bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 hakekat belajar … · 2012. 11. 21. · 6 bab ii ....

19
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Pengertian belajar diantaranya dikemukakan sebagai berikut: Menurut James Whittaker (Aunurrahman:2010) belajar adalah “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya”. Jadi belajar sebagai suatu proses yang dilakukan dengan terencana oleh seseorang hingga memperoleh perubahan perilaku secara menyeluruh sebagai hasil dari latihan dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Sri Anitah W (2008) Belajar merupakan suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat,membuat,mengamati serta menyelesaikan masalah atau persoalan. Menurut Piaget dan William C. Crain (1980) Oleh karenanya peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajari. Konsekuensinya materi yang dipelajari harus menarik minat siswa dan menantang siswa asyik serta terlibat dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri belajar secara umum, yaitu (1) belajar terjadi secara sadar; (2) belajar bersifat kontinu, fungsional, positif, aktif, tidak sementara dan menetap, serta permanen dan tetap ada pada waktu yang cukup lama; (3) belajar memiliki tujuan atau terarah; (4) terjadi perubahan tingkah laku; dan (5) perubahan berdasarkan pengalaman Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Belajar pada mulanya adalah akibat dorongan rasa ingin tahu. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu yang

Upload: others

Post on 24-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran

Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu

setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan

dalam dirinya. Pengertian belajar diantaranya dikemukakan sebagai berikut:

Menurut James Whittaker (Aunurrahman:2010) belajar adalah “suatu proses

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi

dengan lingkungannya”. Jadi belajar sebagai suatu proses yang dilakukan dengan

terencana oleh seseorang hingga memperoleh perubahan perilaku secara

menyeluruh sebagai hasil dari latihan dan pengalaman berinteraksi dengan

lingkungannya.

Menurut Sri Anitah W (2008) Belajar merupakan suatu proses, artinya dalam

belajar akan terjadi proses melihat,membuat,mengamati serta menyelesaikan

masalah atau persoalan.

Menurut Piaget dan William C. Crain (1980) Oleh karenanya peserta didik

harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajari. Konsekuensinya

materi yang dipelajari harus menarik minat siswa dan menantang siswa asyik serta

terlibat dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri belajar secara umum, yaitu (1) belajar

terjadi secara sadar; (2) belajar bersifat kontinu, fungsional, positif, aktif, tidak

sementara dan menetap, serta permanen dan tetap ada pada waktu yang cukup

lama; (3) belajar memiliki tujuan atau terarah; (4) terjadi perubahan tingkah laku; dan

(5) perubahan berdasarkan pengalaman

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan sebuah proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku di dalam diri

manusia. Belajar pada mulanya adalah akibat dorongan rasa ingin tahu. Bila telah

selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

7

belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi

proses belajar.

Jika belajar sebagaimana diuraikan di atas lebih ditekankan kepada adanya

perubahan tingkah laku pada diri murid, maka pembelajaran lebih mengarah pada

upaya guru untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui strategi, metode dan teknik

tertentu dalam pelaksanaan pembelajaran kepada murid.

Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum

terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa

yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan

atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik

atau positif menjadi siswa yang memiliki sikap,kebiasaan dan tingkah laku yang baik.

Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.

Dalam proses pembelajaran hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab

itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran

di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh

guru.

Dalam proses pembelajaran, pengembangan kemampuan berkomunikasi

yang baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai

harus terus-menerus dikembangkan di dalam setiap event pembelajaran. Kebiasaan-

kebiasaan untuk bersedia mendengar dan menghargai pendapat rekan-rekan

sesama siswa seringkali kurang mendapat perhatian oleh guru, karena dianggap

sebagai hal rutin yang berlangsung saja pada kegiatan sehari-hari. Padahal

kemampuan ini tidak dapat berkembang dengan baik begitu saja, akan tetapi

membutuhkan latihan-latihan yang terbimbing dari guru. Kebiasaan-kebiasaan saling

menghargai yang dipraktikkan di ruang-ruang kelas dan dilakukan secara terus

menerus akan menjadi bekal bagi siswa untuk dapat dikembangkan secara nyata

dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner (dalam Udin S. Winataputra 2008)

pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

8

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 (Sri Anitah W:2008)

yakni”pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran adalah suatu proses belajar siswa

yang terjadi hubungan antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi

perubahan perilaku yang lebih baik yang mempunyai sifat permanen atau relatif

lama, dan di dalam proses pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu

antara siswa, guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode pembelajaran, media,

dan evaluasi pembelajaran. Dan di dalam pembelajaran hal tersebut saling berkaitan

karena:

1. Siswa: Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi

pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Guru: Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, fasilitator, dan peran lainnya

yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3. Tujuan: Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif)

yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Isi Pelajaran: Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.

