Download - BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Model Tematik
Pembelajaran terpadu model tematik merupakan salah satu model dari
pembelajaran terpadu, yaitu model terjala (webbed). Yang pada akhirnya
menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasikan
dipadukan oleh suatu tema. Tema diambil dan dikembangkan dari luar mata
pelajaran, tapi tetap sejalan dengan Kompetensi Dasar dan topik-topik dari
mata pelajaran (kurniawan, 2011:77).
Salah satu model pembelajaran terpadu adalah Model pembelajaran
terjaring (webbed), ini adalah model yang paling popular yakni integrasi
jaringan tema. Guru memandang kurikulum melalui sebuah teleskop untuk
gambaran dari seluruh kumpulan subjek mata pelajaran dan kegiatan.Pemikiran
tema yang memupuk webbed adalah isi kurikulum dan disiplin ilmu;mata
pelajaran dengan menggunakan tema untuk menyaring konsep-konsep yang
sesuai, topik-topik, dan ide-ide (Forgaty, 1991:53).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu
model tematik ini adalah salah satu model dari sepuluh model yang ada pada
pembelajaran terpadu. Pengorganisasian materi yang terintegrasikan dipadukan
oleh suatu tema dan materi pembelajaran yang disampaikan harus dapt
dimengerti dan bernakna bagi siswa.
B. Pengertian Prinsip Pembelajaran Terpadu model Tematik
Prinsip merupakan segala sesuatu yang bersifat mendasar, sangat
penting, selalu ada dalam situasi atau kondisi yang serupa. Dengan demikian
prnsip pembelajaran terpadu adalah segala sesuatu yang bersifat mendasar,
sangat penting, dan selalu ada dalam pembelajaran terpadu, keberadaanya
penting karena berfungsi untuk memberikan pedoman dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran terpadu.
Dalam pembelajarn terpadu model tematik ini selain memperhatikan
prinsip-prinsip belajar dan implikasinya bagi guru dalam pembelajaran, juga
ditambah sejumlah prinsip pembelajaran khusus yang sudah dikontekskan
3
dalam pembelajaran terpadu. Berikut ini adalah beberapa prinsip dari
pembelajaran terpadu yang perlu diperhatikan oleh guru:
1. Berpusat pada anak
Pada pembelajaran terpadu memposisikan siswa sebagai pusat dari
kegiaan pembelajaran. Yang artinya pembelajaran yang berlangsung
dirancang dengan memperhatikan aspek anak ditinjau dari segi tujuan dan
proses pembelajaran.
2. Pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu memberikan peluang besar pada siswa
untuk mendapatkan pengalaman langsung darimateri yang dipelajarinya.
Sehingga informasi yang diterima benar-benar informasi yang dialami siswa
secara langsung. Dengan demikian, pembelajaran lebih bermakna untuk
anak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas
Dalam pembelajaran terpadu materi disajikan dalam satu fokus tema
tertentu. Tema tersebut dipelajari dari berbagai sisis pandang dengan
menggunakan informasi yang ada dalam sejumlah bidang studi/mata
pelajaran. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki siswa atas tema
tersebut bisa lebih komperehensif dan lengkap. Isi bidang studi yang akan
dibahas disesuaikan relevansinya dengan tema. Dengan demikian sekat-
sekat antar bidang studi tidak tampak dan melebur dalam tema.
4. Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran.
Dalam satu kali proses pembelajaran terpadu model tematik ini
menyajikan bahasan materi dari beberapa mata pelajaran, namun identitas
dari tiap mata pelajaran sudah tidak tampak.
5. Fleksibel
Prinsip fleksibel ini merujuk pada tidak terfokusnya pembelajaran
pada satu bidang ilmu atau satu mata pelajaran, variasi kegiatan belajar baik
secara pendekatan dan metode maupun tempat belajar, untuk menentukan
tema yang akan dipelajari guru dapat menggunakan lebih dari satu cara.
4
6. Bermakna dan utuh
Pada pembelajaran terpadu sangat mempertimbangkan pembelajaran
baik dari prosesmaupun isi materi agar memiliki relevansi dengan sifat
siswa. dengan demikian pembelajaran akan lebih mudah untuk dipahami,
berguna, dan sesuai kebutuhan siswa. selain itu pada pembelajaran terpadu
mengupayakan agar seluruh aspek psikologis siswa dikembangkan secara
menyeluruh, mencakup semua ranah, (kognitif, afekktif, dan psikopmotor).
