1.1 alur kerja perancangan 1.1.1 flowchart perancangan
TRANSCRIPT
15101108 45
1 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 ALUR KERJA PERANCANGAN
1.1.1 Flowchart Perancangan Keseluruhan
Berikut ini merupakan alur kerja dalam pengerjaan penelitian secara
keseluruhan dalam menerapkan kedua skenario metode load balancing baik
PCC maupun Nth :
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
a. Perancangan Topologi Jaringan
Pada tahap perancangan topologi jaringan dengan membuat design
topologi jaringan menggunakan software microsoft visio. Desain topologi
yang direncanakan adalah menngunakan 2 jalur koneksi internet yaitu dari
ISP Citra Net dan Speedy, 1 buah router mikrotik RB1100AH, dan
46 15101108
beberapa komputer client serta perangkat switch hub yang terhubung ke
client.
b. Implementasi Jaringan
Pada bagian ini dilakukan pengimplemantasi secara riil dari hasil
desain topologi jaringan yang sudah disusun diatas.
c. Perancangan Skenario Load Balancing Metode PCC dan Nth
Pada tahap ini dilakukan perancangan pada perangkat router mikrotik
terkait sekenario load balancing yang akan dipergunakan yaitu sekenario
pertama menggunakan metode PCC dan sekenario kedua menggunakan
metode Nth
d. Konfigurasi masing-masing Metode Load Balancing
Pada tahap ini dilakukan konfigurasi load balancing pada mikrotik
RB110AH, dimana pada sekenario pertama dilakukan konfigurasi load
balancing dengan metode PCC kemudian dilakukan uji coba dan
pengambilan data. Skenario kedua adalah dilakukan konfigurasi load
balancing dengan metode Nth dan kemudian dilakukan uji coba serta
pengambilan data juga.
e. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengambil paramater-
parameter pada Quality of Service yaitu berupa throughput, jitter, delay
dan packet loss serta beberapa hasil uji coba sesuai dengan studi pustaka
dari kedua metode load balancing.
f. Analisa Hasil dan Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan sebuah analisis berdasarkan hasil simulasi
dari kedua metode load balancing yang sudah berjalan. Hasil yang
diperoleh juga berupa pengukuran parmeter-parameter QoS berupa
throughput, jitter, delay dan packet loss serta pengujian berdasarkan studi
pustaka yang telah ada dari penggunaan metode Per Connection Classifier
(PCC) dan Nth pada jaringan ISP Citra Net Purwokerto.
1.2 PERANGKAT JARINGAN
Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis,
yaitu:
1.2.1 Komponen Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak atau software yang digunakan dalam penerapan kedua
metode load balancing pada jaringan ISP Citra Net Purwokerto adalah :
a. Sistem Operasi Windows XP/7/8/10 yang digunakan pada bagian
client maupun admin.
15101108 47
b. Mikrotik RouterOS licence level 6
c. Winbox v6.34.4 yang merupakan aplikasi untuk me-remote mikrotik
server berbasis Graphic User Interface (GUI).
d. Wireshark digunakan sebagai Network Analyzer.
1.2.2 Komponen Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan dalam penerapan metode load balancing
di ISP Citra Net Purwokerto adalah sebagai berikut :
a. Satu unit Mikrotik RouterBoard seri RB1100AH dengan sistem
operasi RouterOS licence level 6.
b. Satu unit swicth hub.
c. 3 buah PC atau laptop yang digunakan untuk remote perangkat
routerboard dan dipergunakan untuk client.
1.3 IMPLEMENTASI JARINGAN
1.3.1 Perancangan Topologi Jaringan
Perancangan jaringan pada penelitian skripsi ini adalah dengan membuat
topologi jaringan sederhana untuk simulasi riil di ISP Citra Net Purwokerto
untuk dipakai dalam pengumpulan data. Gambaran dari topologi jaringan yang
penulis rancang dapat terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Simulasi Topologi Jaringan
Gambar 3.2 merupakan topologi untuk simulasi penerapan load balancing
baik metode PCC maupun Nth pada ISP Citra Net Purwokerto. Dalam topologi
ini penulis menggunakan dua jalur koneksi internet dari ISP Citra Net dengan
48 15101108
kapasitas bandwidth 2 Mbps dan dari Telkom Speedy sebesar up to 10 Mbps.
