bab ii appendiksitis

Upload: riko-saputra

Post on 27-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    1/13

    12

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kepuasan

    2.1.1 Defenisi

    Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa

    senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan

    sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang

    dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa

    untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Kepuasan pasien adalah suatu

    tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan

    kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa

    yang diharapkannya sedangkan ketidakpuasan pasien timbul karena

    terjadinya kesenjangan antara harapan pasien dengan kinerja layanan

    kesehatan yang dirasakannya sewaktu menggunakan layanan kesehatan

    (Pohan, !!" # $%&'$%").

    Pasien yang mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang

    diselenggarakan enderung mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap

    renana pengobatan yang telah disepakati. ebaliknya, pasien yang tidak

    merasakan kepuasan atau kekeewaan sewaktu menggunakan layanan

    kesehatan enderung tidak mematuhi renana pengobatan, tidak mematuhi

    nasihat, berganti dokter atau pindah ke fasilitas layanan kesehatan lainnya.

    *engukur tingkat kepuasan dengan ara membandingkan kenyataan dengan

    harapan yang diperpleh dikalikan $!! + (Pohan, !!").

    12

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    2/13

    13

    2.1.2Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan

    spek'aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu #

    a. Kesembuhan.b. Ketersediaan obat.

    . Keleluasaan pribadi atau pri-asi sewaktu berada di kamar periksa.

    d. Kebersihan.

    e. *endapat informasi yang menyeluruh, artinya mendapat informasi

    tentang nama penyakit, bagaimana perawatan di rumah, dan

    informasi tanda'tanda bahaya untuk segera membawa kembali untuk

    berobat.

    f. Pasien mengerti jawaban yang diberikan oleh petugas kesehatan

    terhadap pertannyaan yang diajukan.

    g. amah, saling menghargai dan mau mendengarkan.

    h. Biaya layanan kesehatan sesuai standar layanan kesehatan.

    i. /ersedianya tempat duduk di ruang tunggu.

    Pasien yang ada di rumah sakit umumnya dibagi menjadi katagori,

    pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. 0engan demikian, kepuasan

    pasien rawat inap dengan pasien rawat jalan tentunya berbeda.

    spek'aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat jalan

    rumah sakit, antara lain #

    a. Penampilan gedung rumah sakit menarik.

    b. 1ingkungan rumah sakit bersih dan nyaman.

    . Penampilan dokter2perawat2petugas kesehatan lain rapi dan bersih

    dan bersikap mau menolong.d. Kantor reka medi di buka tepat waktu.

    e. Poliklinik dibuka tepat waktu.

    f. 0okter, perawat, petugas kesehatan menyapa dengan sopan, ramah

    dan ingin membantu.

    g. Kamar pemeriksaan bersih dan nyaman.

    h. Pri-asi selama konsultasi ukup terjamin.

    i. 3bat kebituhan pasien selalu tersedia di apotek rumah sakit.

    j. Kursi tunggu tersedia ukup untuk pasien yang berobat.

    k. 4arga obat terjangkau daya beli.

    l. Petugas member informasi yang jelas ara minum dan menyimpan

    obat.

    13

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    3/13

    14

    ementara itu, aspek'aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien

    rawat inap rumah sakit, antara lain #

    a. Petugas rumah sakit menerima pasien rawat inap dengan sopan,

    ramah dan tanggap.

    b. Petugas melayani dengan epat, tepat dan tidak berbelit'belit.

    . Kursi roda dan troli tersedia untuk membawa pasien ke instalasi

    rawat inap.

    d. Perawat instalasi rawat inap melayani dengan sopan, ramah dan

    tanggap.

    e. /empat tidur telah disediakan dalam keadaan rapi, bersih dan siap

    pakai

    f. Perawat memperhatikan kebutuhan dan keluhan setiap pasien.

    g. Perawat menjaga pri-asi klien selama berada di instalasi rawat inap.

    h. 0okter selalu menanyakan perubahan keluhan pasien dan melakukan

    pemeriksaan jika perlu menganti obat pasien.

    i. 0okter jaga tersedia selama 5 jam dan dokter yang menangani

    pasien selalu on all.

    2.2 Tuerku!"sis

    2.2.1 Defenisi

    /uberkulosis (/B) adalah penyakit radang parenkim paru yang

    disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh

    terserang, tapi paling banyak adalah paru'paru (Padila, !$6 # ").

    /uberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

    oleh infeksi kuman (basil) yang bernama Mycobacterium tuberculosa.

    Kuman tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh obert Koh pada tanggal

    5 maret $78. Kuman tuberkolosis terdiri dari lemak dan protein

    (ditmana, !$$# ").