7. Memperhatikan waktu dan ketersedian sumber
Dalam pembelajaran terpadu hendaknya memperhatikan alokasi
waktu yang tersedia. Hal ini harus disadari dan dipertimbangkan, karena
dalam pembelajaran terpadu besar peluangnya untuk menggunakan waktu
yang lama apabila guru tidak merencanakan proposi penggunaan dan
kontrol waktu dalam pembelajaran.peluang ini bisa terjadi, karena dalam
pembelajaran terpadu akan membahas sejumlah materi dari beberapa mata
pelajaran. Dimana pada pelaksanaannya pembelajaran seperti itu
memerlukan waktu yang rel;atif lebih lama dibandingkan dengan
pembelajaran biasa.
Selain alokasi wakt, yang perlu diperhatikan guru adalah ketersediaan
sumber, yang artinya proses pembelajaran harus mempertimbangkan
sumberbelajar yang akan digunakan apakah tersedia, baik yang sifatnya by
design maupun yang by utilization. Selain itu sangat dianjurkan untuk
menggunakan sumber belajar yang ada dilingkungan setempat yang
memungkinkan bisa digunakan sebagai sumber belajar. Seperti, fasilitas
yang ada di sekolah, lingkungan dan sebagainya.
8. Tema terdekat dengan anak
Dalam penentuan tema pembelajaran guru harus mengusahakan agar
menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan keseharian anak. Dekat
disini memiliki makna baik dalam fisik maupun psikis dari siswa. dekat
dalam arti fisik adalah, segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar
kehidupan siswa misalnya tubuh, diri sendiri, keluarga, liburan dll.
Sedangkan dekat secara psikis memiliki arti, sesuai dengan tingkat
kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman siswa. prinsip ini sangat
5
penting diperhatikan, karena hal ini sejalan dengan teori belajar yang
menyatakan, belajar akan optimal apabila materi yang dipelajari menyatu
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah ada pada diri siswa.
9. Pencapaian kompetensi bukan tema.
Pada pembelajaran terpadu tujuan atau kompetensi yang jelas adalah
acuan yang harus dicapai. Meskipun ada tema yang menjadi fokus
pemusatan pembahasan materi dari beberapa mata pelajaran, tetap saja tema
bukan tujuan dari pembelajaran. Tema pada pembelajaran terpadu model
tematik ini merupakan pemersatu agar sejumlah materi bisa dikemas secara
terintegrasi dengan baik dan bisa disajikan sejalan dengan cara berpikir anak
yang masih memandang sesuatu sebagai suatu keseluruhan dan keterpaduan.
Jadi kompetensi yang ingin dicapai disesuaikan dengan Standar
kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator
pembelajaran, hal tersebut yang menjadi acuan dalam penguasaan
kompetensi yang dimiliki siswa.
C. Kelebihan Pembelajarn Terpadu Model Tematik
Kelebihan dari pendekatan tematik untuk kurikulum terpadu adalah
faktor motivasi yang merupakan hasil dari pemilihan tema yang menarik.
Selain itu, model tematik atau pendekatan penulisan unit tidak asing bagi guru
berpengalaman dan perencanaan model kurikulum cukup mudah bagi guru
yang kurang berpengalaman untuk memahami. Ini juga fasilitas kerja tim
perencanaan sebagai tim lintas departemen/mata pelajaran bekerja untuk
menentukan tema ke dalam semua isi mata pelajaran. Pembelajaran terpadu
model tematik atau model webbed menyediakan perlindungan dan motivasi
untuk siswa. Memudahkan mereka untuk melihat perbedaan kegiatan dan ide-
ide yang terhubung (Fogarty, 1991:56).
Apabila pengertian di atas disimpulkan maka kelebihan dari model ini
adalah:
1. Faktor motivasi yang merupakan hasil dari pemilihan tema yang menarik.
2. Tidak asing bagi guru berpengalaman dan perencanaan model kurikulum
cukup mudah bagi guru yang kurang berpengalaman untuk memahami.
