bab ii kajian pustaka 1.1 kajian teori 1.1.1 pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 pembelajaran (ips) sd....

18
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga. Perkembangan seperti itu kelak dapat membawa berbagai dampak yang luas. Akibat terlalu luasnya dampak yang terjadi maka lahirlah masalah yang seringkali disebut masalah sosial. Para siswa akan menghadapi masalah tersebut, oleh karena itu siswa perlu pemahaman tentang tantangan yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Mereka harus mampu memadukan informasi dari ilmu-ilmu sosial, alam dan humaniora. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya “IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya (Suradisastra, D, dkk: 1992: 4)”. Menurut Sumantri (2001: 89) “IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomeklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan”. Lain halnya dengan Widiarto & Suwarso (2007: 1) “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humanoria”. IPS merupakan mata pelajaran tentang kehidupan sosial yang berdasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam penelitian ini adalah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin supaya siswa menjadi manusia yang berakhlak baik terhadap sesama, bertanggung

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kajian Teori

1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD

IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk

“membekali” para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan

menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali

berkembang secara tidak terduga. Perkembangan seperti itu kelak dapat

membawa berbagai dampak yang luas. Akibat terlalu luasnya dampak

yang terjadi maka lahirlah masalah yang seringkali disebut masalah sosial.

Para siswa akan menghadapi masalah tersebut, oleh karena itu siswa perlu

pemahaman tentang tantangan yang akan mereka hadapi di masa yang

akan datang. Mereka harus mampu memadukan informasi dari ilmu-ilmu

sosial, alam dan humaniora. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya “IPS merupakan kajian tentang manusia

dan dunia sekelilingnya (Suradisastra, D, dkk: 1992: 4)”.

Menurut Sumantri (2001: 89) “IPS merupakan suatu program

pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan

ditemukan baik dalam nomeklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial

(social science), maupun ilmu pendidikan”. Lain halnya dengan Widiarto

& Suwarso (2007: 1) “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah program

pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu

sosial dan humanoria”. IPS merupakan mata pelajaran tentang kehidupan

sosial yang berdasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi,

antropologi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yang dimaksud

dengan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam penelitian ini adalah program

pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin supaya siswa

menjadi manusia yang berakhlak baik terhadap sesama, bertanggung

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

8

jawab, dan dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan problematika

dikehidupannya.

Sifat dasar dari Ilmu Pengetahuan Sosial apabila dilihat dari

siswanya adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi

muda untuk belajar ke arah positif. Alma, Buchari (2003:105)

mengemukakan bahwa:

“Generasi muda yang terdidik merupakan generasi yang

diharapkan dapat melanjutkan tongkat estafet pembangunan

bangsa dan negara. Di pundak merekalah kepemimpinan dan

perjuangan masa depan bangsa diletakkan. Merekalah yang

akan membawa bangsa ini kepada kemajuan dan pencaturan

dunia”. Langkah untuk menciptakan generasi yang terdidik

inilah tugas guru melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, hakekat mata

pelajaran IPS dalam penelitian ini adalah mengadakan perubahan-

perubahan sesuai kondisi zaman sekarang (modern) dan prinsip-prinsip

dasar serta sistem nilai yang dianut masyarakat guna membina kehidupan

masyarakat yang lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan

kepada turunannya.

Menurut Alma, Buchari (2010: 6) “tujuan utama IPS ialah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap

masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang

menimpa masyarakat”. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, “tujuan

mata pelajaran IPS di SD supaya siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut:

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya,

2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial,

3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan, serta

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

9

4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di

tingkat lokal, nasional, dan global”.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, tujuan dari pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar dalam penelitian ini adalah

untuk memperkaya dan mengembangkan potensi siswa, kemampuan dasar

(berpikir logis dan kritis dalam memecahkan suatu masalah), kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam kehidupan

masyarakat yang majemuk, serta menjadikan negaranya sebagai tempat

hidup yang lebih baik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui

mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia

yang cinta damai”.

Menurut Komalasari, K (2010:3) mengemukakan “pembelajaran

dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek

didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan

dievaluasi secara sistematis agar subjek didik pembelajar dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sedangkan Sagala, S

(2003:61) mengartikan “pembelajaran adalah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yang dimaksud

dengan pembelajaran IPS di sekolah dasar dalam penelitian ini adalah

suatu proses atau kegiatan dua arah dalam suatu pembelajaran di kelas

untuk menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat menguasai tiga

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

10

aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang akhirnya dapat

menjadikan siswa sebagai warga negara yang cinta damai.

