bab ii

21
BAB II KAJIAN TEORI Pengaruh Media Kartun Humor Terhadap Pengajaran Muhadatsah Siswa MTs Nurul Hikmah Kedung Cowek Surabaya”. A. Pembahasan Mengenai Pengajaran Muhadatsah 1. Pengertian Pengajaran Muhadatsah Kata “pengajaran” berasal dari “ajar” yang mendapat imbuhan pedan akhiran an, sehingga terbentuk kata pengajaran yang artinya perihal mengajar atau cara mengajar. Sedangkan “mengajar” sendiri diartikan segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan. 20 Ada beberapa teori lain yang menjelaskan tentang definisi mengajar di antaranya : a. Definisi yang lama : Mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalamanpengalaman dan kecakapan anak didik kita. b. Definisi dari De Queliy dan Gazali : Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. 20 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), 12 18 c. Definisi modern di negaranegara yang sudah maju : “Teaching is the guidance of learning” ( Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar). d. Definisi dari Klipatrik : Mengajar adalah mencari keadaan atau situasi yang mengandung problem kemudian siswa harus menghadapi masalah itu untuk dapat menyelesaikannya.

Upload: reza-novianda

Post on 14-Jul-2016

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bahasa arab

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB IIKAJIAN TEORI“Pengaruh Media Kartun Humor Terhadap Pengajaran Muhadatsah SiswaMTs Nurul Hikmah Kedung Cowek Surabaya”.A. Pembahasan Mengenai Pengajaran Muhadatsah1. Pengertian Pengajaran MuhadatsahKata “pengajaran” berasal dari “ajar” yang mendapat imbuhan pedanakhiran an,sehingga terbentuk kata pengajaran yang artinya perihal mengajaratau cara mengajar.Sedangkan “mengajar” sendiri diartikan segala upaya yang disengajadalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa dengan tujuan yang telahdirumuskan. 20Ada beberapa teori lain yang menjelaskan tentang definisi mengajar diantaranya :a. Definisi yang lama : Mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupapengalamanpengalamandan kecakapan anak didik kita.b. Definisi dari De Queliy dan Gazali : Mengajar adalah menanamkanpengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.20 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996),1218c. Definisi modern di negaranegarayang sudah maju : “Teaching is theguidance of learning” ( Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalamproses belajar).d. Definisi dari Klipatrik : Mengajar adalah mencari keadaan atau situasiyang mengandung problem kemudian siswa harus menghadapi masalahitu untuk dapat menyelesaikannya.e. Definisi dari Alfin : Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba,menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah ataumengembangkan skill, ideals (citacita)attitude, appreciations(penghargaan) dan knowledge.f. Definisi dari Morrison D. MC. Intyre : Mengajar adalah aktivitaspersonal yang unik.g. Definisi dari R. Pancella : Mengajar adalah membuat keputusan(decision making) dalam interaksi dan hasil dari keputusan guru adalahjawaban siswa atau sekelompok siswa, kepada siapa guru berinteraksi.h. Definisi dari Mursell : Mengajar adalah mengorganisasikan belajarmenjadi berarti atau bermakna bagi siswa.i. Definisi dari Warn Rasyidin : mengajar adalah partisipasi guru dansiswa satu sama lain. 21

