bab ii

20
4 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indonesia Power UBP Kamojang PT Indonesia Power adalah sebuah perusahaan pembangkitan tenaga listrik yang didirikan pada 3 Oktober 1995, memiliki 133 unit pembangkit yang tersebar di lokasi-lokasi strategis dipulau jawa dan bali. Unit-unit itu dikelola dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkit (UBP), salah satunya adalah UBP Kamojang. Gambar 2.1 Lokasi UBP Kamojang PLTP Kamojang Unit Bisnis Pembangkit Kamojang berlokasi di daerah perbukitan sekitar 1500 meter dari permukaan laut dan 42 km ke arah tenggara kota bandung, terdiri dari tiga sub Unit Bisnis Pembangkit , yaitu : Sub UBP Kamojang, Sub UBP Darajat, Sub UBP Gunung Salak. Unit Bisnis Pembangkit ini mengelola dan mengoperasikan tujuh Pusat Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP). UBP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara resmi presiden Soeharto baru meresmikan operasi Unit I pada 7 Februari 1983. Kemudian, Unit II dan Unit III beroperasi masing-masing pada Juli 1987 dan November 1987. Pembangunan PLTP di Sub UBP Derajat diselesaikan pada 1993, mulai beroperasi pada 6 Oktober 1994, diikuti dengan pembangunan PLTP di Sub

Upload: aro

Post on 11-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pandangan umum tentang PT Indonesia Power UBP Kamojang

TRANSCRIPT

  • 4BAB II

    TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indonesia Power UBP Kamojang

    PT Indonesia Power adalah sebuah perusahaan pembangkitan tenaga

    listrik yang didirikan pada 3 Oktober 1995, memiliki 133 unit pembangkit

    yang tersebar di lokasi-lokasi strategis dipulau jawa dan bali. Unit-unit itu

    dikelola dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkit (UBP), salah

    satunya adalah UBP Kamojang.

    Gambar 2.1 Lokasi UBP Kamojang PLTP Kamojang

    Unit Bisnis Pembangkit Kamojang berlokasi di daerah perbukitan sekitar

    1500 meter dari permukaan laut dan 42 km ke arah tenggara kota bandung,

    terdiri dari tiga sub Unit Bisnis Pembangkit , yaitu : Sub UBP Kamojang, Sub

    UBP Darajat, Sub UBP Gunung Salak. Unit Bisnis Pembangkit ini mengelola

    dan mengoperasikan tujuh Pusat Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP).

    UBP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara

    resmi presiden Soeharto baru meresmikan operasi Unit I pada 7 Februari

    1983. Kemudian, Unit II dan Unit III beroperasi masing-masing pada Juli

    1987 dan November 1987.

    Pembangunan PLTP di Sub UBP Derajat diselesaikan pada 1993, mulai

    beroperasi pada 6 Oktober 1994, diikuti dengan pembangunan PLTP di Sub

  • 5Gunung Salak yang terdiri dari Unit I yang mulai beroperasi pada 12 Maret

    1994, Unit II yang mulai beroperasi 12 Juni 1994 dan Unit III yang

    beroperasi pada 16 Juni 1997.

    Pada awal operasinya Unit Gunung Salak I, II dan III kapasitas terpasang

    masing-masing unit adalah 55 MW, pada tahun 2005 kapasitas unit

    ditingkatkan menjadi masing-masing 60 MW.

    Panas bumi adalah energi terbarukan yang bersih dan memiliki beberapa

    keunggulan : mudah didapat secara kontinyu dalam jumlah besar,

    ketersediaan tidak terpengaruh oleh cuaca, bebas polusi udara karena tidak

    menghasilkan gas berbahaya. Lapangan panas bumi Kamojang diperkirakan

    memiliki potensi energi sebesar 300 Mwe. Indonesia merupakan Negara

    dengan potensi panas bumi sebesar 27 GWe (potensi panas bumi dunia 50

    GWe). Potensi ini perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi

    dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang

    semakin menipis.

    Saat ini UBP Kamojang mengoperasikan PLTP dengan kapasitas total

    sebesar 375 MWe.

