bab ii

51
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cavum Oris Cavum oris atau rongga mulut dikelilingi oleh labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum mole dan palatum durum di bagian atas dan dasar mulut di bagian bawah. Di dalam cavum oris terdapat lingua dan gigi geligi (Sloane, 2004). 2.1.1 Anatomi Cavum Oris a.Batas/ Dinding 1. Depan : Labium Oris meliputi a. Merah Bibir b. Pars Marginal c. Pars Mukosa (Reinhard, 2006). 2. Dinding Samping : Buccale a. Kulit : Lanjutan kulit wajah b. Permukaan dalam : Membran Mucosa c. Bagian tengah : Musculus Buccinatorius (Reinhard, 2006). 3

Upload: marchredy

Post on 26-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Cavum Oris dan Sindrom Sjorgen

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cavum OrisCavum oris atau rongga mulut dikelilingi oleh labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum mole dan palatum durum di bagian atas dan dasar mulut di bagian bawah. Di dalam cavum oris terdapat lingua dan gigi geligi (Sloane, 2004). 2.1.1 Anatomi Cavum Oris

a. Batas/ Dinding 1. Depan : Labium Oris meliputi a. Merah Bibir b. Pars Marginal c. Pars Mukosa (Reinhard, 2006).2. Dinding Samping : Buccalea. Kulit : Lanjutan kulit wajahb. Permukaan dalam : Membran Mucosac. Bagian tengah : Musculus Buccinatorius (Reinhard, 2006).3. Atap Cavum Oris : Palatum Dorum dan Palatum Mole Struktur :a. Membran Mucosa-Epitel Lamina propria : epitel gepeng berlapis tanpa keratinasi

b. Palatum Durum-Bagian depan-Lempeng tulang-Lamina propria menyatu dengan periosteum (Reinhard, 2006).c. Palatum Molle -Bagian belakang : tepi bebas -Otot serat lintang-Uvula di tengah (Reinhard, 2006).4. Lantai Cavum Oris : Diaphragma Orisa. Otot serat lintang (otot lurik)b. Bagian tengah : Lingua5. Batas Belakang Cavum Oris : Faucium a. Isthmus Faucium : Uvula, Archus Pharyngopalatina, Radix Linguaeb. Anulus Tonsilillaris Waldeyer : Tosil Palatina, Tonsil Lingualis, Tonsil Pharyngealis (Reinhard, 2006).b. Isi : Lidah dan Gigi Geligi1. Lidah : a. Bagian-bagian : ApexLinguae, Corpus Linguae, Radix Linguaeb. Permukaan : Dorsum Linguaec. Histologi : Membran Mukosa, Papilia Linguae, Otot Lurik2. Gigi Geligi : Enamel, Dentin, Pulpa, dllc. Glandula Salivariusa) Macam-macam kelenjar saliva :1. Kelenjar ludah utama / mayor Kelenjar-kelenjar ludah mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya ke dalam rongga mulut. Kelenjar ludah mayor sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan (Amerongen, 1999).2. Kelenjar ludah tambahan / minor / kecil-kecilKebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut (Amerongen, 1999).2.1.2 Histologi Cavum OrisA. Muskulus dalam cavum oris1. Otot mulut/bibir dan pipi, yang terbagi atas: Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, yang berfungsi menarik sudut mulut kebawah Muskulus quadratus labii superior/otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung Muskulus quadrates labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau membentuk mimik muka kebawah Muskulus buccinator, yang mmbentuk dinding samping rongga mulut, fungsinya menahan waktu mengunyah Muskulus zigomaticus/otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkat dagu mulut keatas waktu senyum 2. Otot lidah, yang terbagi atas: Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang.B. Nervus dalam cavum oris1. N. trigeminus merupakan n. cranialis terbesar dan hubungan perifernya mirip dengan n. spinalis, yaitu keluar berupa radix motoria dan sensoria yang terpisah dan radix sensoria mempunyai ganglion terbesar.

Serabut sensoriknya berhubungan dengan ujung saraf yang berfungsi sebagai sensasi umum pada wajah, bagian depan kepala, mata dll

2. N. hypoglossus merupakan saraf motorik dari otot lingua, kecuali m. palatoglossus dipersarafi oleh n. vagus. N. hypoglossus melekat melalui serangkaian filamen pada bagian samping medulla, diantara oliva dan pyramid.

2.2 Kelenjar Saliva2.2.1 Pengertian SalivaSaliva adalah cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, berbagai elektrolit yaitu sodium, potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut (Rensburg, 1995).Kelenjar ludahSifatJumlah