5. Metode: Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

6. Media: Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk

menyajikan informasi kepada siswa.

7. Evaluasi: Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru

untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

2.1.2 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

9

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk pada lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan:

pembelajaran salingtemas (Sains, Lingkumgan, Teknologi, dan Masyarakat) yang

diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya

melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta.

IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di

sekolah diharapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan

mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus. S, 2003).

Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta

rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Sri

Harsono (dalam Indah, 2008), prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran IPA

diterapakan dalam program-program yang menekankan pembelajaran melalui

penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan,

atau media belajar yang lain serta peranan guru sebagai fasilitator yang

mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai

pengalaman belajar.

Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP

adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau

materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan

perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

10

sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan MI,

mata Pelajaran IPA memiliki beberapa tujuan (Refandi, 2006), antara lain:

a) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-kosep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

b) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan teknologi.

c) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran IPA

merupakan suatu pembelajaran yang membahas tentang ilmu alam sehingga

dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

2.1.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses

belajar. Selain itu hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang diukur secara

langsung, hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh

tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Lina, 2009), hasil belajar merupakan

hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru bisa

menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.

Sedangkan menurut Arif Gunarso (dalam Lina, 2009),”hasil belajar adalah

usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar”. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar

yang telah dilakukannya.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor

setelah diberi tes hasil belajar pada setiap akhir pelajaran (Dimyati dan Mudjiono,

2006).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

11

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi

belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial

ekonomi, faktor fisik dan psikis.

2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas

pengajaran.

Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan

melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah

melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk

nilai. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki siswa yang

dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh siswa dari serangkaian tes yang

dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses Pembelajaran. Hasil belajar

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

2.1.4 Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada mata

pelajaran IPA yang ditunjukkan dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian, hasil belajar IPA harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan IPA

yang telah tercantum dalam kurikulum dengan tidak melupakan hakikat IPA itu

sendiri. Hasil belajar IPA dikelompokkan berdasarkan hakikat sains yang meliputi IPA

sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah.

Dalam segi produk, siswa daharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA

dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi proses, siswa diharapkan

memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, pengetahuan,

dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk memecahkan masalah yang

mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi ilmiah, siswa diharapkan

mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di sekitarnya, bersikap ingin tahu,

tekun, kritis, bertanggung jawab, serta dapat bekerja sama dan mandiri.

Contoh dalam materi energi, dimensi produk yang akan diperoleh siswa

adalah pemahaman konsep tentang pengertian energi, macam-macam energi, dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

12

pengaruh energi terhadap benda. Dari dimensi proses, siswa diharapkan memiliki

kemampuan mengembangkan pengetahuan tentang berbagai macam jenis energi

dan mampu mengkomunikasikan gagasan tentang pengaruh energi terhadap bentuk

benda dan gerak benda. Serta siswa juga diharapkan dapat menerapkan konsep-

konsep tentang energi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan dari dimensi

sikap ilmiah yang akan diperoleh siswa meliputi sikap ingin tahu mengenai berbagai

macam energi dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan berbagai macam

permasalahan tentang energi dan pengaruhnya terhadap benda.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA

merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar pada

mata pelajaran IPA yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil

evaluasi yang diberikan oleh guru.

2.2 Pendekatan Belajar Kelompok Menggunakan Alat Peraga Konkret

2.2.1 Pendekatan Belajar Kelompok

Pengajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA) di SD harus menggunakan metode

mengajar yang tepat sesuai dengan mental anak dan materi yang diajarkan. Maka

dari itu, agar semua siswa aktif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA),

guru memilih menggunakan pendekatan belajar kelompok.

Pada dasarnya belajar kelompok adalah suatu aktivitas belajar dimana

individu dalam hal ini siswa yang belajar terdapat lebih dari satu orang melalui prinsip

kerja sama dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar merupakan wujud

pengembangan rasa sosial siswa. Dengan belajar kelompok diharapkan dapat

ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap siswa. Siswa dibina

untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing,

sehingga terbina kesetiakawanan sosial antara siswa dengan siswa. (Djamrah,

2002).