Dalam pembelajaran di satuan pendidikan harus mengacu pada SK

dan KD yang diterbitkan oleh BSNP. Secara rinci SK dan KD untuk mata

pelajaran IPS yang ditujukan bagi siswa kelas V SD disajikan melalui

tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

SK dan KD Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan

kemerdekaan Indonesia

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh

pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh

dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan (Peraturan Pemerintah RI No. 222 tahun 2006 tentang Standar Isi)

1.1.2 Pendekatan Inkuiri

Banyak usaha yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan dalam

pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan menggunakan berbagai

pendekatan pembelajaran yang ada. Guru harus pandai dalam memilih dan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang ada, hal ini dikarenakan

banyaknya jenis pendekatan pembelajaran. Jenis-jenis pendekatan

pembelajarannya antara lain quantum learning, pembelajaran PAKEM,

eskpositori, inkuiri, pembelajaran berbasis masalah (PBM), kooperatif, dan

contextual teaching and learning (CTL). Masing-masing pendekatan

pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda.

Dalam penelitian yang akan dilakukan pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan inkuiri. Dalam pembelajaran pendekatan inkuiri, belajar

bukanlah menghafal, akan tetapi proses menemukan dan mengkonstruksi

pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki (Hamruni, H.

2012:174). Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman maka akan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

11

semakin banyak pula pengetahuan yang mereka peroleh. Pembelajaran

pendekatan inkuiri mengarahkan siswa kepada proses pemecahan masalah,

sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh

bukan hanya perkembangan intelektual tetapi juga mental dan

emosionalnya. Hal ini sesuai dengan materi dalam mata pelajaran IPS

yang lebih banyak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Langkah-

langkah dalam pembelajaran ini juga menekankan pada pengetahuan yang

disusun sendiri oleh siswa melalui kegiatan-kegiatan yang telah

direncanakan oleh guru, sehingga makna dari pembelajaran akan lebih

terekam lebih lama dalam otak siswa.

Menurut Nanang dan Cucu (2009) mengemukakan “pendekatan

inkuiri merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat

menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud

adanya perubahan perilaku”. Pendekatan inkuiri memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah

yang dihadapinya dan menarik kesimpulan melalui proses berpikir ilmiah

yang kritis, logis, dan sistematis.

Siswa dibagi ke dalam kelompok, setiap kelompok mengerjakan

tugas yang sudah ditentukan guru. Menurut Hamruni (2012:132)

pendekatan inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Hamruni (2012:133) menyatakan ada beberapa hal yang menjadi konsep

dasar strategi pembelajaran inkuiri, yaitu:

1. Pendekatan inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi

inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

12

3. Tujuan dari pendekatan inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari

proses mental.

Jadi, pendekatan inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yang

berorientasi kepada siswa (student centered approach) untuk bertindak

aktif melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis guna

untuk mencari jawaban dan menarik kesimpulan atas masalah-masalah

yang dihadapinya sehingga menemukan sesuatu.

Menurut Mulyasa, E (dalam Siti, 2009), langkah-langkah

pendekatan inkuiri sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

2. Merumuskan masalah yang ditemukan

3. Merumuskan hipotesis

4. Merancang dan melakukan eksperimen

5. Mengumpulkan dan menganalisis data

6. Menarik kesimpulan, mengembangkan sikap ilmiah yakni: objektif,

jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan dan tanggung jawab.

Menurut Sund dan Trowbridge (dalam Hamruni, 2012:144-145)

ada 3 macam pendekatan inkuiri berdasarkan besar bimbingan yang

diberikan guru kepada siswanya, yaitu :

1. Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu suatu pendekatan inkuiri

yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau

petunjuk cukup luas kepada siswa. Inkuiri terbimbing biasanya

digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman

belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap awal, guru

memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa

mampu menemukan sendiri arah dan tindakan yang harus

dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan

oleh guru.

2. Inkuiri yang Dimodifikasi (Modified Inquiry)

Pendekatan ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan

permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau

prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Selain itu,

guru merupakan nara sumber yang tugasnya hanya

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

13

memberikan bantuan yang diperlukan untuk menghindari

kegagalan dalam memecahkan masalah.

3. Inkuiri Bebas (Free Inquiry)

Pada pendekatan ini siswa harus mengidentifikasi dan

merumuskan macam problema yang yang dipelajari dan

dipecahkan. Salah satu keuntungan dari pendekatan ini adalah

adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah dan

mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu,

karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksikan

jawabannya sendiri.

Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri

menurut Suwiji, B (2010) adalah sebagai berikut:

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina

suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada

langkah ini mengondisikan agar siswa siap melaksanakan

proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah

penting, keberhasilan Pendekatan ini sangat tergantung pada

kemauan siswa untuk beraktifitas menggunakan

kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal

yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan

oleh siswa untuk mencapai tujuan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah yang

membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-

teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki

dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa

didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses

mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam

pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut

siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga

sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses

berpikir.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu

permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara,

hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang

dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan

menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

14

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong

siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau

dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan

jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring

informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang

diajukan. Dalam pendekatan inkuiri, mengumpulkan data

merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan

hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan

tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan

menggunakan potensi berpikirnya.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang

diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis

juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya

berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh

data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses

mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat

sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana

yang relevan.