Kedua koneksi ini akan terhubung dengan router RB1100AH, di router inilah
nantinya penerapan load balancing masing-masing metode PCC dan Nth akan
dilakukan. Selain itu, router RB1100AH ini berfungsi sebagai gateway untuk
client yang akan menentukan tiap paketnya akan dilewatkan di jalur koneksi
yang mana. Metode load balancing yang dipergunakan adalah metode PCC dan
Nth yang akan dikonfigurasi pada RB1100AH. Metode ini tidak diterapkan
sekaligus, melainkan agar dicoba satu persatu tiap metode untuk dilakukan
simulasi pada 3 buah client dan dilakukan pengujian pada masing-masing
metode load balancing tersebut dengan membandingkan parameter-parameter
QoS nya.
Pada simulasi ini, fasilitas dari ISP Citra Net yang sudah tersedia adalah
sebagai berikut :
a. 2 jalur ISP dengan kecepatan masing-masing :
ISP-CitraNet = dedicated 2Mbps
ISP-Speedy (ADSL) = up to 10 Mbps
b. Router Board RB1100AH yang dijadikan sebagai router yang include
mikrotikOS didalamnya dengan versi 6
c. 1 unit switch 8-port.
d. 3PC/laptop client.
1.3.2 Konfigurasi IP Address
Dalam membangun sebuah jaringan komputer diperlukan pengalamatan
IP address sebagai protokol untuk media pengalamatan jalur untuk
menghubungan antar jaringan satu dengan yang lain. Berikut ini pengalamatan
IP address pada topologi jaringan untuk menerapkan load balancing dari 2
jalur ISP yang berbeda :
Tabel 3.1 Tabel IP Address
Name Type Address Network Gateway
ISP-CitraNet Fa 0/6 192.168.50.100 255.255.255.0
ISP-Speedy Fa 0/2 192.168.100.1 255.255.255.0
Mikrotik
Fa 0/1 192.168.50.2 255.255.255.0 192.168.50.100
Fa 0/2 192.168.100.2 255.255.255.0 192.168.100.1
Fa 0/3 192.168.1.1 255.255.255.0 192.168.50.100/
192.168.100.1
Admin Fa 0/1 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1
Client 1 Fa 0/1 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1
Client 2 Fa 0/1 192.168.1.4 255.255.255.0 192.168.1.1
15101108 49
Pengaturan Interface pada router mikrotik :
a. ISP-CitraNet : alamat IP Address 192.168.50.2 mengarah ke jalur
koneksi milik ISP Citra Net menggunakan port ethernet Fa 0/1.
b. ISP-Speedy: : alamat IP Address 192.168.100.2 mengarah ke
Speedy menggunakan port ethernet Fa 0/2
c. LAN : alamat IP address 192.168.1.1 mengarah ke client
menngunakan port ethernet Fa 0/3
1.3.3 Skenario Pengujian Jaringan
a. Pengujian hasil konfigurasi masing-masing metode PCC dan Nth
dalam pemilihan jalur ISP mana yang dipilih.
b. Melakukan test Pengujian Metode Fail Over pada Metode Load
Balancing PCC dan Nth.
c. Test ping untuk masing-maing metode load balancing PCC dan Nth
d. Mencatat hasil performansi / kinerja jaringan dilihat dari hasil test ping
dengan parameter latency, packet loss, dan throughput.
e. Mengolah hasil performansi kedua skenario kedalam bentuk excel
serta membuat dalam bentuk grafik
f. Membandingkan hasil performansi jaringan antara skenario
menggunakan load balancing PCC dan Nth.
Dalam skenario menggunakan load balancing PCC & Nth ini akan
dilakukan pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan pengujian
masing-masing metode. Data yang akan digunakan dalam pengujian sistem
adalah file data zip. data tesebut didapatkan pada saat browsing di internet. ada
3 jenis file data zip dengan ukuran yang berbeda-beda yang diambil pada
website http://indoprogram.com setelah itu client akan menjalankan aplikasi
Wireshark yang akan disetting agar memonitoring paket data TCP dan hasil
monitoring akan dilakukan pada masing-masing client. kemudian hasil dari
monitoring tersebut akan diolah untuk menadapatkan nilai dari Throughput,
Delay, Jitter dan Packet Loss pada masing-masing metode PCC dan Nth.
