bab ii appendiksitis
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
1/13
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan
2.1.1 Defenisi
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa
senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan
sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang
dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa
untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Kepuasan pasien adalah suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa
yang diharapkannya sedangkan ketidakpuasan pasien timbul karena
terjadinya kesenjangan antara harapan pasien dengan kinerja layanan
kesehatan yang dirasakannya sewaktu menggunakan layanan kesehatan
(Pohan, !!" # $%&'$%").
Pasien yang mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang
diselenggarakan enderung mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap
renana pengobatan yang telah disepakati. ebaliknya, pasien yang tidak
merasakan kepuasan atau kekeewaan sewaktu menggunakan layanan
kesehatan enderung tidak mematuhi renana pengobatan, tidak mematuhi
nasihat, berganti dokter atau pindah ke fasilitas layanan kesehatan lainnya.
*engukur tingkat kepuasan dengan ara membandingkan kenyataan dengan
harapan yang diperpleh dikalikan $!! + (Pohan, !!").
12
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
2/13
13
2.1.2Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan
spek'aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu #
a. Kesembuhan.b. Ketersediaan obat.
. Keleluasaan pribadi atau pri-asi sewaktu berada di kamar periksa.
d. Kebersihan.
e. *endapat informasi yang menyeluruh, artinya mendapat informasi
tentang nama penyakit, bagaimana perawatan di rumah, dan
informasi tanda'tanda bahaya untuk segera membawa kembali untuk
berobat.
f. Pasien mengerti jawaban yang diberikan oleh petugas kesehatan
terhadap pertannyaan yang diajukan.
g. amah, saling menghargai dan mau mendengarkan.
h. Biaya layanan kesehatan sesuai standar layanan kesehatan.
i. /ersedianya tempat duduk di ruang tunggu.
Pasien yang ada di rumah sakit umumnya dibagi menjadi katagori,
pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. 0engan demikian, kepuasan
pasien rawat inap dengan pasien rawat jalan tentunya berbeda.
spek'aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat jalan
rumah sakit, antara lain #
a. Penampilan gedung rumah sakit menarik.
b. 1ingkungan rumah sakit bersih dan nyaman.
. Penampilan dokter2perawat2petugas kesehatan lain rapi dan bersih
dan bersikap mau menolong.d. Kantor reka medi di buka tepat waktu.
e. Poliklinik dibuka tepat waktu.
f. 0okter, perawat, petugas kesehatan menyapa dengan sopan, ramah
dan ingin membantu.
g. Kamar pemeriksaan bersih dan nyaman.
h. Pri-asi selama konsultasi ukup terjamin.
i. 3bat kebituhan pasien selalu tersedia di apotek rumah sakit.
j. Kursi tunggu tersedia ukup untuk pasien yang berobat.
k. 4arga obat terjangkau daya beli.
l. Petugas member informasi yang jelas ara minum dan menyimpan
obat.
13
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
3/13
14
ementara itu, aspek'aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
rawat inap rumah sakit, antara lain #
a. Petugas rumah sakit menerima pasien rawat inap dengan sopan,
ramah dan tanggap.
b. Petugas melayani dengan epat, tepat dan tidak berbelit'belit.
. Kursi roda dan troli tersedia untuk membawa pasien ke instalasi
rawat inap.
d. Perawat instalasi rawat inap melayani dengan sopan, ramah dan
tanggap.
e. /empat tidur telah disediakan dalam keadaan rapi, bersih dan siap
pakai
f. Perawat memperhatikan kebutuhan dan keluhan setiap pasien.
g. Perawat menjaga pri-asi klien selama berada di instalasi rawat inap.
h. 0okter selalu menanyakan perubahan keluhan pasien dan melakukan
pemeriksaan jika perlu menganti obat pasien.
i. 0okter jaga tersedia selama 5 jam dan dokter yang menangani
pasien selalu on all.
2.2 Tuerku!"sis
2.2.1 Defenisi
/uberkulosis (/B) adalah penyakit radang parenkim paru yang
disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh
terserang, tapi paling banyak adalah paru'paru (Padila, !$6 # ").
/uberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh infeksi kuman (basil) yang bernama Mycobacterium tuberculosa.
Kuman tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh obert Koh pada tanggal
5 maret $78. Kuman tuberkolosis terdiri dari lemak dan protein
(ditmana, !$$# ").
