bab ii

33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007). Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Istiari, 2000). Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang 48

Upload: aikohama89

Post on 16-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan serangkaian proses yang berjalan terus menerus dan berada dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya suatu penyakit akibat tidak seimbangnya antara kesehatan pejamu/manusia (host), agen (agent), dan lingkungan (environtment). Ketiga hal tersebut membentuk suatu hubungan segitiga yang saling berkaitan, disebut dengan triads epidemiology/triagle epidemiology.

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Pengetahuan

2.1.1.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Istiari, 2000).Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

2.1.1.2 Cara Mendapatkan Pengetahuan Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: 1. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :a. Cara Coba Salah (Trial Dan Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaa baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

d. Melalui Jalan Pikiran Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran. 2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (Notoatmodjo, 2007).

2.1.1.3 Tingkat Pengetahuan

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall).Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Sukmadinata (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1. Faktor internal Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah tubuh orang itu sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitifnya. 2. Faktor eksternal a. Tingkat pendidikan

Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap informasi yang datang. Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001).

Pendidikan diklasifikasikan menjadi : Pendidikan tinggi: akademi/ PT Pendidikan menengah: SLTP/SLTA Pendidikan dasar : SD

Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998).

Wiet Hary dalam Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. b. Papan media masa

Media masa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi dari media masa.

c. Ekonomi

Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

d. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi.

e. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih baik dalam mengambil keputusan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh faktor tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengaruh dari intelektual, afektif, kognitif dan pengalaman manusia sebagai subjek akan mempengaruhi pengetahuannya terhadap suatu objek yang terjadi melalui pengindraan.

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2007).

Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. seseorang yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan (Cherin, 2009)

2.1.1.5 Sumber Pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli agama, pemegang peerintahan, dan sebagainya (Notoatmojo, 2007).

2.1.1.6 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo, 2007).

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan hasilnya berupa persentasi dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

Secara umum tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi 3, yaitu

1) Kategori Baik

: 79-100 %

2) Kategori Cukup : 56-78 %

3) Kategori Kurang: 5METs disarankan untuk berlatih 3 kali per minggu pada har yang berselingan. Individu dengan jenis latihan beban sebaiknya juga berlatih tiga kali dalam semimngu pada hari yang berselingan. Latihan dengan frekuensi intensif sebaiknya juga dilakukan dengan jenis latihan beban dan non beban secara bergantian. Hal yang dihindari adalah latihan beban yang dilakukan lebih dari 5 kali dalam seminggu. Latihan jenis ini dengan frekuensi yang tinggi meningkatkan resiko cedera ortopedik (Andersen, 1999).2.1.2.5 Olahraga Untuk LansiaBanyak perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya perubahan pada komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi dan kognisi. Pada lansia, ada penurunan massa otot, perubahan distribusi darah ke otot, penurunan PH dalam otot, otot menjadi lebih kaku, dan ada penurunan kekuatan otot. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot, massa otot, perfusi otot dan kecepatan konduksi saraf ke otot.Massa tulang menurun 10 % dari massa puncak tulang pada usia 65 tahun dan 20 % pada usia 80 tahun. Tulang, sendi dan otot saling terkait. Jika sendi tidak dapat digerakkan sesuai dengan ROM-nya maka gerakan menjadi terbatas sehingga fleksibilitas menjadi komponen esensial dari program latiuhan bagi lansia. Jika suatu sendi tidak digunakan, maka otot yang melintasi sendi akan memendek dan mengurangi ROM. Riset menunjukkan bahwa olahraga teratur menjadi salah satu hal penting untuk mencegah osteoporosis karena olahraga dapat meningkatkan massa tulang, kepadatan, dan kekuatan pada lansia. Olahraga yang direkomendasikan bagi lansia yang mengalami osteoporosis sebaiknya yang tidak membebani tubuh seperti bersepeda atau latihan didalam air ( berenang).Perubahan pada sistem kardiovaskular ditandai dengan adanya perubahan anatomi di jantung dan pembuluh darah, menurunnya denyut nadi maksimal, meningkatnya tekanan darah, hipotensi postural, perubahan dalam pemulihan denyut nadi setelah aktivitas fisik, menurunnya jumlah darah yang dipompa dalam tiap denyutan dan perubahan dalam darah (sel darah merah, hemoglobin). Latihan pada penderita penyakit kardiovaskular difokuskan pada latihan aerobik 30-60 menit per hari untuk menurunkan tekanan darah.Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari dalam seminggu. Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara menyenangkan.

Partisipasi lansia dalam aktivitas fisik yang teratur atau program latihan fisik yang terstruktur sangat disarankan dan mempunyai banyak manfaat. Perbaikan cara berjalan, keseimbangan, kapasitas fungsional tubuh secara umum, dan kesehatan tulang dapat diperoleh melalui latihan. Kesehatan olahraga bagi lansia merupakan hal penting yang harus diprogramkan, baik dari petugas kesehatan, profesional olahraga maupun masyarakat.2.2 Kerangka Teori

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Sukmadinata (2007), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Gambar 2.1 : Kerangka teori pengetahuan menurut Sukmadinata 2007

2.3 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di RT 002/RW 04 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep2.4 Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lainTabel 2.2. Definisi Operasional Diagnosis dan Intervensi Komunitas Area Masalah Pengetahuan Olahraga Pada Daerah Keluarga Binaan RT 002/ RW 04 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten TangerangNoVARIABELDEFINISI OPERASIONALALAT UKURCARA UKURHASILSKALA

1.Pengetahuan Olahraga Pemahaman responden tentang definisi olahraga(Gale Encyclopedia Of Medicine,2008), jenis olahraga, manfaat olahraga (CDC,2011), durasi olahraga (AHA,2011 ) dan frekuensi olahraga (AHA,2011).KuesionerWawancaraBaik : 79-100 %Cukup : 56-78 %

Kurang : < 56 %Ordinal

2.PendidikanJenjang pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh responden.KuesionerWawancaraBaik : SMASedang : SMP

Rendah : SDOrdinal

3.Paparan media massaInformasi yang didapatkan tentang olahraga dari media elektronik dan media cetak, atau penyuluhan.KuesionerWawancaraAda, jika 1Tidak Ada, jika < 1Nominal

Tabel 2.2. Definisi Operasional Diagnosis dan Intervensi Komunitas Area Masalah Pengetahuan Olahraga Pada Daerah Keluarga Binaan RT 002/ RW 04 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang (Lanjutan)

NoVARIABELDEFINISI OPERASIONALALAT UKURCARA UKURHASILSKALA

4.EkonomiPemanfaatan sumber ekonomi oleh responden sebagai sarana dan prasarana untuk memperoleh pengetahuan mengenai olahragaKuisionerWawancaraBaik jika 2

Cukup jika = 1

Kurang jika < 1Ordinal

5.Hubungan SosialInteraksi antara responden dengan keluarga lain di lingkungan sekitar berupa ajakan oleh tetangga kepada responden dan ajakan responden untuk tetangga dalam melakukan olahraga

KuesionerWawancaraBaik, jika 1Buruk, jika < 1

Ordinal

6.PengalamanSesuatu yang pernah dirasakan, didengarkan, dan dialami oleh responden dalam hal olahragaKuesionerWawancara

Ada, jika 1Tidak Ada, jika < 1

Nominal

Paparan Media Massa

Hubungan Sosial

Pendidikan

Rohani

Jasmani

Hubungan Sosial

Faktor Eksternal

Ekonomi

Pengalaman

Pengetahuan

Olahraga

Paparan Media Massa

Pendidikan

Ekonomi

Faktor Internal

Pengalaman

Pengetahuan

68