bab ii

Upload: lydia

Post on 07-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

2

TRANSCRIPT

  • 7/17/2019 BAB II

    1/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bagian ini akan dibahas lebih jelas mengenai tinjauan tanaman putri malu yang

    terdiri dari klasifikasi, nama daerah, kegunaan, kandungan kimia serta tinjauan mengenai

    simplisia, ektraksi, metode standarisasi ekstrak, hewan coba dan tinjauan tentang toksisitas

    akut.

    2.1. Putri Malu (Mimosa pudica L. )

    2.1.1. Karakteristik Umum

    Putri malu (Mimosa pudica L.)merupakan tumbuhan dengan ciri daun yang menutupdengan sendirinya saat disentuh dan membuka kembali setelah beberapa lama. Tanaman

    berduri ini termasuk tanaman berbiji tertutup (Angiospermae) dan terdapat pada kelompok

    tumbuhan berkeping dua atau dikotil (Arisandi dan Andriani, 2!).

    Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki letak daun

    yang berhadapan dan termasuk dalam suku polong"polongan. #aun kecil"kecil tersusun

    majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau dan kemerahmerahan. $ila daun

    disentuh akan menutup (sensitive plant). $unga bulat seperti bola, warna merah muda,

    bertangkai (#alimarta,%&&&).

    'erak tanaman putri malu menutup daunnya disebut dengan seismonati, walaupun

    dipengaruhi rangsang sentuhan, sebagai contoh, gerak tigmonasti daun putri malu menutup

    tidak peduli darimana datangnya arah rangsangan. Tanaman ini menguncup saat matahari

    terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit. Tanaman putri malu menutup daunnya

    untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbiora) yang ingin memakannya.

    arna daun putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan

    yang tadinya ingin memakantumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu

    dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya (#alimarta,%&&&).

    4

  • 7/17/2019 BAB II

    2/23

    'ambar 2.%.% *erba Putri +alu (+imosa pudica .)

    (http-www.jamunusantara.comwp"contentuploads2%/0mimosa"pudica%.jpg)

    2.1.2. Makroskopis Putri Malu (Mimosa pudica L.)

    %. Akar

    Tumbuhan Putri +alu memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan. #iameter

    akar tidak lebih dari 0 mm. 1ika dibaui, akar mimosa memiliki bau menyerupai buah jengkol

    (#alimartha, 2!).

    2. $atang

    $atangnya berbentuk bulat, berbulu, dan berduri. $ulu"bulu halus yang melekat di

    sepanjang batang berwarna putih dengan panjang sekitar 2 mm. $atang muda berwarna hijau

    dan batang tua berwarna merah (#alimartha, 2!).

    . #aun

    #aun menyirip dan bertepi rata. #aunnya kecil"kecil tersusun secara majemuk,

    berbentuk lonjong dengan ujung lancip. etak daunnya berhadapan. arnanya hijau tapi ada

    juga yang kemerah"merahan. arna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih

    pucat. Pada tangkai daun terdapat duri"duri kecil (#alimartha, 2!).

    /. $unga

    $unganya berbentuk bulat seperti bola. arnanya merahmuda dan bertangkai.

    $unganya berambut dan polennya berada di ujung rambut. Putik berwarna kuning. Tangkai

    bunga berbulu halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga akan menutup seakan telah layu,

    tapi jika matahari terbit keesokan paginya, bunga itu akan kembali mekar (#alimartha, 2!).

    0. $uah

    $uah dari tanaman putri malu menyerupai buah kedelai dalam bentuk mini. $edanya,

    pada buah kedelai terdapat bulu"bulu halus di seluruh bagian kulit buah, sedang pada buah

    putri malu, bulu"bulu halus berwarna merah hanya terdapat pada bagian tertentu. Tangkai

    buah berbulu berwarna merah (serupa bulu halus pada buah). Panjang tangkai buah sekitar

    5

    http://www.jamunusantara.com/wp-content/uploads/2014/05/mimosa-pudica1.jpghttp://www.jamunusantara.com/wp-content/uploads/2014/05/mimosa-pudica1.jpg
  • 7/17/2019 BAB II

    3/23

    cm /cm dengan diameter %mm"2mm. Pada satu tangkai buah, terdapat %"2 buah dengan

    pangkal melekat pada ujung tangkai. 3etiap buah terdapat biji, dan ketika buah telah masak,

    buah putri malu akan meletup sehingga bijinya akan melompat ke segala arah dan bersiap

    untuk menjadi tunas baru. $uah yang masak maupun yang mentah berwarna hijau dengan

    ukuran 2cm 4 5mm 4 %mm (#alimartha, 2!).

