Download - BAB II
-
4BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indonesia Power UBP Kamojang
PT Indonesia Power adalah sebuah perusahaan pembangkitan tenaga
listrik yang didirikan pada 3 Oktober 1995, memiliki 133 unit pembangkit
yang tersebar di lokasi-lokasi strategis dipulau jawa dan bali. Unit-unit itu
dikelola dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkit (UBP), salah
satunya adalah UBP Kamojang.
Gambar 2.1 Lokasi UBP Kamojang PLTP Kamojang
Unit Bisnis Pembangkit Kamojang berlokasi di daerah perbukitan sekitar
1500 meter dari permukaan laut dan 42 km ke arah tenggara kota bandung,
terdiri dari tiga sub Unit Bisnis Pembangkit , yaitu : Sub UBP Kamojang, Sub
UBP Darajat, Sub UBP Gunung Salak. Unit Bisnis Pembangkit ini mengelola
dan mengoperasikan tujuh Pusat Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP).
UBP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara
resmi presiden Soeharto baru meresmikan operasi Unit I pada 7 Februari
1983. Kemudian, Unit II dan Unit III beroperasi masing-masing pada Juli
1987 dan November 1987.
Pembangunan PLTP di Sub UBP Derajat diselesaikan pada 1993, mulai
beroperasi pada 6 Oktober 1994, diikuti dengan pembangunan PLTP di Sub
-
5Gunung Salak yang terdiri dari Unit I yang mulai beroperasi pada 12 Maret
1994, Unit II yang mulai beroperasi 12 Juni 1994 dan Unit III yang
beroperasi pada 16 Juni 1997.
Pada awal operasinya Unit Gunung Salak I, II dan III kapasitas terpasang
masing-masing unit adalah 55 MW, pada tahun 2005 kapasitas unit
ditingkatkan menjadi masing-masing 60 MW.
Panas bumi adalah energi terbarukan yang bersih dan memiliki beberapa
keunggulan : mudah didapat secara kontinyu dalam jumlah besar,
ketersediaan tidak terpengaruh oleh cuaca, bebas polusi udara karena tidak
menghasilkan gas berbahaya. Lapangan panas bumi Kamojang diperkirakan
memiliki potensi energi sebesar 300 Mwe. Indonesia merupakan Negara
dengan potensi panas bumi sebesar 27 GWe (potensi panas bumi dunia 50
GWe). Potensi ini perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi
dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang
semakin menipis.
Saat ini UBP Kamojang mengoperasikan PLTP dengan kapasitas total
sebesar 375 MWe.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Adapun visi dan misi perusahaan yaitu :
Visi Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat
dengan lingkungan
MisiMelakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan
usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang
sehat, guna manjamin kebersamaan dan pengembangan perusahaan dalam
jangka panjang.
2.3 Struktur Organisasi UBP Kamojang
Pelaksanaan struktur organisasi ini disesuaikan dengan SK Direksi PT
Indonesia Power No. 032.K/010/IP/2008.
-
61. General Manager
General Manager (GM) pemimpin dan pengurus unit pembangkit
sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya. Adapun tugas dari seorang
GM, sebagai berikut :
Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang mempengaruhi serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Menyusun rencana strategi PLTP Kamojanguntuk mencapai tujuan sesuai dengan lapangan usahanya, dengan meningkatkan strategi dan
kebijaksanaan perusahaan dan memproses pengesahan Direksi.
Mengarahkan dan membina program-program operasi pemeliharaan dan unit pembangkit.
Menetapkan standar-standar produsen pelaksanaan meliputi operasi, pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan dan akutansi dengan
memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.
2. Engineer (Mesin, Listrik, Instrumen dan Kontrol)
Tugas menager Engineer, yaitu membantu GM dalam penyusunan
anggaran keuangan dan akutansi, pembinaan, pengembangan manajemen
pengelolaan lingkunga, serta melaksanakan target kinerjanya. Peranan
engineer di perusahaan adalah memimpin danmengelola bidang masing-
masing untuk mencapai target dan sasaran unit bisnis.
3. Manager Operasi dan Pemeliharaan
Tugas manager operasi dan pemeliharaan adalah mengkoordinasikan
pengelolaan operasi dan pemeliharaan dengan kegiatan utama sebagai
berikut :
Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi. Penyusuna rancangan operasional penggunaan uap. Pengembangan sistem dan prosedur operasi. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi. Pengelolaan penjualan energi. Pengendalian keandalan dan efisiensi pengoperasian. Pembianaan kompetensi bidang operasi pembangkit.
