bab ii
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pangan Jajanan
Pangan jajanan adalah makanan/minuman yang dipersiapkan dengan
teknologi yang sangat sederhana, dimana seringkali faktor hiegine atau
kebersihan kurang diperhatikan, baik kebersihan bahan yang digunakan,
peralatan yang dipakai maupun kebersihan lingkungannya.
Pangan jajanan menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan
minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima dan di
tempat-tempat keramaian umum lain yang langsng dimakan atau dikonsumsi
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Februhartanty & Iswarawanti,
2004).
B. Jenis Pangan Jajanan
Makanan adalah makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan.
Makanan camilan terdiri dari :
1. Makanan camilan basah seperti pisang goreng, lemper, lumpia, risoles dan
lain-lain. Makanan camilan dalam kemasan seperti teh, minuman sari buah,
minuman berkarbonasi dan lain-lain serta minuman yang disiapkan di
rumah terlebih dahulu.
2. Makanan camilan kering, seperti produk ekstruksi (brondong), keripik,
biskuit, kue kering dan lain-lain.
Kelompok minuman yang biasa dijual di kantin sekolah meliputi :
1. Air putih, baik dalam kemasan atau disiapkan sendiri.
2. Minuman ringan meliputi minuman dalam kemasan seperti teh, minuman
sari buah dan lain-lain.
3. Minuman campur seperti es buah, es campur, es cendol, dan lain-lain.
5
6
Buah merupakan salah satu jenis makanan sumber vitamin dan mineral
yang penting untuk anak sekolah. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi setiap
hari dalam bentuk :
1. Utuh, misalnya pisang, jambu, jeruk, dan lain-lain.
2. Kupas atau potong misalnya pepaya, nanas, mangga, dan lain-lain.
C. Fungsi Makanan Jajanan
Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik yang tinggi ( apalagi anak
yang tidak sarapan pagi ). Disamping itu juga makanan jajanan dapat
mengenyangkan perut untuk sementara.
D. Bahaya Jajanan Sembarangan
1. Jenis-jenis Bahan Berbahaya pada Jajanan
Berikut ini merupakan zat-zat berbahaya yang dipakai oleh mayoritas
para pedagang jajanan yang dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan
fungsinya :
a. Pemanis Buatan
Bahan ini banyak ditemukan di banyak makanan seperti pada saos,
susu, jeli atau agaragar, sirup, makanan ringan atau snack, permen, es
krim, minuman yoghurt, minuman ringan berfermentasi. Pemanis buatan
tentunya hanya memberikan efek rasa manis pada makanan, tetapi tidak
memiliki nilai gizi sama sekali untuk dikonsumsi.
1) Sakarin
Bahan ini biasa digunakan pada jenis minuman ringan, selai, permen,
dan jajanan pasar lainnya. Berdasarkan penelitian dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan, yang tak terkecuali adalah
penyakit kanker.
2) Siklamat
7
Siklamat adalah salah satu bahan pemanis buatan yang hanya
meninggalkan rasamanis. Konsumsi pada zat inidapat merangsang
pertumbuhan penyakit tumor.
3) Aspartam
b. Pengawet Buatan
Menurut penelitian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan,
banyak produk makanan yang menggunakan pengawet buatan seperti
berbagai macam mie basah, ikan asin, tahu baik di pasar tradisional
maupun di pasar swalayan.
1) Asam Salisilat
Zat ini biasanya ditemukan pada buah dan sayur yang berfungsi untuk
memperpanjang masa pengawetan. Konsumsi dalam jumlah besar
mengakibatkan pendarahan pada lambung.
2) Formalin
Penggunaan formaln sebenarnya bukan untuk makanan, tetapi untuk
bahan antiseptik, germisida, dan pengawet non-makanan. Konsumsi
formalin juga dapat mengakibatkan kanker saluran pencernaan,
peningkatan resiko kanker tenggorokan, sinus, dan hidung.
3) Boraks
Selain sebagai pengawet makanan yang berbahaya, borak juga dapat
digunakan untuk pengenyal makanan. Konsumsi boraks yang berulang
kali dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai dengan mual,
muntah, diare, menurunnya suhu tubuh, lemah.
