bab iii metode penelitian 1.1. 1.1.1

24
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Salafiyah Kota Cirebon yang beralamat di Jl. Evakuasi, Karyamulya Kota Cirebon. Adapun yang menjadi alasan mengenai pemilihan tempat penelitian ini yaitu, belum diterapkan teknik probing tertulis dalam proses pembelajaran matematika, tempat penelitian merupkan tempat ppl peneliti. 1.1.2. Waktu Penelitian Tabel 3.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian No Kegiatan Penelitian Bulan Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan 2 Uji coba instrumen 3 Proses KBM 4 Tes akhir dan angket 5 Pengumpulan data 6 analisis data dan penyusunan laporan 1.2. Metode dan Desain Penelitian 1.2.1. Metode Penelitian Arikunto (2006 : 150) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya. Setiap penelitian harus memiliki metode penelitian yang tepat agar dapat memudahkan upaya dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Tempat dan Waktu Penelitian

1.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Salafiyah Kota Cirebon yang beralamat di

Jl. Evakuasi, Karyamulya Kota Cirebon. Adapun yang menjadi alasan mengenai

pemilihan tempat penelitian ini yaitu, belum diterapkan teknik probing tertulis dalam

proses pembelajaran matematika, tempat penelitian merupkan tempat ppl peneliti.

1.1.2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1

Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian

No Kegiatan Penelitian

Bulan

Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Uji coba instrumen

3 Proses KBM

4 Tes akhir dan angket

5 Pengumpulan data

6 analisis data dan penyusunan

laporan

1.2. Metode dan Desain Penelitian

1.2.1. Metode Penelitian

Arikunto (2006 : 150) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitiannya. Setiap penelitian harus memiliki metode penelitian yang

tepat agar dapat memudahkan upaya dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh teknik probing tertulis

terhadap kemampuan penalaran siswa kelas VII MTs Salafiyah Kota Cireon, maka

jenis penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif dengan metode

regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik probing tertulis

terhadap kemampuan penalaran siswa.

1.2.2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sebuah istilah yang diambil dari kata “design” yang

berarti perancangan atau rancangan. Adapun penelitian ini menggunakan rancangan

desain menurut Sugiyono (2013 : 66) sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain penelitian

Keterangan :

X = Teknik probing tertulis

Y = Kemampuan penalaran siswa

= Hubungan yang menunjukan pengaruh

Adapun desain pengolahan dan penelitian menurut Moh Nazir (1988 : 21)

adalah rancangan atau seluruh rangkaian rencana kegiatan penelitian yang akan

dilakukan, mulai dari tahapan persiapan, pengumpulan, pengolahan dan analisis data

sampai dengan penulisan laporan. Tahap-tahap penelitin yang ditempuh oleh peneliti

sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

Dalam tahap ini, peneliti terlebih dahulu menentukan masalah dan judul

penelitian sesuai dengan wilayah kajian yang telah ditentukan oleh pihak jurusan,

melakukan studi pendahuluan dengan menyelusuri teori-teori yang berkaitan

dengan penelitian ini antara lain : buku, skripsi, tesis, jurnal, internet, menyelusuri

penelitian-penelitian lain yang relevan agar tidak terjadi duplikat, dan juga

melakukan studi pendahuluan ke sekolah yang akan menjadi sasaran penelitian.

X Y

Setelah melakukan studi pendahuluan, peneliti menyusun proposal

penelitian. Selanjutnya proposal tersebut diseminarkan, lalu melakukan revisi dan

Acc proposal. Tahap selanjutnya peneliti mengajukan proposal yang telah di Acc

oleh narasumber kemudian meminta ke fakultas untuk pembuatan surat keterangan

(SK) penelitian.

b. Tahap pelaksanaan penelitian

Untuk mengetahui validitas angket dan tes peneliti menggunakan teknik

probing tertulis dalam pembelajaran, setelah itu peneliti langsung melakukan

penyebaran angket ke kelas eksperimen. Sedangkan instrumen tes untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda instrumen

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian, pada tahap pelaksanaan

ini, peneliti akan melakukan penyebaran tes kepada kelas uji coba sebelum ke kelas

eksperimen guna untuk mendapatkan data yang akurat. Setelah itu penulis

menganalisis setiap butir angket dan soal.

c. Tahap pengolahan dan analisis data

Pada tahap ini, peneliti mengolah data penelitian yang meliputi editing

data, mengkode data, entri data, dan analisis data. Selanjutnya penarikan

kesimpulan dari tahap pengolahan data.

d. Tahap penyusunan laporan

Tahap ini, peneliti mulai menyusun laporan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan, mulai dari bab 1 sampai bab 5 beserta dengan lampiran-lampiran.

