bab ii

29
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Tematik Pembelajaran terpadu model tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu, yaitu model terjala (webbed). Yang pada akhirnya menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasikan dipadukan oleh suatu tema. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata pelajaran, tapi tetap sejalan dengan Kompetensi Dasar dan topik- topik dari mata pelajaran (kurniawan, 2011:77). Salah satu model pembelajaran terpadu adalah Model pembelajaran terjaring (webbed), ini adalah model yang paling popular yakni integrasi jaringan tema. Guru memandang kurikulum melalui sebuah teleskop untuk gambaran dari seluruh kumpulan subjek mata pelajaran dan kegiatan.Pemikiran tema yang memupuk webbed adalah isi kurikulum dan disiplin ilmu;mata pelajaran dengan menggunakan tema untuk menyaring konsep-konsep yang sesuai, topik-topik, dan ide-ide (Forgaty, 1991:53). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu model tematik ini adalah salah satu model dari sepuluh model yang ada pada pembelajaran terpadu. Pengorganisasian materi yang terintegrasikan dipadukan oleh suatu tema dan materi 3

Upload: mivy

Post on 23-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pasca

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Tematik

Pembelajaran terpadu model tematik merupakan salah satu model dari

pembelajaran terpadu, yaitu model terjala (webbed). Yang pada akhirnya

menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasikan

dipadukan oleh suatu tema. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata

pelajaran, tapi tetap sejalan dengan Kompetensi Dasar dan topik-topik dari

mata pelajaran (kurniawan, 2011:77).

Salah satu model pembelajaran terpadu adalah Model pembelajaran

terjaring (webbed), ini adalah model yang paling popular yakni integrasi

jaringan tema. Guru memandang kurikulum melalui sebuah teleskop untuk

gambaran dari seluruh kumpulan subjek mata pelajaran dan kegiatan.Pemikiran

tema yang memupuk webbed adalah isi kurikulum dan disiplin ilmu;mata

pelajaran dengan menggunakan tema untuk menyaring konsep-konsep yang

sesuai, topik-topik, dan ide-ide (Forgaty, 1991:53).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu

model tematik ini adalah salah satu model dari sepuluh model yang ada pada

pembelajaran terpadu. Pengorganisasian materi yang terintegrasikan dipadukan

oleh suatu tema dan materi pembelajaran yang disampaikan harus dapt

dimengerti dan bernakna bagi siswa.

B. Pengertian Prinsip Pembelajaran Terpadu model Tematik

Prinsip merupakan segala sesuatu yang bersifat mendasar, sangat

penting, selalu ada dalam situasi atau kondisi yang serupa. Dengan demikian

prnsip pembelajaran terpadu adalah segala sesuatu yang bersifat mendasar,

sangat penting, dan selalu ada dalam pembelajaran terpadu, keberadaanya

penting karena berfungsi untuk memberikan pedoman dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran terpadu.

Dalam pembelajarn terpadu model tematik ini selain memperhatikan

prinsip-prinsip belajar dan implikasinya bagi guru dalam pembelajaran, juga

ditambah sejumlah prinsip pembelajaran khusus yang sudah dikontekskan

3

Page 2: BAB II

dalam pembelajaran terpadu. Berikut ini adalah beberapa prinsip dari

pembelajaran terpadu yang perlu diperhatikan oleh guru:

1. Berpusat pada anak

Pada pembelajaran terpadu memposisikan siswa sebagai pusat dari

kegiaan pembelajaran. Yang artinya pembelajaran yang berlangsung

dirancang dengan memperhatikan aspek anak ditinjau dari segi tujuan dan

proses pembelajaran.

2. Pengalaman langsung

Pada pembelajaran terpadu memberikan peluang besar pada siswa

untuk mendapatkan pengalaman langsung darimateri yang dipelajarinya.

Sehingga informasi yang diterima benar-benar informasi yang dialami siswa

secara langsung. Dengan demikian, pembelajaran lebih bermakna untuk

anak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas

Dalam pembelajaran terpadu materi disajikan dalam satu fokus tema

tertentu. Tema tersebut dipelajari dari berbagai sisis pandang dengan

menggunakan informasi yang ada dalam sejumlah bidang studi/mata

pelajaran. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki siswa atas tema

tersebut bisa lebih komperehensif dan lengkap. Isi bidang studi yang akan

dibahas disesuaikan relevansinya dengan tema. Dengan demikian sekat-

sekat antar bidang studi tidak tampak dan melebur dalam tema.

4. Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran.

Dalam satu kali proses pembelajaran terpadu model tematik ini

menyajikan bahasan materi dari beberapa mata pelajaran, namun identitas

dari tiap mata pelajaran sudah tidak tampak.

5. Fleksibel

Prinsip fleksibel ini merujuk pada tidak terfokusnya pembelajaran

pada satu bidang ilmu atau satu mata pelajaran, variasi kegiatan belajar baik

secara pendekatan dan metode maupun tempat belajar, untuk menentukan

tema yang akan dipelajari guru dapat menggunakan lebih dari satu cara.

4

Page 3: BAB II

6. Bermakna dan utuh

Pada pembelajaran terpadu sangat mempertimbangkan pembelajaran

baik dari prosesmaupun isi materi agar memiliki relevansi dengan sifat

siswa. dengan demikian pembelajaran akan lebih mudah untuk dipahami,

berguna, dan sesuai kebutuhan siswa. selain itu pada pembelajaran terpadu

mengupayakan agar seluruh aspek psikologis siswa dikembangkan secara

menyeluruh, mencakup semua ranah, (kognitif, afekktif, dan psikopmotor).

7. Memperhatikan waktu dan ketersedian sumber

Dalam pembelajaran terpadu hendaknya memperhatikan alokasi

waktu yang tersedia. Hal ini harus disadari dan dipertimbangkan, karena

dalam pembelajaran terpadu besar peluangnya untuk menggunakan waktu

yang lama apabila guru tidak merencanakan proposi penggunaan dan

kontrol waktu dalam pembelajaran.peluang ini bisa terjadi, karena dalam

pembelajaran terpadu akan membahas sejumlah materi dari beberapa mata

pelajaran. Dimana pada pelaksanaannya pembelajaran seperti itu

memerlukan waktu yang rel;atif lebih lama dibandingkan dengan

pembelajaran biasa.

Selain alokasi wakt, yang perlu diperhatikan guru adalah ketersediaan

sumber, yang artinya proses pembelajaran harus mempertimbangkan

sumberbelajar yang akan digunakan apakah tersedia, baik yang sifatnya by

design maupun yang by utilization. Selain itu sangat dianjurkan untuk

menggunakan sumber belajar yang ada dilingkungan setempat yang

memungkinkan bisa digunakan sebagai sumber belajar. Seperti, fasilitas

yang ada di sekolah, lingkungan dan sebagainya.

8. Tema terdekat dengan anak

Dalam penentuan tema pembelajaran guru harus mengusahakan agar

menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan keseharian anak. Dekat

disini memiliki makna baik dalam fisik maupun psikis dari siswa. dekat

dalam arti fisik adalah, segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar

kehidupan siswa misalnya tubuh, diri sendiri, keluarga, liburan dll.

Sedangkan dekat secara psikis memiliki arti, sesuai dengan tingkat

kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman siswa. prinsip ini sangat

5

Page 4: BAB II

penting diperhatikan, karena hal ini sejalan dengan teori belajar yang

menyatakan, belajar akan optimal apabila materi yang dipelajari menyatu

dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah ada pada diri siswa.

9. Pencapaian kompetensi bukan tema.

Pada pembelajaran terpadu tujuan atau kompetensi yang jelas adalah

acuan yang harus dicapai. Meskipun ada tema yang menjadi fokus

pemusatan pembahasan materi dari beberapa mata pelajaran, tetap saja tema

bukan tujuan dari pembelajaran. Tema pada pembelajaran terpadu model

tematik ini merupakan pemersatu agar sejumlah materi bisa dikemas secara

terintegrasi dengan baik dan bisa disajikan sejalan dengan cara berpikir anak

yang masih memandang sesuatu sebagai suatu keseluruhan dan keterpaduan.

Jadi kompetensi yang ingin dicapai disesuaikan dengan Standar

kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator

pembelajaran, hal tersebut yang menjadi acuan dalam penguasaan

kompetensi yang dimiliki siswa.

C. Kelebihan Pembelajarn Terpadu Model Tematik

Kelebihan dari pendekatan tematik untuk kurikulum terpadu adalah

faktor motivasi yang merupakan hasil dari pemilihan tema yang menarik.