    2.2 Visi dan Misi Perusahaan

    Adapun visi dan misi perusahaan yaitu :

    Visi Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat

    dengan lingkungan

    MisiMelakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan

    usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang

    sehat, guna manjamin kebersamaan dan pengembangan perusahaan dalam

    jangka panjang.

    2.3 Struktur Organisasi UBP Kamojang

    Pelaksanaan struktur organisasi ini disesuaikan dengan SK Direksi PT

    Indonesia Power No. 032.K/010/IP/2008.

  • 61. General Manager

    General Manager (GM) pemimpin dan pengurus unit pembangkit

    sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya. Adapun tugas dari seorang

    GM, sebagai berikut :

    Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang mempengaruhi serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan,

    peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

    Menyusun rencana strategi PLTP Kamojanguntuk mencapai tujuan sesuai dengan lapangan usahanya, dengan meningkatkan strategi dan

    kebijaksanaan perusahaan dan memproses pengesahan Direksi.

    Mengarahkan dan membina program-program operasi pemeliharaan dan unit pembangkit.

    Menetapkan standar-standar produsen pelaksanaan meliputi operasi, pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan dan akutansi dengan

    memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.

    2. Engineer (Mesin, Listrik, Instrumen dan Kontrol)

    Tugas menager Engineer, yaitu membantu GM dalam penyusunan

    anggaran keuangan dan akutansi, pembinaan, pengembangan manajemen

    pengelolaan lingkunga, serta melaksanakan target kinerjanya. Peranan

    engineer di perusahaan adalah memimpin danmengelola bidang masing-

    masing untuk mencapai target dan sasaran unit bisnis.

    3. Manager Operasi dan Pemeliharaan

    Tugas manager operasi dan pemeliharaan adalah mengkoordinasikan

    pengelolaan operasi dan pemeliharaan dengan kegiatan utama sebagai

    berikut :

    Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi. Penyusuna rancangan operasional penggunaan uap. Pengembangan sistem dan prosedur operasi. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi. Pengelolaan penjualan energi. Pengendalian keandalan dan efisiensi pengoperasian. Pembianaan kompetensi bidang operasi pembangkit.

  • 74. Manager Keuangan dan Administrasi

    Tugas manager sistem dan SDM adalah mengkoordinasikan

    pengelolaan sumber daya manusia dan sistem informasi bisnis

    pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut :

    Administrasi kepegawaian. Pengelolaan implementasi budaya perusahaan. Penyusunan anggaran unit bisnis. Pengelolaan keuangan. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan laporan

    keuangan.

    5. Sps Keamanan dan Humas

    Tugas manager humas adalah melaksanakan pengelolaan humas dan

    pengembangan komunitas dengan kegiatan utama sabagai berikut :

    Pengelolaan humas dan pengembangan komunitas. Pengelolaan kesektariatan dan rumah tangga. Pengelolaan fasilitas kerja. Pengelolaan K3 dan lingkungan

    6. Manager Unit PLTP

    Tugas pokok manager unit PLTP adalah mengelola kegiatan

    pengoperasian dan pemeliharaan PLTP yang menjadi pengawasannya

    dengan kegiatan utama sebagai berikut :

    Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTP Pengendalian pelaksanaan sistem dan produser operasi serta

    pemeliharaan.

    Pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTP sesuai dengan kebutuhan sistem.

    Pengawasan kegiatan administrasi umum dan keamanan.

  • 82.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bertujuan untuk

    menjamin keselamatan karyawan dan keutuhan unit pembangkit yang ada

    melalui beberapa langkah pencegahan, antara lain :

    Pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja. Menyediakan peralatan keselamatan kerja yaitu safety shoes, helm, ear

    plug, sabuk pengaman, pagar pengaman, pemadam kebakaran, dan lain

    sebagainya.

    Pembinaan SDM melalui training baik dilapangan maupun ruang kelas. Pemeliharaan fasilitas keselamatan yang ada sehinggga selalu dalam

    kondisi siap pakai.

    2.5 Pengelolaan Lingkungan

    Kegiatan pemantauan dan pengelolaan lingkungan sudah dilaksanakan

    sejak awal, baik mulai tahap prakonstruksi, konstruksi maupun tahap operasi

    dan telah mendapatkan persetujuan komisi amdal pusat Departemen

    Pertambangan dan Energi.