1.3. Populasi dan Sampel

1.3.1. Populasi

Menurut Djawranto (dalam Kuntjojo, 2009 : 29) populasi adalah jumlah

keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak

diteliti. Satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang,

institusi-institusi, benda-benda, dst.

Menurut Nasehuddien (2015 : 90) populasi terdiri dari dua macam, yakni

populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah semua atau keseluruhan

dari sasaran/ objek penelitian, sedangkan populasi terjangkau adalah bagian dari

populasi target. Dengan kata lain, populasi target adalah sesuatu yang akan dijadikan

sasaran/ objek dalam sebuah penelitian.

Dengan menggunakan pengertian populasi tersebut, maka populasi target

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Salafiyah Kota Cirebon, sedangkan

populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII dan VIII MTs Salafiyah Kota Cirebon

Tahun Ajaran 2016/ 2017.

Berikut tabel populasi terjangkau dari penelitian ini.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

No No Urut Kelas Jumlah

Siswa

1 VII A 25

2 VII B 24

3 VII C 25

4 VIII A 23

5 VIII B 22

6 VIII C 23

Jumlah 142

1.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampling

Supaya data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis itu dapat dikumpulkan,

maka harus jelas di mana data tersebut dikumpulkan dan strategi apa yang digunakan

untuk mengumpulkannya. Tahap ini disebut perumusan populasi dan sampel

penelitian. Hasil dari proses penarikan sampel ini adalah suatu daftar responden

sebagai sampel dari populasi penelitian menurut Gulo W (2000 : 28). Teknik yang

digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah dengan cara cluster random

sampling, yaitu pengambilan secara random/ acak.

Teknik random sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu dan

bila anggota populasi dianggap homogen Sugiyono (2000 : 57). Sedangkan menurut

Cohen (2007 : 101) semakin besar sampel dari besarnya populasi yang ada adalah

semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti

yaitu sebanyak 30 sampel. Sebagaimana dikemukakan oleh Baley (dalam Mahmud,

2011 : 159) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data

statistik, ukuran sampel paling minimum adalah 30. Maka, peneliti mengambil 30

siswa dari kelas VII sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII sebagai kelas uji coba.

Populasi dari ke 6 kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian sebanyak 2

kelas yaitu kelas VII B sebanyak 24 siswa dengan tambahan 6 siswa dari kelas VII A,

kelas VIII A sebanyak 23 siswa dengan tambahan 7 siswa dari kelas VIII B. Dimana

kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas uji coba

instrumen.

1.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2010 : 99). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Teknik

Probing Tertulis sebagai variabel bebas (variabel X) dan kemampuan penalaran siswa

sebagai variabel terikat (variabel Y).

1.4.1. Definisi Konseptual

a. Teknik Probing Tertulis (variable X)

Teknik probing tertulis adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan

cara mengajukan satu seri pertanyaan yang bersifat membimbing siswa untuk

menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala

atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru.

b. Tingkat Penalaran Matematika (variable Y)

Kemampuan penalaran matematika adalah proses berpikir siswa yang

bertolak dari pengamatan empirik, sehingga menghasilkan sejumlah konsep atau

pengertian. Sehingga didapat sebuah kesimpulan yang terdiri dari beberapa aspek,

yaitu kemampuan memberikan alasan terhadap beberapa solusi dan kemampuan

menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi.

1.4.2. Definisi Operasional

a. Teknik Probing Tertulis (Variabel X)

Teknik probing tertulis adalah teknik pembelajaran dengan cara guru

menyajikan serangkaian pertanyaan dalam bentuk tulisan guna membantu siswa

membangun pengetahuannya sendiri. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik probing tertulis, disusun dari

jenis soal yang memiliki kesulitan terendah sampai kesulitan tinggi. Pertanyaan

yang diberikan mempunyai beberapa fungsi antara lain : mendorong siswa untuk

berpikir, mendiagnosis kelemahan siswa, memusatkan perhatian siswa pada satu

masalah.

b. Kemampuan Penalaran Matematika (Variabel Y)

Kemampuan penalaran matematika adalah kemampuan atau kesanggupan

untuk melakukan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir secara

sistematik untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan yang terdiri

dari beberapa aspek, yaitu kemampuan menyajikan pernyataan matematika melalui

tulisan, gambar, sketsa atau diagram, kemampuan mengajukan dugaan

(conjectures), kemampun menentukan pola/ rumus, kemampuan memberikan

alasan terhadap beberapa solusi dan kemampuan menarik kesimpulan atau

melakukan generalisasi.