/uberkulosis adalah penyakit menular langsung disebabkan oleh
kuman /B (Mycobacterium Tuberculosis). ebagian besar kuman /B
14
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
4/13
15
menyerang paru'paru, tetapi juga mengenai organ tubuh lainnya (uryo,
!$! # 57).
2.2.2 #$i"!"gi
/uberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycrobacterium tuberculosis ini menyebabkan kerusakan terutama pada
paru, menimbulkan gangguan berupa batuk, sesak napas, bahkan dapat
menyebar ke tulang, otak, dan organ lainnya. Bakteri ini berbentuk batang,
dengan ukuran $'5 9m dan tebal !,6'!9m. sebagian besar kuman berupa
lemak atau lipid, sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap kimia atau fisik. ifat lain dari kuman ini adalah aerob yang
menyukai daerah yang banyak oksigen, dan daerah yang memiliki
kandungan oksigen tinggi yaitu apeks paru. Bila dibiarkan, kuman ini dapat
menggerogoti tubuh dan menyebabkan kematian (omantri, !$ # &").
enada dengan pendapat di atas :idoyono (!$$), menyatakan
penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis
dan Mycobacterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran !,%'5
mikron !,6'!,& mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak
bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai
lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid. Bakteri ini mempunyai sifat
istimewa, yaitu dapat bertahan terhadap penuian warna dengan asam dan
alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (B/), serta tahan
terhadap
selama %'$! menit atau pemanasan &!=> selama 6! menit, dan dengan
alohol "!'7%+ selama $% sampai 6! detik. Bakteri ini tahan $' jam di
15
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
5/13
16
udara terutama udara lembab dan gelap namun tidak tahan terhadap sinar
matahari.
2.2.% &e'a!a K!inis
?ejala yang dirasakan pasien /B ber-ariasi, mulai dari batuk, batuk
darah, nyeri dada, badan lemah dan lain'lain. eara umum gejala /B
adalah # batuk berdahak lebih dari 6 minggu, dapat juga batuk berampur
darah, nyeri dada, demam, penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan,
keringat malam dan sesak nafas (ditama, !$$ # $). *enurut omantri
(!$ # &7), keluhan yang sering dirasakan antara lain adalah sebagai
berikut # demam (5!'5$=>) hilang timbul, batuk timbul dalam jangka waktu
lama lebih dari 6 minggu, sesak nafas, nyeri dada, malaise, sakit kepala,
nyeri otot, serta berkeringat pada malam hari tampa sebab.
2.2.( )ara Penu!aran *an Pen+earan
umber penularan adalah penderita /B B/ positif. Pada waktu
batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
perikan dahak (droplet nuclei). ekali batuk dapat menghasilkan sekitar
6!!! perikan dahak. @mumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
perikan dahak berada dalam waktu yang lama. Aentilasi dapat
mengurangi jumlah perikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman. Perikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab. 0aya penularan seorang penderita
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya
(ditama, !$$ # 8).
*akin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. aktor yang kemungkinkan seseorang
16
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
6/13
17
terpajan kuman /B ditentukan oleh konsentrasi perikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut. isiko tertular tergantung dari
tingkat pajanan dengan perikan dahak.
2.2., Diagn"sisTB paru
a. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam
waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).
. !ia"n#sis TB $aru pada #ran" dewasa dite"akkan den"an
ditemukannya kuman TB (BT%). $ada pr#"ram TB
nasi#nal, penemuan BT% melalui pemeriksaan dahak
mikr#sk#pis merupakan dia"n#sis utama. $emeriksaan
lain seperti t# t#raks, iakan dan u'i kepekaan dapat
di"unakan sea"ai penun'an" dia"n#sis sepan'an" sesuai
den"an indikasinya.
. Tidak dienarkan mendia"n#sis TB hanya erdasarkan
pemeriksaan t# t#raks sa'a. #t# t#raks tidak selalu
memerikan "amaran yan" khas pada TB paru, sehin""a
serin" ter'adi overdiagnosis (!epkes, 2*11).
2.2. Peng"a$an Pen+aki$ TB Paru
Pengobatan /B bertujuan untuk menyembuhkan pasien, menegah
kematian, menegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
menegah terjadinya resistensi kuman terhadap 3bat nti /uberkulosis
(3/). @ntuk itu diperlukan 3/ yang efektif dengan pengobatan jangka
pendek (K @CI, !$!).