ParotisSerus2 %

SubmandibularisSeromukus2 %

SublingualisMukus2 %

Kelenjarludah tambahan450 750 cc

-Langit-langit-Lidah-Bibir-PipiMukus

Serus/mucus

Seromukus

Seromukus

2.2.2 Komposisi Saliva Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% subtansi yang larut. Beberapa komposisi saliva adalah :1. Protein Beberapa jenis protein yang terdapat didalam saliva adalah : Mucoid . Merupakan sekelompok protein yang sering disebut dengan mucin dan memberikan konsistensi mukus pada saliva. Mucin juga berperan sebagai glikoprotein karena terdiri dari rangkaian protein yang panjang dengan ikatan rantai karbohidrat yang lebih pendek (Roth, 2010). Enzim . enzim yang ada pada saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva dan beberapa diantaranya merupakan produk dari bakteri dan leukosit yang ada pada rongga mulut. Beberapa diantaranya merupakan produk dari bakteri dan leukosit yang ada pada rongga mulut. Beberapa enzim yang terdapat dalam saliva adalah amylase dan lysozyme yang berperan dalam mengontrol pertumbuhan bakteri di rongga mulut. Protein Serum, Saliva dibentuk dari serum maka sejumlah serum protein yang kecil ditemukan didalam saliva. Albumin dan globulin termasuk kedalam serum saliva Waste Products . Pada saliva juga ditemukan sebagian kecil dari waste product pada serum, urea dan uric acid (Roth, 2010).2. Ion-ion Inorganik Ion-ion utama yang ditemukan dalam saliva adalah kalsium dan fosfat yang berperan penting dalam pembentukan kalkulus. Ion-ion lain yang memiliki jumlah yang lebih kecil terdiri dari sodium, potasium, klorida, sulfat dan ion-ion lainnya (Roth, 2010).3. Gas Pada saat pertama sekali saliva dibentuk, saliva mengandung gas oksigen yang larut, nitrogen dan karbon dioksida dengan jumlah yang sama dengan serum. Ini memperlihatkan bahwa konsentrasi karbon dioksida cukup tinggi dan hanya dapat dipertahankan pada larutan yang memiliki tekanan didalam kelenjar duktus, tetapi pada saat saliva mencapai rongga mulut banyak karbon dioksida yang lepas (Roth, 2010).4. Zat-zat Aditif di Rongga Mulut Merupakan berbagai substansi yang tidak ada didalam saliva pada saat saliva mengalir dari dalam duktus, akan tetapi menjadi bercampur dengan saliva didalam rongga mulut. Yang termasuk kedalam zat-zat aditif yaitu mikroorganisme, leukosit dan dietary substance (Roth, 2010).Volume rata-rata saliva yang dihasilkan perhari berkisar 1-1,5 liter. Pada orang dewasa laju aliran saliva normal yang distimulasi mencapai 1-3 ml/menit, rata-rata terendah mencapai 0,7-1 ml/menit dimana pada keadaan hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva yang lebih rendah dari 0,7 ml/menit. Laju aliran saliva normal tanpa adanya stimulasi berkisar 0,25-0,35 ml/menit, dengan rata-rata terendah 0,1-0,25 ml/menit dan pada keadaan hiposalivasi laju aliran saliva kurang dari 0,1 ml/menit. Nilai pH saliva normal berkisar 6 7. Konsumsi karbohidrat padat maupun cair dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH saliva dimana karbohidrat akan difermentasi oleh bakteri dan akan melekat ke permukaan gigi. Dengan adanya sistem buffer pada saliva, pH akan kembali netral setelah 20 menit terpapar karbohidrat yang berkonsistensi cair dan 40-60 menit pada karbohidrat yang berkonsistensi padat (Roth, 2010).

2.2.3 Fungsi Saliva1.Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan2.Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan3.Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman4.Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer5.Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah (Roth, 2010).6.Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

7.Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh (Roth, 2010).8.Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah) (Roth, 2010).

2.2.4 Anatomi, Histologi, Fisiologi dari Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua kelompok besar yairu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minor menghasilkan saliva yang berbeda-beda menurut rangsangan yang diterimanya. Rangsangan ini dapat berupa rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis, asam, asin dan pahit), neural, psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit. Besarnya sekresi saliva normal yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira 1-1,5 liter per hari.A. Kelenjar Saliva Mayor1. Kelenjar Parotis Anatomi: Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar saliva lainnya (Amerongen, 1999). Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga terletak antara prosessus mastoideus dan ramus mandibula. Kelenjar ini meluas ke lengkung zygomatikum di depan telinga dan mencapai dasar dari muskulus masseter. Kelenjar parotis memiliki suatu duktus utama yang dikenal dengan duktus Stensen. Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapkan molar dua atas. Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul yang sangat fibrous dan memiliki beberapa bagian seperti arteri temporal superfisialis, vena retromandibular dan nervus fasialis yang menembus dan melalui kelenjar ini (Amerongen, 1999). Histologi : Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang pada manusia adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang kecil. Kelenjar parotis mempunyai sistem saluran keluar yang rumit sekali dan hampir semua duktus ontralobularis adalah duktus striata. 8

3

Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen terdiri dari epitel berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua atas. Kelenjar parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis epidemika (Amerongen, 1999). Fisiologi: Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu serous. Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.2. Kelenjar Submandibularis Anatomi: Kelenjar ini merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kacang dan memiliki kapsul dengan batas yang jelas. Di dalam kelenjar ini terdapat arteri fasialis yang melekat erat dengan kelenjar ini. Kelenjar ini teletak di dasar mulut di bawah ramus mandibula dan meluas ke sisi leher melalui bagian tepi bawah mandibula dan terletak di permukaan muskulus mylohyoid. Pada proses sekresi kelenjar ini memiliki duktus Wharton yang bermuara di ujung lidah (Amerongen, 1999). Histologi: Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat. Kelenjar submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang pada manusia terutama pada kelenjar campur dengan sel-sel serosa yang dominan, karena itu disebut mukoserosa. Terdapat duktus interkalaris, tetapi saluran ini pendek karena itu tidak banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata berkembang baik dan panjang. Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah. Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada kelenjar submandibularis. Fisiologi: Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah yang encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang padat).