1.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam rangka pembuktian hipotesis. Menurut Riyanto

& Siroj (2010 : 82) Dalam proses pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau

beberapa metode. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data,

tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan, supaya

diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya. Pengumpulan data dilakukan terhadap

responden yang menjadi sampel penelitian seorang peneliti.

1.5.1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Nasehuddien (2015 : 107) adalah alat untuk

mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan

penelitian. Sesuai dengan judul proposal penelitian ini tentang “Pengaruh Penggunaan

Teknik Probing Tertulis Terhadap Kemampuan Penalaran Siswa”, instrumen yang

digunakan adalah instrumen tes untuk mengukur kemampuan penalaran matematika

siswa, dan instrumen non tes untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan

teknik probing tertulis.

a) Tes

Tes menurut Riyanto & Siroj (2010 : 103) adalah serentetan atau latihan

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang baik

adalah tes yang obyektif, valid dan reliabel. Sedangkan pengertian tes menurut Edi

Prio Baskoro & Ahmad Mabruri Wihaskoro (2014 : 28) adalah cara atau prosedur

dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk

pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang

melambangkan tingkah laku peserta tes.

Tes dibuat sendiri oleh peneliti pada pokok bahasan segitiga (bangun datar)

dalam bentuk soal uraian. Instrumen ini, peneliti melakukan tes sebanyak satu kali

yaitu tes akhir (post-test) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan penalaran matematika siswa kelompok pembelajaran konstektual yang

dikemas dalam teknik probing tertulis.

Table 3.3

Interpretasi Kemampuan Penalaran Matematika

Persentase Kriteria

90-100 Baik Sekali

80-89 Baik

70-79 Lebih dari Cukup

60-69 Cukup

50-59 Kurang

40-49 Kurang Sekali

0-39 Gagal

(dalam Arikunto, 2006 : 249)

b) Nontes

Nontes pada penelitian kali ini digunakan untuk mengukur respon siswa

terhadap penggunaan teknik probing tertulis. Nontes yang akan digunakan peneliti

adalah Angket atau Kuisioner. Angket atau Kuisioner menurut Sugiyono (2013 :

199) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

Tujuan pokok dari penyusunan kuisioner (Nasehuddien, 2015 : 92) adalah

untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, dan

memperoleh informasi yang tingkat kebenaran dan keterpercayaannya (validitas

dan reabilitas) semaksimal atau setinggi mungkin.

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai pengaruh

penggunaan teknik Probing Tertulis terhadap kemampuan penalaran siswa. Angket

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa Skala Likert. Dengan

menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tesebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban dari setiap intrumen yang digunakan skala likert mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2013 : 135).

Angket terdiri dari beberapa butir pernyataan, masing-masing pernyataan

diikuti lima kemungkinan jawaban, yaitu : sangat setuju, setuju, kurang setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju. Cara penskorannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Skala Likert

Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Kurang Setuju 3 Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

Sudjana (2014 : 81)

Pengumpulan data menggunakan kuisioner atau angket pada penelitian kali

ini adalah untuk mengetahui respon penerapan teknik probing tertulis saat

pembelajaran berlangsung. Kriteria persentase hasil angket yang telah didapat

adalah sebagai berikut .

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Angket

No. Skor (%) Kriteria

1 0 – 20 Sangat Lemah

2 21 – 40 Lemah

3 41 – 60 Cukup

4 61 – 80 Kuat

5 81 – 100 Sangat Kuat

(Riduwan dan Sunarto, 2014 : 23)

Pengolahan data untuk penafsiran setiap butir pernyataan, rumus yang

digunakan adalah :

𝑃 = 𝑓

𝑛 𝑥 100%

Keterangan :

P = persentase jawaban

F = frekuensi jawaban

n = banyak responden

1.5.2. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen disusun sebagai acuan penelitian dalam penyusunan

instrumen pengumpulan data. Penyusunan tersebut berdasarkan pada teori yang

melandasinya dalam indikator-indikator penalaran yang telah diuraikan pada bab II.