3bat' obatan anti tuberulosis yaitu#
a. Isonia
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
7/13
1+
Dfek samping # hepatitis, nyeri otot.
b. ifampiin ()
0osis yang diberikan $! mg2Kg BB2hari per oral.
Dfek samping # hepatitis, reaksi demam, nyeri tulang, nyeri perut, mual.
. Pyra
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
8/13
1
dalah pasien yang belum pernah diobati dengan 3/ atau sudah
pernah menelan 3/ kurang dari satu bulan (5 minggu). Pemeriksaan B/
bisa positif atau negatif.
. Kasus /B paru berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya #
a. Kasus kambuh (Relaps)
dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
B/ positif (apusan atau kultur).
b. Kasus setelah putus berobat (Default )
dalah pasien yang telah berobat dan putus berobat bulan atau
lebih dengan B/ positif.
c. Kasus setelah gagal (Failure)
dalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan.
tau penderita dengan B/ (') menjadi positif pada akir bulan ke dua.
3. Kasus Pindahan (Transfer In)
dalah pasien yang dipindahkan keregister lain untuk melanjutkan
pengobatannya.
5. Kasus lain
dalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, seperti
yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya, pernah diobati tetapi
tidak diketahui hasil pengobatannya, kembali diobati dengan B/ negatif.
1
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
9/13
2*
2.%. Pr"gram Penanggu!angan TB
Program penanggulangan tuberkulosis dilakukan dengan
pengawasan yang ketat. /ujuan dari program penanggulangan /B Paru
adalah memutus rantai penularan sehingga penyakit tuberulosis paru tidak
lagi menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Program penanggulangan /B
Paru dilakukan dengan strategi 03/ (Directly Observed Treatment
Sortcourse) yang direkomendasikan oleh :43 sejak tahun $77%
(0jojodibroto, !$).
2.%.1 S$ra$egi DTS
03/ adalah singkatan dari (Directly Observed Treatment
Sortcourse) merupakan suatu strategi dalam upaya penanggulangan /B
yang terbukti seara ekonomis paling efektif.:43 telah memperkenalkan
03/ yang juga dianut oleh program penaggulangan /B di Cegara
Indonesia. :43 meyatakan bahwa kuni keberhasilan program
penanggulangan tuberulosis adalah dengan menerapkan strategi 03/
yang telah di uji ampuh di berbagai negara. Karena itu pemahaman tentang
03/ merupakan hal yang amat penting agar /B dapat di tanggulangi
dengan baik.
trategi 03/ terdiri dari % komponen yaitu#
$. Komitmen politik yang kuat baik kebijakan maupun dukungan dana
2*
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
10/13
21
. *enegakkan diagnosa dengan pemeriksaan dahak di laboratorium
seara mikroskopik yang sesuai standart
6. Pengawasan *enelan obat seara langsung
5. Ketersediaan obat yang menukupi baik kualitas maupun kuantitas%. Penatatan dan pelaporan yang baik
Komponen pertama yaitu komitmen politik dari para pengambil
keputusan termasuk dukungan dana. Komitmen ini dimulai dengan
keputusan pemerintah untuk menjadikan tuberkulosis sebagai prioritas
utama dalam program kesehatan dan adanya dukungan dana dari jajaran
pemerintahan atau pengambil keputusan terhadap penanggulangan /B Paru
atau dukungan dana operasional. atu hal penting lain adalah penempatan
program penanggulangan /B Paru dalam reformasi sektor kesehatan seara
umum, setidaknya meliputi dua hal penting, yaitu memperkuat dan
memberdayakan kegiatan dan kemampuan pengambilan keputusan di
tingkat kabupaten serta peningkatan efektif dan efisiensi dalam pemberian
pelayanan kesehatan. Program penanggulangan /B Paru harus merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari reformasi sektor kesehatan.
Komponen kedua yaitu penemuan penderita dengan pemeriksaan
dahak seara mikroskopis. @tamanya dilakukan pada mereka yang datang
ke fasilitas kesehatan karena keluhan paru dan pernapasan. 4al ini dipilih
mengingat seara umum pemeriksaan mikroskopis merupakan ara yang
paling efektif dalam menemukan kasus /B Paru. 0alam hal ini, pada
keadaan tertentu dapat dilakukan pemeriksaan radiografi, seperti rontgen
dan kultur dapat dilaksanakan pada unit pelayanan kesehatan yang
memilikinya.
