bab ii kajian teori a. landasan teori 1. pengertian...

16
5 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989: 5) Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga muncul perubahan tingkah laku. Winkel (2004:53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. a. Faktor internal, merupakan faktor di dalam diri siswa yang meliputi faktor fisik misalnya kesehatan dan faktor psikologis, misalnya motivasi, kemampuan awal, kesiapan, bakat, minat dan lain-lain. b. Faktor eksternal, merupakan faktor yang ada di luar diri siswa, misalnya keluarga, masyarakat, sekolah dan lain-lain.

Upload: phungdan

Post on 31-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dengan

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah

laku, ketrampilan, kecakapan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri

individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989: 5)

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar

adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga muncul

perubahan tingkah laku. Winkel (2004:53) mengemukakan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat

bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

a. Faktor internal, merupakan faktor di dalam diri siswa yang meliputi faktor

fisik misalnya kesehatan dan faktor psikologis, misalnya motivasi,

kemampuan awal, kesiapan, bakat, minat dan lain-lain.

b. Faktor eksternal, merupakan faktor yang ada di luar diri siswa, misalnya

keluarga, masyarakat, sekolah dan lain-lain.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

6

Herman Hudoyo (1988: 6-7)juga mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar sebagai berikut.

a. Peserta didik, meliputi: kemampuan, kesiapan, minat, motivasi, serta

kondisi siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar.

b. Pengajar, meliputi: pengalaman, kepribadian, penguasaan materi dan cara

penyampaian yang diberikan oleh guru.

c. Prasarana dan sarana, meliputi ruangan, alat bantu belajar, buku tulis dan

sumber belajar yang membantu kelancaran proses belajar-mengajar.

d. Penilaian, digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar dan memperbaiki hasil

belajar selanjutnya.

Faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan prestasi belajar siswa salah

satunya adalah meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Berdasarkan observasi

peneliti di sekolah dan wawancara dengan guru IPS, 9 dari 24 siswanya kurang

memahami pelajaran IPS. Hal ini dilihat dari nilai tes IPS yang kurang dari 75.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, karena pengalaman

dan latihan. Perubahan tingkah laku itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan

tetapi juga berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan,

minat, penyesuaian diri, atau secara singkat perubahan mengenai segala aspek

organisme atau pribadi seseorang. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari

tidak mengerti menjadi mengerti.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

7

2. Pengertian Mengajar

Mengajaradalahsuatuaktivitasmengorganisasikanataumengaturling

kungansebaik-baiknyadanmenghubungkannyadengananak, sehinggaterjadi

proses mengajar (Nana Sudjana, 1989: 7). Mengajar merupakan bagian

dari proses belajar yang merupakan suatu upaya untuk menghasilkan

tingkah laku. Menurut Witherington pada hakikatnya mengajar adalah

proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar

siswa ( Hamzah Uno B. 2007: 34 ) Dengan demikian, sebagai pembimbing

belajar, guru mendudukan diri untuk memberikan kemampuannya dalam

mempelajari bahan tertentu bagi pengembangan daya pikir.

3. Mata Pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi,

sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara (Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan,1993: 1). Sedangkan menurut Mulyono, J (1980: 2) Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan tentang perwujudan dari suatu

pendekatan interdisiplin (Interdisiplinary Approach) dari pelajaran ilmu-

ilmu sosial (Sosial Science). Hal ini merupakan integrasi dari berbagai

macam cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, antropologi, geografi,

ilmu politik, sejarah, psikologi, dan sebagainya yang dipilih dan

disesuaikan untuk keperluan pengajaran di sekolah-sekolah.

Menurut Nasution (1975: 12), yang dimaksud Ilmu Pengetahuan Sosial

adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

8

pada dasarnya mempersoalkan manusia dan lingkungan sosilanya dan

yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti : geografi, sejarah,

antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan atau mata pelajaran yang

merupakan suatu program pendidikan yang diambil dari berbagai ilmu

sosil dari kejadian nyata di dalam masyarakat yang pada pokoknya

mempersoalkan manusia dan lingkungan fisik maupun sosialnya yang

bahannya dipilih dan disesuaikan untuk pengajaran di Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA).

4 .Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAIKEM)

Peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya

bukanlah sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah yang

perlu disyukuri. Dengan demikian PAIKEM adalah pembelajaran yang

dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun

keterkaitan antara informasi baru dengan pengalaman yang telah dimiliki

dan dikuasai peserta didik. (Agus Suprijono,2011: 10-11).

PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Aktif yang dimaksudkan adalah pembelajaran harus

menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif

bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

9

Inovasi adalah proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang

dipelajari, makna itu bisa dicapai apabila pembelajaran itu dapat

memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta

didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dijalankan.

Kreatif juga dimaksudkan menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan

pemikiran seperti itulah kreativitas dapat dikembangkan.

Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif yang

melibatkan evaluasi bukti. Efektif adalah jantungnya sekolah efektif.

Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh

komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio

emotionalclimate positif.

5 Model Pembelajaran TGT

Slavin (2005:163) mengemukakan bahwa secara umum TGT ( Teams

Games Tiurnament) sama dengan STAD (Student Team Division

Achivement) kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen akademik,

dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu dimana para

siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang

kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering

digunakan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen tertentu pada

struktur STAD yang biasanya. Deskripsi dari komponen-komponen TGT

adalah sebagai berikut.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

10

a. Presentasi di Kelas. (Sama seperti dalam STAD) dalam presentasi kelas

ini, guru memberikan materi secara singkat kepada siswa.

b. Tim. (Sama seperti dalam STAD) guru membagi siswa menjadi 6

kelompok dimana terdiri acak dari siswa yang pintar, menengah dan

rendah.

c. Game. Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya

relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang

diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game

tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-

masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa

nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang

siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab

pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan

tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang

jawaban masing-masing.

d. Turnamen. Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.

Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru

memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja

kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru

menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga siswa

berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 2 dan seterusnya. Kompetisi

yang seimbang ini, seperti halnya sistem skor kemajuan individual dalam

STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

11

berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka

melakukan yang terbaik. Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara

tim heterogen dan meja turnamen homogen. Setelah turnamen pertama,

para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada

turnamen terakhir. Pemenangpada tiap meja “naik tingkat” ke meja

berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5): skor

tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya

paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa

sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan

atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang

sesungguhnya.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

12

e. Skema TGT

TEAM A

A-1 A-2 A-3 A-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

B-1 B-2 B-3 B-4 C-1 C-2 C-3 C-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah

TEAM B TEAM C

Gambar 2.1. Penempatan Pada Meja Turnamen

Sumber:(Slavin:168)

f. Rekognisi Tim. (Sama seperti STAD)

Nasikan (2006) mengungkapkan Model pembelajaran kooperatif tipe

TGT adalah “Pola interaksi siswa dengan guru didalam kelas yang

menyangkut strategi, tipe, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas” (Ridhaazza, 2012).

Meja

Turnamen

1

Meja

Turnamen

2

Meja

Turnamen

4

Meja

Turnamen

3

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

13

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran kooperatif

yang mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang

memiliki kemampuan homogen dalam pembelajaran di kelas.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari

beberapa tahap dan pada awal kegiatan, siswa terlebih dahulu mendapat

pemberitahuan bahwa pada akhir pembelajaran akan diadakan turnamen

antar kelompok berupa kegiatan tanya jawab seputar materi. Tahapan

pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin dan De Vries (Slavin,

2008:69), antara lain:

a. Persiapan pembelajaran

Untuk tipe TGT penyusunan materi dibuat sedemikian rupa dengan

maksud agar dapat disajikan dalam presentasi kelas, belajar kelompok dan

turnamen akademik. Bentuk persiapan tersebut dapat dikemas dalam satu

perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran, bahan ajar,

lembar kerja, persiapan turnamen akademik dan tes hasil belajar yang akan

diujikan setelah selesai pembelajaran.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran TGT mempunyai beberapa komponen pendukung

pelaksanaan yaitu: presentasi kelas, kelompok belajar, turnamen,

penghargaan (Rahadi, 2002:16). Berikut ini dipaparkan masing-masing

komponen:

1. Presentasi kelas

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

14

Pada kegiatan ini guru memperkenalkan materi pelajaran yang akan

dibahas, yaitu dengan cara pengajaran langsung, diskusi atau dapat

dengan metode lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi kelas

ini berbeda dengan presentasi biasa, karena presntasi pada pembelajaran

kooperatif tipe TGT disampaikan hanya menyangkut pokok-pokok materi

dan penjelasan tentang teknik pembelajaran yang digunakan.