4) Pottasium Klorat
Bahan ini kerap kali digunakan para pedagang untuk mengawetkan
barang dagangannya. Konsumsi bahan ini secara terus-menerus dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, gangguan fungsi ginjal,
hemolisis sel darah merah dan methemoglobinema untuk konsumsi
pada dosis tinggi.
5) Kloramfenikol
8
Bahan ini biasa digunakan sebagai pengawet susu, padahal fungsi
sebenarnya ialah sebagai antibiotik. Pada bayi prematur konsumsi
pada bahan ini dapat mengakibatkan kematian.
6) Diethylpylocarbonate
Biasa ditemukan pada minuman non-karbonasi, minuman sari buah,
minuman hasil fermentasi. Hanya dengan menghirup aroma dari zat
ini dapat menyebabkan iritasi mata dan hidung, serta pusing-pusing.
7) Pottasium Bromat
Konsumsi zat ini menyebabkan hambatan pada pertumbuhan, lemah,
kejangkejang yang berakhir pada kematian. Jika dikonsumsi dalam
jumlah banyak mengakibatkan muntah-muntah, diare,
methemoglobinemia, dan reinjury.
8) Air Terusi
Difungsikan dengan tidak baik oleh produsen sebagai salah satu bahan
pengawet makanan. Dapat ditemukan juga pada bakso yang bercirikan
ada kilauan warna biru.
c. Pewarna Buatan
Untuk menarik perhatian konsumen, tentunya para pedagang harus
membuat makanan yang dikemas dalam bentuk dan warna yang menarik
sehingga pedagang dapat memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
dengan modal sedikit mungkin.
1) Rhodamin B
Fungsi sebenarnya pada Rhodamin B adalah sebagai pewarna tekstil
dan kertas. Konsumsi pada zat ini menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan dan menimbulkan gejala keracunan, air kemih menjadi
berwarna merah muda.
2) Methanyl Yellow
Umumnya digunakan sebagai pewarna pada tekstil dan cat. Zat ini
larut dalam air, berupa serbuk kuning kecokelatan. Konsumsi bahan
ini menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan seperti hati, kandung
kemih, saluran pencernaan, dan jaringan kulit.
9
d. Penyedap Rasa Buatan
Berikut adalah zat-zat penyedap rasa sintesis tersebut :
1) Monosium Glutamat
Biasa bahan ini lebih dikenal dengan nama micin, vetsin. Bagi yang
mengkonsumsinya secara terus-menerus mengakibatkan gangguan
pada janin bagi yang sedang mengandung, hati, hipertensi, stres,
demam tinggi, memicu reaksi gatal-gatal, bintik-bintik merah pada
kulit, keluhan mual, muntah-muntah, sakit kepala, migren, asma,
bahkan depresi.
2) L-asam Glutamat
Bahan ini sangat tidak dianjurkan untuk anak-anak dan dapat
menimbulkan Chinese Restaurant Syndrom (CRS).
3) Pottasium Hidrogen L-Glutamat
Penyedap ini dapat mengakibatkan mual, kejang perut. Zat ini
terutama sangat berbahaya bagi penderita ginjal dan tidak boleh
diberikan pada bayi yang masih berusia 12 minggu.
4) Kalsium Glutamat
Dampaknya bagi kesehatan belum diketahui secara pasti. Namun
konsumsi bahan ini pada bayi yang berusia kurang dari 12 minggu
masih dilarang.
5) Sodium Glutamat
Efeknya belum diketahui secara pasti, tetapi penggunaannya tidak
diperbolehkan untuk anak-anak dan bayi.
e. Bahan Tambahan Lainnya
1) Antikempal
Bahan buatan ini digunakan untuk pencegahan mengempalnya
makanan. Konsumsi antikempal dalam dosis normal masih aman,
tetapi jika digunakan secara berlebihan dapat merusak syaraf. Bahan
ini sangat berbahay terutama bagi penderita sakit tulang dan
perusakan ginjal.