    2.1.3. Mikroskopis Putri Malu (Mimosa pudica L.)

    Penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis

    sel, dinding tipis berkutikula tipis. 6pidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, lebih kecil dari

    epidermis atas. Pada sayatan paradermal tampak epidermis berbentuk poligonal, dinding

    bergelombang, serta terdapat stomata tipe parasitik. +esofil meliputi jaringan tiang terdiri

    dari satu lapis, silindrik. 1aringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel. $erkas

    pembuluh tipe kolateral di kelilingi serabut sklerenkim berdinding tebal dan berlignin.

    Terdapat kristal kalsium oksalat bentuk prisma (#epkes, %&&0).

    2.1.4. Klasiikasi Putri malu (Mimosa pudica L.)

    %. #iisi - +agnoliophyta

    3ub diisi - Angiospermae

    7elas - #icotyledonae

    3ub kelas - 8osidae

    9rdo - :abales

    :amilia - :abaceae

    'enus - +imosa

    3pesies -Mimosa pudica Linn ($P9+ 8;, 2%)

    2.

  • 7/17/2019 BAB II

    4/23

    2.1.!. Ka"#u"$a" Kimia

    #aun +imosa pudica, inn mengandung asam askorbat, beta karotene, thiamin,

    potasium, phosphor dan >at besi. 3edangkan daun batang dan akar +imosa pudicamengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin. 3elain itu,

    juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flaonoid (#alimartha, 2!).

    2.1.%. K&asiat

    Tanaman putri malu mempunyai khasiat cukup besar untuk menyembuhkan berbagai

    jenis penyakit. #ari daun hingga ke akarnya, tanaman ini berkhasiat penenang (trans?uiliser),

    anti depresi, antitusie (anti batuk), peluruh dahak (expectorant), analgesik (mengurangi

    nyeri), anti inflamasi (anti radang), diuretik (peluruh air seni), mengurangi gejala menstruasi

    (menorrhagi), anti bakteri dan anti jamur, menurunkan profil lipida, semua bagian tanaman

    bersama"sama, menghancurkan batu di kandung kencing, menurunkan tekanan darah tinggi

    (hipertensi) (Tamilasari dan Ananti, 2%2).

    2.2. Ti"'aua" Te"ta"$ kstrak

    2.2.1. kstrak

    6kstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif

    dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

    semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

    sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. 3ebagian besar ekstrak dibuat

    dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. 3eluruh perkolat biasanya

    dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan (:armakope ;ndonesia ed ;@).

    6kstrak dikelompokan atas dasar sifatnya yaitu (@oight, 20) -

    a .6kstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu dan dapat dituang.

    b. 6kstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.

    7andungan airnya berjumlah sampai . Tingginya kandungan air menyebabkan

    ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran bakteri.

    c. 6kstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan mudah dituang,

    sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 0 .

    d. 6kstrak cair, ekstrak yang dibuat sedemikiannya sehingga % bagian simplisia sesuai dengan

    2 bagian ekstrak cair.

    7

  • 7/17/2019 BAB II

    5/23

    6kstraksi adalah suatu proses penyarian senyawa kimia yang terdapat didalam bahan

    alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang tepat.

    Prinsipnya ekstraksi adalah melarutkan dan menarik senyawa dengan menggunakan pelarut

    yang tepat. Bntuk mencapai kesetimbangan tergantung pada suhu, p*, ukuran partikel,

    gerakan partikel dan berkaitan juga dengan kelarutan, yaitu senyawa polar lebih mudah larut

    dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar

    (:armakope ;ndonesia ed ;@).

    2.2.2. Meto#e kstraksi #e"$a" me"$$u"aka" pelarut (#epkes 8;, 2)

    ara #i"$i"

    1. Maserasi

    +aserasi adalah suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali

    pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. 3ecara teknologi termasuk ekstraksi

    dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. +aserasi kinetik berarti

    dilakukan pengadukan yang kontinu (terus menerus). 8emaserasi berarti dilakukan

    pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan

    seterusnya.

    2. Perkolasi

    Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna

    (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses terdiri dari

    tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

    (penetasanpenampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang

    jumlahnya %"0 kali bahan.

    ara pa"as

    1. *eluks

    8efluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu

    tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

    Bmumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai "0 kali sehingga dapat

    termasuk proses ekstraksi sempurna.

    2. So+&let

    3o4hletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru. Bmumnya

    dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi berlanjut sampai jumlah pelarut

    relatie konstan dengan adanya pendingin balik.

    3. ,i$esti

    8

  • 7/17/2019 BAB II

    6/23

    #igesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang

    lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur /"0=.

    4. I"us;nfus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus

    tercelup dalam penangas air mendidih), temperatur terukur &5"&!= selama waktu tertentu

    (%0"2 menit).

