bab ii

24
BAB II PEMBAHASAN I. Mekanisme Penyakit 1. A. Defnisi Ureterolithiasis Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter .Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R. Sjamsuhidajat, 200 !al. "02#$. Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, %al%uli (batu ginjal$ pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut %al%uli. &embentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pen%etus larutan urin. 'al%uli ber ariasi dalam ukuran dan dari )okus mikroskopik sampai beberapa %entimeter dalam diameter %ukup besar untuk masuk dalam pel is ginjal. *ejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner and Suddarth, 2002+ " -0$. 1. B. Klasifkasi lasi)ikasi batu saluran kemih menurut /oy%e Bla%k dalam buku edi%al Surgi%al 1ursing, 200" hal 223 2 dan Basuki B &urnomo, 2000 hal - 3-- adalah+ "$ Batu alsium Batu kalsium merupakan jenis batu terbanyak, batu kalsium biasanya terdiri dari )os)at atau kalsium oksalat. 4ari bentuk partikel yang terke%il disebut pasir atau kerikil sampai ke ukuran yang sangat besar 5staghorn6 yang berada di pel is dan dapat masuk ke kaliks. 7aktor penyebab terjadinya batu kalsium adalah+ a$ !yper%alsuria (peningkatan jumlah kalsium dalam urin$ biasanya disebabkan oleh komponen+ ("$ &eningkatan resopsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroid primer atau pada tumor paratiroid (2$ &eningkatan absorbs kalsium pada usus yang biasanya dinamakan susu3alkali syndrome, sar%oidosis

Upload: abdillah-fajri

Post on 05-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep ureterolithiasis

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASANI.Mekanisme Penyakit1. A.Definisi UreterolithiasisUreterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter .Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R. Sjamsuhidajat, 2003 Hal. 1027).Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner and Suddarth, 2002: 1460).1. B.KlasifikasiKlasifikasi batu saluran kemih menurut Joyce M Black dalam buku Medical Surgical Nursing, 2001 hal 822-824 dan Basuki B Purnomo, 2000 hal 64-66 adalah:1) Batu KalsiumBatu kalsium merupakan jenis batu terbanyak, batu kalsium biasanya terdiri dari fosfat atau kalsium oksalat. Dari bentuk partikel yang terkecil disebut pasir atau kerikil sampai ke ukuran yang sangat besar staghorn yang berada di pelvis dan dapat masuk ke kaliks.Faktor penyebab terjadinya batu kalsium adalah:a) Hypercalsuria (peningkatan jumlah kalsium dalam urin) biasanya disebabkan oleh komponen:(1) Peningkatan resopsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroid primer atau pada tumor paratiroid(2) Peningkatan absorbs kalsium pada usus yang biasanya dinamakan susu-alkali syndrome, sarcoidosis(3) Gangguan kemampuan renal mereabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal(4) Abnormalitas struktur biasanya pada daerah pelvikalises ginjalb) Hiperoksaluria: eksresi oksalat urine melebihi 45 gram perhari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, jeruk sitrun, sayuran berdaun hijan banyak terutama bayamc) Hipositraturi: di dalam urin sitrat akan bereaksi menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Karena sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu kalsium. Hal ini dapat terjadi karena penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretic golongan thiazid dalam jangka waktu yang lama.d) Hipomagnesuri: magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium, karena didalam urin magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium oksalat.e) Terhadap Batu Kalsium Oksalat/fosfat Dapat dengan modifikasi diet dan terapi obat-obatan. Kurangi konsumsi soft drink. Karena soft drink yang mengandung asam fosfat berhubungan dengan peningkatan 15% kekambuhan batu dalam 3 tahun. Bagaimana mekanisme tak begitu jelas, tapi diduga sedikit kelebihan asam akan meningkatkan ekresi kalsium dan asam urat. Kurangi makan protein terutama protein hewani karena banyak mengandung asam amino yang mengandung sulfur. Hasil metabolismenya akan meningkatkan asam sulfur dan ini akan berpengaruh terhadap ekresi kalsium, asam urat dan sitrat. Juga dianjurkan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung oksalat, seperti teh, kopi, bayam, dan lain-lain Obat-obatan :Obat-obatan yang dapat digunakan yaitu thiazide, Alupurinol, Pemberian Kalium sitrat, kalium bikarbonat, natrium bikarbonat serta jouice orange sebagai alternatif untuk meningkatkan pH urin, dan Selulosa fosfat akan mengikat kalsium dan eksresi di urin Diuretik.Oksalat membentuk kristal dengan Kalsium. Hiperoksaluria terjadi karena:1. Produksi dalam tubuh meningkat:Karena menelan bahan-bahan yang mendorongterbentuknya oksalat, misalnya vitamin CKarena kekurangan vitamin B6penyakit hiperoksaluria, adanya kelainan mclabolisine sehingga produksi meningkat

