bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori hakikat...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dipaparkan beberapa teori dari para ahli mengenai pengertian belajar dan hasil belajar beserta faktor-faktor penyebabnya. Adapun hal lain yang dipaparkan seperti mata pelajaran, model pembelajaran, serta kerangka pikir. 2.1.1 Hakikat Belajar Dalam dunia pendidikan, kegiatan belajar itu penting karena yang menentukan berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung dari bagaimana proses belajar yang melibatkan objek pendidikan. Objek pendidikan disini adalah siswa. Belajar itu penting untuk menyiapkan diri menjadi manusia yang berpendidikan dan kompeten sehingga dengan belajar siswa kelak siap menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat. Belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2012 : 2) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan secara alamiah. Belajar menurut Gagne merupakan suatu perubahan kemampuan seseorang melalui proses aktivitas dan kemampuan tersebut bukan didapatkan secara langsung dari proses pertumbuhan atau bertambahnya umur seseorang. Sejalan dengan itu, menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Belajar dilakukan untuk mendapatkan perubahan kemampuan yang dimiliki seseorang. Menurut Slameto (2010:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari ketiga pendapat menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh perubahan kemampuan pada diri seseorang, yang menjadi lebih baik melalui interaksi dengan

Upload: trannga

Post on 24-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam kajian teori ini dipaparkan beberapa teori dari para ahli mengenai

pengertian belajar dan hasil belajar beserta faktor-faktor penyebabnya. Adapun

hal lain yang dipaparkan seperti mata pelajaran, model pembelajaran, serta

kerangka pikir.

2.1.1 Hakikat Belajar

Dalam dunia pendidikan, kegiatan belajar itu penting karena yang

menentukan berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung dari bagaimana

proses belajar yang melibatkan objek pendidikan. Objek pendidikan disini adalah

siswa. Belajar itu penting untuk menyiapkan diri menjadi manusia yang

berpendidikan dan kompeten sehingga dengan belajar siswa kelak siap

menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.

Belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2012 : 2) adalah “perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan secara

alamiah”. Belajar menurut Gagne merupakan suatu perubahan kemampuan

seseorang melalui proses aktivitas dan kemampuan tersebut bukan didapatkan

secara langsung dari proses pertumbuhan atau bertambahnya umur seseorang.

Sejalan dengan itu, menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:9)

berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Belajar dilakukan untuk mendapatkan perubahan

kemampuan yang dimiliki seseorang.

Menurut Slameto (2010:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Dari ketiga pendapat menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh perubahan kemampuan

pada diri seseorang, yang menjadi lebih baik melalui interaksi dengan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

6

lingkungannya dan perubahan itu bukan didapatkan secara langsung dari proses

pertumbuhan.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Gagne dalam Suprijono (2012 :

5), hasil belajar berupa :

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis

fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan

aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif yaitu kecapakan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan

ekstenalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Hasil belajar menurut (Bloom, dkk.) dalam Dimyati dan Mujiono (2009 : 26)

mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah

tersebut, dikenal sebagai taksonomi bloom dengan kebaikan yang terletak pada

rincinya jenis perilaku yang terkait dengan kemampuan internal dan kata-kata

kerja operasionalnya. Adapun ketiga ranah tersebut sebagai berikut:

a. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

b. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku-perilaku, yaitu

penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap,

organisasi, dan pembenntukan pola hidup.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

7

c. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek,

penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.

Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemampuan-kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan tersebut

maka keinginan, kemauan, atau perhatian pada lingkungan sekitar semakin

bertambah.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan atau hasil yang diperoleh

siswa setelah melakukan proses belajar yang berupa perubahan tingkah laku.

Kemampuan atau hasil yang diperleh berupa kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar juga tidak hanya bergantung pada lingkungan dan kondisi belajar,

tapi juga dari kemampuan awal pra-belajar. Hasil belajar ini dapat diukur untuk

mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan dan pembelajaran tersebut tercapai.

Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai. Maka dari itu, hasil belajar

merupakan hasil penilaian yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang

berupa angka untuk mengetahui sejauhmana siswa tersebut paham terhadap materi

yang telah disampaikan.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto

(2010:54) digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor Jasmaniah, terdiri atas: faktor kesehatan, cacat tubuh.

