bab ii

21
BAB II ANALISA KEBUTUHAN RUANGAN Adapun data kapal yang dibutuhkan dalam perhitungan dan perencanaan general arrangement (rencana umum) adalah sebagai berikut: 2.1 Ukuran Utama Kapal Ukuran utama kapal yang diperoleh dari pra rancangan pada tugas Merancang Kapal I adalah sebagai berikut : Jenis Kapal : Cargo Passanger Ship Lwl : 46.33 m Lbp : 45.20 m B : 8.40 m H : 5.50 m T : 3.70 m V : 9 Knot DWT : 750 Ton Payload : 400 Ton Jumlah Penumpang : 350 Orang Rute Pelayaran : Surabaya - Tual Total jarak Pelayaran : 2534 Mil laut 2.2 Data Mesin Penggerak Utama Data mesin penggerak utama kapal yang diperoleh berdasarkan pada tugas merancang kapal I adalah sebagai berikut : Merek : Uni Diesel BHP : 224 Kw

Upload: andi-tampan

Post on 11-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

ANALISA KEBUTUHAN RUANGAN

Adapun data kapal yang dibutuhkan dalam perhitungan dan perencanaan

general arrangement (rencana umum) adalah sebagai berikut:

2.1 Ukuran Utama Kapal

Ukuran utama kapal yang diperoleh dari pra rancangan pada tugas

Merancang Kapal I adalah sebagai berikut :

Jenis Kapal : Cargo Passanger Ship

Lwl : 46.33 m

Lbp : 45.20 m

B : 8.40 m

H : 5.50 m

T : 3.70 m

V : 9 Knot

DWT : 750 Ton

Payload : 400 Ton

Jumlah Penumpang : 350 Orang

Rute Pelayaran : Surabaya - Tual

Total jarak Pelayaran : 2534 Mil laut

2.2 Data Mesin Penggerak Utama

Data mesin penggerak utama kapal yang diperoleh berdasarkan pada

tugas merancang kapal I adalah sebagai berikut :

Merek : Uni Diesel

BHP : 224 Kw

: 300 Hp

Engine Speed : 2100 Rev/min

Bore x Stroke : 195 x 180 mm

Configuration : 4 Silinder

Dry weight : 6 Ton

Length : 1670 mm

Width : 802 mm

Height : 893 mm

Page 2: BAB II

2.3 Data Awak Kapal

Jumlah ABK diperoleh dari Tugas Merancang Kapal I yaitu berjumlah 14

orang dengan rincian rincian jabatan dari jumlah crew adalah sebagai berikut:

Berdasarkan data dari BALAI DAN LATIHAN PELAYARAN (BPLP)

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN (PIP) SEMARANG

TRAINING ON EXAMINATION, ASSESSMENT AND CERTIFICATION

FOR SEA FARERS. Diberikan rincian crew untuk kapal dengan GRT 500 –

1500 GRT dengan daya mesin < 75 Kw sebagai berikut:

500 – 1500 GRT

1. Kapten 1 Orang

2. Mualim I 1 Orang

3. Mualim II 1 Orang

4. Juru Mudi 1 Orang

5. Operator radio 1 Orang

6. Chief Engineer 1 Orang

7. Koki 1 Orang

8. Medic 1 Orang

9. Nurse 1 Orang

< 224 Kw

1. Deck Maintenance 1 Orang

2. Masinis I 1 Orang

3. Masinis II 1 Orang

4. Kepala Kamar Mesin 1 Orang

5. Juru pompa dan Minyak 1 Orang

Total 14 Orang

2.4 Kebutuhan ruang diatas kapal barang - penumpang ( PERINTIS )

Kebutuhan ruang diatas kapal bisa ada karena disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain adalah sebagai berikut :

2.4.1 Kebutuhan ruang menurut perletakkan sekat.

Untuk perletakan sekat, kita dapat mengacu kepada peraturan

konstruksi yang dikeluarkan oleh biro klasifikasi yang akan mengklaskan

kapal tersebut, untuk pembangunan kapal di Indonesia dapat mengacu

kepada aturan konstruksi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) tentang

Page 3: BAB II

konstruksi lambung kapal. Untuk hal tersebut BKI telah memberikan

persyaratan sebagai

a . Jarak Gading Normal ( ao )

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 section 9, hal. 9-1

memberikan formula :

m

b . Letak sekat ceruk haluan

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 section 11, hal. 11-1 bahwa

untuk kapal dengan panjang kurang dari 200 m, letak sekat ceruk

haluan tidak boleh kurang dari 0,05 panjang kapal diukur dari

forepeak perpendicular

m (terletak pada gading 71)

c . Letak sekat ceruk buritan

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 bahwa jarak sekat ceruk

buritan dari Stern Post adalah (3 – 5) jarak gading.

