bab ii

21
5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Kaison Bor Kaison bor dibedakan menurut material pembentuknya, yaitu: 1. Kaison beton (Gambar 2.3.a); 2. Kaison beton terselubung pipa baja atau pipa beton (Gambar 2.3.b); 3. Kaison beton dilengkapi dengan inti baja dalam pipa baja ( Gambar 2.3.c). Untuk beban bangunan yang tidak begitu besar, umumnya dipakai kaison beton. Gambar 2.1. Kaison Bor; Gambar 2.2. Kaison Pondasi kaison bor, bila dasarnya tidak bertumpu pada lapisan batu, bagian dasarnya dapat diperbesar untuk mereduksi tekanan pada tanah di bawah dasar kaison. Bentuk pembesaran umumnya dibuat menyerupai lonceng dengan kemiringan sisi 1H : 2V ( Gambar 2.1). Kemiringan ini diperlukan agar tanah setelah dibentuk tidak longsor. Penggalian tanah berbentuk lonceng sangat sulit untuk tanah dasar yang berupa tanah granuler murni.

Upload: apsari-setiawati

Post on 08-Feb-2016

59 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

5

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Kaison Bor

Kaison bor dibedakan menurut material pembentuknya, yaitu:

1. Kaison beton (Gambar 2.3.a);

2. Kaison beton terselubung pipa baja atau pipa beton (Gambar 2.3.b);

3. Kaison beton dilengkapi dengan inti baja dalam pipa baja (Gambar 2.3.c).

Untuk beban bangunan yang tidak begitu besar, umumnya dipakai kaison beton.

Gambar 2.1. Kaison Bor; Gambar 2.2. Kaison

Pondasi kaison bor, bila dasarnya tidak bertumpu pada lapisan batu, bagian dasarnya

dapat diperbesar untuk mereduksi tekanan pada tanah di bawah dasar kaison. Bentuk

pembesaran umumnya dibuat menyerupai lonceng dengan kemiringan sisi 1H : 2V (Gambar

2.1). Kemiringan ini diperlukan agar tanah setelah dibentuk tidak longsor. Penggalian tanah

berbentuk lonceng sangat sulit untuk tanah dasar yang berupa tanah granuler murni.

Page 2: BAB II

6

Keuntungan pemakaian pondasi kaison bor, antara lain:

1. Pembangunannya tidak menyebabkan getaran dan penggembungan tanah, seperti pada

pemancangan pondasi tiang;

2. Penggalian tidak mengganggu tanah di sekitarnya;

3. Biaya pelaksanaan umumnya relatif rendah, berhubung alat yang dipakai adalah alat

ringan;

4. Kondisi-kondisi tanah atau batu pada dasar sumuran sering dapat diperiksa dan diuji

secara fisik;

5. Alat gali tidak banyak menimbulkan suara.

Disebabkan oleh pembuatan biaya pondasi yang relatif murah, pondasi kaison telah

banyak dipakai untuk mendukung bangunan-bangunan gedung, jembatan, pilar jembatan

layang, dsb.

Gambar 2.3. Macam-macam kaison bor (Teng, 1962)

Page 3: BAB II

7

2.1.1 Struktur Kaison Bor

Bergantung pada kondisi pembebanan dan kondisi tanah, kaison bor dapat diberi

tulangan di seluruh bagian atau bagian atasnya saja. Untuk beban yang tidak sangat besar,

bagian tubuh kaison dapat dibuat dari beton tak bertulang. Namun, sedikit tulangan masih

dibutuhkan untuk bagian atas untuk menahan gaya horizontal yang berasal dari beban angin

dan beban momen. Beban momen ini mungkin berasal dari beban kolom yang tidak sentris.

Selain itu, momen lentur dapat pula terjadi, selama periode pelaksanaan akibat gangguan alat

pelaksanaan.

Bagian yang berbentuk lonceng dan bagian tubuh kaison bor umumnya dibuat monolit

(padat) (Gambar 2.1). Pengecoran beton kaison dihentikan pada beberapa cm di bawah ujung

atasnya. Blok penutup kaison yang dapat berbentuk bulat atau persegi, merupakan bagian atas

yang tersisa yang kemudian dicor dan dibuat lebih besar dari bagian tubuh. Diameter blok

penutup kaison (cap) dibuat lebih besar 15-20 cm dari bagian tubuh, yaitu untuk

memungkinkan peletakan angker kolom. Kadang-kadang blok penutup dicor dengan beton

yang berkualitas lebih tinggi daripada bagian tubuh untuk memberikan dukungan dasar kolom

yang tinggi.