6
3. Memfasilitasi kerja tim perencanaan sebagai tim antar mata pelajaran
bekerja untuk menentukan tema ke dalam semua isi mata pelajaran.
4. Menyediakan perlindungan dan motivasi untuk siswa.
5. Memudahkan mereka untuk melihat perbedaan kegiatan dan ide-ide yang
terhubung.
D. Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Tematik
Kesulitan yang paling serius dengan model terjaring terletak pada
pemilihan tema. Ada kecenderungan untuk mengambil pada tema yang dekat
berguna dalam perencanaan kurikulum. Sering tema-tema buatan mengarah
pada kurikulum diciptakan. Juga, hati-hati harus digunakan tidak
mengorbankan lingkup logis dan diperlukan dan urutan yang melekat dalam
disiplin. Dalam model ini, guru dapat terjebak dalam penulisan kurikulum yang
mungkin tidak menjamin waktu yang terlibat dibandingkan dengan
penggunaan jangka panjang dari unit tematik dalam tahun-tahun mendatang.
(biasanya tema ini tidak terulang). Juga, guru dapat menjadi terfokus pada
kegiatan bukan pengembangan konsep dalam model ini, jadi hati-hati harus
digunakan untuk menjaga konten yang relevan dan ketat (Fogarty, 1991:56).
Apabila disimpulkan dari pernyataan diatas tentang kekurangan dari
pembelajaran terpadu model tematik ini adalah:
1. Kesulitan yang paling serius dengan model terjaring terletak pada pemilihan
tema.
2. Ada kecenderungan untuk mengambil pada tema yang dekat berguna dalam
perencanaan kurikulum.
3. Sering tema-tema buatan mengarah pada kurikulum diciptakan.
4. Diperlukan dan urutan yang melekat dalam disiplin.
5. Guru dapat terjebak dalam penulisan kurikulum yang mungkin tidak
menjamin waktu yang terlibat dibandingkan dengan penggunaan jangka
panjang dari unit tematik dalam tahun-tahun mendatang.
6. Guru dapat menjadi terfokus pada kegiatan bukan pengembangan konsep
dalam model ini, jadi hati-hati harus digunakan untuk menjaga konten yang
relevan dan ketat.
7
E. Pra Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Tematik
Sebelum menerapkan dilapangan guru harus mempersiapkan dengan
baik hal-hal yang akan dilakukan berkaitan dengan pembelajaran tematik ini.
Adapun hal-hal yang kita lakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran adalah,
1. Mengerti Apa itu Hakekat Tema
Tema adalah konsep atau prinsip yang menjadi fokus pengingat untuk
mempersatukan bahasan materi yang berasal dari beberapa mata pelajaran.
Fungsi tema bagi siswa sebagai fungsi pemusatan perhatian, holistikaliti,
dan kebermaknaan.
Yang dimaksud dengan fungsi pemusatan perhatian adalah, tema
berperan sebagai ide pokok yang akan menjadi fokus dalam pembelajaran.
Dimana bahasan pada tiap mata pelajaran akan terpusat pada tema. Tema
yang dipilih harus sesuai dengan ketertarikan siswa pada hal-hal tertentu,
sehingga dengan demikian siswa memiliki ketertarikan terhadap
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Fungsi yang ke dua yaitu fungsi hoslistikaliti, pada fungsi ini
penyatuan secara holistik atas materi yang beragam dijadikan satu. Hal ini
sejalan dengan cara pandang siswa SD terhadap dunia luar, dimana segala
sesuatu dipandang sebagai satu kesatuan.
Fungsi yang terakhir yaitu fungsi kebermaknaan. Bermakna disini
diartikan segala sesuatu yang memiliki kegunaan, berada dalam jangkauan
kemampuan berpikir anak, dan familiar dengan pengalaman anak. Oleh
karena itu tema dipilih dengan memperhatikan aspek anak, maka
pembelajaran semakin berarti karena pembahasannya disajikan merujuk
pada tema yang sudah dipertimbangkan dengan kegunaan, kemampuan
berpikir anak, dan berada dalam wawasan pengetahuan anak. Pembelajaran
bukan membicarakan sesuatu yang abstrak, sulit, dan tidak dikenal.