Selain itu, model tematik atau pendekatan penulisan unit tidak asing bagi guru

berpengalaman dan perencanaan model kurikulum cukup mudah bagi guru

yang kurang berpengalaman untuk memahami. Ini juga fasilitas kerja tim

perencanaan sebagai tim lintas departemen/mata pelajaran bekerja untuk

menentukan tema ke dalam semua isi mata pelajaran. Pembelajaran terpadu

model tematik atau model webbed menyediakan perlindungan dan motivasi

untuk siswa. Memudahkan mereka untuk melihat perbedaan kegiatan dan ide-

ide yang terhubung (Fogarty, 1991:56).

Apabila pengertian di atas disimpulkan maka kelebihan dari model ini

adalah:

1. Faktor motivasi yang merupakan hasil dari pemilihan tema yang menarik.

2. Tidak asing bagi guru berpengalaman dan perencanaan model kurikulum

cukup mudah bagi guru yang kurang berpengalaman untuk memahami.

6

Page 5: BAB II

3. Memfasilitasi kerja tim perencanaan sebagai tim antar mata pelajaran

bekerja untuk menentukan tema ke dalam semua isi mata pelajaran.

4. Menyediakan perlindungan dan motivasi untuk siswa.

5. Memudahkan mereka untuk melihat perbedaan kegiatan dan ide-ide yang

terhubung.

D. Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Tematik

Kesulitan yang paling serius dengan model terjaring terletak pada

pemilihan tema. Ada kecenderungan untuk mengambil pada tema yang dekat

berguna dalam perencanaan kurikulum. Sering tema-tema buatan mengarah

pada kurikulum diciptakan. Juga, hati-hati harus digunakan tidak

mengorbankan lingkup logis dan diperlukan dan urutan yang melekat dalam

disiplin. Dalam model ini, guru dapat terjebak dalam penulisan kurikulum yang

mungkin tidak menjamin waktu yang terlibat dibandingkan dengan

penggunaan jangka panjang dari unit tematik dalam tahun-tahun mendatang.

(biasanya tema ini tidak terulang). Juga, guru dapat menjadi terfokus pada

kegiatan bukan pengembangan konsep dalam model ini, jadi hati-hati harus

digunakan untuk menjaga konten yang relevan dan ketat (Fogarty, 1991:56).

Apabila disimpulkan dari pernyataan diatas tentang kekurangan dari

pembelajaran terpadu model tematik ini adalah:

1. Kesulitan yang paling serius dengan model terjaring terletak pada pemilihan

tema.

2. Ada kecenderungan untuk mengambil pada tema yang dekat berguna dalam

perencanaan kurikulum.

3. Sering tema-tema buatan mengarah pada kurikulum diciptakan.

4. Diperlukan dan urutan yang melekat dalam disiplin.

5. Guru dapat terjebak dalam penulisan kurikulum yang mungkin tidak

menjamin waktu yang terlibat dibandingkan dengan penggunaan jangka

panjang dari unit tematik dalam tahun-tahun mendatang.

6. Guru dapat menjadi terfokus pada kegiatan bukan pengembangan konsep

dalam model ini, jadi hati-hati harus digunakan untuk menjaga konten yang

relevan dan ketat.

7

Page 6: BAB II

E. Pra Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Tematik

Sebelum menerapkan dilapangan guru harus mempersiapkan dengan

baik hal-hal yang akan dilakukan berkaitan dengan pembelajaran tematik ini.

Adapun hal-hal yang kita lakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran adalah,

1. Mengerti Apa itu Hakekat Tema

Tema adalah konsep atau prinsip yang menjadi fokus pengingat untuk

mempersatukan bahasan materi yang berasal dari beberapa mata pelajaran.

Fungsi tema bagi siswa sebagai fungsi pemusatan perhatian, holistikaliti,

dan kebermaknaan.

Yang dimaksud dengan fungsi pemusatan perhatian adalah, tema

berperan sebagai ide pokok yang akan menjadi fokus dalam pembelajaran.

Dimana bahasan pada tiap mata pelajaran akan terpusat pada tema. Tema

yang dipilih harus sesuai dengan ketertarikan siswa pada hal-hal tertentu,

sehingga dengan demikian siswa memiliki ketertarikan terhadap

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Fungsi yang ke dua yaitu fungsi hoslistikaliti, pada fungsi ini

penyatuan secara holistik atas materi yang beragam dijadikan satu. Hal ini

sejalan dengan cara pandang siswa SD terhadap dunia luar, dimana segala

sesuatu dipandang sebagai satu kesatuan.