Meskipun kaison bor hanya dirancang untuk mendukung beban aksial, tulangan-

tulangan masih dibutuhkan untuk menghubungkan bagian tubuh dan bagian blok penutup

kepala kaison, supaya kedua bagian tersebut terikat dengan baik (Gambar 2.3). Bila pada

sambungan antara tubuh dan penutup kaison harus menutup momen yang besar, maka bagian

ini harus dirancang dengan seksama.

2.1.2 Kapasitas Dukung

Kapasitas dukung pondasi kaison adalah jumlah dari tahanan gesek dinding dan

tahanan dasar, sama seperti pondasi tiang. Pondasi kaison mendukung beban vertikal dengan

mengandalkan:

1. Tahanan gesek dinding;

Page 4: BAB II

8

2. Tahanan dukung ujung bila tanah dasar berupa pasir padat, pasir berkerikil atau batu,

atau;

3. Kombinasi dari keduanya.

Oleh pertimbangan kemanan, banyak perancang telah mengabaikan pengaruh tahanan

gesek dinding dalam hitungan kapasitas dukung. Untuk menghitung kapasitas dukung

ultimate pondasi kaison dengan Df > 5B, Terzaghi menyarankan persamaan:

dengan

Qu = kapasitas dukung ultimate (kN)

Ab = luas penampang kaison (m2)

As = luas selimut (m2)

B = lebar atau diameter pondasi (m)

qu = 1,3 c Nc + Po Nq + 0,3 γ B Nγ (kN / m2)

fs = faktor gesek satuan antara tanah dan dinding (kN/m2)

a. Kaison bor pada tanah lempung

Kapasitas ultimate pondasi kaison yang terletak pada tanah lempung dapat ditentukan

dengan cara yang sama seperti menghitung pondasi dangkal. Pada cara ini tahanan gesek

dinding diabaikan. Karena itu, hasil hitungan akan memberikan nilai kapasitas dukung yang

sangat hati-hati.

Kapasitas dukung ultimate netto untuk pondasi pada tanah lempung (Skempton,

1951):

qu = c Nc (Persamaan 1)

Page 5: BAB II

9

dengan

c = kohesi tanah. Nilai faktor kapasitas dukung Nc bergantung pada Df/B. Nilai-nilai

hubungan antara Nc dan Df/B ditunjukkan dalam Tabel 1 (Df = kedalaman pondasi).

Tabel 1 Hubungan antara Nc dan Df/B (Skempton, 1951)

Cara yang lain, yaitu kapasitas dukung pondasi dilakukan dengan memperhatikan

tahanan ujung dan tahanan gesek dinding. Kapasitas dukung pondasi kaison dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut (Cooke dan Withaker, 1966):

Qs + Qb = Q + Ws + Wb (Persamaan 2)

dengan

Qs = As ad c = tahanan adhesi dinding tiang (kN)

c = kohesi tanah rata-rata di sekitar pondasi kaison (kN/m2)

ad = faktor adhesi (nilainya diantara 0,35-0,45)

Qb = Ab (cb Nc + γ Df) = tahanan dukung ujung tiang (kN)

cb = kohesi tanah di bawah dasar pondasi kaison (kN/m2)

Df = kedalaman pondasi kaison (m)

Ab = luas dasar pondasi kaison (m2)

Q = beban ultimate pada pondasi kaison (kN)

Ws = berat tubuh kaison (kN)

Wb = berat ujung kaison (bila ada pembesaran ujung) (kN)

Page 6: BAB II

10

Nilai ad c maksimum adalah 1kg/cm2 = 107 kN/m

2

Karena tekanan netto pondasi merupakan fungsi dari berat total sendiri, maka lebih

menguntungkan jika bagian dalam pondasi kaison dibuat berlubang.