Page 2: BAB II

21 Slameto, Belajar dan FaktorfaktorYang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 3034.19Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya mengajaradalah proses membelajarkan siswa menuju tercapainya tujuan yangdiharapkan.Menurut Dr H. Zuhairini menjelaskan bahwasannya mengajarmempunyai arti memberikan pengetahuan kepada anak agar mereka dapatmengetahui peristiwa hukumhukumatau proses daripada suatu ilmupengetahuan, sedangkan pengajaran berarti pemberian pengetahuan anak agarmempunyai ilmu pengetahuan. 22Dari definisidefinisidiatas maka pengajaran diartikan sebagai transferof knowledge yaitu usaha guru untuk menyampaikan dan menambah ilmupengetahuan. Di samping itu terdapat definisi yang lain denga sudut pandangyang berada, di antaranya :a. Menurut Dr.H. Nana Sudjana menjelaskan pengajaran adalah “interaksisiswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa untukmencapai tujuan pengajaran yakni kemampuan yang diharapkan dimilikisiswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya”. 23b. Menurut Ki Hajar Dewantara mengemukakan “Pengajaran itu tidak lainadalah pendidikan dengan cara membeli ilmu atau pengetahuan, serta22 Zuhairini et all, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 27.23 Nana Sudjana, Pemibinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, (Bandung: Sinnar BaruAlgensindo, 2002), 6.20memberi kecakapan kepada anak agar dapat berfaedah buat hidup anakbaik lahir maupun batin”. 24Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannyapengajaran adalah proses pemberian ilmu pengetahuan dan keterampilankepada orang lain, sehingga ilmu pengetahuan dan keterampilan itu bermanfaatbagi orang lain atau dapat dimiliki oleh orang lain.Sedangkan yang dimaksud pengajaran muhadatsah adalah prosespemberian pengetahuan dan keterampilan kepada orang lain, sehingga orangtersebut dapat mengambil manfaatnya atau terampil melakukan muhadatsahberbahasa Arab khususnya.2. Tujuan Pengajaran MuhadatsahTujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertamayang harus ditetapkan karena pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku

Page 3: BAB II

dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah iamenyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar.Oleh karena itu, tujuan pengajaran haruslah dirumuskan sedemikian rupa agararah yang akan dituju tepat mengenai sasaran.Pengajaran ini diarahkan kepada penerapan tujuan, yakni tujuan jangkapanjang (umum) dan tujuan jangka pendek (khusus). Dalam tujuan khusus24 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 9.21adalah merupakan penjabaran dari tujuan umum, karena tujuan umum itu sulitdicapai tanpa dijabarkan secara operasional dan spesifik. 25Tujuan pengajaran muhadatsah pada umumya adalah :a. Supaya pelajar bisa berhubungan atau berkomunikasi dengan orangpenguasa bahasa yang dipelajari.b. Supaya pelajar bisa berkomunikasi secara benar, baik dan indah yangmenimbulkan simpati kepada orang penguasa bahasa yang dipelajari.c. Supaya pelajar mengambil pengetahuan yang disampaikan denganmenggunakan bahasa yang dipelajari. 26Adapun tujuan pengajaran muhadatsah secara umum dapat diperincisebagai berikut :a. Supaya paham dan mengerti segala hal yang dibaca atau di dengardalam bahasa arab.b. Supaya mengerti makna dalam membaca alQur’ansehingga dapatmengambil petunjuk dan pengajaran dari padanya.c. Supaya dapat belajar ilmu agama Islam dalam bukubukuyang banyakdikarang dalam bahasa Arab, seperti Ilmu Tafsir, Hadits, Fikih, dansebagainya.25 Tayar Yusuf, syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: RajaGrafindo Persada 1995), 189.26 M. Sholehan Manan, Pengantar Kaidah Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar, (Jakarta:Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1991), 45.22d. Supaya pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab, untukberhubungan dengan kaum Muslim di luar negeri, karena bahasa Arabitu sebenarnya bahasa umat Islam di seluruh dunia, bahkan bahasa Arabsekarang telah menjadi bahasa ilmiah. 27Tujuan pengajaran di atas masih sangat umum dan masih sangatmengambang, maka dari itu perlu dijabarkan secara khusus agar tujuan umumtadi dapat tercapai. Adapun tujuan dari pengajaran ini adalah disesuaikandengan materinya seperti tujuan khusus Muhadatsah (bercakapcakap),Muthala’ah (membaca), Qawa’id ( NahwuSharaf

