bab ii tinjauan pustaka 1.1. kontrol diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. kontrol diri 1.1.1. pengertian...

18
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis yang sederhana, karena terdapat tiga konsep yaitu perilaku, kognitif dan keputusan atau kehendak. Kontrol diri dibedakan menjadi tiga tipe utama yaitu kontrol perilaku (menunjukkan tindakan pada lingkungan), kontrol kognitif (mengurangi ketidakpastian dan arti yang mengesankan pada peristiwa), dan kontrol keputusan (memilih di antara rangkaian alternatif dari tindakan). Kontrol diri (Ghufron & Risnawita, 2012) diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kodisi yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Selain itu, kontrol diri (Ghufron & Risnawita, 2012) merupakan kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya, kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor- faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku,

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Kontrol Diri

1.1.1. Pengertian Kontrol Diri

Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel

psikologis yang sederhana, karena terdapat tiga konsep yaitu perilaku,

kognitif dan keputusan atau kehendak. Kontrol diri dibedakan menjadi tiga

tipe utama yaitu kontrol perilaku (menunjukkan tindakan pada

lingkungan), kontrol kognitif (mengurangi ketidakpastian dan arti yang

mengesankan pada peristiwa), dan kontrol keputusan (memilih di antara

rangkaian alternatif dari tindakan).

Kontrol diri (Ghufron & Risnawita, 2012) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan

bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Salah

satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama

proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kodisi yang

terdapat di lingkungan sekitarnya.

Selain itu, kontrol diri (Ghufron & Risnawita, 2012) merupakan

kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan

lingkungannya, kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-

faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri

dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

9

kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar

sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan

orang lain dan menutupi perasaannya.

Uraian di atas dapat dikatakan bahwa kontrol diri adalah

pengendalian diri yang dilakukan oleh seseorang baik dari kognitif,

perilaku dan pengambilan keputusan.

1.1.2. Jenis-jenis Kontrol Diri

Averill (dalam Ghufron & Risnawita, 2012) menyebutkan jenis-

jenis dari kontrol diri antara lain kontrol perilaku (behavior control),

kontrol kognitif (cognitive control), dan kontrol keputusan (decisional

control).

1.1.2.1. Kontrol Perilaku (Behavior Control)

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respon

yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu

keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku

dapat dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan mengatur pelaksanaan

(regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus

(stimulus modifiability).

1. Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration),

yaitu kemampuan individu untuk menentukan siapa yang

mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri atau

aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila

tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

10

2. Kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability), yaitu

kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu

stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang

dapat digunakan, antara lain mencegah atau menjauhi stimulus,

menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang

sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya

berakhir dan membatasi intensitasnya.

1.1.2.2. Kontrol Kognitif (Cognitive Control)

Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu mengolah

informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai,

atau menghubungkan suatu kejadian dalam kerangka kognitif sebagai

adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Kontrol kognitif terdiri dari

dua komponen yaitu memperoleh informasi (information gain) dan

melakukan penilaian (appraisal).

1. Memperoleh informasi (information gain), yaitu individu dapat

menangani suatu keadaan yang tidak menyenangkan dengan

berbagai pertimbangan.

2. Kemampuan melakukan penilaian (appraisal), yaitu individu

berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa

dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

1.1.2.3. Kontrol Keputusan (Decesional Control)

Kontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk

memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

11

atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan dapat berfungsi

dengan baik apabila terdapat kesempatan, kebebasan atau kemungkinan

pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka untuk mengukur

kontrol diri (Ghufron & Risnawita, 2012) digunakan aspek-aspek seperti:

1. Kemampuan mengontrol pelaksanaan

Kemampuan individu untuk menentukan siapa yang

mengendalikan situasi atau keadaan. Individu yang kurang mampu

mengendalikan situasi atau keadaan maka mereka memiliki

kecenderungan untuk patuh terhadap kendali eksternal. Dengan kata lain,

kemampuan mengatur pelaksanaan mengarah kepada pengertian apakah

individu mampu menggunakan aturan perilaku dengan menggunakan

kemampuannya sendiri, jika tidak mampu individu akan menggunakan

sumber eksternal. Kemampuan mengatur pelaksanaan menitik beratkan

peranan individu untuk mengatur perilaku mereka guna mencapai perihal

yang diharapkan.