Materi yang akan diberikan kepada siswa dalam instrumen tes untuk mengukur

kemampuan penalaran pada penelitian kali ini adalah materi Segitiga untuk kelas VII

MTs. Sedangkan angket atau kuisioner digunakan untuk mengukur respon

pembelajaran dengan penerapan teknik probing tertulis.

a) Kisi-kisi instrumen tes essay

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Tes Essay

Variabel

(Y)

Definisi Operasional Indikator Butir

Soal

Kemampuan

Penalaran

Matematika

Kemampuan penalaran

matematika adalah adalah

suatu proses otak untuk

berpikir secara logis yang

dikembangkan dengan

konsisten dengan

menggunakan kontek yang

bermacam-macam hingga

memperoleh kesimpulan

yang terdiri dari beberapa

aspek, yaitu kemampuan

menyajikan pertanyaan

matematika melalui tulisan,

gambar, sketsa atau

diagram; kemampuan

mengajukan dugaan

(conjectures); kemampuan

menentukan pola/ rumus;

kemampuan memeriksa

kebenaran suatu argumen;

kemampuan memberikan

alasan terhadap beberapa

solusi dan kemampuan

menarik kesimpulan atau

melakukan generalisasi

Memberikan

penjelasan

menggunakan model,

fakta, sifat-sifat dan

hubungan

1, 2

Kemapuan

mengajukan dugaan

atau memperkirakan

jawaban dan proses

solusi

3

Menemukan pola atau

sifat dari gejala

matematis untuk

membuat generalisasi

4, 5

Memeriksa kesahehan

suatu argumen

6, 7

Kemampuan

menyusun bukti,

memberikan alasan/

bukti terhadap

kebenaran solusi

8, 9

Kemampuan menarik

kesimpulan atau

melakukan

generalisasi

10

b) Kisi-kisi angket teknik probing tertulis

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Angket Respon

No Indikator Nomor Butir Pernyataan Jumlah

1 Memberikan respon yang positif

terhadap pembelajaran yang

digunakan oleh guru

9, 18, 21 3

2 Menanggapi materi yang diberikan

oleh guru

5, 8, 22 3

3 Mampu memahami materi yang

dibahas dengan mudah

1, 15, 25 3

4 Keingintahuan siswa terhadap

sesuatu yang baru

10, 12, 2 3

5 Berperan aktif dalam proses

pembelajaran

17, 19 2

6 Merasa nyaman dan senang dengan

menggunakan pembelajaran yang

diberikan

7, 16, 23 3

7 Mampu bekerjasama dengan baik

dengan teman-teman dalam

pembelajaran

3, 20 2

8 Siswa dapat merumuskan masalah 11, 14, 24 3

9 Siswa dapat memahami cara

penyelesaian soal

6 1

10 Siswa dapat menyimpulkan/

mengevaluasi

4, 13 2

1.5.3. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang akan

peneliti gunakan dalam penelitian layak dipakai atau tidak. Adapun beberapa tahap

dalan uji coba instrument adalah sebagai berikut :

a) Validitas

Maolani (2015 : 132) berpendapat bahwa validitas adalah kualitas yang

menunjukan kesesuaian antara alat pengukur dengan tujuan yang diukur atau apa

yang seharusnya diukur. Validitas mengacu pada kemampuan instrumen

pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan

data yang relevan dengan apa yang sedang diukur menurut Dempsey (dalam

Kuntjojo, 2009 : 36).

Suatu alat evaluasi disebut valid (shahih) apabila alat tersebut mampu

mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. Untuk menghitung koefisien

validitas menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar

adalah sebagai berikut :

rxy=N(ΣXY) − (ΣX)(ΣY)

NΣX2 − ΣX 2 (NΣY2 − ΣY 2)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi product momen

N = Banyak data

ΣX = Jumlah seluruh skor item

ΣY = Jumlah seluruh skor total

ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor item dengan skor total

ΣX2

= Jumlah kuadrat skor item

ΣY2

= Jumlah kuadrat skor total

(ΣX)2 = Jumlah skor item dikuadratkan

(ΣY)2 = Jumlah skor total dikuadratkan

(Arikunto, 2006 : 87)

Menurut (Erman, 2003 : 131) hasil perhitungna rxy disbanding dengan r

tabel dengan taraf signifikan 5% jika rxy > rtabel maka item tersebut valid. Dalam

hal ini, nilai rxy diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga kriteria menjadi :