2. Intake oksalat meningkat:Alakan bahan oksalat yang berlebihanPenyerapan oksalat yang berlebihan karena penyakit di USUS (enteric hyperoxaluria)Penyerapan Kalsium yang berlebihan atau diit rendah kalsfuni.2) Batu struvitBatu struvit dikenal juga dengan batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea atau urea spilitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana ini memudahkan garam-garam magnesium, ammonium fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP). Kuman-kuman pemecah urea adalah proteus spp, klabsiella, serratia, enterobakter, pseudomonas, dan stapillokokus.Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat (batu struvit) dan kalsium fosfat. Batu ini terjadi sekunder terhadap infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri pemecah urea. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Batu ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas yang berbeda. Diurin kristal batu struit berbentuk prisma empat persegi panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn dan struit mungkin berhubungan erat dengan destruksi yang cepat dari ginjal hal ini mungkin karena proteus merupakan bakteri urease yang poten.Batu infeksi ini mula-mula terjadi karena supersaturasi dari magnesium ammonium fosfat dan karbonatapatie. Supersaturasi ini terjadi karena adanya infeksi ginjal oleh kuman Proteus yaitu kuman yang memecah/menguraikan ureum sehingga air ken-Lih menjadi basa. Kuman-kuman lain yang juga memecah ureum: Klebsiella, Pseudomonas, Providencia.Pada batu struvit yang tidak dapat dibuang, maka diberikan Acetohydroxamidc acid (AHA) untuk mencegah infeksi yang dapat mengarah terbentuknya batu.3) Batu asam uratFactor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah:a) Urin yang terlalu asam yang dapat disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung purine, peminum alcohol.b) Volume urin yang jumlahnya sedikit ( 3 detik jika di sentuh

1. B.Diagnosa Keperawatana) Pre-Operasi1. Nyeri b.d peningkatan frekuensi / dorongan kontraksi ureteral.2. Perubahan eliminasi urin b.d obstruksi mekanik kandung kemih oleh batu ureteral.3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d mual/muntah diuresis pasca obstruksi.(Toto s, Abdul. 2010)b) Post-Operasi1. Nyeri akut b.d trauma jaringan pasca operasi.2. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d adanya luka operasi.(Brunner. & Suddarth. 2009)1. C.IntervensiPre-Operasi :a) Nyeri b.d peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral.Hasil yang diharapkan (HYD) :Nyeri berkurang sampai dengan hilang dalam waktu 1-2 hari dengan kriteria: Pasien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang Ekspresi wajah tampak rileks