2) Faktor Psikologis, terdiri atas: inteligensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor Kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani.

b. Faktor Ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor

ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dikelompokkan

menjadi tiga faktor, antara lain:

1) Faktor Keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

8

2) Faktor Sekolah, seperti: metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dan siswa, relasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran,

keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat.

4) Faktor Metode, meliputi: metode mengajar dan metode

belajar.

2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono dalam Hamdani (2011:47) adalah

sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik

perhatian dan menantang siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat

dan menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangakan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik

secara fisik maupun psikologi.

g. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.

h. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan disengaja.

Pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu membantu siswa

memperolah berbagai pengalaman dan dari pengalaman itu, tingkah

laku siswa bertambah dan berkembang, baik kuantitas maupun

kualitasnya. Tingkah laku tersebut antara lain: pengetahuan,

keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali

sikap dan perilaku siswa.

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan

dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

9

tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan menganalisis dan

imajinasi yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia (Permendiknas No.22 tahun 2006).

Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Permendiknas No.22

Tahun 2006 agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan

tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia ada empat keterampilan berbahasa,

yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat

keterampilan berbahasa dijelaskan sebagai berikut:

a. Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa

yang bersifat reseptif. Menyimak bukan hanya kegiatan yang sekedar

mengumpulkan dan menyimpan pesan, tetapi juga mengklasifikasi,

membandingkan, dan menghubungkan pesan dengan pengetahuan awal yang

dimiliki sebelumnya.

b. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan

mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,

kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

10

kelengkapan alat ucap manusia merupakan persyaratan alamiah yang

memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam bunyi artikulasi,

tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari

oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar dan

bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa

malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.

Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal

berikut:

1) Kemudahan berbicara;

2) Kejelasan;

3) Bertanggung jawab;

4) Membentuk pendengaran yang kritis;

5) Membentuk kebiasaan.

c. Keterampilan Membaca

Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Membaca juga

merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang ada dalam teks.

Maka dari itu, seorang pembaca perlu menguasai bahasa yang digunakan.

Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara

mempelajarinya di sekolah.

d. Keterampilan Menulis

Menulis merupakan keterempilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam

kegiatan menulis ini, siswa harus memperhatikan grafologi, struktur bahasa,

dan kosa kata. Ketetampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,

tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. (Tarigan,

2008:3)

Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling

rumit diantara ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya. Menulis bukan

hanya kegiatan menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat melainkan juga

mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu bentuk tulisan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

11

yang teratur. Berbeda halnya dengan berbicara, menulis sulit untuk dilakukan

secara spontan karena harus memperhatikan kaidah penggunaan tata bahasa

dan secara semestinya. Jadi dalam menulis, unsur kebahasaan dan tata bahasa

merupakan aspek penting yang perlu dicermati, disamping isi yang

diungkapkan.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

diharapkan:

a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat

menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan

dan hasil intelektual bangsa sendiri;

b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan

kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai

kegiatan berbahasa dan sumber belajar;

c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan

sekolah dan kemampuan peserta didiknya;

d. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam

pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;

e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta

didik dan sumber belajar yang tersedia;

f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan

kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan

nasional.

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk-bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan kelompok yang bersifat heterogen.

Pembelajaran kooperatif menurut Nurulhayati dalam Rusman (2012:203)

adalah “strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu

kelompok kecil yang saling berinteraksi”. Pembelajaran kooperatif, siswa belajar

bekerja sama dengan siswa lainnya. Model pembelajaran ini siswa memiliki dua

tanggung jawab, yaitu siswa belajar untuk diri sendiri dan belajar bersama/saling

membantu dalam kelompok kecilnya untuk belajar.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

12

Kooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan

dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah “rangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan” Sanjaya dalam

Rusman (2012:203).

Menurut Hamdani (2011:30) model pembelajaran

kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dirumuskan. Pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar

dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekarja sama

dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Pembelajaran kooperatif menurut pendapat dari para ahli di atas dapat

disimpulkan sebagai pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Diharapkan dengan penggunaan

pembelajaran kooperatif ini merubah peran guru yang dulunya belajar berpusat

pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa dengan kelompok-

kelompok kecil. Jadi guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya,

melainkan membantu dan menfasilitasi siswa untuk membentuk pengetahuannya

sendiri melalui kerja kelompok.

