bab ii
DESCRIPTION
KKKKTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur sipil negara memiliki
kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi dalam melaksanakan
tugas, berbudaya kerja tinggi dan kesejahteraan tinggi, serta di percaya publik dengan
dukungan SDM.
Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan
sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan
publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di
pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di dinas kesehatan.
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan peningkatan
pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
maupun rehabilitative hal ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap
kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat yang
berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang optimal, maka dari itu perlu pelayanan
kesehatan yang bersifat preventif dan promotif di dinas kesehatan yang tepat, cepat dan
akurat di dinas kesehatan dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu:
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
5. Anti Korupsi.
B. TUJUAN
Untuk mencapai Tujuan yang diinginkan seorang ASN harus menjalankan tugas ASN
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat, perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam aktualisasinya penulis harus akuntabel dalam menjalankan tugasnya untuk
melayani masyarakat dengan baik dan maksimal, dan memiliki nilai dasar Nasionalisme.
Aparatur Sipil Negara juga harus dapat menerapkan nilai- nilai Etika Publik karena ASN
menjadi contoh bagi masyarakat. ASN juga harus mengedepankan Komitmen Mutu untuk
menjaga kualitas pelayanan bagi masyarakat dan Memiliki integritas yang tinggi untuk
menjadi pribadi yang Anti Korupsi berlandaskan Spiritual accountability.
C. RUANG LINGKUP
Aktualisasi ini difokuskan pada pelaksanaan fungsi jabatan Seksi Kesehatan Khusus dan
Battra. Fungsi jabatan tersebut mengacu pada Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 6
Tahun 2010 tentang Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan .
Pada level jabatan tersebut, ruang lingkup tanggung jawab penulis sebagai Pemegang
program kesehatan olahraga dan battra adalah melakukan pembinaan dan pengawasan,
kemudian koordinasi baik internal (dengan teman kerja dan atasan), koordinasi eksternal
(dalam rangka surat-menyurat dalam kegiatan kerjasama dengan instansi lain),
penyelenggaraan kegiatan dan evaluasi, serta pelaporan.
Berdasarkan hal tersebut, maka ruang lingkup aktualisasi juga dibatasi agar tidak keluar
dari fungsi jabatan yang telah ditetapkan. Berikut adalah penjabarannya:
a. Kegiatan aktualisasi yang terkait dengan tugas pokok yang tercantum Peraturan Wali
Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian tugas, fungsi dan tata
kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
b. Kegiatan aktualisasi yang merupakan tugas-tugas tambahan rutin yang diberikan
oleh atasan langsung.
Kegiatan aktualisasi yang merupakan inisiatif dari penulis. Kegiatan inisiatif ini lebih
diarahkan pada bagaimana penulis dalam melaksanakan tugas-tugasnya berupaya
melakukan perubahan dan inovasi. Perubahan dan inovasi tersebut dalam bentuk upaya
mencari metode atau cara kerja yang berorientasi pada efektivitas, efisiensi kinerja, dan
komitmen mutu. Untuk memudahkan penulis, kegiatan inisiatif dilaksanakan di level
individual. Namun perubahan dan inovasi juga dapat berada dalam level kerjasama
antara sesama staf dalam jabatan yang sama maupun antara sesama staf dengan
jabatan yang berbeda jika dibutuhkan, dengan catatan setelah mendapatkan izin dari
atasan
D. PROFIL ORGANISASI
1. Tugas dan Fungsi Organisasi
Dinas Kesehatan sebagai pelaku dan penanggung jawab pembangunan
kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan, dalam upaya mencapai visi pembangunan
Kesehatan Nasional ”Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” serta dengan
memperhatikan Isu Strategis dan dasar pembangunan kesehatan sebagaimana
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan 2005-2025 tersebut
yaitu : 1) Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan Kemandirian, 3) Adil dan Merata dan
4) Pengutamaan dan Manfaat dan dalam upaya mencapai misi keempat walikota
Tangerang Selatan yaitu Meningkatnya Pelayanan Dasar Pendidikan dan Kesehatan
Masyarakat , maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan yaitu : ” Terwujudnya Pelayanan
Dasar Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas, Modern dan Terjangkau bagi
Masyarakat Kota Tangerang Selatan”
Dinas Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dalam pembangunan
kesehatan menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat yaitu suatu kondisi
dimana masyarakat Kota Tangerang Selatan menyadari, mau dan mampu untuk
mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga
dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk
gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkan 4
(empat) misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang merata, berkualitas dan terjangkau
bagi masyarakat
2. Mengembangkan sumber daya kesehatan yang profesional dan berkesinambungan.
3. Mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan Pemberdayaan Kesehatan
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya
4. Mempererat kemitraan dengan seluruh pelaku di bidang kesehatan
Berdasarkan Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Dinas
Kesehatan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengarahkan,
mengawasi dan mengendalikan dibidang Kesehatan sesuai kebijakan Pemerintah Kota.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai
fungsi :
- Perencanaan program-program kesehatan dengan pendekatan peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) ;
- Pembinaan manajemen Kesehatan daerah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian kebijakan kesehatan ;
- Pembinaan, Pengawasan operasional dan Pengendalian atas pengelolaan pelayanan
kesehatan pada fasilitas-fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta
fasilitas non kesehatan yang mempunyai pengaruh kepada kesehatan masyarakat;
- Pengupayaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang Kesehatan;
- Perencanaan dan pembinaan pelayanan kesehatan keluarga, Pelayanan Medis KB
dan Gizi Masyarakat;
- Perencanaan, pembinaan, pelaksanaan, pengamatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan penanganan Kejadian Luar Biasa bidang kesehatan;
- Perencanaan, pembinaan dan pelaksanaan Upaya Kesehatan lingkungan dan
pemantauan dampak pembangunan terhadap Kesehatan lingkungan;
- Perencanaan dan pengadaan obat untuk Puskesmas dan jaringannya serta
pengawasan sarana dan sediaan farmasi di sarana pelayanan swasta;
- Pengawasan makanan dan minuman yang berpotensi menimbulkan masalah
Kesehatan masyarakat dari proses produksi sampai dengan peredarannya;
- Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian sarana pelayanan Kesehatan dasar dan
rujukan baik pemerintah maupun swasta;
- Penyusunan, pelaksanaan dan pengembangan Sistem Kesehatan Daerah
- Pengembangan Sistem pembiayaan kesehatan melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat dan atau sistem lain;
- Pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
- Perencanaan, pelaksanaan dan pembinaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin
- Penanggulangan masalah kedaruratan dan bencana
- Perencanaan Penyelenggaraan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah;
- Perencanaan, Pengembangan dan pendayagunaan sumber daya kesehatan
- Perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan Promosi Kesehatan.