Page 4: BAB II

), Imla’ (dikte) dan tujuankhusus Insya’ (mengarang). 28Secara ideal, tujuan proses belajar mengajar adalah agar bahan yangdipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh murid ini yang disebut sebagai“Mastery Learning” atau belajar totalitas, artinya penguasaan penuh. 29Begitu juga dengan pengajaran bahasa Arab khususnya, siswa harusmenguasai penuh bahan pelajaran bahasa arab tersebut guna mencapai tujuanyang diinginkan.Penguasaan penuh ini dapat dicapai dengan syaratsyaratsebagaiberikut :27 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahasa AlQur’an),(Jakarta: AlHidayah,1975),2122.28 Tayar Yunus, Syaiful Anwar, metodologi pengajaran agama dan bahasa Arab, 19029 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1982),36.23a. Bakat untuk mempelajari sesuatub. Mutu pengajaranc. Kesanggupan untuk memahami pengajarand. Ketekunane. Waktu yang tersedia untuk belajar 30Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya seorang siswa harusmenguasai penuh pelajaran yang diberikan agar tercapai tujuan pengajaranyang diinginkan dengan syarat sebagaimana yang tertulis di atas.3. KaidahkaidahUmum Yang Perlu Diperhatikan Dalam PengajaranMuhadatsahKesan bahwa belajar bahasa Arab itu sangat sulit, sukar, sebenarnyatidak perlu terjadi manakala pengajaran bahasa Arab disajikan secarametodologis. Agar bahasa Arab tidak dipandang sulit, maka pengajaran perlumemperhatikan kaidahkaidahumum sebagai berikut :a. Hendaklah mengajarkan bahasa itu dimulai dengan bercakapcakap,meskipun dengan katakatayang sederhana dan yang telah dipahamidan dimengerti oleh anak didik. Mengajarkan qowaid (nahwusharaf)dapat disajikan setelah anak didik mahir berbicara membaca dan30 Ibid, 3848.24menulis bahasa Arab. Atau boleh diajarkan sambil lalu dalammengajarkan kecakapan.b. Usaha dalam menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan alat

Page 5: BAB II

peraga. Hal ini sangat penting agar mengajar menjadi menarik,bergairah dan membantu memudahkan dalam memahami pelajaranbahasa Arab.c. Mengajar hendaklah dengan mementingkan kalimat yang mengandungpengertian dan bermakna.d. Mengajarkan bahasa Arab itu hendaklah mengaktifkan semua pancaindera anak didik. Lidah harus dilatih dengan percakapan, mata danpandangan dilatih unuk membaca dan tangan dilatih untuk menulis danmengarang.e. Pelajaran bahasa Arab hendaklah menarik perhatian dan disesuaikandengan taraf perkembangan dan kemampuan anak didik.f. Para siswa harus banyak dilatih bicara, menulis dan membaca. 314. Materi PengajaranMateri pengajaran adalah segala sesuatu yang disajikan oleh guru untukdiolah dan kemudian dimiliki oleh para murid, dengan perkataan lain materipengajaran adalah bahan pengajaran atau teori pengajaran.31 Tayar Yunus, Syaiful Anwar, metodologi pengajaran agama dan bahasa Arab, 190 191.25Di dalam mengajarkan bahasa Arab ada dua macam teori yaitu :1) Teori Kesatuan ( ( الوحدة نظريةMaksudnya adalah bahasa Arab itu diajarkan sebagai satu kesatuanyang berhubungan erat bukan dibagi atas beberapa bagian (cabangcabang)yang berceraiberai.Menurut teori ini diambil satu acara sebagai pusat, lalu dijadikanbacaan, percakapan, nahwu atau shorof dan sebagainya. Dengan demikiantidak ada jam khsusus untuk membaca, untuk bercakapcakapuntuk shorofdan sebagainya. Hanya ada beberapa jam untuk bahasa Arab. 322) Teori Bagianbagian(Cabangcabang)الفروع نظرية ) )Maksudnya adalah bahasa yang akan diajarkan itu kita bagi atasbeberapa bagian (cabangcabang).Tiaptiapcabang ada kitabnya, adarancangannya dan ada jam pengajarannya, seperti :a. Muthala’ah (membaca)b. Muhadtasah (bercakapcakap)c. Imlak (dekte)d. Mahfudzat (hafalan)32 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahasa AlQur’an),2627.e. Qowaid (nahwusharaf)f. Balaghoh (ma’ani, bayan, badi’)