Lcb = 5 x ao= 5 x 0.57= 2.85 m

Jarak boss propeller dari Ap

S = 4% x Lbp (Schneekluth,1987 : 84)

= 0,04 x 45,2

= 1.808 meter

Sekat ceruk buritan ini terletak pada gading 5d. Letak sekat kamar mesin

Panjang kamar mesin dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

Lm = L + 6 (m)

= 1.67 + 6 (m)

= 7.67 m

Page 4: BAB II

Dimana :

L = panjang mesin utama

= 1.67 m

Penyesuaian dengan jarak gading :

Lm/ao =

= 12.783

= 13

Sehingga panjang kamar mesin adalah :

Lm = 13 x 0.57 m

= 7.41 m

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Menurut ( BKI vol. II 1989

section 11 A.2.1. hal. 11-1 ) Jumlah sekat kedap air yang digunakan

pada suatu kapal tergantung dari panjang kapal yang direncanakan.

Penentuannya sebagai berikut :

45 meter Lpp 65 meter = 4 sekat

kebutuhan ruang karena adanya perletakkan sekat dan sesuai

ketentuan peraturan konstruksi yang dikeluarkan oleh biro

klasifikasi yang akan mengklaskan kapal maka sekat tidak kurang

dari 4 buah sekat dan pada kapal perintis ini direncanakan 4 buah

sekat kedap air yaitu :

1. Sekat haluan terletak pada gading 71, dan menghasilkan ruangan

yang biasa disebut ceruk haluan.

2. Sekat buritan terletak pada gading 5, dan menghasilkan ruangan

yang biasa disebut ceruk buritan.

3. Sekat kamar mesin terletak pada gading 19, dan menghasilkan

ruangan yang biasa disebut kamar mesin.

4. Sekat ruang muat terletak pada gading 45, dan menghasilkan

ruangan yang biasa disebut ( cargo hold ) atau biasa disebut

dengan ruang barang. Karena kapal ini tipe kapal perintis yang

bisa mengankut manusia dan barang, maka selain ruangan

untuk penumpang juga harus disediakan ruangan untuk barang.

Page 5: BAB II

2.4.2 Kebutuhan ruang karena adanya sturuktur organisasi diatas kapal

A. Karena diatas kapal terdapat struktur organisasinya, maka

ruangan–ruangan dikapal ini akan direncanakan sesuai dengan struktur

organisasinya. Adapun penyusunan ruangannya adalah sebagai berikut:

a. Ruang Kapten

b. Ruang Mualim I

c. Ruang Mualim II

d. Ruang Juru Mudi

e. Ruang Operator Radio

f. Ruang Chief Engineer

g. Ruang Koki

h. Ruang Medik

i. Ruang Perawat

j. Ruang Deck Maintenance

k. Ruang Masinis I

l. Ruang Masinis II

m. Ruang Kepala Kamar Mesin

n. Ruang Juru pompa & Minyak

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah kapal di

analisa sesuai dengan kebutuhan ruangan, yang ditinjau dari sturuktur

organisasi diatas kapal didapatkan ruangan sebanyak 14 ruangan.

2.4.3 Kebutuhan ruang karena adanya perlengkapn diatas kapal

a. Ruang Kemudi

b. Ruang Peta

c. Ruang Radio

d. Ruang Keselamatan

e. Ruang Klinik

f. Ruang Penumpang

g. Ruang Untuk Barang

h. Ruang Untuk Labuh kapal

i. Ruang Untuk Rantai Jangkar dan Penyimpanan Lumpurnya

j. Ruang Perbekalan Makanan

k. Ruang Penyimpanan peralatan – peralatan lainnya ( Gudang )

l. Ruang Memasak ( Dapur )

Page 6: BAB II

Sehingga dapat ditarik kesimpulan setelah kita menganalisa

kebutuhan ruang karena adanya perlengkapan diatas kapal, masih

banyak ruangan – ruangan yang kosong diatas kapal maka kita mencari

kebutuhan ruangan lainnya.

