bab ii
DESCRIPTION
2TRANSCRIPT
-
7/17/2019 BAB II
1/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dibahas lebih jelas mengenai tinjauan tanaman putri malu yang
terdiri dari klasifikasi, nama daerah, kegunaan, kandungan kimia serta tinjauan mengenai
simplisia, ektraksi, metode standarisasi ekstrak, hewan coba dan tinjauan tentang toksisitas
akut.
2.1. Putri Malu (Mimosa pudica L. )
2.1.1. Karakteristik Umum
Putri malu (Mimosa pudica L.)merupakan tumbuhan dengan ciri daun yang menutupdengan sendirinya saat disentuh dan membuka kembali setelah beberapa lama. Tanaman
berduri ini termasuk tanaman berbiji tertutup (Angiospermae) dan terdapat pada kelompok
tumbuhan berkeping dua atau dikotil (Arisandi dan Andriani, 2!).
Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki letak daun
yang berhadapan dan termasuk dalam suku polong"polongan. #aun kecil"kecil tersusun
majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau dan kemerahmerahan. $ila daun
disentuh akan menutup (sensitive plant). $unga bulat seperti bola, warna merah muda,
bertangkai (#alimarta,%&&&).
'erak tanaman putri malu menutup daunnya disebut dengan seismonati, walaupun
dipengaruhi rangsang sentuhan, sebagai contoh, gerak tigmonasti daun putri malu menutup
tidak peduli darimana datangnya arah rangsangan. Tanaman ini menguncup saat matahari
terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit. Tanaman putri malu menutup daunnya
untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbiora) yang ingin memakannya.
arna daun putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan
yang tadinya ingin memakantumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu
dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya (#alimarta,%&&&).
4
-
7/17/2019 BAB II
2/23
'ambar 2.%.% *erba Putri +alu (+imosa pudica .)
(http-www.jamunusantara.comwp"contentuploads2%/0mimosa"pudica%.jpg)
2.1.2. Makroskopis Putri Malu (Mimosa pudica L.)
%. Akar
Tumbuhan Putri +alu memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan. #iameter
akar tidak lebih dari 0 mm. 1ika dibaui, akar mimosa memiliki bau menyerupai buah jengkol
(#alimartha, 2!).
2. $atang
$atangnya berbentuk bulat, berbulu, dan berduri. $ulu"bulu halus yang melekat di
sepanjang batang berwarna putih dengan panjang sekitar 2 mm. $atang muda berwarna hijau
dan batang tua berwarna merah (#alimartha, 2!).
. #aun
#aun menyirip dan bertepi rata. #aunnya kecil"kecil tersusun secara majemuk,
berbentuk lonjong dengan ujung lancip. etak daunnya berhadapan. arnanya hijau tapi ada
juga yang kemerah"merahan. arna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih
pucat. Pada tangkai daun terdapat duri"duri kecil (#alimartha, 2!).
/. $unga
$unganya berbentuk bulat seperti bola. arnanya merahmuda dan bertangkai.
$unganya berambut dan polennya berada di ujung rambut. Putik berwarna kuning. Tangkai
bunga berbulu halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga akan menutup seakan telah layu,
tapi jika matahari terbit keesokan paginya, bunga itu akan kembali mekar (#alimartha, 2!).
0. $uah
$uah dari tanaman putri malu menyerupai buah kedelai dalam bentuk mini. $edanya,
pada buah kedelai terdapat bulu"bulu halus di seluruh bagian kulit buah, sedang pada buah
putri malu, bulu"bulu halus berwarna merah hanya terdapat pada bagian tertentu. Tangkai
buah berbulu berwarna merah (serupa bulu halus pada buah). Panjang tangkai buah sekitar
5
http://www.jamunusantara.com/wp-content/uploads/2014/05/mimosa-pudica1.jpghttp://www.jamunusantara.com/wp-content/uploads/2014/05/mimosa-pudica1.jpg -
7/17/2019 BAB II
3/23
cm /cm dengan diameter %mm"2mm. Pada satu tangkai buah, terdapat %"2 buah dengan
pangkal melekat pada ujung tangkai. 3etiap buah terdapat biji, dan ketika buah telah masak,
buah putri malu akan meletup sehingga bijinya akan melompat ke segala arah dan bersiap
untuk menjadi tunas baru. $uah yang masak maupun yang mentah berwarna hijau dengan
ukuran 2cm 4 5mm 4 %mm (#alimartha, 2!).