3. Kelenjar Sublingual Anatomi : Kelenjar ini terletak antara dasar mulut dan muskulus mylohyoid merupakan suatu kelenjar kecil diantara kelenjar kelenjar mayor lainnya. Duktus utama yang membantu sekresi disebut duktus Bhartolin yang terletak berdekatan dengan duktus mandibular dan duktus Rivinus yang berjumlah 8-20 buah. Kelenjar ini tidak memiliki kapsul yang dapat melindunginya (Amerongen, 1999). Histologi: Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah kelenjar campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu disebut seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata jaringan terlihat. Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa yaitu plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri. Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu. Fisiologi: Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan konsistensinya kental.B. Kelenjar Saliva MinorKebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin (Amerongen, 1999).1. Kelenjar Glossopalatinal Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle. 2. Kelenjar Labial Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki banyak duktus (Amerongen, 1999).3. Kelenjar BukalKelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.4. Kelenjar PalatinalKelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat (Amerongen, 1999).5. Kelenjar Lingual Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu : Kelenjar anterior lingual, Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah. Kelenjar lingual Van Ebner , Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata. Kelenjar posterior lingual , Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan dengan tonsil (Amerongen, 1999).2.2.5 Mekanisme Sekresi SalivaSaliva di bentuk dari bagian proksimal duktus yang tersusun dari sel-sel yang di sebut asinus.sel asinus adalah tipe sel yang paling banyak membentuk kelenjar saliva.Kelenjar serous yaitu kelenjar yang terbentuk dari sel-sel spherical sedangkan kelenjar mucous tersusun dalam konfigurasi tubuler dengan lumen sentral yang besar. Kelenjar saliva terdiri dari unit sekretori asinus,duktus intercalate,dan duktus striata. Unit sekretori bertemu di duktus skretori utama yang menyalurkan massa kelenjar ke dalam rongga mulut.Sekresi saliva berada di bawah kontrol syaraf.Rangsangan pada syaraf parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi saliva, dan berpengaruh terhadap komposisinya.Syaraf parasimpatik dari nucleus salivatorius superior menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendahRangsangan syaraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Syaraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang kaya akan organik dari kelenjar submandibularis.Volume saliva yang dihasilkan setiap hari berkisar antara 1-1,5 liter dengan komposisi yang bervariasi berupa unsur-unsur organik dan anorganik (Roth, 2010).2.2.6 Kelainan Kelenjar SalivaTerdapat beberapa kelainan pada kelenjar saliva antara lain; mucocele, ranula, sialadenitis, sjorgen syndrome dan sialorrhea.1. MUCOCELEMucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya. Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi oleh sel epitel. Mucocele dapat terjadi pada bagian mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut ( Hanry, 2009).Mucoceleterjadi karena pada saat air liur kita dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu saluran kecil yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbat atau karena trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga air liur menjadi tertahan tidak dapat mengalir keluar dan menyebabkan pembengkakan (mucocele) ( Hanry, 2009).Mucocelejuga dapat terjadi jika kelenjar ludah terluka. Pada umumnyamucoceledidapati di bagian dalam bibir bawah. Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langit-langit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang didapati di atas lidah.Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct) tersumbat dan ludah mengumpul di dalam saluran ( Hanry, 2009).GAMBARAN KLINIS Batas tegas konsistensi lunak Warna transluscent Ukuran biasanya kecil Tidak ada keluhan sakit- kadang-kadang pecah, hilang tapi tidak lama kemudian akan timbul lagiPENATALAKSANAANMucocele adalah lesi yang tidak berumur panjang, bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa minggu, dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun banyak juga lesi yang sifatnya kronik dan membutuhkan pembedahan eksisi. Pada saat di eksisi, dokter gigi sebaiknya mengangkat semua kelenjar liur minor yang berdekatan, dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menegaskan Biopsydan menentukan apakah ada kemungkinan tumor kelenjar liur. Selain dengan pembedahan, mucocele juga dapat diangkat dengan laser. Beberapa dokter saat ini ada juga yang menggunakan menggunakan injeksi Kortikosteroid sebelum melakukan pembedahan, ini terkadang dapat mengempiskan pembengkakan. Jika berhasil, maka tidak perlu dilakukan pembedahan. Penatalaksanaan mukokel biasanya dilakukan dengan eksisimukokel dengan modifikasi teknik elips. yaitu setelah pemberian anesthesi lokal dibuat dua insisi elips yang hanya menembus mukosa, kemudian lesi dipotong dengan teknik gunting lalu dilakukan penjahitan ( Hanry, 2009).

