bab ii

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur sipil negara memiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi dan kesejahteraan tinggi, serta di percaya publik dengan dukungan SDM. Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan

Upload: pipin-zenal-mutaqin

Post on 15-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KKKK

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN

melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang

profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur sipil negara memiliki

kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi dalam melaksanakan

tugas, berbudaya kerja tinggi dan kesejahteraan tinggi, serta di percaya publik dengan

dukungan SDM.

Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah

secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan

sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan

publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di

pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di dinas kesehatan.

Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk

terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan peningkatan

pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan

kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,

Page 2: BAB II

maupun rehabilitative hal ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap

kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat yang

berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang optimal, maka dari itu perlu pelayanan

kesehatan yang bersifat preventif dan promotif di dinas kesehatan yang tepat, cepat dan

akurat di dinas kesehatan dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu:

1. Akuntabilitas

2. Nasionalisme

3. Etika Publik

4. Komitmen Mutu

5. Anti Korupsi.

B. TUJUAN

Untuk mencapai Tujuan yang diinginkan seorang ASN harus menjalankan tugas ASN

yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat, perekat dan pemersatu

bangsa. Dalam aktualisasinya penulis harus akuntabel dalam menjalankan tugasnya untuk

melayani masyarakat dengan baik dan maksimal, dan memiliki nilai dasar Nasionalisme.

Aparatur Sipil Negara juga harus dapat menerapkan nilai- nilai Etika Publik karena ASN

menjadi contoh bagi masyarakat. ASN juga harus mengedepankan Komitmen Mutu untuk

menjaga kualitas pelayanan bagi masyarakat dan Memiliki integritas yang tinggi untuk

menjadi pribadi yang Anti Korupsi berlandaskan Spiritual accountability.

C. RUANG LINGKUP

Aktualisasi ini difokuskan pada pelaksanaan fungsi jabatan Seksi Kesehatan Khusus dan

Battra. Fungsi jabatan tersebut mengacu pada Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 6

Page 3: BAB II

Tahun 2010 tentang Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan .

Pada level jabatan tersebut, ruang lingkup tanggung jawab penulis sebagai Pemegang

program kesehatan olahraga dan battra adalah melakukan pembinaan dan pengawasan,

kemudian koordinasi baik internal (dengan teman kerja dan atasan), koordinasi eksternal

(dalam rangka surat-menyurat dalam kegiatan kerjasama dengan instansi lain),

penyelenggaraan kegiatan dan evaluasi, serta pelaporan.

Berdasarkan hal tersebut, maka ruang lingkup aktualisasi juga dibatasi agar tidak keluar

dari fungsi jabatan yang telah ditetapkan. Berikut adalah penjabarannya:

a. Kegiatan aktualisasi yang terkait dengan tugas pokok yang tercantum Peraturan Wali

Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian tugas, fungsi dan tata

kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

b. Kegiatan aktualisasi yang merupakan tugas-tugas tambahan rutin yang diberikan

oleh atasan langsung.

Kegiatan aktualisasi yang merupakan inisiatif dari penulis. Kegiatan inisiatif ini lebih

diarahkan pada bagaimana penulis dalam melaksanakan tugas-tugasnya berupaya

melakukan perubahan dan inovasi. Perubahan dan inovasi tersebut dalam bentuk upaya

mencari metode atau cara kerja yang berorientasi pada efektivitas, efisiensi kinerja, dan

komitmen mutu. Untuk memudahkan penulis, kegiatan inisiatif dilaksanakan di level

individual. Namun perubahan dan inovasi juga dapat berada dalam level kerjasama

antara sesama staf dalam jabatan yang sama maupun antara sesama staf dengan

jabatan yang berbeda jika dibutuhkan, dengan catatan setelah mendapatkan izin dari

atasan

Page 4: BAB II

D. PROFIL ORGANISASI

1. Tugas dan Fungsi Organisasi

Dinas Kesehatan sebagai pelaku dan penanggung jawab pembangunan

kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan, dalam upaya mencapai visi pembangunan

Kesehatan Nasional ”Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” serta dengan

memperhatikan Isu Strategis dan dasar pembangunan kesehatan sebagaimana

tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan 2005-2025 tersebut

yaitu : 1) Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan Kemandirian, 3) Adil dan Merata dan

4) Pengutamaan dan Manfaat dan dalam upaya mencapai misi keempat walikota

Tangerang Selatan yaitu Meningkatnya Pelayanan Dasar Pendidikan dan Kesehatan

Masyarakat , maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan yaitu : ” Terwujudnya Pelayanan

Dasar Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas, Modern dan Terjangkau bagi

Masyarakat Kota Tangerang Selatan”

Dinas Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dalam pembangunan

kesehatan menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat yaitu suatu kondisi

dimana masyarakat Kota Tangerang Selatan menyadari, mau dan mampu untuk

mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga

dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk

gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak

mendukung untuk hidup sehat. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkan 4

(empat) misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang merata, berkualitas dan terjangkau

bagi masyarakat

2. Mengembangkan sumber daya kesehatan yang profesional dan berkesinambungan.

3. Mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan Pemberdayaan Kesehatan

Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya

4. Mempererat kemitraan dengan seluruh pelaku di bidang kesehatan

Page 5: BAB II

Berdasarkan Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Dinas

Kesehatan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengarahkan,

mengawasi dan mengendalikan dibidang Kesehatan sesuai kebijakan Pemerintah Kota.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai

fungsi :

- Perencanaan program-program kesehatan dengan pendekatan peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan penyakit

(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) ;

- Pembinaan manajemen Kesehatan daerah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan

dan pengendalian kebijakan kesehatan ;

- Pembinaan, Pengawasan operasional dan Pengendalian atas pengelolaan pelayanan

kesehatan pada fasilitas-fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta

fasilitas non kesehatan yang mempunyai pengaruh kepada kesehatan masyarakat;

- Pengupayaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang Kesehatan;

- Perencanaan dan pembinaan pelayanan kesehatan keluarga, Pelayanan Medis KB

dan Gizi Masyarakat;

- Perencanaan, pembinaan, pelaksanaan, pengamatan, pencegahan dan

pemberantasan penyakit dan penanganan Kejadian Luar Biasa bidang kesehatan;

- Perencanaan, pembinaan dan pelaksanaan Upaya Kesehatan lingkungan dan

pemantauan dampak pembangunan terhadap Kesehatan lingkungan;

- Perencanaan dan pengadaan obat untuk Puskesmas dan jaringannya serta

pengawasan sarana dan sediaan farmasi di sarana pelayanan swasta;

- Pengawasan makanan dan minuman yang berpotensi menimbulkan masalah

Kesehatan masyarakat dari proses produksi sampai dengan peredarannya;

- Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian sarana pelayanan Kesehatan dasar dan

rujukan baik pemerintah maupun swasta;

- Penyusunan, pelaksanaan dan pengembangan Sistem Kesehatan Daerah

Page 6: BAB II

- Pengembangan Sistem pembiayaan kesehatan melalui Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat dan atau sistem lain;

- Pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

- Perencanaan, pelaksanaan dan pembinaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin

- Penanggulangan masalah kedaruratan dan bencana

- Perencanaan Penyelenggaraan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Daerah;

- Perencanaan, Pengembangan dan pendayagunaan sumber daya kesehatan

- Perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan Promosi Kesehatan.