2.1.3. Mikroskopis Putri Malu (Mimosa pudica L.)
Penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis
sel, dinding tipis berkutikula tipis. 6pidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, lebih kecil dari
epidermis atas. Pada sayatan paradermal tampak epidermis berbentuk poligonal, dinding
bergelombang, serta terdapat stomata tipe parasitik. +esofil meliputi jaringan tiang terdiri
dari satu lapis, silindrik. 1aringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel. $erkas
pembuluh tipe kolateral di kelilingi serabut sklerenkim berdinding tebal dan berlignin.
Terdapat kristal kalsium oksalat bentuk prisma (#epkes, %&&0).
2.1.4. Klasiikasi Putri malu (Mimosa pudica L.)
%. #iisi - +agnoliophyta
3ub diisi - Angiospermae
7elas - #icotyledonae
3ub kelas - 8osidae
9rdo - :abales
:amilia - :abaceae
'enus - +imosa
3pesies -Mimosa pudica Linn ($P9+ 8;, 2%)
2.
-
7/17/2019 BAB II
4/23
2.1.!. Ka"#u"$a" Kimia
#aun +imosa pudica, inn mengandung asam askorbat, beta karotene, thiamin,
potasium, phosphor dan >at besi. 3edangkan daun batang dan akar +imosa pudicamengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin. 3elain itu,
juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flaonoid (#alimartha, 2!).
2.1.%. K&asiat
Tanaman putri malu mempunyai khasiat cukup besar untuk menyembuhkan berbagai
jenis penyakit. #ari daun hingga ke akarnya, tanaman ini berkhasiat penenang (trans?uiliser),
anti depresi, antitusie (anti batuk), peluruh dahak (expectorant), analgesik (mengurangi
nyeri), anti inflamasi (anti radang), diuretik (peluruh air seni), mengurangi gejala menstruasi
(menorrhagi), anti bakteri dan anti jamur, menurunkan profil lipida, semua bagian tanaman
bersama"sama, menghancurkan batu di kandung kencing, menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi) (Tamilasari dan Ananti, 2%2).
2.2. Ti"'aua" Te"ta"$ kstrak
2.2.1. kstrak
6kstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. 3ebagian besar ekstrak dibuat
dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. 3eluruh perkolat biasanya
dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan (:armakope ;ndonesia ed ;@).
6kstrak dikelompokan atas dasar sifatnya yaitu (@oight, 20) -
a .6kstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu dan dapat dituang.
b. 6kstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.
7andungan airnya berjumlah sampai . Tingginya kandungan air menyebabkan
ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran bakteri.
c. 6kstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan mudah dituang,
sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 0 .
d. 6kstrak cair, ekstrak yang dibuat sedemikiannya sehingga % bagian simplisia sesuai dengan
2 bagian ekstrak cair.
7
-
7/17/2019 BAB II
5/23
6kstraksi adalah suatu proses penyarian senyawa kimia yang terdapat didalam bahan
alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang tepat.
Prinsipnya ekstraksi adalah melarutkan dan menarik senyawa dengan menggunakan pelarut
yang tepat. Bntuk mencapai kesetimbangan tergantung pada suhu, p*, ukuran partikel,
gerakan partikel dan berkaitan juga dengan kelarutan, yaitu senyawa polar lebih mudah larut
dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar
(:armakope ;ndonesia ed ;@).
2.2.2. Meto#e kstraksi #e"$a" me"$$u"aka" pelarut (#epkes 8;, 2)
ara #i"$i"
1. Maserasi
+aserasi adalah suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. 3ecara teknologi termasuk ekstraksi
dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. +aserasi kinetik berarti
dilakukan pengadukan yang kontinu (terus menerus). 8emaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses terdiri dari
tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetasanpenampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang
jumlahnya %"0 kali bahan.
ara pa"as
1. *eluks
8efluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Bmumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai "0 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
2. So+&let
3o4hletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru. Bmumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi berlanjut sampai jumlah pelarut
relatie konstan dengan adanya pendingin balik.
3. ,i$esti
8
-
7/17/2019 BAB II
6/23
#igesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang
lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur /"0=.
4. I"us;nfus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih), temperatur terukur &5"&!= selama waktu tertentu
(%0"2 menit).
!. ,ekok
#ekok adalah infus pada waktu yang lebih lama C = dan temperatur sampai titik
didih air.