Fungsi yang terakhir yaitu fungsi kebermaknaan. Bermakna disini

diartikan segala sesuatu yang memiliki kegunaan, berada dalam jangkauan

kemampuan berpikir anak, dan familiar dengan pengalaman anak. Oleh

karena itu tema dipilih dengan memperhatikan aspek anak, maka

pembelajaran semakin berarti karena pembahasannya disajikan merujuk

pada tema yang sudah dipertimbangkan dengan kegunaan, kemampuan

berpikir anak, dan berada dalam wawasan pengetahuan anak. Pembelajaran

bukan membicarakan sesuatu yang abstrak, sulit, dan tidak dikenal.

Sehingga seolah-olah mereka membicarakan sesuatu yang mereka tidak

ketahui, yang sulit dipahami siswa.

2. Kriteria Pemilihan Tema

Adapun kriteria yang harus dijadikan patokan untuk memilih tema

agar berfungsi dengan baik adalah,

8

Page 7: BAB II

a. Kontekstual yang artinya memperhatikan lingkungan terdekat dengan

siswa. memilih tema yang familiar dengan kehidupan siswa.

b. Tema harus bisa menstimuli aktivitas berpikir. Tema yang mampu

menstimuli pikiran adalah tema yang bisa dikembangkan menjadi suatu

bahasan yang luas, sehingga mampu meengembangkan kemampuan

berpikir siswa.

c. Sesuai dengan perkembangan, minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa.

d. Sesuai dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Tema harus sejalan

dengan kompetensi yang akan dikembangkan melalui proses

pembelajaran. Keselarasan antara tema dengan kompetensi akan

memperkuat proses belajar.

3. Prosedur Pengembangan Tema dan Jaringan Tema

Adapun prosedur dari pengembangan tema yang perlu diperhatikan

guru meliputi,

a. Tentukan tema. Adadua cara penentuan tema yaitu:

1) Merujuk pada KD kemudian baru menentukan tema

2) Menentukan tema terlebih dahulu baru disesuaikan dengan KD

b. Identifikasi KD dan materi y6ang sesuai dengan tema yang telah dipilih.

Pada tahap ini sesudah tema ditentukan, selanjutnya identifikasilah KD

dan mata pelajaran mana saja yang memiliki ide sejalan dengan tema.

c. Membuat peta jaringan tema, dengan merujuk dari hasil identifikasi.

Pada tahap ini peta jaringan tema adalah gambaran konseptual tentang

hubungan tema dengan materi yang sesuai yang ada dalam mata

pelajaran. Adapun penentuan jaringan tema didasarkan pada beberapa hal

di bawah ini,

1) Jaringan tema yang simpel, dalam arti jaringan tema harus sederhana

dalam pemilihan kata. Jaringan tema ininakan menjadi dasar dari

penyusunan RPP.

2) Sinkron, tema yang dipilih harus selaras dengan topik atau materi

yang akan dipadukan dari beberapa mata pelajaran, sehingga terdapat

kesesuaian ide antara materi denagn tema yang ditentukan.

9

Page 8: BAB II

3) Logis, penyusunan tema harus mengikuti logika tertentu yang

dipandang akan mempermudah siswa dalam belajar.

4) Mudah dipahami oleh setiap orang yang membacanya.

5) Terpadu. Jaringan tema yang dipilih harus menunjukkqan keterpaduan

dari sejumlah materi yang disatukan.

10

Page 9: BAB II

F. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Tematik pada Kelas 2 SD

1. Jaringan Tema Kelas 2 semester I (satu)

11

B.IDiri sendiri yang berhubungan dengan sastra: Membaca

puisi. Cerita pendek.

PKnDiri sendiri yang berhubungan dengan PKn: Menghormati

pendapat orang lain.

Tolong menolong.

SBKDiri sendiri yang berhubungan dengan SBK: Bermain alat musik

sederhana. Membuat kerajinan

tangan.

IPADiri sendiri yang berkaitan dengan IPA: Bagian-bagian

tumbuhan. Cara merawat

tumbuhan.

Diri Sendiri

Matematika Diri sendiri yang berhubungan dengan Matematika: Membaca jam. Menggunakan

jam untuk aktivitas sehari-hari.

IPSDiri sendiri yang berhubungan dengan IPS: Dokumen keluarga. Pentingnua

memelihara dokumen keluarga.

Page 10: BAB II

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Bahasa Indonesia

SK : 1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.