2. Tugas Pokok Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra
Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra mempunyai tugas melaksanakan
pemberian perizinan, pengawasan, pembinaan keadan pengobat tradisional,
merencanaan, melaksanakan program kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, indera
dan olah raga . Serta pengumpulan data, pengolahan data, pelaksanaan dan
peningkatan mutu pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra menyelenggarakan
fungsi :
- pemberian tanda terdaftar dan izin untuk pengobat tradisional serta pengawasan
dan pembinaannya;
- penyelenggaraan penyusunan rencana kerja, kinerja,dan anggaran tahunan Seksi
Pelayanan Kesehatan Khusus dan Batra;
- pengumpulan, pengolahan data kesehatan keselamatan Kerja perusahaan;
- pengkoordinasian dan kerjasama dengan dinas terkait lainnya dalam penataan
keselamatan Kerja perusahaan yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
kerja dan Kesehatan Olahraga
- penyiapan bahan petunjuk teknis pembinaan keselamatan dan kesehatan di
Lingkungan Kerja perusahaan;
- pembinaan dan bimbingan teknis keselamatan dan kesehatan Kerja perusahaan;
- perencanaan program pengobatan pencegahan penanggulangan penyakit gigi dan
mulut, peningkatan mutu pelayanan, program kesehatan jiwa, kesehatan indera dan
olah raga
- pelaksanaan, pengumpulan, pengolahan, penganalisian data program pengobatan
dan pencegahan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, dan kesehatan indera dan olah raga
- pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga lainnya terkait pembinaan dan
bimbingan teknis program pengobatan, dan pencegahan penyakit gigi dan mulut
kesehatan jiwa, dan kesehatan indera dan olah raga;
- pembinaan dan memfasilitasi proses hukuman disiplin kepada bawahannya (secara
berjenjang) yang pelaksanaan pelanggaran disiplin dengan berdasarkan pada
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin pegawai negeri;
- pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
- pelaksanaan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugasnya.
3. Penugasan Pimpinan
- Membantu penyelenggaraan penyusunan rencana kerja, kinerja,dan anggaran
tahunan Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Battra
- Pengumpulan, pengolahan data kesehatan Olahraga
- Pengkoordinasian dan kerjasama dengan dinas terkait lainnya dalam penataan
keselamatan Kerja perusahaan yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
kerja dan Kesehatan Olahraga
- Penyiapan bahan petunjuk teknis pembinaan keselamatan dan kesehatan di
Lingkungan Kerja perusahaan;
- Pembinaan dan bimbingan teknis keselamatan dan kesehatan Kerja perusahaan;
- Perencanaan program kesehatan olah raga
- pelaksanaan, pengumpulan, pengolahan, penganalisian data program kesehatan
olah raga
- pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga lainnya terkait pembinaan dan
bimbingan teknis program pengobatan, dan pencegahan penyakit gigi dan mulut
kesehatan jiwa, dan kesehatan indera dan olah raga;
- pembinaan dan memfasilitasi proses hukuman disiplin kepada bawahannya (secara
berjenjang) yang pelaksanaan pelanggaran disiplin dengan berdasarkan pada
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang disiplin pegawai negeri;
- pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
- pelaksanaan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugasnya.
SOTK TAHUN 2014KEPALA DINAS
Drs. SUHARNO.M.Kes
FungsionalSEKRETARIS
drg. Hj. KHAIRATI
Kasubbag Umum &
Kepegawaian
Kasubbag Keuangan
Kasubbag Program Evaluasi
& Pelaporan
Syahlan King S. Siregar.SE,
MAIrmaneta. SE dr. Aryo Darmawan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Kepala Bidang Kesehatan Keluarga
Kepala Bidang P2PL
Kepala Bidang Promkes dan SDK
dr. H. Toni Kusdianto
Dr.Idadr. Tulus
MuladiyonoIin Sofiawati
Kepala Seksi Pelayanan
Kesehatan Dasar
Kepala Seksi Gizi
Kepala Seksi Pengendalian Menular dan
PTM
Kepala Seksi SDK dan Sistem Informasi Kesehatan
drg. Unna
RahmadonnaIda Budi
Kurniasih, SKMdr. M. Alwan. AT dr. Alin Hendalin M
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan Bina Institusi
Kesehatan
Kepala Seksi Kesehatan Ibu
dan Anak
Kepala Seksi Survailance &
Imunisasi
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana
Dr. akbar
Hj. Eni Rohaeni. S.Sit
dr. Adhy Purnawan
Muhada Castra Dypura, SKM
Kepala Seksi Kesehatan
Khusus dan Batra
Kepala Seksi Remaja dan
Lansia
Kepala Seksi Penyehatan
Lingkungan dan Makanan Minuman
Kepala Seksi Promkes dan
Kesehatan Institusi
dr. Retno Widowati
Suminah, SKMAnton Wibawa,
SKM. MKM-
UPT FARMASI UPT LABKESDA
Irwan Hartono.Ssi.Apt
dr. M. Alwan. AT
BAB II
KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR ASN
A. Internalisasi Nilai-Nilai Dasar
Dalam menjaga kompetensi dan profesionalitas PNS, terdapat nilai-nilai dasar
profesi yang menjadi acuan dalam berpikir, bersikap dan berperilaku. Nilai-nilai tersebut
sekaligus menjadi standar penilaian kompetensi dan profesionalitas PNS dalam
melaksanakan fungsinya. Nilai-nilai tersebut hendaknya terinternalisasi ke dalam diri
seorang PNS sehingga tercermin dalam kesehariannya, misalnya dalam melakukan
pelayanan, pengambilan keputusan, melakukan inovasi dalam rangka peningkatan
kinerjanya dan lain sebagainya.
Internalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini dilakukan pada semua PNS dari berbagai
tingkatan jabatan dan peran, tidak terkecuali bagi CPNS. Internalisasi tersebut dilakukan
melalui berbagai bentuk, mulai dari sosialisasi, melalui pembuatan peraturan yang sifatnya
lebih teknis, melalui penurunan nilai-nilai dasar menjadi kode etik pegawai di level instansi
masing-masing, dan melalui berbagai pendidikan yang sifatnya pembekalan ataupun
pembaruan. Jika mengacu pada Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, maka nilai-nilai dasar profesi PNS dapat diringkaskan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas PNS dapat diartikan sebagai kegiatan dan kewajiban yang hasil
akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Tanggung jawab ini bentuknya dapat secara horizontal (dalam atau antar
instansi) dan secara vertikal (kepada masyarakat luas ataupun pada otoritas yang lebih
tinggi). Berdasarkan hal tersebut, akan muncul pertanyaan sederhana, yaitu bagaimana
bentuk dari seorang PNS yang akuntabel. Menurut hemat penulis setelah belajar
akuntabilitas, PNS yang akuntabel adalah PNS yang:
1. Memiliki tujuan/outcome yang jelas dalam setiap pelaksanaan tugas.
2. Memahami dan melaksanakan tugas atau tanggung jawab.
3. Bersikap/berperilaku netral, adil dan konsisten dalam melaksanakan kebijakan dan
memberikan pelayanan.