2.2.3. Ti"'aua" Parameter kstrak ( ,epkes *I- 2)
%. 3usut pengeringan
3usut pengeringan adalah pengukuran sisa >at setelah pengeringan pada temperatur
%0= selama menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen ().
Tujuannya yaitu untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa
yang hilang pada proses pengeringan.
-
7/17/2019 BAB II
7/23
+enentukan kandungan logam berat secara spektroskopi serapan atom atau lainnya
yang lebih alid. *al ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak
mengandung logam berat tertentu (*g, Pb, dll) melebihi nilai yang ditetapkan karena
berbahaya (toksik) bagi kesehatan.
D. =emaran mikroba
+enentukan adanya mikroba yang patogen secara analisis mikrobiologis. *al ini
bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh mengandung mikroba
patogen dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang ditetapkan karena
berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan
!. =emaran kapang, khamir dan aflatoksin
+enentukan adanya jamur secara mikrobiologis dan adanya aflatoksin dengan 7T.
*al ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung cemaranjamur melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan
aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.
2.3. Ti"'aua" Te"ta"$ Simplisia
3implisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang
dikeringkan. #apat dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan (mineral). 3implisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. 6ksudat tumbuhan ialah isi sel yang keluar secara spontan
dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa
senyawa kimia murni.
-
7/17/2019 BAB II
8/23
pemisahan komponen"komponen berdasarkan perbedaan adsorbsi atau partisi oleh fase diam
di bawah gerak pelarut, gerakan pengembang atau pelarut pengembang campur (+ulya dan
3uharman, %&&0).
7romatografi apis Tipis merupakan metode pemisahan dengan penanganan sederhana
yang cocok untuk senyawa kimia maupun senyawa organik alam, karena metode ini
memerlukan inestasi kecil untuk alat"alat, waktu yang singkat, pemakaian pelarut dan
cuplikan yang jumlahnya sedikit ('ritter et all.%&&%). +etode ini merupakan metode
pemisahan komponen"komponen berdasarkan perbedaan adsorbsi atau partisi oleh fase diam
di bawah gerak pelarut, gerakan pengembang atau pelarut pengembang campur (+ulya dan
3uharman, %&&0).
:ase gerak yang digunakan dapat berupa pelarut tunggal maupun pelarut campuran.
:ase gerak berupa pelarut tunggal biasanya memberikan hasil yang memuaskan, akan tetapi
pada sebagian besar kasus pelarut tunggal dapat menggerakkan bercak noda terlalu jauh. Eat
pelarut yang bersifat polar mempunyai kekuatan lebih mudah untuk melarutkan solut yang
bersifat polar juga, dan demikian sebaliknya. 3ehingga untuk memperoleh kepolaran yang
diinginkan bisa dilakukan dengan pelarut campuran.
Perbandingan jarak yang ditempuh oleh bahan atau >at terhadap jarak yang ditempuh
pelarut dinamakan nilai 8f (echman, 2/).
! FJarak yang ditempuh oleh zat
Jarak yangditempuh oleh pelarut
*arga!dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya macam penyerap, pelarut,
ketebalan penyerap, konsentrasi dan jumlah cuplikan, kejernihan serta kejenuhan bejana
pengembang. Bntuk membandingkan senyawa yang tidak diketahui, masing"masing senyawa
ditotolkan pada lempengan yang sama dan lempengan ini dieluasi oleh fase gerak yang sesuai
dengan senyawa yang diketahui. ;dentifikasi senyawa yang tidak diketahui disimpulkan
dengan membandingkan harga!(echman, 2/).
Pelarut dan :ase gerak yang digunakan pada pemisahan ekstrak putri malu (Mimosa
pudica L.) yaitu -
:ase diam - 3ilika gel 5 :20/
:ase gerak - 7loroform - metanol -
-
7/17/2019 BAB II
9/23
yang berbahaya. Toksisikan dapat didistribusikan ke bagian tubuh karena adanya penyerapan
oleh saluran pencernaan, paru"paru, dan kulit (u,%&&0). $anyak tanaman dan hewan
menghasilkan >at">at beracun baik untuk tujuan defensif dan ofensif. 8acun alami binatang,
tanaman dan bakteri terdiri dari berbagai jenis bahan kimia yang dapat menyebabkan berbagai
efek beracun dan dapat menyebabkan keracunan pada manusia (Timbrell,22). Toksisikan
dapat didefenisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki efek berbahaya dari >at kimia atau
obat pada organisme target (*ayes,%&!2).