Sehingga seolah-olah mereka membicarakan sesuatu yang mereka tidak
ketahui, yang sulit dipahami siswa.
2. Kriteria Pemilihan Tema
Adapun kriteria yang harus dijadikan patokan untuk memilih tema
agar berfungsi dengan baik adalah,
8
a. Kontekstual yang artinya memperhatikan lingkungan terdekat dengan
siswa. memilih tema yang familiar dengan kehidupan siswa.
b. Tema harus bisa menstimuli aktivitas berpikir. Tema yang mampu
menstimuli pikiran adalah tema yang bisa dikembangkan menjadi suatu
bahasan yang luas, sehingga mampu meengembangkan kemampuan
berpikir siswa.
c. Sesuai dengan perkembangan, minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa.
d. Sesuai dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Tema harus sejalan
dengan kompetensi yang akan dikembangkan melalui proses
pembelajaran. Keselarasan antara tema dengan kompetensi akan
memperkuat proses belajar.
3. Prosedur Pengembangan Tema dan Jaringan Tema
Adapun prosedur dari pengembangan tema yang perlu diperhatikan
guru meliputi,
a. Tentukan tema. Adadua cara penentuan tema yaitu:
1) Merujuk pada KD kemudian baru menentukan tema
2) Menentukan tema terlebih dahulu baru disesuaikan dengan KD
b. Identifikasi KD dan materi y6ang sesuai dengan tema yang telah dipilih.
Pada tahap ini sesudah tema ditentukan, selanjutnya identifikasilah KD
dan mata pelajaran mana saja yang memiliki ide sejalan dengan tema.
c. Membuat peta jaringan tema, dengan merujuk dari hasil identifikasi.
Pada tahap ini peta jaringan tema adalah gambaran konseptual tentang
hubungan tema dengan materi yang sesuai yang ada dalam mata
pelajaran. Adapun penentuan jaringan tema didasarkan pada beberapa hal
di bawah ini,
1) Jaringan tema yang simpel, dalam arti jaringan tema harus sederhana
dalam pemilihan kata. Jaringan tema ininakan menjadi dasar dari
penyusunan RPP.
2) Sinkron, tema yang dipilih harus selaras dengan topik atau materi
yang akan dipadukan dari beberapa mata pelajaran, sehingga terdapat
kesesuaian ide antara materi denagn tema yang ditentukan.
9
3) Logis, penyusunan tema harus mengikuti logika tertentu yang
dipandang akan mempermudah siswa dalam belajar.
4) Mudah dipahami oleh setiap orang yang membacanya.
5) Terpadu. Jaringan tema yang dipilih harus menunjukkqan keterpaduan
dari sejumlah materi yang disatukan.
10
F. Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Tematik pada Kelas 2 SD
1. Jaringan Tema Kelas 2 semester I (satu)
11
B.IDiri sendiri yang berhubungan dengan sastra: Membaca
puisi. Cerita pendek.
PKnDiri sendiri yang berhubungan dengan PKn: Menghormati
pendapat orang lain.
Tolong menolong.
SBKDiri sendiri yang berhubungan dengan SBK: Bermain alat musik
sederhana. Membuat kerajinan
tangan.
IPADiri sendiri yang berkaitan dengan IPA: Bagian-bagian
tumbuhan. Cara merawat
tumbuhan.
Diri Sendiri
Matematika Diri sendiri yang berhubungan dengan Matematika: Membaca jam. Menggunakan
jam untuk aktivitas sehari-hari.
IPSDiri sendiri yang berhubungan dengan IPS: Dokumen keluarga. Pentingnua
memelihara dokumen keluarga.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
SK : 1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.
KD : 1.2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara
lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi
(berbicara).
PKn
SK : 1. Membiasakan hidup bergotong royong.
KD : 1.1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong.
IPA
SK : 1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,
pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat
hidup makhluk hidup.
KD : 1.1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan, dan tumbuhan,
pertumbuhan hewan, dan tumbuhan di sekitar rumah dan
sekolah melalui pengamatan.
IPS
SK : 1. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.
KD : 1.1. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.
Matematika
SK : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
KD : 1.1 Membandingkan bilangan sampai 500.