4. Mampu mengambil keputusan yang tepat.
5. Menghasilkan output yang berkualitas, bentuknya bisa pada terbangunnya relasi
yang baik dalam rangka tugas, terlihatnya perbaikan kinerja secara berkelanjutan,
dan mampu membuat laporan pertanggungjawaban terkait dengan tugasnya.
Untuk mengukur akuntabilitas tersebut, dibutuhkan suatu indikator yang jelas.
Secara singkat, indikator akuntabilitas yang dapat dilihat dari seorang PNS adalah:
1. Transparansi akses informasi baik secara horizontal maupun vertikal.
2. Menggunakan data dan informasi yang dimiliki instansi dengan cara dan tujuan yang
tepat.
3. Menghindari perilaku yang curang dan korup.
4. Menggunakan sumberdaya negara baik dalam bentuk fisik ataupun anggaran secara
tepat.
5. Meminimalisir konflik kepentingan.
2. Nasionalisme
Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa cinta terhadap
tanah air. Nasionalisme dapat muncul karena beragam hal, misalnya kesamaan geografi,
geopolitik, cita-cita, budaya, sejarah, ataupun kesamaan nasib. Nasionalisme ini wajib
dimiliki oleh semua komponen bangsa, terutama oleh PNS sebagai aparatur negara.
Nasionalisme dalam diri PNS dapat dilihat dari aspek-aspek yang bisa diukur,
misalnya terkait simbol dan sikap. Simbol nasionalisme biasanya berupa monumen,
bendera nasional, bahasa nasional, tulisan, lagu, dan masih banyak lagi. Sedangkan sikap
dapat dilihat dari bagaimana PNS menampilkan atau mencitrakan jati dirinya sebagai
bagian dari bangsa Indonesia. Hal ini karena jati diri terkait dengan kebanggaan dan
nilai-nilai yang dianut oleh individu. Berikut adalah indikator yang dapat digunakan
untuk melihat nasionalisme PNS teresebut:
1. Menghormati bendera nasional, bangga menggunakan bahasa dan lagu nasional,
serta bangga dengan simbol-simbol yang menjadi jati diri seorang PNS (misalnya baju
KORPRI, baju dinas, dll.)
2. Memahami bahwa pelaksanaan tugas sebagai PNS terkait dengan citra pemerintah
dihadapan publik, sehingga menjaga kualitas kinerjanya.
3. Mengutamakan persatuan bangsa dan kepentingan nasional ketimbang kepentingan
individu, golongan ataupun kelompok.
4. Mengutamakan nilai ketuhanan, kemanusian dan musyawarah dalam pelaksanaan
fungsinya.
5. Berpegang pada prinsip adil dan netral dalam melaksanakan kebijakan dan melayani
publik.
3. Etika Publik
Etika publik PNS adalah suatu hasil refleksi kritis tentang standar norma bagi PNS
atas baik atau buruk, salah atau benar dalam melaksanakan tugasnya. Jika diturunkan,
etika publik ini dapat keluar dalam bentuk kode etik dan perilaku bagi PNS. Dalam kode
etik, standar norma tersebut sudah mewujud menjadi peraturan yang memiliki
ketentuan, sanksi, dan imbalan. Biasanya, setiap intansi pemerintah memiliki kode etik
yang merupakan ekstraksi dari budaya atau nilai dasar instansi dan etika publik yang
berasal dari Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jika
mengacu pada Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Nilai
dasar etika publik dapat diringkaskan sebagai berikut:
1. Berpegang teguh pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara. Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Menjalankan tugas secara profesional.
3. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
5. Menjunjung tinggi standar etika luhur.
6. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
7. Memiliki kemampuan melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
8. Memberikan pelayanan publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
9. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
10. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
11. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
12. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
13. Meningkatkan efektivitas.
Tujuan dari etika publik yang diturunkan sebagai kode etik adalah untuk menjaga
martabat dan kehormatan PNS, mengingat PNS adalah perpanjangan tangan
pemerintah yang mayoritasnya bekerja bersentuhan langsung dengan pelayanan publik.
Etika publik ini dapat tercermin dari:
1. Perilaku integritas pejabat publik ataupun PNS.
2. Kualitas pelayanan yang prima pada publik.
3. Kualitas interaksi yang baik dalam pelaksanaan fungsinya.
4. Tingginya kepercayaan masyarakat pada PNS.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu PNS terkait dengan upaya mewujudkan pemerintahan yang baik
dan bersih yang pada akhirnya mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders pada
PNS. Komitmen mutu seringkali diidentikkan dengan efektivitas, efisiensi, inovasi dan
mutu dari seorang PNS. Seorang PNS dapat dikatakan memiliki komitmen mutu jika:
1. Mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan (aspek efektifitas).
2. Mampu menentukan penggunaan sumberdaya yang tepat dalam rangka mencapai
tujuan (aspek efisiensi).
3. Mampu beradaptasi dengan perubahan dan mampu menemukan cara baru yang
lebih baik dalam mencapai tujuan (aspek inovasi).
4. Konsisten menjaga kualitas dan kesesuaian kinerja dalam rangka pencapaian tujuan
(aspek mutu).
Tujuan/outcome dari komitmen mutu adalah pelayanan yang prima pada publik.
Pelayanan yang prima berarti publik mendapatkan pelayanan yang seusai dengan
kebutuhannya, memuaskan, bahkan jauh diatas ekspektasinya. Indikator pengukuran
yang dapat digunakan dalam melihat komitmen mutu PNS adalah:
1. Pekerjaan sesuai dengan prosedur atau standar yang telah ditetapkan
2. Pekerjaan diselesaikan dengan cepat dan tepat.
3. Ketercapaian target kinerja.
4. Terciptanya kepuasan dari pimpinan, publik, dan diri sendiri sebagai yang
memberikan pelayanan.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, atau tidak bermoral. Defenisi korupsi ini telah secara gamblang dijelaskan
dalam 13 buah pasal dalam Undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang
No.20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30
bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Ketigapuluh pasal tersebut pada dasarnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kerugian keuangan negara.
2. Suap-menyuap.
3. Penggelapan dalam jabatan.
4. Pemerasan.
5. Perbuatan curang.
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan.
7. Gratifikasi.
Tindak pidana korupsi yang telah dijabarkan, disertai dengan ancaman hukuman sesuai
dengan tingkat dan dampak dari perilaku korup tersebut. Anti korupsi menjadi bagian
penting dalam nilai-nilai dasar profesi PNS masa ini, mengingat perilaku korupsi adalah
musuh terbesar pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.