Pengamatan Withaker dan Cooke (1966), dan Berezantzev dkk. (1961), menunjukkan

bahwa tahanan dukung maksimum merupakan fungsi dari penurunan (S). Tahanan dukung

ujung maksimum akan bekerja pada gerakan turun tiang sebesar nilai-nilai S/B (S =

penurunan, B = diameter pondasi) seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Gerakan tiang yang dibutuhkan agar tahanan ujung/gesek maksimum (Withaker dan

Cooke, 1966; Berezantzev dkk. 1961)

Pengamatan di lapangan, khusunya pada pondasi tiang, menunjukkan bahwa tahanan

gesek bertambah ke suatu nilai maksimum bila S/B kira-kira 0,05. Tahanan gesek ini

kemudian berkurang bila S/B bertambah, sampai ke suatu nilai konstan sebesar

Dalam perancangan pondasi tiang Skempton mengusulkan ad = 0,45.

b. Kaison bor pada tanah pasir

Kapasitas dukung ultimate pondasi kaison agak lebih besar dari pondasi dangkal pada

kepadatan tanah pasir yang sama. Hal ini karena pengaruh beban terbagi rata tanah di atas

dasar pondasi tak dapat diabaikan. Akan tetapi, bila tanah di sekitarnya mudah mampat,

kenaikan kapasitas dukung kemungkinan sangat kecil. Untuk tanah pondasi yang dipengaruhi

oleh gerusan, pengaruh beban terbagi rata akibat tanah di atas dasar pondasi lebih baik

Page 7: BAB II

11

diabaikan. Karena itu, untuk keamanan, dalam perancangan pondasi kaison sering digunakan

persamaan-persamaan kapasitas dukung ultimate untuk pondasi dangkal.

Untuk pondasi kaison pada tanah berpasir, Berezantzev (1965) mengusulkan

persamaan kapasitas dukung ijin untuk nilai maksimum S/B = 0,2, sebagai berikut:

qa = γ B (Bk) (Persamaan 3)

dengan

Nilai-nilai Bk untuk beberapa nilai Df/B dalam bentuk grafik ditunjukkan dalam Gambar

2.4. Untuk nilai-nilai S/B yang lain dapat dilakukan interpolasi.

Tahanan gesek dinding kaison pada tanah granuler dapat dihitung seperti cara yang

sama seperti pondasi tiang, yaitu:

(Persamaan 4)

dengan

As = luas selimut kaison (m2)

Kd = koefisien tekanan tanah lateral

δ = d = sudut gesek antara tanah dan dinding kaison (derajat)

po = tekanan vertikal efektif rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)

Page 8: BAB II

12

Gambar 2.4. Koefisien Bk untuk S/B = 0,2 (Berezantzev, 1965)

Perhatikan bahwa:

1. Untuk dinding kaison yang sangat kasar, maka δ = (sudut gesek dalam tanah).

2. Nilai Kd dapat diambil sama dengan koefisien tekanan tanah lateral saat diam (Ko)

(Teng, 1962).

3. Apabila tanah di atas dasar pondasi mudah tergerus, dalam hitungan kapasitas pondasi,

tekanan tanah di atas dasar pondasi dan tahanan gesek dinding (Qs) sebaiknya diabaikan.

Pondasi kaison dapat diletakkan pada tanah dasar pasir padat pada kedalaman yang

agak dalam, bila tanah permukaan merupakan tanah lunak yang mudah mampat. Pemilihan

pondasi kaison tergantung dari pertimbangan ekonomis dan kondisi tertentu yang

dipengaruhi oleh pertimbangan cara pelaksanaan. Sebagai contoh, untuk mencapai tanah

yang kuat mendukung beban, pondasi harus menembus lapisan tanah organik atau lapisan

tanah jelek lainnya.

Page 9: BAB II

13

2.1.3 Penurunan

a. Kaison bor pada tanah lempung

Penurunan pondasi kaison pada tanah lempung diestimasi dengan cara yang sama

seperti pada pondasi tiang atau pondasi dangkal.

Penurunan pondasi kaison pada tanah lempung lunak, pada pembebanan normal

kemungkinan akan besar, walaupun pada beban netto yang kecil. Karena itu pemakaian

pondasi kaison tidak ekonomis lagi bila dasar pondasi terletak pada tanah lunak. Kecuali jika

dasar kaison terletak pada tanah lempung kaku atau keras. Bahkan pada lempung yang agak

kaku, penurunan pondasi kaison mungkin bertambah besar dengan berjalannya waktu.