-
74. Manager Keuangan dan Administrasi
Tugas manager sistem dan SDM adalah mengkoordinasikan
pengelolaan sumber daya manusia dan sistem informasi bisnis
pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
Administrasi kepegawaian. Pengelolaan implementasi budaya perusahaan. Penyusunan anggaran unit bisnis. Pengelolaan keuangan. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan laporan
keuangan.
5. Sps Keamanan dan Humas
Tugas manager humas adalah melaksanakan pengelolaan humas dan
pengembangan komunitas dengan kegiatan utama sabagai berikut :
Pengelolaan humas dan pengembangan komunitas. Pengelolaan kesektariatan dan rumah tangga. Pengelolaan fasilitas kerja. Pengelolaan K3 dan lingkungan
6. Manager Unit PLTP
Tugas pokok manager unit PLTP adalah mengelola kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan PLTP yang menjadi pengawasannya
dengan kegiatan utama sebagai berikut :
Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTP Pengendalian pelaksanaan sistem dan produser operasi serta
pemeliharaan.
Pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTP sesuai dengan kebutuhan sistem.
Pengawasan kegiatan administrasi umum dan keamanan.
-
82.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bertujuan untuk
menjamin keselamatan karyawan dan keutuhan unit pembangkit yang ada
melalui beberapa langkah pencegahan, antara lain :
Pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja. Menyediakan peralatan keselamatan kerja yaitu safety shoes, helm, ear
plug, sabuk pengaman, pagar pengaman, pemadam kebakaran, dan lain
sebagainya.
Pembinaan SDM melalui training baik dilapangan maupun ruang kelas. Pemeliharaan fasilitas keselamatan yang ada sehinggga selalu dalam
kondisi siap pakai.
2.5 Pengelolaan Lingkungan
Kegiatan pemantauan dan pengelolaan lingkungan sudah dilaksanakan
sejak awal, baik mulai tahap prakonstruksi, konstruksi maupun tahap operasi
dan telah mendapatkan persetujuan komisi amdal pusat Departemen
Pertambangan dan Energi.
Tujuan pokok dari kegiatan ini adalah ikut menjaga kelestarian lingkungan
dengan cara sebagai berikut :
Penghematan penggunaan sumber daya alam. Pemantauan secara rutin kualitas limbah dan menekan sekecil mungkin
kuantitasnya.
Ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sosial bagi masyarakat di sekitarnya.
Pemanfaatan tenaga kerja yang berada di sekitar unit pembangkit baik sebagai karyawan tetap maupun tenaga borongan.
-
92.6 Peralatan Peralatan Pada PLTP Kamojang
Adapun peralatan-peralatan utama pada PLTP Kamojang antara lain :
2.6.1 Vent Structure
Gambar 2.2 Vent Structure
Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP dilengkapi dengan
bangunan pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini dilengkapi
dengan katup-katup pengatur yang sistem kerjanya secara pneumatic,
biasanya dioperasikan secara manual maupun otomatis dari ruang kontrol.
Peralatan ini berfungsi :
- Pengatur tekanan agar tekanan uap yang masuk ke turbin selalu
konstan.
- Katup pengamannya yang akan membuang tekanan lebih, apabila
terjadi-sudden trip.
2.6.2 Receiving Header
Gambar 2.3 Receiving Header
-
10
Steam header adalah merupakan tabung silinder berdiameter 1.800
mm dan panjang 19.500 mm. Alat tersebut dipergunakan untuk
menampung uap dari beberapa sumur produksi melalui pipa transmisi,
dengan demikian apabia diluar dugaan ada kerusakan atau perbaikan salah
satu sumur, tidak akan mengganggu operasi dari unit pembangkit.
Pada tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan
uap, ini dimaksudkan agar tekanan uap yang diperlukan untuk memutar
sudu-sudu turbin senantiasa tetap. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap
akan membuang kelebihan uap secara otomatis, melalui katup pengatur
uap.
Jalan masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur
berdiameter 800 mm, sedangkan untuk yang suplai uap berdiameter 600
mm.
2.6.3 Separator
Gambar 2.4 Separator
Separator berfungsi untuk membersihkan / menyaring uap dari
partikel-partikel berat, karena uap yang untuk keperluan benar-benar harus
terbebas dari kontaminasi.