Jadi langkah-langkah pendekatan inkuiri adalah:

1. Orientasi

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa untuk mencapai tujuan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

3. Merumuskan masalah yang ditemukan

4. Merumuskan hipotesis

5. Merancang dan melakukan eksperimen

6. Mengumpulkan dan menganalisis data

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

15

7. Menarik kesimpulan

1.1.3 Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan

tindak lanjut. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses

kegiatan evaluasi belajar terhadap siswa. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan puncak dari proses belajar yang menjadi bukti dari usaha yang

telah mereka lakukan. Menurut Hamalik (2002:155) “hasil belajar tampak

sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa pada diri siswa,

yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan”.

Menurut Benjamin Bloom dalam Sagala, S (2003: 33-34) ada 3

domain (ranah) hasil belajar, antara lain:

1) Domain kognitif

Mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan

yang terdiri atas 6 macam kemampuan yang disusun

secara hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang

paling kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis,dan penilaian.

2) Domain afektif

Mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan

menghayati sesuatu hal yang meliputi 5 macam

kemampuan yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan

nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri.

3) Domain psikomotor

Mencakup kemampuan motorik menggiatkan dan

mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan

refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual,

kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih, dan

komunikasi nondiskurtif (isyarat).

Hasil belajar siswa dapat dilaporkan oleh guru, apabila guru sudah

melakukan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi dalam pembelajaran ada dua

yaitu evaluasi proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Menurut Wardani

Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 18) “evaluasi proses adalah evaluasi

atau penilaian yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung”. Selanjutnya di bagian lain Wardani Naniek Sulistya dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

16

Slameto (51) juga mengungkapkan bahwa “evaluasi hasil belajar adalah

evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan,

perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang

dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan”.

Mendasarkan dua pendapat Wardani NS, maka evaluasi hasil belajar

mencakup evaluasi proses belajar dan evaluasi hasil belajar itu sendiri.

Menurut Sudjana, N (2011: 22) mengatakan bahwa “hasil belajar

terdiri dari (a) ketrampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian;

(c) sikap dan cita-cita”. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai

hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Proses belajar

merupakan penunjang hasil belajar yang diperoleh siswa, untuk itu perlu

dilakukan evaluasi atau penilaian. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013tentang

Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa

“penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar

peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan

ujian sekolah/madrasah”.

Penilaian yang dimungkinkan digunakan dalam penelitian ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran.

2. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan

untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk

penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar

kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

3. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

17

pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar

peserta didik.

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi

faktor subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,

menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada

pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur,

dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria

(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang

didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM

merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh

satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik

Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik

peserta didik.

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang,

sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta

didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk

pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi

muatan/kompetensi program, dan proses.

Hasil belajar dapat diketahui apabila ada pengukuran. Pengukuran

menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012, 47) adalah kegiatan atau

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

18

upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala

atau peristiwa. Untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan alat

penilaian hasil belajar sebagai berikut:

1. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui

a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan

secara berkesinambungan dengan menggunakan indera,

baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah

indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara

meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan

dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar

penilaian diri.

c. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian

dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai

terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang

digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar

kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang

kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan

dengan sikap dan perilaku.

2. Penilaian kompetensi pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis,

tes lisan, dan penugasan.

a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian,

jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau

projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok

sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian kompetensi keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian

kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan

menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala

penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa

keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku

sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang

meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

19

pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu

tertentu.

c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan

dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik

dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif

untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau

kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

Teknik penilaian dibagi menjadi 2, yakni teknik tes dan teknik non

tes.

1. Teknik Tes

Menurut Wardani Naniek Sulistya, 2012: 142) “tes adalah alat

ukur indikator atau kompetensi tertentu untuk pemberian angka yang

jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam

kondisi yang relatif sama”. Sedangkan menurut Sudjana, N (2011: 35)

“tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan, dan

perbuatan”. Menurut Poerwanti Endang (2008: 4-9) jenis-jenis tes

yaitu:

a. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan

1. Tes Lisan

Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban semuanya

dalam bentuk lisan. Biasanya hasil dari tes lisan tidak

menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen

yang lain.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik

dalam hal soal maupun jawabannya misalnya tes formatif.