    !. ,ekok

    #ekok adalah infus pada waktu yang lebih lama C = dan temperatur sampai titik

    didih air.

    2.2.3. Ti"'aua" Parameter kstrak ( ,epkes *I- 2)

    %. 3usut pengeringan

    3usut pengeringan adalah pengukuran sisa >at setelah pengeringan pada temperatur

    %0= selama menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen ().

    Tujuannya yaitu untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa

    yang hilang pada proses pengeringan.

  • 7/17/2019 BAB II

    7/23

    +enentukan kandungan logam berat secara spektroskopi serapan atom atau lainnya

    yang lebih alid. *al ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak

    mengandung logam berat tertentu (*g, Pb, dll) melebihi nilai yang ditetapkan karena

    berbahaya (toksik) bagi kesehatan.

    D. =emaran mikroba

    +enentukan adanya mikroba yang patogen secara analisis mikrobiologis. *al ini

    bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh mengandung mikroba

    patogen dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang ditetapkan karena

    berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan

    !. =emaran kapang, khamir dan aflatoksin

    +enentukan adanya jamur secara mikrobiologis dan adanya aflatoksin dengan 7T.

    *al ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung cemaranjamur melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan

    aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.

    2.3. Ti"'aua" Te"ta"$ Simplisia

    3implisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

    mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang

    dikeringkan. #apat dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia

    pelikan (mineral). 3implisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian

    tumbuhan atau eksudat tumbuhan. 6ksudat tumbuhan ialah isi sel yang keluar secara spontan

    dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa

    nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa

    senyawa kimia murni.

  • 7/17/2019 BAB II

    8/23

    pemisahan komponen"komponen berdasarkan perbedaan adsorbsi atau partisi oleh fase diam

    di bawah gerak pelarut, gerakan pengembang atau pelarut pengembang campur (+ulya dan

    3uharman, %&&0).

    7romatografi apis Tipis merupakan metode pemisahan dengan penanganan sederhana

    yang cocok untuk senyawa kimia maupun senyawa organik alam, karena metode ini

    memerlukan inestasi kecil untuk alat"alat, waktu yang singkat, pemakaian pelarut dan

    cuplikan yang jumlahnya sedikit ('ritter et all.%&&%). +etode ini merupakan metode

    pemisahan komponen"komponen berdasarkan perbedaan adsorbsi atau partisi oleh fase diam

    di bawah gerak pelarut, gerakan pengembang atau pelarut pengembang campur (+ulya dan

    3uharman, %&&0).

    :ase gerak yang digunakan dapat berupa pelarut tunggal maupun pelarut campuran.

    :ase gerak berupa pelarut tunggal biasanya memberikan hasil yang memuaskan, akan tetapi

    pada sebagian besar kasus pelarut tunggal dapat menggerakkan bercak noda terlalu jauh. Eat

    pelarut yang bersifat polar mempunyai kekuatan lebih mudah untuk melarutkan solut yang

    bersifat polar juga, dan demikian sebaliknya. 3ehingga untuk memperoleh kepolaran yang

    diinginkan bisa dilakukan dengan pelarut campuran.

    Perbandingan jarak yang ditempuh oleh bahan atau >at terhadap jarak yang ditempuh

    pelarut dinamakan nilai 8f (echman, 2/).

    ! FJarak yang ditempuh oleh zat

    Jarak yangditempuh oleh pelarut

    *arga!dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya macam penyerap, pelarut,

    ketebalan penyerap, konsentrasi dan jumlah cuplikan, kejernihan serta kejenuhan bejana

    pengembang. Bntuk membandingkan senyawa yang tidak diketahui, masing"masing senyawa

    ditotolkan pada lempengan yang sama dan lempengan ini dieluasi oleh fase gerak yang sesuai

    dengan senyawa yang diketahui. ;dentifikasi senyawa yang tidak diketahui disimpulkan

    dengan membandingkan harga!(echman, 2/).

    Pelarut dan :ase gerak yang digunakan pada pemisahan ekstrak putri malu (Mimosa

    pudica L.) yaitu -

    :ase diam - 3ilika gel 5 :20/

    :ase gerak - 7loroform - metanol -

  • 7/17/2019 BAB II

    9/23

    yang berbahaya. Toksisikan dapat didistribusikan ke bagian tubuh karena adanya penyerapan

    oleh saluran pencernaan, paru"paru, dan kulit (u,%&&0). $anyak tanaman dan hewan

    menghasilkan >at">at beracun baik untuk tujuan defensif dan ofensif. 8acun alami binatang,

    tanaman dan bakteri terdiri dari berbagai jenis bahan kimia yang dapat menyebabkan berbagai

    efek beracun dan dapat menyebabkan keracunan pada manusia (Timbrell,22). Toksisikan

    dapat didefenisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki efek berbahaya dari >at kimia atau

    obat pada organisme target (*ayes,%&!2).