Istilah belajar kelompok mengandung arti bahwa siswa siswi dalam suatu

kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok, baik kelompok yang kecil maupun

kelompok yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk

mencapai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan pendekatan belajar kelompok

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

13

adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa mengerjakan sesuatu

tugas dalam situasi kelompok di bawah guru. Keberhasilan dari pendekatan belajar

kelompok ini tergantung pada beberapa faktor, yaitu guru, pemimpin kelompok,

kemauan masing-masing anggota kelompok, hubungan sosial antara anggota

kelompok dan tingkat kesukaran dari tugas tersebut.

Pendekatan belajar kelompok dari segi pedagogis dapat meningkatkan

kualitas kepribadian siswa,seperti adanya kerjasama, toleransi, berpikir kritis dan

disiplin. Dari segi psikologis dapat menimbulkan persaingan yang positif antar

kelompok. Dan dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat

membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.

“Belajar Kelompok adalah format belajar-mengajar yang menitikberatkan

kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok

guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. ( Moedjiono, 1992 )

Belajar kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi

dan bekerjasama terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah

bersama. Seperti melakukan percobaan, berdiskusi, bermain peran, serta untuk

mendorong agar anak pemalu dan penakut mau berbicara. Anak-anak ini akan

merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada secara klasikal. Melatih

anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi dewasa yang

bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan hidup yang membuat

manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama

dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Penerapan belajar kelompok

adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk memecahkan soal-soal belajar

yang dianggap sulit apabila dikerjakan secara individu. Belajar kelompok dapat

membantu siswa dalam rangka bertukar pikiran mengenai soal-soal yang akan

dibahas tersebut, kebiasaan tukar pikiran antara siswa yang satu dengan siswa yang

lain akan memacu cara belajar untuk lebih mengetahui banyak tentang objek atau

bahan yang sedang dipelajari.

Menurut Roestiyah N.K (1998 : 19 – 20) menyebutkan bahwa ada 6 langkah

agar belajar kelompok dapat berhasil yaitu:

a) Menjelaskan tugas kepada siswa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

14

b) Menjelaskan apa tujuan belajar kelompok.

c) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

d) Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan hasil

belajar kelompok tersebut.

e) Guru berkeliling selama belajar kelompok itu berlangsung, bila perlu memberi

saran/ pertanyaan.

f) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil belajar kelompok.

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan

pembelajaran belajar kelompok, hal ini disebabkan tiap-tiap individu peserta didik

berbeda-beda dalam pengetahuannya maupun kepribadiannya, Berikut beberapa

kelebihan serta kekurangannya :

Roestiyah N.K (1998 : 17) menyebutkan beberapa kelebihan dan

kelemahan belajar kelompok. Kelebihannya ialah:

1. Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas suatu masalah.

2. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan

penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

berdiskusi.

4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta

kebutuhannya belajar.

5. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif

berpartisipasi dalam diskusi.

6. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai

dan menghormati pribadi temannya serta menghargai pendapat orang lain.

Sedangkan kelemahannya ialah:

1. Belajar kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab

mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.

2. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda.

3. Keberhasilan strategi belajar kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa

memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

15

Tabel 2. 1 Tahap-tahap dalam pendekatan belajar kelompok

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut

dan memotifasi siswa untuk belajar

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas dengan

menggunakan alat peraga konkret

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok

Berdasarkan tahap-tahap di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan belajar kelompok harus dilakukan secara teratur agar hasil belajar siswa

dapat meningkat.

Dalam tahap penyajian materi, guru memulai dengan menyampaikan indikator

yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan

dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan memberi apersepsi dengan tujuan

mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat

menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Dengan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

16

adanya hal tersebut akan dapat mendukung pelaksanaan belajar kelompok, karena

masing-masing siswa memiliki gambaran mengenai apa yang dipelajarinya.

Ciri-ciri yang menonjol dalam belajar kelompok adalah:

a) siswa sadar sebagai anggota kelompok

b) siswa memiliki tujuan bersama

c) siswa memiliki rasa saling membutuhkan

d) interaksi dan komunikasi antar anggota

e) ada tindakan bersama

f) guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban kerja.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa pendekatan belajar kelompok

dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi secara bersama-sama.