Page 6: BAB II

g. Adab (sastra). 33Menurut buku “pedoman pengajaran bahasa Arab pada perguruantinggi agama Islam” oleh Depag RI bahwa cabangcabangbahasa Arabterbagi atas :a. Imlak, kitabahb. Muhadatsahc. Qira’ahd. Qowaide. Insya’ 34Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cabangcabangbahasaArab terdiri atas :f. Kitabahg. Muthala’ahh. Qawaidi. Insya’j. Balaghahk. Muhadatsah33 Ibid, 28 dan 31.34 Depag. RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi IAIN, (Jakarta: ProyekPengembangan Sistem Pendidikan Agama, 1976), 115.27Dalam hal ini penulis akan menjelaskan batasanbatasanmasalahyang penulis sajikan adalah tentang pelaksanaan pengajaran muhadatsahbahasa arab.(a) MuhadatsahMuhadatsah merupakan salah satu materi dalam pengajaranbahasa Arab yang mana di dalamnya murid diajarkan bercakapcakapdalam pembicaraan sehariharidengan berbahasa Arab. Percakapan itudilakukan antara guru dengan murid, murid dengan murid gunamenambah perbendaharaan kata. 35Dalam rangka mengajarkan kemahiran berbicara dan menyimakmata pelajaran. Muhadatsah perlu diberikan dalam bentuk polapolakalimat dan ungkapanungkapanyang biasa dipergunakan dalam bahasapercakapan. 36Mengingat pentingnya Muhadatsah dalam lingkungan parapelajar khususnya, maka bagi seorang guru di dalam mengajarkan perlumemperhatikan metodemetodesebagai berikut :a. Guru memilih topik yang sesuai dengan tingkat pemikiran muridcocok dengan tingkat umur mereka.35 Juwariyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, 119.36 Depag. RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi IAIN, 17.

Page 7: BAB II

28b. Guru memilih katakatadan kalimatkalimatyang sesuai denganpengetahuan murid dan perbendaharaan bahasa mereka danmenentukan katakatasulit serta menulisnya di papan tulis.c. Guru menyiapkan semua alat peraga yang membantu kesuksesanpelajaran itu, hendaklah ia mahir memberikan pengertian alatperaga itu.d. Bila murid itu masih tingkat dasar, guru harus menyertai ucapannyadengan isyarat dan praktek kemudian menyuruh murid menirukan.e. Apabila murid mempunyai kemungkinan menyusun bahasa yangbagus, maka guru harus memperagakan dengan isyarat dan praktekdan memanggil mereka untuk mengungkapkan apa yang ditunjukoleh guru.f. Apabila kemampuan bahasa murid sudah maju, maka guru harusmembawakan sesuatu agar murid memegang dan melihat denganpanca indera mereka kemudian guru menyuruh menyebutkan sifatsifatnya.g. Di akhir pelajaran, guru harus mengajukan beberapa pertanyaansebagai penerapan daripada yang telah dijelaskan.h. Menyuruh murid mengeluarkan buku dan menulis apa yang tertulisdi papan tulis yang berupa istilah baru agar murid mau mengulangi29di rumah dan hendaklah menguji mereka pada jam pelajaranMuhadatsah berikutnya. 37(b) Tujuan Pengajaran MuhadatsahAdapun tujuan utama berbicara bahasa Asing dalam bahasaArab adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa aktif,berkomunikasi lisan atau bercakapcakapdengan bahasa yangdipelajarinya.Menurut Tayar Yusuf dalam bukunya Metodologi pengajaranagama dan bahasa Arab, menerangkan bahwasanya tujuan mempelajariMuhadatsah adalah sebagai berikut :a. Melatih anak didik agar terbiasa dan fasih bercakapcakapdalam bahasa Arab.b. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apasaja dalam masyarakat dan dunia internasional apa yang iaketahui.c. Mampu menterjemahkan percakapan orang lain lewat telepon,radio, TV, tape recorder, dan lainlain.37 Abu Bakar Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional,1981), 5961.30