Beberapa ciri pembelajaran kooperatif menurut Hamdani (2011:31), sebagai

berikut:

a. Setiap anggota memiliki peran

b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara

belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Dengan pembelajaran kooperatif terjadi interaksi secara langsung antar

siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memungkinkan setiap siswa

memiliki peran dalam kelompoknya sehingga setiap anggota bertanggung jawab

terhadap kerja kelompok. Dengan adanya pembelajaran kooperatif yang berpusat

pada siswa maka peran guru disini sebagai fasilitator.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

13

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (Berpikir

Berbicara Menulis)

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan model

pembelajaran yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin. Model ini

didasarkan pada tiga tahapan melalui berpikir, berbicara, dan menulis.

Pelaksanaan model Think Talk Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam

berpikir secara individu setelah proses membaca ataupun menyimak, selanjutnya

berbicara dan membagi ide dengan teman sekelompoknya sebelum menulis.

Pembelajaran ini akan lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok yang terdiri

dari 4-5 siswa. Kelompok ini siswa diminta membaca ataupun menyimak,

membuat catatan kecil, menjelaskan, dan membagi ide bersama teman kelompok,

kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Ada tiga tahap yang dilakukan dalam model pembelajaran Think Talk

Write, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Think (Berpikir)

Tahap ini dilakukan pada siswa bahwa berpikir itu dimulai dengan

proses membaca maupun menyimak terlebih dulu kemudian siswa dapat

mengungkapkan ide atau penyelesaian masalah secara tertulis dengan

membuat semacam catatan kecil. Proses berpikir pada tahap ini akan terlihat

ketika siswa membaca masalah atau lembar kerja yang diberikan guru

kemudian siswa menuliskan apa yang diketahuinya atau penyelesaian

masalahnya.

b. Tahap Talk (Berbicara atau Berdiskusi)

Pada tahap ini siswa melakukan diskusi atau bertukar pendapat dalam

kelompok kecil. Ketika siswa dapat menyampaikan ide atau pendapatnya

dalam kegiatan diskusi, berarti siswa sudah mampu mengungkapkan idenya

secara lisan (Talk). Tahap ini juga memberikan kesempatan bagi siswa agar

lebih terampil berbicara dan membangun komunikasi yang baik antar siswa.

c. Tahap Write (Menulis)

Pada tahap ini merupakan tahap dimana siswa menuliskan hasil

diskusi kelompok kecil dan hasil dari catatan kecil masing-masing siswa.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

14

Kemungkinan apa yang siswa tulis dalam tahap ini berbeda dengan apa yang

siswa tuliskan pada cacatan individual (tahap think ). Hal ini terjadi karena

setelah siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil, ia akan memperoleh

ide yang baru untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan.

Langkah-langkah umum pembelajaran Think Talk Write adalah sebagai

berikut:

a. Guru membagi lembar kerja siswa yang memuat permasalahan dan petunjuk

pengerjaannya.

b. Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil dari hasil bacaan secara

individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.

c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk

membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan

belajar.

d. Siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman

dalam bentuk tulisan (write).

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni Anggi (2012). Pengaruh

penerapan model cooperatif learning tipe Think Talk Write (TTW)

terhadap pemahaman konsep pada siswa kelas X SMA Negeri 8

Bandung dalam mata pelajaran ekonomi. “The results of the study showed

that the implementation of Think Talk Write (TTW) from the Cooperative

Learning Model gave positive impacts toward students’ conceptual

comprehension of Economics. This was shown from the difference of

students’ conceptual comprehension in the experimental and control groups.

Based on the statistical results, students in the experimental group exhibited

an increase of 0,34 in average, while students from the control group

exhibited an increase of 0,24 in average regarding their level of conceptual

comprehension of Economics”.