00,190,0 xyr = Validitas sangat tinggi (sangat baik)

xyr70,0 < 90,0 = Validitas tinggi (baik)

xyr40,0 < 70,0 = Validitas sedang (cukup)

xyr20,0 < 40,0 = Validitas rendah (kurang)

xyr00,0 < 20,0 = Validitas rendah

xyr < 00,0 = Tidak valid

Hasil uji coba instrumen tes pada materi segitiga di semester II siswa kelas

VIII A MTs Salafiyah Kota Cirebon yang berjumlah 23 siswa dan di tambah

dengan 7 siswa kelas VIII B.

Tabel 3.8

Hasil Validitas Instrumen

No

Validitas

rhitung rtabel Keterangan

1 0,558 0,374 Validitas Sedang

2 0,074 0,374 Validitas Rendah

3 0,442 0,374 Validitas Sedang

4 0,488 0,374 Validitas Sedang

5 0,478 0,374 Validitas Sedang

6 0,482 0,374 Validitas Sedang

No

Validitas

rhitung rtabel Keterangan

7 0,285 0,374 Validitas Rendah

8 0,597 0,374 Validitas Sedang

9 0,569 0,374 Validitas Sedang

10 0,481 0,374 Validitas Sedang

Berdasarkan hasil uji coba intrumen tes kemampuan penalaran matematika

yang terdiri dari 10 item diperoleh 8 item soal yang termasuk kategori Validitas

Sedang dan 2 item soal dengan validtas rendah.

b) Uji Reliabilitas

Baskoro & Wihaskoro (2014 : 94) mengungkapkan bahwa reliabilitas atau

kendala merupakan koefisien yang menunjukan tingkat keajegan atau konsistensi

hasil pengukuran suatu tes. Sedangkan menurut Suherman (2003 : 62) “reliabilitas

suatu alat ukur atau evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan

hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg)”. Suatu instrumen akan dikatakan reliabe l

jika hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur selalu konsisten, meskipun dipakai

secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda.Untuk alat ukur yang

reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel. Menurut (Arikunto, 2010)

untuk reliabilitas soal angket menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu :

r11= K

K-1 1-

Σσb2

σt2

Ketengan:

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir soal

Σσb2 = jumlah varian skor butir soal

σt2 = varians skor total

P = banyaknya subjek yang skornya 1

N

q = banyaknya subjek yang skornya 0

N

Tabel 3.9

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Nilai Kriteria

0,80< rhitung ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60< rhitung ≤ 0,80 Tinggi

0,40< rhitung ≤ 0,60 Sedang

0,20< rhitung ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rhitung ≤ 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Erman Suherman (2005 : 139).

Hasil Uji Reliabilitas Tes kemampuan penalaran matematika, hasil uji

reliabilitas dengan bantuan SPSS 20,0 disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.10

Reliabilitas Kemampuan Penalaran Matematika

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0,634 8

Hasil uji coba intrumen penelitian untuk variabel kemampuan penalaran

matematika yang diperoleh dari tabel diatas bahwa koefisien reliabilitas sebesar

r11 = 0,634 dan memiliki nilai alpha cronbach diantara 0,61 < rhitung ≤ 0,80

berarti hasil uji coba instrumen memiliki reliabilitas tinggi

c) Indek Kesukaran

Butir tes yang baik adalah butir tes yang butir tes yang memiliki tingkat

kesukaran yang sedang dan dapat di jawab dengan benar oleh sekitar 40% sampai

80% peserta tes, butir tes yang hanya mampu dijawab 10% atau 90% akan sulit

untuk membedakan mana kelompok yang mampu menjawab butir tes dan

kelompok yang benar-benar tidak mampu menjawab butir tes. Menurut (Edi Prio

Baskoro & Ahmad Mabruri Wihaskoro, 2014 : 113) tingkat kesukaran merupakan

salah satu ciri yang perlu diperhatikan, karena tingkat kesukaran tes menunjukan

seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang

telah diselenggarakan.