    #alam hakekatnya tujuan obat tradisional diteliti lebih lanjut adalah untuk dimanfaatkan

    sebagai obat oleh manusia, karena itu uji toksisitas obat tradisional harus mampu

    mengungkapkan keamanannya terkait dengan maksud penggunaanya (#epkes 8;, 2).

    Bji toksisitas terdiri dari 2 jenis yaitu toksisitas umum (akut, subakutsubkronis,

    kronis) dan toksisikan khusus (teratogenik, mutagenik dan karsinogenik). #alam uji toksisitas

    perlu dibedakan obat tradisional yang dipakai secara singkat dan yang dipakai dalam jangka

    waktu lama (#epkes 8;,2).

    Pengujian toksisitas biasanya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu -

    %. Bji toksisitas akut

    Bji ini dilakukan dengan memberikan >at kimia yang diuji sebanyak satu kali atau

    beberapa kali dalam jangka waktu 2/ jam.

    2. Bji toksisitas jangka waktu pendek (sub kronik)

    Bji ini dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang"ulang, biasanya setiap

    hari atau lima kali seminggu selama jangka waktu kurang lebih % dari masa hidup

    hewan yaitu bulan untuk tikus dan % atau 2 tahun untuk anjing.

    . Bji toksisitas jangka panjang (kronik)

    Percobaan jenis ini mencangkup pemberian obat secara berulang"ulang selama "5

    bulan atau seumur hewan misalnya %! bulan untuk mencit, 2/ bulan untuk tikus dan D"

    % tahun untuk anjing dan monyet (8adji,2/).

    2.!.1. Tu'ua" U'i Toksisitas

    +erupakan suatu tahap awal untuk keamanan terhadap efek samping suatu obat serta

    mengetahui gejala"gejala yang mungkin timbul akibat pemberian obat dan derajat kematian

    hewan coba akibat pemberian obat (u, %&&0).

    +anfaat uji toksisitas antara lain untuk mengetahui -

    %. 'ejala G gejala yang mungkin timbul akibat pemberian obat.

    2. $atas keamanan suatu obat.. #erajat kematian hewan coba akibat pemberian obat

    12

  • 7/17/2019 BAB II

    10/23

    /. 9rgan sasaran (misalnya hati), sistem (misalnya sistem kardioaskular), toksisitas

    khusus (misalnya karsinogenik) yang membutuhkan pengujian lebih lanjut (oomis,

    %&D!).

    2.!.2. U'i Toksisitas Sukro"is

    Bji toksisitas subkronis adalah uji untuk mengetahui toksisitas suatu senyawa yang

    dilakukan pada hewan coba dengan dosis bertingkat dalam jangka waktu 2! hari, maksimal

    & hari dengan memberikan informasi tentang efek pemberian dosis bertingkat, menunjukkan

    gangguan yang terjadi pada organ target saat pemberian dosis berulang (Trimbell,22).

    2.!.3. Meto#e U'i Toksisitas Organization for Economic Cooperation and Development

    (,) 4

    Prinsip uji ini adalah hewan uji diberi senyawa uji secara oral setiap hari selama 2! hari

    dengan dosis yang bertingkat untuk setiap kelompok hewan uji. 3elama masa pemejanan,

    hewan uji diamati untuk melihat ada atau tidaknya efek toksik yang timbul. *ewan uji yang

    mati selama masa pemejanan senyawa uji harus segera diautopsi. #an pada akhir masa

    pemejanan senyawa uji, semua hewan yang masih hidup juga dikorbankan, diautopsi,

    dilakukan pengamatan makropatologi, penimbangan organ"organ tertentu, dan pemeriksaan

    histopatologis pada setiap organ dan jaringan.

    1umlah hewan uji yang digunakan dalam uji ini sedikitnya berjumlah % ekor (lima

    betina dan lima jantan) untuk setiap kelompok dosis. Bmumnya, digunakan sedikitnya tiga

    kelompok uji dan kelompok kontrol. *ewan uji dipejani dengan senyawa uji setiap hari

    selama 2! hari. @olume maksimal larutan senyawa uji yang dapat dipejani tergantung pada

    berat badan hewan uji. @olume tidak boleh melebihi % ml% g $$. 3eluruh hewan uji harus

    ditimbang sedikitnya sekali dalam seminggu. Asupan makanan dan minuman juga harus

    diukur sedikitnya per minggu (Anonim, 2%). 3etelah 2! hari, sebelum hewan uji

    dikorbankan, sampel darah hewan uji dikumpulkan. Pemeriksaan parameter hematologi dan

    biokimia klinis harus dilakukan pada darah yang dikumpulkan pada saat pengorbanan hewanH

    pemeriksaan dilakukan terhadap sebanyak mungkin parameter (*armita dan +aksum, 2!).