2. Kemampuan mengontrol stimulus

Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk

mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki

dihadapi. Kemampuan ini mengandung pengertian bahwa individu

memiliki prediksi dari perbuatan yang mereka kerjakan. Hal ini bertujuan

agar individu mampu mempersiap diri atas segala kemungkinan yang akan

terjadi sebagai akibat dari tindakan yang mereka kerjakan. Ada beberapa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

12

cara yang dapat dilakukan oleh individu untuk mencegah atau menjauhi

stimulus, yaitu dengan menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian

stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum

waktunya berakhir dan membatasi.

3. Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian

Untuk dapat mengantipasi suatu peristiwa individu memerlukan

informasi yang cukup lengkap dan akurat, sehingga dengan informasi yang

dimiliki mengenai keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat

mengantipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan.

4. Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian

Kemampuan ini berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan

suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif

secara subjektif. Kemampuan dalam menafsirkan peristiwa setiap individu

ini berbeda antara satu dan lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan

pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.

5. Kemampuan mengambil keputusan

Kemampuan mengambil keputusan merupakan kemampuan

seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada

sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kendali diri dalam menentukan

pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan,

atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai

kemungkinan tindakan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

13

1.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri

Sebagaimana faktor psikologis lainnya, kontrol diri dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Secara garis besarnya faktor-faktor yang

mempengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor internal (dari diri individu)

dan faktor eksternal (lingkungan individu) (Ghufron & Risnawita, 2012).

1. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri seseorang adalah

faktor usia. Semakin bertambah usia, semakin baik kemampuan

mengontrol diri seseorang itu.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal diantaranya adalah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga terutama orang tua menentukan bagaimana

kemampuan mengontrol diri seseorang. Hasil penelitian Nasichah

(Ghufron & Risnawita, 2012) menunjukkan bahwa persepsi remaja

terhadap penerapan disiplin orang tua yang semakin demokratis cenderung

diikuti tingginya kemampuan mengontrol dirinya. Oleh sebab itu, bila

orang tua menerapkan sikap disiplin terhadap kepada anaknya secara

intens sejak dini, dan orang tua tetap konsisten terhadap semua

konsekuensi yang dilakukan anak bila ia menyimpang dari yang sudah

ditetapkan, maka sikap kekonsistensian ini akan diinternalisasi anak.

Kemudian akan menjadi kontrol diri baginya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

14

1.2. Bimbingan Kelompok

1.2.1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Prayitno (2004) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok

mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang

berguna bagi pengembangan pribadi dan/ atau pemecahan masalah

individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok.

Dengan demikian, bimbingan kelompok adalah pemberian layanan

kepada sekelompok individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

1.2.2. Tujuan Bimbingan Kelompok

1. Tujuan umum

Tujuan umum menurut Prayitno (2004) adalah berkembangnya

kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta

layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan

bersosialisasi/ berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan,

pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan

terkungkung serta tidak efektif . Melalui kondisi dan proses berperasaan,

berpikir, berpersepsi dan berwawasan yang terarah, luwes dan luas serta

dinamis kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat

dikembangkan dalam bimbingan kelompok.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus (Prayitno, 2004) bimbingan kelompok bermaksud

membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual

(hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

15

intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan,

pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya

tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi,

verbal maupun non verbal, ditingkatkan.

1.2.3. Asas-asas Bimbingan Kelompok

Dalam kegiatan bimbingan kelompok terdapat beberapa asas yang

digunakan, berikut adalah asas-asas bimbingan kelompok menurut

Prayitno (2004):

1. Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok

hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh

anggota kelompok dan tidak disebarluaskan ke luar kelompok.

2. Kesukarelaan

Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana

pembentukan kelompok oleh pemimpin kelompok. Anggota kelompok

secara sukarela mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, sehingga dapat

mewujudkan peran aktif untuk mencapai tujuan layanan.

3. Kegiatan dan keterbukaan

Anggota kelompok secara aktif dan terbuka menampilkan diri

tanpa rasa takut, malu ataupun ragu.