2. RANULARanula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius major yang membesar atau terputus atau terjadinya rupture dari saluran kelenjar terhalangnya aliran liur yang sublingual (duktus Bartholin) atau kelenjar submandibuler (duktus Wharton), sehingga melalui rupture ini air liur keluar menempati jaringan disekitar saluran tersebut. Selain terhalangnya aliranliur, ranula bisa juga terjadi karena trauma dan peradangan. Ranulamirip dengan mukokel tetapi ukurannya lebih besar. Bilaletaknya didasar mulut, jenis ranula ini disebut ranulaSuperfisialis. Bila kista menerobos dibawah otot milohiodeusdan menimbulkan pembengkakan submandibular, ranula jenisini disebut ranula Dissecting atau Plunging ( Hanry, 2009).GAMBARAN KLINIS Bentuk dan rupa kista ini seperti perut kodok yang menggelembung keluar (Rana=Kodok) Dinding sangat tipis dan mengkilap Warna translucent Kebiru-biruan Palpasi ada fluktuasi Tumbuh lambat dan expansif ( Hanry, 2009).PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan ranula biasanya dilakukan dengan caramarsupialisasi ranula atau pembuatan jendela pada lesi.Biasanya menggunakan anestesi blok lingual ditambah denganinfiltrasi regional. Di sekitar tepi lesi ditempatkan rangkaianjahitan menyatukan mukosa perifer dengan mukosa lesi danjaringan dasar lesi. Kemudian dilakukan juga drainase denganpenekanan lesi. Setelah itu dilakukan eksisi pada atap lesisesuai dengan batas penjahitan kemudian lesi ditutup dengan tampon ( Hanry, 2009).3. SIALADENITISSialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hyposecretion kelenjar. Proses inflamasi yang melibatkan kelenjar ludah disebabkan oleh banyak faktor etiologi. Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri. Keterlibatannya dapat bersifat unilateral atau bilateral seperti pada infeksi virus. Sedangkan Sialadenitis kronis nonspesifik merupakan akibat dari obstruksi duktus karena sialolithiasis atau radiasi eksternal atau mungkin spesifik,yang disebabkan dari berbagai agen menular dan gangguan imunologi ( Hanry, 2009).GEJALA UMUM meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu, terdapat pembuangan pus dari glandula ke bawah mulut dan dalam kasus yang parah, demam, menggigil dan malaise (bentuk umum rasa sakit) ( Hanry, 2009).4. SJORGEN SYNDROME Sjorgen syndrome merupakan suatiupenyakit auto imun yang ditandai oleh produksi abnormal dari extra antibodi dalam darah yang diarahkan terhadap berbagai jaringan tubuh. Ini merupakan suatu penyakit autoimun peradangan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan mulut kering dan bibir kering (Yuliasih, 2006).PENYEBABPenyebab sjorgen syndrome tidak diketahui, ada dukungan ilmiah yang menyatakan bahwa penyakit ini adalah penyakit turunan atau adanya faktor genetik yang dapat memicu terjadinya sjorgen syndrome, karena penyakit ini kadang-kadang penyakit ditemukan pada anggota keluarga lainnya. Hal ini juga ditemukan lebih umum pada orang yang memiliki penyakit autoimun lainnya seperti lupus eritematous sistemik, autoimun penyakit tiroid, diabetes, dll (Yuliasih, 2006).PENATALAKSANAANMulut yang kering dapat dibantu dengan minum air yang banyak dan perawatan gigi yang baik untuk menghindari kerusakan pada gigi. Kelenjar dapat dirangsang dengan menghisap tetesan air lemon tanpa gula atau gliserin pembersih. Perawatan tambahan untuk gejala mulut kering adalah obat resep untuk menstimulasi air liur seperti pilocarpine dan ceuimeline. Obat-obatan ini harus dihinari oleh orang yang berpenyakit jantung, asma, dan glukoma (Yuliasih, 2006).

5. SIALORRHEASialorrhea adalah suatu kondisi medis yang detandai dengan menetesnya air liur atau sekresi saliva yang berlebihan (Yuliasih, 2006).PENYEBABPenyebab dari sialorrhea dapat bevariasi berupa gejala dan gangguan neurologis, infeksi atau keracunan logam berat dan insektisida serta efek samping dari obat-obatan tertentu (Yuliasih, 2006).PENATALAKSANAANPengobatan dan perawatan sialorrhea biasanya tergantung pada sumber penyebabnya. Apabila disebabkan oleh efek samping obat-obatan maka penanggulangannya hanya sebatas mengatur kelebihan sekresi saliva. Pada tahap awal dapat diberikan obat, jika terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat dilakukan operasi dengan mengangkat satu atau lebih glandula salivarius mayor (Yuliasih, 2006).2.3 Kelenjar LakrimalKelenjar lakrimal adalah suatu struktur glanduler yang terletak dekat dengan mata yang berperan untuk menghasilkan air mata, yang membasahi bola mata (Sloane, 2004). Kelenjar air mata menghasilkan airmata Kelenjar airmata terletak dibawak di kelopak mata Fungsi dari kelenjar airmata adalah membasahi dan membersihkan bola mata,selain itu air mata menganung zat yang dapat membunuh bibit penyakit seperti bakteri dan virus (Sloane, 2004). Kelenjar air mata di produksi di glandula lakrimalis dengan salurannya. Kemudian dari glandula lakrimalis menuju ke meatus nasi inferior. Komposisi dari air mata: 98% air,1,5 NaCl dan enzim lisosim yang mempunyai efek antibakteri (Sloane, 2004).