3. Tes Tindakan

Pada tes ini peserta didik diminta untuk melakukan sesuatu

sebagai indikator pencapaian kompetensi yang berupa

kemampuan psikomotor misalnya unjuk kerja.

b. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya

1) Tes esei (essay-type test)

Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa

mengorganisasikan gagasan-gagasan tentang apa yang telah

dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

2) Tes jawaban pendek

Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes

diminta menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esei, tetapi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

20

memberikan jawaban-jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian

kata-kata pendek, kata-kata lepas maupun angka-angka.

3) Tes objektif

Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi diperlukan

untuk menjawab tes yang telah tersedia. Oleh karenanya sering

pula disebut dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response

test).

2. Teknik Non Tes

Teknik non tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada

ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih

menekankan pada aspek kognitif. Menurut Djemari, M (2007: 31) ada

beberapa macam teknik non tes antara lain:

1. Observasi

Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar

dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan

instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan

kemajuan belajar peserta didik, maupun observasi informal yang dapat

dilakukan oleh pendidik tanpa menggunakan instrumen.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang

diberikan secara dan spontan.

3. Angket

Angket adalah suatu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh

informasi yang berupa data deskriptif.

4. Portofolio

Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik

dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,

perkembangan belajar dan prestasi siswa.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, yang dimaksud

dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah besarnya skor yang

diperoleh melalui pengukuran pada saat proses belajar (non tes) dan

pengukuran pada hasil belajar (tes), sebagai akhir atau puncak dari suatu

kegiatan pembelajaran.

1.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh

Agus Aris (2012) dengan judul penelitian penerapan metode inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

21

semester 2 SDN 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun

ajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA. Hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan dari nilai rata-rata 58,5 dengan pendekatan inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar IPA IV nilai rata-ratanya menjadi 82.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh

Anggitya C. (2012) dengan judul penelitian upaya meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri kelas II

SD Kristen Satya Wacana semester II tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode inkuiri pada pembelajaran IPA kelas II SD Kristen Satya Wacana

semester II tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan dari nilai rata-rata 70,94 dengan pendekatan inkuiri dapat

meningkatkan hasil belajar IPA IV nilai rata-ratanya menjadi 92,2.

Berdasarkan kedua penelitian yang ada, keduanya menghasilkan

penelitian yang sama bahwa peningkatan hasil belajar siswa dapat diupayakan

dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

1.3 Kerangka Berpikir

Pada prinsipnya pendekatan inkuiri adalah pendekatan pembelajaran

yang berorientasi kepada siswa (student centered approach) untuk bertindak

aktif melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis guna

untuk mencari jawaban dan menarik kesimpulan atas masalah-masalah yang

dihadapinya sehingga menemukan sesuatu. Sedangkan hasil belajar adalah

besarnya skor yang diperoleh melalui pengukuran pada saat proses belajar

(non tes) dan pengukuran pada hasil belajar (tes), sebagai akhir atau puncak

dari suatu kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SD dalam proses

pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang menarik sebagai

pendukung kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa

rendah daripada mata pelajaran lainnya. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

22

nilai ulangan harian dari siswa yang berjumlah 42, baru 25 siswa yang

mencapai nilai KKM. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan dalam proses

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran IPS.

Adapun skema kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu

penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPS. Apabila dalam

penggunaan model ini dilakukan efektif maka akan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Langkah-langkah pendekatan inkuiri:

1. Orientasi

Menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran

2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

3. Merumuskan masalah yang ditemukan

4. Merumuskan hipotesis

5. Mengumpulkan informasi dari video pembelajaran dan menyimak

6. Menganalisis data

7. Menarik kesimpulan

Kerangka berpikir dalam penelitian dapat dilihat pada skema di

bawah:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

23

Gambar 2.1 Sistematika Kerangka Pikir

Pendekatan pembelajaran

konvensional/ceramah

Langkah-langkah

Pendekatan Inkuiri

Hasil belajar

siswa < KKM

Observasi

Menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang materi “perjuangan

mempertahankan kemerdekaan”

Merumuskan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan

Mendiskusi tentang rumusan jawaban

tentang “perjuangan mempertahankan

kemerdekaan”

Merumuskan masalah yang ditemukan

Mengumpulkan informasi dan menyimak dari video pembelajaran tentang materi

“perjuangan mempertahankan kemerdekaan”

Tes formatif

Menarik kesimpulan tentang materi

“perjuangan mempertahankan

kemerdekaan”

Siswa merumuskan

masalah

Siswa

menjawab

Siswa merumuskan

jawaban

Siswa

menyimak

Siswa membuat

kesimpulan

Siswa

berdiskusi

Siswa

memperhatikan

Skor tes

Skor

observasi

Hasil belajar

siswa ≥ KKM

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran ...€¦ · 1.1.1 Pembelajaran (IPS) SD. IPS lahir dari keinginan dari para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa

24

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, penulis mengambil hipotesis

tindakan sebagai berikut “Pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas V SDN Salatiga 02 Salatiga semester II tahun

pelajaran 2013/2014”.