2. Tugas Pokok Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra

Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra mempunyai tugas melaksanakan

pemberian perizinan, pengawasan, pembinaan keadan pengobat tradisional,

merencanaan, melaksanakan program kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, indera

dan olah raga . Serta pengumpulan data, pengolahan data, pelaksanaan dan

peningkatan mutu pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk melaksanakan

tugas pokok tersebut Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra menyelenggarakan

fungsi :

- pemberian tanda terdaftar dan izin untuk pengobat tradisional serta pengawasan

dan pembinaannya;

- penyelenggaraan penyusunan rencana kerja, kinerja,dan anggaran tahunan Seksi

Pelayanan Kesehatan Khusus dan Batra;

- pengumpulan, pengolahan data kesehatan keselamatan Kerja perusahaan;

- pengkoordinasian dan kerjasama dengan dinas terkait lainnya dalam penataan

keselamatan Kerja perusahaan yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan

kerja dan Kesehatan Olahraga

- penyiapan bahan petunjuk teknis pembinaan keselamatan dan kesehatan di

Lingkungan Kerja perusahaan;

- pembinaan dan bimbingan teknis keselamatan dan kesehatan Kerja perusahaan;

Page 7: BAB II

- perencanaan program pengobatan pencegahan penanggulangan penyakit gigi dan

mulut, peningkatan mutu pelayanan, program kesehatan jiwa, kesehatan indera dan

olah raga

- pelaksanaan, pengumpulan, pengolahan, penganalisian data program pengobatan

dan pencegahan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, dan kesehatan indera dan olah raga

- pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga lainnya terkait pembinaan dan

bimbingan teknis program pengobatan, dan pencegahan penyakit gigi dan mulut

kesehatan jiwa, dan kesehatan indera dan olah raga;

- pembinaan dan memfasilitasi proses hukuman disiplin kepada bawahannya (secara

berjenjang) yang pelaksanaan pelanggaran disiplin dengan berdasarkan pada

Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin pegawai negeri;

- pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugasnya.

3. Penugasan Pimpinan

- Membantu penyelenggaraan penyusunan rencana kerja, kinerja,dan anggaran

tahunan Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra

- Pengumpulan, pengolahan data kesehatan Olahraga

- Pengkoordinasian dan kerjasama dengan dinas terkait lainnya dalam penataan

keselamatan Kerja perusahaan yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan

kerja dan Kesehatan Olahraga

- Penyiapan bahan petunjuk teknis pembinaan keselamatan dan kesehatan di

Lingkungan Kerja perusahaan;

- Pembinaan dan bimbingan teknis keselamatan dan kesehatan Kerja perusahaan;

- Perencanaan program kesehatan olah raga

- pelaksanaan, pengumpulan, pengolahan, penganalisian data program kesehatan

olah raga

- pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga lainnya terkait pembinaan dan

bimbingan teknis program pengobatan, dan pencegahan penyakit gigi dan mulut

kesehatan jiwa, dan kesehatan indera dan olah raga;

Page 8: BAB II

- pembinaan dan memfasilitasi proses hukuman disiplin kepada bawahannya (secara

berjenjang) yang pelaksanaan pelanggaran disiplin dengan berdasarkan pada

Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin pegawai negeri;

- pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugasnya.

Page 9: BAB II

SOTK TAHUN 2014KEPALA DINAS

Drs. SUHARNO.M.Kes

FungsionalSEKRETARIS

drg. Hj. KHAIRATI

Kasubbag Umum &

Kepegawaian

Kasubbag Keuangan

Kasubbag Program Evaluasi

& Pelaporan

Syahlan King S. Siregar.SE,

MAIrmaneta. SE dr. Aryo Darmawan

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

Kepala Bidang Kesehatan Keluarga

Kepala Bidang P2PL

Kepala Bidang Promkes dan SDK

 dr. H. Toni Kusdianto

Dr.Idadr. Tulus

MuladiyonoIin Sofiawati

 

 

Kepala Seksi Pelayanan

Kesehatan Dasar

Kepala Seksi Gizi

Kepala Seksi Pengendalian Menular dan

PTM

Kepala Seksi SDK dan Sistem Informasi Kesehatan

 drg. Unna

RahmadonnaIda Budi

Kurniasih, SKMdr. M. Alwan. AT dr. Alin Hendalin M

 

 

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan

Rujukan Bina Institusi

Kesehatan

Kepala Seksi Kesehatan Ibu

dan Anak

Kepala Seksi Survailance &

Imunisasi

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

 Dr. akbar

Hj. Eni Rohaeni. S.Sit

dr. Adhy Purnawan

Muhada Castra Dypura, SKM

     

 

Kepala Seksi Kesehatan

Khusus dan Batra

Kepala Seksi Remaja dan

Lansia

Kepala Seksi Penyehatan

Lingkungan dan Makanan Minuman

Kepala Seksi Promkes dan

Kesehatan Institusi

dr. Retno Widowati

Suminah, SKMAnton Wibawa,

SKM. MKM-

 UPT FARMASI UPT LABKESDA

Irwan Hartono.Ssi.Apt

dr. M. Alwan. AT

Page 10: BAB II

BAB II

KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Internalisasi Nilai-Nilai Dasar

Dalam menjaga kompetensi dan profesionalitas PNS, terdapat nilai-nilai dasar

profesi yang menjadi acuan dalam berpikir, bersikap dan berperilaku. Nilai-nilai tersebut

sekaligus menjadi standar penilaian kompetensi dan profesionalitas PNS dalam

melaksanakan fungsinya. Nilai-nilai tersebut hendaknya terinternalisasi ke dalam diri

seorang PNS sehingga tercermin dalam kesehariannya, misalnya dalam melakukan

pelayanan, pengambilan keputusan, melakukan inovasi dalam rangka peningkatan

kinerjanya dan lain sebagainya.

Internalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini dilakukan pada semua PNS dari berbagai

tingkatan jabatan dan peran, tidak terkecuali bagi CPNS. Internalisasi tersebut dilakukan

melalui berbagai bentuk, mulai dari sosialisasi, melalui pembuatan peraturan yang sifatnya

lebih teknis, melalui penurunan nilai-nilai dasar menjadi kode etik pegawai di level instansi

masing-masing, dan melalui berbagai pendidikan yang sifatnya pembekalan ataupun

pembaruan. Jika mengacu pada Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, maka nilai-nilai dasar profesi PNS dapat diringkaskan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas PNS dapat diartikan sebagai kegiatan dan kewajiban yang hasil

akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Tanggung jawab ini bentuknya dapat secara horizontal (dalam atau antar

Page 11: BAB II

instansi) dan secara vertikal (kepada masyarakat luas ataupun pada otoritas yang lebih

tinggi). Berdasarkan hal tersebut, akan muncul pertanyaan sederhana, yaitu bagaimana

bentuk dari seorang PNS yang akuntabel. Menurut hemat penulis setelah belajar

akuntabilitas, PNS yang akuntabel adalah PNS yang:

1. Memiliki tujuan/outcome yang jelas dalam setiap pelaksanaan tugas.

2. Memahami dan melaksanakan tugas atau tanggung jawab.

3. Bersikap/berperilaku netral, adil dan konsisten dalam melaksanakan kebijakan dan

memberikan pelayanan.

4. Mampu mengambil keputusan yang tepat.

5. Menghasilkan output yang berkualitas, bentuknya bisa pada terbangunnya relasi

yang baik dalam rangka tugas, terlihatnya perbaikan kinerja secara berkelanjutan,

dan mampu membuat laporan pertanggungjawaban terkait dengan tugasnya.

Untuk mengukur akuntabilitas tersebut, dibutuhkan suatu indikator yang jelas.

Secara singkat, indikator akuntabilitas yang dapat dilihat dari seorang PNS adalah:

1. Transparansi akses informasi baik secara horizontal maupun vertikal.

2. Menggunakan data dan informasi yang dimiliki instansi dengan cara dan tujuan yang

tepat.

3. Menghindari perilaku yang curang dan korup.

4. Menggunakan sumberdaya negara baik dalam bentuk fisik ataupun anggaran secara

tepat.

5. Meminimalisir konflik kepentingan.

Page 12: BAB II

2. Nasionalisme

Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa cinta terhadap

tanah air. Nasionalisme dapat muncul karena beragam hal, misalnya kesamaan geografi,

geopolitik, cita-cita, budaya, sejarah, ataupun kesamaan nasib. Nasionalisme ini wajib

dimiliki oleh semua komponen bangsa, terutama oleh PNS sebagai aparatur negara.

Nasionalisme dalam diri PNS dapat dilihat dari aspek-aspek yang bisa diukur,

misalnya terkait simbol dan sikap. Simbol nasionalisme biasanya berupa monumen,

bendera nasional, bahasa nasional, tulisan, lagu, dan masih banyak lagi. Sedangkan sikap

dapat dilihat dari bagaimana PNS menampilkan atau mencitrakan jati dirinya sebagai

bagian dari bangsa Indonesia. Hal ini karena jati diri terkait dengan kebanggaan dan

nilai-nilai yang dianut oleh individu. Berikut adalah indikator yang dapat digunakan

untuk melihat nasionalisme PNS teresebut:

1. Menghormati bendera nasional, bangga menggunakan bahasa dan lagu nasional,

serta bangga dengan simbol-simbol yang menjadi jati diri seorang PNS (misalnya baju

KORPRI, baju dinas, dll.)

2. Memahami bahwa pelaksanaan tugas sebagai PNS terkait dengan citra pemerintah

dihadapan publik, sehingga menjaga kualitas kinerjanya.

3. Mengutamakan persatuan bangsa dan kepentingan nasional ketimbang kepentingan

individu, golongan ataupun kelompok.

4. Mengutamakan nilai ketuhanan, kemanusian dan musyawarah dalam pelaksanaan

fungsinya.

Page 13: BAB II

5. Berpegang pada prinsip adil dan netral dalam melaksanakan kebijakan dan melayani

publik.

3. Etika Publik

Etika publik PNS adalah suatu hasil refleksi kritis tentang standar norma bagi PNS

atas baik atau buruk, salah atau benar dalam melaksanakan tugasnya. Jika diturunkan,

etika publik ini dapat keluar dalam bentuk kode etik dan perilaku bagi PNS. Dalam kode

etik, standar norma tersebut sudah mewujud menjadi peraturan yang memiliki

ketentuan, sanksi, dan imbalan. Biasanya, setiap intansi pemerintah memiliki kode etik

yang merupakan ekstraksi dari budaya atau nilai dasar instansi dan etika publik yang

berasal dari Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jika

mengacu pada Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Nilai

dasar etika publik dapat diringkaskan sebagai berikut:

1. Berpegang teguh pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara. Republik

Indonesia Tahun 1945.

2. Menjalankan tugas secara profesional.

3. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

4. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

5. Menjunjung tinggi standar etika luhur.

6. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

7. Memiliki kemampuan melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

8. Memberikan pelayanan publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya

guna, berhasil guna, dan santun.

Page 14: BAB II

9. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

10. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

11. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

12. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

13. Meningkatkan efektivitas.

Tujuan dari etika publik yang diturunkan sebagai kode etik adalah untuk menjaga

martabat dan kehormatan PNS, mengingat PNS adalah perpanjangan tangan

pemerintah yang mayoritasnya bekerja bersentuhan langsung dengan pelayanan publik.

Etika publik ini dapat tercermin dari:

1. Perilaku integritas pejabat publik ataupun PNS.

2. Kualitas pelayanan yang prima pada publik.

3. Kualitas interaksi yang baik dalam pelaksanaan fungsinya.

4. Tingginya kepercayaan masyarakat pada PNS.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu PNS terkait dengan upaya mewujudkan pemerintahan yang baik

dan bersih yang pada akhirnya mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders pada

PNS. Komitmen mutu seringkali diidentikkan dengan efektivitas, efisiensi, inovasi dan

mutu dari seorang PNS. Seorang PNS dapat dikatakan memiliki komitmen mutu jika:

1. Mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan (aspek efektifitas).

2. Mampu menentukan penggunaan sumberdaya yang tepat dalam rangka mencapai

tujuan (aspek efisiensi).

Page 15: BAB II

3. Mampu beradaptasi dengan perubahan dan mampu menemukan cara baru yang

lebih baik dalam mencapai tujuan (aspek inovasi).

4. Konsisten menjaga kualitas dan kesesuaian kinerja dalam rangka pencapaian tujuan

(aspek mutu).

Tujuan/outcome dari komitmen mutu adalah pelayanan yang prima pada publik.

Pelayanan yang prima berarti publik mendapatkan pelayanan yang seusai dengan

kebutuhannya, memuaskan, bahkan jauh diatas ekspektasinya. Indikator pengukuran

yang dapat digunakan dalam melihat komitmen mutu PNS adalah:

1. Pekerjaan sesuai dengan prosedur atau standar yang telah ditetapkan

2. Pekerjaan diselesaikan dengan cepat dan tepat.

3. Ketercapaian target kinerja.

4. Terciptanya kepuasan dari pimpinan, publik, dan diri sendiri sebagai yang

memberikan pelayanan.

Page 16: BAB II

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,

kebobrokan, atau tidak bermoral. Defenisi korupsi ini telah secara gamblang dijelaskan

dalam 13 buah pasal dalam Undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang

No.20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30

bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Ketigapuluh pasal tersebut pada dasarnya dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kerugian keuangan negara.