Ada sembilan nilai yang dijadikan acuan dalam melawan korupsi, yaitu kejujuran,
kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan,
keberanian dan keadilan. Nilai ini wajib diterapkan oleh PNS di tempat kerjanya karena
korupsi menghasilkan kerusakan yang sifatnya masif pada sendi-sendi kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Berdasarkan hal itu, berikut adalah bentuk
anti korupsi dalam perilaku PNS:
1. Menghindari Tindak Perilaku Korupsi;
2. Mengaktualisasi Nilai Dasar Korupsi; dan
3. Mengutamakan Integritas dalam Kinerja.
BAB IIIAKTUALISASI NILAI DASAR
PROFESI PNS DI TEMPAT TUGAS
Nama/NIP : PIPIN ZENAL MUTAQIN S.Ft / 19820819 201503 1 001Unit Kerja/Instansi : DINAS KESEHATAN / Bid.Pelayan Kesehatan / Sie.Kessus & Battra
KETERKAITAN NILAI DASAR DENGAN KEGIATAN
No KEGIATAN NILAI DASAR URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Pembinaan dan Pengawasan Penyehat Tradisional di Wilayah kota Tangerang Selatan.
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
Saya akan bertanggung jawab memeriksa dan memastikan terapis memiliki surat tanda penyehat tradisional (STPT).
Saya akan melakukan pembinaan dan pengawasan dengan tanpa membeda-bedakan latar belakang dan status sosial.
Pembinaan dan pengawasan akan saya lakukan dengan sikap hormat, sopan tanpa tekanan. Saya akan memastikan berkas hasil dari pembinaan dan pengawasan dilaporkan ke atasan kemudian di filekan dan di input datanya.
Saya akan menolak segala bentuk suap yang mungkin akan dilakukan oleh orang yang mempunyai kepentingan terhadap tugas saya.
2 Memberikan Surat Edaran PERMENKES terbaru no.39 Tahun 2014 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pembinaan Tukang Gigi sebagai bentuk sosialisasi di wilayah kota tangerang selatan.
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
Saya akan memberikan surat edaran langsung kepada Tukang Gigi sebagai bentuk tanggung jawab. Saya tidak semena-mena dalam menjalankan tugas dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.
Saya akan melakukan tugas saya dengan sikap cermat dan disiplin.
Saya akan memberikan surat edaran dan membuat tanda terima di buku ekspedisi.
Dalam melaksanakan tugas saya harus bebas dari kepentingan dan tidak menyalahgunakan
wewenang seperti menerima suap atau meminta imbalan.
3 Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas.
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
Saya akan datang sebelum kegiatan senam di puskesmas dimulai, sebagai bentuk integritas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan.Saya akan memberikan kepercayaan penuh kepada pemegang program kesehatan olahraga di puskesmas dalam melaksanakan tugasnya.
Pembinaan dan pengawasan dengan memberikan informasi secara benar kepada petugas di puskesmas yang memerlukan informasi seputar upaya kesehatan olahraga.
Saya akan menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan untuk mengawal keterlaksanaan program kerja.
Saya tidak akan menerima gratifikasi dalam bentuk apapun.
4 Pembinaan kader TOGA (Taman Obat Keluarga)
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
Saya akan transparan menjelaskan maksud dan tujuan dalam melakukan pembinaan kader toga.
Saya tidak akan memaksakan kehendak saya kepada para kader.
Saya tidak akan menyalahgunakan tugas dan jabatan untuk mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
Saya akan cepat beradaptasi dengan para kader toga agar memudahkan saya dalam melakukan pembinaan.
Saya tidak akan berbuat curang atau melakukan kebohongan dalam melakukan pembinaan kepada kader.
5 Membagikan Modul Toga untuk kader
AKUNTABILITAS Saya akan memberikan modul toga langsung kepada kader sebagai bentuk keseimbangan
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
antara tanggung jawab dengan amanah.
Terjun langsung kelapangan dan berbaur dengan kader sebagai wujud mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.Saya akan melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin juga memberikan informasi secara benar. Saya akan menjelaskan isi modul dan memberikan informasi dari modul bagi kader yang belum jelas isi manfaat dari modul itu sendiri.Saya tidak akan menerima gratifikasi dalam bentuk apapun.
6 Membuat Surat Perintah Tugas Pembinaan dan Pengawasan
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
Surat perintah tugas yang saya buat harus sesuai dengan Tata Naskah Dinas.
Saya akan membuat surat perintah tugas dengan senang hati.
Saya akan cermat dan teliti dalam membuat surat perintah tugas.
Saya akan membaca ulang terlebih dahulu sebelum surat perintah tugas di print.
Saya akan membuat surat tugas dengan tidak memanipulasi data atau tidak sesuai dengan pelaksanaan tugas.
7 Input data pelaporan upaya kesehatan olahraga dari puskesmas.
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
Saya akan menggunakan komputer dan aplikasi secara baik dan benar, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat dilacak dengan cepat.
Saya akan bertanya atau memberikan penjelasan kepada pemegang program dengan bahasa yang santun jika ada yang ingin saya tanyakan atau ada kekeliruan dalam pelaporan kesehatan olahraga karena pemegang program adalah bagian dari tim work.
Saya harus cermat dan teliti dalam menginput data pelaporan yang masuk.
Saya akan cek kembali isi dari laporan olahraga yang saya terima setelah diinput ke dalam
ANTI KORUPSI
komputer dan membuat back up sebagai antisipasi bila terjadi kerusakan pada komputer.
Saya akan memasukan data pelaporan upaya kesehatan olahraga dengan jujur apa adanya tidak manipulasi data.
8 Memfasilitasi ruangan pelatihan Hipnoterapi bagi dokter umum dan perawat puskesmas se kota Tangerang Selatan
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTI KORUPSI
Dengan penuh tanggung jawab saya akan menerima tugas dan melaksanakan dengan cermat sehingga ruang pelatihan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Saya akan melaksanakan tugas dengan ikhlas, tidak merasa dibebani dan tidak menggerutu karena tugas yang diberikan kepada kita.
Saya akan menghargai kerjasama dan berkomunikasi dengan baik kepada atasan dan rekan kerja yang akan membantu saya.
Dengan cermat saya akan mempersiapkan ruang pelatihan sehingga nantinya kegiatan akan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, dan peserta mendapatkan pelatihan yang optimal.
Saya tidak akan menerima uang atau bentuk apapun dalam mempersiapkan ruang, karena sudah menjadi tanggung jawab.
9 Membuat Notulen Pelatihan Hipnoterapi.
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
Saya akan melakukan dengan penuh tanggung jawab dan kehati-hatian sehingga apa yang dicatat sesuai dengan apa yang disampaikan pada pelatihan tersebut.