2.3.1 Anatomi Fisiologi Kelenjar Lakrimal1. Anataomi Kelenjar Lakrimal

A. Aparatus lakrimalis terdiri dari 2 bagian : Kelenjar lakrimalis yang berhubungan dengan pembentukan air mata (sistem sekresi lakrimal) Saluran air mata yang diteruskan ke dalam hidung (sistem ekskresilakrimal) (Sloane, 2004).B. Bagian-bagian dari aparatus lakrimalis adalah:Kelenjar lakrimalis terdapat pada fossa lakrimal, sisi medialprosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentukdan besarnya menyerupai almond, dan terdiri dari dua bagian, disebutkelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (parspalpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendekmenyamping di bawah konjungtiva (Sloane, 2004) .Kelenjar lakrimalis utama terletak pada sudut superolateral rongga mata. Ukurannya sebesar biji kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel mioepitel yang menyolok. Lobus kelenjar yang terpisah mencurahkan isinya melalui 10-15 saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks superior konjungtiva. Juga ditemukan banyak kelenjar lakrimal tambahan/assesoris dalam lamina propria kelopak mata atas dan bawah. Kelenjar lakrialis menghasikan air mata (Sloane, 2004) .Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air mata berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab, kedipan kelopak mata akan menyebabkan air mata tersebar di atas kornea seperti wiper pada kaca mobil dan berguna untuk mengeluarkan benda asing seperti partikel debu. Penguapan air mata yang berlebihan dicegah oleh suatu lapisan/film mukus (dari sel goblet konjungtiva tarsal) di atas film air dan minyak (dari kelenjar meibom) (Sloane, 2004) .Air mata disapukan ke arah medial dan kelebihannya memasuki pungta lakrimal (lacrimal puncta) yang terletak disetiap sudut medial palpebra superior dan inferior.Dari sini air mata kemudian masuk ke kanalikuli lakrimal (lacrimal canaliculi), dan akhirnya masuk sakus lakrimal. Dinding kanalikuli lakrimal tersusun oleh epitel bertingkat silindris bersilia. Sakus lakrimalis merupakan bagian superior duktus nasolakrimalis yang melebar. Air mata kemudian masuk ke duktus nasolakrimal yang juga dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia. Dari sini air mata kemudian dikeluarkan ke meatus inferior yang terletak di dasar rongga hidung. Ini yang menyebabkan mengapa pada saat menangis, hidung pun ikut menangis, karena rongga yang dilewati oleh air mata adalah dasar ronggga hidung (Sloane, 2004) .Kelenjar aksesori ( kelenjar wolfring dan kelenjar Krause ) Kelenjar asesoris ini termasuk kelenjar Krause dan kelenjar Wolfring. Kedua kelenjar ini terletak dalam dibawah substansi propria (Sloane, 2004) .a. Pungtum lakrimalisukuran punctum lakrimalis dengan diameter0.3 mm terletak di sebelah medial bagian superior dan inferior darikelopak mata. Punctum relatif avaskular dari jaringan disekitarnyaselain itu warna pucat dari punctum ini sangat membantu jikaditemukan adanya sumbatan. Punctum lalkrimalis biasanya tidakterlihat kecuali jika kelopak bawah mata dibalik sedikit. Jarak superiordan inferior punctum 0,5 mm, sedangkan jarak masing-masing kecanthus medial kira-kira 6,5mm dan 6,0 mm. Air mata dari canthusmedial masuk ke punctum lalu masuk ke canalis lakrimalis (Sloane, 2004) .b. Kanalikuli lakrimalis Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawalpada orifisium yang sangat kecil, bernamapuncta lacrimalia, padapuncakpapilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral (Sloane, 2004) .c. Lacrimal apparatus (apparatus lacrimalis)Apparatus lakrimal terdiri dari (a) kelenjar lakrimal, yang mensekresikan air mata, dan duktus ekskretorinya, yang menyalurkan cairan ke permukaan mata; (b) duktus lakrimal, kantung (sac) lakrimal, dan duktus nasolakrimal, yang menyalurkan cairan ke celah hidung (Sloane, 2004).d. Lacrimal gland (glandula lacrimalis) terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond, dan terdiri dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di bawah (Sloane, 2004).e. Lacrimal ducts (lacrimal canals)berawal pada orifisium yang sangat kecil, bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral lacrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter (Sloane, 2004).f. Lacrimal sac (saccus lacrimalis)ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal (Sloane, 2004).g. Nasolacrimal duct (ductus nasolacrimalis; nasal duct)kanal membranosa, panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak sempurna, plica lacrimalis (Hasneri), dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior (Sloane, 2004).2. Fisiologi Kelenjar Lakrimal Lapisan Air MataLapisan air mata sendiri terdiri dari tiga lapisan yaitu:a. Lapisan minyak; merupakan lapisan terluar yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar kecil pada pinggir kelopak mata yang bernama kelenjar Meibom. Fungsi dari lapisan minyak ini adalah untuk melicinkan permukaan mata dan mengurangi penguapan air mata. Lapisan minyak merupakan lapisan terluar yang dihasilkan.b. Lapisan air; merupakan lapisan tengah yang dihasilkan oleh sel sel yang tersebar pada konjungtiva (selaput bening mata). Lapisan ini berfungsi membersihkan mata dan mengeluarkan benda-benda asing ataupun iritan yang masuk ke dalam mata.c. Lapisan lendir; merupakan lapisan terdalam yang berfungsi membantu agar air mata tersebar rata pada permukaan mata dan membantu agar mata tetap lembab (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).2.3.2 Kelainan Kelenjar Lakrimal1. Dakriosistitis (Infeksi Kantong Air Mata) Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata. PENYEBABDakriosistitis biasanya terjadi akibat penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung) (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003). PENGOBATAN Infeksi diobati dengan antibiotik per-oral (melalui mulut) atau intravena (melalui pembuluh darah). Daerah kantong air mata juga boleh dikompres hangat. Jika terbentuk abses, dilakukan pembedahan untuk membuka dan membuang nanahnya. Untuk infeksi menahun, penyumbatan duktus nasolakrimalis bisa dibuka dengan bantuan jarum atau melalui pembedahan (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).2. Hordeolum (Stye) Hordeolum (Stye) adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar. PENYEBAB Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkani tepi atau di bawah kelopak mata. Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan. Oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus) Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis. Hordeolum bisa timbul secara berulang (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).