Page 8: BAB II

d. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan alQur’an,sehingga timbul kemauan untuk belajar danmendalaminya. 38Menurut Mahmud Yunus dalam bukunya Metodik Khususbahasa Arab (bahasa alQur’an)menjelaskan bahwa tujuan mempelajariMuhadatsah adalah sebagai berikut :a. Membiasakan muridmurid,supaya pandai bercakapcakapdengan bahasa Arab yang fasih.b. Melatih muridmuridsupaya murid pandai menerangkan apaapayang tertulis dalam hatinya dan apa yang ditangkap olehpanca inderanya dengan perkataan yang betul serta tersusunmenurut mestinya.c. Melatih muridmuridsupaya sanggup membentuk pendapatyang betul dan menerangkannya dengan perkataan yang terangdan tak raguragu.d. Membiasakan muridmuridsupaya pandai memilih katakatadan menyusunnya menurut tata bahasa, serta pandai meletakkantiaptiapkata pada tempatnya. 39Sedangkan dalam kitab Ta’lim Lughah Arabiyah menjelaskanbahwa tujuan mempelajari Muhadatsah adalah sebagai berikut :38 Tayar Yunus, Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, 192.39 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahasa AlQur’an),65.31a. Supaya siswa bisa berbicara bahasa Arab.b. Supaya siswa melatih untuk bercakapcakapdalam bahasa Arab.c. Supaya siswa dapat membedakan ungkapan yang dibaca pendekdan panjang.d. Supaya siswa dapat mengungkapkan keinginan hatinya denganmenggunakan susunan kalimat bahasa Arab yang sesuai denganhatinya.e. Supaya siswa mampu mengungkapkan apa yang terlintas dalampikirannya dengan menggunakan aturanaturanyang benardalam susunan kalimat bahasa Arab.f. Supaya siswa dapat menggunakan bagian dari kata bahasa Arab.g. Supaya siswa mampu berpikir tentang bahasa Arab danmengungkapkannya dalam kondisi dan situasi apapun. 40Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwasannya

Page 9: BAB II

tujuan mempelajari Muhadatsah adalah :a. Supaya siswa dapat berbicara dengan menggunakan bahasaArab dengan fasih dan benar.b. Supaya siswa mampu mengungkapkan apa yang ada dipikirannya dengan menggunakan bahasa Arab.40 Mahmud Kamil An Naqoh, Ta’lim Lughoh Arobiyah, (Makkah: Jami’ah Umul Qur, 1985), 151152.32c. Supaya siswa mampu bercakapcakapdengan orang lain denganmenggunakan bahasa Arab.d. Supaya siswa pandai menerangkan apa yang ada di pikirannyadengan menggunakan tata bahasa Arab yang baik dan benar.1. FaktorfaktorYang Mempengaruhi Keberhasilan PengajaranMuhadatsahKemahiran berbicara (muhadatsah) merupakan kemahiran linguistikyang paling rumit. Hal ini menyangkut masalah berpikir atau memikirkan apayang harus dikatakan. Semua ini memerlukan persediaan kata dan kalimattertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki dan memerlukan banyaklatihan.Latihanlatihanyang diberikan untuk menguasai kemahiran berbicaraadalah merupakan praktek dari apa yang didengar secara pasif dalam latihanmenyimak. Tanpa latihanlatihanlisan secara intensif, sulit dicapai suatupenguasaan bahasa Arab secara sempurna.Dalam melaksanakan pengajaran mengenai kegiatan berbicara ini kitaperlu menekankan asas keefektifan. Keefektifan dalam berbicara terlihatdalam kecekatan dan kecepatan mengutarakan buah fikiran dan perasaannya,juga ketepatan memilih katakata,kalimat yang menarik (impressif) salah satucara latihan yang efektif untuk dapat mencapai kemampuan berbahasa ini33ialah dengan menggunakan latihan pola kalimat (pattern drill). Oleh karenaitu, memerlukan banyak latihan ucapan dan latihan pengutaraan lisan(ekspresi). 41Adapun latihan ucapan untuk memperoleh kemahiran berbicara dapatditempuh dengan berbagai cara, diantaranya :1) Sound bracketing driil yaitu latihan mengucapkan bunyibunyiyang barudan asing dengan cara mengucapkannya dari satu fonem yang lain sepertiس – ش ص

Page 10: BAB II

2) Minimal Pair Drill yaitu membedakan satu fonem dengan fonem lainmelalui pasangan kata dengan perbedaan yang kecil sekali sepertiسار dengan صار3) Oral reading yaitu: membaca dengan keras merupakan latihan yang baikuntuk ucapan, sebab dalam latihan ini tidak hanya fonemfonemyangterpisah yang dilatih tetapi rangkain kata dan kalimat serta intonasinya4) Listenandrepeatdrill yaitu latihan yang terdiri dari kegiatan yangmendengarkan terlebih dahulu kemudian baru menirukannya5) Nyanyian yaitu mendengarkan dan menirukan nyanyian yang didengarkanuntuk melatih ucapan 42Kemahiran menggunakan bahasa untuk menyatakan fikiran danperasaan secara lisan menyangkut berbagai macam segi, bukan saja41 Ibid, 141.42 Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), 5759.34menyangkut rangkaian bunyi dengan nada, irama dengan intonasi yang benarsaja tetapi juga pilihan kata dan kalimat yang tepat dan benar untuk situasiyang dikehendaki. Pengaturan lisan (ekspresi) ini dapat dicapai denganberbagai cara, di antaranya:1) Latihan Asosiasi dan IdentifikasiYaitu latihan yang digunakan untuk melatih spontanitas siswadalam kecepatannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan maknaujaran yang didengarnya. Bentuk latihan antara lain:(a) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang adahubunganya dengan kata tersebut.Contoh :Guru Siswa