SBK
SK : 1. Mengapresiasi karya seni rupa.
KD : 1.2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada karya
seni rupa.
12
3. RPP Pembelajaran Terpadu Model Tematik
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :...............................
Alokasi waktu : 4 x 35 menit
Tema : Diri sendiri
Kelas/Semester : 2 (dua)/I (satu)
A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
1. Bahasa Indonesia
SK : 1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.
KD : 1.2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara
lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi
(berbicara).
2. PKn
SK : 1. Membiasakan hidup bergotong royong.
KD : 1.1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong.
3. IPA
SK : 1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,
pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat
hidup makhluk hidup.
KD : 1.1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan, dan tumbuhan,
pertumbuhan hewan, dan tumbuhan di sekitar rumah dan
sekolah melalui pengamatan.
4. IPS
SK : 1. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.
KD : 1.1. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.
5. Matematika
SK : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
KD : 1.1 Membandingkan bilangan sampai 500.
13
6. SBK
SK : 1. Mengapresiasi karya seni rupa.
KD : 1.2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada karya
seni rupa.
B. Indikator Pembelajaran
1. Kognitif
a. Memahami cerita pendek.
b. Mengerti makna dari gotong royong, hidup rukun, dan tolong menolong
c. Mengenal bagian-bagian tubuh hewan di sekitar lingkungan rumah.
d. Mengerti makna dari dokumen keluarga yang dimiliki.
e. Mampu membandingkan jumlah bilangan sampai dengan 500 dengan
tanda lebih kecil (<), dan lebih besar (>).
f. Mampu menggambar diri sendiri dan anggota keluarga.
2. Afektif
a. Memperhatikan dan berpartisipasi dengan baik saat melakukan diskusi
dengan kelompok asal dan kelompok ahli.
b. Memahami, mengulangi serta menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang didiskusika bersama dengan teman diskusi.
c. Duduk dengan sopan dan tenang serta memperhatikan diskusi baik
bersama kelompok asal maupun dengan kelompok ahli.
d. Menunjukkan perilaku ramah, sopan selama kegiatan diskusi
berlangsung.
3. Psikomotor
a. Menyatukan ide-idenya pada tiap mata pelajaran yang berasal dari
diskusi bersama kelompok ahli dengan kelompok asal.
b. Menuliskan materi yang didapatkan dari kelompok ahli untuk
disampaikan pada kelompok asal.
c. Mengambil keputusan apa yang akan dilakukan berkaitan dengan hasil
diskusi yang dilakukan dengan kelompok asal.
d. Melakukan koordinasi dan diskusi dengan baik bersama kelompok ahli
maupun kelompok asal.
14
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli yang hasilnya
disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat memahami cerita
pendek.
b. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli dan hasil diskusi
disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat mengerti makna dari
gotong royong, hidup rukun, dan tolong menolong
c. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli yang hasilnya
disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat mengenal bagian-
bagian tubuh hewan di sekitar lingkungan rumah.
d. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli dan hasilnya
disampaikan kepada kelompok asal siswa dapat mengerti makna dari
dokumen keluarga yang dimiliki.
e. Dengan melakukan diskusi bersama kelompok ahli yang hasilnya
disampaikan kepada kelompok asal siswa mampu membandingkan
jumlah bilangan sampai dengan 500 dengan tanda lebih kecil (<), dan
lebih besar (>).
f. Dengan melihat contoh gambar siswa mampu mampu menggambar diri
sendiri dan anggota keluarga.
2. Afektif
a. Selama diskusi dengan kelompok ahli maupun kelompok asal siswa
selalu memperhatikan dan berpartisipasi dengan baik saat melakukan
diskusi dengan kelompok asal dan kelompok ahli.
b. Dengan melakukan diskusi untuk membahas materi siswa dapat
memahami, mengulangi serta menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang didiskusikan bersama dengan teman diskusi.
c. Selama diskusi siswa duduk dengan sopan dan tenang serta
memperhatikan diskusi baik bersama kelompok asal maupun dengan
kelompok ahli.
d. Selama diskusi berlangsung siswa dapat menunjukkan perilaku ramah,
sopan, dan bertanggung jawab.