Saya akan disiplin mengikuti pelatihan dan mencatat hal-hal yang penting yang dibahas dalam kegiatan tersebut agar tidak ada informasi yang terlewat.Saya akan berkonsultasi dengan atasan atau rekan kerja berkaitan dengan hasil notulen yang sudah saya dengan sikap dan bahasa yang santun.Saya akan melakukan inisiatif dengan menggunakan kamera video atau alat perekam suara untuk mendokumentasikan apa yang dibahas dalam pelatihan tersebut, sehingga apabila ada informasi yang terlewat dapat
ANTI KORUPSImudah ditemukan.Saya akan menghadiri pelatihan tepat waktu agar hal-hal yang dibahas pada saat pelatihan dapat tercatat secara keseluruhan.
Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
NO Nilai Dasar dan Teknik Aktualisasi
Uraian Penggunaan Teknik Nilai Dasar dan Manfaat Bagi Pihak Lain dan Perwujudan Visi Organisasi
1 Pembinaan dan Pengawasan Penyehat Tradisional di Wilayah kota Tangerang Selatan.
1.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan
1.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -2
1.3 Etika publik dengan berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)
Langkah-langkah : 1. Memperkenal diri, memperlihatkan surat tugas dan menjelaskan
maksud tujuan.2. Meminta dan mengecek STPT (surat tanda penyehat tradisional)3. Memastikan masa berlaku, identitasnya jelas dan benar
Manfaat : Terapis senang dan jadi tahu maksud kedatangan sayaHasil : Terapis akan memberikan informasi yg validDampak : Jika Saya datang tanpa memperkenalkan diri, tidak memperlihatkan surat tugas dan tidak menjelaskan maksud juga tujuan kedatangan saya kemungkinan Terapis tidak akan menerima saya dengan baik dan infomasi yang saya terima nantinya kemungkinan tidak akan valid.
Langkah-langkah:1. Tidak ada perlakuan khusus dan membeda-bedakan dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan.2. Memperlakukan semua terapis dengan cara yang samaManfaat: kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman karena tidak diskriminatifHasil : Terapis akan merasa nyaman dan terhormat, dan itu bisa meningkatkan kepatuhan Terapis dalam melakukan pekerjaannya atau dapat mendorong terapis segera membuat STPT bagi yang belum berizin.Dampak : Jika langkah-langkah diatas tidak saya lakukan kaitannya dengan nasionalisme, akan terjadi kesenjangan, kecemburuan sosial dan proses pembinaan dan pengawasan tidak akan berjalan seperti yang saya harapkan.
Langkah-langkah:1. Memperlihatkan surat perintah tugas dan surat edaran bagi yang
belum berizin2. Segera melakukan pembinaan dan pengawasan3. Menggunakan bahasa yang santun dan sopanManfaat : menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesional dalam bekerja, sehingga menciptakan citra PNS yang baikHasil : Terapis akan merasa puas akan penjelasan yang kita berikanDampak : Jika Pembinaan dan Pengawasan yang saya lakukan tidak sesuai dengan langkah-langkah diatas maka saya akan menambah daftar
1.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas
1.5 Anti korupsi berlandaskan sikap Integritas
citra PNS yang arogan yang tidak memiliki tata karma sopan santun
Langkah-langkah: 1. Memastikan hasil pelaporan lengkap untuk disampaikan ke atasan.2. Langsung Menginput data setelah melakukan pembinaan dan
pengawasan3. Menyimpan dokumen pembinaan dan pengawasan ke dalam bindexManfaat : Melatih saya untuk terus membiasakan diri mengerjakan tugas yang sesuai prosedur.Hasil : Pelaporan yang bisa dipertanggung jawabkan dan atasan akan percaya dengan tugas yang diberikan kepada saya.Dampak : Data yang tidak valid dan atasan akan kecewa kepada saya jika langkah-langkah diatas tidak saya lakukan.
Langkah-langkah:1. Terapis yang tidak paham prosedur membuat STPT, saya harus
menjelaskan prosedurnya bahwa pendaftaran STPT tidak dipungut biaya dan selesai 14 hari kerja dengan persyaratan yang lengkap.
2. Menolak segala gratifikasi dan suapManfaat : Terapis menjadi tahu prosedur pembuatan STPT yang benar.Hasil : Terapis akan membuat STPT sesuai prosedur dan akan membentuk saya menjadi pegawai yang anti korupsi, punya integritas tinggi, dan jadi pegawai teladan.Dampak :Konsekuensi yang akan saya terima jika hal-hal diatas tidak saya lakukan adalah kesadaran terapis untuk mengikuti aturan kurang dan memungkinkan tidak akan membuat STPT kemudian saya akan menjadi pribadi yang tidak memiliki integritas.
2 Memberikan Surat Edaran PERMENKES terbaru no.39 Tahun 2014 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pembinaan Tukang Gigi sebagai bentuk sosialisasi di wilayah kota tangerang selatan 2.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan
Langkah-langkah : 1. Menyiapkan surat perintah tugas, surat edaran dan permenkes2. Menyiapkan buku ekpedisi tanda terima.3. Menyiapkan perlengkapan alat tulisManfaat : Pada saat melakukan tugas sudah benar-benar siap karena sudah mempersiapkan apa saja yang harus saya bawa.
2.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -2
2.3 Etika publik dengan berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)
2.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas
Hasil : Melaksanakan tugas yang dapat dipertanggung jawabkan.Dampak : Kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik jika saya tidak melakukan persiapan yang benar dan hasil yang saya dapat tidak memiliki nilai.
Langkah-langkah:1. Tidak ada perlakuan khusus dan membeda-bedakan dalam
pelaksanaannya.2. Memperlakukan tukang gigi dengan cara yang sama dan tidak
semena-menaManfaat: kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman karena tidak diskriminatif.Hasil : Tukang Gigi akan menerima dengan baik apa yang saya jelaskan, dan itu bisa meningkatkan kepercayaan juga kepatuhan Tukang Gigi dalam melakukan pekerjaannya atau dapat mendorong mereka segera membuat SITG bagi yang belum berizin.Dampak : Adanya kesenjangan dan ketidakpatuhan tukang gigi terhadap peraturan yang sudah dibuat jika didalam langkah-langkah nilai nasionalisme tidak saya lakukan.
Langkah-langkah:1. Memperlihatkan surat perintah tugas dan memberikan surat edaran.2. Komunikasi yang baik dan ramah3. Memperlihatkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang perizinan,
pembinaan dan pengawasan Tukang Gigi.4. Menggunakan bahasa yang santun, sopan, cepat beradaptasi dan
selalu senyum.Manfaat : menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga menciptakan citra yang baikHasil : Tukang Gigi akan merasa puas akan penjelasan yang kita berikanDampak : Penolakan dari Tukang Gigi karena ulah prilaku saya yang kurang baik jika langkah-langkah didalam nilai etika publik diatas tidak saya lakukan.