    Tujuan pokok dari kegiatan ini adalah ikut menjaga kelestarian lingkungan

    dengan cara sebagai berikut :

    Penghematan penggunaan sumber daya alam. Pemantauan secara rutin kualitas limbah dan menekan sekecil mungkin

    kuantitasnya.

    Ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sosial bagi masyarakat di sekitarnya.

    Pemanfaatan tenaga kerja yang berada di sekitar unit pembangkit baik sebagai karyawan tetap maupun tenaga borongan.

  • 92.6 Peralatan Peralatan Pada PLTP Kamojang

    Adapun peralatan-peralatan utama pada PLTP Kamojang antara lain :

    2.6.1 Vent Structure

    Gambar 2.2 Vent Structure

    Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP dilengkapi dengan

    bangunan pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini dilengkapi

    dengan katup-katup pengatur yang sistem kerjanya secara pneumatic,

    biasanya dioperasikan secara manual maupun otomatis dari ruang kontrol.

    Peralatan ini berfungsi :

    - Pengatur tekanan agar tekanan uap yang masuk ke turbin selalu

    konstan.

    - Katup pengamannya yang akan membuang tekanan lebih, apabila

    terjadi-sudden trip.

    2.6.2 Receiving Header

    Gambar 2.3 Receiving Header

  • 10

    Steam header adalah merupakan tabung silinder berdiameter 1.800

    mm dan panjang 19.500 mm. Alat tersebut dipergunakan untuk

    menampung uap dari beberapa sumur produksi melalui pipa transmisi,

    dengan demikian apabia diluar dugaan ada kerusakan atau perbaikan salah

    satu sumur, tidak akan mengganggu operasi dari unit pembangkit.

    Pada tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan

    uap, ini dimaksudkan agar tekanan uap yang diperlukan untuk memutar

    sudu-sudu turbin senantiasa tetap. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap

    akan membuang kelebihan uap secara otomatis, melalui katup pengatur

    uap.

    Jalan masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur

    berdiameter 800 mm, sedangkan untuk yang suplai uap berdiameter 600

    mm.

    2.6.3 Separator

    Gambar 2.4 Separator

    Separator berfungsi untuk membersihkan / menyaring uap dari

    partikel-partikel berat, karena uap yang untuk keperluan benar-benar harus

    terbebas dari kontaminasi.

    Separator yang digunakan adalah jenis Cyclon, artinya aliran uap

    yang masuk ke separator akan berputar kemudian dengan pengaruh gaya

    sentrifugal partikel-partikel berat akan terlempar jatuh ke bawah,

    sementara uap yang sudah bersih akan mengalir ke demister (mist

    eliminator).

  • 11

    2.6.4 Demister (Mist Eliminator)

    Gambar 2.5 Demister

    Demister adalah sebuah peralatan berupa tabung berukuran 14,5 m3,

    di dalamnya terdapat kisi-kisi dari baja yang berfungsi untuk

    mengeliminasi butir-butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur

    panas bumi.

    Demister berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah terjadinya

    masalah dalam turbin, penyaringan ini sangat efektif dan efisien

    untukmengurangi terjadinya carry-over Cl, SiO2, Fe, Fe2O3, masuk

    kedalam turbin. Beberapa alasan untuk mengurangi defosit dalam turbin

    penyaringan (corrugated plate) ini adalah sebagai berikut:

    a. Pada separator yang menggunakan sistem cyclone-centrifugal-

    type, pemisah antara uap dan air panas didasarkan pada perbedaan

    yang terjadi antara uap dan air panas didasarkan pada perbedaan

    yang terjadi dari gaya sentrifugal dan berat jenis antara air dan uap

    jenuh, akan tetapi pemisahan tersebut tidak dapat secara sempurna

    memisahkan moisture (uap lembab) dari uap jenuh tersebut.

    b. Dengan mempergunakan corrugated-plate (penyaring) moisture

    dapat dipisahkan dengan uap jenuh sedemikian rupa sedemikian

    rupa sehingga kebasahan uap dapat diperkecil. Dengan cara ini

    pemisahan didasarkan dari perbedaan inersia antara air dan uap,

    dan juga didasarkan dari daya lekat permukaan basah dari

  • 12

    corrugated-plate tersebut. Di dalam demister ini kecepatan uap

    menurun sehingga didapat efek pemisahan yang bertambah baik.