Tabel 3.2 Skenario Pengujian Jaringan
Skenario Metode Ukuran File Tipe File Parameter
Skenario 1
Load
Balancing
PCC
6.6 MB
zip
Delay,
Throughput,
Packet loss dan
Jitter
14.9 MB
29.4 MB
50 15101108
Skenario 2
Load
Balancing
Nth
6.6 MB
zip
Delay,
Throughput,
Packet loss dan
Jitter
14.9 MB
29.4 MB
1.4 PERANCANGAN METODE PCC DAN Nth
Dalam pengimplementasikan penelitian ini tentang load balancing metode
PCC dan Nth, perlu dilakukan konfigurasi dasar sebelum mengimplementasi
masing-masing metode load balancing. konfigurasi dasar tersebut meliputi
pemberian nama pada masing-masing interface mikrotik beserta alamat IP
Addressnya.
1. Penamaan Interface :
Gambar 3.3 Penamaan Interface Mikrotik
2. Pengalamatan :
Gambar 3.4 Pengalamatan IP Address pada Mikrotik
3. DNS Server :
Untuk DNS Server ini menggunakan DNS dari ISP Speedy
Gambar 3.5 IP DNS Server
15101108 51
4. Pengaturan NAT
Karena client menggunakan alamat IP Address LAN, maka diperlukan
fungsi src-nat untuk menerjemahkan alamat IP Address dari client menjadi
alamat IP router sehingga dapat dikenali network diatasnya.. Untuk itu
diperlukan pengaturan pada NAT router mikrotik.
Gambar 3.6 Pengaturan NAT Mikrotik
1.4.1 Skenario 1 metode Per Connection Classifier (PCC)
Skenario pertama pada penelitian ini adalah menerapkan konfigurasi
metode Per Connection Classifier pada router mikrotik. Didalam metode PCC
akan ada PCC matcher yang memungkinkan sebuah router untuk mengingat
alamat sumber dan tujuan pada saat melakukan suatu koneksi ke internet.
Dalam skenario metode load balancing PCC ini menggunakan 2 jalur
internet yang berbeda. karena menggunakan 2 jalur yang akan di load
balancing, maka koneksi yang akan ditandai pada mangle ada dua juga. berarti
akan ada 2 mark-connection baru yang dibentuk. Untuk koneksi-1 akan
ditandai sebagai ISP-CitraNet dan untuk koneksi-2 ditandai sebagai ISP-
Speedy. Begitu juga untuk paket routing yang akan ditandai ISP-CitraNet dan
ISP-Speedy. untuk membentuk suatu jalur berbasis metode PCC, maka terlebih
dahulu harus ditandai untuk paket yang keluar dan masuk ke router. Setelah itu
baru dibuat mangle untuk mengimplementasikan rule PCC nya.
Dalam membagi trafik ,PCC menggunakan algoritma hasing untuk
mengklasifikasikan berdasarkan source address, destination address, source
port, destination port atau kombinasi dari keduanya. Disamping itu PCC juga
menggunakan aritmatika modular yang meliputi Numerators (pembilang),
Denominator (penyebut) dan Remainder (sisa bagi) untuk menentukan paket
mana akan dilewatkan. Berikut contoh konfigurasi rule PCC menggunakan
aritmatika modular.
Gambar 3.7 Rule Algoritma Arimatika Modular PCC
52 15101108
Konfigurasi pada baris pertama seperti yang ditunjukan gambar 3.7
menunjukan bahwa semua output yang dihasilkan dari fungsi hash diberikan
paket source address kemudian di-mod 2 dan jika sisanya adalah 0, maka akan
dilakukan tindakan menandai koneksi sebagai WAN1 yang disini adalah
koneksi ISP CitraNet. Sedangkan konfigurasi pada baris kedua menunjukan
semua output dari fungsi hash diberikan paket source address yang kemudian
di-mod dengan 2 dan jika sisanya adalah 1, maka akan dilakukan tindakan
menandai koneksi sebagai WAN2 atau koneksi ISP-Speedy.