نوافد بابورة ب س قلم

(b) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak adahubungannya dengan kata tersebut.Contoh :Guru Siswa

ماء مكتبة35

جدار كتاب(c) Guru menyebut satu kata benda (isim), siswa menyebut kata siswayang sesuai.Contoh :Guru Siswa

تلميذ ذكي

Page 11: BAB II

لد و صغير(d) Guru menyebut satu kata kerja (fi’il) siswa menyebut pelaku(fa’il)nya cocok.Contoh :Guru Siswa

درس لمعلم اصلى لم المس

(e) Guru menyebut kata kerja (fi’il), siswa menyebutkan (fa’il)nya yangcocok, siswa 2 melengkapinya dengan sebuah frasa dan siswa 3melengkapi kalimat yang disusun bersama itu selengkapnya.Contoh :Siswa 3 Siswa 2 Siswa Guru36

المدرسة الى لمدرس ا ذهب المدرسة الى المدرس ذهب(f) Guru menulis di papan tulis beberapa kategori atau jenis siswadiminta mengingatnya, beberapa saat kemudian tulisan dihapus.Kemudian guru menyebut satu kata benda dan siswa menyebutkanjenis benda tersebut.Contoh :Jenis benda شرب زهرة فاكهةGuru Siswa

ماء شربدة ور زهرةتفاحة فاكهة

(g) Guru atau salah satu siswa menulis satu kata (secara rahasia).Kemudian siswa satu persatu mengajukan pertanyaan untuk dapatmenebak kata yang ditulis. Dalam permainan ini dapat dibagi 2kelompok yang lebih cepat mendapat nilai baik. 4343 Ahmad Nfuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2004), 112 –114.372) Model Dialogues, yaitu dengan menirukan dan menghafal dialogmengenai berbagai hal diharapkan murid akan mencapai kemahiranbercakapcakapsecara wajar.3) Pattern – Practice Drill (latihan pola kalimat)Yaitu latihan yang terdiri dari pola kalimat yang harus diulangsecara lisan dengan berbagai cara diantaranya :(a) Addition : Menambah unsur baru pada pola kalimat yang didengarmelalui rekaman.(b) Inclussion : menyiapkan unsur baru pada tempat yang betul padakalimat(c) Replecement : mengganti salah satu unsur yang ada dalam kalimat

Page 12: BAB II

dengan unsur baru(d) Intregation : menggabungkan dua kalimat menjadi satu denganperubahan(e) Conversion : merubah pola kalimat tertentu ke dalam pola kalimatyang lain(f) Completetion : menyempurnakan kalimat yang belum selesai(g) Contraction atau redaction : ungkapan yang lebih panjang menjadilebih singkat 444) Lookandsayexercise44 Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, 61.38Yaitu latihan melihat dan mengucapkan dengan menggunakankartukartubergambar atau baganbagandidinding untuk merangsangmurid bercakapcakap.5) Oral Composition ( ( االنشاء الشفو ىYaitu latihan yang mencakup tanya jawab, pengutaraan kembali danpercakapan bebas. 45 Di samping latihan ucapan dan latihan mengekspresikansecara lisan, ada beberapa faktor lain yang menunjang keberhasilan berbicarabahasa asing termasuk bahasa asing, di antaranya :1) Faktor MotivasiYaitu adanya motivasi yang mendorong seseorang untukmempelajari suatu bahasa dengan tujuan untuk berkomunikasi denganmasyarakat penutur bahasa tersebut serta dorongan ingin memperolehsuatu pekerjaan atau mobilitas social pada lapisan atas masyarakattersebut. 2) Faktor UsiaPerbedaan umur mempengaruhi kecepatan dan keberhasialan belajarbahasa kedua pada aspek fenologi, morfologi, dan sintaksis.3) Faktor Penyajian FormalPembelajaran bahasa secara formal berpengaruh terhadapkecepatan dan keberhasilan dalam memeperoleh bahasa asing atau seperti45 Depag. RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi IAIN, 164 –165.39halnya dalam pendidikan di sekolah dengan guru kesengajaan danberbagai perangkat format pembelajaran seperti kurikulum, metode, guru,materi, media, dan sebagainya.4) FaktorfaktorBahasa PertamaBahwasannya bahasa pertama sebagai stimulus untuk memperolehbahasa kedua, sebab bahasa kedua mentransfer bahasa baru diatas bahasayang tidak ada5) Faktor LingkunganYaitu segala hal yang didengar dan dilihat oleh pembelajar