2.4.4 Kebutuhan ruang karena adanya kekosongan fungsi ruangan diatas

kapal seperti :

a. Ruang Musollah

b. Ruang Santai ABK

c. Ruang Makan ABK

d. Ruang Rapat ABK

e. Ruang santai Penumpang

f. Ruang Cafetaria

Page 7: BAB II

e. Tinggi Double Bottom ( Dasar Ganda )

Menurut BKI Vol. II tahun 1996 section 8, hal. 8-2

memberikan formula menghitung tinggi double bottom cargo

yaitu :

mm

= 0.7 m

Sedangkan tinggi double bottom pada kamar mesin adalah :

= 0.795 m

= 0.8 m

f. Perhitungan Engine Casing

Sesuai dengan data mesin dari brosur yang berpatokan pada

besarnya BHP, maka diperoleh data mesin sebagai berikut :

L = 1,670 m H = 0,893 m

B = 0,802 m W = 5 ton

Dari data mesin di atas, maka direncanakan engine casing

sebagai berikut :

Sumber : BKI Vol. II / 96 sec.7-2

Lec = 1 + L

= 1 + 1,670

Dimana ;

L = panjang mesin

= 2,67 m

Bec = 1 + B

= 1 + 0,802

Dimana :

B = lebar mesin

= 1,802 m

Page 8: BAB II

2.4 Ruang Awak Kapal

Ruang awak kapal direncanakan ditempatkan pada Top deck, Boat deck,

Poop deck, Main deck dan Under main deck.

2.5 Pembagian masing – masing ruang ditiap deck.

Bangunan atas dan rumah geladak

Pada kapal ini direncanakan jarak antar geladak dan bangunan

atas adalah 2.4 meter dengan pertimbangan :

Tinggi rata-rata tiap orang : 180 cm

Tinggi interval kepala ke palvon : 20 cm

Tinggi langit-langit/palvon : 20 cm

Bangunan atas dan rumah geladak terdiri atas

Poop Deck dengan panjang 23, 4 m tinggi 2,4 m

Boat Deck dengan panjang 28, 16 m tinggi 2,4 m

Top deck dengan panjang 10,21 m tinggi 2,4 m

3.1.1. Perletakan Ruangan

a. Kamar Mesin (Engine room)

Kamar mesin terletak antara sekat buritan dan sekat kamar

mesin. Sesuai perhitungan di atas kamar mesin terletak dari gading

5 sampai gading 20 dengan panjang kamar mesin 9 m.

b. Ruang Muat (Cargo Hold)

Ruang muat yang direncanakan adalah ruang antara sekat ruang

mesin sampai sekat haluan. Sesuai dengan Rules BKI Vol. II

Section 11 tahun 1996 hal. 11-1, bahwa panjang ruang muat tidak

boleh lebih dari 30 m.

Pembagian ruang muat :

Panjang ruang untuk akomodasi penumpang adalah 15 m

Panjang ruang muat hingga sekat haluan adalah 15,6 m.

Page 9: BAB II

Kontrol Ruang Muat

Diketahui Payload kapal rancangan ini adalah 400 Ton.

Berdasarkan kurva volume lambung kapal diperoleh :

Vdeck dari gading 45 – gading 72 = 812.2909 m3

VDB dari gading 45 – gading 72 = 419.4851 m3

Jadi volume ruang muat adalah :

Vrm = Vdeck – VDB

= 812.2909 – 419.4851

= 392.8057626 m3

Volume ruang muat dikurang 10 % akibat faktor konstruksi kapal,

sehingga :

Vrm = 392.8057626 - (10% * 392.8057626)

= 353.5251863 m3

Kontrol antara volume ruang muat dengan besarnya muatan yang

diangkut sesuai dengan trayek kapal dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Surabaya - TualSF

(m3/ton)

Jumlah

(ton)Vrm

Cengkeh 1.15 150 172.5

Sagu 1.4 150 210

Σ Σ

Vrm =353.525 m3;PL = 400 Ton 300 352.5

Tual - Surabaya

Pelat Timah 0.35 150 52.5

Rempah-Rempah 2 150 300

Σ Σ

Vrm =353.525 m3;PL = 400 Ton 300 352.5

c. Ruang Awak Kapal

Ruang awak kapal direncanakan ditempatkan pada Top deck,

Boat deck, Main Deck dan Under Main Deck dengan pembagian

sebagai berikut :

Top Deck

Page 10: BAB II

Terletak pada gading 20 – 37 yang diukur dari Ap, dengan

pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruangan – ruangan yang terletak disebelah Kanan ( BS ), pada

Top Deck adalah sebagai berikut :

Ruang Kemudi

Terletak pada gading 37 – 41, dan terletak diantara (BS dan

PS ), dengan luas 2.3 x 8.4 m.

