penting bagi pengajaran dan pendidikan, maka gambar yang akan digunakan

sebagai media pendidikan akan berhasil dengan baik dan efektif apabila

disesuaikan dengan kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik

penggunan media dalam situasi belajar.

2.2 Metode Pembelajaran

Pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode diskusi kelompok.

2.2.1 Pengertian Diskusi Kelompok

Menurut Dharma (2008 : 18) metode diskusi adalah cara menyajikan

pengajaran dimana siswa dihadapkan suatu masalah yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan di

pecahkan secara bersama. Diskusi tidak sama dengan percakapan. Percakapan

dapat terjadi dengan bebas dan pembicara tidak terikat dengan masalah

tertentusaja tetapi dapat berbagai hal sekalipun tidak ada hubungan satu dengan

yang lain sesuai dengan keinginan pembicara, sedangkan diskusi akan terjadi

apabila ada masalah yang timbul. Masalah timbul apabila ada kesenjangan antara

yang diharapkan dengan kenyataan.

Diskusi dapat dilakukan secara kelompok atau klasikal, suatu diskusi di nilai

menunjang keaktifan siswa bila diskusi melibatkan semua anggota diskusi dan

menghasilkan suatu pemecahan masalah. Adapun prinsip – prinsip dalam diskusi:

a) Harus ada pemimpin dan anggota.

b) Topik jelas dan menarik.

c) Peserta diskusi dapat menerima dan memberi.

d) Suasana tanpa tekanan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

13

13

Dalam diskusi kelompok juga terdapat keuntungan dan kelemahannya.

a. keuntungannya :

a) diskusi kelompok melibatkan semua siswa secara langsung dalam

proses belajar.

b) Siswa dapat menguji tingkat pengetahuannya dan penguasaan

bahan pelajaran masing – masing.

c) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara

berfikir dan sikap ilmiah.

d) Dapat mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam

diskusi. Diharapkan siswa dapat memperoleh kepercayaan akan

kemampuannya.

e) Diskusi kelompok dapat menunjang usaha – usaha pengembangan

sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

b. kelemahannya

a) memakan waktu lama.

b) Sulit bagi guru untuk meramalkan arah penyelesaian diskusi.

c) Sulit bagi siswa untuk mengatur berfikir secara ilmiah.

2.2.2 Langkah – langkah penggunaan diskusi kelompok menurut Dharma

(2008 : 20)

a) Guru mengemukakan masalah yang akan di diskusikan dan

memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara – cara pemecahan

masalah.

b) Siswa dibawah pimpinan guru membentuk kelompok diskusi.

c) Siswa berdiskusi dalam kelompok masing – masing sedangkan guru

berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga

keterlibatan siswa.

d) Tiap kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

14

14

e) Siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil

diskusi.

2.2.3 Tujuan penggunaan diskusi kelompok

a) Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan

pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung

pada orang lain. Mungkin perbedaan segi pandang, sehingga memberi

jawaban yang berbeda – beda. Hal ini tidak menjadi masalah, yeng

penting pendapat tersebut dapat diterima secara logis dan mendekato

kebenaran.

b) Siswa menyatakan pendapat secara lisan, karena hal itu perlu untuk

melatih kehidupan demokratis.

c) Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam

pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.

2.2.4 Peran guru dalam diskusi kelompok

a) Guru sebagai ahli yang mengetahui banyak mengenai berbagai hal

pada siswa.

b) Guru sebagai pengawas.

c) Guru sebagai penghubung kemasyarakatan.

d) Guru sebagai pendonor.

2.2.5 Pembelajaran menggunakan media gambar dalam diskusi kelompok

1. Langkah persiapan

a) Mempersiapkan media gambar yang diperlukan

Gambar yang disiapkan disini sesuai dengan materi.

b) Mempersiapkan ruangan untuk diskusi

Guru bersama siswa mempersiapkan ruang kelas untuk

diskusi,posisi tempat untuk masing – masing kelompok.

c) Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama diskusi kelompok.