2. Kelompok belajar

Sebuah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT dibentuk

dengan beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa, terdiri dari siswa yang

mempunyai kemampuan akademik berbeda dan mempertimbangkan

kriteria heterogen (jenis kelamin, kemampuan akademik, suku dan latar

belakang sosial).

a. Pelaksanaan belajar kelompok

Perangkat pembelajaran yang diperlukan yaitu bahan ajar,

kegiatan utama pada tahap ini adalah siswa mempelajari bahan ajar sesuai

materi yang sedang dipelajari dan mengerjakan lembar kerja secara

kelompok. Perlu ditekankan pada siswa bahwa ada aturan dasar dari

belajar kelompok agar tercapai dengan baik, yaitu:

1. Siswa mengatur bangku dan duduk sesuai kelompok.

2. Siswa diberikan waktu untuk memilih nama kelompok.

3. Siswa harus bekerja secara berkelompok.

4. Siswa menghentikan belajarnya jika semua anggota kelompok telah

memahami materi yang sedang dipelajari, atau telah menjawab semua

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

15

soal yang ditugaskan atau waktu yang telah digunakan untuk

mempelajari materi yang ditugaskan telah habis.

5. Ketika semua siswa sedang belajar bersama kelompok, sebaiknya

guru berkeliling dalam kelas memperhatikan cara keja mereka dan

memberikan bimbingan belajar jika memang diperlukan.

a. Turnamen akademik

Turnamen akademik dilakukan setiap akhir sesi pembelajaran,

bertujuan untuk menguji pemahaman siswa setelah belajar kelompok. Siswa

dalam satu kelas dibagi dalam meja-meja akademik. Setiap meja akademik

terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan akademik relatif

sama, tetapi mewakili kelompok-kelompok yang berbeda. Setiap meja

akademik memiliki tingkatan masing-masing dan diurutkan oleh guru mulai

dari meja akademik yang terdiri dari siswa-siswa pandai sampai dengan

meja akademik yag terdiri dari siswa-siswa berkemampuan akademik

kurang, hal ini dilakukan karena setiap akhir turnamen akan ada siswa yag

pindah meja akademiknya ke meja yang paling tinggi atau ke meja yang

paling rendah.

Pada awal periode permainan, umumkan penempatan meja turnamen

dan mintalah mereka memindahkan meja-meja bersama atau menyusun

meja sebagai meja turnamen. Acaklah nomor-nomornya supaya para siswa

tidak bisa tahu nama meja “atas” dan yang “bawah”. Mintalah salah satu

siswa yang akan dipilih untuk membagikan satu lembar permainan atau

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

16

lembar jawaban, satu kotak kartu nomor dan satu lembar skor permainan

pada tiap meja. Lalu mulailah permainan tersebut.

Pembaca pertama membaca kartu dan mengambil kartu yang teratas.

Dia lalu membacakan soal dengan keras yang berhubungan dengan nomor

yang ada pada kartu termasuk pilihan jawabannya, jika soalnya pilihan

ganda. Misalnya seorang siswa mengambil kartu nomor 21 membaca dan

menjawab soal nomor 21. Pembaca yang tidak yakin akan jawabannya

diperbolehkan menebak tanpa dikenai sanksi. Jika konten dari permainan

tersebut melibatkan permasalahan, semua siswa (bukan hanya si pembaca)

harus mengerjakan permasalahan tersebut siapa siap untuk ditantang.

Setelah si pembaca memberikan jawaban, siswa yag ada di sebelah kiri atau

kanannya (penantang pertama) punya opsi untuk menantang dan

memberikan jawaban yang berbeda. Jika dia ingin melewatinya, atau apabila

penantang kedua punya jawaban yang berbeda dengan dua peserta pertama,

maka penantang kedua boleh menantaang. Akan tetapi, penantang harus

berhati-hati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah

dimenangkan sebelumnya ke dalam kotak (jika ada) apabila jawaban mereka

salah. Apabila semua peserta mempunyai jawaban, ditantang atau melewati

pertanyaan, penantang kedua (atau peserta yang ada di sebelah kanan

pembaca) memeriksa jawaban dan membacakan jawaban yang benar dengan

keras. Si pemain yang memberikan jawaban benar menyimpan kartunya,

jika kedua penantang memberikan jawaban yang salah, dia harus

mengembalikan kartu yang dimenangkan ke dalam kotak.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

17

Gambar 2.2. Aturan Permainan Slavin (2005:173)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekuragannya

masing-masing, demikian juga dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT. Menurut Slavin (2005:175), kelebihannya adalah sebagai berikut:

1. Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki

kesempatan untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau

memperoleh pengetahuan dari hasil diskusi dengan anggota

kelompoknya.