    2.!. Ti"'aua" Te"ta"$ r$a"

    2.5.%. Anatomi *ati

    *ati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih %,0

    kg (1un?ueira dkk., 2D).*ati merupakan organ dalam abdomen terbesar yang menempati

    hipokondrium kanan, epigastrium, dan sampai menempati hipokondrium kiri (3loane, 2/).

    13

  • 7/17/2019 BAB II

    11/23

    $agian atas hati cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma serta sebagian kubah

    kiri setinggi iga ke"0 danprocessus x"phoideus. $agian bawah hati cekung dan merupakan

    atap dari ginjal, lambung, pankreas, dan usus. *ati mendapatkan askularisasi dari arteri

    hepatika dan ena porta. Arteri hepatika dekstra dan sinistra merupakan cabang dari arteri

    hepatika komunnis, arteri ini adalah cabang dari arteri koeliakus. #i dalam hati, ena porta

    bercabang"cabang seperti arterinya dan berakhir sebagai pembuluh"pembuluh seperti pada

    kapiler yang disebut sinusoid, dari sini darah dialirkan ke ena caa inferior melalui ena

    hepatika (3nell, 25).

    *ati adalah organ target untuk senyawa"senyawa toksik (khususnya efek toksik secara

    langsung). Alasan mengapa hati bertindak sebagai target dari senyawa"senyawa toksik, antara

    lain posisinya di dalam tubuh. *ubungannya dengan aliran darah, strukturnya, perannya

    sebagai perantara dan metabolisme senyawa 4enobiotik dan fungsinya (Timbrell, 2/).

    Alasan terakhir mengapa hati bertindak sebagai organ target untuk toksisitas adalah karena

    hati memiliki fungsi ekskretori, yaitu memproduksi empedu yang mengumpulkan dan

    mengangkut produk akhir. 7arenanya senyawa 4enobiotik dan metabolitnya dapat

    diekskresikan melalui mekanisme ini. Toksisitas dapat menyebabkan berbagai jenis efek

    toksik pada berbagai organel dalam sel hati sehingga mengakibatkan berbagai jenis kerusakan

    hati. +enurut 8obins I 7umar (%&&2), kerusakan hepar akibat senyawa kimia ditandai

    dengan lesi biokimiawi yang memberikan rangkaian perubahan fungsi dan struktur. $eberapa

    perubahan struktur hepar akibat senyawa kimia yang dapat tampak dalam pengamatan

    mikroskopis seperti, radang, fibrosis, degenerasi, dan nekrosis.

    2.5.2. Patologi *ati

    9rgan hati merupakan organ tubuh yang tersering mengalami kerusakan, dapat

    disebabkan oleh obat (bahan kimia) atau penimbunan metabolit. =edera hati akut diawali oleh

    lesi biokemik yang akan menyebabkan perubahan metabolisme yang kemudian menyebabkan

    perubahan struktur dan perubahan fungsi. Pada pemeriksaan mikroskopik dapat terlihat

    perubahan sebagai berikut- (1un?ueira et all, 2D)

    %. 8adang

    9bat dalam bentuk toksik dapat mengakibatkan cedera terhadap sel hati. 3el

    polimorfonuklear, fagosit monosit, dan limfosit dapat ditemukan pada daerah yang mengalami

    radang.

    2. #egenerasi

    Pada degenerasi dapat terjadi perubahan sitoplasma dan perubahan nuklear. Perubahan

    pada sitoplasma meliputi-

    14

  • 7/17/2019 BAB II

    12/23

    a. #egenerasi parenkimatosa

    #egenerasi parenkimatosa adalah bentuk degenerasi teringan, berupa pembengkakan

    dan kekeruhan sitoplasma dengan munculnya granula"granula dalam sitoplasma akibat

    endapan protein, sehingga sering disebut juga sebagai degenerasi albuminosa.

    b. #egenerasi hidropik

    Pada dasarnya sama dengan degenerasi parenkimatosa, namun derajatnya lebih berat.

    3el mengalami pembengkakan hebat akibat penimbunan cairan dalam sel. Perubahan nuklear,

    pada tahap awal perubahan berupa penggumpalan kromatin yang dekat dengan membran inti

    dan sekeliling inti. ;nti kehilangan komponen granulernya, sedangkan material fibriel

    kadangkala menjadi fragmen"fragmen terpisah.