KD : 1.2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara

lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi

(berbicara).

PKn

SK : 1. Membiasakan hidup bergotong royong.

KD : 1.1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong

menolong.

IPA

SK : 1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,

pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat

hidup makhluk hidup.

KD : 1.1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan, dan tumbuhan,

pertumbuhan hewan, dan tumbuhan di sekitar rumah dan

sekolah melalui pengamatan.

IPS

SK : 1. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

KD : 1.1. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.

Matematika

SK : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.

KD : 1.1 Membandingkan bilangan sampai 500.

SBK

SK : 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

KD : 1.2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada karya

seni rupa.

12

Page 11: BAB II

3. RPP Pembelajaran Terpadu Model Tematik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :...............................

Alokasi waktu : 4 x 35 menit

Tema : Diri sendiri

Kelas/Semester : 2 (dua)/I (satu)

A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1. Bahasa Indonesia

SK : 1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.

KD : 1.2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara

lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi

(berbicara).

2. PKn

SK : 1. Membiasakan hidup bergotong royong.

KD : 1.1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong

menolong.

3. IPA

SK : 1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,

pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat

hidup makhluk hidup.

KD : 1.1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan, dan tumbuhan,

pertumbuhan hewan, dan tumbuhan di sekitar rumah dan

sekolah melalui pengamatan.

4. IPS

SK : 1. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

KD : 1.1. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.

5. Matematika

SK : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.

KD : 1.1 Membandingkan bilangan sampai 500.

13

Page 12: BAB II

6. SBK

SK : 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

KD : 1.2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada karya

seni rupa.

B. Indikator Pembelajaran

1. Kognitif

a. Memahami cerita pendek.

b. Mengerti makna dari gotong royong, hidup rukun, dan tolong menolong

c. Mengenal bagian-bagian tubuh hewan di sekitar lingkungan rumah.

d. Mengerti makna dari dokumen keluarga yang dimiliki.

e. Mampu membandingkan jumlah bilangan sampai dengan 500 dengan

tanda lebih kecil (<), dan lebih besar (>).

f. Mampu menggambar diri sendiri dan anggota keluarga.

2. Afektif

a. Memperhatikan dan berpartisipasi dengan baik saat melakukan diskusi

dengan kelompok asal dan kelompok ahli.

b. Memahami, mengulangi serta menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang didiskusika bersama dengan teman diskusi.

c. Duduk dengan sopan dan tenang serta memperhatikan diskusi baik

bersama kelompok asal maupun dengan kelompok ahli.

d. Menunjukkan perilaku ramah, sopan selama kegiatan diskusi

berlangsung.

3. Psikomotor

a. Menyatukan ide-idenya pada tiap mata pelajaran yang berasal dari

diskusi bersama kelompok ahli dengan kelompok asal.

b. Menuliskan materi yang didapatkan dari kelompok ahli untuk

disampaikan pada kelompok asal.

c. Mengambil keputusan apa yang akan dilakukan berkaitan dengan hasil

diskusi yang dilakukan dengan kelompok asal.

d. Melakukan koordinasi dan diskusi dengan baik bersama kelompok ahli

maupun kelompok asal.

14

Page 13: BAB II

C. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

a. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli yang hasilnya

disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat memahami cerita

pendek.

b. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli dan hasil diskusi

disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat mengerti makna dari

gotong royong, hidup rukun, dan tolong menolong

c. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli yang hasilnya

disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat mengenal bagian-

bagian tubuh hewan di sekitar lingkungan rumah.

d. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli dan hasilnya

disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat mengerti makna dari

dokumen keluarga yang dimiliki.

e. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli yang hasilnya

disampaikan kepada kelompok asal siswa mampu membandingkan

jumlah bilangan sampai dengan 500 dengan tanda lebih kecil (<), dan

lebih besar (>).

f. Dengan melihat contoh gambar siswa mampu mampu menggambar diri

sendiri dan anggota keluarga.

2. Afektif

a. Selama diskusi dengan kelompok ahli maupun kelompok asal siswa

selalu memperhatikan dan berpartisipasi dengan baik saat melakukan

diskusi dengan kelompok asal dan kelompok ahli.

b. Dengan melakukan diskusi untuk membahas materi siswa dapat

memahami, mengulangi serta menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang didiskusikan bersama dengan teman diskusi.

c. Selama diskusi siswa duduk dengan sopan dan tenang serta

memperhatikan diskusi baik bersama kelompok asal maupun dengan

kelompok ahli.

d. Selama diskusi berlangsung siswa dapat menunjukkan perilaku ramah,

sopan, dan bertanggung jawab.