#alam hakekatnya tujuan obat tradisional diteliti lebih lanjut adalah untuk dimanfaatkan
sebagai obat oleh manusia, karena itu uji toksisitas obat tradisional harus mampu
mengungkapkan keamanannya terkait dengan maksud penggunaanya (#epkes 8;, 2).
Bji toksisitas terdiri dari 2 jenis yaitu toksisitas umum (akut, subakutsubkronis,
kronis) dan toksisikan khusus (teratogenik, mutagenik dan karsinogenik). #alam uji toksisitas
perlu dibedakan obat tradisional yang dipakai secara singkat dan yang dipakai dalam jangka
waktu lama (#epkes 8;,2).
Pengujian toksisitas biasanya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu -
%. Bji toksisitas akut
Bji ini dilakukan dengan memberikan >at kimia yang diuji sebanyak satu kali atau
beberapa kali dalam jangka waktu 2/ jam.
2. Bji toksisitas jangka waktu pendek (sub kronik)
Bji ini dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang"ulang, biasanya setiap
hari atau lima kali seminggu selama jangka waktu kurang lebih % dari masa hidup
hewan yaitu bulan untuk tikus dan % atau 2 tahun untuk anjing.
. Bji toksisitas jangka panjang (kronik)
Percobaan jenis ini mencangkup pemberian obat secara berulang"ulang selama "5
bulan atau seumur hewan misalnya %! bulan untuk mencit, 2/ bulan untuk tikus dan D"
% tahun untuk anjing dan monyet (8adji,2/).
2.!.1. Tu'ua" U'i Toksisitas
+erupakan suatu tahap awal untuk keamanan terhadap efek samping suatu obat serta
mengetahui gejala"gejala yang mungkin timbul akibat pemberian obat dan derajat kematian
hewan coba akibat pemberian obat (u, %&&0).
+anfaat uji toksisitas antara lain untuk mengetahui -
%. 'ejala G gejala yang mungkin timbul akibat pemberian obat.
2. $atas keamanan suatu obat.. #erajat kematian hewan coba akibat pemberian obat
12
-
7/17/2019 BAB II
10/23
/. 9rgan sasaran (misalnya hati), sistem (misalnya sistem kardioaskular), toksisitas
khusus (misalnya karsinogenik) yang membutuhkan pengujian lebih lanjut (oomis,
%&D!).
2.!.2. U'i Toksisitas Sukro"is
Bji toksisitas subkronis adalah uji untuk mengetahui toksisitas suatu senyawa yang
dilakukan pada hewan coba dengan dosis bertingkat dalam jangka waktu 2! hari, maksimal
& hari dengan memberikan informasi tentang efek pemberian dosis bertingkat, menunjukkan
gangguan yang terjadi pada organ target saat pemberian dosis berulang (Trimbell,22).
2.!.3. Meto#e U'i Toksisitas Organization for Economic Cooperation and Development
(,) 4
Prinsip uji ini adalah hewan uji diberi senyawa uji secara oral setiap hari selama 2! hari
dengan dosis yang bertingkat untuk setiap kelompok hewan uji. 3elama masa pemejanan,
hewan uji diamati untuk melihat ada atau tidaknya efek toksik yang timbul. *ewan uji yang
mati selama masa pemejanan senyawa uji harus segera diautopsi. #an pada akhir masa
pemejanan senyawa uji, semua hewan yang masih hidup juga dikorbankan, diautopsi,
dilakukan pengamatan makropatologi, penimbangan organ"organ tertentu, dan pemeriksaan
histopatologis pada setiap organ dan jaringan.
1umlah hewan uji yang digunakan dalam uji ini sedikitnya berjumlah % ekor (lima
betina dan lima jantan) untuk setiap kelompok dosis. Bmumnya, digunakan sedikitnya tiga
kelompok uji dan kelompok kontrol. *ewan uji dipejani dengan senyawa uji setiap hari
selama 2! hari. @olume maksimal larutan senyawa uji yang dapat dipejani tergantung pada
berat badan hewan uji. @olume tidak boleh melebihi % ml% g $$. 3eluruh hewan uji harus
ditimbang sedikitnya sekali dalam seminggu. Asupan makanan dan minuman juga harus
diukur sedikitnya per minggu (Anonim, 2%). 3etelah 2! hari, sebelum hewan uji
dikorbankan, sampel darah hewan uji dikumpulkan. Pemeriksaan parameter hematologi dan
biokimia klinis harus dilakukan pada darah yang dikumpulkan pada saat pengorbanan hewanH
pemeriksaan dilakukan terhadap sebanyak mungkin parameter (*armita dan +aksum, 2!).