Prinsip belajar kelompok adalah bersatu dalam mencapai tujuan secara bersama-sama.

Namun demikian tidak selamanya belajar kelompok dapat membentuk kesatuan oleh

siswa. Biasanya di dalam kelompok atau antara kelompok yang satu dengan kelompok

yang lain menimbulkan persaingan dalam memecahkan atau mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru di sekolah. Oleh karena itu peran guru sebagai pendidik sangat

diharapkan untuk mengantisipasi persaingan tersebut agar kekompakan dan

kerjasama tetap terjaga dalam belajar.

Suasana kerjasama yang terkendali dan menyenangkan itulah yang senantiasa

memotivasi siswa untuk terus belajar sebagai wujud pencapaian hasil belajar yang

maksimal.

Dari hal di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar kelompok yaitu suatu cara

menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa

kelompok untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan. Siswa bekerja sama dalam

memecahkan masalah atau melaksanakan tugas untuk membantu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi secara bersama-sama.

2.2.2 Alat Peraga Konkret

a. Pengertian Alat Peraga Konkret

Alat peraga konkret adalah Alat peraga adalah alat-alat yang dipakai untuk

peragaan (merupakan wujud) segala sesuatu yang diterangkan sehingga anak dapat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

17

melihat sendiri ,mendengar, merasakan, dan sebagainya. Alat peraga mengubah

materi ajar yang abstrak menjadi konkret dan realistik sehingga hal-hal yang abstrak

dapat disajikan dalam bentuk model yang berupa benda konkret yang dapat di lihat,

dipegang, diputar balikkan sehingga lebih mudah di pahami. Penyediaan perangkat

alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai

dengan tipe siswa belajar. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan perhatian

siswa terhadap kegiatan belajar mengajar. Terutama alat peraga yang menarik dan

akrab dengan lingkungan siswa. Benda-benda yang dapat dijadikan alat peraga

dalam pembelajaran IPA misalnya air, ember, dua buah batu untuk menjelaskan

tentang bunyi merambat melalui zat cair. Karena dengan memasukkan dua buah batu

ke dalam ember yang berisi air kemudian membenturkan kedua buah batu

menggunakan tangan maka dapat terdengar benturan kedua batu.

Karena proses belajar anak dimulai dari yang konkret menuju abstrak, dari

hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Oleh

sebab itu keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting.

Guru akan lebih mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan

olehnya sehingga siswa pun akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran

Banyak para ahli mendefinisikan alat peraga, sebab alat peraga mempunyai

peranan dan fungsi yang sangat penting.

Menurut Gagne (dalam Noehi Nasution 2008) mendefinisikan alat peraga

sebagai “ komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar”.

Menurut Briggs (dalam Noehi Nasution 2008) berpendapat bahwa harus ada

sesuatu untuk mengkomunikasikan materi supaya terjadi proses belajar. Karena itu

dia mendefinisikan alat peraga sebagai”wahana fisik yang mengandung materi

pembelajaran”.

Dari uraian pendapat ahli hampir semua menjelaskan bahwa alat peraga

adalah alat bantu yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

Jadi, dengan menggunakan alat peraga dapat membantu dalam penyampaian materi

sehingga materi/ konsep tampak lebih konkret atau nyata dan siswa akan lebih

mudah dalam memahami materi/konsep tersebut. Dengan demikian peneliti

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

18

menyimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu dalam pembelajaran yang

digunakan guru dalam penyampaian materi pelajaran sehingga materi pelajaran

tampak lebih konkret dan mudah dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa

meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan efisien.

b. Jenis-jenis alat peraga

1) Media audio: media yang hanya dapat didengar, contoh: radio

2) Media visual: media yang dapat dilihat, contoh: gambar,papan tulis

3) Media audio visual: media yang dapat dilihat dan didengar, contoh: vcd

c. Fungsi dan Peranan Alat Peraga

Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang

abstrak ke dalam bentuk konkret. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi

sebagai berikut:

1. Memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton

2. Memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara konkret..

3. Melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.

4. Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep IPA

5. Sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep IPA dengan dunia di

sekitar kita serta aplikasi konsep dengan dengan kehidupan nyata.