2. Pengelompokan siswa secara heterogen dalam tingkat kemampuan,

jenis kelamin, maupun ras diharapkan dapat membentuk rasa hormat

dan saling menghargai diantara siswa.

Pemain 1

1. Ambil kartu bernomor dan carilah soal yang

berhubungan dengan nomor tersebut pada

lembar permainan.

2. Bacalah pertanyaan dengan keras.

3. Cobalah untuk menjawab soal.

Pemain 2

Menantang jika dia mau (dan

memberikan jawaban yang

berbeda) atau boleh melewatinya.

Pemain 3

Boleh menantang jika pemain 2 melewati, dan jika dia

memang mau. Apabila semua pemain sudah

menantang atau melewati pemain 3 memeriksa

jawaban. Siapapun yang menjawab benar berhak

menyimpan kartunya. Jika si pembaca salah, tidak ada

sanksi, tetapi jika kedua pemain 2 dan 3 salah, maka

dia harus mengembalikan kartu yang telah

dimenangkan ke dalam kotak (jika ada).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

18

3. Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan yang tidak

dimiliki dalam pembelajaran lain.

4. Dengan diadakannya turnamen, diharapkan dapat membangkitkan

motivasi siswa untuk berusaha lebih baik bagi diri sendiri maupun

kelompoknya.

5. Dengan turnamen dapat membentuk siswa mempunyai kebiasaan

bersaing sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam

berkompetisi, akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul.

6. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan

pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk

dirinya maupun seluruh anggota kelompok.

7. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa, sehingga dapat

menumbuhkan keaktifan siswa.

Adapun kelemahannya antara lain:

1. Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.

2. Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai

atau sarana pembelajaran tidak cukup tersedia, maka pembelajaran

kooperatif tipe TGT sulit dilaksanakan.

3. Apabila sportifitas siswa kurang, maka ketrampilan berkompetisi siswa

yang terbentuk bukanlah yang diharapkan.

2. Penelitian Yang Relevan

Lisa Putri Harmawati (2016) dalam penelitiannya yang dilakukan di SDN

Blotongan Salatiga, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

19

Games Turnamen Untuk Meningkatkan kemampuan Memecahkan Masalah

IPA Siswa Kelas IV SDN BLOTONGAN SALATIGA oleh mahasiswa

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas FKIP, Universitas Kristen

Satya Wacana menyatakan bahwa metode ini sangat efektif untuk

meningkatkan prestasi siswa. Terbukti bahwa hasil belajar siswa dapat

meningkat dari siklus I sampai siklus II.

Utaminingsih (2011) dalam penelitiannya yang dilakukan di MTs N

Ngablak dalam skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Dengan Metode Kooperatif TGT pada siswa

kelas VIIIc MTs N Ngablak Semester II Tahun Ajaran 2010/ 2011.

Dari penelitian diatas terdapat persamaan yaitu sama – sama menggunakan

model pembelajaran TGT yang saat ini juga sedang dilakukan oleh peneliti.

Perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan saat ini

adalah, penelitian saat ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga

pada siswa kelas VIII A semester I tahun 2016/2017

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9665/2/T1_152012003_BAB II.pdfBAB II KAJIAN TEORI . A. Landasan Teori 1. Pengertian

20

3. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian pustaka di atas, maka dapat

disusun kerangka berfikir sebagai berikut.

Sumber : ( Sardiman A. M, 1996: 80 ).

4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, hipotesis tindakan

pada penelitian ini diduga hasil belajar siswa setelah menggunakan model TGT

diduga meningkat dari pada sebelum guru menerapkan model pembelajaran

TGT.

Siswa: hasil

belajar IPS

rendah

Guru : belum

menggunakan

metode TGT

KONDISI AWAL

Guru:

menggunakan

metode TGT

Siklus I: Ceramah,

penugasan, TGT TINDAKAN

Siklus II: pemberian

tugas dan TGT,

Pemberian penghargaan.

KONDISI AKHIR Hasil belajar

meningkat