Untuk menghitung indek kesukaran butir soal yang berbentuk uraian

berdasarkan rumus yang dikemukakan Hamzah (2010 : 41) :

𝐼𝐾 = 𝑆𝐴 + 𝑆𝐵

𝑁 𝑥 𝑀𝑎𝑘𝑠

Keterangan :

IK = Indek kesukaran

SA = Jumlah nilai kelas atas

SB = Jumlah nilai kelas bawah

N = jumlah siswa

Max = nilai maksimal tiap butir soal

Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan adalah (Erman, 2003 : 170) :

Tabel 3.11

Kriteria Tingkat Kesukaran

Nilai IK Kategori

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00< IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30< IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70< IK ≤ 1,00 soal mudah

IK = 1,00 soal terlalu mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran dalam uji coba instrumen kemampuan

penalaran matematika adalah sebagai berikut :

Tabel 3.12

Indek Kesukaran

No Indek Kesukaran Kriteria

1 0,28 Sukar

2 0,26 Sukar

3 0,31 Sedang

4 0,49 Sedang

5 0,32 Sedang

6 0,30 Sukar

7 0,16 Sukar

8 0,46 Sedang

9 0,46 Sedang

10 0,21 sukar

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran pada lampiran, maka soal tentang

segitiga dapat diidentifikasi bahwa 5 soal atau 50% sedang, 5 soal atau 50% sukar,

dan tidak terdapat soal yang dianggap sangat sukar dan sangat mudah.

d) Daya Beda

Menurut (Arikunto, 2006 : 226) daya pembeda soal adalah kemampuan

sesuatu soal untuk membeda-bedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan

tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Siswa-siswa yang

termasuk kelompok tinggi adalah siswa yang mempunyai rata-rata skor paling

baik. Sedangkan siswa-siswi yang termasuk kelompok terendah adalah siswa-

siswi yang mempunyai rata-rata skor yang rendah. Ciri dari butir soal yang baik

ialah butir yang mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan

kelompok bawah (kurang mampu).

Butir soal menurut Hamzah (2010 : 40) digunakan rumus sebagai berikut :

DP = SA - SB

12𝑥𝑁𝑥𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑜𝑎𝑙

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

SA = Jumlah nilai kelas atas

SB = Jumlah nilai kelas bawah

N = Banyak responden

Max = Nilai maksimal tiap butir soal

Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk menentukan daya pembeda

adalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.13

Klasifikasi interpretasi

Nilai DP Kategori

DP ≤ 0,00 sangat jelek

0,00< DP ≤ 0,20 jelek

0,20< DP ≤ 0,40 cukup

0,40< DP ≤ 0,70 baik

0,70< DP ≤ 1,00 sangat baik

(Erman, 2003 : 160)

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dengan menggunakan exel

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.14

Hasil Daya Pembeda

No Daya Pembeda Kritera

1 0,27 Sedang

2 -0,02 Sangat jelek

3 0,32 sedang

4 0,22 sedang

5 0,27 sedang

6 0,23 sedang

7 0,15 jelek

8 0,255 sedang

9 0,28 sedang

10 0,08 jelek

Berdasarkan analisis daya pembeda pada soal segitiga maka soal uji coba

dapat diidentifikasikan bahwa, terdapat 7 soal atau 70% soal sedang, 2 soal atau

2% jelek, 1 soal atau 10% sangat jelek, dan tidak ada soal yang dianggap sangat

baik.

Dari hasil keseluruhan analisis penelitian yang meliputi uji validitas, uji

reliabilitas, indek kesukaran, dan daya pembeda. maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Tabel 3.15

Hasil Perhitungan

No

Soal

Validitas Reliabilitas Indek

Kesukaran

Daya Beda Keterangan

1 Sedang Tinggi Sukar Sedang digunakan

2 Rendah Tinggi Sukar Sangat jelek Tidak

digunakan

3 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan

4 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan

5 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan

6 Sedang Tinggi Sukar sedang Digunakan

7 Rendah Tinggi Sukar jelek Tidak

digunakan

8 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan

9 Sedang Tinggi Sedang sedang Digunakan

10 Sedang Tinggi sukar jelek digunakan

1.6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut (Sugiyono, 2013 : 207)

kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data

tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam hal ini peneliti

akan melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi sederhana :

1. Uji Persyaratan Analisis

a) Uji normalitas

Uji normalitas berfungi untuk mengetahui populasi dari sebuah data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menentukan metode statistik

yang digunakan. Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan rumus

Shapiro – wilk (karena jumlah responden ≤ 50) dan diolah dengan menggunakan

bantuan SPSS 20,0 dengan taraf signifikansi 5%. kriteria pengujiannya adalah jika

nilai probabilitas (sign.) > 0,005 maka data berdistribusi normal, dan jika nilai (sign.)