2. Suap-menyuap.

3. Penggelapan dalam jabatan.

4. Pemerasan.

5. Perbuatan curang.

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan.

7. Gratifikasi.

Tindak pidana korupsi yang telah dijabarkan, disertai dengan ancaman hukuman sesuai

dengan tingkat dan dampak dari perilaku korup tersebut. Anti korupsi menjadi bagian

penting dalam nilai-nilai dasar profesi PNS masa ini, mengingat perilaku korupsi adalah

musuh terbesar pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.

Ada sembilan nilai yang dijadikan acuan dalam melawan korupsi, yaitu kejujuran,

kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan,

keberanian dan keadilan. Nilai ini wajib diterapkan oleh PNS di tempat kerjanya karena

korupsi menghasilkan kerusakan yang sifatnya masif pada sendi-sendi kehidupan

Page 17: BAB II

berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Berdasarkan hal itu, berikut adalah bentuk

anti korupsi dalam perilaku PNS:

1. Menghindari Tindak Perilaku Korupsi;

2. Mengaktualisasi Nilai Dasar Korupsi; dan

3. Mengutamakan Integritas dalam Kinerja.

Page 18: BAB II

BAB IIIAKTUALISASI NILAI DASAR

PROFESI PNS DI TEMPAT TUGAS

Nama/NIP : PIPIN ZENAL MUTAQIN S.Ft / 19820819 201503 1 001Unit Kerja/Instansi : DINAS KESEHATAN / Bid.Pelayan Kesehatan / Sie.Kessus & Battra

KETERKAITAN NILAI DASAR DENGAN KEGIATAN

No KEGIATAN NILAI DASAR URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1 Pembinaan dan Pengawasan Penyehat Tradisional di Wilayah kota Tangerang Selatan.

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

Saya akan bertanggung jawab memeriksa dan memastikan terapis memiliki surat tanda penyehat tradisional (STPT).

Saya akan melakukan pembinaan dan pengawasan dengan tanpa membeda-bedakan latar belakang dan status sosial.

Pembinaan dan pengawasan akan saya lakukan dengan sikap hormat, sopan tanpa tekanan. Saya akan memastikan berkas hasil dari pembinaan dan pengawasan dilaporkan ke atasan kemudian di filekan dan di input datanya.

Saya akan menolak segala bentuk suap yang mungkin akan dilakukan oleh orang yang mempunyai kepentingan terhadap tugas saya.

2 Memberikan Surat Edaran PERMENKES terbaru no.39 Tahun 2014 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pembinaan Tukang Gigi sebagai bentuk sosialisasi di wilayah kota tangerang selatan.

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

Saya akan memberikan surat edaran langsung kepada Tukang Gigi sebagai bentuk tanggung jawab. Saya tidak semena-mena dalam menjalankan tugas dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.

Saya akan melakukan tugas saya dengan sikap cermat dan disiplin.

Saya akan memberikan surat edaran dan membuat tanda terima di buku ekspedisi.

Dalam melaksanakan tugas saya harus bebas dari kepentingan dan tidak menyalahgunakan

Page 19: BAB II

wewenang seperti menerima suap atau meminta imbalan.

3 Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas.

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

Saya akan datang sebelum kegiatan senam di puskesmas dimulai, sebagai bentuk integritas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan.Saya akan memberikan kepercayaan penuh kepada pemegang program kesehatan olahraga di puskesmas dalam melaksanakan tugasnya.

Pembinaan dan pengawasan dengan memberikan informasi secara benar kepada petugas di puskesmas yang memerlukan informasi seputar upaya kesehatan olahraga.

Saya akan menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan untuk mengawal keterlaksanaan program kerja.

Saya tidak akan menerima gratifikasi dalam bentuk apapun.

4 Pembinaan kader TOGA (Taman Obat Keluarga)

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

Saya akan transparan menjelaskan maksud dan tujuan dalam melakukan pembinaan kader toga.

Saya tidak akan memaksakan kehendak saya kepada para kader.

Saya tidak akan menyalahgunakan tugas dan jabatan untuk mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

Saya akan cepat beradaptasi dengan para kader toga agar memudahkan saya dalam melakukan pembinaan.

Saya tidak akan berbuat curang atau melakukan kebohongan dalam melakukan pembinaan kepada kader.

5 Membagikan Modul Toga untuk kader

AKUNTABILITAS Saya akan memberikan modul toga langsung kepada kader sebagai bentuk keseimbangan

Page 20: BAB II

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

antara tanggung jawab dengan amanah.

Terjun langsung kelapangan dan berbaur dengan kader sebagai wujud mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.Saya akan melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin juga memberikan informasi secara benar. Saya akan menjelaskan isi modul dan memberikan informasi dari modul bagi kader yang belum jelas isi manfaat dari modul itu sendiri.Saya tidak akan menerima gratifikasi dalam bentuk apapun.

6 Membuat Surat Perintah Tugas Pembinaan dan Pengawasan

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

Surat perintah tugas yang saya buat harus sesuai dengan Tata Naskah Dinas.

Saya akan membuat surat perintah tugas dengan senang hati.

Saya akan cermat dan teliti dalam membuat surat perintah tugas.

Saya akan membaca ulang terlebih dahulu sebelum surat perintah tugas di print.

Saya akan membuat surat tugas dengan tidak memanipulasi data atau tidak sesuai dengan pelaksanaan tugas.

7 Input data pelaporan upaya kesehatan olahraga dari puskesmas.

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

Saya akan menggunakan komputer dan aplikasi secara baik dan benar, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat dilacak dengan cepat.

Saya akan bertanya atau memberikan penjelasan kepada pemegang program dengan bahasa yang santun jika ada yang ingin saya tanyakan atau ada kekeliruan dalam pelaporan kesehatan olahraga karena pemegang program adalah bagian dari tim work.

Saya harus cermat dan teliti dalam menginput data pelaporan yang masuk.

Saya akan cek kembali isi dari laporan olahraga yang saya terima setelah diinput ke dalam

Page 21: BAB II

ANTI KORUPSI

komputer dan membuat back up sebagai antisipasi bila terjadi kerusakan pada komputer.

Saya akan memasukan data pelaporan upaya kesehatan olahraga dengan jujur apa adanya tidak manipulasi data.

8 Memfasilitasi ruangan pelatihan Hipnoterapi bagi dokter umum dan perawat puskesmas se kota Tangerang Selatan

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

ANTI KORUPSI

Dengan penuh tanggung jawab saya akan menerima tugas dan melaksanakan dengan cermat sehingga ruang pelatihan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Saya akan melaksanakan tugas dengan ikhlas, tidak merasa dibebani dan tidak menggerutu karena tugas yang diberikan kepada kita.

Saya akan menghargai kerjasama dan berkomunikasi dengan baik kepada atasan dan rekan kerja yang akan membantu saya.