    2.6.5 Katup Pengatur (Governor Valve)

    Dua katup pengatur dipasang pada masing-masing pipa uap masuk

    kiri dan kanan dari turbin. Katup bekerja dengan sistem hidraulik, yang

    diatur oleh pengatur governor turbin sebagai respon dari putaran turbin

    atau adanya perubahan beban. Sedangkan dalam keadaan darurat, katup-

    katup tersebut dapat segera menutup secara otomatis.

    Pada peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem

    untuk melakukan steam free test, yakni suatu kegiatan menutup atau

    membuka katup yang dilakukan secara periodik, pada saat operasi dengan

    maksud agar tidak terjadi kemacetan pada katup.

    Pada saat unit trip dalam keadaan darurat, governor valve tertutup

    secara otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara manual

    pada katup sesuai keinginan kita. Steam free test ini dapat dioperasikan

    secara otomatis, pada saat steam free test dioperasikan dari pengatur

    saklar, swing-check-valve dan main-stop-valve akan tertutup secara

    berurutan setelah governor valve menutup, sehingga semua katup-katup

    tersebut atau berarti semua ECV dan MSV telah selesai ditest.

    2.6.6 Katup Utama (MSV dan ECV)

    Suplai uap yang menuju ke kedua governor valve terlebh dahulu

    melalui 2 buah stop valve (MSV dan ECV) yang terpasang berderetan,

    seperti telah dijelaskan di atas, katup-katup tersebut dioperasikan secara

    hidraulik, katup-katup ini dapat dibuka dan ditutup secara manual dengan

    saklar-saklar pada Turbine Control Panel (TCP) atau pada katup itu

    sendiri dengan cara memasukkan handle dan memutar sesuai dengan

    keinginan kita. Katup tersebut akan bekerja secara otomatis yang akan

    menutup pada saat unit trip secara darurat.

    Pada waktu turbin start, katup-katup ini harus dioperasikan secara

    manual untuk operasi turbin. Katup-katup ini dapat ditest terhadap

    kemungkinan adanya kemacetan (akibat kotoran/kerak) dengan

    menggunakan steam-free-test, pengoperasian alat ini akan menyebabkan

  • 13

    tertutupnya secara berurutan governor valve, kemudian ECV. Pada saat

    pengoperasian steam-free-test operator dapat mengecek apakah terjadi

    kemacetan dengan memperhatikan posisi katup seperti diperlihatkan sinyal

    berupa lampu di Turbine Control Panel (TCP).

    Beberapa fungsi dari katup utama adalah :

    a. Mengisolasi uap dengan katup pengatur.

    b. Mengatur putaran turbin pada saat mulai dijalankan.

    c. Sebagai pengaman dalam keadaan darurat.

    Konstruksi dari katup utama adalah Swing Check Valve Type yang

    dapat dioperasikan secara remote dari ruang control maupun lokal dan

    manual. Pada saat keadaan darurat katup ini dapat menutup secara

    otomatis.

    2.6.7 Turbin

    Gambar 2.6 Turbin

    PLTP Kamojang menggunakan turbin jenis silinder tunggal 2 aliran

    (single cylinder double flow) yang terdiri dari masing-masing lima tingkat,

    2 tingkat pertama turbin aksi dan 3 tingkat berikutnya turbin reaksi. Yang

    membedakan tingkat aksi dan reaksi adalah : pada tingkat aksi, ekspansi

    uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu tetapya saja, sedangkan

    turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap maupun pada

    sudu geraknya.

  • 14

    Turbin dilengkapi dengan :

    1. Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna untuk

    mengatur jumlah aliran uap.

    2. Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar poros turbin

    sewaktu unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi

    pada rotor akibat pendinginan yang tidak merata.

    3. Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang

    terjadi.

    Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat dengan

    pertimbangan yang menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi

    kemungkinan terjadinya kerusakan karena kesalahan operasi atau

    gangguan-gangguan yang tidak diharapkan akan merusak unit, maka

    turbin dilengkapi dengan alat-alat pengaman, seperti over-speed trip, lub-

    oil trip dan lain-lain.