GEJALA Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003). PENCEGAHAN Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata. Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).3. KalazionKalazion adalah sebuah massa kecil di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak yang kecil di dalam kelopak mata (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003). PENYEBABKalazion tumbuh di dalam kelenjar Meibom pada kelopak mata. Hal ini terjadi akibat penyumbatan pada saluran kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata. PENGOBATAN Pengobatan utama adalah kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari. Pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan. Kalazia seringkali menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 1 bulan. Jika kalazion terus membesar mungkin perlu diangkat melalui pembedahan. Pembedahan biasanya dilakukan dari bawah kelopak mata untuk menghindari pembentukan jaringan parut di kulit. Obat tetes mata yang mengandung antibiotik biasanya digunakan beberapa hari sebelum dan sesudah pengangkatan kalazion (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).4. Sindroma mata keringUntuk mengenali gejala awal terjadinya serangan mata kering, bisa dilihat dari keluhan pasien ketika datang berobat ke rumah sakit. Keluhan itu, biasanya pasien merasakan sesuatu mengganjal di dalam mata, atau di dalam mata seperti ada benda asing (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).Gejala lain yang kemudian bisa diketahui adalah pasien akan merasakan matanya seperti berpasir, terkadang mata terasa terbakar, silau jika terkena cahaya walaupun sebenarnya cahaya yang masuk tidak terlalu terang (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).Selain memberikan air mata buatan, untuk mencegah terjadinya sindrom mata kering, disarankan kepada pasien untuk menggunakan kaca mata pelindung, yang berfungsi melindungi mata dari panas berlebih atau debu . Sindrom mata kering merupakan gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Angka kejadian sindrom mata kering ini lebih banyak pada wanita (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003). Sindrom mata kering ditandai oleh adanya rasa iritasi, berpasir, panas, pedih, nrocoh dan rasa lengket terutama pada saat bangun pada pagi hari, kadang timbul rasa gatal dan penglihatan yang kabur. Gejala-gejala ini dirasakan lebih buruk pada saat berada pada kondisi lingkungan yang berangin, pada ruangan ber-AC, atau setelah membaca /bekerja dengan komputer dalam jangka waktu yang lama.