Hitungan penurunan konsolidasi yang didasarkan pada pengujian konsolidasi akan

menghasilkan penurunan yang terlalu besar oleh pengaruh yang ada kaitannya dengan

kompresibilitas tanah lempung overconsolidated (Peck, dkk. 1953).

b. Kaison bor pada tanah pasir

Pada intensitas beban yang sama, penurunan pondasi kaison lebih kecil daripada

penurunan pondasi dangkal, oleh pengaruh berat material di sekitar pondasi. Akan tetapi,

walaupun dipengaruhi oleh penambahan tekanan keliling (confining pressure) karena letak

dasarnya yang dalam, reduksi penurunannya ternyata tidak begitu besar. Hal ini, karena pada

penggalian lubang kaison, kepadatan tanah dasar terganggu.

Terzaghi dan Peck (1948) menyatakan bahwa penurunan pondasi kaison (sumuran)

adalah kira-kira setengah dari penurunan pondasi dangkal pada ukuran, kerapatan relatif, dan

beban pondasi yang sama.

2.1.4 Tahanan Gesek Dinding Kaison

Pondasi kaison bor yang panjang dan berdiameter relatif kecil yang terletak dalam

tanah kaku atau padat kapasitas dukungnya akan banyak ditentukan dari tahanan gesek

dinding kaison dengan tanah di sekitarnya. Dalam kasus demikian, hitungan kapasitas dukung

pondasi harus dilakukan dengan memperhatikan tahanan gesek dinding kaison. Gesekan

Page 10: BAB II

14

antara tanah kohesif dan dinding kaison tidak dapat melampaui kohesif tanah (c). Kohesif

tersebut dapat diambil sama dengan setengah dari kuat geser tekan bebas (qu). Pada tanah

lempung kaku dan lempung keras, ikatan antara tanah dan dinding sering kurang dari

kohesinya.

Jika kaison terletak pada tanah granuler, tahanan gesek dindingnya dapat dihitung

dengan menggunakan Persamaan 2.4.

2.1.5 Gaya Momen

Kaison bor sering dipengaruhi oleh sejumlah momen lentur yang berasal dari bagian

bawah kolom. Momen tersebut mungkin timbul sebagai akibat beban angin atau pemasangan

kaison yang tidak tepat pada sumbunya.

2.1.6 Gaya Horizontal

Kaison bor dapat menahan gaya horizontal seperti halnya pondasi tiang. Umumnya

untuk kaison yang terletak dalam tanah dengan kepadatan atau kekakuan sedang, gaya

horizontal yang kurang dari 0,75 ton tidak memerlukan penanganan khusus dalam hitungan

(Teng, 1962). Jika tanah di sekitar kaison sangat lunak atau jika gaya horizontalnya sangat

besar, maka lebih ekonomis jika gaya tersebut dilimpahkan ke bagian bawah bangunan yang

lain, seperti ruang bawah tanah.

2.1.7 Pemeriksaan pada Pekerjaan Pelaksanaan

Setelah pemasangan kaison bor mencapai tanah dasar yang direncanakan, kecuali

harus diperiksa keseluruhan lubang, juga harus diadakan pemeriksaan tanah dasar. Yaitu,

diperiksa mengenai kemungkinan adanya material tanah hasil galian yang tertumpuk di dasar

lubang. Ketika dilakukan pengecoran beton, disamping kualitas beton harus diuji, volume

beton yang masuk juga harus diperiksa. Hal ini untuk mengontrol kesempurnaan hasil

pengecoran. Pengecoran yang tidak baik akan mengakibatkan keropos-keropos pada tubuh

kaison maupun penyempitan luas penampangnya, yang dapat berakibat menurunnya kapasitas

Page 11: BAB II

15

dukung kaison. Pada kondisi demikian, penurunan mungkin terjadi saat pembangunan

struktur atas sedang berlangsung.

2.1.8 Perencanaan Kaison Bor

Pondasi kaison dapat dirancang menurut langkah-langkah sebagai berikut:

1. Hitung beban total yang harus didukung pondasi di kepala kaison. Berat sendiri kaison

umumnya tidak diperhitungkan.

2. Tentukan elevasi muka air tanah.

3. Sket profil tanah atau sket yang menggambarkan lapisan tanah di lokasi bangunan.

4. Pilihlah lapisan pendukung yang diperkirakan kuat, lalu hitung kapasitas dukung kaison.

5. Hitung penurunan yang terjadi untuk beban rencana yang diperhitungkan.

6. Hitung dimensi-dimensi tulangan pada badan dan blok penutup kepala kaison.

7. Cek terhadap momen lentur dan eksentrisitas.

8. Cek terhadap pengaruh gaya horizontal.

9. Cek terhadap gaya angkat oleh air. Kaison harus diberi tulangan untuk menahan gaya

tarik dalam tubuhnya.

2.2 Kaison

Macam-macam kaison dapat dibagi menurut cara pembuatannya, yaitu:

1. Kaison terbuka (open kaison)

2. Kaison pneumatik (pneumatic kaison)

3. Kaison apung (floating kaison)

Pekerjaan pembuatan kaison memerlukan banyak alat-alat berat. Dalam tiap-tiap

pelaksanaan sering ditemui masalah-masalah umum dan yang tidak biasa dilakukan. Berikut

ini akan dipelajari cara pelaksanaan pekerjaan pembuatan kaison yang sering dilakukan.

Page 12: BAB II

16

2.2.1 Kaison Terbuka

Kaison terbuka merupakan kaison yang pada bagian atas dan bawahnya terbuka

selama pelaksanaan. Kaison ini, bila digunakan pada area yang tergenang air, pelaksanaannya

adalah dengan membenamkan dan menggali tanah di bagian dasarnya (Gambar 2.5). Kaison

dibenamkan dengan memanfaatkan beratnya sendiri, bersama­ sama dengan penggalian tanah.

Ketika pembenaman kaison mencapai tanah keras yang diinginkan, dasar kaison ditutup

dengan beton dengan tebal antara 1,5 sampai 5 m. Pada kaison terbuka, penutupan dilakukan

di bawah muka air (jika tanah dipengaruhi air). Jika tanah dasar sangat keras, penggalian

dilakukan dengan cara peledakkan (blasting).

Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka yang umumnya dilakukan dengan cara

pengerukan, volume tanah yang tergali akan selalu melebihi volume kaison yang terpasang.

Hal ini, disebabkan oleh dinding galian tanah yang bergerak ke dalam galian.

Keuntungan kaison terbuka:

1. Dapat mencapai kedalaman yang besar;

2. Biaya pembuatan relative rendah.

Kerugian kaison terbuka:

1. Dasar kaison tidak dapat diperiksa dan dibersihkan;

2. Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak bagus;

3. Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.

Page 13: BAB II

17

Gambar 2.5. Kaison terbuka

2.2.2 Kaison Pneumatik

Kaison pneumatik (pneumatic kaison), merupakan kaison tertutup. Penggalian tanah

dilakukan dengan mengalirkan udara bertekanan ke dalam ruang kerja untuk penggalian.

Dengan cara ini penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran dilakukan dalam kondisi

kering.

Bentuk tubuh kaison pneumatik hampir sama seperti kaison terbuka, bedanya hanya

pada bagian ruang kerja di bawah. Penggalian dilakukan pada ruang kerja yang diberi tekanan

udara yang sama dengan tekanan air tanah untuk mencegah aliran air masuk ke ruang kerja

Gambar 2.6. Pintu udara, kecuali dipakai untuk jalan keluar-masuk pekerja juga untuk

mengeluarkan tanah galian. Untuk kaison yang besar dapat dipakai 2 pintu udara, yang

pertama untuk galian sedang yang kedua untuk keluar-masuk pekerja. Ruang kerja diisi

dengan beton pada waktu dasar kaison telah mencapai kedalaman yang dikehendaki.

Keuntungan kaison pneumatik:

1. Pelaksanaan dalam kondisi kering;

2. Karena pengecoran beton dalam keadaan kering, kualitas beton dapat seperti yang

diharapkan;

3. Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk membenamkan kaison.

Page 14: BAB II

18

Kerugian kaison pneumatik:

1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi;

2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman 40 m.

2.2.3 Kaison Apung

Kaison apung merupakan kaison yang tertutup pada dasarnya. Kaison tipe ini dibuat

dari beton bertulang yang dicetak di daratan dan peletakannya dilakukan dengan

mengapungkan kaison tersebut setelah beton mengeras Gambar 2.7. Pembenaman kaison ke

dalam air atau tanah terendam air, dengan cara mengisikan pasir, kerikil, beton, atau air ke

dalamnya. Permukaan air harus diperhitungkan selalu berada pada beberapa meter di bawah

puncak kaison untuk mencegah air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dapat

dirancang menurut prinsip-prinsip hidrolika.

Keuntungan kaison apung:

1. Biaya pelaksanaan rendah;

2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak memungkinkan.