Ruang Peta

Terletak pada gading 33 – 37, dengan luas ruangan sebesar 2.3

x 2 m

Kamar Kepala Mesin

Terletak pada gading 26 – 33, dengan luas 4 x 2.5 m.

Kamar Masinis I

Terletak pada gading 20 - 26, dengan luas ruangan sebesar

3.5 - 2.5 m.

Ruangan – ruangan yang terletak diselah Kiri ( PS ), pada Top

Deck adalah sebagai berikut :

Kamar Nakhoda

Terletak pada gading 26 – 33, dengan luas ruangan 4 x 2.5 m.

Kamar Mualim I

Terletak pada gading 20 - 26, dengan luas ruangan 3.5 x 2.5 m.

Ruang Radio

Terletak pada gading 33 – 37, dengan luas ruangan 2.3 x 2 m.

Boat Deck

Terletak pada gading -2 – 37 yang diukur dari Ap, dengan

pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruangan – ruangan yang terletak diselah kanan ( BS ), pada

Boat deck adalah sebagai berikut :

Ruang santai Penumpang Terletak pada gading 37 – 45 dengan

luas 6,4 m. serta posisinya antara ( BS dan PS ).

Ruang kafetaria

Terletak pada gading 31 - 37, dengan luas ruangan 2 x 3 m.

Page 11: BAB II

Kamar Elektrikal Engineer

Terletak pada gading 28 - 31, dengan luas ruangan 2.5 x 2.5 m

Kamar Juru mudi

Terletak pada gading 25 - 28, dengan luas ruangan 2.3 x 3.5 m

Kamar Mandor mesin

Terletak pada gading 22 - 25, dengan luas ruangan 2x 2 m.

Kamar Masinis II

Terletak pada gading 18 - 22, dengan luas ruangan 2.5 x 2.5 m.

Kamar Mandi ABK

Terletak pada gading 16 - 18, dengan luas ruangan 1.5 x 1.5 m.

Ruangan – ruangan yang terletak diselah kiri ( PS ), pada Boat

deck adalah sebagai berikut :

Ruang Santai ABK

Terletak pada gading 31 – 37, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Ruang Rapat ABK

Terletak pada gading 27 - 31, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Kamar Mualim II

Terletak pada gading 24 – 27, dengan luas ruangan 2.5 x .2.5 m

Kamar Operator radio

Terletak pada gading 21 – 24, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Kamar Chief Engoneering

Terletak pada gading 17- 21, dengan luas 2.5 x 2.5 m.

Kamar Mandi ABK

Terletak pada gading 15 - 17, dengan luas ruangan 1.5 x 1.5 m.

Main Deck :

Terletak pada gading -2 – 45 yang diukur dari Ap, dengan

pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruangan – ruangan yang terletak diselah kanan ( BS ), pada

main deck adalah sebagai berikut :

Klinik

Terletak pada gading 17 _ 20, dengan luas ruangan 1.5 x 2 m.

Kamar Mandi

Terletak pada gading 15 _ 17, dengan luas ruangan 1 x 2 m.

Kamar Juru masak

Page 12: BAB II

Terletak pada gading 11 _ 15, dengan luas ruangan 2.3 x 3 m

Ruang Makan ABK

Terletak pada gading 3 _ 11, dengan luas ruangan 2 x 3 m

Ruangan – ruangan yang terletak diselah kiri ( PS ), pada main

deck adalah sebagai berikut :

Mosholla

Terletak pada gading 15 _ 20, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Kamar oiler dan Pumpman

Terletak pada gading 11 _ 15, dengan luas ruangan 2.3 x 3 m.

Gudang perbekalan

Terletak pada gading 3 _ 11, dengan luas ruangan 3 x 3 m.

Dapur

Terletak pada gading 0 – 4, dengan luas 2.5 x 1.5 m.

Ruang Penumpang

Terletak pada gading 21– 45, dengan luas 12.6 x 8.2 m.dan

jumlah tempat tidur bersusun sebanyak 80 buah untuk kanan

( BS ). Dan 80 buah tempat tidur bersusun untuk sebelah kiri

( PS ), serta 20 buah tempat tidur bersusun yang ditempatkan

diantara ( BS dan PS ).