4. Kekinian

Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yang

dilakukan, anggota kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

16

dan berlaku sekarang ini. Hal-hal atau pengalaman yang telah lalu

dianalisis dan disangkut-pautkan kepentingan pembahasan hal-hal yang

terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang akan datang direncanakan

sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.

5. Kenormatifan

Pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok harus berkembang

sejalan dengan norma-norma yang berlaku.

1.2.4. Prosedur Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok diselenggarkan melalui empat tahap kegiatan

sebagaimana telah dikemukakan oleh Prayitno (2004).

1. Tahap pembentukan

Tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi

satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam

mencapai tujuan bersama.

Kegiatan yang terdapat dalam tahap pembentukan adalah

mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka

pelayanan bimbingan kelompok; menjelaskan cara-cara dan asas-asas

bimbingan kelompok; saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri;

ice breaking atau permainan untuk penghangatan/ pengakraban.

Pada tahap pembentukan, tujuannya adalah anggota memahami

pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan kelompok,

tumbuhnya suasana yang bebas dan terbuka dalam kelompok, minat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

17

anggota mengikuti kegiatan kelompok, saling mengenal, percaya,

menerima dan membantu di antara para anggota.

2. Tahap peralihan

Tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan

berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.

Kegiatan-kegiatan dalam tahap ini adalah menjelaskan kegiatan

yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, menawarkan sambil

mengamati apakah para anggota kelompok sudah siap menjalani kegiatan

pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi dan meningkatkan

kemampuan keikutsertaan para anggota.

Tujuan tahap peralihan, terbebaskannya anggota dari perasaan atau

sikap enggan, ragu, malu atau tidak saling percaya untuk memasuki tahap

berikutnya, makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan, makin

mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kegiatan kelompok.

3. Tahap kegiatan

Tahapan kegiatan inti untuk membahas topik-topik tertentu.

Kegiatan bimbingan kelompok ini terdapat topik tugas yang mana

pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik untuk dibahas oleh

kelompok, tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang

hal-hal yang belum jelas yang menyangkut topik yang dikemukakan oleh

pemimpin kelompok, anggota membahas topik tersebut secara mendalam

dan tuntas serta diikuti kegiatan selingan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

18

Dalam tahap ini tujuannya untuk membahas topik-topik terutama

yang berkaitan dengan kontrol diri secara mendalam dan tuntas. Ikut

sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik

yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

4. Tahap pengakhiran

Tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah

dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan

selanjutnya. Yang mana dalam kegiatan ini pemimpin kelompok

mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, mengemukakan

kesan dan hasil-hasil kegiatan, membahas kegiatan lanjutan dan

mengemukakan pesan serta harapan.

Dengan kegiatan ini bertujuan untuk mengungkapkan kesan-kesan

anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan, terungkapnya hasil

kegiatan kelompok yang telah dicapai, terumuskannya rencana kegiatan

lebih lanjut dan tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa

kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri.

1.3. Teknik Permainan Simulasi

2.3.1. Pengertian Permainan Simulasi

Permainan simulasi merupakan salah satu jenis permainan yang

dapat dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Permainan

(Romlah, 2001) dapat disebut sebagai alat untuk mengembangkan

pengenalan terhadap lingkungan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

19

Permainan simulasi (dalam Romlah, 2001) adalah permainan yang

dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam

kehidupan sebenarnya. Romlah (2001) mengatakan bahwa permainan

simulasi dapat dikatakan merupakan gabungan teknik bermain peran

dengan teknik diskusi. Peserta permainan akan memperoleh pengalaman

dan pengetahuan dari memerankan suatu peran serta diskusi mengenai

suatu topik tertentu. Dalam permainan tersebut para pemain harus berperan

dan berperilaku seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam situasi

kehidupan yang sebenarnya.

Topik-topik permainan simulasi disesuaikan dengan tingkat

perkembangan dan latar belakang lingkungan siswa. Permainan simulasi

cocok dipakai untuk memotivasi siswa belajar, terutama bila bahan

pelajaran yang dipelajarinya kurang menarik. Permainan simulasi selain

berguna untuk memperkenalkan konsep dan menanamkan pengertian

tentang sesuatu hal, juga mempunyai kekuatan untuk membangkitkan

minat dan perhatian siswa.