Langkah-langkah: 1. Memastikan hasil pelaporan lengkap untuk disampaikan ke atasan.2. Langsung Menginput data setelah melakukan pembinaan dan
pengawasan3. Menyimpan form dokumen pembinaan dan pengawasan ke dalam
fileManfaat : Pelaporan yang jelas dan memudahkan untuk dimasukan sebagai data karena isi dari laporan itu sendiri sudah lengkap.Hasil : Sebagai data yang bermutu dan mempunyai nilai yang baik dan atasan akan memberikan nilai positif.
Dampak : Data bisa hilang dan menyulitkan saya dan atasan akan menegur kepada saya.
2.5 Anti korupsi berlandaskan sikap Integritas
Langkah-langkah:1. Tetap konsisten dengan maksud dan tujuan awal.2. Berikan pemecahan masalah jika memang ada kendala3. Mendengarkan masukan dari Tukang Gigi.4. Menolak segala gratifikasi dan suapManfaat : Saya menjadi terlatih menghadapi masalah, Tukang Gigi merasa diperhatikan.Hasil : menjadi pegawai yang anti korupsi, punya integritas tinggi, dan jadi pegawai teladan.Dampak : menjadi contoh yang tidak baik bagi PNS dan ikut andil dalam memperburuk citra PNS di mata masyarakat
3 Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas.
3.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan
3.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -4
3.3 Etika publik dengan
Langkah-langkah : 1. Menyiapkan surat perintah tugas2. Menyiapkan form pembinaan dan pengawasan.3. Menyiapkan kamera atau smartphone untuk dokumentasi Manfaat : Dapat memberi contoh yang baik kepada para pemegang program kesehatan olahraga.Hasil : Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas, modern dan terjangkau.Dampak : Apabila langkah-langkah diatas tidak saya lakukan maka segala sesuatunya tidak akan berjalan dengan baik dan tidak bisa menjadi contoh bagi PNS yang lain.
Langkah-langkah:1. Melakukan pemantauan pada saat pemegang program kesehatan
olahraga sedang melakukan pembinaan.2. Berbaur dalam kegiatan tersebut.Manfaat : kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman dalam pelaksanaannyaHasil : Upaya kesehatan olahraga bisa terus berjalan dengan melibatkan pemegang program di puskesmas dan keikutsertaan masyarakat.Dampak : Tidak akan ada respek dari masyarakat juga pemegang program kesehatan olahraga dipuskesmas jika langkah-langkah tersebut tidak saya lakukan
Langkah-langkah:1. Menyampaikan masukan berupa kekurangan dan kelebihan dari
berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)
3.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas
upaya kesehatan olahraga dengan santun dan sikap menghormati.Manfaat : Menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga menciptakan kerjasama yang baikHasil : Upaya Kesehatan Olahraga bisa berjalan terus dengan baikDampak : Kerjasama yang tidak berjalan dengan baik dan tidak adanya respek apabila nilai-nilai etika publik tidak saya lakukan.
Langkah-langkah: 1. Memastikan hasil pelaporan diisi lengkap.2. Langsung Menginput data setelah melakukan pembinaan dan
pengawasan3. Menyimpan form dokumen pembinaan dan pengawasan ke dalam
file sebelumnya dilaporkan ke atasan.Manfaat : Sebagai data yang akan memudahkan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan juga pelaporan ke atasanHasil : Data yang dapat dipertanggungjawabkanDampak : Akan menghasilkan data yang tidak memiliki nilai jika langkah-langkah didalam komitmen mutu tidak saya lakukan.
3.5 Anti korupsi berlandaskan sikap Integritas
Langkah-langkah:1. Bersikap disiplin, tegas dan tetap sopan 2. Focus pada tugas3. Memberikan solusi yang baik jika ada masalah
Manfaat : Interaksi yang baik dan lancar antara saya dengan pemegang program dan juga masyarakatHasil : Pemegang program akan puas dan segan untuk melakukan hal-hal yang melanggar aturan.Dampak : Jika saya tidak melakukan langkah-langkah diatas maka sangat mungkin menghambat terjadinya interaksi baik dan syarat akan terjadinya gratifikasi.
4 Pembinaan Kader Toga.
4.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai kejelasan
4.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -4
Langkah-langkah : 1. Memperkenal diri,2. Menjelaskan maksud tujuan dari kedatangan saya.Manfaat : Supaya ada penerimaan yang baik dari kader TOGAHasil : Kegiatan pembinaan bisa berjalan dengan baik dan jelasDampak : tidak aka nada penerimaan yang baik dari kader jika langkah-langkah nilai akuntabilitas tidak saya lakukan
Langkah-langkah:1. Kader akan saya bebaskan berkreasi dengan caranya sendiri2. Memperlakukan para kader dengan cara yang samaManfaat : Kegiatan bisa cepat, teratur, dan nyaman karena tidak diskriminatifHasil : Kader merasa nyaman dan dapat mengikuti kegiatan
4.3 Etika publik dengan berorientasi pada dengan tidak menyalahi tugas dan kewenangan sebagai seorang ASN
4.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas
4.5 Anti Korupsi
pembinaan dengan baik.Dampak : Suasana yang tidak kondusif pada saat pembinaan dan kader tidak akan menyerap dengan baik hal-hal yang saya sampaikan jika langkah-langkah nilai nasionalisme tidak saya terapkan.
Langkah-langkah:1. Mengucapkan salam2. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun secara tata bahasa.3. Tetap fokus pada maksud dan tujuan kedatangan
Manfaat : Menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesionalisme dalam bekerja, sehingga menciptakan citra yang baikHasil : Kepuasan Kader sehingga dapat mendorong untuk lebih produktif dalam kegiatan TOGA.Dampak : Jika nilai etika publik tidak saya terapkan yang mungkin terjadi adalah kader akan melihat saya sebagai PNS yang tidak mempunyai tata karma dan hasil yang ingin saya capai tidak dapat terwujud.
Langkah-langkah: 1. Menggunakan gaya bahasa yang mudah dimengerti2. Mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dan masukan dari kader3. Melibatkan kader dalam mencari solusi jika ada masalah atau kendalaManfaat : Ada hubungan dan interaksi yang baik dengan kaderHasil : Kader menjadi lebih percayaDampak : Pembinaan tidak akan menghasilkan kader yang faham jika langkah-langkah dari komitme mutu ini tidak saya lakukan.