< 0,005, maka data tidak berdistribusi normal.

𝑇3 = 1

3 𝑎𝑖 (𝑋𝑛−𝑖+1 −𝑋𝑖

𝑘𝑖=1 2

Keterangan :

D = berdasarkan rumus di bawah

𝑎𝑖 = koefisien test Shapiro Walk

𝑋𝑛−𝑖+1 = angka ke n-i + 1 pada data

𝑋𝑖 = angka ke i pada data

Sebelum melakukan uji normalitas data, terlebih dahulu dicari nilai residu/

eror dari data tersebut. Berikut rumus mencari nilai eror atau residu :

𝑒 = 𝑦 − 𝑦

b) Uji homogenitas

Uji homogenitas berfungis untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan

dalam penelitian homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan untuk

menilai homogenitas dan daftar dengan menggunakan uji F sebagai berikut :

𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Ftabel = F 1/2α (Vb, Vk)

(Prof Dr Sugiyono, 2013 : 275)

Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka data tersebut bervariasi homogen pada tingkat

kepercayaan 95%.

Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS

20.0. Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari output Test Homogeneity of Variance.

Apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

tersebut homogen.

c) Uji Persamaan Regresi

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai

hubungan yang linear atau signifikan. Bentuk regresi yang digunakan peneliti adalah

regresi linear sederhana yang hanya memiliki satu variabel dependen dan satu

variabel independen. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yang

ditampilkan dalan bentuk persamaan bentuk regresi (Duwi Priyatno, 2011 : 224).

Model dari persamaan regresi :

𝑌 = a + bX

Dimana :

𝑌 : subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X : variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a : penduga bagi intersep (α)

b : nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukan nilai peningatan (+) atau

nilai penuruna (-) varabel Y (penduga bagi koefisien regresi (𝛽) (Riduwan, 2014 :

97)

Pada penelitian kali ini uji persamaan regresi menggunakan bantuan program

SPSS 20.0 dengan taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan dalam uji regresi

dapat mengacu pada dua hal, yakni membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau

dengan membandingkan nilai signifikansi pada tabel dengan taraf signifikansi yang

telah ditentukan yaitu 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai thitung dengan

ttabel, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dan jika thitung tidak

lebih besar dari ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

d) Uji Linearitas

Uji linearitas berfungsi untuk memastikan apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS dengan

menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikan 5%. Dua variabel dikatakan

mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05, dan

tidak mempunyai hubungan liniear jika sgnifikansi lebih dari 0,05.

e) Uji Kebaikan Model

Uji kebaikan model dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh antara

variabel bebas (Teknik Probing Tertulis) dengan variabel terikat (kemampuan

penalaran siswa). Rumus uji kebaikan model adalah :

𝐾𝑀 = (𝑅)2 𝑥 100%

Dimana R adalah koefisien korelasi . (M. Iqbal, 2002 : 112 -113)

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20.0

untuk menguji kebaikan model.

2. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempengaruhi

secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak. Jika data berdistribusi normal dan

homogen maka uji hipotesis menggunakan uji t.

thitung = 𝑏−𝐵

𝑆𝑏

(Supangat, 2010 : 333)

Jika thitung tidak berada diantara nilai −𝑡𝛼

2 dan

𝑡𝛼

2, maka H0 ditolak, dan jika thitung

berada diantara nilai −𝑡𝛼

2 dan

𝑡𝛼

2, maka H0 diterima.

Peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20 untuk melakukan uji hipotesis.

Kriterian pengambilan keputusan adalah jika t hitung kurang dari t tabel maka H0

diterima, dan jika t hitung lebih dari t tabel maka H0 ditolak.

1.7. Hipotesis Statistika

Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik.

Peneliti akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Teknik Probing Tertulis

Terhadap Kemampuan Penalaran Siswa”, maka hipotesis statistkanya sebagai berikut :

H0 : β1 = 0

H1 : β1 ≠ 0

Jika β1 = 0 maka tidak ada pengaruh penggunaan teknik probing tertulis dengan

kemampuan penalaran siswa, artinya H0 diterima. Sedangan, jika β1 ≠ 0 maka ada pengaruh

penggunaan teknik probing tertulis dengan kemampuan penalaran siswa, artinya H0 ditolak.

Pengaruh positif jika β1 > 0, dan negatif jika β1 < 0