Peranan alat peraga IPA:

Alat peraga IPA ialah alat bantu pengajaran IPA, yaitu alat yang digunakan

untuk membantu guru dan siswa dalam melaksakan kegiatan belajar mengajar. Alat

peraga mempunyai peranan penting baik guru maupun siswa, antara lain sebagai

berikut:

1. Membantu siswa mempermudah memahami konsep

2. Membantu guru dalam proses belajar mengajar

3. Membantu siswa lebih aktif belajar

4.Memberi pengalaman yang nyata dan dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri

di kalangan siswa.

5. Memupuk kerjasama antara guru dan siswa

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

19

d. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga

Kelebihan alat peraga yaitu:

1. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

2.Memupuk kerja sama antara guru dan siswa

3.Membantu siswa mempermudah memahami konsep

4.Membantu guru dalam proses belajar mengajar

5.Memberi motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat

6.Membantu siswa lebih aktif belajar

Kelemahan alat peraga yaitu:

1.Memerlukan banyak waktu

2.Membutuhkan banyak biaya

3.Tidak semua sekolah memiliki fasilitas alat peraga

e. Alat peraga konkret yang digunakan dalam pembelajaran

1. Dua buah batu

Untuk membuktikan timbulnya panas dari gesekan

2. Sendok logam, gelas, air panas

Untuk menunjukkan peristiwa konduksi.

3. Kaleng kosong, pensil yang ujungnya diikat karet, pasir

Untuk menyelidiki bagaimana sumber bunyi menghasilkan bunyi

4. Air, ember, dua buah batu

Untuk membuktikan bahwa bunyi merambat melalui zat cair

Tidak semua media pembelajaran harus mahal. Seorang guru harus kreatif

dalam mengembangkan dan memanfaatkan semaksimal mungkin media

sederhana. Dalam pembelajaran IPA tentang energi dapat memanfaatkan benda-

benda konkret yang ada di sekitar.

2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Nofita Iryani (2010) Penerapan belajar kelompok untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan “energi” siswa

kelas IV SD Negeri 1 Mutisari Wonosobo Semester II Tahun 2009/2010. Subyek yang

akan digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Mutisari

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

20

Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 19 siswa, 7 siswa

diantaranya siswa laki-laki dan 12 diantaranya siswa perempuan. Instrumen yang

digunakan adalah lembar observasi dan pos test pada akhir siklus. Kriteria

keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 100 % dari seluruh siswa kelas IV telah

mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 60 (≥60). Hasil

penelitian menunjukkan pada kondisi awal siswa yang nilainya memenuhi KKM

terdapat 5 siswa (26,32%) dan yang belum memenuhi KKM terdapat 14 siswa

(73,68%). Siklus I menerapkan metode belajar kelompok terjadi peningkatan cukup

signifikan yaitu terdapat 14 siswa memenuhi KKM (73,68%) dan 5 siswa (26,32%)

belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan

sangat signifikan yaitu 19 siswa atau seluruh siswa (100%) telah memenuhi KKM

yang ditetapkan. Ini berarti bahwa penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan nilai

seluruh siswa di atas KKM yaitu 60 (≥60) dan 100% siswa tuntas memenuhi KKM

atau melebihi KKM yang ditetapkan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan belajar kelompok pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV Semester II SD Negeri 1 Mutisari Kecamatan Watumalang

Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Muhammad Bunasor (2006) membahas peningkatan hasil belajar matematika siswa

kelas VI SD Negeri Karanglo 01 kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes pada sub

pokok bahasan panjang dengan belajar kelompok. Metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian ini adalah pengamatan dan tes hasil belajar. Indikator

keberhasilan apabila siswa telah mencapai nilai rata-rata kelas minimal 7,5. Hasil

penelitian mengalami peningkatan yaitu siklus nilai rata-rata 6,4, pada siklus II

meningkat menjadi 7,4 dan pada siklus III menjadi 8,2. Hal ini dikatakan tuntas

karena hasil pada siklus III mencapai rata-rata 8,2. Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode belajar

kelompok dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan panjang di kelas VI

SD Karanglo 01 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran

2005/2006. Saran kepada guru kelas VI diharapkan menerapkan tugas kelompok

dalam pembelajaran matematika karena terbukti bahwa belajar kelompok dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

21

Walaupun kedua penelitian tersebut berbeda dalam hal mata pelajaran yang

akan diteliti tetapi intinya sama yaitu penerapan belajar kelompok dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi dapat diartikan bahwa penerapan belajar

kelompok itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga penelitian di atas

mendukung penelitian ini.