Separator yang digunakan adalah jenis Cyclon, artinya aliran uap
yang masuk ke separator akan berputar kemudian dengan pengaruh gaya
sentrifugal partikel-partikel berat akan terlempar jatuh ke bawah,
sementara uap yang sudah bersih akan mengalir ke demister (mist
eliminator).
-
11
2.6.4 Demister (Mist Eliminator)
Gambar 2.5 Demister
Demister adalah sebuah peralatan berupa tabung berukuran 14,5 m3,
di dalamnya terdapat kisi-kisi dari baja yang berfungsi untuk
mengeliminasi butir-butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur
panas bumi.
Demister berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah terjadinya
masalah dalam turbin, penyaringan ini sangat efektif dan efisien
untukmengurangi terjadinya carry-over Cl, SiO2, Fe, Fe2O3, masuk
kedalam turbin. Beberapa alasan untuk mengurangi defosit dalam turbin
penyaringan (corrugated plate) ini adalah sebagai berikut:
a. Pada separator yang menggunakan sistem cyclone-centrifugal-
type, pemisah antara uap dan air panas didasarkan pada perbedaan
yang terjadi antara uap dan air panas didasarkan pada perbedaan
yang terjadi dari gaya sentrifugal dan berat jenis antara air dan uap
jenuh, akan tetapi pemisahan tersebut tidak dapat secara sempurna
memisahkan moisture (uap lembab) dari uap jenuh tersebut.
b. Dengan mempergunakan corrugated-plate (penyaring) moisture
dapat dipisahkan dengan uap jenuh sedemikian rupa sedemikian
rupa sehingga kebasahan uap dapat diperkecil. Dengan cara ini
pemisahan didasarkan dari perbedaan inersia antara air dan uap,
dan juga didasarkan dari daya lekat permukaan basah dari
-
12
corrugated-plate tersebut. Di dalam demister ini kecepatan uap
menurun sehingga didapat efek pemisahan yang bertambah baik.
2.6.5 Katup Pengatur (Governor Valve)
Dua katup pengatur dipasang pada masing-masing pipa uap masuk
kiri dan kanan dari turbin. Katup bekerja dengan sistem hidraulik, yang
diatur oleh pengatur governor turbin sebagai respon dari putaran turbin
atau adanya perubahan beban. Sedangkan dalam keadaan darurat, katup-
katup tersebut dapat segera menutup secara otomatis.
Pada peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem
untuk melakukan steam free test, yakni suatu kegiatan menutup atau
membuka katup yang dilakukan secara periodik, pada saat operasi dengan
maksud agar tidak terjadi kemacetan pada katup.
Pada saat unit trip dalam keadaan darurat, governor valve tertutup
secara otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara manual
pada katup sesuai keinginan kita. Steam free test ini dapat dioperasikan
secara otomatis, pada saat steam free test dioperasikan dari pengatur
saklar, swing-check-valve dan main-stop-valve akan tertutup secara
berurutan setelah governor valve menutup, sehingga semua katup-katup
tersebut atau berarti semua ECV dan MSV telah selesai ditest.
2.6.6 Katup Utama (MSV dan ECV)
Suplai uap yang menuju ke kedua governor valve terlebh dahulu
melalui 2 buah stop valve (MSV dan ECV) yang terpasang berderetan,
seperti telah dijelaskan di atas, katup-katup tersebut dioperasikan secara
hidraulik, katup-katup ini dapat dibuka dan ditutup secara manual dengan
saklar-saklar pada Turbine Control Panel (TCP) atau pada katup itu
sendiri dengan cara memasukkan handle dan memutar sesuai dengan
keinginan kita. Katup tersebut akan bekerja secara otomatis yang akan
menutup pada saat unit trip secara darurat.
Pada waktu turbin start, katup-katup ini harus dioperasikan secara
manual untuk operasi turbin. Katup-katup ini dapat ditest terhadap
kemungkinan adanya kemacetan (akibat kotoran/kerak) dengan
menggunakan steam-free-test, pengoperasian alat ini akan menyebabkan
-
13
tertutupnya secara berurutan governor valve, kemudian ECV. Pada saat
pengoperasian steam-free-test operator dapat mengecek apakah terjadi
kemacetan dengan memperhatikan posisi katup seperti diperlihatkan sinyal
berupa lampu di Turbine Control Panel (TCP).