    /uberkulosis adalah penyakit menular langsung disebabkan oleh

    kuman /B (Mycobacterium Tuberculosis). ebagian besar kuman /B

    14

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    4/13

    15

    menyerang paru'paru, tetapi juga mengenai organ tubuh lainnya (uryo,

    !$! # 57).

    2.2.2 #$i"!"gi

    /uberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

    Mycrobacterium tuberculosis ini menyebabkan kerusakan terutama pada

    paru, menimbulkan gangguan berupa batuk, sesak napas, bahkan dapat

    menyebar ke tulang, otak, dan organ lainnya. Bakteri ini berbentuk batang,

    dengan ukuran $'5 9m dan tebal !,6'!9m. sebagian besar kuman berupa

    lemak atau lipid, sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan

    terhadap kimia atau fisik. ifat lain dari kuman ini adalah aerob yang

    menyukai daerah yang banyak oksigen, dan daerah yang memiliki

    kandungan oksigen tinggi yaitu apeks paru. Bila dibiarkan, kuman ini dapat

    menggerogoti tubuh dan menyebabkan kematian (omantri, !$ # &").

    enada dengan pendapat di atas :idoyono (!$$), menyatakan

    penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis

    dan Mycobacterium bovis. Kuman tersebut mempunyai ukuran !,%'5

    mikron !,6'!,& mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak

    bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai

    lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid. Bakteri ini mempunyai sifat

    istimewa, yaitu dapat bertahan terhadap penuian warna dengan asam dan

    alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam (B/), serta tahan

    terhadap

    selama %'$! menit atau pemanasan &!=> selama 6! menit, dan dengan

    alohol "!'7%+ selama $% sampai 6! detik. Bakteri ini tahan $' jam di

    15

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    5/13

    16

    udara terutama udara lembab dan gelap namun tidak tahan terhadap sinar

    matahari.

    2.2.% &e'a!a K!inis

    ?ejala yang dirasakan pasien /B ber-ariasi, mulai dari batuk, batuk

    darah, nyeri dada, badan lemah dan lain'lain. eara umum gejala /B

    adalah # batuk berdahak lebih dari 6 minggu, dapat juga batuk berampur

    darah, nyeri dada, demam, penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan,

    keringat malam dan sesak nafas (ditama, !$$ # $). *enurut omantri

    (!$ # &7), keluhan yang sering dirasakan antara lain adalah sebagai

    berikut # demam (5!'5$=>) hilang timbul, batuk timbul dalam jangka waktu

    lama lebih dari 6 minggu, sesak nafas, nyeri dada, malaise, sakit kepala,

    nyeri otot, serta berkeringat pada malam hari tampa sebab.

    2.2.( )ara Penu!aran *an Pen+earan

    umber penularan adalah penderita /B B/ positif. Pada waktu

    batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk

    perikan dahak (droplet nuclei). ekali batuk dapat menghasilkan sekitar

    6!!! perikan dahak. @mumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana

    perikan dahak berada dalam waktu yang lama. Aentilasi dapat

    mengurangi jumlah perikan, sementara sinar matahari langsung dapat

    membunuh kuman. Perikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam

    keadaan yang gelap dan lembab. 0aya penularan seorang penderita

    ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya

    (ditama, !$$ # 8).

    *akin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin

    menular penderita tersebut. aktor yang kemungkinkan seseorang

    16

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    6/13

    17

    terpajan kuman /B ditentukan oleh konsentrasi perikan dalam udara dan

    lamanya menghirup udara tersebut. isiko tertular tergantung dari

    tingkat pajanan dengan perikan dahak.

    2.2., Diagn"sisTB paru

    a. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam

    waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).

    . !ia"n#sis TB $aru pada #ran" dewasa dite"akkan den"an

    ditemukannya kuman TB (BT%). $ada pr#"ram TB

    nasi#nal, penemuan BT% melalui pemeriksaan dahak

    mikr#sk#pis merupakan dia"n#sis utama. $emeriksaan

    lain seperti t# t#raks, iakan dan u'i kepekaan dapat

    di"unakan sea"ai penun'an" dia"n#sis sepan'an" sesuai

    den"an indikasinya.

    . Tidak dienarkan mendia"n#sis TB hanya erdasarkan

    pemeriksaan t# t#raks sa'a. #t# t#raks tidak selalu

    memerikan "amaran yan" khas pada TB paru, sehin""a

    serin" ter'adi overdiagnosis (!epkes, 2*11).

    2.2. Peng"a$an Pen+aki$ TB Paru

    Pengobatan /B bertujuan untuk menyembuhkan pasien, menegah

    kematian, menegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan

    menegah terjadinya resistensi kuman terhadap 3bat nti /uberkulosis

    (3/). @ntuk itu diperlukan 3/ yang efektif dengan pengobatan jangka

    pendek (K @CI, !$!).