Kamar Mandi Penumpang

Terletak pada gading 28 _ 37, dengan luas ruangan 3 x 3 m. dan

posisinya terletak ditengah- tengah ruangan kapal.

Under Main Deck :

Terletak pada gading 0 – 45 yang diukur dari Ap, dengan

pembagian ruangan sebagai berikut :

Ruang Penumpang

Terletak pada gading 21– 45, dengan luas 12.6 x 8.2 m.dan

jumlah tempat tidur bersusun sebanyak 80 buah untuk kanan

( BS ). Dan 80 buah tempat tidur bersusun untuk sebelah kiri

( PS ), serta 20 buah tempat tidur bersusun yang ditempatkan

diantara ( BS dan PS ).

Kamar Mandi Penumpang

Terletak pada gading 28 _ 37, dengan luas ruangan 3 x 3 m. dan

posisinya terletak ditengah- tengah ruangan kapal.

Page 13: BAB II

Double Bottom :

3.2. Perletakan Tangki – Tangki

Tangki-tangki yang diletakkan pada double bottom antara lain :

3.2.1. Tangki Bahan Bakar (Fuel Oil Tank)

W Fuel Oil : 22.14 Ton

Berat jenis cairan : 0.85 Ton/m3

Volume tangki yang dibutuhkan : 26.047 m3

Berdasarkan grafik volume lambung setinggi double bottom diperoleh

volume tangki dari gading 21 sampai gading 33 sebesar 37.718 m3,

Sehingga tangki direncanakan ditempatkan pada gading tersebut.

3.2.2. Tangki Minyak Pelumas (Lubrication Oil Tank)

W Lubrication Oil : 0.11 Ton

Berat jenis cairan : 0.90 Ton /m3

Volume tangki yang dibutuhkan : 0.12 m3

Berdasarkan grafik volume lambung setinggi double bottom diperoleh

volume tangki untuk satu jarak gading yaitu antara gading 19 dan

gading 20 ± 0.361 m3, sehingga tangki ini diletakkan pada gading

tersebut.

3.2.3. Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)

W air tawar : 45.6 ton

Berat jenis cairan : 1.0 ton/m3

Volume tangki yang dibutuhkan : 45.6 m3

Berdasarkan grafik volume lambung setinggi double bottom diperoleh

volume tangki dari gading 34 sampai gading 62 sebesar 140.5 m3,

Sehingga tangki direncanakan ditempatkan pada gading tersebut.

3.2.4. Tangki Ballast (Ballast Tank)

Tangki ballas dugunakan untuk beberapa keperluan antara lain :

Mengimbangi trim kapal, khusus menjaga agar propeller tetap

terbenam.

Mempertahankan stabilitas kapal

Menjaga dan mengimbangi keolengan kapal

Berdasarkan hal-hal di atas maka dalam general arrangement kapal

rancangan ini, tanki ballas selain ditempatkan pada double bottom,

juga ditempatkan pada ceruk haluan dan ceruk buritan.

Page 14: BAB II

Tangki ini diletakkan pada double bottom gading 63 sampai gading 71

dan pada bagian haluan pada gading 71 sampai gading 79 serta

terletak pada bagian buritan kapal gading -4 sampai gading 0.

3.2.5. Tangki Pembuangan Air Sisa

Jumlah kotoran yang dihasilkan diperkirakan 5 ltr / orang/hari

Lama pelayaran : 12 Hari

Jumlah crew : 14 Orang

Jumlah Penumpang : 350 Orang

Total : 364 Orang

Volume tangki yang dibutuhkan : 1820 Liter

: 18.20 m3

Tangki ini diletakkan pada gading 6 sampai gading 18.

3.2.6. Cofferdam

Cofferdam disetiap antara tangki sebagai pembatas dua jenis cairan

yang berbeda. Cofferdam juga sebagai penampung cairan apabila

terjadi kebocoran pada salah satu tangki agar cairan yang berbeda

tersebut tidak tercampur dengan tangki yang bersebelahan.

Jumlah cofferdam yang digunakan pada kapal ini adalah 4 buah

masing-masing terletak pada :

Cofferdam 1 : pada gading 18 dan gading 19

Cofferdam 2 : pada gading 20 dan gading 21

Cofferdam 3 : pada gading 33 dan gading 34

Cofferdam 4 : pada gading 62 dan gading 63