Dengan cermat saya akan mempersiapkan ruang pelatihan sehingga nantinya kegiatan akan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, dan peserta mendapatkan pelatihan yang optimal.

Saya tidak akan menerima uang atau bentuk apapun dalam mempersiapkan ruang, karena sudah menjadi tanggung jawab.

9 Membuat Notulen Pelatihan Hipnoterapi.

AKUNTABILITAS

NASIONALISME

ETIKA PUBLIK

KOMITMEN MUTU

Saya akan melakukan dengan penuh tanggung jawab dan kehati-hatian sehingga apa yang dicatat sesuai dengan apa yang disampaikan pada pelatihan tersebut.

Saya akan disiplin mengikuti pelatihan dan mencatat hal-hal yang penting yang dibahas dalam kegiatan tersebut agar tidak ada informasi yang terlewat.Saya akan berkonsultasi dengan atasan atau rekan kerja berkaitan dengan hasil notulen yang sudah saya dengan sikap dan bahasa yang santun.Saya akan melakukan inisiatif dengan menggunakan kamera video atau alat perekam suara untuk mendokumentasikan apa yang dibahas dalam pelatihan tersebut, sehingga apabila ada informasi yang terlewat dapat

Page 22: BAB II

ANTI KORUPSImudah ditemukan.Saya akan menghadiri pelatihan tepat waktu agar hal-hal yang dibahas pada saat pelatihan dapat tercatat secara keseluruhan.

Teknik Aktualisasi Nilai Dasar

Page 23: BAB II

NO Nilai Dasar dan Teknik Aktualisasi

Uraian Penggunaan Teknik Nilai Dasar dan Manfaat Bagi Pihak Lain dan Perwujudan Visi Organisasi

1 Pembinaan dan Pengawasan Penyehat Tradisional di Wilayah kota Tangerang Selatan.

1.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan

1.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -2

1.3 Etika publik dengan berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)

Langkah-langkah : 1. Memperkenal diri, memperlihatkan surat tugas dan menjelaskan

maksud tujuan.2. Meminta dan mengecek STPT (surat tanda penyehat tradisional)3. Memastikan masa berlaku, identitasnya jelas dan benar

Manfaat : Terapis senang dan jadi tahu maksud kedatangan sayaHasil : Terapis akan memberikan informasi yg validDampak : Jika Saya datang tanpa memperkenalkan diri, tidak memperlihatkan surat tugas dan tidak menjelaskan maksud juga tujuan kedatangan saya kemungkinan Terapis tidak akan menerima saya dengan baik dan infomasi yang saya terima nantinya kemungkinan tidak akan valid.

Langkah-langkah:1. Tidak ada perlakuan khusus dan membeda-bedakan dalam

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan.2. Memperlakukan semua terapis dengan cara yang samaManfaat: kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman karena tidak diskriminatifHasil : Terapis akan merasa nyaman dan terhormat, dan itu bisa meningkatkan kepatuhan Terapis dalam melakukan pekerjaannya atau dapat mendorong terapis segera membuat STPT bagi yang belum berizin.Dampak : Jika langkah-langkah diatas tidak saya lakukan kaitannya dengan nasionalisme, akan terjadi kesenjangan, kecemburuan sosial dan proses pembinaan dan pengawasan tidak akan berjalan seperti yang saya harapkan.

Langkah-langkah:1. Memperlihatkan surat perintah tugas dan surat edaran bagi yang

belum berizin2. Segera melakukan pembinaan dan pengawasan3. Menggunakan bahasa yang santun dan sopanManfaat : menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesional dalam bekerja, sehingga menciptakan citra PNS yang baikHasil : Terapis akan merasa puas akan penjelasan yang kita berikanDampak : Jika Pembinaan dan Pengawasan yang saya lakukan tidak sesuai dengan langkah-langkah diatas maka saya akan menambah daftar

Page 24: BAB II

1.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas

1.5 Anti korupsi berlandaskan sikap Integritas

citra PNS yang arogan yang tidak memiliki tata karma sopan santun

Langkah-langkah: 1. Memastikan hasil pelaporan lengkap untuk disampaikan ke atasan.2. Langsung Menginput data setelah melakukan pembinaan dan

pengawasan3. Menyimpan dokumen pembinaan dan pengawasan ke dalam bindexManfaat : Melatih saya untuk terus membiasakan diri mengerjakan tugas yang sesuai prosedur.Hasil : Pelaporan yang bisa dipertanggung jawabkan dan atasan akan percaya dengan tugas yang diberikan kepada saya.Dampak : Data yang tidak valid dan atasan akan kecewa kepada saya jika langkah-langkah diatas tidak saya lakukan.

Langkah-langkah:1. Terapis yang tidak paham prosedur membuat STPT, saya harus

menjelaskan prosedurnya bahwa pendaftaran STPT tidak dipungut biaya dan selesai 14 hari kerja dengan persyaratan yang lengkap.

2. Menolak segala gratifikasi dan suapManfaat : Terapis menjadi tahu prosedur pembuatan STPT yang benar.Hasil : Terapis akan membuat STPT sesuai prosedur dan akan membentuk saya menjadi pegawai yang anti korupsi, punya integritas tinggi, dan jadi pegawai teladan.Dampak :Konsekuensi yang akan saya terima jika hal-hal diatas tidak saya lakukan adalah kesadaran terapis untuk mengikuti aturan kurang dan memungkinkan tidak akan membuat STPT kemudian saya akan menjadi pribadi yang tidak memiliki integritas.

2 Memberikan Surat Edaran PERMENKES terbaru no.39 Tahun 2014 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pembinaan Tukang Gigi sebagai bentuk sosialisasi di wilayah kota tangerang selatan 2.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan

Langkah-langkah : 1. Menyiapkan surat perintah tugas, surat edaran dan permenkes2. Menyiapkan buku ekpedisi tanda terima.3. Menyiapkan perlengkapan alat tulisManfaat : Pada saat melakukan tugas sudah benar-benar siap karena sudah mempersiapkan apa saja yang harus saya bawa.

Page 25: BAB II

2.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -2

2.3 Etika publik dengan berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)

2.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas

Hasil : Melaksanakan tugas yang dapat dipertanggung jawabkan.Dampak : Kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik jika saya tidak melakukan persiapan yang benar dan hasil yang saya dapat tidak memiliki nilai.

Langkah-langkah:1. Tidak ada perlakuan khusus dan membeda-bedakan dalam

pelaksanaannya.2. Memperlakukan tukang gigi dengan cara yang sama dan tidak

semena-menaManfaat: kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman karena tidak diskriminatif.Hasil : Tukang Gigi akan menerima dengan baik apa yang saya jelaskan, dan itu bisa meningkatkan kepercayaan juga kepatuhan Tukang Gigi dalam melakukan pekerjaannya atau dapat mendorong mereka segera membuat SITG bagi yang belum berizin.Dampak : Adanya kesenjangan dan ketidakpatuhan tukang gigi terhadap peraturan yang sudah dibuat jika didalam langkah-langkah nilai nasionalisme tidak saya lakukan.