Penggunaan teknik permainan simulasi (Romlah, 2001), baik untuk

kepentingan pengajaran maupun bimbingan didasarkan pada pikiran

bahwa belajar secara berarti dapat terjadi apabila si belajar menyatu dan

akrab dengan lingkungan belajarnya. Balajar yang berlangsung dalam

situasi demikian disebut belajar aktif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dengan

permainan simulai sama seperti belajar di kehidupan yang sebenarnya,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

20

memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari memerankan suatu peran

serta diskusi mengenai suatu topik.

2.3.2. Cara Membuat Permainan Simulasi

Romlah (2001) membagi tujuh langkah cara untuk membuat

permainan simulasi.

1. Meneliti masalah yang dialami siswa, terutama yang menyangkut

bidang pendidikan, dan sosial.

2. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan permainan itu.

Dalam melakukan hal ini anggota kelompok atau siswa supaya

diikutsertakan.

3. Membuat daftar sumber-sumber yang dapat dipakai untuk

membantu menyelesaikan topik yang akan digarap, misalnya alat-

alat yang diperlukan, buku sumber, dan waktu yang sesuai untuk

mengerjakan tugas antara konselor dan siswa.

4. Memilih situasi dalam kehidupan sebenarnya yang ada kaitannya

dengan kehidupan siswa. Pelajari struktur situasi tersebut, dan

aturan-aturan yang mengatur perilaku mana yang dibolehkan dan

perilaku mana yang tidak boleh dilakukan.

5. Membuat model atau skenario dari situasi yang sudah dipilih.

Misalnya topik yang dipilih adalah “Perbedaan nilai-nilai individu

dengan nilai-nilai”. Masing-masing aspek nilai masyarakat dan

nilai individu diidentifikasi dan dijabarkan dalam bentuk perilaku;

mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

21

Selanjutnya masing-masing aspek dijabarkan dalam bentuk pesan

yang operasional dan ditulis dalam “kartu pesan”, baik di atas

beberan permainan maupun dalam kartu terpisah. Jumlah pesan

yang dibuat disesuaikan dengan keadaan dan kejadian yang

terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya.

6. Identifikasi siapa saja dan berapa orang yang akan terlibat dalam

permainan tersebut. Pemegang peran apa saja yang diperlukan dan

apa peran masing-masing. Apakah pemain bermain dalam satu

kelompok atau lebih dari satu kelompok.

7. Membuat alat-alat permainan simulasi, misalnya beberan, kartu-

kartu pesan, kartu-kartu yang berisi kegiatan yang harus dilakukan

untuk mengisi kegiatan selingan, dan sebagainya.

2.3.3. Cara Pelaksanaan Permainan Simulasi

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam memainkan

permainan simulasi adalah menentukan peserta permainan. Peserta

permainan (Romlah, 2001) adalah mereka yang terlibat dalam permainan

simulasi yang terdiri dari:

1. Fasilitator

Fasilitator yaitu individu yang bertugas memimpin permainan

simulasi. Tugas fasilitator antara lain, menjelaskan tujuan permainan,

mendorong pemain dan penonton untuk aktif ikut berdiskusi, membantu

memecahkan masalah yang timbul selama permainan, menjawab

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

22

pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh peserta lain, mengarahkan diskusi

dan melaporkan hasilnya.

2. Penulis

Penulis bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama

permainan berlangsung.

3. Pemain

Pemain merupakan individu-individu yang memegang tanda

bermain dan menjawab serta mendiskusikan pesan-pesan permainan

simulasi.

4. Pemegang peran

Individu-individu yang berperan sebagai orang-orang atau tokoh

yang ada dalam skenario permainan, misalnya guru, kepala sekolah, orang

tua, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Tugas pemegang peran adalah

memberikan pendapat pada masalah yang menyangkut bidangnya untuk

memperjelas informasi.

5. Penonton

Penonton yaitu mereka yang ikut menyaksikan permainan simulasi

dan berhak mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dan ikut

berdiskusi.