    2.6.8 Sistem Uap Bantu

    Yang dimaksud dengan sistem uap bantu disini adalah penyediaan uap

    untuk mengoperasikan alat penghampa gas (Jet Gas Ejector) dan sistem

    uap perapat (Gland Steam System). Alat penghampa gas berfungsi

    mengeluarkan gas-gas yang tidak terkondensasi yang berasal dari sumur-

    sumur panas bumi dan terakumulasi dalam kondensor pada mode operasi

    normal.

    Sedangkan sistem uap perapat adalah suatu sistem uap perapat pada

    ujung-ujung poros turbin, dimana disini terdapat suatu alat untuk

    menghisap uap perapat dari udara. Uap bantu tersebut berasal dari salah

    satu pipa utama, kemudian dialirkan pada sistem penghampa gas dan

    sistem dari penghisap uap perapat udara.

    2.6.9 Sistem Pendingin

    Sistem pendingin di sini meliputi sistem pendingin utama dan sistem

    pendingin pembantu.

    1. Sistem pendingin utama (Main Cooling Water System)

    Sistem pendingin utama terdiri dari condenser, cooling-water-

    pump (CWP) dan cooling tower. Sistem ini mempertahan vakum,

  • 15

    dengan cara mengkondensasikan uap bekas turbin dengan air

    dingin juga mendinginkan non-condnesable gas di kondensor oleh

    ejektor tingkat satu dan dua.

    2. Kondensor

    Gambar 2.7 Kondensor

    Kondensor adalah alat untuk mengkondensasikan uap bekas

    dari turbin dengan kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang

    dipakai adalah jenis kondensor kontak langsung, artinya uap bekas

    bersentuhan lansung dengan air sebagai media kondensasi.

    Campuran air kondensat dengan air suhu 490 C yang merupakan

    hasil kondensasi di pompa ke menara pendingin melalui pipa dan

    katup kontrol serta nozzle sprayer. Pada kondisi normal, tekanan

    dalam kondensor adalah 0,133 bar abs dan kebutuhan air pendingin

    adalah 11.800 m3/jam.

    Air pedingin di semprotkan langsung pada uap bekas di turbin,

    dan pada gas-gas dalam kondensor yang vakum, uap akan

    terkondensasi dan di keluarkan kondensor bersama-sama dengan

    air pendinginnya. Non condensable gas dikeluarkan dari kondensor

    melalui ejektor yang di kerjakan oleh uap. Pada keadaan operasi

    normal, perbedaan tekanan antara basin menara pendingin dengan

    vakum di kondensor cukup besar untuk untuk mengalirkan air

    pendingin dari basin cooling tower menuju kondensor tanpa

  • 16

    pompa-pompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray

    pada noozle, terlalu rendah akan mengganggu kinerja CWP.

    Pada saat turbin dan ejektor di matikan, tekanan di dalam

    kondensor kembali pada tekanan atmosfer. Cooling water startup

    valve, adalah katup pneumatic yang dapat di buka dari tombol

    tekan TCP. Pada saat start bila perbedaan tekanan pada basin dan

    kondensor tidak cukup besar menekan air di nosel-nosel, maka

    start valve ini akan di buka scara manual dari TCP supaya air tidak

    melalui nosel.dengan adanya cara tersebut pompa utama dapat di

    start sebelum vakum terjadi dan air akan mengalir melalui pipa air.