Guru membuat tata tertib selama kegiatan diskusi agar siswa fokus

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

15

15

dan bisa melaksanakan kegiatan baik dengan baik.

2. Langkah pelaksanaan

a. Membentuk kelompok diskusi

1.Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok

diskusi.

b. Mengemukakan masalah

1. Guru memberikan imajinasi umum tentang materi yang

akan dipelajari.

2. Guru membagikan gambar kepada masing – masing

kelompok.

3. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan

menggunakan media gambar.

c. Siswa melakukan diskusi kelompok

1. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok.

2. Guru berkeliling mengamati penggunaan media dalam

diskusi kelompok.

3. Tindak lanjut diskusi kelompok menggunakan media gambar

a. Siswa menyajikan hasil diskusi

1. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi.

2. Siswa mencatat hasil diskusi.

3. Guru mengumpulkan hasil diskusi.

b. Evaluasi hasil diskusi

1. Guru memberikan evaluasi terhadap hasil diskusi.

2. Guru melakukan pemantapan dan tindak lanjut.

2.3 Hasil Penelitian-penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang dapat

penulis rangkum antara lain:

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

16

16

1. Hasil penelitian Suyatinah,dkk (2004:68) dalam penelitianya

”Peningkatan Keterampilan Membaca pada Siswa Kelas 1 Sekolah

Dasar melalui Penerapan Metode SAS dan Alat Peraga Gambar”

menyimpulkan bahwa dengan ditetapkannya metode SAS dan alat

peraga gambar sebanyak tiga siklus dapat meningkatkan secara

signifikan keterampilan membaca, motivasi, perhatian, dan aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca.

2. Hasil Penelitian R. Santana AWP (1999) dalam penelitianya

“Menggalakan Minat Baca Anak Sekolah Dasar Melalui media

Cerita Bergambar” Menyimpulkan bahwa dengan menggunakan

media cerita bergambar siswa menangkap respon yang baik dan

meningkatkan secara signifikan dalam mengikuti pelajaran

membaca.

3. Hasil Penelitian Harry (2007) dalam penelitiannya “ Pengaruh

Mading Terhadap Minat Baca Siswa” menyimpulkan bahwa

keberadaan mading ternyata mampu meningkatkan minat baca siswa

sebesar : kelas I = 9,1 %, kelas II = 9,8 % dan kelas III = 8,9 %

secara keseluruhan , rata-rata minat baca siswa meningkat sebesar

9,3 %.

2.4 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang penting dan sangat

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari karena selalu berhubungan dengan

kehidupan dan berada di lingkungan sekitar anak, tetapi sangat disayangkan

bahwa nilai hasil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selalu rendah. Mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial akan menambah wawasan bagi anak baik

secara langsung melihat, mengalami sendiri maupun dengan belajar menggunakan

media gambar. Belajar yang dimaksud di sini dalam arti yang sebenarnya adalah

aktifitas mental yang sangat kompleks yang dapat menghasilkan perubahan-

perubahan yang bersifat kualitatif. Perubahan kualitatif tersebut sangat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2175/3/T1_292008052_BAB II.pdf6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... pemberian

17

17

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan media yang

digunakan guru dalam membantu untuk memperoleh perubahan tersebut.

Ilmu Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengarah pada

objek dasar abstrak, sedangkan taraf berfikir anak adalah taraf berfikir kongkrit.

Untuk membantu anak dalam berfikir abstrak diperlukan media yang dapat

membantu mengkonkritkan hal-hal yang abstrak. Salah satu media yang

diperlukan adalah media gambar.

Dalam Proses Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

menggunakan media gambar, anak akan aktif, tertarik dan mudah memahami

makna. Sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian nilai

Ilmu Pengetahuan Sosial yang tadinya rendah akan lebih meningkat.

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut diatas dapat diajukan hipotesis

tindakan sebagai berikut : “Dengan menggunakan media gambar dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa

Kelas IV SD Tingkir-tengah 02, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.