Setelah rule PCC diimplementasikan, kemudian barulah dibentuk penanda
untuk masing-masing paket yang me-routing-kan mark-conection PCC yang
telah dibuat sebelumnya seperti yang terlihat pada gambar 3.8 diberikut ini.
Gambar 3.8 Pengaturan Mangle Metode PCC
Kemudian tahap selanjutnya melakukan penentuan gateway untuk
masing-masing mangle yang sudah dibentuk. Untuk mangle ISP-CitraNet akan
di arahkan ke alamat IP 192.168.50.100 yang merupakan alamat dari IP modem
CitraNet. Sedangkan untuk ISP-Speedy akan diarahkan ke alamat IP
192.168.100.1 yang merupakan alamat dari modem Speedy.
Gambar 3.9 Pengaturan IP Route PCC
Selanjutnya adalah melakukan pengujian koneksi untuk melihat jaringan
pada router mikrotik yang telah terkonfigurasi PCC pada jaringan, apakah
masing-masing client sudah bisa terhubung dengan dua jalur koneksi milik ISP
Citra Net dan ISP Speedy serta apakah proses pemilihan kedua jalur koneksi
tersebut berjalan lancar ketika masing-masing client mengakses ke internet.
15101108 53
Pada gambar 3.10 berikut merupakan proses ping ke alamat masing-
masing gateway dari ISP-CitraNet dan ISP-Speedy dimana masing-masing
alamat IP Address gateway nya adalah 192.168.50.100 dan 192.168.100.1
Tabel 3.3 Hasil Ping test di sisi Client Untuk Metode PCC
IP Address Deskripsi Status
192.168.50.100 IP Gateway ISP-
CItraNet
Berhasil
192.168.100.1 IP Gateway ISP-
Speedy
Berhasil
www.google.co.id IP Address HTTP Berhasil
Gambar 3.10 Pengujian Ping test Masing-Masing ISP Untuk Metode PCC
54 15101108
1.4.2 Skenario 2 metode Nth
Skenario kedua adalah dengan menerapkan konfigurasi metode Nth pada
router mikrotik. Metode Nth ini akan mengimplementasikan dalam suatu deret
yang terdiri dari parameter every dan packet yang akan direalisasikan dala suatu
deret integer. Melalui metode load balancing inilah , paket data yang masuk
nantinya akan ditandai sebagai variabel n dalam tipe data integer. Dalam load
balancing ini menggunakan 2 jalur berbeda yaitu ISP-CitraNet dan ISP-Speedy
untuk terkoneksi ke intenet, sehingga variabel n ini akan bernilai 2 dan dalam
nilai integer akan membentuk antrian 2,1 dan 2,2.
Pada proses antrian tadi, nilai pertama menandakan every dan nilai
kedua menandakan paket. Sehingga pada nilai 2,1 router akan menangkap
setiap paket pertama dari dua paket dan 50% dari semua trafik akan ditangkap
oleh rule ini yang selanjutnya diteruskan ke WAN1 atau ISP-CitraNet.
Kemudian Nth pada rule kedua yang mempunyai nilai 2,2 berarti menangkap
setiap paket kedua dari dua paket dan 50% dari sisa tadi akan ditangkap oleh
rule ini yang akan diterukan ke WAN2 atau ISP-Speedy.
Gambar 3.11 Konfigurasi Nth pada mikrotik
Pada metode load balancing dua jalur koneksi yang ditandai sebagai
Nth ini akan diimplementasikan dalam bentuk koneksi yang baru atau disebut
dengan new-connection-mark. Dalam praktiknya, penanda untuk koneksi-1
diberi nama ISP-CitraNet dan penanda untuk koneksi-2 diberi nama dengan
ISP-Speedy. Selanjutnya dibuatlah penanda untuk meroutingkan kedua koneksi
tersebut, Routing untuk koneksi ISP-CitaNet ditandai dengan mark-routing
ISP-CitraNet dan untuk koneksi ISP-Speedy ditandai dengan mark-routing ISP-
Speedy. Hasil konfigurasi diatas dapat dilihat jelas pada gambar 3.12 berikut.