  • 7/17/2019 BAB II

    13/23

    memproduksi matriks ekstraseluler serta kolagen. Aliran darah di sinusoid berasal dari cabang

    terminal ena portal dan arteri hepatik, membawa darah kaya nutrisi dari saluran pencernaan

    dan juga kaya oksigen dari jantung (6roschenko, 2%H 1un?ueira et al., 2D).

    Traktus portal terletak di sudut"sudut heksagonal. Pada traktus portal, darah yang

    berasal dari ena portal dan arteri hepatik dialirkan ke ena sentralis. Traktus portal terdiri

    dari struktur utama yang disebut trias portal. 3truktur yang paling besar adalah enula portal

    terminal yang dibatasi oleh sel endotel pipih. 7emudian terdapat arteriola dengan dinding

    yang tebal yang merupakan cabang terminal dari arteri hepatik. #an yang ketiga adalah

    duktus biliaris yang mengalirkan empedu. 3elain ketiga struktur itu, ditemukan juga limfatik

    (1un?ueira et al., 2D).

    Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut asinus hepatik. Asinus

    hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di traktus portal. Asinus ini terletak di antara 2

    atau lebih enula hepatic terminal, dimana darah mengalir dari traktus portalis ke sinusoid,

    lalu ke enula tersebut. Asinus ini terbagi menjadi >ona, dengan >ona % terletak paling dekat

    dengan traktus portal sehingga paling banyak menerima darah kaya oksigen, sedangkan >ona

    terletak paling jauh dan hanya menerima sedikit oksigen. Eona 2 atau >ona intermediet

    berada diantara >ona % dan . Eona ini paling mudah terkena jejas iskemik (1un?ueira et al.,

    2D).

    16

  • 7/17/2019 BAB II

    14/23

    amar 2.%.2. *epatosit dengan pewarnaan *6 dengan perbesaran /J. A. @ena

    3entralis. $. *epatosit

  • 7/17/2019 BAB II

    15/23

    2..5./. Anatomi 'injal

    'injal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua

    iga terakhir, dan tiga otot besar transersus abdominis, kuadratus llumborum, dan psoas

    mayor. 'injal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. 7elenjar

    adrenal terletak diatas kutub masing"masing ginjal. 'injal terlindung dengan baik dari trauma

    langsung"di sebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot"otot yang meliputi kosta,

    sedangkan di anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. sedikit lebih rendah daripada

    ginjal kiri karena besarnya lobus hepatis dekstra (Price I ilson, 25).

    Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar %2 cm sampai % cm (/,D hingga 0,%

    inci), lebarnya 5 cm (2,/ inci), tebalnya 2,0 cm (% inci) dan beratnya sekitar %0 g. Bkurannya

    tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke kutub

    kedua ginjal yang lebih dari %,0 cm (,5 inci) atau perubahan bentuk merupakan tanda yang

    penting karena sebagian besar manifestasi penyakit ginjal adalah perubahan struktur (Price I

    ilson, 25).

    3ecara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian korteks dan medula ginjal (1un?uiera et

    al., 2D). #i dalam korteks terdapat berjutaGjuta nefron sedangkan di dalam medula banyak

    terdapat duktuli ginjal.

  • 7/17/2019 BAB II

    16/23

    pada tulang rusuk ke"%. $entuk dan ukuran ginjal berariasi tergantung galur mendit tersebut

    ('reen,%&55). +encit mempunyai olume glomerolus sekitar %,0 dari ukuran dan olume

    ginjalnya. 3el granular pada dinding arteri glomerolus bagian afferent dapat mudah dilihat

    pada mencit.Terdapat perbedaan relatif jumlah dan tipe kapsula $owman pada mencit jantan

    dengan betina. Pada mencit betina dan muda banyaj ditemukan sel parietal pada epitelnya dan

    pada jantan banyak ditemukan tipe s?uamos di ginjalnya, dimana kapsula $owman pada

    jantan yang dewasa dibatasi dengan kunoid ('reen, %&55).

    2.5.0. Patologi 'injal

    +enurut 1un?uiera (2D), Pada keadaan normal glomerulus tidak dapat dilalui oleh

    protein yang bermolekul besar, tetapi pada keadaan patologis protein tersebut dapat lolos. 3el

    tubulus selain berfungsi mereabsorbsi, juga menambahkan >at">at kimiawi seperti yodium,

    amonia dan hippuric acid. Pada disfungsi glomerulus, bahan"bahan asing tiba di tubulus

    dalam kadar yang abnormal melalui ruang $owman. *al ini menyebabkan sel epitel tubulus

    mengalami degenerasi bahkan kematian jika terlalu banyak bahanbahan yang harus diserap

    kembali. Tubulus proksimal memiliki fungsi utama yaitu menyerap kembali natrium,

    albumin, glukosa dan air, dan juga bermanfaat dalam penggunaan kembali bikarbonat.