Salah satu solusi untuk kondisi ini adalah menggunakan tetes mata yang merupakan air mata buatan dapat digunakan sebagai pelumas mata serta menggantikan cairan mata yang hilang (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).Air mata buatan ini boleh dipakai setiap hari sebanyak 1-2 tetes setiap 4 jam, atau bahkan dengan adanya kemasan air mata buatan yang non preservative (tanpa bahan pengawet), air mata buatan ini boleh dipakai sesering mungkin sampai beberapa kali dalam satu jam, ujarnya (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).Cara lain untuk menjaga kelembaban permukaan mata ialah dengan menggunakan humidifier di saat cuaca kering dan kaca mata pelindung di saat berada pada kondisi berangin. Hal-hal yang meningkatkan kekeringan seperti asap rokok dan cuaca panas harus dihindari (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).Penderita sindrom mata kering pada fase awal mungkin hanya memerlukan tetes air mata buatan untuk mengurangi gejala yang dirasakan, namun pada mata yang sangat kering dapat menimbulkan kerusakan yang serius pada mata, karena itu pemeriksaan ke dokter spesialis mata sangat diperlukan (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).2.4 Sindrom Sjorgen2.4.1 PengertianSindrom sjorgen adalah suatu penyakit autoimun yang menyebabkan berkurangnya sekresi kelenjar saliva dan kelenjar eksotrin tubuh lain. Sjorgen terjadi apabila suatu sistem imun tubuh menyerang dan mengahancurkan sel sel penyusun kelenjar saliva, kelenjar air mata dan kelenjar eksotrin tubuh lainnya (Hanri, 2009). GEJALA KLINISGejala-gejala utama pada sindrom ini adalah kekeringan mulut dan mata. Lainnya, sindrom Sjgren juga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, hidung, dan vagina. Sindrom ini juga dapat memengaruhi organ lainnya seperti ginjal, pembuluh darah, paru-paru, hati, pankreas, dan otak. Sembilan dari sepuluh pasien Sjgren adalah wanita dan usia rata-rata pada akhir 40-an. Selebihnya penyakit ini dapat timbul pada pria dan wanita segala umur. (Hanri, 2009). Menurut ( Alimudiarnis, 2009) tanda dan gejala sindrom Sjogren yaitu :1. Mulut KeringMeskipun terdapat berbagai penyebab, mulut kering pada sindrom Sjogren adalah salah satu yang paling sulit ditangani. Antibodi yang menyerang dan menghancurkan sel-sel kelenjar eksokrin menyebabkan kehancuran sel-sel kelenjar ludah. Karena itu, penderita akan mengalami penurunan produksi air liur. Kondisi ini menyebabkan mulut kering, sulit menelan, serta sulit mengunyah dan berbicara ( Alimudiarnis, 2009).2. Karies GigiAir liur memiliki banyak fungsi penting. Salah satu fungsi utama, selain lubrikasi, adalah air liur membantu memerangi kerusakan gigi. Air liur mengandung banyak senyawa antibakteri seperti tiosianat, hidrogen peroksida, dan imunoglobulin A. Semua senyawa ini membantu memerangi dan mencegah karies gigi ( Alimudiarnis, 2009).3. Pembengkakan Kelenjar LudahGejala lain sindrom Sjogren adalah pembengkakan kelenjar ludah.Pembengkakan sering terlihat dekat sudut mulut akibat pembengkakan kelenjar parotis ( Alimudiarnis, 2009).4. Mata keringMata kering disebabkan karena sel-sel kelenjar lakrimal dihancurkan oleh antibodi sehingga terjadi kekurangan produksi ari mata. Kondisi ini menyebabkan banyak masalah seperti iritasi parah, mata sangat kering dan gatal serta ulserasi kornea ( Alimudiarnis, 2009).5. Hidung dan tenggorokan keringGejala sekunder dari sindrom sjogren termasuk kekeringan pada hidung, tenggorokan dan paru-paru. Hal ini menyebabkan batuk, suara serak, epistaksis (mimisan) dll. Kondisi ini juga akan meningkatkan kerentanan seseorang mengalami penyakit paru dan pernapasan seperti pneumonia dan bronkitis.6. Kulit Kering Karena penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, kulit menjadi kering dan bersisik. Kulit kering menyebabkan iritasi dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit kulit lainnya ( Alimudiarnis, 2009).2.4.2 Penyebab Penyakit AutoimunAda beberapa penyebab penyakit autoimun diantaranya :1. Terjangkitnya virus2. Adanya UV dari sinar matahari3. Lodine4. Stress dan kecemasan yang berkepanjangan5. Karena sedang masa kehamilan6. Lemahnya kekebalan tubuh yang dikarenakan alcohol, tembakau dan mereka yang melaksanakan diet dengan cara tidak benar ( Kurien, 2005).Dalam spesifiknya penyakit autoimun disebabkan karena autoimmune disorders yaitu mekanisme tubuh untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dan ketika kekebalan tubuh rusak maka biasanya akan terjadi penyerangan balik (counter attack). Dan kebanyakan faktor genetik atau keturunan yang menjadi penyebab penyakit autoimun ini ( Kurien, 2005).2.4.3 Mekanisme AutoimunDiagnosis penyakit autoimun ditegakkan bila keadaan autoimun (respons imun terhadap diri sendiri) berhubungan dengan pola gejala dan tanda klinik yang dikenali. Keadaan autoimun biasanya ditetapkan berdasarkan deteksi adanya antibodi yang khas dalam sirkulasi penderita ( Kurien, 2005).Ada dua teori utama yang menerangkan mekanisme terjadinya penyakit autoimun. Yang pertama adalah autoimun disebabkan oleh kegagalan pada delesi normal limfosit untuk mengenali antigen tubuh sendiri. Teori yang berkembang terakhir adalah autoimun disebabkan oleh kegagalan regulasi normal dari sistem imunitas (yang mengandung beberapa sel imun yang mengenali antigen tubuh sendiri namun mengalami supresi). Nampaknya kombinasi faktor lingkungan, genetik dan tubuh sendiri berperan dalam ekspresi penyakit autoimun ( Kurien, 2005).