Hasil penelitian terdahulu tersebut relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti karena sama-sama meneliti tentang penerapan belajar

kelompok pada siswa kelas tinggi. Pada penelitian ini menekankan pada penerapan

belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret. Dalam penelitian ini, secara

berkelompok siswa tidak hanya melakukan percobaan tetapi siswa juga diminta untuk

membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat

pengaruh udara. Misalnya: baling-baling dan parasut. Dengan penerapan belajar

kelompok menggunakan alat peraga konkret diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA tentang pokok bahasan energi bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Teguhan

Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan.

2.4 Kerangka Berfikir

Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari peran guru

sebagai salah satu sumber belajar. Peran guru sebagai sumber belajar sangatlah

penting dimana guru harus lebih menguasai materi pelajaran/bahan ajar. Tidak hanya

itu guru harus lebih banyak memiliki bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar guru

memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan diajarkan.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA adalah melalui pendekatan belajar kelompok

menggunakan alat peraga konkret, dimana pendekatan ini didefinisikan sebagai

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis

sehingga dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu

memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi

yang dibahas. Diharapkan dengan memanfaatkan pendekatan belajar kelompok

menggunakan alat peraga konkret dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Melalui pemanfaatan pendekatan belajar kelompok serta penggunaan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

22

alat peraga konkret siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi pada

mata pelajaran IPA, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, hasil

belajar siswa meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga

suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga dapat

mempengaruhi hasil belajarnya dan sebagian besar siswa nilainya mencapai KKM.

Penerapan pendekatan belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret

dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu mempermudah siswa dalam penguasaan

materi yang disampaikan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan menggunakan pendekatan mengajar yang tepat untuk siswa, maka

guru dapat merancang pembelajaran yang bermanfaat untuk mengaktifkan siswa,

meningkatkan kreatifitas dan mendorong semangat dan minat siswa dalam proses

belajar sehingga memberikan kesempatan yang luas kepada siswa secara aktif dan

kreatif untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.

Penggunaan pendekatan belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam disesuaikan dengan sub pokok bahasan

tentang “energi”. Guru dapat menggunakan pendekatan belajar kelompok pada proses

pembelajaran yang digunakan untuk menunjang rencana pembelajaran yang

dilaksanakan serta pendekatan belajar kelompok dapat membuat siswa aktif untuk

bekerjasama dengan temannya dalam mengerjakan tugas, mengembangkan

kepemimpinan peserta didik dan pengajaran keterampilan berdiskusi dalam kelompok

sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar yang akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan menggunakan percobaaan dalam belajar kelompok diharapkan dapat

membuat proses belajar mengajar lebih berkualitas dilihat dari berbagai aspek

diantaranya siswa termotivasi, terbimbing, lebih aktif dan kreatif serta situasi dan

kondisi pembelajaran menyenangkan.

Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka

pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar peneliti mempunyai gambaran

yang jelas dalam melakukan penelitian.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

23

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menggambarkan kerangka berfikir

dengan skema berikut ini:

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Pra Siklus GURU : Masih menggunakan metode ceramah belum menggunakan pendekatan belajar kelompok dan penggunaan alat peraga konkret.

Pra Siklus SISWA : Hasil belajar IPA masih rendah < KKM (60)

Menerapkan pendekatan belajar kelompok dan penggunaan alat

peraga konkret.

SIKLUS I : Menerapkan pendekatan belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret dengan kelompok besar. Ada peningkatan ≥ KKM (60)

SIKLUS II : Menerapkan pendekatan belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret dengan kelompok kecil. Ada peningkatan ≥ KKM (60) diharapkan tuntas.

Melalui penerapan pendekatan belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret

hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan “energi”

siswa kelas IV SD Negeri 1 Teguhan Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan

meningkat ≥ KKM (60) dengan Ketuntasan klasikal ≥ 80% dari jumlah siswa dalam

kelas tersebut.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar … · 2012. 11. 21. · 6 BAB II . KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori. 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran . Para pakar

24

2.5 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Melalui penerapan belajar kelompok menggunakan alat peraga konkret dapat

meningkatkan hasil belajar IPA tentang pokok bahasan energi bagi siswa kelas IV SD

Negeri 1 Teguhan Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran

2011/2012.