bab ii

4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PG Watoetoelis didirikan oleh 2 (dua) pengusaha belanda yaitu N.V Cooy dan Caster Van Voor tahun 1839 yang berkantor pusat di Surabaya. Pada waktu itu pendudukan Jepang di Hindia Belanda (Indonesia), semua pabrik yang ada dibawah kekuasaan pemerintah Jepang. Selam 3,5 tahun bangsa Jepang menjajah tanah Indonesia yang kaya akan rempah – rempah dan hasil bumi. Jepang akhirnya dikalahkan oleh sekutu yang beranggotakan Belanda sehingga tanah Indonesia dijajah kembali oleh bangsa Belanda dan semua pabrik yang ada menjadi milik Belanda. Pada tanggal 10 Desember 1957 berdasarkan keputusan penguasa tertinggi Menteri Pertahanan Nomor 1053/PMT/1957 yang dikeluarkan pada tanggal 9 Desember 1957 dan berdasarkan Undang – Undang No.186 tahun 1956 tentang Nasionalisasi terhadap semua perusahaan – perusahaan milik Belanda dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan menggunakan nama perusahaan Perkebunan Negara. Berdasarkan PP Nomor 1 tahun 1963 tanggal 28 januari 1963 didirikan perusahaan Perkebunan Gula Negara yang disingkat dengan PNP (Perusahaan Negara Perkebunan) sehingga menjadi PNP X dan PNP XII berdasarkan peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.19 tahun 1960. Dalam peraturan pemerintah No 23/1973 (L.N. No.19 Tahun 1973) diadakan penggabungan PNP XXI dengan XXII menjadi PT.Perkebunan XXI – XXII (persero) dimana PG. Watoetoelis dan pabrik – pabrik gula di Surabaya termasuk didalamnya dengan modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan. Perlu diketahui bahwa tanaman pokok pada waktu itu terdiri tebu giling dan tebu bibit. Pada perkembangan selanjutnya berdasarkan PP No.15 tahun 1996, tentang restukturasi BUMN melalui Keputusan Menteri Kehakiman No.52.8338 HT.01.01 tertanggal 11 Maret 1996, PTP XXI – XXII (persero) digabung dengan PTP IX dan PTP XXII, pabrik Karung Pencangaan, Perkebunan Tembakau Klaten dibagi menjadi PT. Perkebunan Nusantara X (persero) dan berkedudukan

Upload: chika-olviani

Post on 27-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rr

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PG Watoetoelis didirikan oleh 2 (dua) pengusaha belanda yaitu N.V Cooy dan Caster Van Voor tahun 1839 yang berkantor pusat di Surabaya. Pada waktu itu pendudukan Jepang di Hindia Belanda (Indonesia), semua pabrik yang ada dibawah kekuasaan pemerintah Jepang. Selam 3,5 tahun bangsa Jepang menjajah tanah Indonesia yang kaya akan rempah – rempah dan hasil bumi. Jepang akhirnya dikalahkan oleh sekutu yang beranggotakan Belanda sehingga tanah Indonesia dijajah kembali oleh bangsa Belanda dan semua pabrik yang ada menjadi milik Belanda.

Pada tanggal 10 Desember 1957 berdasarkan keputusan penguasa tertinggi Menteri Pertahanan Nomor 1053/PMT/1957 yang dikeluarkan pada tanggal 9 Desember 1957 dan berdasarkan Undang – Undang No.186 tahun 1956 tentang Nasionalisasi terhadap semua perusahaan – perusahaan milik Belanda dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan menggunakan nama perusahaan Perkebunan Negara. Berdasarkan PP Nomor 1 tahun 1963 tanggal 28 januari 1963 didirikan perusahaan Perkebunan Gula Negara yang disingkat dengan PNP (Perusahaan Negara Perkebunan) sehingga menjadi PNP X dan PNP XII berdasarkan peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.19 tahun 1960. Dalam peraturan pemerintah No 23/1973 (L.N. No.19 Tahun 1973) diadakan penggabungan PNP XXI dengan XXII menjadi PT.Perkebunan XXI – XXII (persero) dimana PG. Watoetoelis dan pabrik – pabrik gula di Surabaya termasuk didalamnya dengan modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan. Perlu diketahui bahwa tanaman pokok pada waktu itu terdiri tebu giling dan tebu bibit.