Rencana Tindakan :1)Guidance Kaji dan catat lokasi, lamanya, intensitas nyeriR/ Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus. Perhatikan keluhan peningkatan/menetapnya nyeri abdomen.R/ Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam area perirenal.2)Support Bantu atau dorong penggunaan napas dalam, bimbingan imajinasi.R/ Mengarahkan kembali perhatian dan membantu dalam relaksasi otot. Dorong/bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sekitar 3-4 liter/hari.R/ Hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu dan mencegah stasis urine, dan membantu mencegah pembentukan batu selanjutnya.3)Teaching Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan bila terjadi perubahan kejadian/karakteristik nyeri.R/ Memberikan kesempatan untuk pemberian analgesik sesuai waktu.4)Providing Fevelopment Environment Berikan tindakan nyaman contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat.R/ Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot dan meningkatkan koping.5)Collaboration Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik.R/ Analgetik diberikan untuk mengurangi nyeri.b) Perubahan eliminasi urin b.d obstruksi mekanik kandung kemih oleh batu ureteral.Hasil yang diharapkan (HYD) :Pola eliminasi kembali normal : frekuensi, jumlah / volume dalam waktu 2 4 hari dengan kriteria : Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya. Tidak ditemukan tanda obstruksi (hematuria)Rencana Tindakan :1)Guidance Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin. R/ Memberikan informasi tentang fungsi ginjal adanya komplikasi : perdarahan Periksa semua urin, catat adanya keluaran batu. R/ Identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran. R/ Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.2)Support Dorong pasien meningkatkan pemasukan cairan : 3 4 liter/hari. R/ Peningkatan hidrasi membuang bakteri, darah, dan dapat membantu lewatnya batu.3)Teaching Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi jika muncul nyeri. R/ Merelaksasi otot-otot yang nyeri dan mengalihkan perhatian pasien.4)Providing Development Environment Beri posisi yang nyaman untuk pasien. R/ Mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan rasa nyaman5)Collaboration Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium : elektrolit, BUN, kreatinin. R/ Mengindikasikan disfungsi ginjal.c) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d mual/muntah diuresis pasca obstruksi.Hasil yang diharapkan (HYD) :Tidak terjadi kekurangan cairan tubuh dengan kriteria : Mempertahankan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil dan berat badan dalam rentang normal.Rencana Tindakan :1)Guidance Awasi pemasukan dan pengeluaran. R/ Membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi membantu dalam evaluasi adanya / derajat stasis / kerusakan ginjal. Awasi tanda-tanda vital, evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa. R/ Indikator hidrasi/volume sirkulasi dan memberikan intervensi yang tepat. Catat insiden muntah, diare, perhatikan karakteristik dan frekuensi muntah dan diare, juga kejadian yang menyertai atau mencetuskan. R/ Mual/muntah dan diare secara umum berhubungan dengan kolik ginjal.2)Support Tingkatkan pemasukan cairan sampai 3-4 l/hari dalam toleransi jantung. R/ Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostasis juga tindakan mencuci yang dapat membilas batu keluar. Timbang berat badan tiap hari. R/ Peningkatan berat badan cepat mungkin dengan retensi.3)Teaching Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi jika muncul nyeri. R/ Merelaksasi otot-otot yang nyeri dan mengalihkan perhatian pasien.4)Providing Development Environment Beri posisi yang nyaman untuk pasien.R/ Mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan rasa nyaman.5)Collaboration Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, elektrolit. R/ Mengkaji hidrasi dan keefektifan, kebutuhan intervensi.Post-Operasia) Nyeri akut b.d trauma jaringan pasca operasi.Hasil yang diharapkan (HYD) :Nyeri berkurang sampai dengan hilang dalam waktu 3-4 hari dengan kriteria: Pasien mengungkapkan nyeri berkurang sampai dengan hilang. Ekspresi wajah pasien tampak rileks. Pasien mampu melakukan tindakan untuk mengurangi nyeriRencana Tindakan :1)Guidance Kaji keluhan nyeri : intensitas, lamanya nyeri (skala 1-10). R/ Melakukan intervensi yang sesuai dengan keluhan pasien. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 2-4 jam. R/ Deteksi dini terhadap perubahan tanda-tanda vital akibat nyeri2)Support Lakukan perawatan 124 jam dan bila luka kotor. R/ Mencegah terjadinya infeksi.3)Teaching Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi jika muncul nyeri. R/ Merelaksasi otot-otot yang nyeri dan mengalihkan perhatian pasien.4)Providing Development Environment Beri posisi yang nyaman untuk pasien.R/ Mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan rasa nyaman.5)Collaboration Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik.R/ Pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.b) Risiko tinggi terhadap infeksi b.d adanya luka operasi.Hasil yang diharapkan (HYD) :Tidak terjadi infeksi dengan kriteria : Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti : merah, bengkak, panas. Luka operasi cepat sembuh dan tidak timbul nanah.Rencana Tindakan :1)Guidance Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.R/ Deteksi dini tanda-tanda infeksi. Observasi daerah luka operasi.R/ Indikator terjadi infeksi.2)Support Lakukan teknik aseptik dalam perawatan luka.R/ Mencegah penyebaran infeksi nosokomial. Lakukan perawatan 124 jam dan bila luka kotor.R/ Mencegah terjadinya infeksi.3)Teaching Anjurkan pasien untuk menjaga kondisi luka agar tidak terkontaminasi R/ untuk mempercepat penyembuhan4)Providing Development Environment Ciptakan lingkungan bersih dan nyaman R/ supaya terhindar dari5)Collaboration Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antibiotik. R/ Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi dan membunuh bakteri.1. D.EvaluasiEvaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelayanan asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Dalam tahap ini, akan terlihat apakah tujuan yang telah disusun tercapai atau tidak. Pada penderita dengan ureterolithiasis, hasil evaluasi yang diharapkan meliputi :a. Nyeri hilang / terkontrolb. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankanc. Komplikasi dicegah / minimald. Proses penyakit / prognosis dan program terapi dipahami