15
4. Psikomotor
a. Siswa dapat menyatukan ide-idenya pada tiap mata pelajaran yang
berasal dari diskusi bersama kelompok ahli dengan kelompok asal.
b. Dengan diskusi yang dilakukan siswa dapat menuliskan materi yang
didapatkan dari kelompok ahli untuk disampaikan pada kelompok asal.
c. Siswa dapat mengambil keputusan apa yang akan dilakukan berkaitan
dengan hasil diskusi yang dilakukan dengan kelompok asal.
d. Siswa dapat melakukan koordinasi dan diskusi dengan baik bersama
kelompok ahli maupun kelompok asal pada saat kegiatan pembelajaran.
D. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Berbagai macam gambar yang berhubungan dengan, gotong royong,
hidup rukun, tolong menolong, bagian-bagian tubuh hewan, dokumen
keluarga, gambar anggota keluarga.
b. Contoh dokumen keluarga.
2. Sumber Belajar
a. Umi, arik. 2012. Asyik Belajar IPA di Sekolah Dasar Kelas 2.
Surabaya: Bumi aksara.
b. Umi, arik. 2012. Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 2. Semarang:
Remaja Rosdakarya.
c. Umi, arik. 2012. Mari Belajar IPS SD Kelas 2. Jakarta: Erlangga.
d. Umi, arik. 2012. Matematika yang Menyenangkan untuk SD Kelas 2.
Surabaya: Bumi aksara.
e. Umi, arik. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan kelas 2 SD.Jakarta:
Erlangga.
f. Umi, arik. 2011. Seni menggambar untuk Kelas Awal SD.Bandung:
Remaja Rosdakarya.
g. Fogarty, Robin. 1991. The Mindful School: How to Integrate the
Curricula. IRI/Skylight Publishing, Inc: Palatine, Illinois.
E. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2. Metode: Diskusi, penugasan, Ceramah, Tanya jawab, Presentasi.
16
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Salam pembuka
b. Mengkondisikan kelas dan memberikan motivasi belajar kepada siswa.
c. Melakukan apersepsi (mengkaitkan materi yang telah dipelajari dengan
materi yang akan dipelajari).
2. Kegiatan inti (120 menit)
a. Siswa dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan enam siswa pada
tiap kelompoknya (kelompok asal).
b. Guru menentetukan nama kelompok yaitu dengan nama mata pelajaran
yang akan dipelajari (matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKn,
dan SBK).
c. Guru memberi petunjuk kepada siswa tentang tata cara, dan tata tertib
pelaksanaan diskusi.
d. Siswa pada kelompok asal membagi anggota kelompoknya untuk
menjadi utusan diskusi pada kelompok ahli.
e. Siswa dari kelompok asal yang telah dibagi kelompok ahlinya
berkumpul dengan kelompok ahli yang sesuai dengan bidang yang akan
dipelajari.
f. Siswa pada kelompok ahli berdiskusi membahas tentang materi yang
ditentukan oleh guru.
g. Setelah waktu diskusi selesai siswa pada yang berada pada kelompok
ahli kembali pada kelompok asalnya.
h. Siswa pada kelompok asal berdiskusi tentang materi-materi yang
didapatkan saat berdiskusi dengan kelompok ahli.
i. Tiap-tiap kelomppok asal menuliskan hasil materi dari diskusi yang
telah dilakukan.
j. Perwakilan tiap kelompok melaporkan hasil diskusi yang telah
dilakukan dengan ditanggapi atau di beri pertanyaan dari kelompok
lain.
k. Guru menambahkan materi-materi pada tiap mata pelajaran yang telah
dijadikan tema.
17
l. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan mencatat
simpulan materi tersebut.
m. Siswa diminta mengisi butir soal evaluasi yang dibagikan.
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Melakukan refleksi pembelajaran bersama siswa.
b. Mengkondisikan kelas.
c. Salam penutup.