Page 13: BAB II

sehubungan dengan bahasa kedua yang sedang dipelajari. 46Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasannya denganadanya latihan, kemauan, dan lingkungan yang mendukung akanmenentukan keberhasilan seseorang dalam memperoleh bahasa yangdipelajari.Persoalan yang tidak kalah pentingnya agar siswa terampilberbicara seperti halnya Muhadatsah adalah adanya latihan keberanianberbicara. 4746 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 250257.47 A.S. Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), 142 .40Dengan adanya keberaniaan berbicara, seseorang akan lebihmudah dan cepat menguasai bahasa yang dipelajarinya untukmengungkapkan perasaan yang sesuai dengan hatinya.2. Kriteria Pengajaran MuhadatsahUntuk mengetahui berhasil atau tidaknya pengajaran diperlukanpenilaian yang sistematis. Tanpa sistematika, guru akan mengalami kesukarandalam menentukan apa yang dinilai dan bagaimana cara menilainya.Sebagaimana pengajaran bahasa Arab yang di dalamnya terdapattempat maharoh yang harus dikuasai oleh siswa, dan masingmasingdarimaharoh itu ada penilainya tersendiri untuk mengetahui apakah siswa sudahbisa dikatakan mampu menguasai dari maharohmaharohitu. Salah satu darimaharoh itu adalah Muhadatsah, yaitu seorang siswa kurang bisa bercakapcakap(berbicara) dengan bahasa Arab sesuai dengan apa yang dimaksud atauapa yang menjadi topik pembicaraan dengan kriteriakriteriasebagai berikut:1. Aspek Kebahasaana. Pengucapan vokalb. Pengucapan konsonanc. Penempatan tekanand. Penempatan persendian (Junchre)e. Nada dan Iramaf. Pilihan kata41g. Pilihan umgkapanh. Susunan kalimati. Variasij. Kejelasan suara2. Aspek Non Kebahasaana. Kelancaranb. Penguasaan topikc. Keterampilan

Page 14: BAB II

d. Penalarane. Keberanianf. Kelincahang. Ketertibanh. Kerajiani. KebersamaanKriteria penilaian ini dapat dipergunakan bagi penilai individualmaupun kelompok. Guru dapat menentukan itemitemmana yang hendakdinilai dalam suatu kegiatan. 48B. Pembahasan Mengenai Media Pembelajaran1. Pengertian Media Pembelajaran48 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 122123.42Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajarmengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehinggadapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas danmendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metodeyang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.Sedangkan menurut Briggs (1977) ; media pembelajaran adalahsarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,video dan sebagainya. Kemudian menurut National EducationAssociaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah saranakomunikasi dalam bentuk cetak maupun pandangdengar,termasuk teknologiperangkat keras. Oleh karena proses pembelajaran merupakanproses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka mediapembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satukomponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadidan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisaberlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integraldari sistem pembelajaranDari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalahsegala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanyaproses belajar pada diri peserta didik.

Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan mediapembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yangmembutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh gurudan “audiovisual”.

Page 15: BAB II

2. JenisJenisMedia Pembelajarana. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komikb. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnyac. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dansejenisnya Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD,VTR), komputer dan sejenisnya.Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yangmenentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan mediapembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajartergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3)karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih danmenggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketigafaktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akanmemberikan hasil yang maksimal.1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya