bab ii
DESCRIPTION
uyiuoiTRANSCRIPT
7/17/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568e93c7dd119 1/6
BAB II
ISI
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara.
2. MACAM-MACAM HALUSINASI
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulus isual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,gambar
kartun,bayangan yang rumit atau kompleks. !ayangan bias menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
". Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan #eses umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang,
atau dimensia.
$. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau #eses.
%. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. &asa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
'. (enesthetic
Merasakan #ungsi tubuh seperti aliran darah di ena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine
). *inisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
7/17/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568e93c7dd119 2/6
3. FAKTOR PREDIPOSISI
1. !iologis
+bnormalitas perkembangan sistem sara# yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladapti# baru mulai dipahami. ni ditunjukkan oleh penelitian-
penelitian yang berikut
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skio#renia. /esi pada daerah #rontal, temporal dan limbik
berhubungan dengan perilaku psikotik.
b. !eberapa at kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan
masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skio#renia.
c. Pembesaran entrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi
yang signi#ikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skio#renia
kronis, ditemukan pelebaran lateral entrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi
otak kecil 0cerebellum. emuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi
0post-mortem.
2. Psikologis
*eluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup
klien.
". Sosial !udaya
*ondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti kemiskinan,
kon#lik sosial budaya 0perang, kerusuhan, bencana alam dan kehidupan yang
terisolasi disertai stress.
4. FAKTOR PRESIPITASI
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. Penilaian indiidu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan.
1. !iologis
3angguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses in#ormasi
serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
7/17/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568e93c7dd119 3/6
ketidakmampuan untuk secara selekti# menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterpretasikan.
2. Stress lingkungan
+mbang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
". Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon indiidu dalam menanggapi stressor.
5. ETIOLOGI
1. 4ase Pertama 5 com#orting 5 menyenangkan
Pada #ase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah, kesepian.
*lien mungkin melamun atau mem#okukan pikiran pada hal yang menyenangkan
untuk menghilangkan kecemasan dan stress. (ara ini menolong untuk
sementara. *lien masih mampu mengotrol kesadarnnya dan mengenal pikirannya,
namun intensitas persepsi meningkat.
Perilaku klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa
bersuara, pergerakan mata cepat, respon erbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya dan suka menyendiri.
2. 4ase *edua 5 comdemming
*ecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan
eksternal, klien berada pada tingkat 6listening7 pada halusinasi. Pemikiran internal
menjadi menonjol, gambaran suara dan sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang
tidak jelas klien takut apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu
mengontrolnya. *lien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan
memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain.
Perilaku klien meningkatnya tanda-tanda sistem sara# otonom seperti peningkatan
denyut jantung dan tekanan darah. *lien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa
membedakan dengan realitas
". 4ase *etiga 5 controlling
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi terbiasa
dan tak berdaya pada halusinasinya. ermasuk dalam gangguan psikotik.
*arakteristik bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan
mengontrol klien. *lien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
7/17/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568e93c7dd119 4/6
Perilaku klien kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa
menit atau detik. anda-tanda #isik berupa klien berkeringat, tremor dan tidak mampu
mematuhi perintah.
$. 4ase *eempat 5 con8uering5 panik
*lien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah menjadi
mengancam, memerintah dan memarahi klien tidak dapat berhubungan dengan orang
lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya klien berada dalam dunia yang
menakutkan dalam waktu singkat, beberapa jam atau selamanya. Proses ini menjadi
kronik jika tidak dilakukan interensi.
Perilaku klien perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri atau katatonik, tidak mampu merespon terhadap perintah
kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
*lien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku
dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri,
secara tiba-tiba marah atau menyerang oranglain, gelisah, melakukan gerakan seperti
sedang menikmati sesuatu. 9uga keterangan dari klien sendiri tentang halusinasi yang
dialaminya 0 apa yangdilihat, didengar atau dirasakan.
6. MANIFESTASI KLINIK
+. ahap halusinasi bersi#at menyenangkan
3ejala klinis
a. Menyeringai5 tertawa tidak sesuai
b. Menggerakkan bibir tanpa bicara
c. 3erakan mata cepat
d. !icara lambat
e. :iam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
!. ahap 2 halusinasi bersi#at menjijikkan
3ejala klinis
a. (emas
b. *onsentrasi menurun
c. *etidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata
(. ahap " halusinasi yang bersi#at mengendalikan
3ejala klinis
a. (enderung mengikuti halusinasi
7/17/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568e93c7dd119 5/6
b. *esulitan berhubungan dengan orang lain
c. Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
d. *ecemasan berat 0berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk
:. ahap $ halusinasi bersi#at menaklukkan
3ejala klinis
a. Pasien mengikuti halusinasi
b. idak mampu mengendalikan diri
c. idak mampu mengikuti perintah nyata
d. !eresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
7. AKIBAT YANG DITIMBULKAN
Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. &esiko mencederai merupakan
suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai5 membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
*lien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan 0resiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Hal ini terjadi jika halusinasi
sudah sampai #ase ke ;, dimana klien mengalami panic dan perilakunya dikendalikan
oleh isi halusinasinya. *lien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. :alam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain bahkan merusak lingkungan. anda dan gejalanya adalah muka merah,
pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak
klien memaksakan kehendak merampas makanan, memukul jika tidak senang
8. PENATALAKSANAAN
7/17/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-568e93c7dd119 6/6
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara
1 Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk mengurangi tingkat
kecemasan,kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada
permulaan pendekatan di lakukan secara indiidual dan usahakan agar terjadi
kontak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi
baik secara #isik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati
pasien, bicaralah dengan pasien. !egitu juga bila akan meninggalkannya
hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.
2 :i ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian
dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam
dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
" Melaksanakan program terapi dokter sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya.
Pendekatan sebaiknya secara persuati# tapi instrukti#. Perawat harus mengamati
agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
$ Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
setelah pasien lebih kooperati# dan komunikati#, perawat dapat menggali
masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu
mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui
keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
% Memberi aktiitas pada pasien misalnya pasien di ajak mengakti#kan diri
untuk melakukan gerakan #isik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan
kegiatan. *egiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal
kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
' Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan. *eluarga
pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada
kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalnya dari
percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar
laki-laki yang mengejek. api bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu
tidak terdengar jelas.