2) Antioksidan
10
Zat ini berguna untuk memperlambat oksidasi di dalam bahan seperti
lemak hewani, minyak nabati, produk makanan dalam kadar lemak
yang tinggi dan rendah, ikan. Dalam beberapa percobaan, antioksidan
yang berbahaya dapat memicu terjadinya penyakit kanker dan batu
ginjal.
f. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental
Zat ini dapat membantu mempercepat tercampurnya 2 jenis zat
yang secara alaminya tidak dapat bercampur, contohnya puding. Jika
dikonsumsi melebihi dosis yang ditentukan dapat mengakibatkan
keracunan tertentu pad anak-anak, erosi pada gigi dan iritasi lokal,
mengubah sekresi air kemih jika diberikan bersama dengan pemberian
obat, maka obat menjadi kurang efektif bekerja, bahkan dapat menjadi
racun, mengikat logam-logam yang diperlukan tubuh, dan menghambat
proses penyerapan nutrisi.
g. Pengatur Keasaman
Biasa disebut asidulan digunakan sebagai penegas rasa, warna, dan
penyelubung rasa yang tidak disukai, bertindak juga sebagai bahan
pengawet. Tujuan utama dari pengatur keasaman adalah memberikan
rasa asam pada makanan. Bahan ini biasa digunakan pada sarden, pangan
bayi, sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Jika digunakan secara
berlebihan di luar batas normal dapat menimbulkan keracunan pada
lambung.
h. Pemutih, Pematang Tepung, dan Pengeras
Pemutih dan pematang tepung kerap kali digunakan pada tepung
agar tepung dapat lebih berwarna putih sehingga terlihat lebih menarik,
serta meningkatkan fungsi tepung sehingga adonan tepung ketika dibakar
dapat lebih mengembang. Sedangkan pengeras biasanya digunakan
sebagai pengeras keripik, dan buah kalengan. Untuk pengeras biasa
digunakan untuk produk pengolahan makanan agar makanannya tetap
terjaga keras dan tidak lunak. Penggunaan bahan-bahan tersebut harus
dibatasi agar tidak berbahaya bagi kesehatan yang mengkonsumsinya
11
seperti diare, dan bagi penderita hiperparatiroidismus menimbulkan
tingginya kadar kalsium dalam darah.
2. Bahaya Pencemaran Mikroba
Jajan sembarangan di pinggir jalan tentunya rawan dengan mikorba,
kuman, dan bakteri karena langsung kontak dengan udara luar, dekat dengan
saluran pembuangan got, serta pembuatannya yang tidak terlalu
memperhatikan kebersihannya. Makanan dan minuman jajanan yang
tercemar sangatlah berbahaya bagi yang menikmatinya, yaitu dapat
menyebabkan keracunan dan penyakit.
Konsumsi makanan yang tercemar menimbulkan resiko penyakit tifus
yang disebabkan oleh kuman bernama Salmonella typi yang hidup di air,
tanah kerin, dan tempat pembuangan sampah. Penyakit lain yang dapat
timbul karena konsumsi makanan yang kurang higienis adalah cacingan.
Telur-telur cacing biasanya terdapat di kuku para penjual jajanan gado-gado,
rujak, buah dingin, soto, bakso, karedok, ketoprak, dan lainlain.
3. Bahaya Kesalahan Proses Pengolahan Makanan
Menyantap gorengan di pinggiran seperti ubi, tempe, tahu, bakwan,
tahu, singkong, dan lainnya sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang, tak
terkecuali pada anak-anak. Makanan yang kaya karbohidrat seperti kentang
yang mengalami penggorengan dapat merangsang pembentukan senyawa
karsinogenik yang dapat memicu penyakit kanker bernama akrilamida.