Artinya “Hasil belajar dari implementasi Think Talk Write (TTW) dalam

Model Pembelajaran Kooperatif memberikan akibat positif kepada siswa

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

15

berhubungan dengan pemahaman ekonomi. Ini menunjukkan pentingnya

hubungan dengan pemahaman siswa dalam bereksperimen dan kelompok

kontrol. Berdasarkan hasil statistik, siswa dalam kelompok eksperimen

menunjukkan sebuah kenaikan dengan rata-rata 0,34, sedangkan siswa dari

kelompok kontrol menunjukkan sebuah kenaikan dengan rata-rata 0,24

sehubungan dengan tingkat hubungan dengan pemahaman ekonomi.

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Annas Nur Istiqomah (2009).

Pembelajaran matematika dengan strategi Think Talk Write (TTW)

dalam upaya meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Bambanglipuro Bantul. Strategi Think Talk Write

(TTW) dapat meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran matematika. Peningkatan peran aktif terjadi ileh setiap tahapan

strategi TTW, yaitu berpikir (Think)yang dilalui dengan proses membaca,

diskusi (Talk), mengkolaborasikan catatan individu dengan hasil diskusi

(Write) dan presentasi sebagai diskusi dalam kelompok besar. Kegiatan yang

dilakukan dapat memberikan dampak bagi siswa, diantaranya adalah

meningkatkan siswa dalam mengungakapkan ide atau gagasan baik lisan

maupun tertulis, kemampuan bertanya, menyelesaikan masalah, bekerjasama,

menggunakan kesempatan, dan mendengarkan orang lain. Seluruh kegiatan

yang dilakukan menignkatkan peran aktif siswa dan berpengaruh terhadap

hasil belajarnya. Peran aktif siswa secara kuantitatif mengalami penignakatan

disetiap siklusnya, hasil perhitungan angket menunjukkan adanya

peningakatan peran aktif siswa dari pra siklus ke siklus I sebesar 10,74%, dari

siklus I ke siklus II sebesar 5,99% dan dari siklus II ke siklus III sebesar

8,28%. Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, nilai rata-rata tes

siklus I sebesar 64,14 siklus II sebesar 74,33, dan siklus III sebesar 85,08.

Hasil belajar siswa telah memenuhi target penelitian yang mencapai 60%,

hasil perhitungan akhir mrnunjukkan presentase sekitar 85,08%.

Beberapa hasil penelitian di atas menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif

tipe Think Talk Write akan dapat meningkatkan hasil belajar. Diharapkan

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write juga dapat meningkatkan hasil

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

16

belajar Bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis. Karena

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini menekankan siswa kedalam tiga

tahapan yang nantinya mengacu pada keterampilan menulis. Namun demikian,

perlu dibuktikan lagi pada penelitian tindakan kelas ini.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal pembelajaran di kelas 5 diduga masih tergolong

konvensional, dimana peran guru dalam pembelajaran sangat kuat, kurangnya

interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara siswa dengan siswa

sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia. Adapun hal lain

seperti pikiran-pikiran yang ada dalam diri siswa bahwa bahasa Indonesia sering

dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sepele, mungkin hal ini

dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar kita sehari-hari. Tapi

dilihat dari hasil ulangan bahasa Indonesia ada 13 siswa dari 23 siswa yang

nilainya di bawah KKM. Maka untuk meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk

Write.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan salah

satu model pembelajaran kooperatif sebagai alternatif bagi guru dalam mengajar

siswa dengan variasi diskusi kelompok yang berciri khas, guru menyediakan atau

memberikan siswa permasalahan kemudian siswa berpikir sendiri untuk

menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat catatan kecil sebelum sharing

dalam kelompok dan kemudian menuliskannya. Cara ini menjamin keterlibatan

semua siswa dalam pembelajaran dan berdampak baik untuk meningkatkan

hubungan atau komunikasi antar individual dalam kelompok.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write

diharapkan terjadi perubahan sikap dan kemampuan siswa terutama dalam

menulis yang terlihat dari hasil belajar bahasa Indonesia.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3807/3/T1_292009134_BAB II… · Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut

17

2.4 Hipotesis Tindakan

Dari kerangka berpikir yang telah dikemukakan dapat dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: diduga penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Talk Write dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia khususnya

tentang meringkas isi buku dengan memperhatikan penggunaan ejaan di SD

Negeri Jamusan kelas 5 Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung Semester

Genap Tahun Ajaran 2012/2013.