    6pitelium tubulus proksimalis merupakan bagian yang paling sering terserang iskemia atau

    rusak akibat toksin, karena kerusakan yang terjadi akibat laju metabolisme yang tinggi

    (3uyanti, 2!).

  • 7/17/2019 BAB II

    17/23

    Pada kutub urinarius di korpuskel renalis, epitel gepeng di lapisan parietal kapsula

    bowman berhubungan langsung dengan epitel tubulus kontortus proksimal yang berbentuk

    kuboid atau silindris rendah. :iltrat glomerulus yang terbentuk di dalam korpuskel renalis,

    masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat dimulainya proses

    absorbsi dan ekskresi. 3elain aktiitas tersebut, tubulus kontortus proksimal mensekresikan

    kreatinin dan subsatansi asing bagi organisme, seperti asam para aminohippurat dan penisilin,

    dari plasma interstitial ke dalam filtrat (1un?uiera et al., 2D).

    2. Tubulus 7ontortus #istal

    3egmen tebal asenden ansa henle menerobos korteks, setelah menempuh jarak tertentu,

    segmen ini menjadi berkelakGkelok dan disebut tubulus kontortus distal. 3elGsel tubulus

    kontortus distal memiliki banyak inaginasi membran basal dan mitokondria terkait yang

    menunujukkan fungsi transpor ionnya (1un?uiera et al., 2D).

    . Tubulus #uktus 7olingentes

    Tubulus koligentes yang lebih kecil dilapisi oleh epitel kuboid. #i sepanjang

    perjalanannya, tubulus dan duktus koligentes terdiri atas selGsel yang tampak pucat dengan

    pulasan biasa. 6pitel duktus koligentes responsif terhadap asopressin arginin atau hormon

    antidiuretik, yang disekresi hipofisis posterior. 1ika masukan air terbatas, hormon antidiuretik

    disekresikan dan epitel duktus koligentes mudah dilalui air yang diabsorbsi dari filtrat

    glomerulus (1un?uiera et al., 2D).

    amar 2.%.!.*istologi ginjal pada glomerolus yang mengalami kerusakan. (a) #egenerasiemak (b) Penyempitan ruang $owman (c) dan (d) :iltrasi sel radang. (#engan Pewarnaan

    *6, perbesaran 2J dan /J) (Assiam dkk, 2%/).

    20

  • 7/17/2019 BAB II

    18/23

    amar 2.%.!.*istologi ginjal pada inti piknotik. (a) 6ndapan protein di lumen tubulus (b)

    *emoragi (c) dan (d) 6dema glomerolus ( #engan pewarnaan *6, pembesaran 2J dan

    /J ) (Assiam dkk, 2%/).

    2.D. Anatomi 9arium

    9arium adalah sepasang organ berbentuk buah kenari yang mempunyai panjang

    sekitar %,0 inchi atau / cm, lebar %,0 cm, dan tebal % cm, terletak di kiri dan di kanan, dekat

    pada dinding pelis di fossa oarika. 9arium melekat pada lapisan belakang ligamentum

    latum dengan mesoarium. 3elain mesoarium, oarium juga mempunyai dua perlekatan lain,

    ligamentum infundibulopelikum (ligamentum suspensorium ovarii), yang merupakan tempat

    melintasnya pembuluh darah, pembuluh limfe, dan persarafan oarium dari dinding pelis,

    dan ligamentum oarii, yang menghubungkan oarium dan uterus (6llis, 25).

    9arium menerima aliran darah dari arteri oarii yang merupakan percabangan dari

    aorta. Pada aliran darah balik, ena oarii kanan menuju ke ena caa inferior, sedangkan

    ena oarii kiri menuju ke ena renal. Pembuluh limfe oarium melewati aortic nodesdi leel

    yang sama dengan pembuluh ginjal, mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluh limfesuatu organ sama seperti aliran pembuluh ena organ tersebut. Bntuk persarafan, oarium

    menerima persarafan dari aortic plexus(6llis, 25).

    2.D.%. Patologi 9arium

    Tumor ganas oarium diperkirakan sekitar %0"20 dari semua tumor oarium. #apat

    ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 0 tahun ke atas, pada

    masa reproduksi kira"kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. :aktor

    predisposisi ialah tumor oarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan

    sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar"samar. 7ecenderungan untuk melakukan

    21

  • 7/17/2019 BAB II

    19/23

    implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas oarium yang menghasilkan

    asites ($runner dan 3uddarth, 22). $anyak tumor oarium tidak menunjukkan tanda dan

    gejala, terutama tumor oarium kecil. 3ebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan,

    aktiitas hormonal dan komplikasi tumor"tumor tersebut.