Langkah-langkah:1. Memperlihatkan surat perintah tugas dan memberikan surat edaran.2. Komunikasi yang baik dan ramah3. Memperlihatkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang perizinan,

pembinaan dan pengawasan Tukang Gigi.4. Menggunakan bahasa yang santun, sopan, cepat beradaptasi dan

selalu senyum.Manfaat : menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga menciptakan citra yang baikHasil : Tukang Gigi akan merasa puas akan penjelasan yang kita berikanDampak : Penolakan dari Tukang Gigi karena ulah prilaku saya yang kurang baik jika langkah-langkah didalam nilai etika publik diatas tidak saya lakukan.

Langkah-langkah: 1. Memastikan hasil pelaporan lengkap untuk disampaikan ke atasan.2. Langsung Menginput data setelah melakukan pembinaan dan

pengawasan3. Menyimpan form dokumen pembinaan dan pengawasan ke dalam

fileManfaat : Pelaporan yang jelas dan memudahkan untuk dimasukan sebagai data karena isi dari laporan itu sendiri sudah lengkap.Hasil : Sebagai data yang bermutu dan mempunyai nilai yang baik dan atasan akan memberikan nilai positif.

Page 26: BAB II

Dampak : Data bisa hilang dan menyulitkan saya dan atasan akan menegur kepada saya.

2.5 Anti korupsi berlandaskan sikap Integritas

Langkah-langkah:1. Tetap konsisten dengan maksud dan tujuan awal.2. Berikan pemecahan masalah jika memang ada kendala3. Mendengarkan masukan dari Tukang Gigi.4. Menolak segala gratifikasi dan suapManfaat : Saya menjadi terlatih menghadapi masalah, Tukang Gigi merasa diperhatikan.Hasil : menjadi pegawai yang anti korupsi, punya integritas tinggi, dan jadi pegawai teladan.Dampak : menjadi contoh yang tidak baik bagi PNS dan ikut andil dalam memperburuk citra PNS di mata masyarakat

3 Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas.

3.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan

3.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -4

3.3 Etika publik dengan

Langkah-langkah : 1. Menyiapkan surat perintah tugas2. Menyiapkan form pembinaan dan pengawasan.3. Menyiapkan kamera atau smartphone untuk dokumentasi Manfaat : Dapat memberi contoh yang baik kepada para pemegang program kesehatan olahraga.Hasil : Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas, modern dan terjangkau.Dampak : Apabila langkah-langkah diatas tidak saya lakukan maka segala sesuatunya tidak akan berjalan dengan baik dan tidak bisa menjadi contoh bagi PNS yang lain.

Langkah-langkah:1. Melakukan pemantauan pada saat pemegang program kesehatan

olahraga sedang melakukan pembinaan.2. Berbaur dalam kegiatan tersebut.Manfaat : kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman dalam pelaksanaannyaHasil : Upaya kesehatan olahraga bisa terus berjalan dengan melibatkan pemegang program di puskesmas dan keikutsertaan masyarakat.Dampak : Tidak akan ada respek dari masyarakat juga pemegang program kesehatan olahraga dipuskesmas jika langkah-langkah tersebut tidak saya lakukan

Langkah-langkah:1. Menyampaikan masukan berupa kekurangan dan kelebihan dari

Page 27: BAB II

berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)

3.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas

upaya kesehatan olahraga dengan santun dan sikap menghormati.Manfaat : Menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga menciptakan kerjasama yang baikHasil : Upaya Kesehatan Olahraga bisa berjalan terus dengan baikDampak : Kerjasama yang tidak berjalan dengan baik dan tidak adanya respek apabila nilai-nilai etika publik tidak saya lakukan.

Langkah-langkah: 1. Memastikan hasil pelaporan diisi lengkap.2. Langsung Menginput data setelah melakukan pembinaan dan

pengawasan3. Menyimpan form dokumen pembinaan dan pengawasan ke dalam

file sebelumnya dilaporkan ke atasan.Manfaat : Sebagai data yang akan memudahkan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan juga pelaporan ke atasanHasil : Data yang dapat dipertanggungjawabkanDampak : Akan menghasilkan data yang tidak memiliki nilai jika langkah-langkah didalam komitmen mutu tidak saya lakukan.

3.5 Anti korupsi berlandaskan sikap Integritas

Langkah-langkah:1. Bersikap disiplin, tegas dan tetap sopan 2. Focus pada tugas3. Memberikan solusi yang baik jika ada masalah

Manfaat : Interaksi yang baik dan lancar antara saya dengan pemegang program dan juga masyarakatHasil : Pemegang program akan puas dan segan untuk melakukan hal-hal yang melanggar aturan.Dampak : Jika saya tidak melakukan langkah-langkah diatas maka sangat mungkin menghambat terjadinya interaksi baik dan syarat akan terjadinya gratifikasi.

4 Pembinaan Kader Toga.

4.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan

4.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -4

Langkah-langkah : 1. Memperkenal diri,2. Menjelaskan maksud tujuan dari kedatangan saya.Manfaat : Supaya ada penerimaan yang baik dari kader TOGAHasil : Kegiatan pembinaan bisa berjalan dengan baik dan jelasDampak : tidak aka nada penerimaan yang baik dari kader jika langkah-langkah nilai akuntabilitas tidak saya lakukan

Langkah-langkah:1. Kader akan saya bebaskan berkreasi dengan caranya sendiri2. Memperlakukan para kader dengan cara yang samaManfaat : Kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman karena tidak diskriminatifHasil : Kader merasa nyaman dan dapat mengikuti kegiatan

Page 28: BAB II

4.3 Etika publik dengan berorientasi pada dengan tidak menyalahi tugas dan kewenangan sebagai seorang ASN

4.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas

4.5 Anti Korupsi

pembinaan dengan baik.Dampak : Suasana yang tidak kondusif pada saat pembinaan dan kader tidak akan menyerap dengan baik hal-hal yang saya sampaikan jika langkah-langkah nilai nasionalisme tidak saya terapkan.

Langkah-langkah:1. Mengucapkan salam2. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun secara tata bahasa.3. Tetap fokus pada maksud dan tujuan kedatangan

Manfaat : Menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga menciptakan citra yang baikHasil : Kepuasan Kader sehingga dapat mendorong untuk lebih produktif dalam kegiatan TOGA.Dampak : Jika nilai etika publik tidak saya terapkan yang mungkin terjadi adalah kader akan melihat saya sebagai PNS yang tidak mempunyai tata karma dan hasil yang ingin saya capai tidak dapat terwujud.

Langkah-langkah: 1. Menggunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti2. Mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dan masukan dari kader3. Melibatkan kader dalam mencari solusi jika ada masalah atau kendalaManfaat : Ada hubungan dan interaksi yang baik dengan kaderHasil : Kader menjadi lebih percayaDampak : Pembinaan tidak akan menghasilkan kader yang faham jika langkah-langkah dari komitme mutu ini tidak saya lakukan.