Beberapa fungsi dari katup utama adalah :
a. Mengisolasi uap dengan katup pengatur.
b. Mengatur putaran turbin pada saat mulai dijalankan.
c. Sebagai pengaman dalam keadaan darurat.
Konstruksi dari katup utama adalah Swing Check Valve Type yang
dapat dioperasikan secara remote dari ruang control maupun lokal dan
manual. Pada saat keadaan darurat katup ini dapat menutup secara
otomatis.
2.6.7 Turbin
Gambar 2.6 Turbin
PLTP Kamojang menggunakan turbin jenis silinder tunggal 2 aliran
(single cylinder double flow) yang terdiri dari masing-masing lima tingkat,
2 tingkat pertama turbin aksi dan 3 tingkat berikutnya turbin reaksi. Yang
membedakan tingkat aksi dan reaksi adalah : pada tingkat aksi, ekspansi
uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu tetapya saja, sedangkan
turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap maupun pada
sudu geraknya.
-
14
Turbin dilengkapi dengan :
1. Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna untuk
mengatur jumlah aliran uap.
2. Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar poros turbin
sewaktu unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi
pada rotor akibat pendinginan yang tidak merata.
3. Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang
terjadi.
Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat dengan
pertimbangan yang menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi
kemungkinan terjadinya kerusakan karena kesalahan operasi atau
gangguan-gangguan yang tidak diharapkan akan merusak unit, maka
turbin dilengkapi dengan alat-alat pengaman, seperti over-speed trip, lub-
oil trip dan lain-lain.
2.6.8 Sistem Uap Bantu
Yang dimaksud dengan sistem uap bantu disini adalah penyediaan uap
untuk mengoperasikan alat penghampa gas (Jet Gas Ejector) dan sistem
uap perapat (Gland Steam System). Alat penghampa gas berfungsi
mengeluarkan gas-gas yang tidak terkondensasi yang berasal dari sumur-
sumur panas bumi dan terakumulasi dalam kondensor pada mode operasi
normal.
Sedangkan sistem uap perapat adalah suatu sistem uap perapat pada
ujung-ujung poros turbin, dimana disini terdapat suatu alat untuk
menghisap uap perapat dari udara. Uap bantu tersebut berasal dari salah
satu pipa utama, kemudian dialirkan pada sistem penghampa gas dan
sistem dari penghisap uap perapat udara.
2.6.9 Sistem Pendingin
Sistem pendingin di sini meliputi sistem pendingin utama dan sistem
pendingin pembantu.
1. Sistem pendingin utama (Main Cooling Water System)
Sistem pendingin utama terdiri dari condenser, cooling-water-
pump (CWP) dan cooling tower. Sistem ini mempertahan vakum,
-
15
dengan cara mengkondensasikan uap bekas turbin dengan air
dingin juga mendinginkan non-condnesable gas di kondensor oleh
ejektor tingkat satu dan dua.
2. Kondensor
Gambar 2.7 Kondensor
Kondensor adalah alat untuk mengkondensasikan uap bekas
dari turbin dengan kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang
dipakai adalah jenis kondensor kontak langsung, artinya uap bekas
bersentuhan lansung dengan air sebagai media kondensasi.
Campuran air kondensat dengan air suhu 490 C yang merupakan
hasil kondensasi di pompa ke menara pendingin melalui pipa dan
katup kontrol serta nozzle sprayer. Pada kondisi normal, tekanan
dalam kondensor adalah 0,133 bar abs dan kebutuhan air pendingin
adalah 11.800 m3/jam.
Air pedingin di semprotkan langsung pada uap bekas di turbin,
dan pada gas-gas dalam kondensor yang vakum, uap akan
terkondensasi dan di keluarkan kondensor bersama-sama dengan
air pendinginnya. Non condensable gas dikeluarkan dari kondensor
melalui ejektor yang di kerjakan oleh uap. Pada keadaan operasi
normal, perbedaan tekanan antara basin menara pendingin dengan
vakum di kondensor cukup besar untuk untuk mengalirkan air
pendingin dari basin cooling tower menuju kondensor tanpa
-
16
pompa-pompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray
pada noozle, terlalu rendah akan mengganggu kinerja CWP.
Pada saat turbin dan ejektor di matikan, tekanan di dalam
kondensor kembali pada tekanan atmosfer. Cooling water startup
valve, adalah katup pneumatic yang dapat di buka dari tombol
tekan TCP. Pada saat start bila perbedaan tekanan pada basin dan
kondensor tidak cukup besar menekan air di nosel-nosel, maka
start valve ini akan di buka scara manual dari TCP supaya air tidak
melalui nosel.dengan adanya cara tersebut pompa utama dapat di
start sebelum vakum terjadi dan air akan mengalir melalui pipa air.