15

Page 14: BAB II

4. Psikomotor

a. Siswa dapat menyatukan ide-idenya pada tiap mata pelajaran yang

berasal dari diskusi bersama kelompok ahli dengan kelompok asal.

b. Dengan diskusi yang dilakukan siswa dapat menuliskan materi yang

didapatkan dari kelompok ahli untuk disampaikan pada kelompok asal.

c. Siswa dapat mengambil keputusan apa yang akan dilakukan berkaitan

dengan hasil diskusi yang dilakukan dengan kelompok asal.

d. Siswa dapat melakukan koordinasi dan diskusi dengan baik bersama

kelompok ahli maupun kelompok asal pada saat kegiatan pembelajaran.

D. Media dan Sumber Belajar

1. Media

a. Berbagai macam gambar yang berhubungan dengan, gotong royong,

hidup rukun, tolong menolong, bagian-bagian tubuh hewan, dokumen

keluarga, gambar anggota keluarga.

b. Contoh dokumen keluarga.

2. Sumber Belajar

a. Umi, arik. 2012. Asyik Belajar IPA di Sekolah Dasar Kelas 2.

Surabaya: Bumi aksara.

b. Umi, arik. 2012. Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 2. Semarang:

Remaja Rosdakarya.

c. Umi, arik. 2012. Mari Belajar IPS SD Kelas 2. Jakarta: Erlangga.

d. Umi, arik. 2012. Matematika yang Menyenangkan untuk SD Kelas 2.

Surabaya: Bumi aksara.

e. Umi, arik. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan kelas 2 SD.Jakarta:

Erlangga.

f. Umi, arik. 2011. Seni menggambar untuk Kelas Awal SD.Bandung:

Remaja Rosdakarya.

g. Fogarty, Robin. 1991. The Mindful School: How to Integrate the

Curricula. IRI/Skylight Publishing, Inc: Palatine, Illinois.

E. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2. Metode: Diskusi, penugasan, Ceramah, Tanya jawab, Presentasi.

16

Page 15: BAB II

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (10 menit)

a. Salam pembuka

b. Mengkondisikan kelas dan memberikan motivasi belajar kepada siswa.

c. Melakukan apersepsi (mengkaitkan materi yang telah dipelajari dengan

materi yang akan dipelajari).

2. Kegiatan inti (120 menit)

a. Siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan enam siswa pada

tiap kelompoknya (kelompok asal).

b. Guru menentetukan nama kelompok yaitu dengan nama mata pelajaran

yang akan dipelajari (matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn,

dan SBK).

c. Guru memberi petunjuk kepada siswa tentang tata cara, dan tata tertib

pelaksanaan diskusi.

d. Siswa pada kelompok asal membagi anggota kelompoknya untuk

menjadi utusan diskusi pada kelompok ahli.

e. Siswa dari kelompok asal yang telah dibagi kelompok ahlinya

berkumpul dengan kelompok ahli yang sesuai dengan bidang yang akan

dipelajari.

f. Siswa pada kelompok ahli berdiskusi membahas tentang materi yang

ditentukan oleh guru.

g. Setelah waktu diskusi selesai siswa pada yang berada pada kelompok

ahli kembali pada kelompok asalnya.

h. Siswa pada kelompok asal berdiskusi tentang materi-materi yang

didapatkan saat berdiskusi dengan kelompok ahli.

i. Tiap-tiap kelomppok asal menuliskan hasil materi dari diskusi yang

telah dilakukan.

j. Perwakilan tiap kelompok melaporkan hasil diskusi yang telah

dilakukan dengan ditanggapi atau di beri pertanyaan dari kelompok

lain.

k. Guru menambahkan materi-materi pada tiap mata pelajaran yang telah

dijadikan tema.

17

Page 16: BAB II

l. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan mencatat

simpulan materi tersebut.

m. Siswa diminta mengisi butir soal evaluasi yang dibagikan.

3. Kegiatan akhir (10 menit)

a. Melakukan refleksi pembelajaran bersama siswa.

b. Mengkondisikan kelas.

c. Salam penutup.