    Start up ini juga berfungsi secara otomatis dan katup di kontrol

    lewat level kontroler yang secara otomatis juga dapat membuka

    katup supaya aliran bertambah ke dalam kondensor, bila level

    kondensor terlalu rendah. Tapi dalam keadaan normal operasi

    katup tidak terbuka, karena bila terbuka air tidak melalui kondenser

    spray sistem, dan akibat yang terjadi pengaruh air pendingin yang

    seharusnya ada pada kondensor akan berkurang sekali. Pada saat

    CWP berhenti/stop, start-valve akan tertutup, air pendingin akan

    masuk kedalam kondensor melalui CW valve. Katup ini akan

    terbuka bila tombol on pada cooling water di TCP di operasikan

    dan katup akan tertutup secara otomatis saat CWP stop atau saat

    level air di kondensor mencapai level paling tinggi. Pada saat

    operasi normal tercapai setelah turbin start, level air kondensor di

    pertahankan secara otomatis oleh cooling water pump discarge

    valve yang akan mengatur jumlah air yang akan di keluarkan dari

    kondensor melalui pompa tersebut, katup-katup ini dapat diset

    secara otomatis oleh tombol on (reset) pada TCP. Kemudian katup-

    katup akan terbuka dan menutup secara otomatis (oleh condenser

    level transmitter) agar level air pada kondensor berada dalam

    kondisi yang benar. Katup vacuum breaker di pasang untuk

    meniadakan vakum secara otomatis bila level air di kondensor

    mencapai level yang tinggi sekali. Katup-katup ini di switch secara

  • 17

    otomatis melalui saklar pengatur di TCP. Katup ini dapat di tutup

    dan di buka secara manual pada saklar yang sama seperti tersebut

    di atas.

    Pada saat posisi otomatis, vacuum breaker akan terbuka secara

    otomatis bila turbin trip atau pada saat level air di kondensor tinggi

    sekali. Air pendingin untuk gas masuk melalui gas cooling valve

    yang di opeasikan secara pneumatic, yang akan membuka dan

    menutup setelah mendapat sinyal yang sama seperti pada cooling-

    water valve.

    3. Pompa air pendingin utama (Main Cooling Water Pump)

    Gambar 2.8 MCWP

    Main Cooling Water Pump (MCWP) atau pompa air pendingin

    utama adalah suatu pompa air sentrifugal dengan konstruksi

    vertikal yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai

    penampung air yang akan dihisap pompa diatur oleh katup

    pengatur yang di setting dengan pengatur pembukaan air di dalam

    kondensor. Pada saat unit beroperasi normal sekitar 12.500 m3/jam

    air dengan temperatur 470C di alirkan dari kondensor menara

    pendingin bagian atas dengan dua buah pompa air pendingin

    utama. Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor listrik yang

    dapat dikendalikan dari ruang kendali. Motor tersebut di lengkapi

    dengan alat pengaman dimana motor tersebut akan stop (berhenti)

    apabila suhu bantalan pompa panas, adanya getaran yang tinggi,

  • 18

    pembukaan air dalam kondensor amat rendah dan tegangan listrik

    motor rendah.

    Dua pompa sentrifugal air pendingin tipe can dipergunakan

    untuk mengalirkan air pendingin dari kondensor menuju cooling

    water. Pompa tersebut di start dan di stop switch di TCP (control

    panel), pompa-pompa tersebut membutuhkan air pendingin untuk

    preparat porosnya. Saat pompa CWP di start sebuah solenoid valve

    secara otomatis akan memasukkan air dari primary intercooler ke

    perapat-perapat.

    Bila pompa CWP telah beroperasi, solenoid valve akan

    menutup dan air yang keluar dari dari pompa sebagian kecil akan

    di gunakan untuk perapat, flow switch akan mendeteksi aliran-

    aliran rendah (insufficient), secara otomatis pompa akan berhenti.

    Pompa ini harus selalu ada aliran air yang melalui bila sedang

    beroperasi. Untuk memastikan di pasangkan sebuah recirculating

    valve. Katup-katup ini akan selalu dalam posisi terbuka kecuali

    katup-katup buang CWP sudah pada posisi terbuka. Oleh karena

    aliran sirkulasi selalu di pertahankan pada saat pompa sedang

    beroperasi, kedua motor pompa interlock dengan alat pengaman

    yang mendeteksi suhu bantalan tinggi, getaran, getaran yang

    berlebihan, gangguan listrik pada motor atau tegangan terlau

    rendah, dan level air kondenser yang terlalu rendah dan bila ada

    sinyal dari salah satu alat pengaman tersebut, maka motor pompa

    akan berhenti. Tombol tekan lokal (setempat) di dekat motor

    dipergunakan untuk menghentikan pompa bila keadaan darurat.

  • 19

    4. Menara Pendingin (Cooling Tower)

    Gambar 2.9 Cooling Tower

    Konstruksi bangunan cooling tower yang digunakan terbuat

    dari kayu merah (red wood) yang telah di awetkan dengan CDA

    (copper dichidromate arsenic), sedangkan untuk ventstock

    (menara) nya terbuat dari PVC (poly vinil chloride).