    3bat' obatan anti tuberulosis yaitu#

    a. Isonia

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    7/13

    1+

    Dfek samping # hepatitis, nyeri otot.

    b. ifampiin ()

    0osis yang diberikan $! mg2Kg BB2hari per oral.

    Dfek samping # hepatitis, reaksi demam, nyeri tulang, nyeri perut, mual.

    . Pyra

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    8/13

    1

    dalah pasien yang belum pernah diobati dengan 3/ atau sudah

    pernah menelan 3/ kurang dari satu bulan (5 minggu). Pemeriksaan B/

    bisa positif atau negatif.

    . Kasus /B paru berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya #

    a. Kasus kambuh (Relaps)

    dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat

    pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan

    lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak

    B/ positif (apusan atau kultur).

    b. Kasus setelah putus berobat (Default )

    dalah pasien yang telah berobat dan putus berobat bulan atau

    lebih dengan B/ positif.

    c. Kasus setelah gagal (Failure)

    dalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau

    kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan.

    tau penderita dengan B/ (') menjadi positif pada akir bulan ke dua.

    3. Kasus Pindahan (Transfer In)

    dalah pasien yang dipindahkan keregister lain untuk melanjutkan

    pengobatannya.

    5. Kasus lain

    dalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, seperti

    yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya, pernah diobati tetapi

    tidak diketahui hasil pengobatannya, kembali diobati dengan B/ negatif.

    1

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    9/13

    2*

    2.%. Pr"gram Penanggu!angan TB

    Program penanggulangan tuberkulosis dilakukan dengan

    pengawasan yang ketat. /ujuan dari program penanggulangan /B Paru

    adalah memutus rantai penularan sehingga penyakit tuberulosis paru tidak

    lagi menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Program penanggulangan /B

    Paru dilakukan dengan strategi 03/ (Directly Observed Treatment

    Sortcourse) yang direkomendasikan oleh :43 sejak tahun $77%

    (0jojodibroto, !$).

    2.%.1 S$ra$egi DTS

    03/ adalah singkatan dari (Directly Observed Treatment

    Sortcourse) merupakan suatu strategi dalam upaya penanggulangan /B

    yang terbukti seara ekonomis paling efektif.:43 telah memperkenalkan

    03/ yang juga dianut oleh program penaggulangan /B di Cegara

    Indonesia. :43 meyatakan bahwa kuni keberhasilan program

    penanggulangan tuberulosis adalah dengan menerapkan strategi 03/

    yang telah di uji ampuh di berbagai negara. Karena itu pemahaman tentang

    03/ merupakan hal yang amat penting agar /B dapat di tanggulangi

    dengan baik.

    trategi 03/ terdiri dari % komponen yaitu#

    $. Komitmen politik yang kuat baik kebijakan maupun dukungan dana

    2*

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    10/13

    21

    . *enegakkan diagnosa dengan pemeriksaan dahak di laboratorium

    seara mikroskopik yang sesuai standart

    6. Pengawasan *enelan obat seara langsung

    5. Ketersediaan obat yang menukupi baik kualitas maupun kuantitas%. Penatatan dan pelaporan yang baik

    Komponen pertama yaitu komitmen politik dari para pengambil

    keputusan termasuk dukungan dana. Komitmen ini dimulai dengan

    keputusan pemerintah untuk menjadikan tuberkulosis sebagai prioritas

    utama dalam program kesehatan dan adanya dukungan dana dari jajaran

    pemerintahan atau pengambil keputusan terhadap penanggulangan /B Paru

    atau dukungan dana operasional. atu hal penting lain adalah penempatan

    program penanggulangan /B Paru dalam reformasi sektor kesehatan seara

    umum, setidaknya meliputi dua hal penting, yaitu memperkuat dan

    memberdayakan kegiatan dan kemampuan pengambilan keputusan di

    tingkat kabupaten serta peningkatan efektif dan efisiensi dalam pemberian

    pelayanan kesehatan. Program penanggulangan /B Paru harus merupakan

    bagian yang tidak terpisahkan dari reformasi sektor kesehatan.

    Komponen kedua yaitu penemuan penderita dengan pemeriksaan

    dahak seara mikroskopis. @tamanya dilakukan pada mereka yang datang

    ke fasilitas kesehatan karena keluhan paru dan pernapasan. 4al ini dipilih

    mengingat seara umum pemeriksaan mikroskopis merupakan ara yang

    paling efektif dalam menemukan kasus /B Paru. 0alam hal ini, pada

    keadaan tertentu dapat dilakukan pemeriksaan radiografi, seperti rontgen

    dan kultur dapat dilaksanakan pada unit pelayanan kesehatan yang

    memilikinya.