Langkah-langkah: 1. Tidak menutup-nutupi dan apa adanya2. Apa yang perlu disampaikan harus disampaikanManfaat : Saya akan terbiasa untuk berkata dan bersikap jujurHasil : Kepercayaan dari para kader akan integritas sayaDampak : Tidak adanya kepercayaan dari kader dan saya akan menjadi pribadi yang terbiasa bersikap tidak jujur jika nilai dan langkah dari anti korupsi ini tidak saya terapkan.
5 Membagikan Modul Toga untuk Para Kader
5.1 Akuntabilitas dengan menerapkan nilai keseimbangan
Langkah-langkah : 1.Memberikan Modul Toga langsung kepada kader2.Membuat tanda terima
Manfaat : Menjadi PNS yang profesional dan dekat dengan masyarakatHasil : Hubungan yang baik antara kader dan PNS
5.2 Nasionalisme berlandaskan sila ke -5
5.3 Etika publik dengan berorientasi pada nilai-nilai dasar ASN
5.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas
5.5 Anti Korupsi
Dampak : Jika langkah-langkah dari nilai akuntabel tidak saya lakukan maka saya tidak bisa memastikan kebenarannya apakah modul tersebut telah sampai ke tangan kader dan tidak bertanggung jawab atas perintah atasan yang diberikan kepada saya.
Langkah-langkah:1. Terjun langsung ke lapangan 2. Segera berbaur dan beradaptasi dengan kaderManfaat: Membangun kedekatan dengan kaderHasil : Terbangun suasana kekeluargaan Dampak : Kesenjangan antara saya sebagai PNS dengan kader jika nilai nasionalisme saya hilangkan.
Langkah-langkah:1. Fokus pada maksud dan tujuan2. Tetap menjaga sikap dan tata karma yang baik3. Mendengarkan masukan dari para kader dengan cermat dan
mencatatnyaManfaat : menunjukan bahwa PNS itu ramah, baik, dan profesional dalam bekerja.Hasil : Nama baik PNS bisa menjadi lebih baik dimata masyarakat
Langkah-langkah: 1. Menjelaskan manfaat dari modul yang diberikan.2. Menjawab pertanyaan dengan jelas jika ada yang ingin ditanyakanManfaat : Para kader bisa belajar tentang pemanfaatan atau budidaya TOGAHasil : Kader toga yang terampilDampak : Nilai komitemen mutu jika tidak diterapkan maka akan hanya menghasilkan kader yang tidak produktif dan tidak terampil.
Langkah-langkah: 1. Tetap tenang dalam bersikap2. Sampaikan semua yang perlu disampaikan.Manfaat : Para kader bisa mengerti Hasil : Kader toga menjadi percaya kepada sayaDampak : Jika saya tidak bisa tenang maka para kader akan berfikir lain kepada saya dan sangat mungkin menganggap saya perlu diberi sesuatu dalam hal ini gratifikasi.
6 Membuat surat Perintah Tugas Pembinaan dan Pengawasan. 6.1 Akuntabilitas
Langkah-langkah:
dengan menerapkan nilai kejelasan
6.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan sila ke -4
6.3 Etika publik dengan berorientasi pada sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan (UU ASN no. 3)
6.4 Komitmen mutu dengan berdasarkan nilai efektifitas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan kepada saya2. Melihat tata naskah dinas tentang contoh surat perintah tugas.
Manfaat : Mendisiplinkan saya bekerja sesuai dengan aturan Hasil : Surat Perintah Tugas yang bisa dipertanggung jawabkan Dampak : Membuat surat perintah tugas tanpa memasukan nilai akuntabilitas tentunya akan menghasilkan surat yang tidak memiliki nilai akuntabelLangkah-langkah : 1. Surat Perintah tugas akan saya buat dengan tenang tanpa tekanan. 2.Fokus pada saat mengerjakannya Manfaat : Terbiasa mengerjakan semuanya dengan perasaan tenang Hasil : Menjadi pribadi yang matang dalam bekerja Dampak : Mengerjakan tugas dengan keterpaksaan akan menghasilkan sesuatu yang biasa-biasa saja bahkan cendrung banyak kesalahan.
Langkah-langkah : 1. Memastikan surat perintah tugas dengan cermat dan teliti sebelum di print. 2. Bertanya kepada teman dengan sikap yang ramah jika mungkin tidak ada yang sesuai. Manfaat : Melatih saya menjadi pribadi yang terbiasa cermat dan teliti dalam bekerja. Hasil : Surat perintah tugas yang sesuai dengan tata naskah dinas Dampak : Jika nilai etika publik tidak diterapkan maka saya akan terbiasa mengerjakan tugas semau saya sendiri dan hasilnyapun tidak akan baik Langkah-langkah: 1. Membuat SPT sesuai tata naskah dinas 2. Membaca ulang untuk memastikan kebenarannya sebelum di print 3. Memohon koreksi sebelum diparaf atasan dalam hal ini kasie 4. Meminta tangan Kabid 5.Memberi pe nomoran surat dan mencatat di surat keluar 6. Foto copy kemudian di stempelManfaat : Pendataan secara terkoordinir yang sah yang akan melaksanakan tugas di luar kantor Hasil : SPT sesuai dan tepat waktu Dampak : SPT tidak akan bernilai dan cenderung banyak kesalahan jika nilai komitmen mutu tidak diterapkan.Langkah-langkah:
1. Memahami dan menerapkan prinsip kejujuran2. Menolak pembuatan surat perintah tugas fiktif
6.5 Anti Korupsi
Manfaat : Agar kita dapat menahan diri untuk berbuat curangHasil : Negara tidak akan dirugikan karena pegawainya yang korupsi Dampak : Jika saya tidak menerapkan nilai anti korupsi berdampak pada pribadi saya yang tidak tenang karena tidak jujur dalam bekerja.
7 Input data pelaporan upaya kesehatan olahraga dari puskesmas
7.1 Akuntabilitas dengan nilai transparansi
7.2 Nasionalisme
7.3 Etika Publik dengan prinsip keterbukaan dan kehati-hatian
7.4 Komitmen Mutu berdasarkan prinsip efektif dan efisien.
Langkah-langkah:1. Data yang masuk diinput apa adanya sebagai bentuk transparanManfaat : Menunjukkan bahwa saya sebagai bagian dari instansi memegang teguh integritas Hasil : Masyarakat semakin yakin akan akuntabilitas saya sebagai bagian dari instansi Dampak : Apabila tidak transparan berarti saya sudah tidak memiliki integritas.Langkah-langkah : 1. JIka ada pelaporan yang tidak jelas saya akan cek kepemegang program yang bersangkutan dengan bahasa yang santun agar kerjasama berjalan dengan kondusif.Manfaat : Tetap utuh menjaga persatuan dalam hal ini tim work yang baik. Hasil : Menjadi pribadi yang bisa bekerjasama dengan siapa saja Dampak : Situasi akan terjadi kesenjangan jika langkah-langkah nilai nasionalisme yang saya ambil tidak saya terapkan.Langkah-langkah: 1. Memastikan keseluruhan data sudah masuk sesuai dengan data
pelaporan yang diterima.Manfaat: Data yang dimasukkan menjadi optimalHasil : Data yang dimasukkan bersifat tepat dan akuratDampak : Apabila data yang dimasukan tidak dipastikan dan tidak sesuai maka data menjadi tidak valid
Langkah-langkah:1. Memastikan koneksi internet berjalan dengan baik2. Memback up dengan menyimpan laporan atau data upaya kesehatan
olahraga di email. Manfaat: Punya cadangan data jika data yang asli hilang Hasil :Data siap diminta atau jika diperlukan kapan saja Dampak : Data bisa hilang dan tidak punya back up Data jika komitmen mutu tidak dilaksanakan.