2.!. Ti"'aua" Te"ta"$ r$a"
2.5.%. Anatomi *ati
*ati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih %,0
kg (1un?ueira dkk., 2D).*ati merupakan organ dalam abdomen terbesar yang menempati
hipokondrium kanan, epigastrium, dan sampai menempati hipokondrium kiri (3loane, 2/).
13
-
7/17/2019 BAB II
11/23
$agian atas hati cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma serta sebagian kubah
kiri setinggi iga ke"0 danprocessus x"phoideus. $agian bawah hati cekung dan merupakan
atap dari ginjal, lambung, pankreas, dan usus. *ati mendapatkan askularisasi dari arteri
hepatika dan ena porta. Arteri hepatika dekstra dan sinistra merupakan cabang dari arteri
hepatika komunnis, arteri ini adalah cabang dari arteri koeliakus. #i dalam hati, ena porta
bercabang"cabang seperti arterinya dan berakhir sebagai pembuluh"pembuluh seperti pada
kapiler yang disebut sinusoid, dari sini darah dialirkan ke ena caa inferior melalui ena
hepatika (3nell, 25).
*ati adalah organ target untuk senyawa"senyawa toksik (khususnya efek toksik secara
langsung). Alasan mengapa hati bertindak sebagai target dari senyawa"senyawa toksik, antara
lain posisinya di dalam tubuh. *ubungannya dengan aliran darah, strukturnya, perannya
sebagai perantara dan metabolisme senyawa 4enobiotik dan fungsinya (Timbrell, 2/).
Alasan terakhir mengapa hati bertindak sebagai organ target untuk toksisitas adalah karena
hati memiliki fungsi ekskretori, yaitu memproduksi empedu yang mengumpulkan dan
mengangkut produk akhir. 7arenanya senyawa 4enobiotik dan metabolitnya dapat
diekskresikan melalui mekanisme ini. Toksisitas dapat menyebabkan berbagai jenis efek
toksik pada berbagai organel dalam sel hati sehingga mengakibatkan berbagai jenis kerusakan
hati. +enurut 8obins I 7umar (%&&2), kerusakan hepar akibat senyawa kimia ditandai
dengan lesi biokimiawi yang memberikan rangkaian perubahan fungsi dan struktur. $eberapa
perubahan struktur hepar akibat senyawa kimia yang dapat tampak dalam pengamatan
mikroskopis seperti, radang, fibrosis, degenerasi, dan nekrosis.
2.5.2. Patologi *ati
9rgan hati merupakan organ tubuh yang tersering mengalami kerusakan, dapat
disebabkan oleh obat (bahan kimia) atau penimbunan metabolit. =edera hati akut diawali oleh
lesi biokemik yang akan menyebabkan perubahan metabolisme yang kemudian menyebabkan
perubahan struktur dan perubahan fungsi. Pada pemeriksaan mikroskopik dapat terlihat
perubahan sebagai berikut- (1un?ueira et all, 2D)
%. 8adang
9bat dalam bentuk toksik dapat mengakibatkan cedera terhadap sel hati. 3el
polimorfonuklear, fagosit monosit, dan limfosit dapat ditemukan pada daerah yang mengalami
radang.
2. #egenerasi
Pada degenerasi dapat terjadi perubahan sitoplasma dan perubahan nuklear. Perubahan
pada sitoplasma meliputi-
14
-
7/17/2019 BAB II
12/23
a. #egenerasi parenkimatosa
#egenerasi parenkimatosa adalah bentuk degenerasi teringan, berupa pembengkakan
dan kekeruhan sitoplasma dengan munculnya granula"granula dalam sitoplasma akibat
endapan protein, sehingga sering disebut juga sebagai degenerasi albuminosa.
b. #egenerasi hidropik
Pada dasarnya sama dengan degenerasi parenkimatosa, namun derajatnya lebih berat.
3el mengalami pembengkakan hebat akibat penimbunan cairan dalam sel. Perubahan nuklear,
pada tahap awal perubahan berupa penggumpalan kromatin yang dekat dengan membran inti
dan sekeliling inti. ;nti kehilangan komponen granulernya, sedangkan material fibriel
kadangkala menjadi fragmen"fragmen terpisah.
-
7/17/2019 BAB II
13/23
memproduksi matriks ekstraseluler serta kolagen. Aliran darah di sinusoid berasal dari cabang
terminal ena portal dan arteri hepatik, membawa darah kaya nutrisi dari saluran pencernaan
dan juga kaya oksigen dari jantung (6roschenko, 2%H 1un?ueira et al., 2D).