Start up ini juga berfungsi secara otomatis dan katup di kontrol
lewat level kontroler yang secara otomatis juga dapat membuka
katup supaya aliran bertambah ke dalam kondensor, bila level
kondensor terlalu rendah. Tapi dalam keadaan normal operasi
katup tidak terbuka, karena bila terbuka air tidak melalui kondenser
spray sistem, dan akibat yang terjadi pengaruh air pendingin yang
seharusnya ada pada kondensor akan berkurang sekali. Pada saat
CWP berhenti/stop, start-valve akan tertutup, air pendingin akan
masuk kedalam kondensor melalui CW valve. Katup ini akan
terbuka bila tombol on pada cooling water di TCP di operasikan
dan katup akan tertutup secara otomatis saat CWP stop atau saat
level air di kondensor mencapai level paling tinggi. Pada saat
operasi normal tercapai setelah turbin start, level air kondensor di
pertahankan secara otomatis oleh cooling water pump discarge
valve yang akan mengatur jumlah air yang akan di keluarkan dari
kondensor melalui pompa tersebut, katup-katup ini dapat diset
secara otomatis oleh tombol on (reset) pada TCP. Kemudian katup-
katup akan terbuka dan menutup secara otomatis (oleh condenser
level transmitter) agar level air pada kondensor berada dalam
kondisi yang benar. Katup vacuum breaker di pasang untuk
meniadakan vakum secara otomatis bila level air di kondensor
mencapai level yang tinggi sekali. Katup-katup ini di switch secara
-
17
otomatis melalui saklar pengatur di TCP. Katup ini dapat di tutup
dan di buka secara manual pada saklar yang sama seperti tersebut
di atas.
Pada saat posisi otomatis, vacuum breaker akan terbuka secara
otomatis bila turbin trip atau pada saat level air di kondensor tinggi
sekali. Air pendingin untuk gas masuk melalui gas cooling valve
yang di opeasikan secara pneumatic, yang akan membuka dan
menutup setelah mendapat sinyal yang sama seperti pada cooling-
water valve.
3. Pompa air pendingin utama (Main Cooling Water Pump)
Gambar 2.8 MCWP
Main Cooling Water Pump (MCWP) atau pompa air pendingin
utama adalah suatu pompa air sentrifugal dengan konstruksi
vertikal yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai
penampung air yang akan dihisap pompa diatur oleh katup
pengatur yang di setting dengan pengatur pembukaan air di dalam
kondensor. Pada saat unit beroperasi normal sekitar 12.500 m3/jam
air dengan temperatur 470C di alirkan dari kondensor menara
pendingin bagian atas dengan dua buah pompa air pendingin
utama. Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor listrik yang
dapat dikendalikan dari ruang kendali. Motor tersebut di lengkapi
dengan alat pengaman dimana motor tersebut akan stop (berhenti)
apabila suhu bantalan pompa panas, adanya getaran yang tinggi,
-
18
pembukaan air dalam kondensor amat rendah dan tegangan listrik
motor rendah.
Dua pompa sentrifugal air pendingin tipe can dipergunakan
untuk mengalirkan air pendingin dari kondensor menuju cooling
water. Pompa tersebut di start dan di stop switch di TCP (control
panel), pompa-pompa tersebut membutuhkan air pendingin untuk
preparat porosnya. Saat pompa CWP di start sebuah solenoid valve
secara otomatis akan memasukkan air dari primary intercooler ke
perapat-perapat.
Bila pompa CWP telah beroperasi, solenoid valve akan
menutup dan air yang keluar dari dari pompa sebagian kecil akan
di gunakan untuk perapat, flow switch akan mendeteksi aliran-
aliran rendah (insufficient), secara otomatis pompa akan berhenti.