    Cooling tower ini di lengkapi dengan kipas isap paksa yang

    berfungsi untuk membantu proses pendinginan air kondensat yang

    mempunyai temperatur kurang lebih 490C, kemudian diturunkan

    menjadi kurang lebih 270C. Air hasil pendinginan dipakai untuk

    pendinginan uap bekas.

    2.6.10 Generator

    Gambar 2.10 Generator

  • 20

    Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah

    energi mekanik menjadi energi listrik. Sistem penguatan generator dapat

    berupa sistem penguatan sediri maupun sistem penguatan terpisah.

    Generator itu sendiri terdiri dari 2 kumparan utama, yaitu kumparan

    rotor dan kumparan stator. Kumparan rotor berfungsi untuk untuk

    membangkitkan medan magnet setelah diberi arus penguat dari main

    exciter. Kumparan stator akan menimbulkan tegangan yang bermanfaat

    sebagai sumber listrik bila kumparan rator yang bermuatan medan magnet

    terbuka berputar.

    Sistem pendinginan pada generator digunakan udara yang disirkulasi

    oleh fan ke kumparan stator dan rotor. Udara yag dipakai untuk sistem

    pendingin mempunyai temperatur kurang lebih 430C. Setelah udara

    tersebut mendinginkan generator kemudian di alirkan ke radiator untuk

    didinginkan kembali, sebagai media pendinginnya adalah air.

    2.6.11 Transformator

    Gambar 2.11 Transformator

    Transformator tenaga berfungsi untuk menaikkan (step-up) dan

    menurunkan (step down) tegangan. Tegangan output dari power plant yang

    akan di transmisi melalui jarak yang jauh harus di naikkan dahulu melalui

    transformator step-up. Dengan demikian pada daya yang konstan,

    tegangan di naikkan maka arus akan menjadi kecil, dalam hal ini dapat

    memperkecil kerugian tegangan.

  • 21

    2.7 Proses Pembangkitan Energi Listrik PLTP Kamojang

    Proses pembangkitan tenaga listrik pada PLTP Kamojang bersumber dari

    energi panas bumi yang diambil dari sumur-sumur uap panas bumi. Uap

    tersebut dialirkan dari sumur uap ke unit pembangkit melalui pipa-pipa

    transmisi dengan membuka katup produksi pada kepala sumur. Kepala sumur

    dilengkapi dengan orifice yang berfungsi untuk megukur besarnya tekanan

    uap yang dihasilkan. karena untuk satu unit pembangkit diperlukan jumlah

    uap dari beberapa sumur, maka sebelum masuk turbin, uap di tampung

    terlebih dahulu pada pengumpul uap, yaitu steam receiving header dilengkapi

    dengan vent structure untuk menjaga tekanan dalam steam receiving header

    ini tetap konstan. Vent structure akan membuka secara langsung/otomatis

    apabila terjadi kelebihan tekanan dalam steam receiving header.

    Dengan membuka main unit isolation valve uap dari pengumpul dialirkan

    menuju turbin melewati separator dan demister. Pada separator jenis

    cyclone, aliran uap masuk dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk

    sentrifugal sehingga padatan, padatan kecil yang terbawa pada uap tersebut

    akan terpisah dan terlempar ke sisi-sisi pada separator dan uap bebas padatan

    tersebut keluar dari bagian atas separator sedangkan padatan-padatan akan

    jatuh kebawah dan ditampung pada dust collector. Uap kemudian dialirkan ke

    demister, pada demister uap masuk dari bagian atas lalu akan melewati

    bagian yang kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka mist

    (bintik-bintik air) akan jatuh terlebih dahulu. Sedangkan uap kering akan

    keluar melalui sisi demister yang dilengkapi dengan saringan. Air yang

    terkumpul otomatis akan terbuang bila penuh.