Traktus portal terletak di sudut"sudut heksagonal. Pada traktus portal, darah yang
berasal dari ena portal dan arteri hepatik dialirkan ke ena sentralis. Traktus portal terdiri
dari struktur utama yang disebut trias portal. 3truktur yang paling besar adalah enula portal
terminal yang dibatasi oleh sel endotel pipih. 7emudian terdapat arteriola dengan dinding
yang tebal yang merupakan cabang terminal dari arteri hepatik. #an yang ketiga adalah
duktus biliaris yang mengalirkan empedu. 3elain ketiga struktur itu, ditemukan juga limfatik
(1un?ueira et al., 2D).
Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut asinus hepatik. Asinus
hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di traktus portal. Asinus ini terletak di antara 2
atau lebih enula hepatic terminal, dimana darah mengalir dari traktus portalis ke sinusoid,
lalu ke enula tersebut. Asinus ini terbagi menjadi >ona, dengan >ona % terletak paling dekat
dengan traktus portal sehingga paling banyak menerima darah kaya oksigen, sedangkan >ona
terletak paling jauh dan hanya menerima sedikit oksigen. Eona 2 atau >ona intermediet
berada diantara >ona % dan . Eona ini paling mudah terkena jejas iskemik (1un?ueira et al.,
2D).
16
-
7/17/2019 BAB II
14/23
amar 2.%.2. *epatosit dengan pewarnaan *6 dengan perbesaran /J. A. @ena
3entralis. $. *epatosit
-
7/17/2019 BAB II
15/23
2..5./. Anatomi 'injal
'injal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua
iga terakhir, dan tiga otot besar transersus abdominis, kuadratus llumborum, dan psoas
mayor. 'injal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. 7elenjar
adrenal terletak diatas kutub masing"masing ginjal. 'injal terlindung dengan baik dari trauma
langsung"di sebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot"otot yang meliputi kosta,
sedangkan di anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. sedikit lebih rendah daripada
ginjal kiri karena besarnya lobus hepatis dekstra (Price I ilson, 25).
Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar %2 cm sampai % cm (/,D hingga 0,%
inci), lebarnya 5 cm (2,/ inci), tebalnya 2,0 cm (% inci) dan beratnya sekitar %0 g. Bkurannya
tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke kutub
kedua ginjal yang lebih dari %,0 cm (,5 inci) atau perubahan bentuk merupakan tanda yang
penting karena sebagian besar manifestasi penyakit ginjal adalah perubahan struktur (Price I
ilson, 25).
3ecara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian korteks dan medula ginjal (1un?uiera et
al., 2D). #i dalam korteks terdapat berjutaGjuta nefron sedangkan di dalam medula banyak
terdapat duktuli ginjal.
-
7/17/2019 BAB II
16/23
pada tulang rusuk ke"%. $entuk dan ukuran ginjal berariasi tergantung galur mendit tersebut
('reen,%&55). +encit mempunyai olume glomerolus sekitar %,0 dari ukuran dan olume
ginjalnya. 3el granular pada dinding arteri glomerolus bagian afferent dapat mudah dilihat
pada mencit.Terdapat perbedaan relatif jumlah dan tipe kapsula $owman pada mencit jantan
dengan betina. Pada mencit betina dan muda banyaj ditemukan sel parietal pada epitelnya dan
pada jantan banyak ditemukan tipe s?uamos di ginjalnya, dimana kapsula $owman pada
jantan yang dewasa dibatasi dengan kunoid ('reen, %&55).
2.5.0. Patologi 'injal
+enurut 1un?uiera (2D), Pada keadaan normal glomerulus tidak dapat dilalui oleh
protein yang bermolekul besar, tetapi pada keadaan patologis protein tersebut dapat lolos. 3el
tubulus selain berfungsi mereabsorbsi, juga menambahkan >at">at kimiawi seperti yodium,
amonia dan hippuric acid. Pada disfungsi glomerulus, bahan"bahan asing tiba di tubulus
dalam kadar yang abnormal melalui ruang $owman. *al ini menyebabkan sel epitel tubulus
mengalami degenerasi bahkan kematian jika terlalu banyak bahanbahan yang harus diserap
kembali. Tubulus proksimal memiliki fungsi utama yaitu menyerap kembali natrium,
albumin, glukosa dan air, dan juga bermanfaat dalam penggunaan kembali bikarbonat.