Komponen ketiga yaitu pengobatan dengan paduan 3bat nti
/uberkulosis (3/) jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
21
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
11/13
22
Pengawas *enelan 3bat (P*3). Penderita diawasi seara langsung ketika
menelan obatnya, obat yang diberikan harus sesuai standar pada seluruh
penderita tuberkulosis yang menular dan yang kambuh. Pengobatan
tuberkulosis memakan waktu & bulan. etelah makan obat dua atau tiga
bulan tidak jarang keluhan penderita menghilang, ia merasa dirinya telah
sehat, dan menghentikan pengobatannya. Karena itu harus ada suatu sistem
yang menjamin penderita mau menyelesaikan seluruh masa pengobatannya
sampai selesai. 4arus ada yang melihat penderita /B Paru menelan obatnya,
ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, oleh pemuka masyarakat
setempat, oleh tetangga penderita atau keluarganya sendiri.
Komponen keempat yaitu jaminan tersedianya 3/ jangka pendek
seara teratur, menyeluruh dan tepat waktu dengan mutu terjamin. *asalah
utama dalam hal ini adalah perenanaan dan pemeliharaan stok obat pada
berbagai tingkat daerah. @ntuk ini diperlukan penatatan dan pelaporan
penggunaan obat yang baik, seperti misalnya jumlah kasus pada setiap
kategori pengobatan, kasus yang ditangani dalam waktu yang lalu, data
akurat stok dimasing'masing gudang yang ada.
Komponen kelima yaitu sistem penatatan dan pelaporan seara
baku untuk memudahkan pemantauan dan e-aluasi program
penanggulangan /B Paru. etiap penderita /B Paru yang diobati harus
mempunyai satu kartu identitas penderita yang kemudian teratat di atatan
/B Paru yang ada di kabupaten. Kemanapun penderita ini pergi dia harus
menggunakan kartu yang sama sehingga dapat melanjutkan pengobatan dan
tidak sampai teratat dua kali (ditama, !$$ # $7').
22
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
12/13
23
2.%.2 Penga/as Minum a$ 0PM
alah satu komponen 03/ adalah pengobatan paduan 3/ jangka
pendek dengan pengawasan langsung oleh P*3. P*3 adalah seseorang
yang membantu pasien /B untuk menjalani pengobatan dengan ara
mengingatkan dan mengawasi untuk menelan obat dan memberi dorongan
moril agar pasien /B tidak berputus asa. Persyaratan untuk menjadi P*3
yaitu seseorang yang dikenal, diperaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun penderita, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
penderita, seseorang yang tinggal dekat dengan penderita, bersedia
membantu penderita dengan sukarela dan bersedia dilatih atau mendapat
penyuluhan bersama'sama dengan penderita. ebaiknya P*3 adalah
anggota keluarga terdekat atau kader kesehatan yang telah dilatih, atau
petugas kesehatan yang bertempat tinggal tidak jauh dari pasien dan
disegani oleh pasien /B.
/ugas P*3 sangat penting untuk menjamin keteraturan pengobatan
pasien /B, yaitu # *engawasi dan memberi dorongan serta memastikan
pasien /B menelan obat sesuai aturan sampai sembuh. *engingatkan pasien
/B untuk memeriksakan ulang dahak pada waktu yang ditentukan untuk
mengetahui perkembangan pengobatan. *emberikan penyuluhan tentang
/B dan menyarankan anggota keluarga pasien /B untuk memeriksakan diri
bila ada yang diurigai sakit /B. *emperhatikan atau mengawasi bila ada
gejala efek samping obat, segera minta penjelasan atau penanganan
23
-
7/25/2019 BAB II appendiksitis
13/13
24
selanjutnya kepada petugas kesehatan dan jangan menghentikan minum
obat tanpa persetujuan petugas.
Petugas kesehatan harus memberikan informasi penting yang perlu
dipahami P*3 untuk disampaikan kepada penderita dan keluarganya bahwa
/B masih merupakan masalah kesehatan yang perlu kita berantas seara
bersama'sama. /B bukan penyakit keturunan, tidak memalukan dan ada
obat nya. /B dapat disembuhkan asalkan mau berobat seara teratur sesuai
anjuran karena /B merupakan penyakit menular yang berbahaya bila
dibiarkan (PP/I, !$!).
24