G. Evaluasi

1. Kognitif

Kategori/ Ranah

No/Soal Skor

Pengetahuan

(knowledge)

C1

1. KTP, Kartu Keluarga, Akta kelahiran termasuk dalam jenis apa ?Jawaban: Dokumen keluarga.

2. 150......200 Jawaban: < (lebih kecil)

3. Gambar, lukisan, dan patung termasuk jenis karyaseni ?Jawaban: Seni rupa

1

Pemahaman (comprehension)

C2

4. Sebutkan dua contoh karya seni rupa ?Jawaban: lukisan, patung, topeng.

5. Andi dan Tono bertengkar ketika di sekolah, dalam hal ini mereka tidak bersikap hidup ?Jawaban: rukun

6. Guruku engkau selalu membimbing kami tanpa lelah. Setiap hari engkau mendidik kami tanpa pamrih. Terima kasih atas jasa-jasamu wahai guruku...Kalimat di atas termasuk kata-kata yang ada dalam ?Jawaban: Puisi

7. Sebutkan dua bagian tubuh dari hewan berkaki empat ?Jawaban: kepala, leher, mata, telinga.

2

18

Page 17: BAB II

Ranah/Kategori

No/Soal Skor

Penerapan

(application)

C3

8. Berilah contoh hidup rukun, dan tolong menolong dalam kehidupanmu !

9. Sebutkan dua contoh hewan yang kamu pelihara dan tuliskan bagian-bagian tubuh hewan tersebut !

10. Kamu memiliki jambu sebanyak 350 biji sedangkan temanmu memiliki 250 biji mana jumlah jambu yang lebih banyak ?

3

Analisis

(analysis)

C4

11. Tulislah dua manfaat dari memelihara dokumen dokumen keluarga

4

Sintesis

(syntesis)

C5

12. Tulislah rangkuman dari hasil diskusi yang kamu lakukan bersama kelompok ahli !

5

Evaluasi

(evaluation)

C5

13. Tulislah peristiwa menyedihkan yang pernah kamu alami dan apa yang menyebabkan peristiwa tersebut !berilah alasanmu

6

Skor maksimal kognitif = 35

Presentase kognitif = 50%

Skor kognitif = Skor perolehan / Skor maksimal x50

2. Afektif

Level/Kategori No/Deskripsi Skor

1 2 3 4

Receiving

A1

1. Mendengarkan dan memperhatikan ketika guru menyampaikan peraturan dalam diskusi

Responding

A2

2. Bertanya kepada guru dan teman diskusi tentang materi ataupun hal-hal yang kurang dipahami, serta menyatakan ide-idenya dengan bahasa yang baik dan sopan.

Valuing

A3

3. Duduk dengan tenang dan bersikap sopan saat diskusi.

Level/Kategori No/Deskripsi Skor

1 2 3 4

19

Page 18: BAB II

Organizing

A4

4. Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan mengorganisasi aktifitas selama pelaksanaan diskusi sampai selesai.

Characterizing

by a value

A5

5. Selama pelaksanaan pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilaksanakan dapat berperilaku baik (sopan, dapat mengambil keputusan dengan tepat, bertanggunmg jawab, mengorganisasi kegiatan dengan baik).

Deskripsi skor : 4 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

dengan sangat baik

3 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

dengan baik

2 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

dengan cukup baik

1 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

kurang baik

Skor maksimal afektif = 20

Presentase afektif = 30%

Skor afektif = Skor perolehan / Skor maksimal x 30

3. Psikomotor

Level/Kategori No/Deskripsi Skor

1 2 3 4

Imitasion

P1

1. Menirukan apa yang diinstruksikan guru yaitu melaksanakan diskusi sesuai dengan ahliyang dibagi pada kelompok asal.

Manipulation

P2

2. Dapat menggantikan teman satu kelompok asal yang melaporkan hasil diskusi dengan kelompok ahli meskipun dia bukan dari

20

Page 19: BAB II

kelompok ahli tersebutPrecision

P3

3. Dengan sangat teliti mengerjakan laporan hasil diskusi yang akan dipresentasikan

Articulation

P4

4. Mengucapkan puisi sesuai dengan makna dalam puisi tersebut dan tepat dalam menggambarkan eksopresi wajah saat membaca puisi.

Deskripsi skor : 4 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

dengan sangat baik

3 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

dengan baik

2 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

dengan cukup baik

1 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori

kurang baik

Skor maksimal psikomotor = 16

Presentase psikomotor = 20%

Skor psikomotor = Skor perolehan / Skor maksimal x 20

21