6pitelium tubulus proksimalis merupakan bagian yang paling sering terserang iskemia atau
rusak akibat toksin, karena kerusakan yang terjadi akibat laju metabolisme yang tinggi
(3uyanti, 2!).
-
7/17/2019 BAB II
17/23
Pada kutub urinarius di korpuskel renalis, epitel gepeng di lapisan parietal kapsula
bowman berhubungan langsung dengan epitel tubulus kontortus proksimal yang berbentuk
kuboid atau silindris rendah. :iltrat glomerulus yang terbentuk di dalam korpuskel renalis,
masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal yang merupakan tempat dimulainya proses
absorbsi dan ekskresi. 3elain aktiitas tersebut, tubulus kontortus proksimal mensekresikan
kreatinin dan subsatansi asing bagi organisme, seperti asam para aminohippurat dan penisilin,
dari plasma interstitial ke dalam filtrat (1un?uiera et al., 2D).
2. Tubulus 7ontortus #istal
3egmen tebal asenden ansa henle menerobos korteks, setelah menempuh jarak tertentu,
segmen ini menjadi berkelakGkelok dan disebut tubulus kontortus distal. 3elGsel tubulus
kontortus distal memiliki banyak inaginasi membran basal dan mitokondria terkait yang
menunujukkan fungsi transpor ionnya (1un?uiera et al., 2D).
. Tubulus #uktus 7olingentes
Tubulus koligentes yang lebih kecil dilapisi oleh epitel kuboid. #i sepanjang
perjalanannya, tubulus dan duktus koligentes terdiri atas selGsel yang tampak pucat dengan
pulasan biasa. 6pitel duktus koligentes responsif terhadap asopressin arginin atau hormon
antidiuretik, yang disekresi hipofisis posterior. 1ika masukan air terbatas, hormon antidiuretik
disekresikan dan epitel duktus koligentes mudah dilalui air yang diabsorbsi dari filtrat
glomerulus (1un?uiera et al., 2D).
amar 2.%.!.*istologi ginjal pada glomerolus yang mengalami kerusakan. (a) #egenerasiemak (b) Penyempitan ruang $owman (c) dan (d) :iltrasi sel radang. (#engan Pewarnaan
*6, perbesaran 2J dan /J) (Assiam dkk, 2%/).
20
-
7/17/2019 BAB II
18/23
amar 2.%.!.*istologi ginjal pada inti piknotik. (a) 6ndapan protein di lumen tubulus (b)
*emoragi (c) dan (d) 6dema glomerolus ( #engan pewarnaan *6, pembesaran 2J dan
/J ) (Assiam dkk, 2%/).
2.D. Anatomi 9arium
9arium adalah sepasang organ berbentuk buah kenari yang mempunyai panjang
sekitar %,0 inchi atau / cm, lebar %,0 cm, dan tebal % cm, terletak di kiri dan di kanan, dekat
pada dinding pelis di fossa oarika. 9arium melekat pada lapisan belakang ligamentum
latum dengan mesoarium. 3elain mesoarium, oarium juga mempunyai dua perlekatan lain,
ligamentum infundibulopelikum (ligamentum suspensorium ovarii), yang merupakan tempat
melintasnya pembuluh darah, pembuluh limfe, dan persarafan oarium dari dinding pelis,
dan ligamentum oarii, yang menghubungkan oarium dan uterus (6llis, 25).
9arium menerima aliran darah dari arteri oarii yang merupakan percabangan dari
aorta. Pada aliran darah balik, ena oarii kanan menuju ke ena caa inferior, sedangkan
ena oarii kiri menuju ke ena renal. Pembuluh limfe oarium melewati aortic nodesdi leel
yang sama dengan pembuluh ginjal, mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluh limfesuatu organ sama seperti aliran pembuluh ena organ tersebut. Bntuk persarafan, oarium
menerima persarafan dari aortic plexus(6llis, 25).
2.D.%. Patologi 9arium
Tumor ganas oarium diperkirakan sekitar %0"20 dari semua tumor oarium. #apat
ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 0 tahun ke atas, pada
masa reproduksi kira"kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. :aktor
predisposisi ialah tumor oarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan
sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar"samar. 7ecenderungan untuk melakukan
21
-
7/17/2019 BAB II
19/23
implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas oarium yang menghasilkan
asites ($runner dan 3uddarth, 22). $anyak tumor oarium tidak menunjukkan tanda dan
gejala, terutama tumor oarium kecil. 3ebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan,
aktiitas hormonal dan komplikasi tumor"tumor tersebut.