Kerugian kaison apung:

1. Tanah dasar harus digali atau ditimbun sampai elevasi yang diinginkan;

2. Tipe ini hanya cocok bila tanah pondasi berada di dekat permukaan tanah. Penggalian

tanah yang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam lubang

galian;

3. Tanah pendukung sering tidak padat.

Page 15: BAB II

19

Gambar 2.6. Kaison pneumatik

Gambar 2.7. Pondasi kaison apung penempatan pada posisi akhir

Page 16: BAB II

20

2.2.4 Perancangan Kaison

Perancangan pondasi kaison umumnya harus dilakukan dengan mempertimbangkan

cara kerja pelaksanaan dan kondisi lapangan. Selama periode pelaksanaan, perubahan-

perubahan sering harus dilakukan untuk menyesuaikan hasil rancangan dengan kondisi

lapangan.

2.2.4.1 Kapasitas Dukung

Dasar kaison umumnya diusahakan agar bertumpu pada lapisan pasir padat, lempung

keras atau lapisan batu, dan harus tidak ditumpu oleh lapisan lunak atau batuan lapuk.

Hitungan kapasitas pondasi kaison dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti hitungan

kapasitas dukung kaison bor. Pada hitungan, tahanan gesek dinding sering diabaikan.

2.2.4.2 Gesekan Dinding

Jika memungkinkan, kaison sebaiknya dirancang mempunyai berat yang cukup untuk

menanggulangi gesek permukaan yang timbul selama pemasangan. Karena itu, evaluasi

gesekan dinding kaison dengan tanah di sekitarnya perlu diperhitungkan dengan cermat.

Nilai gesekan dinding bervariasi pada tiap-tiap jenis tanah. Umumnya, untuk

mereduksi gesekan dinding dilakukan pelumasan dinding kaison, yaitu dengan

menyemprotkan air ke dalam lubang di dalam sela-sela antara tanah dan dinding kaison.

Pengalaman menunjukkan usaha mengurangi gesekan dinding dengan cara memperbesar

diameter dasar kaison tidak memberikan hasil yang memuaskan. Gesekan dinding total

bergantung pada banyak faktor, termasuk bentuk dasar pondasi kaison, diameter, dan cara

penggalian lubangnya. Dalam perhitungan, Teng (1962) menyarankan agar menggunakan

faktor gesek dinding dari Terzaghi dan Peck (1948) dalam Tabel 3.

Page 17: BAB II

21

Tabel 3. Faktor gesekan dinding (fs) untuk berbagai jenis tanah (Terzaghi, 1943)

Untuk mempermudah pemasangan kaison, maka sebaiknya tahanan geser dinding

harus sama dengan berat kaison. Karena itu, jika kaison berbentuk silinder, maka:

(Persamaan 5)

Faktor gesekan dinding:

(Persamaan 6)

dengan

fs = faktor gesekan dinding (kN/m2)

γbeton = berat volume beton (kN/m3)

D = diameter luar kaison (m)

d = diameter dalam kaison (m)

H = kedalaman penetrasi (m)

1.3.4.3 Pembebanan

Kaison harus menahan beban-beban yang bersifat permanen dan sementara.

Page 18: BAB II

22

a. Beban permanen

Beban permanen adalah beban vertikal dan lateral maksimum yang bekerja pada kaison

setelah pembebanan sampai di tempatnya. Beban permanen meliputi:

I. Beban vertikal termasuk beban bangunan atas, berat kaison dikurangi gaya ke atas oleh

air. Gaya tekanan air ke atas ditentukan berdasar muka air terendah. Beban vertikal total

dianggap didukung sepenuhnya oleh tahanan tanah dasar kaison, untuk kaison dengan

kedalaman yang dangkal, walaupun sebenarnya sebagian dari beban akan didukung oleh

tahanan gesek dindingnya. Pada kaison yang dalam, perancangan umumnya dilakukan

dengan menganggap bahwa setengah dari tahanan gesek dinding akan aktif mendukung

beban. Gaya gesek dinding harus dihitung berdasar kondisi kritis, yaitu dengan

mempertimbangkan kedalaman kritis kaison pada waktu tanah tergerus dan kedudukan

muka air tanah terletak pada dasar kaison. Perlu diingat bahwa tekanan air akan

mereduksi tekanan vertikal.

II. Beban lateral, termasuk beban angin pada struktur atas, beban kendaraan di atas

jembatan, gaya benturan gelombang, dsb. Pada daerah yang dipengaruhi gempa bumi,

beban angin digantikan beban gempa (Teng, 1962).