Pada perkembangan selanjutnya berdasarkan PP No.15 tahun 1996, tentang restukturasi BUMN melalui Keputusan Menteri Kehakiman No.52.8338 HT.01.01 tertanggal 11 Maret 1996, PTP XXI – XXII (persero) digabung dengan PTP IX dan PTP XXII, pabrik Karung Pencangaan, Perkebunan Tembakau Klaten dibagi menjadi PT. Perkebunan Nusantara X (persero) dan berkedudukan di jalan Jembatan Merah No.3 – 5 Surabaya. PTP XXI – XXII (persero) digabung dengan PTP IX dan PTP XXVII menjadi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang berkedudukan di Jl.Jembatan Merah No.3 – 5 Surabaya. Pabrik gula dan perkebunan yang bergabung dengan PTP Nusantara X adalah :

a. PG. Watoetoelisb. PG. Toelangan c. PG. Krembongd. PG. Pesantren Barue. PG. Ngadirejof. PG. Modjo Panggoeng g. PG Tjoekirh. PG. Meritjan i. PG. Gempolkrepj. PG. Jombang Baruk. PG. Lestari

Page 2: BAB II

2.2 Visi Dan Misi Perushaaan

Adapun Visi dan Misi dari PTPN X Unit Produksi PG Watoetoelis, diantaranya adalah :Visi perusahaan : ’’Menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan’’Misi perusahaan :

1) Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebudan tembakau berdaya saing tinggi di pasar domestik dan internasional, yang berwawasan lingkungan.

2) Berkomitmen menjaga pertumbuhan dan kelangsungan usaha melalui optimalisasi dan efisiensi segala bidang

3) Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi kepuasan pemangku kepentingan melalui kepemimpinan, inovasi dan kerja sama tim serta organisasi yang profesional.

2.3 Struktur Organisasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam suatu pabrik adalah pengaturan struktur organisasi yang baik dan bijaksana sesuai dengan peraturan – peraturan yang ada berguna untuk mengendalikan perusahaan guna mencapai tujuan.Struktur Organisasi PG.Watoetoelis yang sampai saat ini digunakan adalas struktur organisasi bentuk garis seperti pada gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PG Watoetoelis PTPN X (persero)

Page 3: BAB II

2.4 Lokasi Pabrik

PG Watoetoelis berlokasi di :- Desa : Temu- Kecamatan : Prambon- Kabupaten : Sidoarjo- Provinsi : Jawa Timur.

Lokasi pabrik tepatnya berada ditepi jalan raya jurusan antara Krian – Mojosari sekitar 4 Km dari Krian, PG.Watoetoelis diapit oleh 2 (dua) sungai yaitu : Kali purbaya dan Kali Kedung Uling.Batas – batas PG.Watoe Toelis adalah sebagai berikut :

Batas Utara berbatasan dengan Desa Watoe toelis Batas selatan berbatasan dengan Desa wono Pintahan Batas barat berbatasan dengan Desa Bendo Tretek Batas timur berbatasan dengan Desa Simo Girang

Adapun pemilihan ini karena adanya faktor yang menunjang,yaitu :1. Faktor Alam

Karena daerah ini terletak didaerah dekat sungai yang subur dengan pengairan yang teratur,suhu cocok untuk ditanami tebu yang merupakan bahan baku pabrik.

2. Undang – UndangKarena jauh dari pemukiman, sehingga tidak mengganggu keamanan lingkungan dan

masyarakat sekitarnya,misalnya polusi pabrik.3. Letak Ekonomis

Mudah mendapat tenaga kerja terdidik dari daerah sekitarnya. Letak pabrik di pinggir jalan raya sehingga dapat menekan biaya transportasi,juga komunikasi dengan daerah luar sangat lancar sehingga memudahkan pemasaran produksi