    %. Akibat Pertumbuhan

    Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut,

    tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.

    3elain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang

    besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.

    2. Akibat aktiitas hormonal

    Pada umumnya tumor oarium tidak menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendirimengeluarkan hormon.

    . Akibat 7omplikasi

    a. Perdarahan ke dalam kista - Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak dalam jumlah

    banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri perut.

    b. Torsi - Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum

    infundibulo pelikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.

    c. ;nfeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman patogen seperti

    appendicitis, diertikalitis, atau salpingitis akut

    d. 8obekan dinding kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan

    dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.

    e. Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor

    diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap

    kemungkinan perubahan keganasan (iknjosastro,%&&&).

    Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat

    berasal dari ketiga () dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat

    histiologis maupun biologis yang beraneka ragam, kira"kira 5 terdapat pada usia peri

    menopause dalam masa reproduksi dan % usia jauh lebih muda. Tumor oarium yang

    ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal dan supraclaikular.

    Bntuk selanjutnya menyebar ke alat"alat yang jauh terutama paru"paru, hati dan otak,

    obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas

    oarium (*arahap, 2).

    2.D.2. *istologi 9arium

    22

  • 7/17/2019 BAB II

    20/23

    #alam oarium terdapat folikel"folikel, yang merupakan unit fungsional dasar dari

    oarium, dimana dalam tiap folikel terdapat satu oosit. :olikel merupakan sel"sel epitel

    gepeng (dari korteks oarium) yang mengelilingi oosit. :olikulogenesis adalah pertumbuhan

    dan perkembangan folikel di korteks oarium.

    %. :olikel primodial

    folikel primordial dibentuk pada saat fetus berumur 5"& bulan. :olikel primordial

    mengandung satu oosit primer berukuran kecil (diameter K20Lm) dikelilingi satu lapis sel

    folikel pipih.9osit primer berada dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan pembelahan

    meiosis pertamanya sebelum mencapai masa pubertas.

    2. :olikel Primer

    :olikulogenesis dimulai pada tahap ini, dimana oosit juga mulai bertumbuh. Tidak

    semua sel primer mengalami pendewasaan lengkap, hanya saja sebagian kecil yang akan

    sampai pada stadium untuk dioulasikan.3ebagian besar folikel tersebut akan mengalami

    atresia sebelum benar"benar menjadi folikel yang matang.

    . :olikel 3ekunder

    Pada fase ini folikel mengalami perbanyakan sel dan terdapat lapisan kedua disekitar

    oosit. :olikel sekunder mengalami perubahan ukuran dan jumlah yang cukup besar, lalu

    membentuk >ona pellucida. 9osit primer mulai tumbuh dan memperbesar ukurannya lalu

    timbul penimbunan cairan folikuler lalu terbentuk theca folliculi-

    "Theca interna(inner vascular la"er) yaitu sel stroma yang membesar disertai kapiler dan

    hormon estrogen.

    "Theca e4terna(outer !i&rous la"er) yaitu sabut kolagen yang tersusun padat ('uerin, 22).

    /. :olikel #e 'raaf

    Terdiri dari macam bentuk -

    - 'orona radiatasatu lapis sel folikel mengelilingi oosit dan meleka tlangsung pada >ona pellucida.

    - 'umulus (ophorus

    3el folikel diluar corona radiata yang membentuk penonjolan kedalam antrum folikuli.

    " +embrana 'ranulosa

    sel"sel folike lyang membentuk dinding antrum folikuli.

    $eberapa folikel yang berkembang bersamaan, tapi tidak mengalami pematangan menjadi

    folikel de 'raff . *al ini bisa terjadi pada semua tingkatan folikel serta bentuknya yang

    bermacam"macam. Penampakan yang terlihat pada folikel sekunder dan folikel de 'raff

    mengalami stresia yaitu-

    a. oosit mengalami degenerasi atau menghilang.

    b. Eona pellucida membengkak (menghilang paling akhir).

    23

  • 7/17/2019 BAB II

    21/23

    c. 3el"sel folikel mengalami degenerasi yaitu bata smembran granulosa tak teratur atau

    menghilang.

    d. 'lassy membran mengalami penebalan pada membrana 3laiansky.

    e. 3el Theca interna berkembang menjadi techa lutein sel.

    A

    $

    24

  • 7/17/2019 BAB II

    22/23

    = #

    amar 2..2.*istologi oarium A) :oliker primodial. $) :olikel primer. =):olikel

    sekunder. #) :olikel #e 'raff. ( 7et-

  • 7/17/2019 BAB II

    23/23

    hewan uji umumnya menggunakan mencit berbulu putih, berbobot %!"22 gram dan satu galur

    (+angkoewidjojo,%&&!)

    26