Langkah-langkah: 1. Tidak menutup-nutupi dan apa adanya2. Apa yang perlu disampaikan harus disampaikanManfaat : Saya akan terbiasa untuk berkata dan bersikap jujurHasil : Kepercayaan dari para kader akan integritas sayaDampak : Tidak adanya kepercayaan dari kader dan saya akan menjadi pribadi yang terbiasa bersikap tidak jujur jika nilai dan langkah dari anti korupsi ini tidak saya terapkan.

5 Membagikan Modul Toga untuk Para Kader

5.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai keseimbangan

Langkah-langkah : 1.Memberikan Modul Toga langsung kepada kader2.Membuat tanda terima

Manfaat : Menjadi PNS yang profesional dan dekat dengan masyarakatHasil : Hubungan yang baik antara kader dan PNS

Page 29: BAB II

5.2 Nasionalisme berlandaskan sila ke -5

5.3 Etika publik dengan berorientasi pada nilai-nilai dasar ASN

5.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas

5.5 Anti Korupsi

Dampak : Jika langkah-langkah dari nilai akuntabel tidak saya lakukan maka saya tidak bisa memastikan kebenarannya apakah modul tersebut telah sampai ke tangan kader dan tidak bertanggung jawab atas perintah atasan yang diberikan kepada saya.

Langkah-langkah:1. Terjun langsung ke lapangan 2. Segera berbaur dan beradaptasi dengan kaderManfaat: Membangun kedekatan dengan kaderHasil : Terbangun suasana kekeluargaan Dampak : Kesenjangan antara saya sebagai PNS dengan kader jika nilai nasionalisme saya hilangkan.

Langkah-langkah:1. Fokus pada maksud dan tujuan2. Tetap menjaga sikap dan tata karma yang baik3. Mendengarkan masukan dari para kader dengan cermat dan

mencatatnyaManfaat : menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesional dalam bekerja.Hasil : Nama baik PNS bisa menjadi lebih baik dimata masyarakat

Langkah-langkah: 1. Menjelaskan manfaat dari modul yang diberikan.2. Menjawab pertanyaan dengan jelas jika ada yang ingin ditanyakanManfaat : Para kader bisa belajar tentang pemanfaatan atau budidaya TOGAHasil : Kader toga yang terampilDampak : Nilai komitemen mutu jika tidak diterapkan maka akan hanya menghasilkan kader yang tidak produktif dan tidak terampil.

Langkah-langkah: 1. Tetap tenang dalam bersikap2. Sampaikan semua yang perlu disampaikan.Manfaat : Para kader bisa mengerti Hasil : Kader toga menjadi percaya kepada sayaDampak : Jika saya tidak bisa tenang maka para kader akan berfikir lain kepada saya dan sangat mungkin menganggap saya perlu diberi sesuatu dalam hal ini gratifikasi.

6 Membuat surat Perintah Tugas Pembinaan dan Pengawasan. 6.1 Akuntabilitas

Langkah-langkah:

Page 30: BAB II

dengan menerapkan nilai kejelasan

6.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -4

6.3 Etika publik dengan berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)

6.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas

1. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan kepada saya2. Melihat tata naskah dinas tentang contoh surat perintah tugas.

Manfaat : Mendisiplinkan saya bekerja sesuai dengan aturan Hasil : Surat Perintah Tugas yang bisa dipertanggung jawabkan Dampak : Membuat surat perintah tugas tanpa memasukan nilai akuntabilitas tentunya akan menghasilkan surat yang tidak memiliki nilai akuntabelLangkah-langkah : 1. Surat Perintah tugas akan saya buat dengan tenang tanpa tekanan. 2.Fokus pada saat mengerjakannya Manfaat : Terbiasa mengerjakan semuanya dengan perasaan tenang Hasil : Menjadi pribadi yang matang dalam bekerja Dampak : Mengerjakan tugas dengan keterpaksaan akan menghasilkan sesuatu yang biasa-biasa saja bahkan cendrung banyak kesalahan.

Langkah-langkah : 1. Memastikan surat perintah tugas dengan cermat dan teliti sebelum di print. 2. Bertanya kepada teman dengan sikap yang ramah jika mungkin tidak ada yang sesuai. Manfaat : Melatih saya menjadi pribadi yang terbiasa cermat dan teliti dalam bekerja. Hasil : Surat perintah tugas yang sesuai dengan tata naskah dinas Dampak : Jika nilai etika publik tidak diterapkan maka saya akan terbiasa mengerjakan tugas semau saya sendiri dan hasilnyapun tidak akan baik Langkah-langkah: 1. Membuat SPT sesuai tata naskah dinas 2. Membaca ulang untuk memastikan kebenarannya sebelum di print 3. Memohon koreksi sebelum diparaf atasan dalam hal ini kasie 4. Meminta tangan Kabid 5.Memberi pe nomoran surat dan mencatat di surat keluar 6. Foto copy kemudian di stempelManfaat : Pendataan secara terkoordinir yang sah yang akan melaksanakan tugas di luar kantor Hasil : SPT sesuai dan tepat waktu Dampak : SPT tidak akan bernilai dan cenderung banyak kesalahan jika nilai komitmen mutu tidak diterapkan.Langkah-langkah:

1. Memahami dan menerapkan prinsip kejujuran2. Menolak pembuatan surat perintah tugas fiktif

Page 31: BAB II

6.5 Anti Korupsi

Manfaat : Agar kita dapat menahan diri untuk berbuat curangHasil : Negara tidak akan dirugikan karena pegawainya yang korupsi Dampak : Jika saya tidak menerapkan nilai anti korupsi berdampak pada pribadi saya yang tidak tenang karena tidak jujur dalam bekerja.

7 Input data pelaporan upaya kesehatan olahraga dari puskesmas

7.1 Akuntabilitas dengan nilai transparansi

7.2 Nasionalisme

7.3 Etika Publik dengan prinsip keterbukaan dan kehati-hatian

7.4 Komitmen Mutu berdasarkan prinsip efektif dan efisien.

Langkah-langkah:1. Data yang masuk diinput apa adanya sebagai bentuk transparanManfaat : Menunjukkan bahwa saya sebagai bagian dari instansi memegang teguh integritas Hasil : Masyarakat semakin yakin akan akuntabilitas saya sebagai bagian dari instansi Dampak : Apabila tidak transparan berarti saya sudah tidak memiliki integritas.Langkah-langkah : 1. JIka ada pelaporan yang tidak jelas saya akan cek kepemegang program yang bersangkutan dengan bahasa yang santun agar kerjasama berjalan dengan kondusif.Manfaat : Tetap utuh menjaga persatuan dalam hal ini tim work yang baik. Hasil : Menjadi pribadi yang bisa bekerjasama dengan siapa saja Dampak : Situasi akan terjadi kesenjangan jika langkah-langkah nilai nasionalisme yang saya ambil tidak saya terapkan.Langkah-langkah: 1. Memastikan keseluruhan data sudah masuk sesuai dengan data

pelaporan yang diterima.Manfaat: Data yang dimasukkan menjadi optimalHasil : Data yang dimasukkan bersifat tepat dan akuratDampak : Apabila data yang dimasukan tidak dipastikan dan tidak sesuai maka data menjadi tidak valid

Langkah-langkah:1. Memastikan koneksi internet berjalan dengan baik2. Memback up dengan menyimpan laporan atau data upaya kesehatan

olahraga di email. Manfaat: Punya cadangan data jika data yang asli hilang Hasil :Data siap diminta atau jika diperlukan kapan saja Dampak : Data bisa hilang dan tidak punya back up Data jika komitmen mutu tidak dilaksanakan.

Page 32: BAB II

7.5 Anti Korupsi

Langkah-langkah :1. Data yang saya masukan adalah data real yang saya terima dan tidak

saya manipulasi.Manfaat : Membiasakan menjadi pribadi yang berani jujurHasil : Data yang bisa mempunyai nilai kebenaranDampak : Pribadi yang terbiasa berbohong dan menjadi tidak produktif juga data yang tak punya nilai kebenaran.

8 Memfasilitasi ruangan pelatihan Hipnoterapi bagi dokter umum dan perawat puskesmas se kota Tangerang Selatan

8.1 Akuntabilitas dengan mengaplikasikan pemahaman akan tugas dan sadar akan kinerja

8.2 Nasionalisme yang diwujudkan dengan melaksanakan tugas dengan ikhlas.

8.3 Etika publik

8.3 Komitmen mutu dengan menerapkan nilai efektifitas dan efisiensi

Langkah-langkah:1. Bertanggung jawab penuh dalam memeriksa kelengkapan

ruangan yang akan digunakanManfaat : Bisa meminimalisir kekurangan yang mungkin terjadiHasil : Pribadi yang bertanggung jawab dan acara bisa dilaksanakan tepat waktu. Dampak : Bekerja asal-asalan dan kuarang tanggap dalam bekerja.

Langkah-langkah:1. Mengerjakan semua yang menjadi tugas dengan senang hati.Manfaat : Menciptakan team work yang baikHasil : Komunikasi yang kondusifDampak : Menjadi pribadi yang kurang menyenangkan

Langkah-langkah :1. Segera meminta tolong atau bertanya kepada rekan dengan

ramah jika membutuhkan bantuan.Manfaat : Suasana kerjasama yang baikHasil : Cepat saling membantu jika terjadi sesuatu yang diluar perkiraan kitaDampak :Kegiatan akan terhambat jika tidak ada kerjasama yang baik.

Langkah-langkah:1. Membuat list apa saja yang harus disiapkan2. Mengecek satu-persatu perlengkapan apakah berfungsi

dengan baik3. Menceklist yang perlengkapan yang sudah siap4. Segera mencari solusi jika ada perlengkapan yang belum ada

atau tidak berfungsi.Manfaat : Persiapan bisa cepat selesai dan bisa menimalisir

Page 33: BAB II

8.4 Anti Korupsi dengan menerapkan nilai anti gratifikasi dan anti suap

kekurangan.Hasil : Kegiatan bisa berjalan dengan baik dan lancar.Dampak : Akan banyak kekurangan ada yang tertinggal kalau langkah-langkah nilai komitmen mutu tidak diterapkan.

Langkah-langkah:1. Memahami dan mengamalkan etika PNS2. Menolak pemberian apapun dari apa yang sudah dikerjakanManfaat : Terlatih dalam situasi apapun sehingga bisa mengantisipasi segala macam suap dan gratifikasi.Hasil : Pribadi yang lebih kuat dan siap menjalankan tugas dengan baik.Dampak : Tidak produktif karena segala sesuatunya harus ada imbalan jika nilai anti korupsi tidak diterapkan.

9 Membuat Notulen Pelatihan Hipnoterapi.9.1 Akuntabilitas dengan mengedepankan tanggung jawab dan kehati-hatian

9.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan (sila ke-5)

9.3 Etika Publik

Langkah-langkah:1. Mempersiapkan alat tulis2. Mengikuti pelatihan dengan memperhatikan

dengan baik apa yang disampaikan3. Mencatat dengan hati-hati agar tidak terjadi

kesalahan dalam menuangkan hasil rapatManfaat: dari langkah-langkah kegiatan tersebut bisa tercatat dengan secara keseluruhanHasil: Menghasilkan resume yang bisa dipertanggung jawabkan. Dampak : Resume apa adanya dan tidak bisa dipertanggung jawabkan jika tidak memasukan prinsip akuntabilitas.Langkah-langkah:1. Tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan

berlangsung kecuali untuk hal yang darurat dan mendesak

2. Mencatat hal-hal penting yang dibahas selama kegiatan berlangsung

3. Mengikuti kegiatan pelatihan sampai dengan selesai

Manfaat: Keseluruhan kegiatan pelatihan / pembahasan pelatihan tercatat. Hasil : Notulen kegiatan pelatihan tercatat dengan baik dan lengkap. Dampak :Jika saya tidak disiplin mengikuti kegiatan maka akan banyak yang tertinggal apa-apa saja

Page 34: BAB II

9.4 Komitmen Mutu yang mengedepankan Inisiatif kreatifitas

9.5 Anti Korupsi

yang harus saya catat nantinyaLangkah-langkah :1. Setelah selesai diketik saya akan berkonsultasi

kepada atasan tentang notulen yang saya buat ada yang kurang atau tidak dengan sikap yang sopan.

Manfaat : Kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan. Hasil : Atasan jadi tahu persis notulen yang saya buat.Dampak : Akan terjadi hubungan yang kurang kondusif jika tidak bisa bekerjasama dengan atasanLangkah-langkah:1. Mempersiapkan alat perekam di dalam ruang

rapat sebelum rapat dimulai2. Memastikan alat perekam berfungsi dengan

baik dan diletakkan di tempat yang sesuai3. Alat perekam digunakan untuk memeriksa

kesesuaian notulen rapatManfaat: dapat memeriksa ulang notulen kegiatan pelatihan Hasil: Notulen kegiatan pelatihan dibuat dengan akurat. Dampak : Hasil laporan tidak akurat jika mengabaikan nilai-nilai komitmen mutuLangkah-langkah :1. Setting Alarm di handphone supaya bisa

berangkat dan sampai di tempat pelatihan tepat waktu.

Manfaat : Hadir tepat waktu Hasil : Tidak ada moment kegiatan yang tertinggal dan menjadi manusia yang lebih baik. Dampak : Saya terlambat dan menyalahi aturan yang sudah menjadi tanggung jawab saya atau korupsi waktu jika nilai anti korupsi tidak saya terapkan.

Page 35: BAB II