    Komponen ketiga yaitu pengobatan dengan paduan 3bat nti

    /uberkulosis (3/) jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh

    21

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    11/13

    22

    Pengawas *enelan 3bat (P*3). Penderita diawasi seara langsung ketika

    menelan obatnya, obat yang diberikan harus sesuai standar pada seluruh

    penderita tuberkulosis yang menular dan yang kambuh. Pengobatan

    tuberkulosis memakan waktu & bulan. etelah makan obat dua atau tiga

    bulan tidak jarang keluhan penderita menghilang, ia merasa dirinya telah

    sehat, dan menghentikan pengobatannya. Karena itu harus ada suatu sistem

    yang menjamin penderita mau menyelesaikan seluruh masa pengobatannya

    sampai selesai. 4arus ada yang melihat penderita /B Paru menelan obatnya,

    ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, oleh pemuka masyarakat

    setempat, oleh tetangga penderita atau keluarganya sendiri.

    Komponen keempat yaitu jaminan tersedianya 3/ jangka pendek

    seara teratur, menyeluruh dan tepat waktu dengan mutu terjamin. *asalah

    utama dalam hal ini adalah perenanaan dan pemeliharaan stok obat pada

    berbagai tingkat daerah. @ntuk ini diperlukan penatatan dan pelaporan

    penggunaan obat yang baik, seperti misalnya jumlah kasus pada setiap

    kategori pengobatan, kasus yang ditangani dalam waktu yang lalu, data

    akurat stok dimasing'masing gudang yang ada.

    Komponen kelima yaitu sistem penatatan dan pelaporan seara

    baku untuk memudahkan pemantauan dan e-aluasi program

    penanggulangan /B Paru. etiap penderita /B Paru yang diobati harus

    mempunyai satu kartu identitas penderita yang kemudian teratat di atatan

    /B Paru yang ada di kabupaten. Kemanapun penderita ini pergi dia harus

    menggunakan kartu yang sama sehingga dapat melanjutkan pengobatan dan

    tidak sampai teratat dua kali (ditama, !$$ # $7').

    22

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    12/13

    23

    2.%.2 Penga/as Minum a$ 0PM

    alah satu komponen 03/ adalah pengobatan paduan 3/ jangka

    pendek dengan pengawasan langsung oleh P*3. P*3 adalah seseorang

    yang membantu pasien /B untuk menjalani pengobatan dengan ara

    mengingatkan dan mengawasi untuk menelan obat dan memberi dorongan

    moril agar pasien /B tidak berputus asa. Persyaratan untuk menjadi P*3

    yaitu seseorang yang dikenal, diperaya dan disetujui, baik oleh petugas

    kesehatan maupun penderita, selain itu harus disegani dan dihormati oleh

    penderita, seseorang yang tinggal dekat dengan penderita, bersedia

    membantu penderita dengan sukarela dan bersedia dilatih atau mendapat

    penyuluhan bersama'sama dengan penderita. ebaiknya P*3 adalah

    anggota keluarga terdekat atau kader kesehatan yang telah dilatih, atau

    petugas kesehatan yang bertempat tinggal tidak jauh dari pasien dan

    disegani oleh pasien /B.

    /ugas P*3 sangat penting untuk menjamin keteraturan pengobatan

    pasien /B, yaitu # *engawasi dan memberi dorongan serta memastikan

    pasien /B menelan obat sesuai aturan sampai sembuh. *engingatkan pasien

    /B untuk memeriksakan ulang dahak pada waktu yang ditentukan untuk

    mengetahui perkembangan pengobatan. *emberikan penyuluhan tentang

    /B dan menyarankan anggota keluarga pasien /B untuk memeriksakan diri

    bila ada yang diurigai sakit /B. *emperhatikan atau mengawasi bila ada

    gejala efek samping obat, segera minta penjelasan atau penanganan

    23

  • 7/25/2019 BAB II appendiksitis

    13/13

    24

    selanjutnya kepada petugas kesehatan dan jangan menghentikan minum

    obat tanpa persetujuan petugas.

    Petugas kesehatan harus memberikan informasi penting yang perlu

    dipahami P*3 untuk disampaikan kepada penderita dan keluarganya bahwa

    /B masih merupakan masalah kesehatan yang perlu kita berantas seara

    bersama'sama. /B bukan penyakit keturunan, tidak memalukan dan ada

    obat nya. /B dapat disembuhkan asalkan mau berobat seara teratur sesuai

    anjuran karena /B merupakan penyakit menular yang berbahaya bila

    dibiarkan (PP/I, !$!).

    24