15101108 55
Gambar 3.12 Pengaturan Mangle Metode Nth
Kemudian tahap selanjutnya melakukan penentuan gateway untuk
masing-masing mangle yang sudah dibentuk. Untuk mangle ISP-CitraNet akan
diarahkan ke alamat IP 192.168.50.100 yang merupakan alamat dari IP modem
CitraNet. Sedangkan untuk ISP-Speedy akan di arahkan ke alamat IP
192.168.100.1 yang merupakan alamat dari modem Speedy.
Gambar 3.13 Pengaturan IP Route Nth
Selanjutnya adalah melakukan pengujian koneksi untuk melihat jaringan
pada router mikrotik yang telah terkonfigurasi Nth pada jaringan, apakah
masing-masing client sudah bisa terhubung dengan dua jalur koneksi milik ISP
Citra Net dan ISP Speedy serta apakah proses pemilihan kedua jalur koneksi
tersebut berjalan lancar ketika masing-masing client mengakses ke internet.
Pada gambar 3.13 berikut merupakan proses ping ke alamat masing-
masing gateway dari ISP-CitraNet dan ISP-Speedy dimana masing-masing
alamat IP Address gateway nya adalah 192.168.50.100 dan 192.168.100.1
Tabel 3.4 Hasil Ping test di sisi Client Untuk Metode Nth
IP Address Deskripsi Status
192.168.50.100 IP Gateway ISP-
CItraNet
Berhasil
192.168.100.1 IP Gateway ISP-
Speedy
Berhasil
www.google.co.id IP Address HTTP Berhasil
56 15101108
Gambar 3.14 Pengujian Ping test Masing-Masing ISP Untuk Metode Nth
1.5 PARAMETER QoS
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah parameter delay,
throughput, packet loss, dan jitter untuk mengetahui performansi antara load
balancing PCC dan Nth pada jaringan lokal di office CitraNet. Hasil pengujian
pada parameter delay, throughput, packet loss dan jitter tersebut akan
dibandingkan dengan standar QoS berdasarkan standar TIPHON TR 101 329
v2.1.1 (1999-06)
1. Throughput
Throughput adalah sebuah ukuran tentang berapa banyak data yang
bisa dialirkan dalam sebuh media yang sebenarnya per satuan waktu. Besaranya
nilai throughput dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya jumlah
pengguna dan delay. Nilai throughput dapat dinyatakan dalam persamaan 3-1
berikut :
πβπππ’πβππ’π‘ =πππ’πππ π·ππ‘π
π·ππππ¦ (3-1)
15101108 57
2. Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari
asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media transmisi, dan waktu.
Nilai delay dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
π·ππππ¦ π ππ‘π β π ππ‘π =πππ‘ππ π·ππππ¦
π½π’πππβ πππππ‘ π¦πππ π·ππ‘πππππ
(3-2)
Standarisasi delay berdasarkan TIPHON seperti yang tercantum pada tabel 2.3.
3. Jitter
Jitter adalah variasi β variasi dalam panjang antrian, dalam waktu
pengolahan data dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket β paket
perjalanan akhir. Nilai jitter dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
π½ππ‘π‘ππ π ππ‘π β π ππ‘π =πππ‘ππ ππππππ π π·ππππ¦
π½π’πππβ πππππ‘ π¦πππ π·ππ‘πππππ
(3-3)
Standarisasi jitter berdasarkan TIPHON seperti yang tercantum pada tabel 2.4.
4. Packet loss
Packet loss adalah suatu parameter yang menggambarkan suatu
kondisi yang menunjukan jumlah total paket yang hilang dalam proses
pengiriman data dari sumber ke tujuan. Nilai packet loss dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
ππππππ‘ πΏππ π = (πππππ‘ πππ‘π π‘πππππππ β πππππ‘ πππ‘π πππ‘πππππ)
πππππ‘ πππ‘π πππππππ
(3-4)
Standarisasi packet loss berdasarkan TIPHON seperti yang tercantum pada
tabel 2.5.