%. Akibat Pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut,
tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.
3elain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang
besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.
2. Akibat aktiitas hormonal
Pada umumnya tumor oarium tidak menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendirimengeluarkan hormon.
. Akibat 7omplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista - Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak dalam jumlah
banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri perut.
b. Torsi - Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum
infundibulo pelikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.
c. ;nfeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman patogen seperti
appendicitis, diertikalitis, atau salpingitis akut
d. 8obekan dinding kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan
dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.
e. Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor
diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasan (iknjosastro,%&&&).
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga () dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam, kira"kira 5 terdapat pada usia peri
menopause dalam masa reproduksi dan % usia jauh lebih muda. Tumor oarium yang
ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal dan supraclaikular.
Bntuk selanjutnya menyebar ke alat"alat yang jauh terutama paru"paru, hati dan otak,
obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas
oarium (*arahap, 2).
2.D.2. *istologi 9arium
22
-
7/17/2019 BAB II
20/23
#alam oarium terdapat folikel"folikel, yang merupakan unit fungsional dasar dari
oarium, dimana dalam tiap folikel terdapat satu oosit. :olikel merupakan sel"sel epitel
gepeng (dari korteks oarium) yang mengelilingi oosit. :olikulogenesis adalah pertumbuhan
dan perkembangan folikel di korteks oarium.
%. :olikel primodial
folikel primordial dibentuk pada saat fetus berumur 5"& bulan. :olikel primordial
mengandung satu oosit primer berukuran kecil (diameter K20Lm) dikelilingi satu lapis sel
folikel pipih.9osit primer berada dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan pembelahan
meiosis pertamanya sebelum mencapai masa pubertas.
2. :olikel Primer
:olikulogenesis dimulai pada tahap ini, dimana oosit juga mulai bertumbuh. Tidak
semua sel primer mengalami pendewasaan lengkap, hanya saja sebagian kecil yang akan
sampai pada stadium untuk dioulasikan.3ebagian besar folikel tersebut akan mengalami
atresia sebelum benar"benar menjadi folikel yang matang.
. :olikel 3ekunder
Pada fase ini folikel mengalami perbanyakan sel dan terdapat lapisan kedua disekitar
oosit. :olikel sekunder mengalami perubahan ukuran dan jumlah yang cukup besar, lalu
membentuk >ona pellucida. 9osit primer mulai tumbuh dan memperbesar ukurannya lalu
timbul penimbunan cairan folikuler lalu terbentuk theca folliculi-
"Theca interna(inner vascular la"er) yaitu sel stroma yang membesar disertai kapiler dan
hormon estrogen.
"Theca e4terna(outer !i&rous la"er) yaitu sabut kolagen yang tersusun padat ('uerin, 22).
/. :olikel #e 'raaf
Terdiri dari macam bentuk -
- 'orona radiatasatu lapis sel folikel mengelilingi oosit dan meleka tlangsung pada >ona pellucida.
- 'umulus (ophorus
3el folikel diluar corona radiata yang membentuk penonjolan kedalam antrum folikuli.
" +embrana 'ranulosa
sel"sel folike lyang membentuk dinding antrum folikuli.
$eberapa folikel yang berkembang bersamaan, tapi tidak mengalami pematangan menjadi
folikel de 'raff . *al ini bisa terjadi pada semua tingkatan folikel serta bentuknya yang
bermacam"macam. Penampakan yang terlihat pada folikel sekunder dan folikel de 'raff
mengalami stresia yaitu-
a. oosit mengalami degenerasi atau menghilang.
b. Eona pellucida membengkak (menghilang paling akhir).
23
-
7/17/2019 BAB II
21/23
c. 3el"sel folikel mengalami degenerasi yaitu bata smembran granulosa tak teratur atau
menghilang.
d. 'lassy membran mengalami penebalan pada membrana 3laiansky.
e. 3el Theca interna berkembang menjadi techa lutein sel.
A
$
24
-
7/17/2019 BAB II
22/23
= #
amar 2..2.*istologi oarium A) :oliker primodial. $) :olikel primer. =):olikel
sekunder. #) :olikel #e 'raff. ( 7et-
-
7/17/2019 BAB II
23/23
hewan uji umumnya menggunakan mencit berbulu putih, berbobot %!"22 gram dan satu galur
(+angkoewidjojo,%&&!)
26