III. Gaya-gaya lateral termasuk tekanan-tekanan tanah dan air. Tekanan tanah umumnya

diambil dalam kondisi aktif. Kombinasi tekanan air dan tanah diperhitungkan pada

kondisi dimana tekanan mencapai maksimum.

b. Beban sementara

Kaison banyak dipengaruhi gaya-gaya yang timbul pada periode pelaksanaan, yang

umumnya bersifat sementara. Beban-beban sementara dapat terjadi oleh hal-hal sebagai

berikut:

1. Kaison tergantung di dekat ujung atas. Dengan demikian bagian bawah dipengaruhi oleh

tarikan. Kaison harus kuat menahan berat bagian bawahnya.

2. Kaison didukung hanya pada kedua bagian ujung-ujungnya saja.

3. Kaison dipengaruhi oleh gaya tekanan tanah yang tidak seimbang.

4. Kaison dapat jatuh secara tiba-tiba pada waktu pembebanan.

Page 19: BAB II

23

2.2.5 Beton Penutup Dasar

Ketika kaison telah dibenamkan sampai mencapai lapisan pendukungnya, beton

dicorkan untuk menutup dasar kaison. Penutup ini merupakan dasar dari kaison. Untuk kaison

terbuka, pengecoran beton penutup dilakukan sampai beberapa puluh sentimeter dari ujung

bawahnya. Sedang pada kaison pneumatik, pengecoran beton penutup dilakukan sampai

menutup ruang kerja.

Selama periode pelaksanaan, penutup beton berfungsi untuk mencegah masuknya air

pada waktu pengecoran beton di atasnya.

2.2.6 Tepi Pemotong

Kaki kaison, kecuali pada kaison persegi yang akan dibenamkan dalam air, umumnya

dibentuk meruncing untuk memudahkan pembenaman. Bagian meruncing ini disebut tepi

pemotong (cutting edge). Untuk itu, ujung bawah kaison dipasang pelat-pelat baja seperti

yang terlihat pada Gambar 8. Pada gambar ini diperlihatkan pula saluran penyemprot air

yang digunakan pada waktu pekerjaan pembenaman kaison.

Gambar 2.8. Tepi pemotong pada ujung bawah kaison (Bowles, 1977)

2.2.7 Penyemprotan

Dalam pemasangan kaison, untuk mempermudah pembenaman, dinding luar kaison

kadang-kadang dilapisi dengan lapisan pelumas atau sistem penyemprot digunakan. Pipa-pipa

Page 20: BAB II

24

penyemprot berdiameter 3,5-5,0 cm dipasang miring tepat di atas bagian pemotong bawah

Gambar 2.8. Penyemprot dipasang sedemikian rupa agar pembenaman selalu vertikal.

2.2.8 Penyimpangan Posisi Kaison

Kaison sangat jarang terbenam pada kondisi yang benar-benar lurus atau pada posisi

sebenarnya. Biasanya penyimpangan yang tidak begitu besar masih ditoleransikan. Untuk

kaison dalam, lokasi nyata mungkin bisa meleset sampai beberapa puluh sentimeter. Hal yang

perlu dijaga adalah agar pada waktu pembenaman, kaison benar-benar pada posisi vertikal.

2.3 Pemakaian Pondasi Kaison

Kaison dipakai sebagai pondasi bangunan yang besar, bila cara pemotongan terbuka tidak

dapat dipakai, akibat adanya air yang naik, atau endapan pada dasar pondasi dan lainnya, di

samping itu bila daya dukung (vertikal atau mendatar) tidak mencukupi dalam pondasi tiang,

atau bila penurunan atau getaran memegang peranan dalam penilaian pemakaiannya.

Page 21: BAB II

25

Kaison

Bangunan Pondasi

Pondasi Jembatan (Pilar, Kepala Jembatar)

Pondasi Pintu (Pondasi Pilar)

Tambatan

Pondasi Bangunan

Pondasi Mesin

Bangunan di Bawah Tanah

Basement Bangunan

Jalan Penyebrangan

Jalan Kereta Api Bawah Tanah

Sumur Tambang

Lubang Pelindung (Terowongan yg Ditanam)

Bangunan Tembok

Dinding Dermaga Kaison

Konstruksi Dinding Kaison

Tembok Panggung, Tembok Pangkalan