4. Bahaya pada Kemasan dan Wadah Makanan
Jajanan makanan tentunya tidak terlepas dari kemasan itu sendiri.
a. Plastik
Kemasan jajanan berbahan plastik sangat sering dijumpai dan sudah
sangat tidak asing, terutama bagi yang sering mengkonsumsi jajanan di
pinggiran. Namun plastik juga memiliki kelemahan, yaitu tidak tahan
panas dan apabila salah penggunaannya dapat mencemari produk
makanan itu sendiri. Jika botol yang dipakai berulang-ulang tidak
dibersihkan, maka pasti akan tercemar mikroba dan memicu penyakit,
terutama penyakit pencernaan.
12
b. Kaleng
Bahaya utama pada makanan kaleng, yaitu tumbuhnya bakteri
Clostridium botulinum, yang dapat mengakibatkan keracunan botulinin
bagi yang mengkonsumsi. Namun, racun botulinin peka terhadap
pemanasan, sehingga akan mati ketika terkenan panas.
c. Styrofoam
Kemasan berbahan styrofoam atau bisa juga disebut polystyrene sering
menjadi pilihan para pedagang untuk dipakai karena dapat mencegah
kebocoran, dan dapat tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang.
d. Kertas
Bahan kemasan ini sangat banyak dipakai oleh para pedagang jajanan
pinggiran. Bahan kertas koran dan majalah ini mengandung timbal (Pb)
melebihi batas yang ditentukan. Bahan yang panas dapat mempermudah
perpindahan timbal ke makanan, jika dikonsumsi, timbal masuk ke dalam
tubuh melalui saluran pernafasan dan pencernaan menuju sistem
peredaran darah dan menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal,
hati, otak, syaraf, dan tulang.
e. Melamin
Bahan ini sering digunakan sebagai bahan pembuatan mangkok, piring,
sendok, dan berbagai jenis peralatan rumah tangga lainnya. Alasan
penggunaan melamin digunakan adalah karena bahan ini ringan dan tidak
mudah pecah sehingga mudah dan praktis dibawa kemana saja. Melamin
mengandung zat beracun dan berbahaya yang dapat berpindah ke
makanan akibat proses pengolahan makanan.
E. Kandungan Dari Makanan Yang Dijajakan Di Jalan
1. Air mentah
2. Pemanis dan pewarna buatan
3. Bahan narkoba
4. Kemasan plastik
13
F. Dampak Anak Jajan Sembarangan
Banyak hal-hal negative yang ditimbulkan zat-zat seperti contoh yang
dijelaskan di atas. Zat-zat ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan
bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-
penyakit antara lain kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Dampak
makanan tertentu ternyata mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan
perilaku pada anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut meliputi gangguan
tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan bicara, hiperaktif
hingga memperberat gejala pada penderita autis.
Pengaruh jangka pendek dari anak-anak mengkonsumsi jajanan ini
menimbulkan gelaja-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah,
diare atau kesulitan buang air besar.
G. Cara menghindari jajanan sembarangan
1. Pola makan keluarga.
2. Menata kegiatan makan.
3. Hemat di tanamkan pada diri anak.
4. Batasan jumlah uang.
5. Memberikan bekal makanan yang dibuat di rumah.
6. Diberikan kesempatan untuk memilih makanan yang ia sukai untuk dibawa
ke sekolah.
7. Dibiasakan untuk sarapan pagi sebelum ke sekolah.
8. Paling penting adalah orangtua harus dapat dijadikan panutan atau contoh.
H. Penerapan Pola Makan Sehat
1. Minum air putih 6- 8 gelas/hari
2. Makan 3x/hari
3. Pilih makanan atau hidangan dengan kadar lemak rendah.
4. Perbanyak makan buah dan sayuran
5. Konsumsi fast food maxsimal 2x/bulan
6. Makan malam tepat waktu
14
I. Tips Antisipasi Anak Jajan Dijalanan
1. Ajak bicara dan ber pengertian tentang bahaya penganan di luar rumah
2. Jadwalkan waktu yang regular agar anak bisa sarapan di rumah.
3. Jika memungkinkan, beri anak bekal makanan dan minuman dari rumah
untuk mengantisipasi rasa lapar si Kecil.
4. Mengolah makanan secara kreatif dan variatif.
5. Meberi uang jajan tidak berlebihan dan mensugesti untuk menabung.