7.5 Anti Korupsi
Langkah-langkah :1. Data yang saya masukan adalah data real yang saya terima dan tidak
saya manipulasi.Manfaat : Membiasakan menjadi pribadi yang berani jujurHasil : Data yang bisa mempunyai nilai kebenaranDampak : Pribadi yang terbiasa berbohong dan menjadi tidak produktif juga data yang tak punya nilai kebenaran.
8 Memfasilitasi ruangan pelatihan Hipnoterapi bagi dokter umum dan perawat puskesmas se kota Tangerang Selatan
8.1 Akuntabilitas dengan mengaplikasikan pemahaman akan tugas dan sadar akan kinerja
8.2 Nasionalisme yang diwujudkan dengan melaksanakan tugas dengan ikhlas.
8.3 Etika publik
8.3 Komitmen mutu dengan menerapkan nilai efektifitas dan efisiensi
Langkah-langkah:1. Bertanggung jawab penuh dalam memeriksa kelengkapan
ruangan yang akan digunakanManfaat : Bisa meminimalisir kekurangan yang mungkin terjadiHasil : Pribadi yang bertanggung jawab dan acara bisa dilaksanakan tepat waktu. Dampak : Bekerja asal-asalan dan kuarang tanggap dalam bekerja.
Langkah-langkah:1. Mengerjakan semua yang menjadi tugas dengan senang hati.Manfaat : Menciptakan team work yang baikHasil : Komunikasi yang kondusifDampak : Menjadi pribadi yang kurang menyenangkan
Langkah-langkah :1. Segera meminta tolong atau bertanya kepada rekan dengan
ramah jika membutuhkan bantuan.Manfaat : Suasana kerjasama yang baikHasil : Cepat saling membantu jika terjadi sesuatu yang diluar perkiraan kitaDampak :Kegiatan akan terhambat jika tidak ada kerjasama yang baik.
Langkah-langkah:1. Membuat list apa saja yang harus disiapkan2. Mengecek satu-persatu perlengkapan apakah berfungsi
dengan baik3. Menceklist yang perlengkapan yang sudah siap4. Segera mencari solusi jika ada perlengkapan yang belum ada
atau tidak berfungsi.Manfaat : Persiapan bisa cepat selesai dan bisa menimalisir
8.4 Anti Korupsi dengan menerapkan nilai anti gratifikasi dan anti suap
kekurangan.Hasil : Kegiatan bisa berjalan dengan baik dan lancar.Dampak : Akan banyak kekurangan ada yang tertinggal kalau langkah-langkah nilai komitmen mutu tidak diterapkan.
Langkah-langkah:1. Memahami dan mengamalkan etika PNS2. Menolak pemberian apapun dari apa yang sudah dikerjakanManfaat : Terlatih dalam situasi apapun sehingga bisa mengantisipasi segala macam suap dan gratifikasi.Hasil : Pribadi yang lebih kuat dan siap menjalankan tugas dengan baik.Dampak : Tidak produktif karena segala sesuatunya harus ada imbalan jika nilai anti korupsi tidak diterapkan.
9 Membuat Notulen Pelatihan Hipnoterapi.9.1 Akuntabilitas dengan mengedepankan tanggung jawab dan kehati-hatian
9.2 Nasionalisme berlandaskan keadilan (sila ke-5)
9.3 Etika Publik
Langkah-langkah:1. Mempersiapkan alat tulis2. Mengikuti pelatihan dengan memperhatikan
dengan baik apa yang disampaikan3. Mencatat dengan hati-hati agar tidak terjadi
kesalahan dalam menuangkan hasil rapatManfaat: dari langkah-langkah kegiatan tersebut bisa tercatat dengan secara keseluruhanHasil: Menghasilkan resume yang bisa dipertanggung jawabkan. Dampak : Resume apa adanya dan tidak bisa dipertanggung jawabkan jika tidak memasukan prinsip akuntabilitas.Langkah-langkah:1. Tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan
berlangsung kecuali untuk hal yang darurat dan mendesak
2. Mencatat hal-hal penting yang dibahas selama kegiatan berlangsung
3. Mengikuti kegiatan pelatihan sampai dengan selesai
Manfaat: Keseluruhan kegiatan pelatihan / pembahasan pelatihan tercatat. Hasil : Notulen kegiatan pelatihan tercatat dengan baik dan lengkap. Dampak :Jika saya tidak disiplin mengikuti kegiatan maka akan banyak yang tertinggal apa-apa saja
9.4 Komitmen Mutu yang mengedepankan Inisiatif kreatifitas
9.5 Anti Korupsi
yang harus saya catat nantinyaLangkah-langkah :1. Setelah selesai diketik saya akan berkonsultasi
kepada atasan tentang notulen yang saya buat ada yang kurang atau tidak dengan sikap yang sopan.
Manfaat : Kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan. Hasil : Atasan jadi tahu persis notulen yang saya buat.Dampak : Akan terjadi hubungan yang kurang kondusif jika tidak bisa bekerjasama dengan atasanLangkah-langkah:1. Mempersiapkan alat perekam di dalam ruang
rapat sebelum rapat dimulai2. Memastikan alat perekam berfungsi dengan
baik dan diletakkan di tempat yang sesuai3. Alat perekam digunakan untuk memeriksa
kesesuaian notulen rapatManfaat: dapat memeriksa ulang notulen kegiatan pelatihan Hasil: Notulen kegiatan pelatihan dibuat dengan akurat. Dampak : Hasil laporan tidak akurat jika mengabaikan nilai-nilai komitmen mutuLangkah-langkah :1. Setting Alarm di handphone supaya bisa
berangkat dan sampai di tempat pelatihan tepat waktu.
Manfaat : Hadir tepat waktu Hasil : Tidak ada moment kegiatan yang tertinggal dan menjadi manusia yang lebih baik. Dampak : Saya terlambat dan menyalahi aturan yang sudah menjadi tanggung jawab saya atau korupsi waktu jika nilai anti korupsi tidak saya terapkan.