Pompa ini harus selalu ada aliran air yang melalui bila sedang
beroperasi. Untuk memastikan di pasangkan sebuah recirculating
valve. Katup-katup ini akan selalu dalam posisi terbuka kecuali
katup-katup buang CWP sudah pada posisi terbuka. Oleh karena
aliran sirkulasi selalu di pertahankan pada saat pompa sedang
beroperasi, kedua motor pompa interlock dengan alat pengaman
yang mendeteksi suhu bantalan tinggi, getaran, getaran yang
berlebihan, gangguan listrik pada motor atau tegangan terlau
rendah, dan level air kondenser yang terlalu rendah dan bila ada
sinyal dari salah satu alat pengaman tersebut, maka motor pompa
akan berhenti. Tombol tekan lokal (setempat) di dekat motor
dipergunakan untuk menghentikan pompa bila keadaan darurat.
-
19
4. Menara Pendingin (Cooling Tower)
Gambar 2.9 Cooling Tower
Konstruksi bangunan cooling tower yang digunakan terbuat
dari kayu merah (red wood) yang telah di awetkan dengan CDA
(copper dichidromate arsenic), sedangkan untuk ventstock
(menara) nya terbuat dari PVC (poly vinil chloride).
Cooling tower ini di lengkapi dengan kipas isap paksa yang
berfungsi untuk membantu proses pendinginan air kondensat yang
mempunyai temperatur kurang lebih 490C, kemudian diturunkan
menjadi kurang lebih 270C. Air hasil pendinginan dipakai untuk
pendinginan uap bekas.
2.6.10 Generator
Gambar 2.10 Generator
-
20
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Sistem penguatan generator dapat
berupa sistem penguatan sediri maupun sistem penguatan terpisah.
Generator itu sendiri terdiri dari 2 kumparan utama, yaitu kumparan
rotor dan kumparan stator. Kumparan rotor berfungsi untuk untuk
membangkitkan medan magnet setelah diberi arus penguat dari main
exciter. Kumparan stator akan menimbulkan tegangan yang bermanfaat
sebagai sumber listrik bila kumparan rator yang bermuatan medan magnet
terbuka berputar.
Sistem pendinginan pada generator digunakan udara yang disirkulasi
oleh fan ke kumparan stator dan rotor. Udara yag dipakai untuk sistem
pendingin mempunyai temperatur kurang lebih 430C. Setelah udara
tersebut mendinginkan generator kemudian di alirkan ke radiator untuk
didinginkan kembali, sebagai media pendinginnya adalah air.
2.6.11 Transformator
Gambar 2.11 Transformator
Transformator tenaga berfungsi untuk menaikkan (step-up) dan
menurunkan (step down) tegangan. Tegangan output dari power plant yang
akan di transmisi melalui jarak yang jauh harus di naikkan dahulu melalui
transformator step-up. Dengan demikian pada daya yang konstan,
tegangan di naikkan maka arus akan menjadi kecil, dalam hal ini dapat
memperkecil kerugian tegangan.
-
21
2.7 Proses Pembangkitan Energi Listrik PLTP Kamojang
Proses pembangkitan tenaga listrik pada PLTP Kamojang bersumber dari
energi panas bumi yang diambil dari sumur-sumur uap panas bumi. Uap
tersebut dialirkan dari sumur uap ke unit pembangkit melalui pipa-pipa
transmisi dengan membuka katup produksi pada kepala sumur. Kepala sumur
dilengkapi dengan orifice yang berfungsi untuk megukur besarnya tekanan
uap yang dihasilkan. karena untuk satu unit pembangkit diperlukan jumlah
uap dari beberapa sumur, maka sebelum masuk turbin, uap di tampung
terlebih dahulu pada pengumpul uap, yaitu steam receiving header dilengkapi
dengan vent structure untuk menjaga tekanan dalam steam receiving header
ini tetap konstan. Vent structure akan membuka secara langsung/otomatis
apabila terjadi kelebihan tekanan dalam steam receiving header.
Dengan membuka main unit isolation valve uap dari pengumpul dialirkan
menuju turbin melewati separator dan demister. Pada separator jenis
cyclone, aliran uap masuk dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk
sentrifugal sehingga padatan, padatan kecil yang terbawa pada uap tersebut
akan terpisah dan terlempar ke sisi-sisi pada separator dan uap bebas padatan
tersebut keluar dari bagian atas separator sedangkan padatan-padatan akan
jatuh kebawah dan ditampung pada dust collector. Uap kemudian dialirkan ke
demister, pada demister uap masuk dari bagian atas lalu akan melewati
bagian yang kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka mist
(bintik-bintik air) akan jatuh terlebih dahulu. Sedangkan uap kering akan
keluar melalui sisi demister yang dilengkapi dengan saringan. Air yang
terkumpul otomatis akan terbuang bila penuh.