    Setelah melalui demister, uap kering akan masuk ke turbin. Masuknya uap

    ke dalam turbin diatur oleh main steam valve dan governor valve. Pada

    keadaan awal start, governor valve dibuka penuh dan aliran uap diatur oleh

    main steam valve secara manual. Sedangkan pada operasi normal aliran uap

    diatur oleh governor valve secara otomatis dan main steam valve dibuka

    penuh. Tekanan kerja turbin dibatasi 6,5 bar. Uap yang masuk ke turbin

    alirannya terbagi menjadi dua sebelum masuk ke valve. Jadi uap memutar

    turbin dengan dua aliran atau double flow uap memutar turbin dengan

  • 22

    kecepatan 3000 rpm. Untuk menjaga efisiensi turbin, uap bekas (exhaust

    steam) yang telah digunakan untuk memutar turbin dikondensasikan di

    condesor. Condensor dalam keadaan vakum sebesar 0,133 bar. Uap bekas

    dikondensasikan dengan cara di spray menggunakan air pendingin yang

    berasal dari cooling tower sehingga suhu kondensat menjadi 50 . Sistem pendingin ini disebut direct contact. Kondensat dari condensor ini kemudian

    dipompa dengan MCWP (Main Cooling Water Pump) menuju cooling tower

    untuk didinginkan. Pada condensor ini terdapat gas-gas yang tidak

    terkondensasi atau non condensable gas (NCG). NCG ini kemudian akan

    dihisap oleh ejektor tingkat pertama dan akan dikondensasikan di

    intercondenser. Ejektor tingkat kedua akan menghisap NCG yang belum

    terkondensasi pada intercondenser untuk kemudian dikondensasikan pada

    aftercondenser. Sisa NCG yang tidak terkondensasi akan dibuang ke udara.

    Pembuangan NCG pada unit 1 melalui cerobong sedangkan unit 2 dan 3

    melalui cerobong yang berada pada cooling tower.

    Air kondensat yang didinginkan di cooling tower dari suhu 50 menjadi 29akan digunakan lagi untuk mendinginkan uap bekas dan secondary water. Sekitar 70% air akan hilang pada sistem pendingin.

    Sedangkan sisa air yang tidak digunakan untuk pendingin akan digunakan

    untuk proses reinjeksi. Dengan proses reinjeksi ini diharapkan sumur yang

    sudah tidak produktif menjadi produktif kembali.

    turbin yang diputar oleh uap dengan kecepatan 3000 rpm juga akan

    memutar generator yang dipasang secara copple. Pada poros generator

    terdapat sebuah magnet permanen atau PMG (Permanent Magnet Generator).

    Pada PMG ini terdapat stator, magnet yang berputar akan menghasilkan gaya

    magnet yang akan memotong kumparan stator sehingga terjadilah gaya gerak

    listrik (GGL1). GGL ini diteruskan ke Automatic Voltage Regulator (AVR)

    untuk mengubah tegangan AC menjadi DC.

    Setelah itu, aliran listrik dialirkan ke Exciter (penguat). Aliran listrik DC

    dialirkan pada rotor yang berputar sehingga terjadi gaya gerak magnet yang

    akan memotong kumparan stator dan menghasilkan GGL2. Karena tegangan

    yang ditimbulkan adalah AC, maka pada exciter dipasang dioda-dioda yang

  • 23

    berfungsi untuk menyearahkan arus yang semula dari AC menjadi DC.

    Kemudian arus ini di alirkan ke rotor generator, sehingga menghasilkan

    GGL3 sebesar 11,8 KV.

    Besarnya arus dari PMG yang masuk ke kumparan stator generator diatur

    oleh AVR yang dipengaruhi oleh tegangan output generator. Besar kecilnya

    tegangan yang mempengaruhi AVR ini adalah hasil transformasi dari

    transformator tegangan yang dipasang pada output generator.

    Bila tegangan output besar maka transformator tegangan akan memberikan

    reaksi terhadap AVR secara otomatis, yaitu AVR akan memberikan arus yang

    lebih kecil terhadap kumparan stator.

    Setelah terdapat tegangan listrik sebesar 11,8 KV, kemudian dialirkan ke

    transformator untuk dinakkan tegangannya menjadi 150 KV. Tegangan 150

    KV ini adalah yang akan dijual ke PLN setelah dikurangi untuk kebutuhan

    alat-alat yang digunakan dalam proses pembangkitan. Listrik ini akan

    didistribusikan ke sistem Jawa Bali.

    Gambar 2.12 Flow Diagram PLTP Kamojang