G. Evaluasi
1. Kognitif
Kategori/ Ranah
No/Soal Skor
Pengetahuan
(knowledge)
C1
1. KTP, Kartu Keluarga, Akta kelahiran termasuk dalam jenis apa ?Jawaban: Dokumen keluarga.
2. 150......200 Jawaban: < (lebih kecil)
3. Gambar, lukisan, dan patung termasuk jenis karyaseni ?Jawaban: Seni rupa
1
Pemahaman (comprehension)
C2
4. Sebutkan dua contoh karya seni rupa ?Jawaban: lukisan, patung, topeng.
5. Andi dan Tono bertengkar ketika di sekolah, dalam hal ini mereka tidak bersikap hidup ?Jawaban: rukun
6. Guruku engkau selalu membimbing kami tanpa lelah. Setiap hari engkau mendidik kami tanpa pamrih. Terima kasih atas jasa-jasamu wahai guruku...Kalimat di atas termasuk kata-kata yang ada dalam ?Jawaban: Puisi
7. Sebutkan dua bagian tubuh dari hewan berkaki empat ?Jawaban: kepala, leher, mata, telinga.
2
18
Ranah/Kategori
No/Soal Skor
Penerapan
(application)
C3
8. Berilah contoh hidup rukun, dan tolong menolong dalam kehidupanmu !
9. Sebutkan dua contoh hewan yang kamu pelihara dan tuliskan bagian-bagian tubuh hewan tersebut !
10. Kamu memiliki jambu sebanyak 350 biji sedangkan temanmu memiliki 250 biji mana jumlah jambu yang lebih banyak ?
3
Analisis
(analysis)
C4
11. Tulislah dua manfaat dari memelihara dokumen dokumen keluarga
4
Sintesis
(syntesis)
C5
12. Tulislah rangkuman dari hasil diskusi yang kamu lakukan bersama kelompok ahli !
5
Evaluasi
(evaluation)
C5
13. Tulislah peristiwa menyedihkan yang pernah kamu alami dan apa yang menyebabkan peristiwa tersebut !berilah alasanmu
6
Skor maksimal kognitif = 35
Presentase kognitif = 50%
Skor kognitif = Skor perolehan / Skor maksimal x50
2. Afektif
Level/Kategori No/Deskripsi Skor
1 2 3 4
Receiving
A1
1. Mendengarkan dan memperhatikan ketika guru menyampaikan peraturan dalam diskusi
Responding
A2
2. Bertanya kepada guru dan teman diskusi tentang materi ataupun hal-hal yang kurang dipahami, serta menyatakan ide-idenya dengan bahasa yang baik dan sopan.
Valuing
A3
3. Duduk dengan tenang dan bersikap sopan saat diskusi.
Level/Kategori No/Deskripsi Skor
1 2 3 4
19
Organizing
A4
4. Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan mengorganisasi aktifitas selama pelaksanaan diskusi sampai selesai.
Characterizing
by a value
A5
5. Selama pelaksanaan pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir dilaksanakan dapat berperilaku baik (sopan, dapat mengambil keputusan dengan tepat, bertanggunmg jawab, mengorganisasi kegiatan dengan baik).
Deskripsi skor : 4 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
dengan sangat baik
3 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
dengan baik
2 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
dengan cukup baik
1 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
kurang baik
Skor maksimal afektif = 20
Presentase afektif = 30%
Skor afektif = Skor perolehan / Skor maksimal x 30
3. Psikomotor
Level/Kategori No/Deskripsi Skor
1 2 3 4
Imitasion
P1
1. Menirukan apa yang diinstruksikan guru yaitu melaksanakan diskusi sesuai dengan ahliyang dibagi pada kelompok asal.
Manipulation
P2
2. Dapat menggantikan teman satu kelompok asal yang melaporkan hasil diskusi dengan kelompok ahli meskipun dia bukan dari
20
kelompok ahli tersebutPrecision
P3
3. Dengan sangat teliti mengerjakan laporan hasil diskusi yang akan dipresentasikan
Articulation
P4
4. Mengucapkan puisi sesuai dengan makna dalam puisi tersebut dan tepat dalam menggambarkan eksopresi wajah saat membaca puisi.
Deskripsi skor : 4 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
dengan sangat baik
3 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
dengan baik
2 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
dengan cukup baik
1 = Apabila siswa dalam melakukan level/kategori
kurang baik
Skor maksimal psikomotor = 16
Presentase psikomotor = 20%
Skor psikomotor = Skor perolehan / Skor maksimal x 20
21