Setelah melalui demister, uap kering akan masuk ke turbin. Masuknya uap
ke dalam turbin diatur oleh main steam valve dan governor valve. Pada
keadaan awal start, governor valve dibuka penuh dan aliran uap diatur oleh
main steam valve secara manual. Sedangkan pada operasi normal aliran uap
diatur oleh governor valve secara otomatis dan main steam valve dibuka
penuh. Tekanan kerja turbin dibatasi 6,5 bar. Uap yang masuk ke turbin
alirannya terbagi menjadi dua sebelum masuk ke valve. Jadi uap memutar
turbin dengan dua aliran atau double flow uap memutar turbin dengan
-
22
kecepatan 3000 rpm. Untuk menjaga efisiensi turbin, uap bekas (exhaust
steam) yang telah digunakan untuk memutar turbin dikondensasikan di
condesor. Condensor dalam keadaan vakum sebesar 0,133 bar. Uap bekas
dikondensasikan dengan cara di spray menggunakan air pendingin yang
berasal dari cooling tower sehingga suhu kondensat menjadi 50 . Sistem pendingin ini disebut direct contact. Kondensat dari condensor ini kemudian
dipompa dengan MCWP (Main Cooling Water Pump) menuju cooling tower
untuk didinginkan. Pada condensor ini terdapat gas-gas yang tidak
terkondensasi atau non condensable gas (NCG). NCG ini kemudian akan
dihisap oleh ejektor tingkat pertama dan akan dikondensasikan di
intercondenser. Ejektor tingkat kedua akan menghisap NCG yang belum
terkondensasi pada intercondenser untuk kemudian dikondensasikan pada
aftercondenser. Sisa NCG yang tidak terkondensasi akan dibuang ke udara.
Pembuangan NCG pada unit 1 melalui cerobong sedangkan unit 2 dan 3
melalui cerobong yang berada pada cooling tower.
Air kondensat yang didinginkan di cooling tower dari suhu 50 menjadi 29akan digunakan lagi untuk mendinginkan uap bekas dan secondary water. Sekitar 70% air akan hilang pada sistem pendingin.
Sedangkan sisa air yang tidak digunakan untuk pendingin akan digunakan
untuk proses reinjeksi. Dengan proses reinjeksi ini diharapkan sumur yang
sudah tidak produktif menjadi produktif kembali.
turbin yang diputar oleh uap dengan kecepatan 3000 rpm juga akan
memutar generator yang dipasang secara copple. Pada poros generator
terdapat sebuah magnet permanen atau PMG (Permanent Magnet Generator).
Pada PMG ini terdapat stator, magnet yang berputar akan menghasilkan gaya
magnet yang akan memotong kumparan stator sehingga terjadilah gaya gerak
listrik (GGL1). GGL ini diteruskan ke Automatic Voltage Regulator (AVR)
untuk mengubah tegangan AC menjadi DC.
Setelah itu, aliran listrik dialirkan ke Exciter (penguat). Aliran listrik DC
dialirkan pada rotor yang berputar sehingga terjadi gaya gerak magnet yang
akan memotong kumparan stator dan menghasilkan GGL2. Karena tegangan
yang ditimbulkan adalah AC, maka pada exciter dipasang dioda-dioda yang
-
23
berfungsi untuk menyearahkan arus yang semula dari AC menjadi DC.
Kemudian arus ini di alirkan ke rotor generator, sehingga menghasilkan
GGL3 sebesar 11,8 KV.
Besarnya arus dari PMG yang masuk ke kumparan stator generator diatur
oleh AVR yang dipengaruhi oleh tegangan output generator. Besar kecilnya
tegangan yang mempengaruhi AVR ini adalah hasil transformasi dari
transformator tegangan yang dipasang pada output generator.
Bila tegangan output besar maka transformator tegangan akan memberikan
reaksi terhadap AVR secara otomatis, yaitu AVR akan memberikan arus yang
lebih kecil terhadap kumparan stator.
Setelah terdapat tegangan listrik sebesar 11,8 KV, kemudian dialirkan ke
transformator untuk dinakkan tegangannya menjadi 150 KV. Tegangan 150
KV ini adalah yang akan dijual ke PLN setelah dikurangi untuk kebutuhan
alat-alat yang digunakan dalam proses pembangkitan. Listrik ini akan
didistribusikan ke sistem Jawa Bali.
Gambar 2.12 Flow Diagram PLTP Kamojang