Setelah peserta permainan ditentukan, permainan dapat

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya.

2. Fasilitator menjelaskan tujuan permainan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

23

3. Menentukan pemain, pemegang peran dan penulis.

4. Menjelaskan aturan permainan.

5. Bermain dan berdiskusi.

6. Menyimpulkan hasil diskusi setelah seluruh permainan selesai, dan

mengemukakan masalah-masalah yang belum sempat diselesaikan

pada saat itu.

7. Menutup permainan dan menentukan waktu dan tempat bermain

berikutnya.

1.4. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian dari Fiki Eka Sugianto Ahmad Muharam (Bimbingan

kelompok dengan teknik permainan simulasi untuk meningkatkan kontrol diri

peserta didik kelas VIII SMP Negeri I Kartasura tahun ajaran 2015/2016, UNS:

2016), diperoleh hasil analisis yang menggunakan independent sample t-test

diketahui nilai thitung 5,024 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan

demikian, bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi efektif untuk

meningkatkan kontrol diri peserta didik kelas VIII SMP Negeri I Kartasura tahun

ajaran 2015/2016.

Galih Fajar Fadillah, dkk (Meningkatkan pengendalian diri penerima

manfaat melalui bimbingan kelompok di balai rehabilitasi mandiri, UNNES:

2013), menunjukkan terjadi perubahan tingkat pengendalian diri yang dimiliki

oleh penerima manfaat sebelum mereka mengikuti layanan bimbingan kelompok

dan setelah mereka mengikuti layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan

perhitungan presentase terjadi perubahan tingkat pengendalian diri sebelum (50%)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

24

dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok (73%) dengan perhitungan

uji wilcoxon hasilnya jumlah jenjang sebesar= 55 > t tabel=8. Sehingga, layanan

bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai upaya untuk merubah tingkat

pengendalian diri yang dimiliki oleh penerima manfaat.

Julia Fetnay Evalinda Kause (Peningkatan kemandirian remaja di Balai

Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan permainan simulasi, UKSW:

2013), memperoleh hasil yaitu 1) Ada perbedaan yang signifikan setelah

kelompok eksperimen diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik

permainan simulasi dengan kelompok yang tidak diberi layanan. Hal ini didukung

dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,027 < 0,050. 2) Ada peningkatan

kemandirian yang dilihat dari mean rank pre test sebesar 5,50 dan mean rank post

test sebesar 15,50. Terdapat selisih skor mean rank kemandirian sebesar 10.

Dengan demikian, ada peningkatan yang signifikan kemandirian remaja melalui

bimbingan kelompok di Balai Rehabilitasi Pamardi Utomo Boyolali.

Peneliti Haning Nikitasari (Permainan simulasi untuk meningkatkan

kerjasama dalam menyelesaikan tugas akademik pada peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo, UNS: 2014), menyimpulkan bahwa permainan

simulasi efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam menyelesaikan tugas

akademik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo. Hasil

analisis uji t menunjukkan nilai thitung sebesar 2,479 dan nilai ttabel 1,672 dengan

nilai signifikansi 0,016, artinya ada perbedaan yang signifikan hasil postest antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kontrol Diri 1.1.1 ...€¦ · 1.1. Kontrol Diri 1.1.1. Pengertian Kontrol Diri Averill (1973) menyebutkan kontrol diri merupakan variabel psikologis

25

1.5. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil tinjauan kajian pustaka tentang peningkatan kontrol diri

melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 3 Suruh, maka peneliti mengembangkan kerangka pemikiran

teoritis sebagai berikut:

Gambar 2.1.

Skema Kerangka Berpikir

1.6. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kontrol diri

melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan

simulai pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh.

2. Hi : Terdapat peningkatan yang signifikan kontrol diri melalui

bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh.

INPUT

Kontrol diri

rendah yang

meliputi:

1. Kontrol

perilaku

2. Kontrol

kognitif

3. Kontrol

keputusan

TREATMENT

Pemberian

bimbingan

kelompok

OUTPUT

Kontrol diri

meningkat, yang

meliputi:

1. Kontrol

perilaku

2. Kontrol

kognitif

3. Kontrol

keputusan