2.4.4 Penatalaksanaan dan Pengobatan Sindrom SjorgenA. PENATALAKSANAAN MEDIS Banyak orang yang dapat mengatasi mata kering dan mulut kering yang terkait dengan sindrom Sjogren dengan menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas dan minum air lebih sering. Tetapi beberapa orang mungkin membutuhkan resep obat dari dokter, atau bahkan operasi (Sumariyono, 2008).B. PENGOBATANa. Obat-obatan Tergantung pada gejala yang terjadi pada pasien, obat yang biasa diberikan oleh dokter, antara lain: 1. Obat untuk meningkatkan produksi air liur Obat-obatan jenis ini antara lain, pilocarpine (Salagen) dan cevimeline (Evoxac) dapat meningkatkan produksi air liur, dan kadang-kadang juga meningkatkan produksi air mata. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain berkeringat, sakit perut, diare, dan sering buang air (Sumariyono, 2008).2. Obat untuk komplikasi tertentu dari sindrom Sjogren Jika sindrom ini berkembang menjadi gejala-gejala seperti arthritis, dapat diatasi dengan obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat arthritis yang lain. Jika terjadi infeksi jamur oleh karena keringnya rongga mulut, harus diobati dengan obat antijamur (Sumariyono, 2008).3. Obat untuk mengatasi semua gejala sindrom Sjogren secara luas Hydroxychloroquine (Plaquenil) merupakan obat yang dirancang untuk mengobati malaria, obat ini sering membantu dalam mengobati sindrom Sjogren. Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti methotrexate atau siklosporin, mungkin juga akan diresepkan oleh dokter (Sumariyono, 2008).b. Oprasi Untuk mengurangi kering pada mata, dapat dipertimbangkan untuk menjalani prosedur bedah minor untuk menutup saluran air mata. Saluran air mata tersebut merupakan saluran yang mengeluarkan air mata dari mata (punctal occlusion) dan menyebabkan air mata habis, sehingga mata kering. Kolagen atau silikon dapat dimasukkan ke dalam saluran sebagai penutup sementara. Tindakan operasi yang lain juga dapat dengan menggunakan laser untuk menutup saluran air mata secara permanen (Sumariyono, 2008).2.5 Xerostomia2.5.1 PengertianXerostomia adalah keadaan di mana mulut kering akibat pengurangan atau tiadanya aliran saliva. Xerostomia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejaladari pelbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi dikepala dan leher, atau efek samping dari pelbagai jenis obat. Dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar saliva (Glass, miles, 2000). 2.5.2 Faktor Penyebab Timbulnya Xerostomia1. Gangguan pada kelenjar saliva Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva.Sialodenitis kronis lebih sering mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus. Kistakista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva. Sindroma Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva, Sindroma Sjogren merupakan penyakit autoimun. jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva (Glass, miles, 2000).2. Keadaan fisiologisTingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering.Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva (Glass, miles, 2000).3. Penggunaan obat-obatanBanyak sekali obat yang mempengaruhi sekresi saliva. Obat-obatan tersebut mempengaruhi aliran saliva secara langsung dengan memblokade sistem syaraf dan menghambat sekresi saliva. Oleh karena sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem syaraf parasimpatis, obat-obatan dengan pengaruh antikolinergik akan menghambat paling kuat pengeluaran saliva. Obatobatan dengan pengaruh anti -adrenergik (yang disebut -bloker) terutama akanmenghambat sekresi ludah mukus. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi saliva dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi aliran darah ke kelenjar (Glass, miles, 2000).4. Usia Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan inidisebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubahkomposisinya. Seiring dengan meningkatnya usia, dengan terjadinya proses aging, terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak, lining sel duktus intermediate mengalami atropi. Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva (Glass, miles, 2000).

2.6 Nyeri2.6.1 Pengertian Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakanjaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam kerusakan tersebut (Tamsuri, 2007).Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atautingkatannya,dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tamsuri, 2007).Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Tamsuri, 2007).26.2 Klasifikasi NyeriMenurut Hidayat pada tahun 2008, klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yakni :1) Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang tidak melebihi enam bulan, serta ditandai adanya peningkatan tegangan otot ( Syaifuddin, 2007).2) Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu lebih dari enam bulan ( Syaifuddin, 2007). Berdasarkan Letak Nyeri :1. Nyeri Neuropatik PeriferPada nyeri neuropatik perifer Letak lesi di sistem perifer, mulai dari saraf tepi, ganglion radiks dorsalis sampai ke radiks dorsalis. Contoh: Diabetik Periferal Neuropati (DPN), Post Herpetik Neuralgia (PHN), Trigeminal neuralgia, CRPStipe I, CRPS tipe II (Tamsuri, 2007).

2. Nyeri Neuropatik Sentral Letak lesi dari medula spinalis sampai ke korteks. Contoh: Nyeri post stroke, Multiple Sclerosis, Nyeri post trauma medula spinalis (Tamsuri, 2007). Berdasarkan waktu terjadinya :1. Nyeri Neuropatik AkutNyeri yang dialami kurang dari 3 bulan. Contoh Neuralgia herpetika, Acute Inflammatory Demyelinating Neurophaty (Tamsuri, 2007).2. Nyeri Neuropatik KronikNyeri yang dialami lebih dari 3 bulan. Nyeri neuropatik kronis juga dibedakan menjadi:a. Malignan (nyeri keganasan, post operasi, post radioterapi, post chemoterapib. Non Malignan (neuropati diabetika, Carpal Tunnel Syndrome, neuropati toksis, avulsi pleksus, traumamedula spinalis, neuralgia post herpes (Tamsuri, 2007).